Anda di halaman 1dari 191

LAPORAN AKHIR KEGIATAN

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)


DI SMA NEGERI 3 TANJUNGPINANG

OLEH:
AGUS MASDIKA
NIM. 140388201041

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2018

i
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kasih karunia, serta berkat yang melimpah kepada penulis selama
menjalani kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dan Penelitian sehingga
penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Pengalaman Lapangan di SMA
Negeri 3 Tanjungpinang.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat perolehan nilai akhir
kegiatan pada Mata Kuliah Praktik Pengalaman Lapangan pada Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Kimia, Universitas Maritim Raja
Ali Haji.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan ini tidak
terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1. Kepada kedua orang tua penulis, yang selalu memberikan do’a, kasih
sayang, dukungan dan saran kepada penulis
2. Ibu Ahada Wahyusari, S.Pd., M.Pd selaku Kepala Jurusan Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Maritim Raja Ali Haji
3. Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjungpinang, Ibu Hj. Dra.
Asmiati. WR, yang telah memberikan penulis kesempatan dalam
melakukan kegiatan PPL
4. Ibu Dian Lestari B.A., M.A Selaku Dosen Pembimbing Lapangan Di SMA
Negeri 3 Tanjungpinang
5. Ibu Dra. Syuprianti yang telah membimbing penulis selama berada di SMA
Negeri 3 Tanjungpinang dari awal penulis melakukan PPL sampai akhirnya
penulis menyelesaikan PPL.
6. Segenap keluarga besar SMA Negeri 3 Tanjungpinang; para guru dan staff
tata usaha yang telah memberikan bantuan serta bimbingan selama kegiatan
praktik lapangan dan penelitian berlangsung.
7. Adik-adik siswa-siswi SMA Negeri 3 Tanjungpinang yang telah bekerja
sama dengan penulis dalam melakukan proses pembelajaran selama ini.

iii
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Judul..................................................................................................... i
Halaman Pengesahan .......................................................................................... ii
Kata Pengantar ...................................................................................................iii
Daftar Isi.............................................................................................................. v
Daftar Gambar ..................................................................................................viii
Daftar Tabel ....................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Pengertian Program Pengalaman Lapangan..................................... 1
1.2. Latar Belakang Pelaksanaan PPL..................................................... 1
1.3. Tujuan PPL ...................................................................................... 2
1.4. Manfaat PPL .................................................................................... 2
1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PPL .............................................. 3
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
(PPL) ...................................................................................................... 5
2.1 Persiapan Kegiatan PPL .................................................................... 5
2.1.1. Pembekalan Kegiatan PPL Oleh Koordinator PPL................. 5
2.1.2. Pengantaran Mahasiswa Praktikan Secara Formal ................ 5
2.2. Pengenalan Sekolah Praktikan ......................................................... 6
2.2.1. Sejarah dan struktur sekolah praktikan ................................... 6
2.2.2. Tugas pokok kepala sekolah .................................................. 6
2.2.3. Tugas pokok guru.................................................................... 9
2.2.4. Pembinaan kemampuan professional guru ........................... 10
2.2.5. Kurikulum bidang studi......................................................... 11
2.2.6. Fasilitas pendidikan sekolah praktikan ................................ 15
2.2.7. Pembinaan Kesiswaan ........................................................... 16
2.2.8. Administrasi kantor sekolah .................................................. 17
2.2.9. Sumber dan alokasi keuangan sekolah .................................. 18
2.2.10. Hubungan sekolah dan masyarakat ..................................... 18
2.3. Observasi Fisik dan Non-fisik Sekolah .......................................... 18

v
2.3.1. Observasi Fisik Sekolah ........................................................ 18
2.3.2. Observasi Non-fisik Sekolah ................................................ 19
2.4. Permasalahan dan Alternatif Pemecahan Masalah ........................ 19
2.5. Kegiatan Praktik Mengajar (classroom action-based learning) .... 21
2.5.1. Perencanaan Pembelajaran .................................................... 21
2.5.2. Pelaksanaan Pembelajaran .................................................... 22
2.5.3. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran.................................... 23
2.6. Kegiatan Praktik Non Mengajar..................................................... 24
2.7. Kegiatan Simulasi Penelitian Kelas ............................................... 25
2.7.1. Judul Penelitian Tindakan Kelas ........................................... 25
2.7.2. Latar Belakang ...................................................................... 25
2.7.3. Rumusan Masalah ................................................................. 25
2.7.4. Tujuan Penelitian .................................................................. 25
2.7.5. Manfaat Penelitian ................................................................ 25
2.8. Metode Penelitian........................................................................... 26
2.8.1. Jenis Penelitian ...................................................................... 26
2.8.2. Setting Penelitian .................................................................. 27
2.8.3. Subjek Penelitian................................................................... 28
2.8.4. Prosedur Penelitian................................................................ 28
2.8.5. Jadwal Penelitian................................................................... 31
2.8.6. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 32
2.8.7. Instrumen Penelitian.............................................................. 33
2.8.8. Hasil dan Pembahasan........................................................... 33
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 39
A. Kesimpulan ................................................................................... 39
B. Saran .............................................................................................. 40
LAMPIRAN
1) Surat Pengantar / Permohonan Izin Mahasiswa PPL dari Dekan FKIP
UMRAH kepada Kepala SMA Negeri 3 Tanjungpinang.
2) Surat Jawaban Pemberian Izin Mahasiswa PPL dari Kepala SMA Negeri 3
Tanjungpinang kepada Dekan FKIP UMRAH.

vi
3) Program Kegiatan PPL Mahasiswa
4) Kartu Konsultasi dengan Guru Pamong (GP) dan Dosen Pembimbing (DP),
Daftar Hadir, Daftar Kegiatan.
5) Kurikulum: Satuan Pelajaran, Rencana Pembelajaran, dan Modul
Pembelajaran
6) Denah dan Observasi Pengenalan Sekolah
7) Nilai Akhir Mahasiswa PPL FKIP UMRAH dari Guru Pamong
8) Dokumen/dokumentasi (gambar sekolah & kegiatan, dll).

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Spiral PTK Kemmis dan Mctaggart ................................................ 27


Gambar 1.1. : Desain penelitian tindakan kelas ................................................ 31

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil kerja siswa siklus I..................................................................... 33


Tabel 1.1. Hasil kerja siswa siklus II ................................................................ 34
Tabel 1.2 Data presentase aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II ...... 36
Tabel 1.3. Data presentase hasil belajar siswa dari siklus I kesiklus II ............ 37

ix
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Pengertian Program Pengalaman Lapangan (PPL)


Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan muara dari semua kegiatan
teori dan praktik bagi mahasiswa yang akan meyelesaikan studi di perguruan tinggi
khususnya di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Karena mahasiswa lulusan
FKIP sesuai dengan visi dan misi FKIP UMRAH disiapkan untuk menjadi tenaga
kependidikan guru yang profesional dibidangnya.

PPL dapat diartikan juga sebagai suatu program prajabatan pendidikan guru
yang dirancang khusus untuk menyiapkan calon guru yang menguasai kemampuan
keguruandan terintegrasi secara utuh. Setelah mereka menyelesaikan pendidikan
dan diangkat menjadi guru telah siap mengemban tugas sebagai guru.

PPL pada hakikatnya adalah proses pembentukan profesi keguruan yang


langsung dapat diterapkan di lapangan. Melalui praktik pengalaman lapangan setiap
mahasiswa diharapkan dapat mengekspresikan ide-idenya dalam upaya
meningkatkan kemampuan dalam praktik pembelajaran.

1.2. Latar Belakang Pelaksanaan PPL


Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) secara umum dapat diartikan sebagai
pengalaman langsung dalam proses pembelajaran bagi seorang calon guru. Tidak
hanya itu, Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) disebut juga praktik pembelajaran
dengan melakukan kegiatan lain yang ada kaitannya dengan proses pembelajaran
di sekolah. Semua kegiatan tersebut dilakukan secara terbimbing oleh Dosen
Pembimbing dan Guru Pamong untuk memenuhi standar profesi keguruan.
Bermuara dari semua kegiatan teori dan praktik bagi mahasiswa yang akan
meyelesaikan studi di perguruan tinggi khususnya di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan menjadikan Praktik Pengalaman Lapangan dilaksanakan dalam rangka
menyiapkan tenaga kependidikan yang profesional dalam bidangnya serta

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 1


Agus Masdika 140388201041
menguasai kemampuan keguruan dan terintegrasi secara utuh sesuai dengan visi
dan misi FKIP UMRAH.
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan didasarkan pada tanggung
jawab bersama antara perguruan tinggi dengan sekolah tidak hanya itu kegiatan ini
juga melibatkan berbagai unsur perguruan tinggi, dinas pendidikan, dan sekolah.
Sehingga dalam upaya mencapai tujuan dari pelaksanaan Praktik Pengalaman
Lapangan mahasiswa dapat secara intensif diberikan bimbingan dalam kurun waktu
satu semester.

1.3. Tujuan PPL


a. Tujuan Umum: Untuk melatih mahasiswa calon guru agar memiliki
kompetensi yang disyaratkan bagi seorang guru.
b. Tujuan Khusus:
1. Mengenal secara cermat lingkungan fisik, administratif, akademik,
dan sosial psikologi sekolah tempat praktik mengajar.

2. Menguasai berbagai keterampilan dasar proses pembelajaran.

3. Menerapkan berbagai kemampuan profesional keguruan.

4. Mampu mengembangkan aspek kepribadian dan sosial.

1.4. Manfaat PPL


Manfaat PPL secara umum yaitu memberi bekal kepada mahasiswa
praktikan agar memiliki kompetensi profesional, kompetesi pedagogik, kompetensi
kepribadian, dan kompetensi sosial.

Adapun manfaat PPL bagi mahasiswa adalah sebagi berikut:

1. Mendapatkan kesempatan untuk mempraktekkan bekal yang diperoleh


selama perkuliahan di tempat PPL.

2. Mengetahui dan mengenal secara langsung proses belajar mengajar


disekolah PPL.

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 2


Agus Masdika 140388201041
3. Mendewasakan cara berpikir meningkatkan daya penalaran mahasiswa
dalam melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah
pendidikan yang ada disekolah.

Adapun manfaat PPL bagi sekolah adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kulaitas pendidikan.

2. Memberikan masukan kepada sekolah atas hal-hal atau ide-ide baru dalam
perencanaan program pendidikan yang akan datang.

3. Mempererat kerjasama antara sekolah PPL dengan perguruan tinggi yang


bersangkutan yang dapat bermanfaat bagi kelulusan kelak.

Adapun manfaat PPL bagi Universitas Maritim Raja Ali Haji adalah sebagai
berikut:

1. Memperoleh masukan tentang kasus pendidikan yang dipakai sebagai bahan


pertimbangan penelitian.

2. Memperluas dan meningkatkan jaringan kerjasama dengan sekolah-sekolah

3. Memperoleh masukan tentang perkembangan pelaksanaan PPL, sehingga


kurikulum dan metode yang dipakai dapat disesuaikan dengan tuntutan yang
ada di lapangan.

1.5. Waktu dan Tempat Pelaksanaan PPL


Adapun waktu pelaksanaan PPL adalah sebagai berikut:

a. Registrasi & Pembekalan : 23 Juli 2018

b. Penyerahan ke sekolah : 30 Juli 2018

c. Praktik terbimbing : 6 Agustus – 12 November 2018

d. Ujian praktik : 13 November 2018

e. Penyelesaian administrasi : 19 November – 28 November 2018

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 3


Agus Masdika 140388201041
f. Kembali ke kampus : 29 November 2018

g. Penyerahan Laporan : 29 November 2018

Adapun tempat pelaksanaan PPL adalah di SMA Negeri 3 Tanjungpinang, JL. Tugu
Pahlawan.

