Laporan Praktik Pengalaman Lapangan PPL
Laporan Praktik Pengalaman Lapangan PPL
OLEH:
AGUS MASDIKA
NIM. 140388201041
i
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kasih karunia, serta berkat yang melimpah kepada penulis selama
menjalani kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan Penelitian sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Pengalaman Lapangan di SMA
Negeri 3 Tanjungpinang.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat perolehan nilai akhir
kegiatan pada Mata Kuliah Praktik Pengalaman Lapangan pada Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Maritim Raja
Ali Haji.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak
terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1. Kepada kedua orang tua penulis, yang selalu memberikan do’a, kasih
sayang, dukungan dan saran kepada penulis
2. Ibu Ahada Wahyusari, S.Pd., M.Pd selaku Kepala Jurusan Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Maritim Raja Ali Haji
3. Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjungpinang, Ibu Hj. Dra.
Asmiati. WR, yang telah memberikan penulis kesempatan dalam
melakukan kegiatan PPL
4. Ibu Dian Lestari B.A., M.A Selaku Dosen Pembimbing Lapangan Di SMA
Negeri 3 Tanjungpinang
5. Ibu Dra. Syuprianti yang telah membimbing penulis selama berada di SMA
Negeri 3 Tanjungpinang dari awal penulis melakukan PPL sampai akhirnya
penulis menyelesaikan PPL.
6. Segenap keluarga besar SMA Negeri 3 Tanjungpinang; para guru dan staff
tata usaha yang telah memberikan bantuan serta bimbingan selama kegiatan
praktik lapangan dan penelitian berlangsung.
7. Adik-adik siswa-siswi SMA Negeri 3 Tanjungpinang yang telah bekerja
sama dengan penulis dalam melakukan proses pembelajaran selama ini.
iii
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul..................................................................................................... i
Halaman Pengesahan .......................................................................................... ii
Kata Pengantar ...................................................................................................iii
Daftar Isi.............................................................................................................. v
Daftar Gambar ..................................................................................................viii
Daftar Tabel ....................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Pengertian Program Pengalaman Lapangan..................................... 1
1.2. Latar Belakang Pelaksanaan PPL..................................................... 1
1.3. Tujuan PPL ...................................................................................... 2
1.4. Manfaat PPL .................................................................................... 2
1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PPL .............................................. 3
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
(PPL) ...................................................................................................... 5
2.1 Persiapan Kegiatan PPL .................................................................... 5
2.1.1. Pembekalan Kegiatan PPL Oleh Koordinator PPL................. 5
2.1.2. Pengantaran Mahasiswa Praktikan Secara Formal ................ 5
2.2. Pengenalan Sekolah Praktikan ......................................................... 6
2.2.1. Sejarah dan struktur sekolah praktikan ................................... 6
2.2.2. Tugas pokok kepala sekolah .................................................. 6
2.2.3. Tugas pokok guru.................................................................... 9
2.2.4. Pembinaan kemampuan professional guru ........................... 10
2.2.5. Kurikulum bidang studi......................................................... 11
2.2.6. Fasilitas pendidikan sekolah praktikan ................................ 15
2.2.7. Pembinaan Kesiswaan ........................................................... 16
2.2.8. Administrasi kantor sekolah .................................................. 17
2.2.9. Sumber dan alokasi keuangan sekolah .................................. 18
2.2.10. Hubungan sekolah dan masyarakat ..................................... 18
2.3. Observasi Fisik dan Non-fisik Sekolah .......................................... 18
v
2.3.1. Observasi Fisik Sekolah ........................................................ 18
2.3.2. Observasi Non-fisik Sekolah ................................................ 19
2.4. Permasalahan dan Alternatif Pemecahan Masalah ........................ 19
2.5. Kegiatan Praktik Mengajar (classroom action-based learning) .... 21
2.5.1. Perencanaan Pembelajaran .................................................... 21
2.5.2. Pelaksanaan Pembelajaran .................................................... 22
2.5.3. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran.................................... 23
2.6. Kegiatan Praktik Non Mengajar..................................................... 24
2.7. Kegiatan Simulasi Penelitian Kelas ............................................... 25
2.7.1. Judul Penelitian Tindakan Kelas ........................................... 25
2.7.2. Latar Belakang ...................................................................... 25
2.7.3. Rumusan Masalah ................................................................. 25
2.7.4. Tujuan Penelitian .................................................................. 25
2.7.5. Manfaat Penelitian ................................................................ 25
2.8. Metode Penelitian........................................................................... 26
2.8.1. Jenis Penelitian ...................................................................... 26
2.8.2. Setting Penelitian .................................................................. 27
2.8.3. Subjek Penelitian................................................................... 28
2.8.4. Prosedur Penelitian................................................................ 28
2.8.5. Jadwal Penelitian................................................................... 31
2.8.6. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 32
2.8.7. Instrumen Penelitian.............................................................. 33
2.8.8. Hasil dan Pembahasan........................................................... 33
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 39
A. Kesimpulan ................................................................................... 39
B. Saran .............................................................................................. 40
LAMPIRAN
1) Surat Pengantar / Permohonan Izin Mahasiswa PPL dari Dekan FKIP
UMRAH kepada Kepala SMA Negeri 3 Tanjungpinang.
2) Surat Jawaban Pemberian Izin Mahasiswa PPL dari Kepala SMA Negeri 3
Tanjungpinang kepada Dekan FKIP UMRAH.
vi
3) Program Kegiatan PPL Mahasiswa
4) Kartu Konsultasi dengan Guru Pamong (GP) dan Dosen Pembimbing (DP),
Daftar Hadir, Daftar Kegiatan.
5) Kurikulum: Satuan Pelajaran, Rencana Pembelajaran, dan Modul
Pembelajaran
6) Denah dan Observasi Pengenalan Sekolah
7) Nilai Akhir Mahasiswa PPL FKIP UMRAH dari Guru Pamong
8) Dokumen/dokumentasi (gambar sekolah & kegiatan, dll).
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
BAB I
PENDAHULUAN
PPL dapat diartikan juga sebagai suatu program prajabatan pendidikan guru
yang dirancang khusus untuk menyiapkan calon guru yang menguasai kemampuan
keguruandan terintegrasi secara utuh. Setelah mereka menyelesaikan pendidikan
dan diangkat menjadi guru telah siap mengemban tugas sebagai guru.
2. Memberikan masukan kepada sekolah atas hal-hal atau ide-ide baru dalam
perencanaan program pendidikan yang akan datang.
Adapun manfaat PPL bagi Universitas Maritim Raja Ali Haji adalah sebagai
berikut:
Adapun tempat pelaksanaan PPL adalah di SMA Negeri 3 Tanjungpinang, JL. Tugu
Pahlawan.
NAMA TAHUN
No.
Program IPS
Alokasi Waktu
No. Mata Pelajaran Semester Semester
1 2
16. Pendidikan Agama 2 2
17. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2
18. Bahasa Indonesia 4 4
19. Bahasa Inggris 4 4
20. Matematika 4 4
21. Sejarah 2 2
22. Geografi 2 2
23. Ekonomi 5 5
Keterangan :
Siklus I : 0. Identifikasi masalah
1. Perencanaan I
2. Tindakan I dan Observasi I.
3. Refleksi I
Siklus II : 4. Revisi Rencana I atau Perencanaan II.
5. Tindakan II dan Observasi II.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini ada beberapa langkah yag harus disiapkan, yaitu
(1) peneliti bersama guru pamong menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), (2) menyusun pedoman observasi atau pengamatan, (3) menyiapkan media
atau alat yang akan digunakan dalam proses penelitian..
b. Pelaksanaan
Berikutnya dilanjutkan menyusun langkah pelaksanaan pembelajaran,
meliputi, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir :
Kegiatan awal, guru memberi salam, meinta siswa untuk berdoa, memeriksa
kehadiran siswa, dan guru memeriksa kebersihan kelas. Kemudian guru
menyampaikan apersepsi berupa menginformasikan materi memahami teks
anekdot dilanjutkan dengan kegiatan bertanya jawab mengenai materi memahami
teks anekdot dalam kehidupan sehari-hari serta guru memberikan motivasi terkait
materi memahami teks anekdot guna menarik perhatian siswa dalam belajar.
c. Pengamatan
Dalam pelaksanaan proses belajar dengan menggunakan model
pembelajaran Make A Match, jika di dalam proses pembelajaran terdapat
kekurangan maka dapat dilakukan langkah perbaikan pada siklus selanjutnya yaitu
Persiapan
Observasi
Identifikasi
masalah
1
Penentuan
tindakan
Pembuatan RPP
Revisi RPP
Pelaksanaan
2 Siklus I
Siklus II
Penyusunan laporan
Pengumpulan
3 data
Penulisan
laporan
a. Tes
Tes ini digunakan utnuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
konsep materi teks anekdot yang dipelajari. Dalam tes ini siswa diberikan kartu
pasangan berisi soal dan jawaban.
1 ADELIA TRISASTI 80
2 AHMAD SURYANSYAH 78
3 ANDIKA SAPUTRA 45
4 AMANDA LOVITA 78
5 APRI FEBRIANO 82
6 ARI SANDY 95
11 MONA AMELIA 82
13 MUHAMMAD IZAM 70
15 MUHAMMAD SESAR 65
16 NADILA SAPUTRI 78
17 PANGERAN RIDHO 79
18 PINATIH AZAHRA 88
22 ROY INFANTRI 67
23 RUDI IRFANI 78
24 SANDY KURNIAWAN 52
25 SEPTIAN MAULANA 79
27 TASYA APRIYANI 82
28 TERESA 80
1 ADELIA TRISASTI 82
2 AHMAD SURYANSYAH 80
4 AMANDA LOVITA 92
5 APRI FEBRIANO 87
11 MONA AMELIA 88
13 MUHAMMAD IZAM 80
15 MUHAMMAD SESAR 70
16 NADILA SAPUTRI 85
17 PANGERAN RIDHO 78
18 PINATIH AZAHRA 95
22 ROY INFANTRI 80
23 RUDI IRFANI 82
24 SANDY KURNIAWAN 78
25 SEPTIAN MAULANA 87
27 TASYA APRIYANI 78
28 TERESA 88
Tabel 1.2. Data presentase aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II
Data yang Siklus I Siklus II Kenaikan
diperoleh
Jumlah siswa 14 27 13
tuntas
Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan analisis tentang penelitian yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa aktivitas siswa pada materi teks anekdot dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia siswa kelas X IPS 1 SMAN 3 Tanjungpinang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match mengalami peningkatan. Hal ini
terlihat pada siklus I terjadi peningkatan pada Presentase ketuntasan klasikal 50 %
menjadi 96,42 % pada siklus II.
A. Kesimpulan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan krusial bagi
mahasiswa yang akan menyelesaikan studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan UMRAH. Karena mahasiswa harus dipersiapkan untuk menjadi tenaga
kependidikan guru yang professional dibidangnya.
Selain itu, guru tidak hanya harus dapat melakukan pembelajaran dengan
baik tetapi juga harus melengkapi kelengkapan administrasi sebagai seorang guru
serta dapat menyelesaikan masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan.
Pemahaman seorang guru terhadap siswa sangat diperlukan untuk keberhasilan
proses belajar mengajar. Kondisi lapangan tidak selalu sesui dengan teori dan
keadaan yang telah diperoleh dibangku kuliah, sehingga seorang calon guru harus
selalu siap dengan keadaan apapun dan selalu berusaha untuk mengembangkan
ilmu yang dimilikinya.
