Anda di halaman 1dari 18

Modul ajar projek ipas

KELAS X
SMK NEGERI 13 MEDAN
INDIKATOR DISIPLIN POSITIF

Disusun oleh :
Lia Junita Sihombing, S.Pd
NIP. 199006282014032002
MODUL AJAR

A. Informasi Umum
IDENTITAS SEKOLAH

Sekolah : SMK NEGERI 13 MEDAN


Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Kelas/Semester : X / GANJIL
Materi Pokok : Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial
Dimensi P3 : Gotong Royong, Kreatif, dan Bernalar Kritis
Alokasi Waktu : 1 Pertemuan ( 3 JP x 45 menit )

KOMPETENSI AWAL (Lihat dari ATP dan Analisis CP)


 Pengetahuan yang harus dimiliki peserta didik sebelum belajar materi Interaksi sosial dan
Dinamika Sosial adalah pengetahuan mengenai manusia sebagai makhluk sosial.

PROFIL PELAJAR PANCASILA :


1. Bergotong-Royong
Setelah mempelajari materi Interaksi social dan dinamika social peserta didik mampu
bekerja sama dalam kelompok, berkomunikasi dengan bahasa santun untuk mencapai
tujuan bersama, saling-ketergantungan positif, dan koordinasi social.
2. Kreatif
Setelah mempelajari materi interaksi social dan dinamika social peserta didik mampu
menghasilkan gagasan yang orisinal dan lebih menghargai hasil karya orang lain.
3. Bernalar Kritis
Setelah mempelajari materi Interaksi social dan dinamika social peserta didik mampu
mengajukan pertanyaan, Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan mengolah informasi dan
gagasan

SARANA DAN PRASARANA


 Sarana :
1. Contoh Karya Ilmiah 6. Video pembelajaran interaktif
2. Daftar Pertanyaan 7. Games interaktif
Wawancara 8. Speaker Aktif
3. Lembar observasi 9. Infocus
4. Kamera 10. Laptop
5. Lingkungan sekolah

 Prasarana
1. Buku Metode Penelitian
2. Video Pembelajaran
MODEL PEMBELAJARAN
 Project Based Learning ( PBL)

B. Kompetensi Inti

CAPAIAN PEMBELAJARAN :
 Peserta didik dapat menentukan dan mengikuti prosedur yang tepat untuk melakukan
penyelidikan ilmiah, menjelaskan cara penyelidikan yang tepat bagi suatu pertanyaan
ilmiah, serta diharapkan dapat mengidentifikasi kekurangan atau kesalahan pada desain
percobaan ilmiah.

TUJUAN PEMBELAJARAN (Berdasarkan Elemen dan Materi )


1. Peserta didik mampu mendesain penyelidikan ilmiah terkait interaksi sosial dan dinamika
sosial di lingkungan tempat tinggal murid menggunakan metode wawancara dan
observasi.
2. Peserta didik mampu menentukan prosedur yang tepat dalam melakukan penyelidikan
ilmiah tentang interaksi sosial disekitar tempat tinggal murid sesuai dengan kajian
literasi.
3. Peserta didik mampu mengevaluasi hasil penyelidikan ilmiah terkait interaksi sosial dan
dinamika sosial di lingkungan tempat tinggal murid dengan metode debat dan diskusi.

INDIKATOR PENCAPAIAN
a. Peserta didik mampu menunjukkan jenis interaksi social yang ada di lingkungan sekolah.
b. Peserta didik mampu menganalisis jenis media komunikasi yang paling tepat untuk
berinteraksi sesama murid.
c. Peserta didik mampu menyimpulkan dinamika social yang terjadi di lingkungan tempat
tinggalnya.
d. Peserta didik mampu menjelaskan langkah-langkah yang tepat dalam melakukan
penelitian ilmiah

PEMAHAMAN BERMAKNA
 Manusia tidak dapat dipisahkan dari interaksi social.
 Dua hal yang harus dipenuhi dalam interaksi social adalah kontak social dan komunikasi
social.
 Dinamika social dapat mengakibatkan perubahan dalam kehidupan masyarakat.

PERTANYAAN PEMANTIK
1. Bagaimana cara kamu berkomunikasi dengan orangtua, guru, dan temanmu?
2. Apa yang kamu rasakan saat berinteraksi dengan orangtua, guru, dan temanmu?

PERSIAPAN MENGAJAR
Hal-hal yang harus dipersiapkan guru sebelum melakukan kegiatan pembelajaran antara lain
sebagai berikut:
a. Memastikan ruang belajar bersih dan nyaman
b. Memeriksa kesiapan belajar murid
c. Menyiapkan alat pembelajaran
d. Materi Pembelajaran :
1. Interaksi Sosial
2. Komunikasi
3. Sosialisasi
4. Lembaga Sosial
5. Dinamika Sosial

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1
Tahapan Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu
Kegiatan Pendahuluan
 Guru mengucapkan salam dan mengajak 35 menit
Persiapan peserta didik untuk berdoa sebelum memulai
Fokus perilaku Guru belajar.
melakukan refleksi  Guru bertanya tentang kondisi siswa
dinamika kelas  Guru memeriksa kesiapan belajar siswa
untuk menerapkan  Guru melakukan presensi.
kesepakatan kelas  Guru mengajak peserta didik melakukan
refleksi dinamika kelas mengacu
kesepakatan kelas.
 Guru menunjukkan kesediaan
mendengarkan pandangan peserta didik
tentang dinamika kelas.
Apersepsi  Guru bersikap adaptif sehingga bersedia
mengubah kesepakatan kelas bila
diperlukan.
 Guru membagi murid kedalam kelompok.

