MAKALAH
Oleh:
1. Arif Kushendarti
2. Muryati
3. Novera Arisnadani
4. Ulik Tzalaza
5. Wahyu Jati Pratiwi
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
DAFTAR ISI.................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian......................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian....................................................................... 6
BAB IIIPEMBAHASAN................................................................................. 14
BAB IV PENUTUPAN.................................................................................... 16
A. Kesimpulan.................................................................................. 16
ii
B. Saran............................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization), di seluruh dunia setiap
menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait
dengan kehamilan,persalinan dan nifas. Dengan kata lain, 1.400
perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan
meninggal setiap tahun (Riswandi, 2005). Menurut Hasil Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia menyebutkan bahwa AKI pada tahun
2007 sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu ini turun
dibandingkan pada tahun 2002 yang mencapai 307/100.000 kelahiran
hidup (Departemen Kesehatan Indonesia, 2007). Berdasarkan Survey
Kesehatan Daerah tahun 2006, AKI di provinsi Jawa Tengah sebesar
101/100000 kelahiran hidup. Sedangkan tahun 2007, sebesar
116,3/100000 kelahiran hidup. Kematian maternal diantaranya 41% pada
waktu nifas, 28,5% disebabkan karena perdarahan, 22% eklamsia dan 10%
infeksi (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2008).
Kehamilan merupakan suatu kehidupan seorang wanita yang mana
kehamilan akan membuat tubuh wanita berubah. Perubahan fisik tersebut
sesungguhnya merupakan suatu mekanisme adaptasi yang dilakukan tubuh
untuk menghadapi dan mempersiapkan berbagai kebutuhan pada waktu
hamil dan melahirkan. Bertambahnya berat badan dan membesarnya
rahim menyebabkan perubahan pada postur tubuh, yang biasanya
memasuki 2 trimester II dan makin jelas pada trimester III. Perubahan
pada postur tubuh menyebabkan perubahan pusat gravitasi ke depan
(Maryati dan Sukarti, 2011).
Selama kehamilan otot-otot abdomen secara bertahap akan melebar
atau melonggar seiring bertambahnya usia kehamilan hal ini menyebabkan
terjadinya pengurangan tonus otot dan akan terlihat jelas pada periode post
partum sehingga membuat dinding otot perut menjadi lemah dan terjadi
4
5
Otot perut dan otot dasar panggul merupakan otot penyokong uterus.
Tanpa otot tersebut maka otot uterus akan lemah. Latihan otot perut dan
otot dasar panggul dapat meningkatkan srikulasi arah sehingga akan
meningkatkan oksigen ke jaringan yaitu jaringan di endometrium (Myles,
009), (Moore, Keith, et al, 2002). Latihan otot dasar panggul memberikan
manfaat mengembalikan tonus otot-otot dasar panggul sehingga akan
mengembalikan tonus otot yang baik selama masa nifas, sedangkan latihan
otot abdomen akan memberikan stimulus terhadap otot uterus sehingga
meningkatkan tonus otot uterus kembali sebelum hamil dan akan
mempercepat terjadinya involusio uteri dan jika latihan tersebut tidak
dilakukan akan menimbulkan involusio yang tidak baik, sehingga sisa
darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh, menimbulkan perdarahan yang abnormal karena
kontraksi uterus yang kurang.
Para ibu kerap merasa takut melakukan gerakan demi gerakan
setelah persalinan, dikarenakan ibu merasa khawatir gerakan yang
diakukan justru menimbulkan dampak seperti nyeri dan pendarahan.
Padahal 6 jam setelah persalinan normal ibu sudah boleh melakukan
mobilisasi dini termasuk senam nifas ( label, 2011).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian masa nifas?
2. Apa tahapan ibu nifas?
3. Apakah pengertian senam nifas?
4. Apakah tujuan senam nifas?
5. Apakah manfaat senam nifas?
6. Apakah kontraindikasi senam nifas?
7. Kapan waktu dilakukannya senam nifas?
8. Apakah kerugian bila tidak melakukan senam nifas?
9. Bagaimana pelaksanaan senam nifas?
10. Apakah persiapan senam nifas?
7
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian masa nifas.
2. Mengetahui tahapan ibu nifas.
3. Mengetahui pengertian senam nifas.
4. Mengetahui tujuan senam nifas.
5. Mengetahui manfaat senam nifas.
6. Mengetahui kontraindikasi senam nifas.
7. Mengetahui kapan waktu dilakukannya senam nifas.
8. Mengetahui kerugian bila tidak melakukan senam nifas.
9. Mengetahui pelaksanaan senam nifas.
10. Mengetahui persiapan senam nifas
11. Mengetahui latihan perut ibu nifas?
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penyusunan dari makalah ini yaitu memberikan informasi
kepada mahasiswa tentang senam nifas sampai macam-macam gerakan
senam nifas khususnya latihan perut ibu nifas sehingga memungkinkan
mahasiswa untuk dapat mengaplikasikannya pada pasien dengan asuhan
pada ibu nifas.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
kaki kiri dan renggangkan kaki kanan sehingga ada regangan penuh
pada seluruh bagian kanan tubuh. Lakukan 5-10 kali gerakan.