Bagi perguruan tinggi yang mencetak calon-calon guru PPL dapat dijadikan
alat ukur keberhasilan kurikulum untuk menghasilkan calon guru yang berkualitas
kami mahasiswa praktik menyadari apa yang diperoleh dibangku kuliah tidak
semua relevan dengan keadaan dilapangan.
B. Saran
Untuk memantapkan dan meningkatkan mutu dari pelaksanaan PPL bagi
mahasiswa praktik yang akan datang, penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Saran kepada mahasiswa PPL
Selama kegiatan PPL berlansung dibutuhkan ketekunan, kekompakan serta
disiplin yang tinggi dari mahasiswa PPL sehingga semua kegiatan yang telah
direncanakan dapat dilaksankan dengan baik. Dan sebagai seorang calon guru,
mahasiswa PPL harus benar-benar mengetahui kode etik guru. Untuk
mahasiswa praktikan yang mendatang, semoga dapat menerapkan
pengetahuan dan keterampilan dengan kedisiplinan agar dapat meningkatkan
mutu pendidikan di masa yang akan datang.
2. Untuk seluruh siswa SMA Negeri 3 Tanjungpinang agar lebih giat lagi belajar,
patuh, terutama hormat kepada guru, serta harus selalu mentaati peraturan yang
ada.
3. Keberhasilan siswa tergantung kepada bagaimana peran seseorang guru
tersebut, dan juga orang tua. Sehingga hubungan kerjasama yang baik antara
orang tua murid dan guru sangat dibutuhkan agar tingkat mutu pendidikan di
Kepulauan Riau ini dapat menjadi suatu kebanggaan bagi kita semua.
Jumlah 5
PROGRAM TAHUNAN
Aloka
Kompetensi Inti No Kompetensi Dasar si
. Wakt
u
1: Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya. SEMESTER GANJIL
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks 4x45’
2: Menghayati dan mengamalkan 1. anekdot baik melalui lisan maupun
perilaku jujur, disiplin, tanggung tulisan
jawab, peduli (gotong royong, 4.1 Menginterpretasi makna teks
kerjasama, toleransi, damai), 2. anekdot baik secara lisan mapun
santun , responsive dan proaktif tulisan.
dan menunjukkan sikap sebagai 3.
3.2 Membandingkan teks anekdot baik 4x45’
bagian dari solusi atas melalui lisan maupun tulisan.
permasalahan dalam berinteraksi 4.2 Memproduksi teks anekdot baik
secara efektif dengan lingkungan 4. secara lisan maupun tulisan.
sosial dan alam serta dalam 5.
3.3 Menganalisis teks anekdot baik 4x45’
menempatkan diri sebagai secara lisan maupun tulisan
cerminan bangsa dalam pergaulan 4.3 Menyunting teks anekdot sesuai
dunia. 6. dengan struktur dan kaidah teks baik
secara lisan maupun tulisan.
3: Memahami, menerapkan, 7..4 Mengidentifikasi teks anekdot secara 4x45’
menganalisis dan mengevaluasi lisan mapun tulisan.
pengetahuan faktual , konseptual, 8.
4.4 Mengabstraksi teks anekdot secara
procedural, dan kognitif lisan mapun tulisan.
berdasarkan rasa ingin tahu 9.
3.5 Mengevaluasi teks anekdot secara 4x45’
tentang ilmu pengetahuan , lisan mapun tulisan
teknologi, seni budaya, dan 4.5 Mengonversi teks anekdot sesuai
humaniora, dengan wawasan 10. dengan struktur dan kaidah teks baik
kemanusiaan, kebangsaan, secara lisan maupun tulisan.
kenegaraan dan peradaban terkait 11.
3.1 Memahami struktur dan kaidah 4x45’
penyebab fenomena dan kejadian teks eksposisi baik melalui lisan
serta menerapkan pengetahuan maupun tulisan.
procedural pada bidang kajian 12.
4.1 Menginterpretasi makna teks
yang spesifik sesuai bakat dan eksposisi baik secara lisan maupun
minatnya untuk memecahkan tulisan
masalah.
13. Membandingkan teks eksposisi baik 4x45’
melalui lisan maupun tulisan
4: Mengolah, menalar, menyaji,
4..2 Memproduksi teks eksposisi yang
dan menciptakan dalam ranah
14. koheren sesuai dengan karakterisasi
konkret dan ranah abstrak terkait
teks yang akan dibuat baik secara
dengan pengembangan yang
lisan maupun tulisan
Lampiran: 5
30.
3.5 Mengonversi teks laporan hasil
observasi ke dalam bentuk yang lain
sesuai dengan struktur dan kaidah
teks baik secara lisan maupun tulisan
PROGRAM SEMESTER
Sekolah : SMA Negeri 3 Tanjungpinang Kelas / Semester :X/1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Program : IPS
LIBUR
UH 2 SEMESTER 1
Menganalisis struktur, isi
(permasalahan,
argumentasi,pengetahuan,
3.3 dan rekomenda 4
Lampiran: 5
UH 2
Membandingkan nilai -nilai
dan kebahasaan cerita
3.8 rakyat dan cerpen 2
Membandingkan cerita
rakyat (hikayat) kedalam
bentuk cerpen (isi dan
4.8 nilai) 2
Menyebutkan butir-butir
penting dari dua buku 4
3.9 nonfiksi
Menyusun iktisar dari dua
buku nonfiksi dan
4
ringkasan dari satu novel
4.9 dibaca
Jumlah 76
Lampiran: 5
SILABUS
deskripsi manfaat; 3.1.5 Menganalisis struktur teks laporan berdasarkan struktur, ciri (Wajib)
dan hasil observasi kebahasaan, dan isi teks kelas X
maksud isi teks 3.1.6 Melengkapi isi teks laporan hasil laporan hasil observasi. Buku
(tersirat dan observasi Mempresentasikan dan Siswa
tersurat). 3.1.7 Mengidentifikasi kesalahan isi teks menanggapi teks laporan Mata
laporan hasil observasi hasil observasi Pelajaran
4.1 Menginterpretas 4.1.1 Membuat isi teks laporan hasil Bahasa
i isi teks laporan observasi berdasarkan interpretasi Indonesia
hasil observasi baik secara lisan maupun tulis. (Wajib)
berdasarkan kelas X
interpretasi baik Kamus
secara lisan Besar
maupun tulis. Bahasa
Indonesia
Pengala
man
siswa dan
guru
Media
3.2 Menganalisis isi Isi pokok teks laporan 3.2.1 Menganalisis Kebahasaan Teks Mengidentifikasi 8 JP ( Buku Lisan
dan aspek hasil observasi: Laporan Hasil Observasi isi,struktur, dan ciri 4 x 45 Guru Tertulis
kebahasaan dari pernyataan 3.2.2 Menganalisis kesalahan berbahasa kebahasaan. menit Mata Penuga
minimal dua umum; dalm teks laporan hasil observasi. isi, ciri kebahasaandalam ) Pelajaran san
teks laporan deskripsi bagian; 3.2.3 Menjelaskan Teks laporan hasil teks laporan hasil Bahasa Portofol
hasil observasi deskripsi manfaat; observasi observasi. Indonesia io
dan 3.2.4 Menganalisis gagasan pokok dan Menyusun kembali teks (Wajib)
kebahasaan gagasan penjelas laporan hasil observasi kelas X
(kalimat definisi, 3.2.5 Mengidentifikasi teks laporan hasil yang dibaca dengan Buku
kata sifat). observasi dengan memperhatikan isi Siswa
dan kebahasaan
Lampiran: 5
4.2 Mengonstruksi 4.2.1 Melengkapi gagasan pokok dan memerhatikanisi, struktur, Mata
teks laporan gagasan penjelas danciri kebahasaan. Pelajaran
hasil 4.2.2 Menyusun teks laporan hasil Mempresentasikan, Bahasa
observasidenga observasidengan memerhatikan isi menanggapi,dan Indonesia
n memerhatikan dan aspek kebahasaan merevisiteks laporan hasil (Wajib)
isi dan aspek observasi yang telah kelas X
kebahasaan. disusun. Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
Pengala
man
siswa dan
guru
Media
Pelajaran 2 : Mengembangkan Pendapat dalam Eksposisi
3.3 Menganalisis Isi teks eksposisi: 3.3.1 Mengidentifikasi tesis, argumen, Menggalistruktur, 8 JP ( Buku Lisan
struktur, isi pernyataan tesis; dan rekomendasi dalam teks isi,(permasalahan, 4 x 45 Guru Tertulis
(permasalahan, argumen; eksposisi argumentasi, menit Mata Penuga
argumentasi, pernyataan ulang; 3.3.2 Membedakan fakta dan opini pengetahuan, dan ) Pelajaran san
pengetahuan, dan dalam teks eksposisi. rekomendasi), dan Bahasa Portofol
dan kebahasaan. 3.3.3 Melengkapi tesis dengan kebahasaan dalam teks Indonesia io
rekomendasi), argumenn. eksposisi yang didengar (Wajib)
kebahasaan Komentar terhadap: danatau dibaca. kelas X
teks eksposisi Kekurangan dan Menyusun teks eksposisi Buku
yang didengar kelebihan dilihat dengan memerhatikan Siswa
dan atau dibaca dari isi (kejelasan struktur, isi, Mata
4.3 Mengembangka tesis dan kekuatan 4.3.1 Menyusun isi (permasalahan, permasalahan, Pelajaran
n isi argumenuntuk argumen, pengetahuan, dan argumentasi, Bahasa
(permasalahan, mendukung tesis). pengetahuan, Indonesia
Lampiran: 5
siswa dan
guru
Media
3.6 Menganalisis Isi anekdot 3.6.1 Mengidentifikasi struktur teks Mengidentifikasi 8 JP ( Buku Lisan
struktur dan Peristiwa/sosok anekdot struktur(bagian-bagian 4 x 45 Guru Tertulis
kebahasaan yang berkaitan 3.6.2 Mengenal berbagai pola penyajian teks) anekdot dan menit Mata Penuga
teks anekdot. dengan anekdot kebahasaan . ) Pelajaran san
kepentingan 3.6.3 Menganalisis kebahasaan teks Menyusun kembali teks Bahasa Portofol
publik. anekdot anekdot dengan Indonesia io
4.6 Menciptakan Sindiran. 4.6.1 Menyimpulkan makna tersurat memerhatikan struktur (Wajib)
kembali teks Unsur humor. dalam anekdot dan kebahasaan. kelas X
anekdot Kata dan Frasa 4.6.2 Menceritakan kembali isi teks Mempresentasikan, Buku
dengan idiomatis anekot dengan pola penyajian yang menanggapi,dan merevisi Siswa
memerhatikan berbeda teks anekdot yang telah Mata
struktur, dan 4.6.3 Menyusun teks anekdot disusun. Pelajaran
kebahasaan. berdasarkan kejadian yang Bahasa
menyangkut orang banyak atau Indonesia
perilaku seorang tokoh publik (Wajib)
kelas X
Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
Pengala
man
siswa dan
guru
Media
Pelajaran 4 Melestarikan Nilai Kearifan Lokal Melalui Cerita Rakyat
Lampiran: 5
3.7 Mengidentifikas Karakeristik 3.7.1 Mengidentifikasi karakteristik Mendata pokok-pokok isi, 8 Buku Lisan
i nilai-nilai dan hikayat. hikayat karakteristik, dan nilai- JP ( Guru Tertulis
isi yang Isi hikayat. 3.7.2 Mengidentifikasi nilai-nilai yang nilai dalam hikayat. 4x Mata Penuga
terkandung Nilai-nilai dalam terdapat dalam hikayat. Menyusun teks eksposisi 45 Pelajaran san
dalam cerita hikayat (moral, 3.7.3 Mengidentifikasi nilai-nilai dalam berdasarkan pokok-pokok me Bahasa Portofolio
rakyat (hikayat) sosial, agama, hikayat yang masih sesuai dengan isi, dan nilai-nilai dalam nit Indonesia
baik lisan budaya, dan kehidupan saat ini. hikayat. ) (Wajib)
maupun tulis. penddikan). 3.7.4 Menjelaskan kesesuaian nilai-nilai Mempresentasikan, kelas X
dalam hikayat dengan kehidupan menanggapi,dan Buku
saat ini dalam teks eksposisi lisan merevisi,teks eksposisi Siswa
yang telah disusun Mata
4.7 Menceritakan 4.7.1 Menyusun isi cerita rakyat Pelajaran
kembali isi (hikayat) yang didengar dan dibaca Bahasa
cerita rakyat Indonesia
(hikayat) yang (Wajib)
didengar dan kelas X
dibaca. Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
Pengala
man
siswa dan
guru
Media
Nilai-nilai dalam 3.8.1 Mengidentifikasi karakteristik Menjelaskan persamaan 8 Buku Lisan
3.8 Membandingka
n nilai-nilai dan
cerpen dan bahasa dalam hikayat. dan perbedaan isi JP ( Guru Tertulis
hikayat. 3.8.2 Membandingkan penggunaan 4x Mata
kebahasaan
bahasa dalam cerpen dan hikayat. 45
Lampiran: 5
4.9 Menyusun
ikhtisar dari dua
buku nonfiksi
(buku
pengayaan) dan
ringkasan dari
satu novel yang
dibaca.