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 4


Agus Masdika 140388201041
BAB II

PELAKSANAAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

2.1 Persiapan Kegiatan PPL


2.1.1 Pembekalan Kegiatan PPL Oleh Koordinator PPL
Pembekalan kegiatan PPL dilaksanakan pada tanggal 23 juli 2018 di
Gedung Auditorium UMRAH Jalan Raya Dompak. Pembekalan ini dilakukan oleh
koordinator PPL yakni dekan dan wakil dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yaitu Bapak Dr. H. Abdul Malik, M.Pd dan Bapak Erwin Pohan, M.Pd.
Adapun beberapa hal yang di berikan dalam pembekalan mengenai:
a. Waktu pelaksanaan kegiatan PPL
b. Tata cara pelaksanaan kegiatan PPL
c. Administrasi untuk pelaporan akhir kegiatan PPL

2.1.2 Pengantaran Mahasiswa Praktikan Secara Formal


Pengantaran mahasiswa ke sekolah Praktik Pengalaman Lapangan
dilakukan di hari Senin, tanggal 30 Juli 2018 pada pukul 08:30 WIB. Pengantaran
mahasiswa PPL ini dilakukan oleh perwakilan dosen dan koordinator yang telah
ditunjuk oleh pihak fakultas beserta staff tata usaha FKIP UMRAH. Adapun dosen
yang mengantar adalah Ibu Dian Lestari B.A., M.A dan didampingi oleh
koordinator dari staff tata usaha yaitu Ibu Marta Mariani P, SE.

Ibu Sri Haryati selaku Wakil Kurikulum menyambut hangat penyerahan


mahasiswa UMRAH yang akan ditugaskan melakukan pembelajaran secara nyata
di lingkungan sekolah SMA Negeri 3 Tanjungpinang dan mengantarkan mahasiswa
menghadap Ibu Hj. Dra. Asmiati WR, selaku kepala Sekolah Menengah Atas
Negeri 3 Tanjungpinang untuk berkenalan secara formal.

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 5


Agus Masdika 140388201041
2.2 Pengenalan Sekolah Praktikan
2.2.1 Sejarah Dan Struktur Sekolah Praktikan
SMA Negeri 3 Tanjungpinang didirikan pada tanggal 1 Juli tahun 1987.
Pada mulanya SMA Negeri 3 Tanjungpinang ini berlokasi di Jalan Teuku Umar
(sekarang Gedung Bank Riau), tetapi dua tahun kemudian tepatnya pada tahun
1989, SMA Negeri 3 Tanjungpinang pindah lokasi di Jalan Tugu Pahlawan No.30,
menepati Bekas Gedung SMKKN yang pindah ke Jalan Pramuka. Adapun sejarah
singkat pimpinan sekolah SMA Negeri 3 Tanjungpinang hingga periode 2018
adalah sebagai berikut:

NAMA TAHUN
No.

1 Wan Tar Husin, B.Sc 1987 – 1996

2 Drs. Rustam 1996 – 2001

3 Drs. Makhfur Zurachman, M.Pd 2001 – 2002

4 Imam Syafii, S.Pd, M.Si 2002 – 2008

5 Elfizah 2008 – 2013

6 Dr. Darson S.Pd, M.Si 2013 – 2017

7 Dra. Hj. Asmiati WR 2017– sekarang

2.2.2 Tugas Pokok Kepala Sekolah


Adapun tugas pokok kepala sekolah SMA Negeri 3 Tanjungpinang dibagi
menjadi tujuh ialah sebagai berikut:
a. Kepala Sekolah sebagai Pendidik (Edukator)
1. Membimbing guru dalam hal menyusun dan melaksanakan program
pengajaran, mengevaluasi hasil belajar dan melaksanakan program
pengajaran dan remedial.
2. Membimbing karyawan dalam hal menyusun program kerja dan
melaksanakan tugas sehari-hari.

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 6


Agus Masdika 140388201041
3. Membimbing siswa dalam kegiatan ekstra kurikuler, OSIS dan mengikuti
lomba diluar sekolah.
4. Mengembangkan staf melalui pendidikan/latihan, melalui pertemuan,
seminar dan diskusi, menyediakan bahan baca, memperhatikan kenaikan
pangkat, mengusulkan kenaikan jabatan melalui seleksi calon Kepala
Sekolah.
5. Mengikuti perkembangan iptek melalui pendidikan/latihan, pertemuan,
seminar, dikusi dan bahan-bahan.
b. Kepala Sekolah sebagai Manajer (Manager)
1. Mengelola administrasi kegiatan belajar dan bimbingan konseling dengan
memiliki data lengkap adminstrasi kegiatan belajar mengajar dan
kelengkapan administrasi bimbingan konseling.
2. Mengelola administrasi kesiswaan dengan memiliki data administrasi
kesiswaan dan kegiatan ekstrakurikuler secara lengkap.
3. Mengelola administrasi ketenagaan dengan memiliki data administrasi
tenaga guru dan Tata Usaha.
4. Mengelola administrasi keuangan Rutin, BOS, dan Komite.
5. Mengleola administrasi sarana/prasarana baik administrasi gedung/ruang,
mebel, air, alat laboratorium dan perpustakaan.
c. Kepala Sekolah sebagai Pengelola Administrasi (Administrator)
1. Menyusun program kerja, baik jangka pendek, menengah maupun jangka
panjang.
2. Menyusun organisasi ketenagaan disekolah baik Wakasek, Pembantu
Kepala Sekolah, Wali kelas, Kasubag Tata Usaha, Bendahara, dan
Personalia Pendukung misalnya pembina perpustakaan, pramuka, OSIS,
Olah raga, Personali kegiatan temporer, seperti Panitia Ujian, panitia
peringatan hari besar nasional atau keagamana dan sebagainya.
3. Menggerakan staf/guru/karyawan dengan cara memberikan arahan dan
mengkoordinasikan pelaksaan tugas.