 Peserta didik menyimak informasi terkait 20 menit


tujuan pembelajaran, penugasan, dan penilaian.
 Guru memberikan apersepsi dengan
mengaitkan masalah yang ada disekitar peserta
didik dengan materi interaksi social dan
dinamika social.

Kegiatan Inti
 Peserta didik dimotivasi dan dipandu untuk 65 menit
melihat dan mengamati interaksi social yang
ada di lingkungan sekolah.
 Guru menggali pengetahuan awal peserta didik
dengan mengajukan pertanyaan pemantik.
Pertanyaan Mendasar  Peserta didik menjawab pertanyaan pemantik.
 Peserta didik melakukan studi literature
mengenai interaksi social dan dinamika social.
 Peserta didik berdiskusi dalam kelompoknya
untuk menentukan berbagai masalah interaksi
social dan dinamika social yang ada
dimasyarakat.
 Guru mengajukan pertanyaan bagaimana cara
memecahkan masalah terkait interaksi social
dan dinamika social dimasyarakat.
 Peserta didik berdiskusi untuk menentukan
solusi atas masalah interaksi social dan
dinamika social dimasyarakat.

Kegiatan Penutup  Peserta didik menyimpulkan kegiatan 15 menit


pembelajaran yang telah dilakukan.
 Peserta didik melakukan refleksi terhadap
pembelajaran yang dilakukan.
 Guru menyampaikan informasi untuk
pertemuan berikutnya.

ASESSMEN
Asesmen Formatif
a. Tes Kognitif
b. Penilaian Sikap Refleksi Murid
c. Lembar Observasi Aktivitas Murid

a. Latihan Soal Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial

1. Refleksi diri yang dilakukan dengan rutin akan membuat hidup menjadi lebih sembang,
sehat , dan bahagia. Jelaskan 3 cara menerapkan refleksi diri pada kehidupan sehari-hari !
2. Warga negara Indonesia adalah bangsa asli atau bangsa lain yang disahkan undang-undang
sebagai warganegara. Jelaskan 4 kedudukan warganegara di dalam negara!
3. Kontak sosial dan komunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung harus terbentuk
supaya terjadi interaksi sosial, Jelaskan 4 ciri-ciri interaksi sosial !
4. Interaksi sosial adalah interaksi yang bersifat positf ke arah kebaikan, kerjasama , dan
menciptakan suatu produk. Jelaskan 5 jenis interaksi sosial asosiatif !
5. Pembangunan sosial yang dilaksanakan di Indonesia merupakan suatu usaha yang bertujuan
untuk mensejahterakan bangsa. Jelaskan 4 faktor- faktor yang mempengaruhi implementasi
pembangunan sosial !
b. Penilaian Sikap Refleksi Murid

Lembar Refleksi Penilaian (Sikap) Diri Sendiri Peserta Didik

1. Isikan identitas peserta didik.


2. Berikan tanda ceklis (√) pada kolom (1) = Tidak Setuju, (2) Ragu-ragu, (3) Setuju, (4)
Sangat Setuju jika sikap yang ada dalam pernyataan sesuai dengan sikap peserta didik.
3. Isilah pernyataan tersebut dengan jujur.

Nama: ............................ Kelas: ........................

Perlu Cukup Baik Amat


No Pernyataan Perbaikan Baik
1 2 3 4
1. Saya membuat target penilaian yang realistis
sesuai kemampuan dan minat belajar yang
dilakukan.
2. Saya memonitor kemajuan belajar yang
dicapai serta memprediksi tantangan yang
dihadapi.
3. Saya menyusun langkah-langkah dan strategi
untuk mengelola emosi dalam pelaksanaan
belajar.
4. Saya merancang strategi dalam mencapai
tujuan belajar.
5. Saya mengkritisi efektivitas diri dalam bekerja
secara mandiri dalam mencapai tujuan.
6. Saya berkomitmen dan menjaga konsistensi
dalam mencapai tujuan yang telah
direncanakannya.
7. Saya membuat tugas baru dan keyakinan baru
dalam melaksanakannya.
8. Saya menyamakan tindakan sendiri dengan
tindakan orang lain untuk melaksanakan tujuan
kelompok.
9. Saya memahami hal-hal yang diungkapkan
oleh orang lain secara efektif.
10. Saya melakukan kegiatan kelompok dengan
kelebihan dan kekurangannya dapat saling
membantu.
11. Saya membagi peran dan menyelaraskan
tindakan dalam kelompok untuk mencapai
tujuan bersama.
12. Saya tanggap terhadap lingkungan sosial
sesuai dengan tuntutan peran sosialnya di
masyarakat.
13. Saya menggunakan pengetahuan tentang sebab
dan alasan orang lain menampilkan reaksi
tertentu.
14. Saya mengupayakan memberi hal yang
dianggap penting dan berharga kepada
masyarakat.
Sangat Baik Baik Cukup Perlu Perbaikan
Jika mendapat Jika mendapat Jika mendapat skor 14 Jika mendapat skor <
skor > 41 dari skor 28 s.d 41 s.d 27 dari pernyataan 14 pernyataan di
pernyataan di atas. dari pernyataan di di atas. atas.
atas.

b. Lembar Observasi Aktivitas Murid

Rubrik Penilaian

Poin Indikator Sikap Aktif Indikator Sikap Aktif Indikator Sikap Proses
(Angka) dalam Pembelajaran dalam Kegiatan pemecahan masalah yang
Kelompok berbeda dan kreatif

1 Kurang baik jika Kurang baik jika Kurang baik jika tidak
menunjukkan sikap tidak menunjukkan sikap sama memberikan ide dalam
mengambil bagian dalam sekali tidak mau bekerja proses pemecahan masalah.
kegiatan pembelajaran sama dalam kelompok.