3. Hari ketiga Sikap tubuh terlentang tapi kedua kaki agak dibengkokan
sehingga kedua telapak kaki menyentuh lantai. Lalu angkat pantat ibu
dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5 lalu turunkan pantat ke
posisi semula dan ulangi gerakan hingga 5-10 kali.
4. Hari keempat Sikap tubuh bagian atas terlentang dan kaki ditekuk
±45º kemudian salah satu tangan memegang perut setelah itu angkat
tubuh ibu ±45º dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5. Lakukan
gerakan tersebut 5-10 kali.
5. Hari kelima Sikap tubuh masih terlentang kemudian salah satu kaki
ditekuk ±45º kemudian angkat tubuh dan tangan yang berseberangan
dengan kaki yang ditekuk usahakan tangan menyentuh lutut. Gerakan
ini dilakukan secara bergantian dengan kaki dan tangan yang lain.
Lakukan hingga 5-10 kali.
6. Hari keenam Sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga
paha membentuk sudut ±90º lakukan secara bergantian dengan kaki
yang lain. Lakukan 5-10 kali.
J. Persiapan senam nifas
Sebelum melakukan senam nifas ada hal-hal yang perlu
dipersiapkan yaitu sebagai berikut:
1. Memakai baju yang nyaman untuk berolahraga.
2. Persiapkan minum, sebaiknya air putih.
3. Bisa dilakukan di matras atau tempat tidur.
4. Ibu yang melakukan senam nifas di rumah sebaiknya mengecek
denyut nadinya dengan memegang pergelangan tangan dan
merasakan adanya denyut nadi kemudian hitung selama satu menit
penuh. Frekuensi nadi yang normal adalah 60-90 kali per menit.
5. Boleh diiringi dengan musik yang menyenangkan.
6. Petunjuk untuk bidan atau tenaga kesehatan yang mendampingi ibu
untuk melakukan senam nifas: perhatikan keadaan umum ibu dan
13
BAB III
PEMBAHASAN
otot rahim, dimana dengan peningkatan kerja otot rahim ini akan
jaringan otot kekurangan zat-zat yang diperlukan sehingga jaringan otot bisa
mengecil dan ukuran rahim juga akan mengecil. Penurunan TFU ini bisa
terjadi dengan baik bila kontraksi dalam uterus baik dan terus menerus.
Kontraksi uterus dapat meningkat dengan adanya senam nifas. Dimana hal ini
terjadi dari adanya peningkatan ion kalsium di ekstra sel yang berikatan dengan
meningkatkan miosin kinase dan terjadi fosforilase pada kepala miosin yang
berikatan dengan aktin sehingga terjadilah tarikan otot secara berkala sehingga
Dengan adanya kontraksi dan retraksi dari uterus yang terus menerus
diperlukan sehingga ukuran jaringan otot uterus akan mengecil. Selain itu juga
Penurunan TFU ini terjadi secara gradual, artinya tidak sekaligus tetapi
setingkat demi setingkat.39 TFU ini akan berkurang 1-2 cm setiap harinya dan
pada hari ke-9 uterus tidak dapat teraba. Pada penelitian Ulfah dan Safitri
15
(2016) didapatkan hasil bahwa terdapat penurunan tinggi fundus uterus lebih
dengan latihan otot dasar panggul saja. Sehingga pada ibu yang senam nifas
penuruna TFU berlangsung lebih cepat dari pada yang tidak senam. Hal ini
karena manfaat senam nifas adalah mempercepat involusi uterus yang tandanya
bahwa senam nifas juga meningkatkan otot perut pada kondisi ibu nifas dengan
pasca operasi section caesaria. Sehingga senam ibu nifas akan sangat
berpengaruh bagi kembalinya otot perut baik untuk ibu nifas dengan persalinan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut :
1. Involusi uteri pada ibu nifas yang melakukan latihan perut pada ibu
2. Dalam melakukan senam nifas khususnya latihan perut pada ibu nifas
B. Saran
dan membuat program pelayanan latihan senam nifas pada Ibu pada
DAFTAR PUSTAKA
8. Maryuni, Okaa IGA.2005. Ibu post partum Hari 1 sampai VII dengan dan
tanpa Senam Nifas Terhadap involusi Uterus. Sarathi vol. 15, No. 3
Oktober 2008
12. Scelay, Stephens and Tate. 2004. Anatomy and Physiology. Sixth Edition.
The McGraw Hill Companies.
14. Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
(hlm:71- 76).
18
15. Tri Cahyani, R., & Wahyuni, S. (2019). Penatalaksanaan Senam Nifas untuk
Meningkatkan Kekuatan Otot Perut pada Kondisi Pasca Oprasi
Section Caesarean di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA).