Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS PADA NY”N” UMUR 22 TAHUN

P1A0 POST PARTUM HARI KE-7 DENGAN KEBUTUHAN


TERAPI GUA SHA DI PMB PERMATA KUDUS

Di SusunOleh:

1. Ainy Hasanah (1904215)

2.Firdha Nailatul Ilmi (1904241)

3.Lusi Hemawati (1904223)

4.Mualifah (1904225)

5.Rini Puji Astuti (1904223)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KARYA HUSADA
SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menyusui merupakan peristiwa alamiah bagi seorang perempuan yang

bermanfaat untuk ibu dan bayi. Menyusui dapat mempercepat proses

pemulihan ibu pasca melahirkan dan juga mempererat interaksi antara ibu dan

bayi. Ibu post partum banyak yang menunda memberikan ASI karena

berbagai macam alasan misalnya ASI belum keluar, bayinya dirawat terpisah

dan ibu masih lemah. Hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah selama

proses menyusui. Salah satu masalah menyusui pada masa nifas adalah

pembengkakan payudara atau disebut juga bendungan ASI.

Pembengkakan payudara merupakan pembendungan air susu karena

penyempitan duktus laktiferusatau oleh kelenjar-kelenjar yang tidak

dikosongkan dengan sempurna. Payudara akan terasa sakit, panas, nyeri pada

perabaan, tegang, bengkak yang terjadi pada hari ketiga sampai hari keenam

setelah persalinan, ketika ASI secara normal dihasilkan.

Dampak yang timbul akibat pembengkakan payudara antara lain rasa

ketidaknyamanan pada ibu yaitu payudara menjadi keras, tampak mengkilat

dan kencang, nyeri pada aksila, terasa sakit, demam, puting tampak datar dan
bayi sulit menghisap payudara. Intervensi untuk meringankan gejala

pembengkakan payudara sangat dibutuhkan. Apabila tidak ada intervensi yang

baik, maka produksi air susu akan terganggu dan proses reabsorbsi dimulai

yang berhubungan dengan penyapihan dini.

Faktor resiko terjadinya pembengkakan payudara terkait dengan

terlambat mulai menyusui, menyusui jarang dan pendek, bayi menghisap

lemah, peningkatan mendadak dalam produksi susu, dan lesi putting. Faktor

penentu termasuk kesalahan dalam posisi menyusui, memakai bra yang terlalu

ketat dan ibu nifas yang tidak menyusui bayinya seperti bayi meninggal, atau

ibu dengan HIV positif.

Penanganan pembengkakan payudara secara farmakologis dapat

diberikan terapi simtomatis untuk mengurangi rasa sakitnya (analgetik) seperti

paracetamol, ibuprofen. Dapat juga diberikan lynoral tablet 3 kali sehari

selama 2-3 hari untuk membendung sementara produksi ASI.

Strategi untuk mengurangi pembengkakan payudara secara non

farmakologis dapat dilakukan dengan akupuntur, perawatan payudara

tradisional (kompres panas dikombinasikan dengan pijatan), teknik gua sha,

kompres panas dan dingin secara bergantian, kompres dingin, dan terapi

ultrasound.

Perawatan payudara masa nifas dapat membantu memperlancar

pengeluaran ASI. Perawatan payudara juga dapat dilakukan untuk mencegah

dan menangani masalah menyusui seperti pembengkakan payudara.Sebelum


melakukan perawatan payudara dibutuhkan persiapan dan peralatan serta ibu

harus membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengompresan dan

pengurutan atau pemijatan setiap tahapnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian gua sha?

2. Apa manfaat dari gua sha?

3. Bagaimana cara kerja dari gua sha?

4. Apa efek samping yang ditimbulkan dari teknik gua sha?

C. Tujuan

1. Mendiskripsikan pengertian gua sha

2. Mendiskripsikan manfaat gua sha

3. Menjelaskan cara kerja gua sha

4. Mendiskripsikan efek samping gua sha


BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Gua Sha

Gua sha adalah teknik penyembuhan pengobatan tradisional Asia Timur.

Kadang-kadang disebut ‘coining, spooning atau scraping’, gua sha didefinisikan

sebagai perseling persisten yang dibantu instrumen dari area pelumas permukaan

tubuh untuk secara sengaja menciptakan petechiae terapeutik sementara yang

disebut ‘sha’ yang mewakili ekstravasasi darah di subkutis.

