Anda di halaman 1dari 15

BUKU JAWABAN TUGAS TUGAS 1

Nama Mahasiswa : Reyhan Akbar


Nomor Induk Mahasiswa : 857391283
Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4101 PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
Bacalah soal berikut dengan cermat, kemudian saudara jawab dan diunggah
pada tempat yang telah disediakan:

1. Konstruksi pengertian iman dalam Al-quran berkaitan dengan


assyaddu hubban (QS. Al-Baqarah (2): 165), qalbu, mata, dan telinga
(QS. Al-A’raaf (7):179).

a. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al- Baqarah (2) : 165 dengan teliti
dan benar!
‫َوِم َن ٱلَّناِس َم ن َيَّتِخ ُذ ِم ن ُدوِن ٱِهَّلل َأنَد اٗد ا ُيِح ُّبوَنُهۡم َك ُحِّب ٱِۖهَّلل َو ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ْا َأَشُّد ُح ّٗب ا ِۗهَّلِّل َو َلۡو َي َر ى‬
‫ٱَّلِذ يَن َظَلُمٓو ْا ِإۡذ َيَر ۡو َن ٱۡل َع َذ اَب َأَّن ٱۡل ُقَّو َة ِهَّلِل َجِم يٗع ا َو َأَّن ٱَهَّلل َش ِد يُد ٱۡل َع َذ اِب‬
wa minan-nâsi may yattakhidzu min dûnillâhi andâday yuḫibbûnahum
kaḫubbillâh, walladzîna âmanû asyaddu ḫubbal lillâhi walau
yaralladzîna dhalamû idz yaraunal-‘adzâba annal-quwwata lillâhi
jamî‘aw wa annallâha syadîdul-‘adzâb

Di antara manusia ada yang menjadikan (sesuatu) selain Allah sebagai


tandingan-tandingan (bagi-Nya) yang mereka cintai seperti mencintai
Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat kuat cinta mereka
kepada Allah. Sekiranya orang-orang yang berbuat zalim itu melihat,
ketika mereka melihat azab (pada hari Kiamat), bahwa kekuatan itu
semuanya milik Allah dan bahwa Allah sangat keras azab-Nya,
(niscaya mereka menyesal)

b. Jelaskan pengertian hubban dalam ayat tersebut?


kata "hubban" bermakna "cinta" atau "cinta yang sangat mendalam".
Ayat tersebut menyatakan bahwa ada di antara manusia yang
mencintai dan memuja hal lain selain Allah SWT dengan kecintaan
yang sangat, bahkan sebagaimana mereka mencintai Allah SWT. Ini
menunjukkan betapa kuatnya pengaruh dan kesetiaan mereka terhadap
objek yang mereka sembah selain Allah SWT, yang dalam konteks
ayat ini adalah penyembahan berhala atau objek-objek lain yang
menjadi tuhan-tuhan palsu bagi mereka. Ini menegaskan pentingnya
cinta yang tulus dan sepenuhnya kepada Allah SWT dalam iman yang
benar.

c. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat


tersebut?
Ayat ini menegaskan bahwa iman kepada Allah SWT melibatkan
pengakuan bahwa hanya Allah yang patut disembah, tanpa
menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Iman yang benar menciptakan
cinta yang tulus kepada Allah SWT, di mana Allah menjadi prioritas
utama dalam kehidupan seseorang

d. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-A’raaf (7):179 dengan teliti


dan benar!
‫ن اَّل ُيۡب ِص ُروَن ِبَه ا‬ٞ‫ب اَّل َيۡف َقُهوَن ِبَه ا َو َلُهۡم َأۡع ُي‬ٞ‫َو َلَقۡد َذ َر ۡأ َنا ِلَجَهَّنَم َك ِثيٗر ا ِّم َن ٱۡل ِج ِّن َو ٱِإۡل نِۖس َلُهۡم ُقُلو‬
‫َٰٓل‬ ‫َٰٓل‬
‫ن اَّل َيۡس َم ُعوَن ِبَهۚٓا ُأْو ِئَك َك ٱَأۡلۡن َٰع ِم َبۡل ُهۡم َأَض ُّۚل ُأْو ِئَك ُهُم ٱۡل َٰغ ِفُلوَن‬ٞ‫َو َلُهۡم َء اَذ ا‬
wa laqad dzara'nâ lijahannama katsîram minal-jinni wal-insi lahum
qulûbul lâ yafqahûna bihâ wa lahum a‘yunul lâ yubshirûna bihâ wa
lahum âdzânul lâ yasma‘ûna bihâ, ulâ'ika kal-an‘âmi bal hum adlall,
ulâ'ika humul-ghâfilûn

Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan banyak dari kalangan


jin dan manusia untuk (masuk neraka) Jahanam (karena kesesatan
mereka). Mereka memiliki hati yang tidak mereka pergunakan untuk
memahami (ayat-ayat Allah) dan memiliki mata yang tidak mereka
pergunakan untuk melihat (ayat-ayat Allah), serta memiliki telinga
yang tidak mereka pergunakan untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah).
Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lengah.
e. Jelaskan pengertian iman kepada Allah SWT menurut ayat QS. Al
A’raaf (7):179 tersebut?
Dari ayat ini, kita dapat memahami bahwa iman kepada Allah SWT
tidak hanya sekadar keyakinan atau pengakuan secara lisan, tetapi juga
melibatkan penggunaan akal, pengamatan, dan pendengaran untuk
memahami tanda-tanda kebesaran Allah SWT di sekitar kita. Orang-
orang yang tidak menggunakan akal, mata, dan telinga mereka untuk
memperhatikan dan memahami kebesaran Allah SWT disebut sebagai
orang-orang yang lalai. Oleh karena itu, iman kepada Allah SWT
mencakup pemahaman dan penghargaan terhadap kebesaran-Nya
melalui refleksi atas ciptaan-Nya serta memahami ajaran-Nya yang
terkandung dalam Al-Qur'an.

f. Jelaskan secara ringkas pengertian iman kepada Allah SWT dari


kedua ayat tersebut?
Dari kedua ayat ini, kita dapat memahami bahwa iman kepada Allah
SWT tidak hanya tentang keyakinan lisan, tetapi juga melibatkan
penggunaan akal, pengamatan, dan pendengaran untuk memahami
tanda-tanda kebesaran Allah SWT di sekitar kita. Orang-orang yang
lalai dan tidak menggunakan anugerah-anugerah ini untuk mengenali
kebesaran Allah SWT dianggap seperti binatang ternak. Oleh karena
itu, iman kepada Allah SWT membutuhkan kesadaran dan pemahaman
yang mendalam tentang kebesaran-Nya serta ketaatan kepada-Nya
dalam segala aspek kehidupan.

2. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya dari segi fisik, non fisik
dan tujuan penciptaannya. Namun, kesempurnaan manusia lebih
ditekankan kepada aspek non fisik dan pencapaian tujuan penciptaan
tersebut daripada aspek fisik. Hal ini diantaranya diisyaratkan dalam
kandungan ayat-ayat Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan Q.S. Qaaf
(50):16.
a. Tuliskan terjemah Q.S. Ali-Imran (3): 190-191 dan jelaskan secara
ringkas hakikat manusia menurut kedua ayat tersebut!
"Ingatlah, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam
dan siang, ada tanda-tanda kekuasaan (Allah) bagi orang yang
mempunyai akal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil
berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka
memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): 'Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia; Maha
Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.'"

Hakikat manusia menurut kedua ayat tersebut adalah bahwa manusia


diberikan akal untuk memperhatikan tanda-tanda kebesaran Allah
dalam ciptaan-Nya, seperti langit, bumi, pergantian malam dan siang,
dan berbagai fenomena alam lainnya. Manusia yang menggunakan
akalnya dengan benar akan menyadari kebesaran dan kekuasaan Allah
SWT serta merenungkan tujuan penciptaan mereka dan alam semesta
ini. Mereka menyadari bahwa penciptaan ini tidaklah sia-sia dan
memuji kebesaran Allah SWT. Oleh karena itu, hakikat manusia
adalah sebagai makhluk yang dianugerahi akal untuk menyadari
kebesaran dan mengingat Allah SWT dalam segala keadaan.

b. Tuliskan terjemah Q.S. Qaaf (50): 16 dan jelaskan secara ringkas


hakikat manusia menurut ayat tersebut!
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan Kami
mengetahui apa yang tersimpan dalam hatinya, dan Kami lebih dekat
kepadanya daripada urat lehernya."