2 Cukup jika menunjukkan Cukup jika menunjukkan Cukup jika menunjukkan


sedikit usahadalam proses sedikit usaha dalam sedikit usaha dalam
pembelajaran namun belum bekerja sama dengan menemukan ide maupun
konsisten. anggota kelompok solusi dalam pemecahan
namun belum konsisten. masalah namun belum
konsisten.
3 Baik jika sudah Baik jika sudah Baik jika sudah
menunjukkan usaha dalam menunjukkan usaha menunjukkan usaha dalam
proses pembelajaran dalam kegiatan proses pemecahan masalah
(bertanya, mencatat, kelompok (berbagi ide, (mencari solusi dari
menyimpulkan) walau mendengarkan pendapat berbagai sumber,
belum maksimal. kelompok, berbagi tugas) berdiskusi) walau belum
walau belum maksimal. maksimal.

4 Sangat baik jika Sangat baik jika Sangat baik jika


menunjukkan sikap peduli, menunjukkan sikap menunjukkan sikap kreatif
aktif bertanya maupun peduli, menghargai orang dalam memberikan ide
memberikan umpan balik, lain, bertanggung jawab maupun solusi atas
menjaga ketertiban kelas dalam kegiatan permasalahan yang ada.
dengan konsisten. kelompok.

Lembar Observasi Aktivitas Murid

No. Nama Sikap Aktif Sikap Aktif Sikap Proses Rata-


Murid dalam dalam pemecahan masalah rata
Pembelajaran Kegiatan yang berbeda dan Skor
Kelompok kreatif

Jumlah skor yang diperoleh


Nilai = x 100 %
300

Memeriksa dan Menyetujui, Medan, 1 Juli 2023


Kepala SMKN 13 MEDAN Guru Mata Pelajaran

SUNARIYO, S.Pd., M.Si LIA JUNITA SIHOMBING, S.Pd


NIP. 196712281999031003 NIP. 199006282014032002
LAMPIRAN

1. LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)

LKPD (Lembar Kerja Peserta Didik)

Nama :
Kelas :
Materi :

Kegiatan 1

Perhatikan Ilustrasi di bawah ini!

Seorang remaja A sangat mengidolakan penyanyi B. Dia meniru gaya berbicara,


gaya berpakaian, dan gaya rambut idolanya tersebut. Dia juga menabung untuk
membeli pernak-pernik yang sama dengan idolanya tentu saja harganya sangat
mahal. Sosok kepribadian remaja A tersebut bahkan seolah-olah sudah
tergantikan dengan sosok idolanya.

1. Anaisislah factor interaksi social dan dinamika social yang menyebabkan


remaja A meniru idolanya!

2. Analisislah dampak positif serta negative interaksi social dan dinamika social
pada perilaku remaja tersebut!
2. Materi Ajar

Interaksi Sosial dan Dinamika Sosial


a. Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan syarat utama terjadinya aktivitas-aktivitas sosial. Interaksi sosial
merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis menyangkut hubungan antara perorangan,
antara kelompok dan kelompok manusia, atau antara perorangan dengan kelompok manusia
(Soekanto dan Sulistyowati, 2014:56). Interaksi sosial sangat berguna untuk mempelajari banyak
masalah dalam masyarakat. Interaksi sosial menyebabkan individu/kelompok saling
memengaruhi satu sama lain sepanjang hidupnya.
Syarat Interaksi Sosial Syarat terjadinya interaksi sosial yaitu adanya kontak sosial (social
contact) dan komunikasi (communication).
1. Kontak Sosial Secara harfiah, kontak sosial berarti terjadi hubungan secara fisik.
Akan tetapi, sebagai gejala sosial kontak dapat terjadi baik secara langsung (primer)
maupun tidak langsung (sekunder).Terjadinya kontak sosial tidak hanya bergantung
dari tindakan seseorang, tetapi juga berdasarkan tanggapan (respons) seseorang
terhadap tindakan tersebut. Misalnya, ketika seseorang melambaikan tangan maka
respons dari pihak lain yaitu membalas dengan lambaian tangan. Selain primer dan
sekunder, kontak sosial dapat bersifat positif dan negatif. Suatu kontak sosial
dikatakan positif apabila mengarah pada kesepakatan atau kerja sama. Adapun
kontak sosial dikatakan negatif apabila mengarah pada pertentangan.
2. Komunikasi Arti terpenting komunikasi adalah seseorang memberikan tafsiran
terhadap perilaku/informasi/berita kepada orang lain. Orang yang bersangkutan
kemudian memberikan reaksi terhadap perilaku/informasi/ berita tersebut. Beberapa
komponen dalam proses komunikasi sebagai berikut. (1) Sumber informasi/pengirim
pesan (komunikator). (2) Informasi/pesan yang disampaikan (stimulus). (3)
Saluran/media. (4) Penerima informasi (komunikan). (5) Respons atau tanggapan
dari penerima informasi. Apabila dalam interaksi sosial salah satu komponen
tersebut tidak terpenuhi dapat terjadi kegagalan dalam proses interaksi
3. Ciri Interaksi Sosial Ciri-ciri interaksi sosial menurut Charles P. Loomis sebagai
berikut : (Setiadi dan Kolip, 2011: 65-66).
a. Terdapat komunikasi menggunakan simbol- simbol atau lambang.
b. Jumlah pelaku dua orang atau lebih.
c. Terdapat tujuan yang akan dicapai.
d. Terdapat dimensi waktu meliputi masa lalu, masa kini, dan masa depan.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial Interaksi sosial dalam
masyarakat dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut. (1) Simpati merupakan suatu
proses ketika seseorang tertarik kepada pihak lain terkait perilaku atau
penampilannya. (2) Empati merupakan kemampuan merasakan keadaan orang lain
dan ikut merasakan situasi yang dialami atau dirasakan orang lain. (3) Imitasi
merupakan proses meniru sikap, tindakan, tingkah laku, atau penampilan fisik orang
lain di lingkungan sekitarnya secara berlebihan. (4) Sugesti merupakan proses
menerima sikap, pandangan, dan pendapat orang lain tanpa dipikir ulang. Kondisi
tersebut dapat terjadi karena pandangan/pendapat berasal dari orang yang
berwibawa, memiliki kekuasaan, dan diakui oleh masyarakat. (5) Motivasi
merupakan dorongan, baik dari dalam diri seseorang maupun orang lain untuk
melakukan tindakan. (6) Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan
dalam diri seseorang menjadi sama (identik) dengan pihak lain. Proses identifikasi
bersifat lebih mendalam daripada imitasi. Dalam proses identifikasi tidak hanya
perilaku dan penampilan luar yang ditiru. Akan tetapi, kepribadian serta sifat-sifat
orang lain juga ditiru sebagai pedoman bertindak dalam kehidupan sehari-hari.
5. Jenis-Jenis Interaksi Sosial Interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat heterogen
dapat menyebabkan timbulnya beberapa jenis interaksi sosial. Adapun jenis interaksi
sosial tersebut meliputi interaksi antara individu dan individu, individu dan
kelompok atau sebaliknya, serta kelompok dan kelompok.
a. Interaksi antara Individu dan Individu
Interaksi antara individu dan individu berarti individu menyampaikan
informasi kepada individu lain. Dengan demikian, subjek dan objek interaksi
sosial adalah individu.
b. Interaksi antara Individu dan Kelompok Interaksi antara individu dan
kelompok berarti individu berperan sebagai subjek/ komunikator dan
kelompok berperan sebagai objek (komunikan).
c. Interaksi antara Kelompok dan Individu Interaksi antara kelompok dan
individu berarti kelompok berperan sebagai subjek dan individu berperan
sebagai objek. 4). Interaksi antara Kelompok dan Kelompok Interaksi antara
kelompok dan kelompok berarti kelompok berperan sebagai subjek dan
kelompok lain berperan sebagai objek.

b. Dinamika Sosial
Dinamika sosial merujuk pada perubahan dan interaksi yang terjadi dalam kelompok sosial,
masyarakat, atau komunitas. Konsep ini mencakup berbagai aspek yang mempengaruhi
bagaimana manusia berinteraksi, bertindak, dan merespons satu sama lain dalam konteks sosial.
Dinamika sosial mencakup berbagai fenomena, seperti perubahan sosial, norma sosial, struktur
sosial, dan proses sosial yang mempengaruhi perilaku individu dan kelompok. Beberapa aspek
utama dari dinamika sosial meliputi:
1. Perubahan Sosial: Merupakan perubahan dalam struktur sosial, nilai, norma, dan
institusi dalam suatu masyarakat. Perubahan sosial bisa bersifat lambat, seperti evolusi
budaya dari generasi ke generasi, atau cepat, seperti perubahan sosial yang dipicu oleh
inovasi teknologi.
2. Norma Sosial: Norma-norma sosial adalah aturan-aturan yang mengatur perilaku dan
interaksi sosial yang diharapkan dari anggota masyarakat. Mereka membantu dalam
mempertahankan keteraturan sosial dan memastikan keselarasan dalam kelompok.
3. Peran Sosial: Setiap individu dalam masyarakat memiliki peran sosial tertentu yang
mencakup ekspektasi dan tugas-tugas tertentu. Peran sosial dapat berbeda-beda
tergantung pada status, pekerjaan, atau hubungan sosial seseorang dalam masyarakat.
4. Kelompok dan Struktur Sosial: Kelompok sosial adalah kumpulan individu yang saling
berinteraksi dan berbagi tujuan atau identitas tertentu. Struktur sosial mencakup pola
hubungan dan hierarki di antara berbagai kelompok dalam masyarakat.
5. Konflik Sosial: Konflik terjadi ketika ada ketegangan atau perbedaan di antara kelompok
atau individu yang bersaing untuk sumber daya atau kepentingan yang berbeda. Konflik
sosial bisa bersifat terbuka atau terselubung.
6. Kooperasi Sosial: Kooperasi melibatkan kerjasama antara individu atau kelompok untuk
mencapai tujuan bersama. Kerjasama ini bisa bersifat jangka pendek atau jangka panjang,
tergantung pada situasi dan kepentingan yang terlibat.
7. Stereotip dan Prasangka: Stereotip adalah pandangan umum yang melekat pada suatu
kelompok berdasarkan atribut tertentu. Prasangka adalah sikap negatif atau positif yang
ditujukan kepada kelompok tertentu berdasarkan stereotip.

