Di SusunOleh:
4.Mualifah (1904225)
A. Latar Belakang
pemulihan ibu pasca melahirkan dan juga mempererat interaksi antara ibu dan
bayi. Ibu post partum banyak yang menunda memberikan ASI karena
berbagai macam alasan misalnya ASI belum keluar, bayinya dirawat terpisah
dan ibu masih lemah. Hal ini dapat menimbulkan berbagai masalah selama
proses menyusui. Salah satu masalah menyusui pada masa nifas adalah
dikosongkan dengan sempurna. Payudara akan terasa sakit, panas, nyeri pada
perabaan, tegang, bengkak yang terjadi pada hari ketiga sampai hari keenam
dan kencang, nyeri pada aksila, terasa sakit, demam, puting tampak datar dan
bayi sulit menghisap payudara. Intervensi untuk meringankan gejala
baik, maka produksi air susu akan terganggu dan proses reabsorbsi dimulai
lemah, peningkatan mendadak dalam produksi susu, dan lesi putting. Faktor
penentu termasuk kesalahan dalam posisi menyusui, memakai bra yang terlalu
ketat dan ibu nifas yang tidak menyusui bayinya seperti bayi meninggal, atau
kompres panas dan dingin secara bergantian, kompres dingin, dan terapi
ultrasound.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
sebagai perseling persisten yang dibantu instrumen dari area pelumas permukaan
inflamasi dan kekebalan tubuh yang bertahan beberapa hari setelah pengobatan
gua sha tunggal untuk menghilangkan rasa sakit yang dirasakan pasien dari rasa
Gua sha dimaksudkan untuk mengatasi energi stagnan, yang disebut chi, di
dalam tubuh yang diyakini oleh praktisi mungkin bertanggung jawab atas
penyembuhan.
Gambar 2.1
Contoh alat yang dapat digunakan untuk melakukan teknik Gua Sha
B. Manfaat
mengobati penyakit yang menyebabkan rasa sakit kronis, seperti artritis dan
1. Hepatitis B
kerusakan hati dan jaringan parut hati. Penelitian menunjukkan bahwa gua sha
seorang pria dengan enzim hati yang tinggi, sebuah indikator peradangan hati. Dia
diberi sha gua dan setelah 48 jam pengobatan ia mengalami penurunan enzim
hati. Hal ini menyebabkan para periset percaya bahwa gua sha memiliki
kemampuan untuk memperbaiki peradangan hati, sehingga mengurangi
Jika sakit kepala migrain tidak merespons obat bebas, gua sha bisa membantu.
Dalam sebuah penelitian, seorang wanita berusia 72 tahun yang hidup dengan
sakit kepala kronis menerima gua sha selama 14 hari. Migrainnya membaik
selama masa ini, menunjukkan bahwa teknik penyembuhan kuno ini bisa menjadi
3. Pembengkakan payudara
menyusui. Ini adalah saat payudara penuh dengan susu. Biasanya terjadi pada
minggu-minggu pertama menyusui atau jika ibu tersebut jauh dari bayi untuk
penelitian, wanita diberi gua sha dari hari kedua setelah melahirkan sampai
4. Sakit leher
Teknik gua sha mungkin juga terbukti efektif untuk mengatasi sakit leher
menggunakan alas pemanas panas untuk mengobati sakit leher. Setelah satu
minggu, peserta yang menerima gua sha melaporkan sedikit rasa sakit
5. Sindrom Tourette
tunggal, gua sha dikombinasikan dengan terapi lain mungkin telah membantu
sindrom Tourette sejak usia 9. Ia menerima akupunktur, herbal, gua sha dan
sekali, gejalanya meningkat 70 persen. Meskipun pria ini memiliki hasil positif,
6. Sindrom perimenopause
meliputi:
Insomnia
Kegelisahan
Kelelahan
Hot flashes
Satu studi, bagaimanapun, menemukan bahwa gua sha dapat mengurangi
sakit kepala, dan hot flashes dibandingkan kelompok kontrol. Periset percaya
terapi gua sha mungkin merupakan obat yang aman dan efektif untuk sindrom ini.