Meningkatkan sha menghilangkan stagnasi darah yang dianggap patogen

dalam pengobatan tradisional Asia Timur. Penelitian modern menunjukkan

petechiae terapeutik sementara akan menghasilkan efek perlindungan anti-

inflamasi dan kekebalan tubuh yang bertahan beberapa hari setelah pengobatan

gua sha tunggal untuk menghilangkan rasa sakit yang dirasakan pasien dari rasa

sakit, kekakuan, demam, dingin, batuk, wheeze, mual dan muntah.

Gua sha dimaksudkan untuk mengatasi energi stagnan, yang disebut chi, di

dalam tubuh yang diyakini oleh praktisi mungkin bertanggung jawab atas

peradangan. Peradangan adalah penyebab dari beberapa kondisi yang

berhubungan dengan nyeri kronis. Menggosok permukaan kulit dianggap

membantu memecah energi ini, mengurangi peradangan dan meningkatkan

penyembuhan.
Gambar 2.1
Contoh alat yang dapat digunakan untuk melakukan teknik Gua Sha

B. Manfaat

Gua sha dapat mengurangi peradangan, jadi sering digunakan untuk

mengobati penyakit yang menyebabkan rasa sakit kronis, seperti artritis dan

fibromyalgia, serta yang memicu nyeri otot dan sendi.

Gua sha juga bisa meringankan gejala kondisi lain:

1. Hepatitis B

Hepatitis B adalah infeksi virus yang menyebabkan peradangan hati,

kerusakan hati dan jaringan parut hati. Penelitian menunjukkan bahwa gua sha

dapat mengurangi peradangan hati kronis. Satu studi kasus memperhatikan

seorang pria dengan enzim hati yang tinggi, sebuah indikator peradangan hati. Dia

diberi sha gua dan setelah 48 jam pengobatan ia mengalami penurunan enzim

hati. Hal ini menyebabkan para periset percaya bahwa gua sha memiliki
kemampuan untuk memperbaiki peradangan hati, sehingga mengurangi

kemungkinan kerusakan hati.

2. Sakit kepala migrain

Jika sakit kepala migrain tidak merespons obat bebas, gua sha bisa membantu.

Dalam sebuah penelitian, seorang wanita berusia 72 tahun yang hidup dengan

sakit kepala kronis menerima gua sha selama 14 hari. Migrainnya membaik

selama masa ini, menunjukkan bahwa teknik penyembuhan kuno ini bisa menjadi

obat yang efektif untuk sakit kepala.

3. Pembengkakan payudara

Pembengkakan payudara adalah kondisi yang dialami oleh banyak wanita

menyusui. Ini adalah saat payudara penuh dengan susu. Biasanya terjadi pada

minggu-minggu pertama menyusui atau jika ibu tersebut jauh dari bayi untuk

alasan apapun. Payudara menjadi bengkak dan menyakitkan, sehingga

menyulitkan bayi menyusui. Ini biasanya kondisi sementara. Dalam sebuah

penelitian, wanita diberi gua sha dari hari kedua setelah melahirkan sampai

meninggalkan rumah sakit. Rumah sakit menindaklanjuti wanita-wanita ini dalam

minggu-minggu setelah melahirkan dan mendapati bahwa banyak yang memiliki

lebih sedikit laporan pembengkakan, kepenuhan payudara dan ketidaknyamanan.

Hal ini mempermudah mereka untuk menyusui.

4. Sakit leher

Teknik gua sha mungkin juga terbukti efektif untuk mengatasi sakit leher

kronis. Untuk mengetahui keefektifan terapi ini, 48 partisipan penelitian dibagi


menjadi dua kelompok. Satu kelompok diberi gua sha dan yang lainnya

menggunakan alas pemanas panas untuk mengobati sakit leher. Setelah satu

minggu, peserta yang menerima gua sha melaporkan sedikit rasa sakit

dibandingkan dengan kelompok yang tidak menerima sha.

5. Sindrom Tourette

Sindrom Tourette melibatkan gerakan tak disengaja seperti teka-teki wajah,

pembersihan tenggorokan dan ledakan vokal. Menurut sebuah studi kasus

tunggal, gua sha dikombinasikan dengan terapi lain mungkin telah membantu

mengurangi gejala sindrom Tourette pada peserta studi.