Dinamika sosial adalah bidang studi yang kompleks dan melibatkan berbagai teori dan perspektif
dari sosiologi, psikologi sosial, antropologi, dan ilmu sosial lainnya. Memahami dinamika sosial
membantu kita mengerti bagaimana masyarakat berfungsi, berinteraksi, dan berevolusi dari
waktu ke waktu.

1. Teori Masalah Sosial

Teori masalah sosial mengacu pada berbagai pendekatan dan penjelasan tentang bagaimana
masalah sosial muncul, berkembang, dan dihadapi oleh masyarakat. Teori-teori ini mencoba
untuk memahami asal-usul, konsekuensi, dan solusi dari masalah-masalah sosial yang kompleks
yang mempengaruhi berbagai kelompok dan individu dalam masyarakat.

Beberapa teori masalah sosial yang relevan termasuk:

1. Teori Konflik Sosial: Teori ini menekankan konflik dan persaingan sebagai elemen
kunci dalam masyarakat. Masalah sosial dipandang sebagai hasil dari ketidakadilan dan
ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya, seperti kekayaan, kekuasaan, dan status.
Karl Marx adalah salah satu teoretisi terkenal dari perspektif ini, dengan fokus pada
konflik antara kelas sosial.
2. Teori Struktural-Fungsional: Pendekatan ini melihat masyarakat sebagai sistem yang
terdiri dari berbagai elemen yang saling terkait dan berkontribusi pada kelangsungan
hidupnya. Masalah sosial dilihat sebagai gangguan dalam fungsi-fungsi masyarakat yang
dapat diselesaikan melalui perbaikan atau penyesuaian struktur sosial. Emile Durkheim
adalah salah satu tokoh utama dalam teori ini.
3. Teori Interaksionisme Simbolik: Fokus utama dari perspektif ini adalah pada makna
sosial yang diberikan individu terhadap tindakan dan interaksi mereka dalam masyarakat.
Masalah sosial dipahami sebagai hasil dari interaksi manusia, dan bagaimana masalah-
masalah ini dinilai dan diberi makna oleh individu dan kelompok. George Herbert Mead
dan Herbert Blumer adalah beberapa tokoh terkemuka dari teori interaksionisme
simbolik.
4. Teori Sistem Ekologi: Pendekatan ini menyoroti hubungan kompleks antara individu
dan lingkungannya, baik fisik maupun sosial. Masalah sosial dilihat sebagai hasil dari
ketidakseimbangan dalam sistem ekologi, seperti perubahan lingkungan, kelebihan
populasi, atau ketidaksesuaian antara individu dan lingkungan. Teori ini sering terkait
dengan kajian masalah sosial dalam konteks lingkungan alam atau komunitas.
5. Teori Kritik Sosial: Teori ini mengeksplorasi dan mengkritisi struktur kekuasaan dan
norma-norma sosial yang ada, serta bagaimana struktur-struktur ini mempengaruhi
terciptanya masalah sosial. Teori kritik sosial mencoba untuk mengidentifikasi asal-usul
ketidakadilan sosial dan mencari alternatif yang lebih adil dan berkelanjutan.

Perlu dicatat bahwa ada banyak teori dan perspektif lainnya dalam memahami masalah sosial,
dan seringkali teori-teori ini saling berhubungan dan saling melengkapi. Memahami teori-teori
ini membantu menganalisis, mengidentifikasi, dan menangani masalah sosial dengan cara yang
lebih efektif dan berkelanjutan.

2. Objek Masalah Sosial

Objek masalah sosial mengacu pada isu-isu yang terkait dengan masyarakat atau kelompok
masyarakat tertentu, yang mempengaruhi kesejahteraan, kebahagiaan, dan interaksi antaranggota
masyarakat. Masalah sosial sering kali melibatkan ketidaksetaraan, ketidakadilan, dan konflik di
antara anggota masyarakat. Berbagai masalah sosial dapat bervariasi dari satu wilayah atau
kelompok sosial ke wilayah atau kelompok sosial lainnya.

Berikut adalah beberapa contoh objek masalah sosial yang sering menjadi perhatian:

1. Kemiskinan dan Ketidaksetaraan Ekonomi: Masalah ini mencakup ketidakmampuan


sebagian besar masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, perumahan,
dan pendidikan. Ketidaksetaraan ekonomi juga mengacu pada kesenjangan dalam
distribusi kekayaan dan kesempatan.
2. Pengangguran: Ketika tingkat pengangguran tinggi dalam masyarakat, hal ini dapat
menyebabkan ketidakstabilan ekonomi dan kesulitan bagi individu atau keluarga untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari.
3. Ketidakadilan Sosial: Ini mencakup berbagai bentuk diskriminasi berdasarkan ras, etnis,
gender, agama, orientasi seksual, dan lainnya. Ketidakadilan sosial dapat menyebabkan
ketegangan dan konflik di antara anggota masyarakat.
4. Gangguan Kesehatan Masyarakat: Masalah ini mencakup wabah penyakit, kekurangan
akses terhadap layanan kesehatan, atau kurangnya kesadaran tentang isu-isu kesehatan
penting.
5. Kejahatan dan Kekerasan: Kejahatan jalanan, kekerasan dalam rumah tangga, dan
kekerasan antarkelompok adalah contoh masalah sosial yang mempengaruhi keamanan
dan stabilitas masyarakat.
6. Pendidikan: Ketidaksetaraan akses terhadap pendidikan berkualitas dan kurangnya
dukungan pendidikan bagi kelompok tertentu dapat menyebabkan kesenjangan dalam
kemampuan dan peluang.
7. Krisis Lingkungan: Perubahan iklim, polusi, deforestasi, dan masalah lingkungan
lainnya berdampak pada masyarakat secara luas, mempengaruhi kesehatan dan
keberlanjutan lingkungan.
8. Permasalahan Migrasi: Konflik, bencana alam, dan faktor lainnya dapat menyebabkan
migrasi paksa, yang dapat mengakibatkan tekanan sosial dan ekonomi di tempat tujuan.
9. Isu-imigran: Integrasi dan asimilasi imigran ke dalam masyarakat tuan rumah dapat
menjadi masalah sosial dalam beberapa kasus.
10. Isu Kependudukan dan Demografi: Perubahan demografi, seperti penuaan penduduk
atau kelebihan jumlah penduduk di beberapa wilayah, bisa menyebabkan masalah sosial
yang kompleks.
11. Ketergantungan pada Narkoba: Penyalahgunaan narkoba dan alkohol merupakan
masalah sosial yang dapat menghancurkan individu dan keluarga serta menyebabkan
dampak negatif pada masyarakat.

Masalah sosial seringkali kompleks dan memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan
berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, sektor
swasta, dan masyarakat umum, untuk mencari solusi yang efektif dan berkelanjutan.

3. Kemiskinan sebagai Masalah Sosial

Kemiskinan adalah salah satu masalah sosial yang kompleks dan signifikan di banyak negara di
seluruh dunia. Ini mencerminkan ketidakmampuan individu atau kelompok masyarakat untuk
memenuhi kebutuhan dasar mereka, seperti pangan, air bersih, perumahan layak, pendidikan,
perawatan kesehatan, dan akses ke pekerjaan yang layak. Masalah kemiskinan melampaui aspek
ekonomi semata, melibatkan dimensi sosial, politik, dan budaya yang beragam.

Beberapa aspek yang terkait dengan kemiskinan sebagai masalah sosial antara lain:

1. Kesehatan dan Gizi: Kemiskinan dapat menyebabkan masalah kesehatan dan gizi yang
serius karena kurangnya akses terhadap makanan bergizi, air bersih, dan perawatan
kesehatan yang memadai.
2. Pendidikan: Kemiskinan dapat menghambat akses pendidikan yang berkualitas,
menyebabkan tingkat putus sekolah lebih tinggi, dan membatasi peluang untuk
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk meningkatkan
kondisi hidup.
3. Perumahan: Banyak orang miskin tinggal dalam kondisi perumahan yang tidak layak,
seperti tempat tinggal yang tidak sehat dan padat.
4. Kesempatan Kerja: Orang yang hidup dalam kemiskinan mungkin menghadapi
kesulitan dalam mencari pekerjaan yang layak dengan gaji yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan dasar.
5. Peran Gender: Wanita sering kali lebih rentan terhadap kemiskinan karena diskriminasi
gender dan akses terbatas terhadap sumber daya ekonomi dan sosial.
6. Ketimpangan Sosial: Kemiskinan sering kali terkait dengan ketimpangan sosial yang
luas dan ketidakadilan struktural dalam masyarakat.
7. Lingkungan: Lingkungan yang buruk dan terpolusi juga dapat mempengaruhi kelompok
masyarakat miskin dengan cara yang lebih berat.
8. Kekerasan dan Kriminalitas: Lingkungan yang terkena kemiskinan sering kali lebih
rentan terhadap tingkat kekerasan dan kriminalitas yang lebih tinggi.

Mengatasi masalah kemiskinan melibatkan upaya kolaboratif dari pemerintah, lembaga swadaya
masyarakat, sektor swasta, dan masyarakat secara keseluruhan. Langkah-langkah yang mungkin
diambil termasuk pemberdayaan ekonomi, pendidikan yang lebih baik, akses yang lebih baik
terhadap layanan kesehatan, program pengentasan kemiskinan, serta penghapusan ketimpangan
sosial dan diskriminasi. Penciptaan kebijakan yang berfokus pada pengurangan kemiskinan juga
menjadi kunci dalam upaya membangun masyarakat yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

4. Dampak Permasalahan Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat

Permasalahan sosial dapat memiliki beragam dampak yang signifikan pada individu, masyarakat,
dan lingkungan secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa dampak umum dari permasalahan
sosial:

1. Penurunan kualitas hidup individu: Permasalahan sosial seperti kemiskinan,


pengangguran, dan kekerasan dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup individu.
Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan, tempat tinggal, dan layanan kesehatan.
2. Ketegangan dalam masyarakat: Permasalahan sosial seperti konflik antar etnis, agama,
atau kelas sosial dapat menyebabkan ketegangan dalam masyarakat. Hal ini bisa
mengganggu harmoni dan menyebabkan konflik lebih lanjut.
3. Penurunan ekonomi dan pertumbuhan: Beberapa permasalahan sosial seperti korupsi,
ketidakadilan ekonomi, dan kurangnya akses pendidikan berkualitas dapat menghambat
pertumbuhan ekonomi dan menciptakan kesenjangan sosial yang lebih besar.
4. Gangguan pada kesehatan fisik dan mental: Permasalahan sosial seperti narkoba,
alkoholisme, dan penyalahgunaan zat lainnya dapat menyebabkan gangguan kesehatan
fisik dan mental pada individu yang terlibat.
5. Kerugian bagi lingkungan: Beberapa permasalahan sosial seperti pencemaran
lingkungan, penggundulan hutan, dan overkonsumsi sumber daya dapat menyebabkan
kerusakan lingkungan yang serius dan berdampak negatif pada kehidupan manusia dan
ekosistem.
6. Rendahnya tingkat pendidikan dan keterampilan: Permasalahan sosial seperti
ketidakaksesan pendidikan berkualitas atau aborsi anak dapat menyebabkan rendahnya
tingkat pendidikan dan keterampilan di masyarakat, yang pada akhirnya menghambat
perkembangan dan kemajuan sosial.
7. Pengangguran dan penurunan produktivitas: Permasalahan seperti pengangguran
kronis atau pekerja anak dapat menyebabkan penurunan produktivitas dan pemborosan
potensi manusia yang berharga.
8. Meningkatnya kriminalitas: Beberapa permasalahan sosial seperti kemiskinan,
pengangguran, dan ketidaksetaraan ekonomi dapat menyebabkan peningkatan tingkat
kriminalitas di masyarakat.
9. Rendahnya kepercayaan dan partisipasi politik: Permasalahan sosial seperti korupsi
dan ketidakadilan dapat menyebabkan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap
pemerintah dan rendahnya partisipasi politik.
10. Pengungsi dan migrasi paksa: Permasalahan seperti perang, konflik etnis, atau bencana
alam dapat menyebabkan banyak orang menjadi pengungsi atau terpaksa bermigrasi,
yang pada gilirannya menciptakan tantangan sosial dan ekonomi bagi negara-negara atau
wilayah yang menerima mereka.
Penting untuk diingat bahwa dampak permasalahan sosial ini dapat saling berhubungan dan
saling mempengaruhi, sehingga seringkali dibutuhkan pendekatan yang holistik dan terpadu
dalam mengatasi masalah ini. Upaya kolaboratif dari pemerintah, masyarakat sipil, dan sektor
swasta dibutuhkan untuk menangani akar penyebab dan efek negatif dari permasalahan sosial.

5. Pemecahan Masalah Sosial untuk Mencapai Kehidupan yang Baik

Pemecahan masalah sosial adalah proses mengidentifikasi, menganalisis, dan menemukan solusi
untuk masalah-masalah yang terjadi dalam masyarakat. Masalah sosial dapat melibatkan
berbagai aspek, termasuk masalah ekonomi, pendidikan, lingkungan, kesehatan, kemiskinan,
ketidakadilan, diskriminasi, dan banyak lainnya. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat
membantu dalam pemecahan masalah sosial:

1. Pengidentifikasian masalah: Langkah pertama adalah mengidentifikasi masalah sosial


secara jelas dan tepat. Hal ini melibatkan mengumpulkan data dan informasi relevan,
berbicara dengan para ahli, melakukan survei, atau melakukan penelitian untuk
memahami akar masalah dan dampaknya pada masyarakat.
2. Analisis akar masalah: Setelah masalah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah
melakukan analisis mendalam untuk memahami akar masalah tersebut. Faktor-faktor
yang menyebabkan masalah sosial perlu diidentifikasi agar solusi yang diambil dapat
mengatasi sumber masalah.
3. Melibatkan semua pihak terkait: Pemecahan masalah sosial memerlukan keterlibatan
semua pihak yang terkait. Termasuk di antaranya adalah pemerintah, organisasi
masyarakat, sektor swasta, dan individu-individu yang terdampak. Kolaborasi dan
kerjasama antarpihak dapat memperkuat usaha pemecahan masalah.
4. Pembuatan rencana tindakan: Setelah masalah diidentifikasi dan akar masalah
dianalisis, langkah selanjutnya adalah merumuskan rencana tindakan yang terarah dan
terukur. Rencana tindakan harus mencakup langkah-langkah konkret yang akan diambil
untuk mengatasi masalah sosial tersebut.
5. Implementasi rencana: Rencana tindakan perlu diimplementasikan dengan cermat. Ini
melibatkan alokasi sumber daya, waktu, dan upaya yang tepat untuk melaksanakan
rencana secara efektif.
6. Pemantauan dan evaluasi: Selama proses implementasi, penting untuk memantau
kemajuan dan hasil dari upaya pemecahan masalah. Evaluasi berkala membantu
mengidentifikasi apakah rencana tindakan telah berhasil atau perlu disesuaikan.
7. Berkelanjutan dan adaptif: Beberapa masalah sosial tidak dapat diatasi dalam waktu
singkat. Oleh karena itu, perlu dipastikan bahwa upaya pemecahan masalah bersifat
berkelanjutan dan dapat beradaptasi dengan perubahan situasi atau kebutuhan
masyarakat.
8. Pendidikan dan kesadaran: Edukasi masyarakat tentang masalah sosial yang ada dan
pentingnya berpartisipasi dalam pemecahan masalah adalah langkah krusial. Kesadaran
masyarakat dapat mendorong partisipasi aktif dalam upaya pemecahan masalah sosial.
9. Advokasi dan perubahan kebijakan: Beberapa masalah sosial memerlukan perubahan
kebijakan publik. Melalui advokasi yang tepat, masyarakat dapat berusaha untuk
membentuk dan mempengaruhi kebijakan yang lebih baik dalam mengatasi masalah
tersebut.
Pemecahan masalah sosial adalah tugas yang kompleks dan memerlukan komitmen, kolaborasi,
dan partisipasi dari berbagai pihak. Tidak ada solusi instan, tetapi dengan kerjasama yang baik,
masalah-masalah sosial dapat dihadapi dan diatasi dengan lebih baik.