C. Cara Kerja
Gua sha atau pengikisan kulit ala Cina, dimulai dengan berkonsultasi untuk
mengetahui jenis penyakit, keluhan dan bagian tubuh yang ingin diobati. Prosedur
dan pasien tidak perlu dirawat karena hanya berlangsung selama satu jam. Pasien
Praktisi gua sha akan mengusapkan pelumas seperti minyak pijat sebelum
memijat area yang akan diobati. Kemudian, ia akan menempelkan benda bulat
berbahan logam dan memberi tekanan kuat langsung pada kulit dengan telaten
Metode gua sha yang digunakan biasanya berbeda di tiap negara. Contohnya,
orang-orang Vietnam lebih memilih untuk menggunakan logam atau medium lain
untuk mengikis kulit atau mengkombinasikan alat yang digunakan dengan kuning
kulit menjadi tampak luka dipenuhi bintik merah, tapi akan segera hilang dalam
48 jam. Di akhir sesi pengobatan, praktisi gua sha biasanya menyarankan pasien
Gambar 2.2
Contoh cara kerja teknik Gua Sha
D. Efek Samping
Sebagai obat penyembuhan alami, gua sha aman. Ini tidak seharusnya
melibatkan menggosok atau mengikis kulit dengan alat pijatan, pembuluh darah
kecil yang dikenal sebagai kapiler di dekat permukaan kulit bisa meledak. Hal ini
bisa mengakibatkan kulit memar dan pendarahan kecil. Memar biasanya hilang
dalam beberapa hari. Beberapa orang juga mengalami lekukan sementara kulit
Jika ada perdarahan terjadi, ada juga risiko untuk mentransfer penyakit
bawaan darah dengan terapi gua sha, jadi penting bagi teknisi untuk
mendisinfeksi alat mereka setelah setiap orang. Hindari teknik ini jika Anda
sudah menjalani operasi dalam enam minggu terakhir. Orang yang mengalami
menunjukkan bahwa gua sha mungkin bisa memberi kelegaan. Teknik ini
mungkin tampak mudah dan sederhana, tapi seharusnya hanya dilakukan oleh ahli
perawatan yang aman dan tepat. Diperlukan penelitian lebih lanjut, namun ada
Siapa pun yang anda pilih, pastikan orang itu memiliki sertifikasi di gua sha.
pengobatan dan mengurangi risiko rasa sakit atau memar parah dari kekuatan
yang berlebihan.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS
PADA NY N UMUR 22 TAHUN
P1A0POST PARTUM HARI KE-7DENGAN KEBUTUHAN
TERAPI GUA SHA DI PMB PERMATA KUDUS
I. PENGKAJIAN
Dilaksanakanpada
Hari/tanggal :Sabtu, 28Maret 2020
Jam : 08:00 WIB
Tempat : PMB PERMATA PLOSO 6/5 KUDUS
Data Subyektif
1. Biodata
1.1 BiodataPasien
Nama : Ny N
Umur : 22 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
No RM :
Alamat : Pasuruhan Lor 11/2 Jati-Kudus
1.2 Biodata Penanggung jawab
Nama : Tn M
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan pasien : Suami
Alamat : Pasuruhan Lor 11/2 Jati-Kudus
8. Psiko sosiospiritual
8.1 Tanggapan ibu terhadap dirinya sekarang
Ibu menyatakan mengalami perubahan fisik semenjak bersalin
8.2 Respon keluarga terhadap keadaan ibu
Ibu menyatakan keluarga sangat senang dengan kelahiran bayinya
8.3 Ketaatan beribadah
Ibu menyatakan selalu taat beribadah
8.4 Pengambilan keputusan di dalam keluarga
Ibu menyatakan keputusan keluarga berada di suami
8.5 Pemecahan masalah (coping)
Ibu menyatakan dalam pemecahan masalah selalu di musyawarahkan
8.6 Keadaan lingkungan
Ibu menyatakan keadaan lingkungan sekitar bersih dan nyaman
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
1.1 Keadaan Umum : Baik
1.2 Tingkat kesadaran : Composmentis
1.3 Antropometri
Beratbadanhamil : 57kg
Tinggibadan : 150cm
LILA : 25cm
1.4 Tanda-tanda vital
Tekanandarah : 110/70 mmHg
◦
Suhu : 37 C
Nadi : 80 kali/menit
RR : 22 kali/menit
2. Status Present
Kepala : Mesochepal, Bersih, tidak ada benjolan, tidak
ada ketombe
Rambut : Hitam, lurus, bersih, tidak rontok
Mata : simetris, konjungtiva tidak pucat, sklera putih,
ada reflekspupil, tidak adasekret.