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 7


Agus Masdika 140388201041
4. Mengoptimalkan sumber daya manusia secara optimal, memanfaatkan
sarana/prasarana secara optimal dan merawat sarana/prasarana milik
sekolah.
d. Kepala Sekolah sebagai Penyelia (Supervisor)
1. Menyusun program supervisi kelas, pengawasan dan evaluasi
pembelajaran.
2. Melaksanakan program supervisi.
3. Memanfaatkan hasil supervisi untuk menigkatkan kinerja guru/karyawan
dan untuk pengembangan sekolah.
e. Kepala Sekolah sebagai Pemimpin (Leader)
1. Memiliki kepribadian yang kuat, jujur, percaya diri, bertanggungjawab,
berani mengambil resiko dan berjiwa besar..
2. Memahami kondisi guru, karyawan dan anak didik.
3. Memiliki visi dan memahami misi sekolah yang diemban.
4. Mampu mengambil keputusan baik urusan intern maupun ekstern.
5. Mampu berkomunikasi dengan baik secara lisan maupun tertulis.
f. Kepala Sekolah sebagia Pembaharu (Inovator)
1. Mampu mencari, menemukan dan mengadopsi gagasan baru dari pihak
lain.
2. Mampu melakukan pembaharuan di bagian kegiatan belajar mengajar
bimbingan konseling, pengadaan dan pembinaan tenaga guru dan
karyawan, kegiatan ekstra kurikuler dan mampu melakukan pembaharuan
dalam menggali sumber daya manusia di Komite dan masyarakat.
g. Kepala Seoklah sebagai Pendorong (Motivator)
1. Mampu mengatur lingkungan kerja
2. Mampu mengatur pelaksaaan suasana kerja yang memadai.
3. Mampu menerapkan prinsip memberi penghargaan maupun sanksi
hukuman yang sesuai dengan aturan yang berlaku.

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 8


Agus Masdika 140388201041
2.2.3 Tugas Pokok Guru
Daoed Yoesoef (1980) menyatakan bahwa seorang guru mempunyai tiga
tugas pokok yaitu tugas profesional, tugas manusiawi dan tugas kemasyarakatan
(sivic mition). Jika dikaitkan pembahasan tentang kebudayaan, maka tugas pertama
berkaitan dengan logika dan estetika, tugas kedua dan ketiga berkaitan dengan
etika.
Tugas-tugas profesional dari seorang guru yaitu meneruskan atau transmisi
ilmu pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai lain yang sejenis yang belum
diketahui anak dan seharusnya diketaui oleh anak.
Tugas manusiawi adalah tugas-tugas membantu anak didik dapat memenuhi
tugas-tugas utama dan manusia kelak dengan sebaik-baiknya. Tugas-tugas
manusiawi itu adalah transformasi diri, identifikasi diri sendiri dan pengertian
tentang diri sendiri.
Adapun tugas pokok guru SMA Negeri 3 Tanjungpinang adalah sebagai
berikut:
1) Menyusun program pembelajaran yang meliputi:
a. Menyusun Program Tahunan
b. Menyusun Program Semester
c. Menyusun Rencana Program Pembelajaran
2) Melaksanakan program pembelajaran dengan dilengkapi administrasi
sebagai berikut:
a. Daftar hadir siswa
b. Jurnal pembelajaran
c. Catatan khusus dalam proses pembelajaran
3) Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran meliputi:
a. Menyusun program pelaksanaan evaluasi
b. Meyusun perangkat evaluasi (Kisi-kisi, naskah soal, pendoman
penilaian, instrumen lain).
c. Melaksanakan evaluasi sesuai dengan kompetensi yang dipersyaratkan.
d. Daftar nilai tiap siswa dan kompetensi.
4) Melaksanakan analisa hasil evaluasi

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 9


Agus Masdika 140388201041
a. Menyusun perangkat analisa evaluasi
b. Melaksanakan analisa hasil evaluasi antara lain validitas soal dan
ketuntasan siswa belajar.
5) Menyusun dan melaksanakan program perbaikan/pengayaan
a. Menyusun program perbaikan/ pengayaan.
b. Melaksanakan perbaikan yang meliputi remedial teaching dan atau
remedial tes.
c. Melaksanakan pengayaan bagi siswa yang istimewa atau memiliki
kemampuan tinggi.
d. Daftar nilai hasil perbaikan/ remedi dan pengayaan.

2.2.4 Pembinaan Kemampuan Profesional Guru


Upaya peningkatan profesional guru adalah melalui supervisi pengajaran.
Pelaksaan supervisi pengajaran perlu dilakukan secara sistematis oleh kepala
sekolah yang bertujuan memberikan pembinaan kepada guru-guru agar dapat
melaksanakan tugasnya secara efektif dan efesien. Di samping itu, pembinaan
kemampuan profesional guru dilaksanakan dengan cara memberikan pengalaman
yang dimiliki guru secara klasikan (keseluruhan) dalam setiap rapat. Rapat besar
biasanya dilaksanakan pada awal dan akhir semester. Selain itu, pembinaan
kemampuan profesional guru juga dapat dilaksanakan dengan mengikut sertakan
guru dalam pelatihan mata pelajaran.
Pembinaan kemampuan profesional guru dilaksanakan untuk menanamkan
kepada guru agar dapat mengajar dengan ikhlas, displin dan bertanggung jawab
serta dapat mengajar dengan mengajar tanpa pamrih. Pembinaan ini juga bertujuan
mengembangkan inisiatif prakarsa dan inovatif seorang guru. Implementasi
kemampuan profesional guru mensyaratkan guru agar mampu meningkatkan peran
yang dimiliki, baik sebagai informator, organisator, motivator, direktor, inisiator,
transmitter, fasilitator, mediator, dan evaluator sehingga diharapkan mampu
mengembangkan kompetensinya.

