Anda di halaman 1dari 18

LATIHAN PERUT PADA IBU NIFAS

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas NAT II


SarjanaTerapan Kebidanan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada
Semarang

Oleh:
1. Arif Kushendarti
2. Muryati
3. Novera Arisnadani
4. Ulik Tzalaza
5. Wahyu Jati Pratiwi

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2020

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

DAFTAR ISI.................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

B. Rumusan Masalah........................................................................ 5

C. Tujuan Penelitian......................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian....................................................................... 6

BAB II TINJAUAN TEORI............................................................................ 7

A. Pengertian Masa Nifas................................................................. 7

B. Tahapan Masa Nifas.................................................................... 7

C. Pengertian Senam Nifas............................................................... 7

D. Tujuan Senam Nifas.................................................................... 8

E. Manfaat Senam Nifas.................................................................. 8

F. Kontra Indikasi Senam Nifas....................................................... 10

G. Waktu Dilakukan Senam Nifas................................................... 10

H. Kerugian Bila Tidak Melakukan Senam Nifas............................ 11

I. Pelaksanaan Senam Nifas............................................................ 11

J. Persiapan Senam Nifas................................................................ 12

K. Latihan Perut Nifas...................................................................... 13

BAB IIIPEMBAHASAN................................................................................. 14

BAB IV PENUTUPAN.................................................................................... 16

A. Kesimpulan.................................................................................. 16

ii
B. Saran............................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization), di seluruh dunia setiap
menit seorang perempuan meninggal karena komplikasi yang terkait
dengan kehamilan,persalinan dan nifas. Dengan kata lain, 1.400
perempuan meninggal setiap hari atau lebih dari 500.000 perempuan
meninggal setiap tahun (Riswandi, 2005). Menurut Hasil Survey
Demografi dan Kesehatan Indonesia menyebutkan bahwa AKI pada tahun
2007 sebesar 228/100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu ini turun
dibandingkan pada tahun 2002 yang mencapai 307/100.000 kelahiran
hidup (Departemen Kesehatan Indonesia, 2007). Berdasarkan Survey
Kesehatan Daerah tahun 2006, AKI di provinsi Jawa Tengah sebesar
101/100000 kelahiran hidup. Sedangkan tahun 2007, sebesar
116,3/100000 kelahiran hidup. Kematian maternal diantaranya 41% pada
waktu nifas, 28,5% disebabkan karena perdarahan, 22% eklamsia dan 10%
infeksi (Dinas Kesehatan Kota Semarang, 2008).
Kehamilan merupakan suatu kehidupan seorang wanita yang mana
kehamilan akan membuat tubuh wanita berubah. Perubahan fisik tersebut
sesungguhnya merupakan suatu mekanisme adaptasi yang dilakukan tubuh
untuk menghadapi dan mempersiapkan berbagai kebutuhan pada waktu
hamil dan melahirkan. Bertambahnya berat badan dan membesarnya
rahim menyebabkan perubahan pada postur tubuh, yang biasanya
memasuki 2 trimester II dan makin jelas pada trimester III. Perubahan
pada postur tubuh menyebabkan perubahan pusat gravitasi ke depan
(Maryati dan Sukarti, 2011).
Selama kehamilan otot-otot abdomen secara bertahap akan melebar
atau melonggar seiring bertambahnya usia kehamilan hal ini menyebabkan
terjadinya pengurangan tonus otot dan akan terlihat jelas pada periode post
partum sehingga membuat dinding otot perut menjadi lemah dan terjadi
4
5

penurunan kekuatan otot perut (Maryani dan Sukarti, 2011). Setelah


melahirkan dinding abdomen masih lunak dan kendor diakibatkan karena
putusnya serat-serat elastic kulit distensi yang berlangsung lama akibat
membesarnya uterus selama kehamilan. Proses persalinan dimulai sejak
uterus berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka
dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap
(Verney, 2008).
Periode post partum ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai
organ -organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil.
Senam nifas membantu memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki sikap
tubuh setelah hamil dan melahirkan, memperbaiki tonus otot pelvis, dan
otot vagina, memperbaiki regangan otot tungkai bawah, dan memperkuat
otot-otot dasar perut dan dasar panggul (suherni, 2009). Salah satu upaya
untuk mengembalikan keadaan normal dan meningkatkan kekuatan otot
perut adalah dengan olahraga. Olahraga bermanfaat untuk meningkatkan
stamina, meningkatkan kekuatan otot, 3 memperbaiki peredaran darah,
menjaga kekuatan otot serta memperbaiki kelenturan otot (Deka, 2008).
Jenis olahraga yang sesuai dengan kondisi ibu setelah melahirkan
adalah senam nifas. Senam nifas merupakan suatu latihan yang dapat
dilakukan 24 jam setelah melahirkan dengan gerakan yang telah
disesuaikan dengan kondisi ibu-ibu setelah melahirkan yang bertujuan
untuk mempertahankan dan meningkatkan sirkulasi ibu pada masa nifas,
serta membantu meningkatkan kekuatan otot perut setelah melahirkan
(Brayshaw, 2008). Jika terjadi kelemahan otot perut maka otot dinding
perut tidak memiliki daya pantul yang kuat (fungsisebagai main-tenance
of posture/brace akan menurun atau hilang) dan bahkan sebagian besar
gaya hasil konstraksi uterus diteruskan keluar (akan hilang). Akibatnya
gaya hasil kontraksi otot uterus yang mengarah intra uteri lebih sedikit dan
tidak berfungsi optimal untuk mengeluarkan cairan lochea dari dalam
uterus selama proses involusi (Hartono, 2009).
6

Otot perut dan otot dasar panggul merupakan otot penyokong uterus.
Tanpa otot tersebut maka otot uterus akan lemah. Latihan otot perut dan
otot dasar panggul dapat meningkatkan srikulasi arah sehingga akan
meningkatkan oksigen ke jaringan yaitu jaringan di endometrium (Myles,
009), (Moore, Keith, et al, 2002). Latihan otot dasar panggul memberikan
manfaat mengembalikan tonus otot-otot dasar panggul sehingga akan
mengembalikan tonus otot yang baik selama masa nifas, sedangkan latihan
otot abdomen akan memberikan stimulus terhadap otot uterus sehingga
meningkatkan tonus otot uterus kembali sebelum hamil dan akan
mempercepat terjadinya involusio uteri dan jika latihan tersebut tidak
dilakukan akan menimbulkan involusio yang tidak baik, sehingga sisa
darah tidak dapat dikeluarkan dan menyebabkan infeksi ditandai dengan
peningkatan suhu tubuh, menimbulkan perdarahan yang abnormal karena
kontraksi uterus yang kurang.
Para ibu kerap merasa takut melakukan gerakan demi gerakan
setelah persalinan, dikarenakan ibu merasa khawatir gerakan yang
diakukan justru menimbulkan dampak seperti nyeri dan pendarahan.
Padahal 6 jam setelah persalinan normal ibu sudah boleh melakukan
mobilisasi dini termasuk senam nifas ( label, 2011).

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian masa nifas?
2. Apa tahapan ibu nifas?
3. Apakah pengertian senam nifas?
4. Apakah tujuan senam nifas?
5. Apakah manfaat senam nifas?
6. Apakah kontraindikasi senam nifas?
7. Kapan waktu dilakukannya senam nifas?
8. Apakah kerugian bila tidak melakukan senam nifas?
9. Bagaimana pelaksanaan senam nifas?
10. Apakah persiapan senam nifas?
7

11. Bagaimana latihan perut ibu nifas?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian masa nifas.
2. Mengetahui tahapan ibu nifas.
3. Mengetahui pengertian senam nifas.
4. Mengetahui tujuan senam nifas.
5. Mengetahui manfaat senam nifas.
6. Mengetahui kontraindikasi senam nifas.
7. Mengetahui kapan waktu dilakukannya senam nifas.
8. Mengetahui kerugian bila tidak melakukan senam nifas.
9. Mengetahui pelaksanaan senam nifas.
10. Mengetahui persiapan senam nifas
11. Mengetahui latihan perut ibu nifas?