Hidung : Bersih, tidak ada polip.
Mulut : Bibir lembab, tidak ada gigi berlubang, rongga
mulut bersih.
Telinga : Simetris, bersih, tidak adaserumen
Muka : Tidak oedema, tidak pucat, tidak berjerawat
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
Dada : Simetris
Mammae : Mamae memerah dan bengkak, putting
menonjol, areola bersih, asi sudah keluar
tetapi tidak lancar.
Perut : Tidak ada bekas operasi;tidak ada nyeri tekan
pada gaster &hepar, TFU : 2 jari diatas
symfisis
Genetalia : Nampak lochea sangunolenta, berwarna merah
kekuningan, nampak luka jahitan masih basah,
tidak adatanda-tanda infeksi
Ekstremitas : Simetris, tidak oedema, kuku bersih,
tidakvarises
Kulit : Sawo matang, turgor kulit baik
Tulang : Tidak ada kelainan bentuk tulang belakang
Anus : Tidak ada hemoroid
3. Status obstetric
3.1 Inspeksi
Muka : tidak ada cloasmagravidarum
Mammae : mamae membesar mengkilap dan memerah, aerola
Mammae menghitam,papilla mammae menonjol,
Kolostrum dan ASI sudah keluar agak merah.
Perut :TFU2 jari diatas sympisis, kontraksi uterus baik
Genetalia :Nampak lochea sangunoelenta, berwarna merah
kekuningan, dan berbau amis, nampak luka jahitan
masih basah, tidak ada tanda-tanda infeksi
3.2 Perkusi
Refleks patella kanan dan kiri : + / +
4. Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada
II.INTERPRETASI DATA
Diagnosa
Ny N, P1A0 Usia 22tahun, post partum harike-7 dengan Kebutuhan Terapi Gua
Sha
Dasar :
Data Subyektif
1. Ibu mengatakan telah melahirkan anak pertama secara normal pada tanggal 21
Maret2020
2. Ibu mengatakan berusia 22tahun
3. Ibu menyatakan ASInya sudah keluar tetapi belum lancar
Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
1.1 Keadaan Umum : Baik
1.2 Tingkat kesadaran : Composmentis
1.3 Antropometri
Berat badan hamil : 57kg
Tinggibadan : 150cm
LILA : 25cm
1.4 Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
◦
Suhu : 37 C
Nadi : 90 x/menit
RR : 22 x/menit
1.5 Status Present
3. Status obstetric
3.1 Inspeksi
Muka : tidak ada cloasmagravidarum
Mammae : mamae memerah dan membengkak, aerola
Mammae menghitam,papilla mammae menonjol,
ASI sudah keluar tetapi tidak lancar
Perut : TFU2 jari diatas sympisis, kontraksi uterus baik
Genetalia : Nampak lochea sangunoelenta, berwarna merah
kekuningan, dan berbau amis, nampak luka jahitan
masih basah, tidak ada tanda-tanda infeksi
V. INTERVENSI
1. Beritahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
2. Jelaskan pada ibu akan diberikan terapi Gua Sha
3. Lakukan terapi Gua Sha
4. Anjurkan pada suami/keluarga untuk memberikan dukungan dan semangat
pada ibu dalam menjalani masa nifas
VI. IMPLEMENTASI
Hari/tanggal :Sabtu/ 28 Maret 2020
No. Jam Keterangan
1. 08.30 WIB Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa keadaan
umum ibu baik, kesadaran composmentis, TTV dalam batas normal
(Tekanan darah: 110/70mmHg, Suhu : 37,3 º C, nadi : 90 x/menit, RR : 22
x/menit ), pada saat pemeriksaan inspeksi; mammae memerah dan
membesar, putting menonjol, areola bersih, colostrum dan ASI sudah
keluar tetapi bercampur merah. Pemeriksaan perut: TFU 2 jari di atas
sympisis, nampak lochea sanguelenta, berwarna merah kekuningan, dan
berbau amis.