Penelitian tersebut melibatkan seorang pria berusia 33 tahun yang memiliki

sindrom Tourette sejak usia 9. Ia menerima akupunktur, herbal, gua sha dan

memodifikasi gaya hidupnya. Setelah 35 kali menjalani perawatan seminggu

sekali, gejalanya meningkat 70 persen. Meskipun pria ini memiliki hasil positif,

penelitian lebih lanjut diperlukan.

6. Sindrom perimenopause

Perimenopause terjadi saat wanita mendekati masa menopause. Gejalanya

meliputi:

 Insomnia

 Periode tidak teratur

 Kegelisahan

 Kelelahan

 Hot flashes
Satu studi, bagaimanapun, menemukan bahwa gua sha dapat mengurangi

gejala perimenopause pada beberapa wanita. Penelitian tersebut menguji 80

wanita dengan gejala perimenopause. Kelompok intervensi menerima 15 menit

pengobatan gua sha seminggu sekali bersamaan dengan terapi konvensional

selama delapan minggu. Kelompok kontrol hanya menerima terapi konvensional.

Setelah menyelesaikan penelitian, kelompok intervensi melaporkan

pengurangan gejala yang lebih besar seperti insomnia, kecemasan, kelelahan,

sakit kepala, dan hot flashes dibandingkan kelompok kontrol. Periset percaya

terapi gua sha mungkin merupakan obat yang aman dan efektif untuk sindrom ini.

C. Cara Kerja

Gua sha atau pengikisan kulit ala Cina, dimulai dengan berkonsultasi untuk

mengetahui jenis penyakit, keluhan dan bagian tubuh yang ingin diobati. Prosedur

ini dilakukan di klinik yang menyediakan prosedur pengobatan tradisional Cina

dan pasien tidak perlu dirawat karena hanya berlangsung selama satu jam. Pasien

harus tengkurap agar seluruh bagian punggungnya terekspos.

Praktisi gua sha akan mengusapkan pelumas seperti minyak pijat sebelum

memijat area yang akan diobati. Kemudian, ia akan menempelkan benda bulat

berbahan logam dan memberi tekanan kuat langsung pada kulit dengan telaten

mengikuti titik pijat yang berbeda.

Metode gua sha yang digunakan biasanya berbeda di tiap negara. Contohnya,

orang-orang Vietnam lebih memilih untuk menggunakan logam atau medium lain
untuk mengikis kulit atau mengkombinasikan alat yang digunakan dengan kuning

telur yang berfungsi sebagai minyak pijat.

Proses memberi tekanan akan dilakukan beberapa kali, sehingga membuat

kulit menjadi tampak luka dipenuhi bintik merah, tapi akan segera hilang dalam

48 jam. Di akhir sesi pengobatan, praktisi gua sha biasanya menyarankan pasien

untuk berkonsultasi pada terapis pelengkap, seperti pengobatan herbal, akupuntur

dan pemijatan untuk meningkatkan keampuhan gua sha.

Gambar 2.2
Contoh cara kerja teknik Gua Sha
D. Efek Samping

Sebagai obat penyembuhan alami, gua sha aman. Ini tidak seharusnya

menyakitkan, tapi prosedurnya bisa mengubah penampilan kulit Anda. Karena

melibatkan menggosok atau mengikis kulit dengan alat pijatan, pembuluh darah

kecil yang dikenal sebagai kapiler di dekat permukaan kulit bisa meledak. Hal ini

bisa mengakibatkan kulit memar dan pendarahan kecil. Memar biasanya hilang

dalam beberapa hari. Beberapa orang juga mengalami lekukan sementara kulit

mereka setelah pengobatan gua sha.

Jika ada perdarahan terjadi, ada juga risiko untuk mentransfer penyakit

bawaan darah dengan terapi gua sha, jadi penting bagi teknisi untuk

mendisinfeksi alat mereka setelah setiap orang. Hindari teknik ini jika Anda

sudah menjalani operasi dalam enam minggu terakhir. Orang yang mengalami

pengenceran darah atau memiliki kelainan pembekuan disarankan untuk tidak

melakukan gua sha.

Bila terapi konvensional tidak memperbaiki gejala Anda, penelitian

menunjukkan bahwa gua sha mungkin bisa memberi kelegaan. Teknik ini

mungkin tampak mudah dan sederhana, tapi seharusnya hanya dilakukan oleh ahli

akupunktur atau praktisi pengobatan China yang berlisensi. Ini memastikan

perawatan yang aman dan tepat. Diperlukan penelitian lebih lanjut, namun ada

beberapa risiko yang terkait dengan teknik pemijatan ini.