A. Kompetensi Inti
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji,dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
IPK IPK
3.3.1 Menentukan struktur isi teks 4.3.1 Mengomentari dan merevisi
eksposisi yang dibaca dan isi teks eksposisi
didengar (permasalahan, argumentasi,
3.3.2 Menentukan ciri-ciri untuk pengetahuan, dan
menulis teks eksposisi rekomendasi)
dengan topik tertentu 4.3.2 Menyusun teks eksposisi
3.3.3 Menentukan struktur dengan memerhatikan
kebahasaan teks eksposisi struktur, isi, permasalahan,
yang dibaca argumentasi, pengetahuan,
Lampiran: 5
rekomendasi, dan
kebahasaan.
4.3.3 Mempresentasikan,
mengomentari, dan merevisi
teks eksposisi yang telah
disusun.
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pedagogik genre,
saintifik, dan CLIL dengan model pembelajaran diskoveri, dan penerapan model
pembelajaran project based learning (pembelajaran berbasis projek) siswa dapat
bekerja mandiri, jujur dalam menentukan struktur, isi teks eksposisi dan menentukan
ciri kebahasaan teks eksposisi, serta menyusun teks eksposisi dengan rasa ingin
tahu, responsif, dan tanggung jawab selama proses pembelajaran dan bersikap
jujur, percaya diri, serta pantang menyerah
D. Materi Pembelajaran
1. Fakta
Contoh teks eksposisi
2. Konsep
Struktur teks eksposisi
Pernyataan tesis (pendapat tentang suatu permasalahan);
Argumen (data, fakta, dan pendapat untuk menguatkan tesis); dan
Pernyataan ulang.
Kebahasaan:
kalimat nominal dan
kalimat verbal (aktif transitif dan aktif intransitif)
Pola penalaran:
Deduksi dan
Induksi
3. Prinsip
Fakta dan opini teks eksposisi
4. Prosedur
Menemukan fakta dan opini dakam teks eksposisi
Menemukan rekomendasi yang tersaji dalam eksposisi
Diskusi
3. Model
- Inquiri Learning
- Project Based Learning
G. Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata
Pelajaran bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Buku teks pelajaran yang relevan
Aloka
Kegiata Langkah- si
Deskripsi Kegiatan
n langkah DL Wakt
u
ntifikasi Peserta didik menanyakan hal-hal yang berkaitan
masalah) dengan ciri, struktur, kaidah yang berkenaan 70
dengan teks eksposisi dan kebahasaannya menit
3.Data
collection (P
engumpulan Peserta didik secara berkelompok mengidentifikasi
Data) hal-hal yang berkaitan dengan teks eksposisi
misalnya struktur, ciri teks eksposisi, ciri
kebahasaan teks eksposisi.
4.Data
Processing (P
engolahan Peserta didik menuliskan hal-hal yang ditemukan
Data dan berkenaan dengan struktur, ciri, kebahasaan teks
analisis) eksposisi.
5.Verification
(Pemeriksaa Mengidentifikasi definisi, ciri, jenis, struktur, dan
n data) kaidah teks penulisan teks eksposisi dari berbagai
sumber referensi yang telah dibaca.
Mendiskusikan definisi, ciri, jenis, struktur, dan
kaidah teks teks eksposisi dari berbagai sumber
referensi yang telah dibaca.
6.Generalisat
ion
Membuat simpulan definisi, ciri, jenis, struktur,
(penarikan
dan kaidah teks teks eksposisi dari berbagai
kesimpulan)
sumber.
Mempresentasikan definisi, ciri, jenis, struktur, dan
kaidah penulisan teks eksposisi.
Siswa lain menanggapi hasil presentasi teks
eksposisi.
3.Data
Peserta didik berdiskusi kelompok menyunting teks
collection (
eksposisi yang ditulis teman dari aspek struktur
Pengumpu
isi dan bahasa teks eksposisi dengan cermat.
lan Data)
Aloka
Langkah-
si
Kegiatan langkah Deskripsi Kegiatan
Wakt
DL
u
(Pengolaha
n Data dan
analisis)
I. Penilaian
Jenis/Teknik penilaian
No Aspek Teknik Bentuk Instrumen
1. Sikap - Observasi kegiatan - Lembar Observasi
praktikum dan diskusi
kelompok
2. Pengetahuan - Penugasan - Soal Penugasan
- Tes Tertulis - Soal Uraian
3. Keterampilan - Laporan Praktik - Rubrik Penilaian
Lampiran: 5
LAMPIRAN
MATERI PEMBELAJARAN
mengemukakan pendapat, maka pembaca bisa berada pada posisi yang sependapat
atau pada posisi yang bersebrangan dengannya.
c. Argumentasi atau alasan
Bagain dari teks Eksposisi adalah argumen atau alasan. Panjang dan pendeknya
bagian ini tergantung pada jumlah argumen yang telah kalian kenalkan secara garis
besar di dalam pernyataan umum, kemudian kalian menyebutkan ulang dan
menjabarkan argumen tersebut dalam paragraf-paragraf. Pengembangan argumen
menjadi paragraf ini dilakukan melalui penyajian contoh dan alasan.
d. Penegasan Ulang Pendapat (Simpulan)
Pengulangan tersebut dilakukan dengan berdasarkan pada argumen yang telah
disajikan di dalam bagian sebelumnya. Pengulangan opini bersifat pilihan, sehingga
tidak semua teks Eksposisi mempunyainya.
c. Konjungsi
Kata penghubung (konjungsi). Contohnya pada kenyataannya, kemudian, lebih
lanjut. Untuk memperkuat argumentasi, kata hubung atau konjungsi dapat
dimanfaatkan. Dalam konteks pengajuan pendapat tentang kebijakan bahasa
ASEAN itu, penulis menghubungkan argumentasi dengan kata hubung pada
kenyataannya, kemudian, dan lebih lanjut. Idealnya, argumentasi tidak disajikan
secara acak. Kata hubung seperti itu dapat digunakan untuk menata argumentasi
dengan cara mengurutkan dari yang paling kuat menuju ke yang paling lemah atau
sebaliknya.
Lampiran: 5
Kompetensi Dasar :
3.3 Menganalisis struktur, isi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan
rekomendasi), kebahasaan teks eksposisi yang didengar dan atau dibaca.
Indikator :
3.3.1 Mengidentifikasi tesis, argumen, dan rekomendasi dalam teks
eksposisi.
3.3.2 Membedakan fakta dan opini dalam teks eksposisi.
3.3.3 Melengkapi tesis dengan argumen.
3.3.4 Menyampaikan kembali isi teks eksposisi dengan bahasa yang
berbeda
Materi :
2. Pengertian teks eksposisi
3. Ciri-ciri kebahasaan teks eksposisi
Lampiran: 5
Total 100
Kompetensi Dasar :
4.3 Mengembangkan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi)
teks
eksposisi secara lisan dan / tulis.
Indikator :
4.3.1 Menyusun isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi)
teks eksposisi secara lisan dan / tulis.
4.3.2 Menyusun ulang gagasan kedalam teks eksposisi.
Lampiran: 5
Rubrik Penilaian:
(20) (0)
Ejaan dan tanda Ejaan dan tanda 1. Apakah teks eksposisi yang
baca baca tepat ditulis temanmu ejaan dan tanda
baca sudah tepat?
Total 100
Lampiran: 5
A. Kompetensi Inti
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4:Mengolah, menalar, menyaji,dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
KD 3 KD 4
C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pedagogik genre,
saintifik, dan CLIL dengan model pembelajaran diskoveri, peserta didik
dapat menemukan struktur, aspek kebahasaan teks eksposisi, membandingkan
struktur dan aspek kebahasaan, menentukan gagasan pokok dan penjelas, serta
menyusun teks eksposisi dengan rasa ingin tahu, responsif, dan tanggung jawab
selama proses pembelajaran dan bersikap jujur, percaya diri, serta pantang
menyerah.
D. Materi Pembelajaran
Teks eksposisi
1. struktur teks
2. aspek kebahasaan
3. perbandingan struktur dan aspek kebahasaan dua teks.
4. gagasan pokok dan penjelas
5. kerangka teks.
H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 ×45 menit) : IPK 3.4.1
Aloka
Kegiata Langkah- si
Deskripsi Kegiatan
n langkah DL Wakt
u
Pendahu Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri 10
-luan anugerah Tuhan dan saling mendoakan. menit
Peserta didik merespon pertanyaan dari guru
berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya.
Peserta didik menerima informasi dengan
proaktif tentang keterkaitan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
mengenai pembelajaran teks eksposisi.
Kegiatan 1.Stimulation
Inti (pemberian Peserta didik membaca analisis struktur teks
rangsangan) eksposisi yang disediakan oleh guru yaitu
Pembangunan dan Bencana Lingkungan (hal. 56
– 57 buku Siswa)
2.Problem 70
Statement (pe menit
rtanyaan/ide Peserta didik menyimak penjelasan Pendidik
ntifikasi untuk mendiskusikan isi tiap bagian struktur teks
masalah) eksposisi.
3.Data
collection (P Peserta didik berdiskusi kelompok untuk
engumpulan mendiskusikan isi tiap bagian struktur teks
Data) eksposisi
Aloka
Kegiata Langkah- si
Deskripsi Kegiatan
n langkah DL Wakt
u
5.Verification Dua kelompok dengan secara bergantian
(Pemeriksaa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
n data) dalam diskusi kelas untuk memverifikasikan hasil
kerjanya, kelompok lain memberikan tanggapan
meliputi :
Tesis/pernyataan pendapat
Argumentasi
Penegasan Ulang dan rekomendasi
Aloka
Kegiata Langkah- si
Deskripsi Kegiatan
n langkah DL Wakt
u
rangsangan) Pembangunan dan Bencana Lingkungan (hal.56
– 57 buku Siswa) dan Upaya Melestarikan
Lingkungan Hidup (hal. 59-61 Buku siswa).
70
menit
2.Problem Peserta didik menyimak penjelasan Pendidik
Statement (pe untuk mendiskusikan kebahasaan teks eksposisi.
rtanyaan/ide
ntifikasi
masalah)
Aloka
Kegiata Langkah- si
Deskripsi Kegiatan
n langkah DL Wakt
u
6.Generalisat Di bawah bimbingan Pendidik, peserta didik
ion menyimpulkan
(penarikan Makna istilah
kesimpulan) Afiksasi
Adjektiva
Penutup Siswa dan guru mereview hasil kegiatan 10
pembelajaran menit
Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang berkinerja baik
Pelajaran ditutup dengan berdoa bersama.
Aloka
Kegiata Langkah- si
Deskripsi Kegiatan
n langkah DL Wakt
u
3. Pendidik membimbing Peserta didik dalam
Membimbi- proses pengembangann gagasan pokok dan
ng gagasan penjelas.
I. Penilaian
No Aspek Teknik Bentuk Instrumen
1. Sikap - Observasi kegiatan - Lembar Observasi dan Jurnal
praktikum dan diskusi Terlampir
kelompok
Lampiran: 5
LAMPIRAN
Upaya Rekonsilisasi
Kerusakan lingkungan hidup dan efeknya terus berlangsung dan terjadi.
Manusia cenderung untuk menangisi nasibnya. Lama-kelamaan tangisan terhadap
nasib itu terlupakan dan dianggap sebagai embusan angin yang berlalu. Bekas
tangisan karena efek dari kerusakan lingkungan yang dialaminya hanya tinggal
menjadi suatu memori untuk dikisahkan. Namun, perlu diingat bahwa tidaklah
cukup jika manusia hanya sebatas menangisi nasibnya, tetapi pada kenyataannya
tidak pernah sadar bahwa semua kejadian tersebut adalah hasil dari suatu perilaku
dan tindakan yang patut diperbaiki dan diubah.
Setiap peristiwa dan kejadian alam yang diakibatkan oleh kerusakan
lingkungan hidup merupakan suatu pertanda bahwa manusia mesti sadar dan
berubah. Upaya rekonsiliasi menjadi suatu sumbangan positif yang perlu disadari.
Tanpa sikap rekonsiliasi, kejadian-kejadian alam sebagai akibat kerusakan
lingkungan hidup hanya akan menjadi langganan yang terus-menerus dialami.
Lalu, usaha manusia untuk selalu menghindarkan diri dari akibat kerusakan
lingkungan hidup tersebut hendaknya bukan dipahami sebagai suatu kenyamanan
saja. Akan tetapi, justru kesempatan itu menjadi titik tolak untuk memulai suatu
perubahan. Perubahan untuk dapat mencegah dan meminimalisasi efek yang lebih
besar. Jadi, sikap rekonsiliasi dari pihak manusia dapat memungkinkannya
melakukan perubahan demi kenyamanan di tengah-tengah lingkungan hidupnya.
Lampiran: 5
Teks Eksposisi 2
Pembangunan dan Bencana Lingkungan
Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius.
Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk,
penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan
hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan. Dari hal
itu dapat dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang terjadi karena jumlah
populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang meningkat,
sedangkan teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.
Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktik
pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian alam, atau disebut
pembangunan yang tidak berkelanjutan. Seharusnya, konsep pembangunan adalah
Lampiran: 5
Tesis/
Pernyataan
Pendapat
Argumentasi
Argumentasi
Lampiran: 5
Argumentasi
Argumentasi
Penegasan
Ulang
No Istilah Makna
1. Polusi Pencemaran
2. Habitat 1 Tempat tinggal khas bagi seseorang atau
kelompok masyarakat;
2 Bio tempat hidup organisme tertentu;
tempat hidup yang alami (bagi tumbuhan
dan hewan); lingkungan kehidupan asli;
3 Geo tempat kediaman atau kehidupan
tumbuhan, hewan, dan manusia dengan
kondisi tertentu pada permukaan bumi;
3.
4.
5.
6.
dst.
No Istilah Makna
1. Rekonsiliasi
3. Efek
4. Konsep
5.
Lampiran: 5
6.
dst.
Pedoman penyekoran:
No Deskripsi Skor Skor
soal Maksimal
1 Menjawab dengan benar 3 bagian struktur teks 50 50
eksposisi dengan tepat.
Menjawab dengan benar 2 bagian struktur teks 35
eksposisi dengan tepat.
Menjawab dengan benar 1 bagian struktur teks 15
eksposisi dengan tepat.
2 Menemukan dengan benar 6 kebahasaan teks eksposisi 50 50
Menemukan dengan benar 3 kebahasaan teks eksposisi 35
Menemukan dengan benar 1 kebahasaan teks eksposisi 15
JUMLAH SKOR 100
Argumenta
si Lalu, usaha manusia untuk selalu menghindarkan diri dari akibat
kerusakan lingkungan hidup tersebut hendaknya bukan dipahami sebagai
suatu kenyamanan saja. Akan tetapi, justru kesempatan itu menjadi titik
tolak untuk memulai suatu perubahan. Perubahan untuk dapat mencegah
dan meminimalisasi efek yang lebih besar. Jadi, sikap rekonsiliasi dari
pihak manusia dapat memungkinkannya melakukan perubahan demi
kenyamanan di tengah-tengah lingkungan hidupnya.
No Istilah Makna
1. Rekonsiliasi Perbuatan/ tindakan memulihkan hubungan
persahabatan pada keadaan semula;
8. Dieksploitasi Didayagunakan
9. Solusi Pemecahan masalah
10. Potensi Kemampuan yang mungkin untuk dikembangkan
PENUGASAN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Tanjungpinang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X / 10
Kompetensi dasar : 4.3 Mengonstruksikan teks eksposisi dengan
memerhatikan isi (permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan rekomendasi), struktur dan
kebahasaan.
Indikator : 4.3.1 Menentukan gagasan pokok dan
gagasan penjelas dalam teks eksposisi
4.3.2
Materi : Menyusun teks eksposisi
Kisi-kisi
Materi No
Kompetensi Dasar IPK Indikator Soal
Pokok Soal
4.3 Mengonstruksikan 4.3.1 Menentukan Gagasan Disediakan sebuah 1.
teks eksposisi dengan gagasan pokok dan pokok gagasan utama, peserta
memerhatikan isi gagasan penjelas Gagasan didik mengembangkan
(permasalahan, dalam teks eksposisi penjelas dengan menambahkan
argumen, gagasan penjelas yang
pengetahuan, dan sesuai.
rekomendasi), 4.3.2 Menyusun teks Teks Disajikankan suatu 2.
struktur dan Eksposisi eksposisi gagasan pokok atau
kebahasaan. topik, peserta didik
menyusun teks
Lampiran: 5
eksposisidengan
memerhatikan isi
(permasalahan,
argumen,
pengetahuan, dan
rekomendasi), struktur
dan kebahasaan.
Instrumen
Tugas:
1. Lengkapilah gagasan utama yang disajikan dengan gagasan pendukung
yang menguatkan teks eksposisi!
Kelas/ Level
Kompetensi Materi Indikator Bentuk Nomor
No Semest Ketera
Dasar Pokok Soal Soal Soal
er mpilan
1 4.3Mengonstr Menyusun X/1 Disajikan seb P5: Uraian 1
uksikan teks teks eksposisi uah gagasan naturali
eksposisi pokoki, sasi
dengan peserta didik
memerhatika dapat Mendes
n isi melengkapai ain
(permasalaha dengan
n, argumen, gagasan
pengetahuan, pendukung
dan yang
rekomendasi) menguatkan
, struktur dan teks
kebahasaan. eksposisi.
B. Kompetensi Inti
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji,dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
IPK IPK
3.3.4 Mengidentifikasi struktur 4.3.4 Menyusun kembali teks
anekdot. anekdot dengan
3.3.5 Mengidentifikasi kebahasaan memerhatikan struktur dan
teks anekdot kebahasaan
4.3.5 Mempresentasikan teks
anekdot yang telah disusun
4.3.6 Menanggapi teks anekdot
yang telah disusun
4.3.7 Merevisi teks anekdot yang
telah disusun
Lampiran: 5
F. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah, pedagogik genre,
saintifik, dan CLIL dengan model pembelajaran pemodelan kooperatif tipe Make A
Match (mencari pasangan), peserta didik dapat mengidentifikasi struktur anekdot,
peserta didik dapat menyusun kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur
dan kebahasaan, peserta didik dapat mempresentasikan, menanggapi dan merevisi
teks anekdot yang telah disusun., dan tanggung jawab selama proses pembelajaran
dan bersikap jujur, percaya diri, serta pantang menyerah
G. Materi Pembelajaran
5. Fakta
Contoh Teks Anekdot
6. Konsep
Struktur (bagian-bagian) dalam Teks Anekdot
Kebahasaan dalam Teks Anekdot
7. Prinsip
Struktur dan kebahasaan dalam teks anekdot
8. Prosedur
Memahami dan menemukan struktur teks anekdot.
Memahami dan menemukan kebahasaan teks anekdot.
J. Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata
Pelajaran bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Buku teks pelajaran yang relevan
I. Penilaian
Jenis/Teknik penilaian
No Aspek Teknik Bentuk Instrumen
1. Sikap - Observasi pemainan make a - Lembar Observasi
match dan presentasi
2. Aktivitas - Observasi pemainan make a - Lembar Observasi
match dan presentasi
3. Pengetahuan - Penugasan make a match - Pasangan kartu soal dan kartu
dan jawaban
keterampilan - Presentasi
Lampiran: 5
LAMPIRAN
MATERI PEMBELAJARAN
1. Contoh Teks Anekdot
KUHP Dalam Anekdot
Seorang dosen fakultas hukum suatu universitas sedang memberikan kuliah hukum
pidana. Suasana kelas biasa-biasa saja.
Saat sesi tanya-jawab tiba, Ali bertanya kepada pak dosen. “Apa kepanjangan
KUHP, Pak?” Pak dosen tidak menjawab sendiri, melainkan melemparkannya
kepada Ahmad. “Saudara Ahmad, coba dijawab pertanyaan Saudara Ali tadi,” pinta
pak dosen. Dengan tegas Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara, Pak …!”
Mahasiswa lain tentu tertawa, sedangkan pak dosen hanya menggeleng-gelengkan
kepala seraya menambahkan pertanyaan kepada Ahmad, “Saudara Ahmad, dari
mana Saudara tahu jawaban itu?” Dasar Ahmad, pertanyaan pak dosen dijawabnya
dengan tegas, “Peribahasa Inggris mengatakan pengalaman adalah guru yang
terbaik, Pak …!” Semua mahasiswa di kelas itu tercengang. Mereka berpandang-
pandangan. Lalu,mereka tertawa terbahak-bahak.
Gelak tawa mereda. Kelas kembali berlangsung normal.