Ayat ini menggambarkan hakikat manusia menurut sudut pandang


Ilahi. Allah SWT menciptakan manusia dan mengetahui secara
menyeluruh apa yang ada dalam hati manusia, yaitu pikiran, perasaan,
dan niatnya. Bahkan, Allah SWT lebih dekat kepada manusia daripada
urat lehernya, yang menunjukkan kedekatan dan keakraban-Nya
dengan manusia. Hakikat manusia dalam ayat ini adalah sebagai
makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT dengan pengetahuan yang
mendalam tentang dirinya, serta memiliki kedekatan khusus dengan-
Nya. Ini menunjukkan betapa pentingnya kesadaran akan hubungan
manusia dengan Allah SWT dalam kehidupan dan pengambilan
keputusan mereka.

c. Jelaskan hakikat kesempurnaan manusia menurut ketiga ayat


tersebut!

QS. Qaaf (50): 16


Ayat ini menegaskan bahwa Allah menciptakan manusia dengan penuh
kebijaksanaan dan keunikan. Setiap aspek kehidupan manusia, baik
yang tampak maupun yang tersembunyi, diketahui oleh-Nya. Ini
menunjukkan bahwa kesempurnaan manusia terletak pada penciptaan
Allah yang mengakui segala dimensi kehidupan manusia, baik fisik
maupun batin.

QS. Ali-Imran (3): 190


Ayat ini mengajak manusia untuk merenungkan tanda-tanda kebesaran
Allah dalam penciptaan langit dan bumi. Kesempurnaan manusia
terletak pada kemampuannya untuk memahami dan menghargai
keagungan penciptaan Allah. Dengan merenungkan alam semesta,
manusia dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang
tujuan hidup dan tempatnya di dalamnya.

QS. Ali-Imran (3): 191


Ayat ini menekankan pentingnya kesadaran manusia akan keberadaan
Allah dalam segala situasi kehidupan. Kesempurnaan manusia dapat
dicapai melalui pengingatan akan Allah, baik dalam keadaan berdiri,
duduk, atau berbaring. Dengan menyadari kebesaran Allah dan
merenungkan penciptaan-Nya, manusia dapat mencapai tingkat
kesempurnaan spiritual yang lebih tinggi.

Dengan demikian, hakikat kesempurnaan manusia menurut ayat-ayat


tersebut adalah kesadaran akan keberadaan Allah, penghargaan
terhadap keagungan-Nya dalam penciptaan, serta upaya untuk
mencapai kedekatan dengan-Nya melalui refleksi dan pengabdian.

3. Manusia dari sisi perwujudannya sebagai makhluk sosial, bertempat


tinggal dan berinteraksi dengan sesamanya dalam waktu yang lama
dalam suatu masyarakat.
a. Jelaskan pengertian terminologis tentang masyarakat ?
Secara terminologis, masyarakat dapat didefinisikan sebagai
sekelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu wilayah
tertentu, saling berinteraksi, dan memiliki kesamaan budaya, adat
istiadat, serta norma-norma yang mengatur kehidupan bersama
mereka.

Berikut beberapa unsur penting dalam definisi terminologis


masyarakat:

 Sekelompok manusia : Mengacu pada kumpulan individu yang


terdiri dari dua orang atau lebih.
 Hidup bersama: Menunjukkan adanya interaksi dan hubungan
timbal balik antar individu dalam kelompok tersebut.
 Suatu wilayah tertentu : Masyarakat umumnya terikat pada
wilayah geografis tertentu, meskipun dalam era digital saat ini,
interaksi sosial dapat terjadi tanpa terikat ruang dan waktu.
 Saling berinteraksi : Terjalin hubungan dan komunikasi antar
anggota masyarakat, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
 Kesamaan budaya : Memiliki nilai-nilai, tradisi, dan kebiasaan
yang dianut bersama.
 Adat istiadat : Memiliki aturan dan norma yang mengatur
perilaku dan interaksi antar anggota masyarakat.
 Norma-norma : Memiliki standar dan nilai yang disepakati
bersama untuk mengatur kehidupan bermasyarakat.