Siapa pun yang anda pilih, pastikan orang itu memiliki sertifikasi di gua sha.

Sertifikasi menegaskan bahwa mereka memiliki pengetahuan dasar tentang


praktik penyembuhan ini. Menggunakan profesional meningkatkan keefektifan

pengobatan dan mengurangi risiko rasa sakit atau memar parah dari kekuatan

yang berlebihan.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS
PADA NY N UMUR 22 TAHUN
P1A0POST PARTUM HARI KE-7DENGAN KEBUTUHAN
TERAPI GUA SHA DI PMB PERMATA KUDUS

I. PENGKAJIAN
Dilaksanakanpada
Hari/tanggal :Sabtu, 28Maret 2020
Jam : 08:00 WIB
Tempat : PMB PERMATA PLOSO 6/5 KUDUS

Data Subyektif
1. Biodata
1.1 BiodataPasien
Nama : Ny N
Umur : 22 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
No RM :
Alamat : Pasuruhan Lor 11/2 Jati-Kudus
1.2 Biodata Penanggung jawab
Nama : Tn M
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan pasien : Suami
Alamat : Pasuruhan Lor 11/2 Jati-Kudus

2. Keluhan Utama dan alasan datang


2.1 Keluhan utama
Ibu menyatakan payudara membengkak dua hari ini
2.2 Alasan datang
Ibu menyatakan ingin kontrol nifas dan ingin menanyakan kenapa
payudaranya membengkak dan terasa sakit
3. Riwayat Kesehatan
3.1 Riwayat kesehatan dahulu
Ibu belum / tidak pernah menderita :
- Penyakit menular seperti: Hepatitis, AIDS, TBC dll
- Penyakit keturunan seperti : DM, Tekanan darah tinggi, Jantung
dll
3.2 Riwayat kesehatan sekarang
Ibu tidak sedang menderita :
- Penyakit menular seperti : Hepatitis, AIDS, TBC dll
- Penyakit keturunan seperti : DM, Tekanan darah tinggi, Jantung
dll
3.3 Riwayat kesehatan keluarga
Di keluarga ibu tidak ada yangmenderita:
- Penyakit menular seperti : Hepatitis, AIDS, TBCdll
- Penyakit keturunan seperti : DM, Tekanan darah tinggi,
Jantung dll
- Riwayat kembar
- Kecacatan
4. Riwayat Perkawinan
4.1 Menikah pada usia 21 tahun
4.2 Menikah1 kali
4.3 Lama menikah1tahun
5. Riwayat Obstetri
5.1 Riwayat menstruasi
 Menarche : 13 tahun
 Siklus/lama : 28 hari/ 7 hari
 Perdarahan : sedang
 Dysminorrhea : tidak
 Keputihan :tidak
5.2 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Tidak ada
5.3 Riwayat kehamilan sekarang
 HPHT : 13 Junil 2019 HPL :20 Maret 2020
 Riwayat ANC 4 x di PMB, 3 x di dokter SpOG
 Imunisasi TT
2x imunisasi TT di usia kehamilan 16 minggu dan 20 minggu.
 Kebiasaan :
Minumjamu : tidak ada
Merokok : tidak ada
Obat-obatantertentu : tidak ada
 Komplikasi/penyulit
Tidak ada
5.4 Riwayat persalinan sekarang
 Lahir : 21 Maret2020
 Jam : 07. 00 WIB
 Lahir secara : Normal
 Jenis kelamin : Laki-laki
 BBL/ PBL: 2800 gram / 50 cm
 APGAR Score :
Penilaian 1 menit 5 menit 10 menit
Appearance 2 2 2
Pulse 2 2 2
Grimace 2 2 2
Activity 2 2 2
Respiratory 1 2 2
Jumlah 9 10 10