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 10


Agus Masdika 140388201041
2.2.5 Kurikulum Bidang Studi
Struktur kurikulum SMA Negeri 3 Tanjungpinang memuat kelompok mata
pelajaran sebagai berikut ini:
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. Kelompok mata pelajaran estetika;
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Penyusunan struktur kurikulum didasarkan atas Standar Kompetensi
Lulusan dan Standar Kompetensi Mata Pelajaran yang telah ditetapkan BNSP
Sekolah atas persetujuan komite sekolah dan memperhatikan keterbatasan sarana
pembelajaran serta minat peserta didik, menetapkan pengelolahan kelas sebagai
berikut;
1) SMA Negeri 3 Tanjungpinang menerapkan sistem paket. Peserta didik
mengikuti pembelajaran sesuai dengan yang telah diprogramkan dalam
struktur kurikulum. Untuk kelas X dan XI menggunakan kurikulum 2013,
sedangkan kelas XII masih menerapkan kurikulum KTSP.
2) Jumlah peserta didik tiap kelas berjumlah lebih kurang 30 orang pada
masing-masing kelas.
3) Kelas X (sepuluh) yang melaksanakan kurikulum 2013, terdiri atas :
1. Peminatan Matematika dan Sains (2 kelas)
2. Peminatan Sosial (4 kelas)
4) Kelas XI merupakan program penjurusan yang terdiri atas :
1. Program Ilmu Pengetahuan Alam (2 kelas)
2. Program Ilmu Pengetahuan Sosial (3 kelas)
5) Kelas XII yang merupakan kurikulum KTSP, terdiri dari :
1. Program Ilmu Pengetahuan Alam (2 kelas)
2. Program Ilmu Pengetahuan Sosial (4 kelas)

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 11


Agus Masdika 140388201041
Daftar Rombongan Belajar SMA Negeri 3 Tanjungpinang

Nama Tingkat Jumlah Siswa


No Wali Kelas Kurikulum Ruangan
Rombel Kelas L P Total
Abdullah Yusuf, Kurikulum SMA
1 X IPS 1 10 17 17 34 S.Pd I 2013 IPS X IIS 1
Kurikulum SMA
2 X IPS 2 10 21 13 34 Neli Suryani, SE 2013 IPS X IIS 2
Kurikulum SMA
3 X IPS 3 10 19 15 34 Naniwati, S.Pd 2013 IPS X IIS 3
Kurikulum SMA
4 X IPS 4 10 18 11 29 Fitriani, S.Pd 2013 IPS X IIS 4
Ermiyati S, Kurikulum SMA
5 X MIPA 1 10 18 18 36 S.Pd.Kim 2013 MIPA X MIA 1
Kurikulum SMA
6 X MIPA 2 10 13 21 34 Dra. Dieni Asmarita 2013 MIPA X MIA 2
Kurikulum SMA
7 X MIPA 3 10 14 22 36 Yesti Yeniza, S.Pd 2013 MIPA X MIA 3
Kurikulum SMA
8 XI IPS 1 11 16 15 31 Jumiati, S.Pd 2013 IPS XI IS 1
Winnie Irmaya, Kurikulum SMA
9 XI IPS 2 11 20 11 31 S.Pd 2013 IPS XI IS 2
Kurikulum SMA
10 XI IPS 3 11 18 11 29 Sarmauli, S.Pd 2013 IPS XI IS 3
Kurikulum SMA
11 XI IPS 4 11 13 18 31 Iri Dian Sembiring 2013 IPS XI IS 4
Maria Rosianna Br Kurikulum SMA
12 XI MIA 1 11 19 22 41 Munthe 2013 MIPA XI IA 1
Rotua Hasiholan Kurikulum SMA
13 XI MIA 2 11 21 18 39 Margaretta 2013 MIPA XI IA 2
Lab Fisika
dan Lab
Ermiyati Kimia/Ruang
14 XII IPA 1 12 16 20 36 Sibagariang SMA KTSP IPA Kelas
Lab
Biologi/Ruang
15 XII IPA 2 12 14 21 35 Tri Wesrini SMA KTSP IPA Kelas
16 XII IPS 1 12 14 14 28 Yuviani SMA KTSP IPS XII IS 1
17 XII IPS 2 12 12 14 26 Ermatati SMA KTSP IPS XII IS 2
18 XII IPS 3 12 15 12 27 Sri Tati SMA KTSP IPS XII IS 3
Winnie Irmaya,
19 XII IPS 4 12 15 11 26 S.Pd SMA KTSP IPS XII IS 4

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 12


Agus Masdika 140388201041
a. Struktur Kurikulum Kelas X (sepuluh) dan XI (sebelas)
ALOKASI WAKTU
BELAJAR
MATA PELAJARAN
PER MINGGU
MIPA SOSIAL
Kelompok A (Wajib)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Matematika 4 4
5. Sejarah Indonesia 2 2
6. Bahasa Inggris 2 2
Kelompok B (Wajib)
7. Seni Budaya 2 2
8. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan
Kesehatan 3 3
9. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2
Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per
24 24
minggu
Kelompok C (Peminatan)
Mata Pelajaran Peminatan Akademik 21 21
Jumlah Jam Pelajaran yang Harus Ditempuh
45 45
per Minggu

b. Struktur Kurikulum Kelas XII (dua belas)


Program IPA
Alokasi Waktu
No. Mata Pelajaran Semester Semester
1 2
1. Pendidikan Agama 2 2