2. 08.35 WIB Menjelaskan pada ibu bahwa ibu akan diberikan terapi Gua Sha
Terapi Gua Sha merupakan terapi goresan yang menggunakan batu giok,
sendok porselin, tanduk kerbau,atau alat lainnya yang sejenis, untuk
menstimulasi di daerah tertentu menghasilkan efek terapi local.
Pada prinsipnya pengobatan ini dilakukan disepanjang meridian pada area
tertentu dan mendorong perpindhandarah secara eksternal dan internal,
meningkatkan produksi darah dan meningkatkan penyebaran cairan.
Tujuan terapi Gua Sa ini adalah:
- Untuk mengurangi pembengkakan payudara
- Untuk menurunkan suhu tubuh
- Untuk menghilangkan nyeri payudara
- Untuk melancarkan sirkulasi darah
- Dapat mengendurkan otot-otot yang tegang
- Terapi Gua Sha dapat merangsang permukan kulit dan dapat
meluas
ke pembuluh darah, yang dapat mengeluarkan panas dan
racun.
3. 08.40 WIB Melakukan terapi Gua Sha agar mamae tidak bengkak dan
pengluaran ASI lancar, dengan langkah-langkah :
1. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
2. Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan
3. Memilih penggoresan gua sha dimulai dari acupoint ST16,
ST18 dan SP17, digores kearah putting
4. Penggoresan dilanjutkan daerah acupoint CV17
5. Setiap penggoresan dilakukan 7 kali dalam 2 siklus
6. Membereskan alat dan cuci tangan
7. Rapikan baju klien
8. Melakukan evaluasi
4. 09.05 WIB Menganjurkan pada suami / keluarga untuk memberikan dukungan
dan semangat pada ibu dalam menjalani masa nifas agar produksi
ASI optimal keluar dan proses pemulihan cepat kembali.
VII. EVALUASI
Hari / tanggal : Sabtu/ 28 Maret 2020
Pada hari sabtu, tanggal 28 Maret 2020 pasien Ny. N datang ke PMB
Teknik Gua Sha sendiri diartikan sebagai terapi pengganti atau pelengkap dari
terapi medis yang digunakan. Saat ini, kerokan terkadang masih menjadi pro dan
kontra dalam masyarakat di satu sisi sebagai metode pengobatan namun di sisi
lain dapat menimbulkan efek samping seperti lecet pada bagian kulit atau trauma
tubuh, selain itu nyeri yang dirasakan saat sedang dilakukan Guasha menghilang
bermanfaat bagi ibu yang sedang menyusui dan mengalami bendungan ASI.
kemerahan serta menghilangkan rasa tidak nyaman dan yang pasti ASI akan
kembali lancar. Pada kasus Ny. N teknik guasha telah dilakukan oleh
Bidan,dengan hasil akhir ASI yang diproduksi pasien dapat keluar banyak dan
Teknik yang dilakukan Bidan pada kasus Ny. N mengacu pada arah jarum
jam. Dimulai dari arah jam 12, dilakukan teknik kerokan menuju ke puting susu,
lalu dimulai dari arah jam 6 dilakukan teknik kerokan ke atas dan hal yang sama
dari arah jam 8, dilakukan masing-masing sebanyak 7x, terakhir dilakukan teknik
kerokan di tengan dada antara kedua payudara sebanyak 7 kali dengan arah dari
A. KESIMPULAN
Dengan adanya teknik guasha ibu menyusui yang mengalami bendungan ASI
akan merasakan nyaman setelah ASI dikeluarkan (dikosongkan). Selain itu teknik
guasha juga dapat dilakukan pada seseorang yang menderita penyakit nyeri leher,
B. SARAN
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silakan
pustaka belajar
Saleha. S. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika
Rahayu D, Budi S, Esty Y. 2015. Produksi Asi Ibu Dengan Intervensi Acupressure
Point For Lactation Dan Pijat Oksitosin. FK Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal
ners. 10.