D. Manfaat Penulisan
Manfaat penyusunan dari makalah ini yaitu memberikan informasi
kepada mahasiswa tentang senam nifas sampai macam-macam gerakan
senam nifas khususnya latihan perut ibu nifas sehingga memungkinkan
mahasiswa untuk dapat mengaplikasikannya pada pasien dengan asuhan
pada ibu nifas.
8

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Masa Nifas


Pengertian nifas Masa nifas (puerperium) adalah masa dimulai
beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu setelah
melahirkan (Marmi, 2012). Pengertian lainnya, masa nifas adalah masa
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6
minggu (Saleha, 2009).
Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa masa nifas
(puerperium) masa yang berlangsung sekitar 6 minggu yang dimulai
beberapa jam setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil.
B. Tahapan masa nifas
Tahapan masa nifas Menurut Anggraini (2010), tahapan masa nifas
di bagi atas:
1. Puerperium dini
Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan
berdiri dan berjalan - jalan.
2. Puerperium intermedial
Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat
genetalia yang lamanya 6–8 minggu.
3. Remote puerperium
4. Remote puerperium yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan
sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna bisa
berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.
C. Pengertian senam nifas
Senam nifas adalah latihan gerak yang dilakukan secepat mungkin
setelah melahirkan, supaya otot-otot yang mengalami peregangan selama
9

kehamilan dan persalinan dapat kembali kepada kondisi normal seperti


semula (Sukaryati dan Maryunani, 2011). Menurut Widianti dan
Proverawati (2010), senam nifas adalah latihan jasmani yang dilakukan
oleh ibu-ibu setelah melahirkan, dimana fungsinya adalah untuk
mengembalikan kondisi kesehatan, untuk mempercepat penyembuhan,
mencegah timbulnya komplikasi, memulihkan dan memperbaiki
regangan pada otot-otot setelah kehamilan, terutama pada otot-otot
bagian punggung, dasar panggul dan perut.
D. Tujuan senam nifas
Menurut Walyani dan Purwoastuti (2015), tujuan dilakukannya
senam nifas pada ibu setelah melahirkan adalah:
1. Membantu mempercepat pemulihan keadaan ibu.
2. Mempercepat proses involusi uterus dan pemulihan fungsi alat
kandungan.
3. Membantu memulihkan kekuatan dan kekencangan otot-otot panggul,
perut dan perineum terutama otot yang berkaitan selama kehamilan
dan persalinan.
4. Memperlancar pengeluaran lochea.
5. Membantu mengurangi rasa sakit pada otot-otot setelah melahirkan.
6. Merelaksasi otot-otot yang menunjang proses kehamilan dan
persalinan.
7. Meminimalisir timbulnya kelainan dan komplikasi nifas, misalnya
emboli, trombosia, dan lain-lain.
E. Manfaat senam nifas
Manfaat senam nifas secara umum menurut Sukaryati dan
Maryunani (2011), adalah sebagai berikut:
1. Membantu penyembuhan rahim, perut, dan otot pinggul yang
mengalami trauma serta mempercepat kembalinya bagian-bagian
tersebut ke bentuk normal.
10

2. Membantu menormalkan sendi-sendi yang menjadi longgar


diakibatkan kehamilan dan persalinan, serta mencegah pelemahan dan
peregangan lebih lanjut.
3. Menghasilkan manfaat psikologis yaitu menambah kemampuan
menghadapi stres dan bersantai sehingga mengurangi depresi pasca
persalinan
F. Kontra indikasi senam nifas
Ibu yang mengalami komplikasi selama persalinan tidak
diperbolehkan untuk melakukan senam nifas dan ibu yang keadaan
umumnya tidak baik misalnya hipertensi, pascakejang dan demam
(Wulandari dan Handayani, 2011). Demikian juga ibu yang menderita
anemia dan ibu yang mempunyai riwayat penyakit jantung dan paru-paru
seharusnya tidak melakukan senam nifas (Widianti dan Proverawati,
2010).
G. Waktu dilakukan senam nifas
Senam ini dilakukan pada saat ibu benar-benar pulih dan tidak ada
komplikasi obstetrik atau penyulit masa nifas (misalnya hipertensi,
pascakejang, demam). Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu 24
jam setelah melahirkan, kemudian dilakukan secara teratur setiap hari.
Dengan melakukan senam nifas sesegera mungkin, hasil yang didapat
diharapkan dapat optimal dengan melakukan secara bertahap.
Senam nifas sebaiknya dilakukan di antara waktu makan.
Melakukan senam nifas setelah makan membuat ibu merasa tidak
nyaman karena perut masih penuh. Sebaliknya jika dilakukan di saat
lapar, ibu tidak akan mempunyai tenaga dan lemas. Senam nifas bisa
dilakukan pagi atau sore hari. Gerakan senam nifas ini dilakukan dari
gerakan yang paling sederhana hingga yang tersulit (Marmi, 2012).
11