 Kelainan pada bayi : tidak ada


 Tindakan untuk bayi : diberikan pakaian untuk
menghangatkan, Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
 Ditolong : Bidan
 Tempat persalinan : PBM Permata
 Ketuban pecah pukul : 05.00 WIB
 Warna air ketuban : jernih
 Plasenta lahir jam : 07.20 WIB (lengkap)
 Perineum rupture : ada, laserasi derajat I
 Jumlah perdarahan : ±100 cc
 Lama persalinan : ±8jam 30 menit
 Penyulit persalinan : tidak ada
 Tindakan lain untuk ibu : membersihkan dan mengganti
Pakaian ibu
6. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
7. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
Pola Selama Hamil Setelah Melahirkan
Nutrisi Makan: 3x / hari( nasi, lauk, Makan: 3x / hari( nasi, lauk,
sayur, buah, porsi 1/2 piring) sayur, buah, porsi 1/2 piring)
Minum: 8 gelas air putih, 1 Minum: 8 gelas air putih, 1
gelas susu ibu hamil gelas susu ibu ibu menyusui

Eliminasi BAB : 1 hari sekali BAB : 1 hari sekali


BAK : 7-8x sehari BAK : 5-6x sehari

Aktivitas Ibu melakukan pekerjaan di Ibu merawat bayi, memandikan


rumah seperti menyapu, bayi, menyusui bayi dan
mengepel, memasak dibantu melakukan pekerjaan di rumah
oleh suami seperti nyapu, mengepel,
memasak dibantu oleh suami

Istirahat Siang : ± 1 jam Siang : ± 1 jam


Malam : ± 8 jam Malam : ± 5-6 jam

Personal Mandi : 2x / hari Mandi : 2x / hari


Hygine Keramas : 3x/ minggu Keramas : 3x/ minggu
Gosok gigi : 2x /hari Gosok gigi : 2x /hari
Ganti pakaian : 2x / hari Ganti pakaian : 2x / hari

Seksual 2-3x perbulan Ibu belum melakukan


Tidak ada masalah hubungan seks

8. Psiko sosiospiritual
8.1 Tanggapan ibu terhadap dirinya sekarang
Ibu menyatakan mengalami perubahan fisik semenjak bersalin
8.2 Respon keluarga terhadap keadaan ibu
Ibu menyatakan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya
8.3 Ketaatan beribadah
Ibu menyatakan selalu taat beribadah
8.4 Pengambilan keputusan di dalam keluarga
Ibu menyatakan keputusan keluarga berada di suami
8.5 Pemecahan masalah (coping)
Ibu menyatakan dalam pemecahan masalah selalu di musyawarahkan
8.6 Keadaan lingkungan
Ibu menyatakan keadaan lingkungan sekitar bersih dan nyaman

Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
1.1 Keadaan Umum : Baik
1.2 Tingkat kesadaran : Composmentis
1.3 Antropometri
Beratbadanhamil : 57kg
Tinggibadan : 150cm
LILA : 25cm
1.4 Tanda-tanda vital
Tekanandarah : 110/70 mmHg

Suhu : 37 C

Nadi : 80 kali/menit
RR : 22 kali/menit
2. Status Present
Kepala : Mesochepal, Bersih, tidak ada benjolan, tidak
ada ketombe
Rambut : Hitam, lurus, bersih, tidak rontok
Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera putih,
ada reflekspupil, tidak adasekret.
Hidung : Bersih, tidak ada polip.
Mulut : Bibir lembab, tidak ada gigi berlubang, rongga
mulut bersih.
Telinga : Simetris, bersih, tidak adaserumen
Muka : Tidak oedema, tidak pucat, tidak berjerawat
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Dada : Simetris
Mammae : Mamae memerah dan bengkak, putting
menonjol, areola bersih, asi sudah keluar
tetapi tidak lancar.
Perut : Tidak ada bekas operasi;tidak ada nyeri tekan
pada gaster &hepar, TFU : 2 jari diatas
symfisis
Genetalia : Nampak lochea sangunolenta, berwarna merah
kekuningan, nampak luka jahitan masih basah,
tidak adatanda-tanda infeksi
Ekstremitas : Simetris, tidak oedema, kuku bersih,
tidakvarises
Kulit : Sawo matang, turgor kulit baik
Tulang : Tidak ada kelainan bentuk tulang belakang
Anus : Tidak ada hemoroid

3. Status obstetric
3.1 Inspeksi
 Muka : tidak ada cloasmagravidarum
 Mammae : mamae membesar mengkilap dan memerah, aerola
Mammae menghitam,papilla mammae menonjol,
Kolostrum dan ASI sudah keluar agak merah.
 Perut :TFU2 jari diatas sympisis, kontraksi uterus baik
 Genetalia :Nampak lochea sangunoelenta, berwarna merah
kekuningan, dan berbau amis, nampak luka jahitan
masih basah, tidak ada tanda-tanda infeksi
3.2 Perkusi
Refleks patella kanan dan kiri : + / +
4. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada

II.INTERPRETASI DATA
Diagnosa
Ny N, P1A0 Usia 22tahun, post partum harike-7 dengan Kebutuhan Terapi Gua
Sha
Dasar :
Data Subyektif
1. Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertama secara normal pada tanggal 21
Maret2020
2. Ibu mengatakan berusia 22tahun
3. Ibu menyatakan ASInya sudah keluar tetapi belum lancar
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
1.1 Keadaan Umum : Baik
1.2 Tingkat kesadaran : Composmentis
1.3 Antropometri
Berat badan hamil : 57kg
Tinggibadan : 150cm
LILA : 25cm
1.4 Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg

Suhu : 37 C
Nadi : 90 x/menit
RR : 22 x/menit
1.5 Status Present
3. Status obstetric
3.1 Inspeksi
 Muka : tidak ada cloasmagravidarum
 Mammae : mamae memerah dan membengkak, aerola
Mammae menghitam,papilla mammae menonjol,
ASI sudah keluar tetapi tidak lancar
 Perut : TFU2 jari diatas sympisis, kontraksi uterus baik
 Genetalia : Nampak lochea sangunoelenta, berwarna merah
kekuningan, dan berbau amis, nampak luka jahitan
masih basah, tidak ada tanda-tanda infeksi

Masalah : Mamae membengkan ,ASI keluar tidak lancar


Dasar : Ibu mengatakan mamaenya membengkak dan ASInya
tidaklancar
Kebutuhan : Terapi Gua Sha

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL


Tidakada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Tidak ada

V. INTERVENSI
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
2. Jelaskan pada ibu akan diberikan terapi Gua Sha
3. Lakukan terapi Gua Sha
4. Anjurkan pada suami/keluarga untuk memberikan dukungan dan semangat
pada ibu dalam menjalani masa nifas

VI. IMPLEMENTASI
Hari/tanggal :Sabtu/ 28 Maret 2020
No. Jam Keterangan
1. 08.30 WIB Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan
umum ibu baik, kesadaran composmentis, TTV dalam batas normal
(Tekanan darah: 110/70mmHg, Suhu : 37,3 º C, nadi : 90 x/menit, RR : 22
x/menit ), pada saat pemeriksaan inspeksi; mammae memerah dan
membesar, putting menonjol, areola bersih, colostrum dan ASI sudah
keluar tetapi bercampur merah. Pemeriksaan perut: TFU 2 jari di atas
sympisis, nampak lochea sanguelenta, berwarna merah kekuningan, dan
berbau amis.
2. 08.35 WIB Menjelaskan pada ibu bahwa ibu akan diberikan terapi Gua Sha
Terapi Gua Sha merupakan terapi goresan yang menggunakan batu giok,
sendok porselin, tanduk kerbau,atau alat lainnya yang sejenis, untuk
menstimulasi di daerah tertentu menghasilkan efek terapi local.
Pada prinsipnya pengobatan ini dilakukan disepanjang meridian pada area
tertentu dan mendorong perpindhandarah secara eksternal dan internal,
meningkatkan produksi darah dan meningkatkan penyebaran cairan.
Tujuan terapi Gua Sa ini adalah:
- Untuk mengurangi pembengkakan payudara
- Untuk menurunkan suhu tubuh
- Untuk menghilangkan nyeri payudara
- Untuk melancarkan sirkulasi darah
- Dapat mengendurkan otot-otot yang tegang
- Terapi Gua Sha dapat merangsang permukan kulit dan dapat
meluas
ke pembuluh darah, yang dapat mengeluarkan panas dan
racun.

3. 08.40 WIB Melakukan terapi Gua Sha agar mamae tidak bengkak dan
pengluaran ASI lancar, dengan langkah-langkah :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
3. Memilih penggoresan gua sha dimulai dari acupoint ST16,
ST18 dan SP17, digores kearah putting
4. Penggoresan dilanjutkan daerah acupoint CV17
5. Setiap penggoresan dilakukan 7 kali dalam 2 siklus
6. Membereskan alat dan cuci tangan
7. Rapikan baju klien
8. Melakukan evaluasi
4. 09.05 WIB Menganjurkan pada suami / keluarga untuk memberikan dukungan
dan semangat pada ibu dalam menjalani masa nifas agar produksi
ASI optimal keluar dan proses pemulihan cepat kembali.