Dengan demikian, masyarakat dapat dipahami sebagai suatu sistem


sosial yang kompleks, dinamis, dan terikat oleh berbagai unsur yang
saling berkaitan. Masyarakat terus berkembang dan beradaptasi seiring
dengan perubahan zaman dan kondisi sosialnya.

Berikut beberapa contoh definisi terminologis masyarakat dari para


ahli:
 Soerjono Soekanto (1982) : Masyarakat adalah sekelompok
orang yang hidup dan bekerja sama serta tinggal di tempat yang
sama dalam waktu yang cukup lama, sehingga mereka saling
berinteraksi, saling mengenal, dan saling mempengaruhi dalam
kehidupan sosial mereka.

 Selo Soemardjan dan Soedarsono (1988): Masyarakat adalah


sekelompok orang yang hidup dan bekerja sama, baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang terikat oleh ikatan
sosial, yaitu perasaan senasib sepenanggungan.

 Koentjaraningrat (2000): Masyarakat adalah kumpulan


manusia yang hidup dan bekerja sama, serta tinggal di tempat
yang sama dalam waktu yang cukup lama, sehingga mereka
saling berinteraksi, saling mengenal, dan saling mempengaruhi
dalam kehidupan sosial mereka.

Kesimpulannya, pengertian terminologis masyarakat mengacu pada


sekelompok manusia yang hidup bersama dalam suatu wilayah
tertentu, saling berinteraksi, dan memiliki kesamaan budaya, adat
istiadat, serta norma-norma yang mengatur kehidupan bersama
mereka.

b. Jelaskan asal-usul masyarakat menurut fitrah manusia dalam QS.


Al-Hujuraat: 13 dan QS. Az-Zukhruf: 32
Dalam Al-Qur'an, terdapat dua ayat yang membahas tentang asal-usul
masyarakat menurut fitrah manusia:
 QS. Al-Hujurat (49): 13
Ayat ini menyatakan bahwa Allah menciptakan manusia dari
seorang laki-laki (Adam) dan seorang perempuan (Hawa), lalu
menjadikan mereka berbagai bangsa dan suku-suku agar
mereka saling mengenal satu sama lain. Ini menegaskan bahwa
manusia memiliki asal-usul yang sama, yakni dari satu
pasangan Adam dan Hawa, namun dibuat bermacam-macam
bangsa dan suku agar mereka saling mengenal dan berinteraksi.

 QS. Az-Zukhruf (43): 32


Ayat ini juga menyebutkan bahwa Allah menciptakan manusia
dari tanah (Adam), kemudian menjadikannya keturunan yang
berserakan (berbagai bangsa dan suku) di muka bumi. Hal ini
menegaskan bahwa asal-usul manusia adalah dari tanah, namun
kemudian dibuat beragam bangsa dan suku di dunia ini.

Dari kedua ayat tersebut, kita dapat memahami bahwa asal-usul


masyarakat menurut fitrah manusia adalah dari satu pasangan manusia
pertama, yaitu Adam dan Hawa, yang kemudian menjadi berbagai
bangsa dan suku di dunia ini. Allah menciptakan manusia dengan
keanekaragaman tersebut agar mereka dapat saling mengenal,
berinteraksi, dan membangun masyarakat yang beragam namun
harmonis.

c. Jelaskan kriteria masyarakat beradab dan sejahtera dari sudut


pandang masyarakat madani !
Dari sudut pandang masyarakat madani, kriteria masyarakat beradab
dan sejahtera dapat diuraikan sebagai berikut :
 Menjunjung tinggi nilai
Menjunjung tinggi nilai, norma, dan hukum yang ditopang
dengan iman, ilmu, dan tekhnologi. Itu artinya masyarakat
madani hidup berdasarkan aturan-aturan yang berlaku, seperti
nilai, norma, dan hukum. Ketaatan tersebut dilandaskan pada
ilmu dan tekhnologi yang telah dipelajari dan
dikembangkannya beserta kekuatan iman atau keyakinannya
kepada Sang Maha Pencipta.

 Memiliki perabadan yang tinggi


Sebagai makhluk yang memiliki keyakinan atau iman kepada
Sang Maha Pencipta, masyarakat madani telah membuktikan
bahwa mereka merupakan manusia yang memiliki peradaban,
yaitu beradab atau bertata krama. Selain bertata krama terhadap
Tuhan, tentunya juga bertata krama pada sesama manusia.