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 13


Agus Masdika 140388201041
2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4
5. Matematika 4 4
6. Sejarah 2 2
7. Fisika 4 4
8. Kimia 4 4
9. Biologi 4 4
10. Seni budaya 2 2
11. Pendidikan Jasmani,
2 2
Olahraga dan Kesehatan
12. Teknologi Informasi dan
2 2
Komunikasi
13. Bahasa Perancis 2 2
14. English for Tourism 2 2
15. Pendidikan Keterampilan 2 2
JUMLAH 42 42

Program IPS
Alokasi Waktu
No. Mata Pelajaran Semester Semester
1 2
16. Pendidikan Agama 2 2
17. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2
18. Bahasa Indonesia 4 4
19. Bahasa Inggris 4 4
20. Matematika 4 4
21. Sejarah 2 2
22. Geografi 2 2
23. Ekonomi 5 5

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 14


Agus Masdika 140388201041
24. Sosiologi 3 3
25. Seni budaya 2 2
26. Pendidikan Jasmani,
2 2
Olahraga dan Kesehatan
27. Teknologi Informasi dan
2 2
Komunikasi
28. Bahasa Perancis 2 2
29. English for Tourism 2 2
30. Pendidikan Keterampilan 2 2
JUMLAH 42 42

2.2.6. Fasilitas Pendidikan Sekolah Praktikan


Adapun fasilitas pendidikan sekolah yang ada di SMA Negeri 3
Tanjungpinang adalah sebagai berikut:
1. Ruangan kelas
2. Lab Bahasa/Ruang Kelas
3. Lab Biologi/Ruang Kelas
4. Lab Fisika dan Lab Kimia/Ruang Kelas
5. Lab Komputer
6. Lapangan Serbaguna
7. Majelis Guru
8. Meeting room
9. OSIS
10. Penjaga Sekolah
11. Ruang BK
12. Ruang Ibadah
13. Perpustakaan
14. Ruang Kepsek
15. Ruang PSB
16. Ruang TU
17. UKS

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 15


Agus Masdika 140388201041
18. WC Guru L
19. WC Guru P
20. WC Siswa L
21. WC Siswa P

2.2.7. Pembinaan Kesiswaan


Pembinaan kesiswaan ditujukan selain untuk mengembangkan potensi yang
ada di dalam diri siswa, pembinaan ini juga berguna untuk membantu memecahkan
permasalahan yang siswa hadapi dalam proses belajar.
Namun secara khusus pembinaan kesiswaan juga ditujukan untuk
memfasilitasi perkembangan peserta didik melalui penyelenggaraan program
bimbingan, pembelajaran dan atau pelatihan, agar peserta didik dapat mewujudkan
kegiatan-kegiatan seperti :
1. Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
a. Pelaksanaan ibadah.
b. Kegiatan-kegiatan keagamaan.
c. Peringatan hari-hari besar keagamaan.
d. Perbuatan amaliyah.
e. Bersikap toleran terhadap penganut agama lain.
f. Kegiatan seni bernafaskan keagamaan.
g. Lomba yang bersifat keagamaan.
2. Kepribadian yang utuh dan budi pekerti yang luhur
a. Tata tertib sekolah.
b. Tata krama dalam kehidupan sekolah.
c. Sikap hormat terhadap guru, orang tua, sesama siswa dan lingkungan
masyarakat.
3. Kepemimpinan
a. OSIS, kelompok belajar, kelompok ilmiah, forum diskusi dan
sebagainya.
b. Pramuka.
4. Kreativitas, keterampilan dan kewirausahaan

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 16


Agus Masdika 140388201041
a. Keterampilan menciptakan suatu barang menjadi lebih berguna.
b. Kerajinan dan keterampilan tugas.
5. Kualitas jasmanin dan kesehatan
a. Berperilaku hidup sehat di lingkungan sekolah, rumah, dan masyarakat.
b. Usaha kesehatan sekolah/ UKS.
c. Upaya pencegahan penyalahgunaan narkoba.
d. Pencegahan penularan HIV/AIDS
e. Olahraga.
6. Seni Budaya
a. Wawasan keterampilan siswa dibidang seni suara, seni tari, lukis, seni
musik, pementasan drama.
b. Penyelenggaraan sanggar seni, puisi, gurindam, pantun, drama.
c. Pameran berbagai cabang seni.
7. Pendidikan pendahuluan bela negera dan wawasan kebangsaan
a. Upacara bendera
b. Bakti sosial/masyarakat
c. Peringatan hari besar bersejarah bangsa

2.2.8. Administrasi Kantor Sekolah


Administrasi kantor sekolah merupakan salah satu tugas dan tanggung
jawab kepala sekolah, namun dalam hal ini kepala sekolah juga dibantu oleh
beberapa karyawan Tata Usaha. Tugas-tugas tata usaha ini mencakup berbagai
macam bidang, antara lain :
a. Kepala Tata Usaha
Tata usaha sekolah mempunyai tugas melakukan ketatausahaan sekolah dan
bertanggung jawab kepada kepala sekolah, meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
1. Menyusun program tata usaha.
2. Pengelolaan keuangan
3. Pengurusan administrasi pegawai, guru dan peserta didik.
4. Pembinaan dan pengembangan karir pegawai tata usaha.

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 17


Agus Masdika 140388201041
5. Penyusunan administrasi perlengkapan
6. Penyusunan dan penyajian data
7. Menyusun rencana kebutuhan dan pengadaan alat tulis kantor, sarana
dan prasarana sekolah.
8. Membantu memfasilitasi individu/instansi luar yang memanfaatkan
fasilitas.
9. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan pengurusan ketatausahaan
berkala.

2.2.9. Sumber Dan Alokasi Keuangan Sekolah


Pengelolaan keuangan sekolah yang mencakup sumber dana alokasi
keuangan SMA Negeri 3 Tanjungpinang sebagai berikut:
1. Dana Sekolah
a. Pemerintah Kota (gaji dan biaya operasional)
b. Orang tua siswa/wali murid
c. Pemerintah pusat
2. Alokasi Keuangan Sekolah
a. Perbaikan dan perlengkapan fasilitas-fasilitas sekolah
b. Pemenuhan dan perbaikan fasilitas lain.