H. Kerugian bila tidak melakukan senam nifas


Kerugian bila tidak melakukan senam nifas menurut Sukaryati dan
Maryunani (2011), antara lain :
1. Infeksi karena involusi uterus yang tidak baik sehingga sisa darah
tidak dapat dikeluarkan.
2. Perdarahan yang abnormal, kontraksi uterus baik sehingga resiko
perdarahan yang abnormal dapat dihindarkan.
3. Trombosis vena (sumbatan vena oleh bekuan darah).
4. Timbul varises
I. Pelaksanaan Senam Nifas
Sebelum melakukan senam nifas, sebaiknya bidan mengajarkan
kepada ibu untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu. Pemanasan
dapat dilakukan dengan melakukan latihan pernapasan dengan cara
menggerak-gerakkan kaki dan tangan secara santai. Hal ini bertujuan
untuk menghindari kejang otot selama melakukan gerakan senam nifas.
Senam nifas sebaiknya dilakukan dalam waktu 24 jam setelah
melahirkan, kemudian dilakukan secara teratur setiap hari (Widianti dan
Proverawati, 2010).
Ada berbagai versi gerakan senam nifas, meskipun demikian tujuan
dan manfaatnya sama, berikut ini merupakan metode senam yang dapat
dilakukan mulai hari pertama sampai dengan hari keenam setelah
melahirkan menurut Sukaryati dan Maryunani (2011) yaitu:
1. Hari pertama Berbaring dengan lutut ditekuk. Tempatkan tangan di
atas perut di bawah area iga-iga. Napas dalam dan lambat melalui
hidung tahan hingga hitungan ke-5 atau ke-8 dan kemudian keluarkan
melalui mulut, kencangkan dinding abdomen untuk membantu
mengosongkan paru-paru. Lakukan dalam waktu 5-10 kali hitungan.
2. Hari kedua Berbaring terlentang, lengan dikeataskan diatas kepala,
telapak terbuka keatas. Kendurkan lengan kiri sedikit dan
renggangkan lengan kanan. Pada waktu yang bersamaan rilekskan
12

kaki kiri dan renggangkan kaki kanan sehingga ada regangan penuh
pada seluruh bagian kanan tubuh. Lakukan 5-10 kali gerakan.
3. Hari ketiga Sikap tubuh terlentang tapi kedua kaki agak dibengkokan
sehingga kedua telapak kaki menyentuh lantai. Lalu angkat pantat ibu
dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5 lalu turunkan pantat ke
posisi semula dan ulangi gerakan hingga 5-10 kali.
4. Hari keempat Sikap tubuh bagian atas terlentang dan kaki ditekuk
±45º kemudian salah satu tangan memegang perut setelah itu angkat
tubuh ibu ±45º dan tahan hingga hitungan ke-3 atau ke-5. Lakukan
gerakan tersebut 5-10 kali.
5. Hari kelima Sikap tubuh masih terlentang kemudian salah satu kaki
ditekuk ±45º kemudian angkat tubuh dan tangan yang berseberangan
dengan kaki yang ditekuk usahakan tangan menyentuh lutut. Gerakan
ini dilakukan secara bergantian dengan kaki dan tangan yang lain.
Lakukan hingga 5-10 kali.
6. Hari keenam Sikap tubuh terlentang kemudian tarik kaki sehingga
paha membentuk sudut ±90º lakukan secara bergantian dengan kaki
yang lain. Lakukan 5-10 kali.
J. Persiapan senam nifas
Sebelum melakukan senam nifas ada hal-hal yang perlu
dipersiapkan yaitu sebagai berikut:
1. Memakai baju yang nyaman untuk berolahraga.
2. Persiapkan minum, sebaiknya air putih.
3. Bisa dilakukan di matras atau tempat tidur.
4. Ibu yang melakukan senam nifas di rumah sebaiknya mengecek
denyut nadinya dengan memegang pergelangan tangan dan
merasakan adanya denyut nadi kemudian hitung selama satu menit
penuh. Frekuensi nadi yang normal adalah 60-90 kali per menit.
5. Boleh diiringi dengan musik yang menyenangkan.
6. Petunjuk untuk bidan atau tenaga kesehatan yang mendampingi ibu
untuk melakukan senam nifas: perhatikan keadaan umum ibu dan
13