 Mengedepankan kesederajatan dan transparansi.


Ciri masyarakat madani dalam hal ini adalah mereka
menganggap bahwa status mereka sama, baik pria atau
perempuan. Transparansi atau keterbukaan berarti mereka
menjalankan hidupnya harus dengan sikap jujur dan tidak perlu
ada hal-hal yang harus ditutupi sehingga menumbuhkan rasa
saling percaya antar satu sama lain. Hal ini menunjukkan
bahwa dalam masyarakat madani terdapat nuansa demokrasi, di
mana demokratisasi dapat diwujudkan dengan adanya fungsi
Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), pers yang bebas,
supremasi atau kekuasaan tertinggi dalam hukum, partai
politik, perguruan tinggi, dan toleransi. Hal ini dikarenakan
dalam masyarakat sosial memiliki kaitan dengan wacana kritik
rasional masyarakat yang secara eskplisit atau jelas
mensyarakat munculnya demokrasi. Sedemikian sehingga
masyarakat madani hanya bisa dijamin di negara yang
menganut sistem demokrasi, seperti Indonesia. Demikianlah
pendapat yang disampaikan oleh Neera Candoke. Toleransi
sebagaimana telah disinggung dalam poin keempat di atas,
memiliki artian bahwa kesedian individu atau perseorangan
untuk menerima pandangan, pendapat serta sikap yang berbeda
mengenai politik dan sosial. Toleransi yang demikian juga
merupakan sikap yang dikembangkan dalam masyarakat
madani sebagai bentuk dari rasa saling menghargai dan
menghormati antar sesama, baik perorangan maupun kelompok
terkait pendapat dan sikap yang berbeda-beda.

 Ruang publik yang bebas


Ruang public yang bebas atau dikenal dengan istilah free
public sphere merupakan wilayah yang memungkinkan
masyarakat sebagai warga negara untuk memiliki hak dan
kewajiban warga negara melalui akses penuh terhadap kegiatan
politik, menyampaikan pendapat dengan status orang yang
merdeka (yang berarti bebas), berserikat atau bekerjasama,
berkumpul serta mempublikasikan pendapat dan informasi
kepada publik atau masyarakat luas.
 Supremasi hukum
Supremasi hukum atau dalam KBBI diartikan sebagai
kekuasaan tertinggi dalam hukum memiliki arti bahwa terdapat
jaminan terciptanya keadilan yang bisa dicapai bila
menempatkan hukum sebagai kekuasaan tertinggi dalam
sebuah negara. Tentu keadilan tersebut akan tercipta apabila
hukum diberlakukan secara netral, dalam artian tidak adanya
pengecualian untuk memperoleh suatu kebenaran atas nama
hukum.

 Keadilan sosial
Keadilan sosial atau social justice merupakan suatu
keseimbangan dan pembagian yang proporsional atau sesuai
antara hak dan kewajiban antar warga dan negara yang meliputi
seluruh aspek kehidupan. Artinya seorang warga negara
memiliki hak dan kewajiban terhadap negaranya. Begitupula
pula sebuah negara juga memiliki hak dan kewajiban atas
warganya. Yang mana hak dan kewajiban tersebut memiliki
porsi atau ukuran yang sama sehingga berimbang. Plural atau
keberagaman pasti akan terjadi dalam kalangan masyarakat
terlebih dalam suatu negara yang merupakan kesatuan atau
kumpulan dari berbagai kelompok masyarakat, terlepas dari
masyarakat asli maupun pendatang yang menutuskan untuk
tinggal di dalamnya.Sedemikian sehingga yang dimaksud
dengan pluralisme adalah sebuah sikap menerima dan
mengakui fakta serta tulus bahwa masyarakat itu bersifat
majemuk atau beragam dan dapat menjadi penyebab
terciptanya masyarakat majemuk dan multikultural. Mulai dari
kebiasaan, nilai norma, dan kebudayaannya, seperti contohnya
Negara kita sendiri, yaitu Indonesia. Banyak sekali keragaman
masyarakat, mulai dari bahasa, suku, agama, etnis, dan
budayanya. Sebagai masyarakat madani, tentunya sikap
tersebut, yaitu pluralisme harus dimiliki dan dijaga serta
berkeyakinan bahwa keberagaman itu bernilai positif yang
dirahmatkan oleh Sang Maha Pencipta.