2.2.10. Hubungan Sekolah Dan Masyarakat


Lokasi sekolah yang berada di tengah-tengah lingkungan perumahan
masyarakat membuat hubungan sekolah dan masyarakat terjalin dengan baik.
Mayarakat dan sekolah berdua saling mendukung untuk menicptakan lingkungan
yang tentram demi keamanan dan kenyaman bersama juga mengupayakan agar
kegiatan belajar dan mengajar dapat terjadi dengan baik.

2.3. Observasi Fisik dan Non-Fisik Sekolah


2.3.1 Observasi Fisik Sekolah
SMA Negeri 3 Tanjungpinang berlokasi di Jalan Tugu Pahlawan dengan
posisi pada 0.0904 Lintang 104.4464 Bujur dan memiliki luas tanah 5470 m2. Tepat

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 18


Agus Masdika 140388201041
pada gerbang masuk yang juga digunakan sebagai gerbang keluar sekolah terdapat
sebuah pos satpam dengan area parkir untuk guru dan staff di belakangnya.
Beberapa langkah dari area pos satpam, terdapat tangga untuk menuju teras atau
muka sekolah, yang dimana teras tersebut juga digunakan sebagai tempat piket.
Tepat di sebelah kanan teras terdapat area parkir untuk para siswa, dan juga tempat
berdirinya sebuah papanyang bertuliskan “SMA Negeri 3 Tanjungpinang.”

SMA Negeri 3 Tanjungpinang mempunyai dua jalan masuk; satu jalan


untuk guru yang langsung menuju ke ruang majelis, dan satu jalan untuk para siswa
menuju ke dalam sekolah. Ada total 19 bangunan ruang kelas terpakai dan setiap 1
kelas mampu menampung sebanyak 40 peserta didik. Semua keadaan kelas dan
ruangan ini dalam keadaan baik dan layak untuk digunakan.

2.3.2 Observasi Non Fisik Sekolah


Secara umum selama melaksanakan PPL di sekolah SMA Negeri 3
Tanjungpinang suasana untuk interaksi belajar mengajar di sekolah ini cukup baik
dan guru-gurunya memiliki kompetensi yang memadai baik itu sarana maupun
prasarana dalam mengarahkan pembelajaran menjadi lebih efektif. Guru-guru
disekolah ini memiliki disiplin yang cukup baik, hal ini terlihat dari kehadiran dan
ketepatan guru hadir di sekolah maupun di kelas untuk proses belajar mengajar.

2.4. Permasalahan dan Alternatif Pemecahan Masalah


Dengan melihat kondisi sekolah dan kemampuan guru dalam mengajar
dapat disimpulkan bahwa proses belajar dan mengajar selama penulis berada di
SMA Negeri 3 Tanjungpinang berjalan dengan baik. Namun karena alasan faktor
eksternal dari sekolah, beberapa siswa sulit untuk dikontrol atau diberitahu oleh
para guru. Contoh dari faktor eksternal tersebut adalah kurang baiknya hubungan
para siswa dengan kedua orang tua mereka, serta faktor ekonomi dan lingkungan
sepermainan. Untuk permasalahan tersebut, saya selaku guru PPL banyak
berdiskusi dengan pamong dan mengambil beberapa pemecahan masalah sebagai
berikut;

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 19


Agus Masdika 140388201041
1. Tidak memarahi murid secara berlebihan atau terbawa emosi oleh
karena tindak laku mereka.
2. Mencari tahu permasalahan siswa terlebih dahulu dengan cara
mendekati mereka dan berbagi cerita.
3. Berdiskusi bersama guna mencari solusi.
4. Tidak memaksakan murid, tetapi perlahan membujuk serta menerima
dan merespon dengan baik kemampuan mereka.
Permasalahan lainnya yang penulis hadapi selama melakukan peroses
belajar mengajar di kelas selama ini adalah:
1. Kemampuan kecerdasan (daya tangkap) yang berbeda merupakan
faktor penghambat dalam kegiatan belajar mengajar sehingga kesulitan
dalam menerangkan atau menyajikan materi pembelajaran dan
menentukan metode yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar.
2. Selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung masih ada siswa
yang tidak memperhatikan pelajaran yang diterangkan melainkan
mengganggu temannya yang sedang serius menyimak sehingga teman
yang lain merasa terganggu.
3. Sering siswa izin keluar masuk kelas dengan alasan yang kurang jelas
sehingga ia mengganggu kelancaran interaksi belajar mengajar.
4. Siswa yang kurang disiplin menggunakan waktu istirahat, walaupun bel
sudah berbunyi tapi masih banyak siswa yang berada diluar kelas
seperti di kantin. Ini berdampak pada efisiensi waktu kegiatan belajar
mengajar.
5. Kurangnya motivasi belajar siswa dalam mengulang pelajaran di rumah
hari ini terlihat dari jarangnya siswa mengumpulkan PR.
6. Acuhnya beberapa siswa kepada mahasiswa praktikan karena hanya
dianggap sebagai mahasiswa praktikan
Alternatif pemecahan masalah diatas yaitu dari permasalahan dalam
proses belajar mengajar di kelas antara lain, sebagai berikut:
1. Selalu memberikan respon baik terhadap peserta didik., baik dalam
kegiatan pembelajaran maupun kegiatan sekolah lainnya. Hal seperti ini