keluhan-keluhan yang dirasakan, pastikan tidak ada kontra indikasi


dan periksa tanda vital secara lengkap untuk memastikan pulihnya
kondisi ibu yaitu tekanan darah, suhu pernafasan, dan nadi.
Perhatikan pula kondisi ibu selama senam. Tidak perlu memaksakan
ibu jika tampak berat dan kelelahan. Anjurkan untuk minum air putih
jika diperlukan.
K. Latihan perut ibu nifas
Latihan gerakan perut ibu nifas :
1. Goyang panggul / miring . Menarik di dasar panggul dan otot perut
bagian bawah . Tahan selama lima detik, bernapas secara normal
2. Knee rolling. Berbaring dan putar kedua lutut lembut ke setiap sisi,
menjaga bahu datar. merilekkan tubuh, bernapas dalam-dalam
3. Otot inti (perut dalam dan dasar panggul). Duduk tegak, rileks
bagian bawah perut letakkan ke dalam tangan . Bernapas secara
normal, menarik otot-otot dasar panggul dan tarik perlahan perut
Anda jauh dari tangan. Tahan selama lima detik kemudian relaks
4. Duduk Memutar. Duduk di depan kursi dengan tangan di paha,
tulang belakang memperpanjang, dada terbuka. Putar untuk
menempatkan tangan kiri di luar lutut kanan, tangan kanan di
belakang Luruskan kepala dengan dada. Ulangi pada sisi yang
berlawanan.
5. Butterfly. Duduk tinggi di depan kursi, tangan bersama-sama di
depan wajah, kaki rata di lantai. Buka lengan dan menarik tulang
belikat bersama-sama. Jaga bahu rileks.
14

BAB III
PEMBAHASAN

Senam nifas merupakan salah satu usaha untuk menguatkan kontraksi

otot rahim, dimana dengan peningkatan kerja otot rahim ini akan

mengakibatkan otot-otot dalam rahim akan terjepit. Sehingga menyebabkan

jaringan otot kekurangan zat-zat yang diperlukan sehingga jaringan otot bisa

mengecil dan ukuran rahim juga akan mengecil. Penurunan TFU ini bisa

terjadi dengan baik bila kontraksi dalam uterus baik dan terus menerus.

Kontraksi uterus dapat meningkat dengan adanya senam nifas. Dimana hal ini

terjadi dari adanya peningkatan ion kalsium di ekstra sel yang berikatan dengan

calmodulin, setelah calmodulin dan kalium ini berikatan maka akan

meningkatkan miosin kinase dan terjadi fosforilase pada kepala miosin yang

berikatan dengan aktin sehingga terjadilah tarikan otot secara berkala sehingga

terjadi kontraksi uterus yang terus menerus.

Dengan adanya kontraksi dan retraksi dari uterus yang terus menerus

maka akan terjadi penjepitan pembuluh darah sehingga terganggulah peredaran

darah ke uterus. Sehingga menyebabkan jaringan otot kekurangan zat yang

diperlukan sehingga ukuran jaringan otot uterus akan mengecil. Selain itu juga

peredaran darah ke uterus yang kurang ini mengakibatkan uterus mengalami

atropi dan ukuran 50 akan kembali kebentuk semula.

Penurunan TFU ini terjadi secara gradual, artinya tidak sekaligus tetapi

setingkat demi setingkat.39 TFU ini akan berkurang 1-2 cm setiap harinya dan

pada hari ke-9 uterus tidak dapat teraba. Pada penelitian Ulfah dan Safitri
15

(2016) didapatkan hasil bahwa terdapat penurunan tinggi fundus uterus lebih

cepat dengan kombinasi latihan otot abdomen dan panggul dibandingkan

dengan latihan otot dasar panggul saja. Sehingga pada ibu yang senam nifas

penuruna TFU berlangsung lebih cepat dari pada yang tidak senam. Hal ini

karena manfaat senam nifas adalah mempercepat involusi uterus yang tandanya

yaitu penurunan TFU dan pengeluaran lokia.