Kompetensi Dasar :
3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot..
Indikator :
3.6.1 Mengidentifikasi struktur anekdot.
3.6.2 Mengidentifikasi kebahasaan teks anekdot
Materi :
Struktur dan kebahasaan dalam teks anekdot.
Instrumen : Carilah pasangan kartu (soal-jawaban) yang kamu miliki!
Jenis soal dan jawaban : tertulis pada kartu
1. Soal pada kartu meliputi!
a. Pengertian struktur teks anekdot; Abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
b. Isi dari setiap bagian struktur dalam teks anekdot berjudul “KUHP”
c. Unsur kebahasaan dalam teks anekdot berjudul “KUHP”
2. Pasangan yang tercepat bertemu silahkan memisahkan barisan dan
presentasikan di depan kelas!
C. Kompetensi Inti
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji,dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.
IPK IPK
3.3.6 Membandingkan 4.4.1 Membandingkan alur cerita
karakteristik antara hikayat dalam hikayat dan cerpen
dan cerpen. 4.4.2 Menyusun kembali isi
cerita rakyat ke dalam
3.3.7 Membandingkan nilai-nilai bentuk cerpen dengan
dalam teks hikayat dan dalam memerhatikan isi dan nilai-
cerpen. nilai.
4.4.3 Mempresentasikan teks
cerpen yang disusun.
I. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1 : Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pedagogik
genre, saintifik, dan CLIL dengan model pembelajaran pemodelan discovery,
peserta didik dapat membandingkan karakteristik cerpen dan hikayat,
membandingkan nilai-nilai dalam teks hikayat dan dalam cerpen dengan rasa ingin
Lampiran: 5
tahu, responsif, dan tanggung jawab selama proses pembelajaran dan bersikap jujur,
percaya diri, serta pantang menyerah
J. Materi Pembelajaran
9. Fakta
Teks cerita rakyat
Teks cerita pendek
10. Konsep
Karakteristik cerita rakyat (hikayat) dan cerpen
Nilai-nilai dalam cerita rakyat (hikayat) dan cerpen
11. Prinsip
Karakteristik dan nilai kehidupan cerita rakyat (hikayat) dan cerpen.
12. Prosedur
Menemukan karakteristik cerita rakyat (hikayat) dan cerpen.
Menemukan nilai-nilai kehidupan cerita rakyat (hikayat) dan cerpen.
M. Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata
Pelajaran bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Buku teks pelajaran yang relevan
Lampiran: 5
I. Penilaian
Jenis/Teknik penilaian
No Aspek Teknik Bentuk Instrumen
1. Sikap - Observasi kegiatan - Lembar Observasi
praktikum dan diskusi
kelompok
2. Pengetahuan - Penugasan - Soal Penugasan
- Tes Tertulis - Soal Uraian
3. Keterampilan - Laporan Praktik - Rubrik Penilaian
Lampiran: 5
LAMPIRAN
MATERI PEMBELAJARAN
A. HIKAYAT
1. Pengertian Hikayat
Hikayat merupakan suatu prosa yang menceritakan berisi keajaiban tokoh atau
peristiwa yang bersifat fiktif dan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa
utamanya.
3. Karakteristik/ciri Hikayat
B. CERPEN
1. Pengertian Cerpen
Cerpen atau cerita pendek merupakan suatu prosa yang menceritakan suatu
tokoh dan juga suatu peristiwa secara khusus. Biasanya, jumlah kata yang
terkandung pada cerpen adalah sekitar 5.000-10.000 kata.
Lampiran: 5
2. Karakteristik/ciri Cerpen
Seperti halnya hikayat, cerpen pun juga mempunyai sejumlah ciri, yaitu:
Adanya nama pengarang yang tercantum di dalamnya. (Biasanya diletakkan
di bawah judul cerpen)
Latar tempatnya berkisar pada lingkungan di sekitar.
Nilai-nilai yang dikandungnya beragam.
Kisah yang diceritakan lebih variatif, bisa berkisah tentang kebaikan
melawan kejahatan, bisa berkisah tentang keresahan seorang manusia, dan
lain semacamnya.
Menggunakan bahasa Indonesia.
Merupakan karya sastra modern.
3. Nilai-Nilai dalam Cerpen
a. Nilai moral, merupakan nilai yang berkaitan dengan akhlak / budi pekerti
/ kesusilaan ataupun baik buruknya tingkah laku seorang tokoh.
b. Nilai sosial / kemasyarakatan, merupakan nilai yang berkaitan dengan
norma yang hidup di dalam masyarakat.
c. Nilai religius / keagamaan, merupakan nilai yang berkaitan dengan rasa
ketuhanan.
d. Nilai Pendidikan / edukasi, merupakan nilai yang berkaitan dengan proses
merubah tingkah laku dari tingkah laku yang buruk ke tingkah laku yang
baik.
e. Nilai budaya, merupakan nilai yang berkaitan dengan adat istiadat yang
hidup dalam masyarakat.
5
Lampiran: 5
JUMLAH 100
Kompetensi Dasar :
4.8 Mengembangkan cerita rakyat (hikayat) ke dalam bentuk cerpen dengan
memerhatikan isi dan nilai-nilai
Indikator :
4.3.3 Membandingkan alur cerita dalam hikayat dan cerpen
4.3.4 Mengubah teks hikayat ke dalam cerpen.
Materi :
Mengubah teks hikayat menjadi cerpen
Instrumen :
Jenis soal : Tes tertulis
bentuk soal : tes uraian
Lembar Soal Keterampilan
Mari berlatih menyusun teks hikayat menjadi cerpen! Langkah-langkah
penyusunan teks hikayat menjadi cerpen sebagai berikut.
a. Membaca dengan cermat teks hikayat.
b. Menentukan isi dan nilai-nilai hikayat
c. Membuat kerangka cerpen berdasarkan alur hikayat.
d. Mensistematisasikan kerangka dengan benar dan mudah dipahami pembaca.
e. Mengumpulkan bahan-bahan.
f. Mengembangkan kerangka cerpen lengkap.
Buatlah sebuah teks hikayat menjadi cerpen dengan baik dan benar!
Rubrik Penilaian:
Penilaian Kompetensi Keterampilan
Nama Siswa : …………………………………………………
Kelas : …………………………………………………
Tanggal Penugasan : …………………………………………………
Aspek yang Dinilai Skor
Peserta didik membuat teks hikayat menjadi cerpen dengan sangatbaik 85 - 100
MODUL PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA
KELAS X (SEPULUH)
SEMESTER I
I. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar
3.3 Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi yang didengar dan atau dibaca.
4.3 Mengembangkan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi secara lisan dan/tulis.
3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksposisi.
4.4 Mengonstruksikan teks eksposisi dengan memerhatikan isi
(permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi), struktur dan
kebahasaan.
3.5 Mengevaluasi teks anekdot dari aspek makna tersirat.
4.5 Mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot baik lisan
maupun tulis.
3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.
4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur, dan
kebahasaan baik lisan maupun tulis.
3.7 Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam cerita rakyat
(hikayat) baik lisan maupun tulis.
4.7 Menceritakan kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang didengar dan
dibaca.
3.8 Membandingkan nilai-nilai dan kebahasaan cerita rakyat dan cerpen.
4.8 Mengembangkan cerita rakyat (hikayat) ke dalam bentuk cerpen dengan
memerhatikan isi dan nilai-nilai.
Lampiran: 5
TEKS EKSPOSISI
Teks eksposisi adalah suatu teks di mana menuangkan atau mengusulkan satu
pendapat pribadi tentang suatu hal yang di dalamnya ada alasan-argumen
untuk menguatkan suatu pendapat itu.
Teks eksposisi berbentuk pendapat/thesis yang dikuatkan dengan alasan
argumen yang logis serta kenyataan untuk menguatkan suatu pendapat.
Struktur teks eksposisi : pernyataan pendapat (tesis)^argumentasi^penegasan
ulang pendapat.
Contoh teks
terbesar di dunia setelah Cina dan India. Dengan kekuatan itu pula, pada tahun 2030
Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor tujuh dunia dengan nilai
pendapatan nasional sebesar 1,8 triliun dolar AS dari sector pertanian, konsumsi,
dan energi.
Indonesia saat ini sedang berada pada laju transformasi yang pesat menuju
ke arah tersebut. Saat ini, ekonomi Indonesia berada pada posisi 16 dunia dengan
pendapatan domestik nasional sebesar 846 miliar dolar AS tahun 2011. Angka itu
akan terus tumbuh hingga mencapai 1,8 triliun dolar AS mulai tahun 2017. Pada
tahun 2030 hanya Amerika Serikat, Cina, India, Jepang, Brasil, dan Rusia, yang
berada di atas ekonomi Indonesia.
Kekuatan terbesar ekonomi Indonesia tidak hanya berupa ekspor yang
didukung oleh kekuatan tenaga kerja dan komoditas, tetapi juga kekuatan konsumsi
domestik dan jasa-jasa, yang menjadi motor penggerak ekonomi nasional. Melihat
potensi yang sedemikian besar, dalam beberapa Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan
Akademik 83 side meeting sidang IMF yang sempat saya ikuti, para investor asing
mengharapkan makin banyak pilihan investasi di Indonesia.
Harapan para investor tersebut tentu merupakan peluang dan tantangan bagi
Indonesia. Upaya melakukan pendalaman pasar keuangan (financial deepening)
menjadi penting dalam memberikan ragam pilihan investasi bagi para investor. Di
sisi lain, pembenahan di sektor riil dan infrastruktur perlu terus dilakukan secara
serius guna mendukung arah untuk menjadikan ekonomi Indonesia yang terbesar di
Asia Tenggara.
Saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada pada kisaran5 persen
hingga 6 persen, apabila dapat terus dipertahankan, akan menambah jumlah
masyarakat kelas menengah hingga 90 juta orang dengan pendapatan per kapita
lebih dari 3.600 dolar AS. Apabila kita mampu mendorong pertumbuhan hingga 7
persen, jumlah itu bertambah lagi dengan masyarakat menengah mencapai 170 juta
orang.
Berbagai perkembangan dari sidang akbar IMF di Tokyo pekan lalu kembali
mengingatkan kita tentang besarnya potensi Indonesia dan sempitnya momentum
yang sedang kita lalui saat ini. Apabila potensi itu tidak diwujudkan dalam aksi dan
Lampiran: 5
momentum yang baik dilewatkan begitu saja karena kita begitu asyik dengan urusan
lain, prediksi para investor tersebut tidak akan menjadi kenyataan. Tentunya pilihan
ada di tangan kita semua saat ini.
Walaupun demikian, obat tradisional atau yang sering disebut jamu masih
mendapat tempat di hati masyarakat. Jamu dipercaya mempunyai banyak kelebihan
jika dibandingkan dengan obat-obatan modern seperti yang banyak beredar di
pasaran. Jamu juga dianggap lebih sesuai dengan kebanyakan penyakit modern,
seperti diabetes.
(1) Obat tradisional mempunyai efek samping yang lebih kecil apabila
digunakan secara tepat, baik waktu penggunaan, takaran, cara pemakaian,
pemilihan bahan maupun penyesuaian dengan indikasi tertentu.
(2) Ada efek komplementer dan/atau sinergisme dalam ramuan obat tradisional
(komponen bioaktif tanaman obat).
(3) Satu tanaman yang sangat murah mempunyai banyak manfaat farmakologi.