VII. EVALUASI
Hari / tanggal : Sabtu/ 28 Maret 2020

No. Jam Keterangan


1. 09.10 WIB Ibu telah mengetahui dan mengerti tentang keadaan, dan hasil
pemeriksaannya
2. 09.15 WIB Ibu bersedia untuk diberikan terapi Gua Sha
3. 09.20 WIB Telah dilakukan terapi goresan pada daerah payudara dengan
menggunakan terapi Gua Sha
4. 09.30 WIB Suami / keluarga bersedia untuk memberikan dukungan dan semangat
pada ibu dalam menjalani masa nifas
BAB IV
PEMBAHASAN

Pada hari sabtu, tanggal 28 Maret 2020 pasien Ny. N datang ke PMB

PERMATA KUDUS dengan keluhan kedua payudara bengkak. Setelah diperiksa

Bidan, Ny. N mengalami bendungan ASI yang menyebabkan payudaranya

bengkak. Dari Bidan akan melakukan tindakan pengosongan ASI dengan

menggunakan teknik Gua Sha.

Teknik Gua Sha sendiri diartikan sebagai terapi pengganti atau pelengkap dari

terapi medis yang digunakan. Saat ini, kerokan terkadang masih menjadi pro dan

kontra dalam masyarakat di satu sisi sebagai metode pengobatan namun di sisi

lain dapat menimbulkan efek samping seperti lecet pada bagian kulit atau trauma

ringan pada bagian tubuh apabila tidak dilakukan secara hati-hati

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya bahwa terdapat beberapa mekanisme

penyembuhan pada Guasha, yaitu meningkatkan aliran pembuluh darah kecil di

tubuh, selain itu nyeri yang dirasakan saat sedang dilakukan Guasha menghilang

akibat produksi hormon serotonin yang menimbulkan efek relaksasi sehingga

bermanfaat bagi ibu yang sedang menyusui dan mengalami bendungan ASI.

Keuntungan dengan metode Guasha adalah menghilangkan bengkak,

kemerahan serta menghilangkan rasa tidak nyaman dan yang pasti ASI akan

kembali lancar. Pada kasus Ny. N teknik guasha telah dilakukan oleh
Bidan,dengan hasil akhir ASI yang diproduksi pasien dapat keluar banyak dan

menjadikan payudara tidak membengkak lagi.

Teknik yang dilakukan Bidan pada kasus Ny. N mengacu pada arah jarum

jam. Dimulai dari arah jam 12, dilakukan teknik kerokan menuju ke puting susu,

lalu dimulai dari arah jam 6 dilakukan teknik kerokan ke atas dan hal yang sama

dari arah jam 8, dilakukan masing-masing sebanyak 7x, terakhir dilakukan teknik

kerokan di tengan dada antara kedua payudara sebanyak 7 kali dengan arah dari

atas ke bawah. Teknik ini dilakukan sebanyak 2 siklus. Selanjutnya dilanjutkan

kerokannya ke punggung, supaya badan Ny. N relaks dan bisa menghilangkan

stress karena ASInya susah keluar sehingga payudaranya bengkak.


BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Teknik Guasha sangat diperlukan untuk mengatasi pembengkakan payudara.

Dengan adanya teknik guasha ibu menyusui yang mengalami bendungan ASI

akan merasakan nyaman setelah ASI dikeluarkan (dikosongkan). Selain itu teknik

guasha juga dapat dilakukan pada seseorang yang menderita penyakit nyeri leher,

hepatitis B, gangguan pernafasan dan nyeri otot.

B. SARAN

Demikianlah makalah yang saya buat, semoga dapat bermanfaat bagi

pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silakan

sampaikan kepada saya.

Apabila terdapat kesalahan mohon dimaafkan dan dimaklumi.


DAFTAR PUSTAKA

Maritalia, Dewi. 2012.Asuhan Kebidanan Ibu Nifas Dan Menyusui . Yogyakarta:

pustaka belajar

Nugroho, T. 2011. Asi Dan Tumor Payudara. Yogyakarta : Nuha Medika

Saleha. S. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika

Rahayu D, Budi S, Esty Y. 2015. Produksi Asi Ibu Dengan Intervensi Acupressure

Point For Lactation Dan Pijat Oksitosin. FK Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal

ners. 10.

Anda mungkin juga menyukai