Menurut Penelitian Tri Cahyani dan Wahyuni (2019) didapatkan hasil

bahwa senam nifas juga meningkatkan otot perut pada kondisi ibu nifas dengan

pasca operasi section caesaria. Sehingga senam ibu nifas akan sangat

berpengaruh bagi kembalinya otot perut baik untuk ibu nifas dengan persalinan

normal maupun dengan operasi.


16

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Involusi uteri pada ibu nifas yang melakukan latihan perut pada ibu

nifas akan lebih cepat dibandingkan ibu yang tidak melakukan.

2. Dalam melakukan senam nifas khususnya latihan perut pada ibu nifas

dapat dilakukan bagi ibu nifas baik dengan persalinan pervaginam

maupun dengan operasi section caesaria.

B. Saran

Sebaiknya bagi institusi Rumah Sakit perlu meningkatkan

penyuluhan tentang pentingnya senam nifas pada ibu pasca melahirkan

dan membuat program pelayanan latihan senam nifas pada Ibu pada

setiap ibu untuk mempercepat proses involusi uteri agar dapat

meminimalkan komplikasi pada masa nifas.


17

DAFTAR PUSTAKA

1. Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia.


(hlm: 97-115).

2. Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. 2007. Profil Kesehatan


Provinsi Jawa Tengah 2006. Semarang: Dinas Kesehatan Pemerintah
Provins

3. El-Mekawy, Hanan.S, El-Lythy, and Adel F,El-Begawy, 2013. Effect of


Abdominal Exercises versus Abdominal Supporting belt on Post-
Partum Abdominal Efficiency and Rectus Separation

4. Farrer. 2001. Perawatan Maternitas. EGC. Jakarta Hapsary.

5. Jayanti.2011, perubahan anatomi dan adaptasi fisiologi pada ibuhamil


trimester 1, 11, dan 111 (http:// amazingbiges.blogspot.com 2011/05
perubahan anatomy dan adaptasi.html.diakses tanggal 29 juni 2014

6. Maryunani dan Sukarti. 2011. SenamHamil, SenamNifas, TerapiMusik.


Jakarta: Trans Info Media.

7. Maryati, 2009. Senam setelah melahirkan


(http://www.bayisehat.com/pregnancymainmenu39/777 senam setelah
melahirkan.html. diakses tanggal 15 november 2014

8. Maryuni, Okaa IGA.2005. Ibu post partum Hari 1 sampai VII dengan dan
tanpa Senam Nifas Terhadap involusi Uterus. Sarathi vol. 15, No. 3
Oktober 2008

9. Notoatmodjo, S. 2010. MetodologiPenelitianKesehatan. Jakarta: RinekaCipta

10. Oxorm, H. & Forte, W. R. 2010. Ilmu Kebidanan:


Patologi&FisiologiPersalinan. Yogyakarta: MedicaYayasanEssentia.

11. Prawirohardjo, 2008. Ilmu Kebidanan, FKUI : Jakarta

12. Scelay, Stephens and Tate. 2004. Anatomy and Physiology. Sixth Edition.
The McGraw Hill Companies.

13. Suherni. 2009. Perawatan Masa Nifas. Fitramaya : Yogyakarta.

14. Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika
(hlm:71- 76).
18

15. Tri Cahyani, R., & Wahyuni, S. (2019). Penatalaksanaan Senam Nifas untuk
Meningkatkan Kekuatan Otot Perut pada Kondisi Pasca Oprasi
Section Caesarean di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
Surakarta (Doctoral dissertation, UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH SURAKARTA).

16. Verney, Helen, 2008. Buku Ajaran Asuhan Kebidanan.

17. Widianti Anggriyana dan Prawati Atikah, 2010. Senam kesehatan.


Jakarta:SalembaMedika Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan.
Jakarta: YBP-SPUlfah, M., & Safitri, M. (2016). EFEKTIVITAS
KOMBINASI LATIHAN OTOT DASAR PANGGUL DAN PERUT
TERHADAP INVOLUSIO UTERI PADA IBU NIFAS. Bidan
Prada: Jurnal Publikasi Kebidanan Akbid YLPP Purwokerto, 7(2).

Anda mungkin juga menyukai