6. Kesenjangan Sosial-Ekonomi sebagai Masalah Sosial

Kesenjangan sosial-ekonomi adalah salah satu masalah sosial yang sering dihadapi oleh
masyarakat di berbagai negara. Masalah ini terkait dengan ketidakseimbangan distribusi sumber
daya, kesempatan, dan keuntungan ekonomi di antara anggota masyarakat. Kesenjangan sosial-
ekonomi dapat terlihat dari perbedaan tingkat pendapatan, kekayaan, pendidikan, akses
kesehatan, dan status sosial antara kelompok-kelompok yang berbeda.

Berikut adalah beberapa aspek penting yang menjelaskan mengapa kesenjangan sosial-ekonomi
dianggap sebagai masalah sosial:

1. Ketidakadilan sosial: Kesenjangan sosial-ekonomi menciptakan ketidakadilan dalam


masyarakat. Beberapa individu atau kelompok memiliki kesempatan dan akses yang lebih
baik ke sumber daya dan layanan, sementara yang lain terjebak dalam siklus kemiskinan
dan ketidakmampuan untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Ketidakadilan sosial ini
dapat menyebabkan konflik dan ketegangan antar kelompok dalam masyarakat.
2. Kemiskinan: Kesenjangan sosial-ekonomi seringkali berkontribusi pada tingginya
tingkat kemiskinan di beberapa wilayah. Kelompok-kelompok yang terpinggirkan atau
kurang beruntung seringkali kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti
makanan, pakaian, tempat tinggal, dan akses ke pendidikan dan layanan kesehatan yang
layak. Kemiskinan dapat mempengaruhi kualitas hidup dan masa depan individu dan
kelompok tersebut.
3. Ketimpangan pendidikan: Kesenjangan sosial-ekonomi dapat mempengaruhi akses
terhadap pendidikan yang berkualitas. Kelompok dengan sumber daya terbatas mungkin
tidak dapat membiayai pendidikan yang baik, sementara kelompok lain dengan sumber
daya lebih tinggi dapat memberikan pendidikan yang lebih baik untuk anak-anak mereka.
Ketimpangan pendidikan ini dapat memperkuat kesenjangan sosial-ekonomi dari generasi
ke generasi.
4. Kesehatan dan kualitas hidup: Kesenjangan sosial-ekonomi juga mempengaruhi
kesehatan dan kualitas hidup masyarakat. Kelompok dengan akses terbatas ke fasilitas
kesehatan dan layanan kesehatan mungkin menghadapi risiko lebih tinggi terhadap
penyakit dan kematian dini. Selain itu, ketimpangan akses terhadap air bersih, sanitasi,
dan infrastruktur dasar juga dapat mempengaruhi kesehatan dan kualitas hidup.
5. Ketidakstabilan sosial: Kesenjangan sosial-ekonomi yang tinggi dapat menyebabkan
ketidakstabilan sosial. Ketika kesenjangan semakin lebar, ketidakpuasan dan
ketidakadilan bisa menjadi pemicu protes, kerusuhan, dan konflik sosial. Ketidakstabilan
ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan masyarakat secara keseluruhan.
6. Penghambatan potensi ekonomi: Kesenjangan sosial-ekonomi dapat menghambat
potensi ekonomi suatu negara atau masyarakat. Ketika sebagian besar penduduk
mengalami kesulitan ekonomi, mereka mungkin tidak dapat mengonsumsi barang dan
jasa dalam jumlah yang memadai, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja.

Mengatasi masalah kesenjangan sosial-ekonomi adalah tugas yang kompleks dan memerlukan
campur tangan dari pemerintah, sektor swasta, organisasi non-pemerintah, dan seluruh
masyarakat. Beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi kesenjangan sosial-
ekonomi termasuk program pemerintah yang berfokus pada distribusi yang lebih adil dari
sumber daya, akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan yang merata, upaya untuk
menciptakan lapangan kerja dan peluang ekonomi yang inklusif, serta langkah-langkah untuk
mengurangi korupsi dan ketidakadilan dalam sistem.

3. Daftar Pustaka
https://projekipas.com/dinamika-sosial/

https://online.fliphtml5.com/xnhit/pegr/#p=34

https://cdn-gbelajar.simpkb.id/s3/p3k/IPS/Sosiologi/Per%20Pembelajaran/
PEMBELAJARAN%202.%20INTERAKSI%20SOSIAL.pdf

https://static.perangkat-ajar.belajar.id/USR.qbJAE4alJl.1688984840-
GXZ2KMyW1p.pdf

Anda mungkin juga menyukai