(4) Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit 8egenerat, seperti diabetes,
kolesterol, batu ginjal, dan hepatitis (8egenerat) dan penyakit generative,
seperti rematik, asma, tukak lambung, ambeien, dan pikun.
menerus, obat modern akan mengakibatkan efek samping yang dapat memicu
penyakit baru.
Pemerintah telah menyediakan listrik dengan tarif yang murah. Setiap orang
dapat menjadi pelanggan listrik dengan tidak banyak mengeluarkan biaya.
Sementara itu, petromaks memerlukan perawatan yang lebih cermat dan banyak
menggunakan bahan bakar bila dibandingkan dengan sebuah tenaga pembangkit
listrik. Petromaks hanya dapat menghasilkan sebuah sumber terang dan hanya
bermanfaat untuk penerangan. Dengan sebuah pembangkit tenaga listrik dapat
dihasilkan ribuan bahkan jutaan watt listrik; dan bukan hanya dipergunakan untuk
penerangan, tetapi juga untuk keperluan-keperluan lain. Listrik terdapat di kota-
kota. Petromaks biasanya dipergunakan di tempat-tempat yang tidak ada listrik atau
di desa-desa.
e. Pola Pengklasifikasian
Proses untuk mengelompokkan hal, peristiwa, atau benda yang dianggap
mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu.
Contoh :
Saat bekerja untuk tiga orang ini, semua ditampilkan melalui minigame.
Chandra misalnya, tahap awal adalah mencuci piring. Kita harus membersihkan
piring menggunakan peralatan yang sesuai. Begitu pula dengan Sholeh sewaktu kita
Lampiran: 5
Pengertian simpulan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, simpulan adalah sesuatu yang
disimpulkan; hasil menyimpulkan; kesimpulan. Simpulan juga berarti kesudahan
pendapat (pendapat terakhir yang berdasarkan uraian sebelumnya) atau keputusan
yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif dan deduktif.
1. Penalaran Deduktif
Proses berpikir (penalaran) yang didasari oleh hal/preposisi/premis umum
ke khusus menuju ke kesimpulan. Penalaran deduktif terdiri atas empat bentuk
yaitu: (1) Silogisme, (2) Sebab-Akibat-Akibat, dan (3) Akibat-Sebab-Sebab, dan
(4) Umum-khusus-khusus.
contoh:
a. Umum-khusus-khusus
Tarjo adalah anak yang rajin. Ia tidak pernah datang terlambat ke
sekolah. Semua tugas selalu ia kumpulkan tepat waktu. Saat guru menganajr
di kelas, ia selalu memperhatikan dengan baik bahkan tidak lupa membuat
catatan.
b. Sebab-akibat-akibat
Dua hari yang lalu, Stefan mengakhiri jalinan kasihnya dengan
Celline. Stefan merasa terguncang hatinya. Ia menjadi depresi hingga harus
dilarikan ke rumah sakit. Stefan merasa putus asa. Ia selalu berpikir untuk
mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
c. Akibat-sebab-sebab
Afgan dan Agnes terpaksa harus mengakhiri kisah cinta
mereka. Dua hari yang lalu, Afgan tertangkap basah sedang berselingkuh
Lampiran: 5
Contoh:
PU: Semua siswa yang baik selalu membawa modul pelajaran.
PK: Doni bukan siswa yang baik.
K: Doni tidak selalu membawa modul pelajaran.
Lampiran: 5
E:Doni tidak selalu membawa modul pelajaran karena bukan siswa yang
baik.
2. Penalaran induktif
Proses berpikir (penalaran) yang didasari oleh hal/preposisi/premis
khusus ke umum menuju ke kesimpulan. Berikut adalah pola-pola penalaran
induktif, yaitu: (1) Khusus-khusus-umum, (2) Sebab-Sebab-Akibat, (3) Akibat-
Akibat-Sebab, dan (4) Analogi. Contoh:
a. Khusus-khusus-umum
Ronaldo tidak pernah terlambat datang ke sekolah. Semua tugas dan PR
selalu ia kumpulkan tepat waktu. Saat guru menerangkan, ia selalu
memperhatikan dengan baik bahkan tidak lupa membuat catatan.
Ronaldo memang anak yang rajin.
b. Sebab-sebab-akibat
Afgan tertangkap basah sedang berselingkuh dengan Raisya. Agnes
kekasih Afgan merasa tidak terima dengan pengkhianatan yang telah Afgan
lakukan. Agnes menilai perlakukan Afgan terlalu sadis.
Agnes pun memutuskan jalinan kasihnya dengan Afgan.
c. Akibat-akibat-sebab
Bejo merasa tergunjang jiwanya. Ia sangat depresi hingga harus
dilarikan ke rumah sakit. Ia sudah tidak memiliki harapan hidup sama
sekali. Ia menjadi sedemikian parah semenjak Tarni
mencampakkan cintanya.
d. Analogi
Bayi dapat diibaratkan dengan kertas putih. Kertas putih benar-benar bersih.
Polos tanpa ada coretan sedikit pun. Begitulah bayi, bersih dan polos tanpa
ada dosa yang melekat padanya.
Latihan Soal
1. Buatlah masing-masing satu paragraf dari pola penalaran deduktif! (Sebab-
Akibat-Akibat, Akibat-Sebab-Sebab, dan Umum-khusus-khusus)
Lampiran: 5
PU
PK Jeremy ingin sukses.
K
E Jeremy harus bekerja keras karena ingin sukses.
G
PU Semua penderita penyaqkit diabetes tidak boleh makan makanan yang
banyak mengandung gula.
PK Pak Danang penderita penyakit diabetes.
K
E
H
PU
PK Mr. Rubens adalah orang asing.
K
E Mr. Rubens harus memiliki izin kerja jika ingin bekerja di Indonesia
karena dia orang asing.
I
PU
PK Hazbullah siswa yang kurang mampu.
K Hazbullah mendapat bantuan dana.
E
J
PU
PK Roy bukan warga negara yang baik.
K
E Roy tidak taat bayar pajak penghasilan karena bukan warga negara
yang baik.
Lampiran: 5
TEKS ANEKDOT
Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan,
biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang
sebenarnya. Ada pengertian lain bahwa anekdot dapat merupakan cerita rekaan
yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat. Yang
menjadi partisipan atau pelaku di dalamnya pun tidak harus orang penting.
Selain itu, teks anekdot juga dapat berisi peristiwa-peristiwa yang membuat
jengkel atau konyol bagi partisipan yang mengalaminya. Perasaan jengkel dan
konyol seperti itu merupakan krisis yang ditanggapi dengan reaksi dari
pertentangan antara nyaman dan tidak nyaman, puas dan frustrasi, serta
tercapai dan gagal.
Struktur Teks Anekdot
Krisis/
Abstraksi Orientasi
Komplikasi
Reaksi Koda
Koda merupakan bagian akhir dari cerita unik tersebut. Bisa juga dengan
memberi kesimpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang
ditulis.
KaidahTeksAnekdot
Contoh Teks
Saat sesi tanya-jawab tiba, Ali bertanya kepada pak dosen. “Apa kepanjangan
KUHP, Pak?” Pak dosen tidak menjawab sendiri, melainkan melemparkannya
kepada Ahmad. “Saudara Ahmad, coba dijawab pertanyaan Saudara Ali tadi,” pinta
pak dosen. Dengan tegas Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara, Pak …!”
Ahmad, dari mana Saudara tahu jawaban itu?” Dasar Ahmad, pertanyaan pak dosen
dijawabnya dengan tegas, “Peribahasa Inggris mengatakan pengalaman adalah guru
yang terbaik, Pak …!” Semua mahasiswa di kelas itu tercengang. Mereka
berpandang-pandangan. Lalu, mereka tertawa terbahak-bahak.
Untung regu penolong sangat sigap. Meskipun terseret cukup jauh, Darman
masih bisa diselamatkan. Dia dibawa ke posko kesehatan dan dibaringkan di
bangsal. Waktu itu semua bangsal penuh oleh orang pingsan. Darman kaget
melihat orang yang ada di situ. Semuanya dia kenal, para politisi sedang blusukan.
Lebih kaget lagi ketika dia melihat doa tertulis di dinding: “Ya Allah,
hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas”. Darman pingsan!
HIKAYAT
Tergolong ke dalam jenis prosa lama.
Prosa adalah karangan yang bersifat menerangkan atau menjelaskan secara
terurai mengenai suatu masalah atau suatu hal atau suatu peristiwa (tidak terikat
oleh kaidah yang terdapat pada penulisan puisi)
Berasal dari India dan Arab.
Tahukah kalian?
B. Ciri-ciri Hikayat
Berkembang secara statis dan mempunyai rumus baku.
Bentuk prosanya sering menggunakan kata-kata arkais seperti sahibul
hikayat, menurut empunya cerita, hatta, syahdan, konon, sebermula,
dll.
Bersifat pralogis, artinya mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai
dengan logika umum.
Hal yang dikisahkan berupa kehidupan istana, raja-raja, dewa-dewa, para
pahlawan, atau tokoh-tokoh mulia lainnya.
Disampaikan secara lisan, dari orang ke orang. Oleh karena itu, tidak
mengherankan bila karya sastra ini memiliki cerita banyak versi.
Anonim
Nama tokoh menunjukkan asal-usul cerita.
Latar cerita dapat menggambarkan asal cerita meskipun unsur ini tidak
selalu muncul. Hikayat mungkin juga menunjukkan latar samar-samar,
seperti pada zaman dahulu, di tengah hutan, atau di suatu kerajaan.
Budaya dan faktor ekstrinsik lainnya, seperti ekonomo, politik, religi, dan
kondisi alam turut berpengaruh pada keberadaan hikayat, misalnya
masyarakat yang masih kuat dengan budaya feudal. Tergambar pula
kehidupan yang berkisah tentang kehidupan kerajaaan.
Rangkaian
Kejadian
Informasi Berisi
mengenai latar Berisi rangkaian pernyataan
belakang peristiwa yang kesimpulan
kisah/peristiwa disusun secara mengenai
yang kronologis. rangkaian
diceritakan. peristiwa yang
Orientasi/setting
Reorientasi
a) Tema
Adalah inti atau ide pokok dalam cerita. Tema merupakan pangkal pokok
pengembangan isi cerita. Dapat pula diartikan sebagai gagasan yang
menjalin struktur isi cerita. Untuk merumuskan tema, kita harus mengenali
unsur-unsur intrinsiknya, yaitu:
1) Melalui alur cerita
2) Melalui tokoh cerita
3) Melalui bahasa yang digunakan dalam cerita.
b) Amanat
Merupakan ajaran moral/pesan yang hendak disampaikan dalam sebuah
cerita. Amanat dapat disampaikan secara tersirat, ataupun tersurat. Amanat
sering dikaitkan dengan tema cerita.
c) Latar
Latar adalah tempat, waktu, suasana terjadinya perbuatan tokoh atau
peristiwa yang dialami tokoh.
d) Penokohan
Penokohan adalah teknik dalam menggambarkan dan mengembangkan
karakter tokoh dalam cerita. Untuk menggambarkan karakter tokoh
tersebut, sebuah cerita dapat menggunakan teknik sebagai berikut.
1) Teknik analatik, karakter tokoh diveritakan secara langsung oleh
pengarang.