 Partisipasi sosial
Berpatisipasi dalam lingkungan sosial merupakan salah satu
cara untuk menjalin hubungan dan kerjasama antar individu
maupun kelompok untuk mencapai sebuah tujuan tertentu.
Partisipasi sosial yang bersih tanpa rekayasa merupakan awal
yang baik untuk menciptakan masyarakat madani. Hal ini bisa
saja terjadi apabila terdapat nuansa yang memungkinkan
otonomi (hak dan kewajiban) individu terjaga dengan baik.
Artinya dalam masyarakat madani harus seimbang antara hak
dan kewajibannya sesama individu. Sedemikian sehingga
tercipta keadilan sosial atau social justice sebagaimana telah
disebutkan sebelumnya pada poin kedelapan.

d. Sebutkan dan jelaskan prinsip-prinsip umum masyarakat beradab


dan sejahtera!

Prinsip-Prinsip Umum Masyarakat Beradab dan Sejahtera


Masyarakat beradab dan sejahtera merupakan cita-cita yang ingin
dicapai oleh banyak bangsa di dunia. Untuk mewujudkan cita-cita
tersebut, diperlukan pemahaman yang mendalam tentang prinsip-
prinsip umum yang mendasarinya. Berikut adalah beberapa prinsip
umum masyarakat beradab dan sejahtera :

 Keadilan dan Kesederajatan:


Semua orang memiliki hak dan kewajiban yang sama. Tidak
ada diskriminasi berdasarkan ras, suku, agama, gender, atau
status sosial. Setiap orang memiliki kesempatan yang sama
untuk mencapai potensi terbaiknya. Hukum ditegakkan dengan
adil dan tidak pandang bulu.

 Toleransi dan Kebebasan:


Kebebasan beragama, berkeyakinan, dan berekspresi
dihormati.Perbedaan pendapat diterima dan diakomodasi.
Sikap saling menghormati dan menghargai antar individu dan
kelompok. Dialog dan musyawarah menjadi sarana
penyelesaian konflik.

 Keamanan dan Ketertiban:


Keamanan dan ketertiban umum terjaga. Hukum ditegakkan
dengan adil dan tidak pandang bulu.Masyarakat bebas dari rasa
takut dan ancaman. Kekerasan dan kriminalitas diminimalisir.

 Kesejahteraan dan Kualitas Hidup:


Terpenuhinya kebutuhan dasar manusia seperti pangan,
sandang, papan, kesehatan, dan pendidikan. Akses terhadap air
bersih, sanitasi, dan infrastruktur yang memadai. Lingkungan
hidup yang bersih dan terjaga. Kesempatan untuk mendapatkan
pekerjaan yang layak dan penghasilan yang memadai.

 Partisipasi dan Keterlibatan Masyarakat:


Masyarakat aktif dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Masyarakat memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap isu-
isu sosial. Masyarakat terlibat dalam pengambilan keputusan
yang berkaitan dengan kepentingan umum. Masyarakat
memiliki akses terhadap informasi dan edukasi.
 Kemajuan dan Inovasi:
Masyarakat memiliki semangat untuk belajar dan berkembang.
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Kreativitas
dan inovasi dihargai dan didukung. Masyarakat mampu
bersaing di tingkat global.

 Spiritualitas dan Moralitas:


Nilai-nilai agama dan moralitas menjadi landasan kehidupan
masyarakat. Kebajikan dan akhlak mulia dipegang teguh.
Tanggung jawab sosial dan kemanusiaan dijunjung tinggi.
Keseimbangan antara duniawi dan akhirat dijaga.

Prinsip-prinsip ini saling terkait dan tidak dapat dipisahkan satu sama
lain. Mewujudkan masyarakat beradab dan sejahtera memerlukan
upaya bersama dari semua pihak, baik pemerintah, masyarakat sipil,
maupun individu. prinsip-prinsip ini bersifat ideal dan mungkin sulit
untuk dicapai secara sempurna. Namun, dengan terus berusaha dan
berbenah diri, diharapkan masyarakat dapat bergerak menuju arah
yang lebih beradab dan sejahtera.

Anda mungkin juga menyukai