2) Teknik dramatik, karakter tokoh dikemukakan melalui:
Penggambaran fisik dan perilaku tokoh
Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh
Penggambaran tata kebahasaan tokoh
Pengungkapan jalan pikiran tokoh
Penggambaran oleh tokoh lain.
Berikut adalah contoh teknik penggambaran karakteristik tokoh:
1) Teknik Analitik
Dia bilang, bukan maksudnya menyebarkan fitnah ataupun provokasi. Namun apa
yang diucapkannya benar-benar membuat para punggawa kerajaan marah.
Patih Jalagalodra ingin menemui anak gadisnya itu tanpa ketakutan; ingin
mendekapnya, mencium bau keringatnya. Dalam pikirannya, hanya anak
gadisnya yang masih mau menyambut dirinya dan mungkin ibunya, seorang janda
yang renta tubuhnya, masih berlapang dada menerima kepulangannya,
Putri bungsu paling pandai bercerita, menyanyi, dan menari. Tak jarang ia
bertandang ke pendopo sambil membawa aneka oleh-oleh dari hutan.
e. Pengaluran
Disebut juga plot atau rangkaian cerita.
Namun ada juga para ahli yang membedakan antara plot dan alur.
Menurutnya alur sama dengan rangkaian cerita, sedangkan plot merupakan
rangkaian cerita yang memiliki hubungan sebab akibat.
Contoh alur sebagai rangkaian cerita
Raja pergi dari istana. Ia pergi ke tengah hutan untuk berburu. Di sana ia
beristirahat sebentar, lalu meneruskan perjalanannya mencari rusa.
Contoh plot sebagai rangkaian cerita yang memiliki hubungan sebab
akibat Raja terperosok ke dalam lubang ketika mengejar rusa. Ia tidak
bisa kembali ke istana pada hari itu juga. Kakinya terluka parah. Ia
mengobati penduduk yang bisa mengobati lukanya.
a) Alur gerak
Alur disusun dengan diawali oleh cerita adanya suatu masalah, kemudian
menuju cara pemecahannya. Contoh, cerita penangkapan pengkhianat
kerajaan.
b) Alur pedih
Umumnya berkisah tentang kemalangan yang dialami oleh tokoh utama,
misalnya sang pangeran atau sang putri. Tokoh tersebut mengalami
serangkaian masalah yang berakhir dengan kesedihan.
c) Alur tragis
Tokoh utama mengalami rangkaian kemalangan, tetapi kemalangan yang
dialaminya itu sebelumnya tidak diketahui. Dia baru mengetahuinya ketika
keadaan sudah terlambat.
d) Alur penghukuman
Dalam alur ini tokoh utama tidak dapat menarik rasa simpati para pembaca
karena kejelekan-kejelekan yang dimilikinya. Meskipun demikian, tokoh
ini memiliki sifat yang mengagumkan dalam beberapa hal. Cerita berakhir
dengan kegagalan sang pelaku utama.
e) Alur sinis
Sang tokoh utama, tokoh inti yang jahat memperoleh kekayaan pada akhir
cerita, yang justru sepantasnya harus mendapatkan hukuman.
f) Alur sentimental
Seorang tokoh utama yang tampan, yang cantik, dan seringkali lemah
mengalami serangkaian kemalangan, tetapi kemudian mengalami
kemenangan/kejayaan.
g) Alur kekaguman
Tokoh utama yang kuat, gagah, bertanggungjawab atas tindakannya
mengalami serangkaian marabahaya, tetapi dapat melawan dan
mengalahkannya pada akhir cerita. Respon pembaca merupakan gabungan
rasa hormat dan kagum terhadap tokoh utama tersebut.
h) Alur kedewasaan
Seoragng tokoh utama yang tidak berpengalaman, kemudian berkat
peristiwa yang dialaminya berubah menjadi matang dan dewasa.
i) Alur perbaikan
Tokoh utama mengalami perubahan-perubahan kea rah yang lebih baik.
Tokoh utama sendiri bertanggung jawab penuh atas kemalangan yang
mengganggu perjalanan hidupnya.
j) Alur pengujian
Berbagai tindakan tokoh utama mengalami kegagalan. Tokoh utama
kemudian meninggalkan obsesinya karena kegagalan itu.
k) Alur pendidikan
Terjasi perbaikan pandangan pada tokoh utama. Alur ini mirip dengan alur
kedewasaan, tetapi perubahan batiniah tidak memengaruhi perilaku actual
sang tokoh.
l) Alur penyingkapan rahasia
Pada mulanya, tokoh utama tidak mengetahui rahasia yang menyelimuti
kehidupan dirinya. Namun, lama kelamaan sang tokoh dapat menyingkap
rahasia itu.
Lampiran: 5
Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun
dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka
dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya.
Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan
isyarat tipu peperangan. Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut
dirayakan dalam negeri karena anaknya kedua orang itu sama-sama gagah.
Setelah mendengar kata-kata baginda, Syah Peri dan Indera Bangsawan pun
bermohon pergi mencari buluh perindu itu. Mereka masuk hutan keluar hutan, naik
gunung turun gunung, masuk rimba keluar rimba, menuju ke arah matahari hidup.
Maka datang pada suatu hari, hujan pun turunlah dengan angin ribut, taufan,
kelam kabut, gelap gulita dan tiada kelihatan barang suatu pun. Maka Syah Peri dan
Indera Bangsawan pun bercerailah. Setelah teduh hujan ribut, mereka pun pergi
Lampiran: 5
saling cari mencari. Tersebut pula perkataan Syah Peri yang sudah bercerai dengan
saudaranya Indera Bangsawan.
Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan
putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan
dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah
mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan
dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. Sembilan
orang anak raja sudah berada di dalam negeri itu. Akhirnya raksasa itu
mencanangkan supaya Indera Bangsawan pergi menolong Raja Kabir.
Diberikannya juga suatu permainan yang disebut sarung kesaktian dan satu isyarat
kepada Indera Bangsawan seperti kanak-kanak dan ilmu isyarat itu boleh
membawanya ke tempat jauh dalam waktu yang singkat.
Pada suatu hari, Puteri Kemala Sari bercerita tentang nasib saudara sepupunya
Puteri Ratna Sari yang negerinya sudah dirusakkan oleh Garuda.
Lampiran: 5
Diceritakannya juga bahwa Syah Peri lah yang akan membunuh garuda itu.
Adapun Syah Peri itu ada adik kembar, Indera Bangsawan namanya. Ialah yang
akan membunuh Buraksa itu. Tetapi bilakah gerangan Indera Bangsawan baru akan
datang? Puteri Kemala Sari sedih sekali. Si Hutan mencoba menghiburnya dengan
menyanyikan pertunjukan yang manis. Maka Puteri Kemala Sari pun tertawalah
dan si Hutan juga makin disayangi oleh tuan puteri.
Hatta berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat.
Para ahli nujum mengatakan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang
dapat menyembuhkan penyakit itu. Baginda bertitah lagi. "Barang siapa yang dapat
susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri."
Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta susu kambing yang
disangkanya susu harimau beranak muda itu. Indera Bangsawan berkata susu itu
tidak akan dijual dan hanya akan diberikan kepada orang yang menyediakan
pahanya diselit besi hangat. Maka anak raja yang sembilan orang itu pun
menyingsingkan kainnya untuk diselit Indera Bangsawan dengan besi panas.
Dengan hati yang gembira, mereka mempersembahkan susu kepada raja, tetapi
tabib berkata bahwa susu itu bukan susu harimau melainkan susu kambing.
Sementara itu Indera Bangsawan sudah mendapat susu harimau dari raksasa
(neneknya) dan menunjukkannya kepada raja. Tabib berkata itulah susu harimau
yang sebenarnya. Diperaskannya susu harimau ke mata tuan puteri. Setelah genap
tiga kali diperaskan oleh tabib, maka tuan puteri pun sembuhlah.
kuda hijau dan mengajarnya cara-cara membunuh Buraksa. Setelah itu, si Kembar
pun menaiki kuda hijaunya dan menghampiri mahligai tuan puteri. Katanya kepada
tuan puteri bahwa dia adalah seorang penghuni hutan rimba yang tiada bernama.
Tujuan kedatangannya ialah hendak melihat tamasya anak raja yang sembilan itu
membunuh Buraksa. Tuan puteri menyilakan naik ke mahligai itu. Setelah menahan
jerat pada mulut bejana itu dan mengikat hujung tali pada leher kudanya serta
memesan kudanya menarik jerat itu bila Buraksa itu datang meminum air, si
Kembar pun naik ke mahligai tuan puteri. Hatta Buraksa itu pun datanglah dengan
gemuruh bunyinya. Tuan puteri ketakutan dan si Kembar memangkunya.
Tersebut pula perkataan Buraksa itu. Apabila dilihatnya ada air di dalam
mulut bejana itu, maka ia pun minumlah serta dimasukannya kepalanya ke dalam
mulut bejana tempat jerat tertahan itu. Maka kuda hijau si Kembar pun menarik tali
jerat itu dan Buraksa pun terjeratlah. Si Kembar segera datang memarangnya
hingga mati serta menghiris hidungnya yang tujuh dan matanya yang tujuh itu.
Setelah itu si Kembar pun mengucapkan "selamat tinggal" kepada tuan puteri dan
gaib dari padang itu. Tuan puteri ternganga-nganga seraya berpikir bahwa orang
muda itu pasti adalah Indera Bangsawan. Hatta para anak raja pun datanglah.
Dilihatnya bahwa Buraksa itu sudah mati, tetapi mata dan hidungnya tiada lagi.
Maka mereka pun mengerat telinga, kulit kepala, jari, tangan dan kaki
Buraksa itu untuk dibawa kepada baginda. Baginda tidak percaya mereka sudah
membunuh Buraksa itu, karena tanda-tanda yang dibawa mereka itu bukan
alamatnya. Selang berapa lama, si Kembar pun datang dengan membawa mata dan
hidung Buraksa itu dan diberikan tuan puteri sebagai isteri. Si Kembar menolak
dengan mengatakan bahwa dia adalah hamba yang hina. Tetapi, tuan puteri
menerimanya dengan senang hati.
Latihan Soal
1. Analisilah struktur intrinsik teks hikayat Indera Bangsawan yang telah kalian
baca!
IKHTISAR BUKU
Apa itu
ikhtisar?
Read atau membaca ada pada langkah ketiga, bukan langkah pertama. Saat
membaca ini, pembaca diminta mengisi informasi ke dalam kerangka pemikiran
bab yang kita buat pada proses survey dan question.
d) Recite
Recite adalah tahap di mana pembaca menceritakan isi bacaan yang telah
dibaca dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini pembaca dapat membuat catatan
seperlunya. Dengan melakukan proses recite ini pembaca bisa melatih pikiran
untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan yang dibaca.
Cara melakukan recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang
kita buat sebelum membaca bab tersebut dan cobalah jawab pada selembar
kertas tanpa melihat buku.
e) Review
Review adalah proses meninjau kembali isi bahan bacaan, apakah yang
diceritakan dengan kata-kata sendiri telah sesuai denagan isi yang
sebenarnya atau tidak. Pembaca dapat membaca ulang seluruh bab, melengkapi
catatan atau berdiskusi dengan teman untuk melakukan proses peninjauan
kembali.
B. Meringkas Novel
Dengan menggunakan teknik membaca SQ3R, suatu novel dapat diringkas
dengan langkah-langlah sebagai berikut.
1) Membaca secara sekilas untuk menemukan kesan umum novel, yakni dengan
membaca judul, pengarang, daftar isi, dan bagian-bagian penting lainnya di
dalam novel.
2) Mengajukan sejumlah pertanyaan berkenaan dengan unsur-unsur utama
novel itu, misalnya sebagai berikut.
a. Bercerita tentang apakah novel itu?
b. Siapa tokoh utama novel itu dan bagaimana karakternya?
c. Di mana dan kapankah ceritanya berlangsung?
d. Bagaimana alur ceritanya?
e. Apa pesan umum yang hendak disampaikan pengarang?
3) Membaca bagian demi bagian novel secara keseluruhan dengan penuh
apresiasi.
4) Mencatat bagian-bagian penting novel, terutama berkaitan dengan hal-hal
yang ditanyakan.
5) Mengembangkan catatan menjadi sebuah ringkasan (sinopsis) novel.
b. Penulis
c. Penerbit
d. Tebal
e. Sinopsis novel
D. Mari berlatih
1) Buatlah ikhtisar novel yang telah kalian baca. Novel yang kalian gunakan
haruslah novel keluaran tahun 2010 ke atas. Dikerjakan secara individu.
2) Carilah sebuah teks berita, lalu buatlah ringkasan dari teks berita tersebut.
Teks berita yang kalian gunakan adalah berita terbaru.
Lampiran: 6
X IPS 1 PERPUSTAKAAN
X IPS 2
X MIPA
w
3
c
Mushola
Mushola
OSIS
Ruang
1
SERBA
GUNA
UNBK 2
XII IPS 3
XII IPA Ruang XII IPS 2
Ruang Ruang
2 UNBK 1 Ruang Ruang
WAKA KEPSEK
Tata Majelis Ruang
Usaha guru UKS
Ruang Ruang
WAKA Tamu
Meja
Piket
PARKIR
POS
SATPAM
Lampiran: 6
HASIL PENGAMATAN/WAWANCARA/DOKUMENTASI:
A. Institusi Pasangan:
1) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten/Kota : Tanjungpinang
2) Nama Kadisdikbud : Drs. Huzaifa Dadang AG, M.Si
3) HP/E-mail : 081225377165
dikembudproatpi@yahoo.com
4) Alamat Kantor : Jl. Soekarno Hatta No. 30
5) Telp/Fax/E-mail : 0771-25175
B. Personil Sekolah Praktikan:
1) Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Tanjungpinang
2) Alamat Sekolah : Jl. Tugu Pahlawan NO.30
3) Kecamatan : Tanjungpinang Barat
4) Telp/Fax/E-mail : 0771-24232 / sman3_tpi@yahoo.com
5) Jarak sekolah dengan pusat
kota/kantor Dikbud : ± 6km
6) Transportasi yang ada dan Tarif/
ongkos : Angkutan Umum / ± Rp. 5.000
7) Nama Kepala Sekolah : Dra. Asmiati.WR
8) Telp/HP/E-mail :-
9) Guru yang bisa dihubungi selain kepala sekolah :
Nama : Dra. Sri Haryati
HP :-
C. Keadaan Fisik Sekolah:
1. Luas tanah : 5470 m2
2. Lapangan serbaguna : 26 x 16 m
3. Jumlah Ruang Kelas : 19 Ruang Kelas
4. Ukuran Ruang Kelas :8X9m
5. Bangungan Lain yang ada:
a. Ruang Kepala Sekolah Luasnya : 25 m2
b. Ruang Guru Luasnya : 176 m2
c. Ruang Tata Usaha Luasnya : 48 m2
d. Ruang BK Luasnya : 20 m2
e. Ruang OSIS Luasnya : 36 m2
Lampiran: 6
f. Sejarah : 2 orang
g. Fisika : 2 orang
h. Kimia : 1 orang
i. Biologi : 2 orang
j. Geografi : 2 orang
k. Sosiologi : 2 orang
l. Ekonomi : 2 orang
m. Pendidikan Jasmani : 2 orang
n. Seni Budaya : 1 orang
o. TIK : 1 orang
p. Prakarya dan Kewirausahaan : 2 orang
q. BK : 1 orang
r. Bahasa Perancis : 1 orang
2. Jumlah Guru seluruhnya (L/P) : 36 orang
3. Jumlah Kelas : 19 kelas
4. Jumlah Siswa Perkelas : ± 33 orang
5. Jumlah Siswa Seluruhnya (L/P) : 541 orang
H. Interaksi Sosial:
1. Hubungan Guru – Guru : Baik
2. Hubungan Guru – Siswa : Baik
3. Hubungan Siswa – Siswa : Baik
4. Hubungan Guru-Pegawai Tata Usaha : Baik
I. Tata Tertib
a) Ketentuan Umum
1. Jam masuk hari Senin dan Selasa dari pukul 07.00 s/d 16.15, Rabu-Kamis
07.00 s/d 15.45, dan Jum’at 07.00 s/d 11.45.
2. Wajib mengikuti upacara bendera, Jum’at imtaq keagamaan dan peringatan
Hari Besar Agama/Nasional serta acara lainnya yang diadakan di sekolah.
3. Menanamkan tata krama dengan membiasakan 5 S (Senyum, Sapa, Salam,
Sopan, dan Santun).
4. Menciptakan suasana “Beriman” (Bersih, Rapi, Indah, dan Nyaman).
b) Untuk Siswa
1. Siswa wajib berada di sekolah sebelum kegiatan (proses belajar mengajar)
dimulai dan 15 menit sebelum upacara bendera atau kegiatan keagamaan
dimulai kecuali piket kelas dan piket umum harus datang lebih awal.
Lampiran: 6
2. Siswa wajib memakai seragam sekolah dalam keadaan bersih, rapi di sekolah
sesuai dengan ketentuan:
Hari Senin – Selasa menggunakan seragam putih abu,
Hari Rabu menggunakan seragam batik sekolah,
Hari Kamis menggunakan seragam pramuka lengkap dengan kacu,
Hari Jum’at menggunakan seragam baju kurung melayu lengkap dengan
kain samping,
Menggunakan ikat pinggang warna hitam,
Bersepatu hitam, bertali putih dan berkaos kaki putih (khusus hari Kamis
kaos kaki warna hitam pramuka),
Panjang kaos kaki minimal ± 15 cm di atas mata kaki bukan digulung di
atas mata kaki.
Khusus Putri;
Menggunakan rok panjang tanpa lipatan keliling.
Belahan rok tidak lebih tinggi dari tinggi lutut.
Bagi siswi berhijab harus menutup auratnya secara benar (jelbab putih
Senin, Selasa, Rabu, Jumat dan Kamis memakai jilbab coklat)
Bagi siswi tidak berhijab, rambut panjang diikat dan tidak digerai.
Khusus Putra;
Memakai celana panjang model standar (tidak mengkrucut ke atas
atau ke bawah)
3. Siswa wajib memakai seragam olahraga pada jam pelajaran olahraga.
4. Piket kelas membersihkan kelas dan membuang sampah sebelum jam
pertama dimulai.
5. Siswa wajib mengikuti semua kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler
yang ada di sekolah (wajib ekskul pramuka).
6. Siswa wajib menciptakan suasana kekeluargaan, baik terhadap kepala
sekolah, guru, staf tata usaha, pegawai sekolah dan selalu menjunjung nama
baik sekolah.
7. Siswa wajib menjaga dan memelihara kebersihan di lingkungan sekolah.
8. Siswa wajib melaksanakan kegiatan 7 K (keamanan, ketertiban, kebersihan,
keindahan, kekeluargaan, kerindangan, dan kesehatan).
9. Siswa melapor kepada guru piket, jika tidak ada guru pada saat jam
pelajaran.
Lampiran: 6
10. Siswa pulang tepat pada waktunya sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan.
11. Siswa tidak dibenarkan keluar pekarangan sekolah pada saat proses belajar
mengajar berlangsung kecuali mendapat ijin dari guru di kelas dan guru
piket.
12. Siswa wajib memberitahu/membuat surat bila tidak hadir di sekolah dan
diketahui oleh orangtua/wali murid.
13. Siswa wajib hadir dan mengikuti kegiatan pembelajaran minimal 90% dari
jumlah hari sekolah dalam satu semester.
14. Bagi siswa yang sakit lebih dari 2 (dua) hari harus dibuktikan dengan Surat
Keterangan Dokter.
15. Siswa harus melunasi uang Komite Sekolah dan OSIS paling lambat tanggal
10 untuk setiap bulannya.
c) Larangan
NO JENIS PELANGGARAN POINT SANKSI
Tidak memakai topi sewaktu upacara bendera
1 1
di sekolah.
Tidak memakai ikat pinggang atau ikat
2 1
pinggang berkepala besar dan tajam.
3 Memakai tali pinggang bukan warna hitam. 1
Tidak memakai kaos kaki atau kaos kaki bukan
4 1
warna putih (kecuali Kamis kaos kaki hitam).
Tidak memakai dasi pada hari Senin dan
5 1
Selasa, tidak memakai kacu pada hari Kamis.
6 Tidak memakai sepatu hitam. 1
7 Terlambat 10 menit masuk pada pagi ahri. 1 Membersihkan Majelis
8 Terlambat masuk 5 menit sehabis istirahat. 1 Guru & Ruang
Memakai kalung, gelang, subang bagi siswa Administrasi Sekolah &
9 1 Lainnya
laki-laki.
Memakai perhiasan berlebihan bagi siswa
10 1
perempuan.
11 Membuang sampah tidak pada tempatnya. 1
Duduk di tempat parkir dan dimana saja di luar
12 1
kelas saat pelajaran berlangsung.
13 Berambut panjang bagi siswa laki-laki. 1
Berkuku panjang bagi siswa laki-laki dan
14 1
perempuan.
15 Memakai baju putih tanpa lokasi sekolah. 1
16 Baju keluar dari celana/rok. 1
17 Tidak hadir tanpa keterangan (alpa) 2
Lampiran: 6
d) Sanksi
1. Ketentuan ini dilaksanakan menggunakan mekanisme pembinaan yang
berlaku.
2. Tidak dibenarkan adanya kompromi antara guru dan siswa dalam
menjalankan aturan ini
3. Aturan ini berlaku bagi seluruh siswa selama masih tercatat sebagai
siswa SMAN 3 Tanjungpinang dan belum ada perubahan (peraturan
baru).
4. Langkah-langkah pembinaan siswa:
Untuk jenis pelanggaran dengan kategori ringan langsung didata oleh
wali kelas dan BK, kemudian dilakukan pembinaan dan bimbingan,
3 kali pelanggaran langsung panggilan orangtua.
Untuk jenis pelanggaran no. 28 s/d 38, akan dipanggil orang tua, dan
apabila tidak ada perubahan dan jumlah point mencapai 30 akan
diproses dengan membuat perjanjian di atas materai.
Untuk jenis pelanggaran 38 s/d 41 dengan jumlah point 30, siswa
yang bersangkutan membuat surat perjanjian di atas materai dan
apabila yang bersangkutan melakukan pelanggaran kembali akan
segera dikembalikan kepada orang tua.
Untuk jenis pelanggaran 42 s/d 46 dengan jum;ah point 40, akan
langsung dikembalikan kepada orang tua.
Lampiran: 7
Lampiran: 8
DOKUMENTASI GAMBAR
Gambar SMA Negeri 3
Tanjungpinang
Lampiran: 8