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 20


Agus Masdika 140388201041
akan membuat siswa merasa nyaman terhadap kita dan jauh lebih
menghargai kita. Faktor inilah yang dapat membangkitkan minat
belajar siswa karena jika siswa sudah mulai nyaman dengan gurunya
maka pelajaran yang akan diajarkan lebih mudah dicerna oleh siswa.
2. Jangan sesekali bersikap kasar pada anak yang melakukan kesalahan
atau jangan sering memberi mereka hukuman jika melakukan kesalahan
karena hal ini dapat berdampak pada psikologi siswa yang tidak akan
jera melainkan ketagihan mendapat hukuman karena mereka
beranggapan dengan dihukum mereka tidak belajar.
3. Selalu aktif dan kreatif dalam memilih metode pembelajaran karena itu
akan menambah daya tarik belajar siswa sehingga maateri yang
diajarkan mudah dipahami.
4. Sebagian besar tidak suka metode ceramah ataupun mencatat. Mereka
lebih senang diajak untuk langsung memperagakan (demonstrasi) dan
mencontohkan langsung, dengan alasan mudah dipahami.
5. Selalu rajin memeriksa hasil kerja siswa karena dengan demikian siswa
merasa hasil kerjanya diperhatikan atau dihargai oleh gurunya. Bukan
hanya sekedar dikumpulkan tanpa ada apresiasi terhadap pekerjaan
mereka.

2.5. Kegiatan Praktik Mengajar (classroom action-based learning)

2.5.1 Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan pembelajar dimulai dengan mengetahui silabus yang
digunakan oleh bidang studi Bahasa Inggris, kemudian menyusun program tahunan
dan program semester sesuai format yang dugunakan sekolah praktikan. Mengecek
kelengkapan data dengan berpusat pada kurikulum dan silabus yang berlaku.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sesuai dengan KI dan KD yang ak
an diajarkan kepada siswa, mulai dari pencapaian pengetahuan dan keterampilan,
tujuan pembelajaran, materi pembelajaran yang akan dilaksanakan, model/metode
apa yang digunakan saat proses belajar mengajar, menyusun kegiatan pembelajaran

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 21


Agus Masdika 140388201041
dari pertemuan pertama sampai seterusnya, mencari media dan sumber bahan ajar
dari sumber lain, dan melakukan penilaian sesuai dengan KI dan KD yang telah
ditetapkan.
2.5.2. Pelaksanaan Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari 3 konsep kegiatan
yakni kegiatan pendahuluan yang terdiri dari kegiatan:
1. Berdoa sebagai nilai religius.
2. Melakukan pengisian daftar hadir.
3. Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya secara bersama di kelas pada
hari selasa, rabu, dan kamis.
4. Melakukan Literasi selama 15 menit sebelum kegiatan belajar dimulai.
Literasi dilakukan pada hari selasa
5. Menyiapkan peserta didik untuk dapat mengikuti aktivitas pembelajaran.
6. Memberikan apersepsi berkaitan dengan pembelajaran yang akan
disampaikan.
7. Aktivitas pembelajaran yang berfungsi membentuk semangat belajar
peserta didik
Kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan:
1. Penerapan model, pendekatan maupun metode pembelajaran yang
digunakan.
2. Pemantauan dan observasi aktivitas pembelajaran dan konsep pemahaman
peserta didik dalam memahami konsep materi yang telah diberikan.
3. Penerapan media pembelajaran sebagai bahan pendukung pembelajaran.
Kegiatan penutup yang terdiri dari kegiatan:
1. Meninjau ulang kembali konsep materi yang telah diberikan
2. Memberikan penguatan terhadap penjelasan yang masih dianggap perlu
untuk ditekankan dalam akhir pembelajaran
3. Menyimpulkan proses pembelajaran yang dilakukan

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 22


Agus Masdika 140388201041
2.5.3. Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran dilakukan pada kinerja siswa dalam menyelesaikan
berbagai persoalan yang telah diberikan dalam proses pembelajaran pada tahap ini
akan dilakukan monitoring yang bersifat langsung menilai kinerja siswa, sikap
siswa dan kemampuan siswa dalam menjawab berbagai persoalan yang diberikan
untuk diselesaikan. Adapun evaluasi pembelajaran yang di terapkan adalah
pemberian tes sumatif dan tes formatif.
a. Penilaian pada b. Diisi dengan hasil analisis teknik dan instrumen
KD penilaian (hasil pembelajaran sesi sebelumnya).
Contoh:
Teknik
KD Instrumen
Penilaian
KD ....
1. Tes 1. Soal tes
Tertulis tertulis
2. Lembar
2. Penugasan tugas dan
Lembar
penilaian
tugas
KD ....
1. Tes 1. Lembar
praktik/ soal
unjuk kerja praktik
dan
Lembar
observasi
unjuk
kerja
c. Diisi dengan program remedial dan pengayaan.

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 23


Agus Masdika 140388201041
b. Peniaian Sikap Dibuatkan jurnal harian tantang kejadian istimewa
yang dilalukan oleh siswa pada saat kegiatan
pembelajaran berlangsung.
Contoh: Jurnal Penilaian Sikap:
Hari/Tanggal:
No. Nama Uraian Rencana
Kejadian Tindakan/Pembinaan
Istimewa

2.6. Kegiatan Praktik Non Mengajar


Kegiatan praktik non mengajar yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Mengikuti upacara senin pagi serta membantu guru mengkondisikan barisan
siswa dan mengabsen siswa sebelum melaksanakan upacara.
2. Membantu guru pamong dalam kegiatan ekstra kurikuler pembuatan
Majalah Dinding (Mading).
3. Berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan di SMA Negeri 3 Tanjung pinang.
4. Menyemarakkan berbagai kegiatan hari besar nasional maupun islam yang
di adakan di SMA Negeri 3 Tanjungpinang.
5. Ikut berpartisipasi serta membantu dalam kegiatan PERSAMI dan
pengukuhan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMA Negeri 3
Tanjungpinang, pada tanggal 7 sampai 9 September 2018.
6. Membantu kegiatan piket dan absen keliling.
7. Membantu karyawan tata usaha dalam mengisi quesioner PMP dan
administrasi.
8. Membantu mengawasi siswa dikelas jika ada guru yang berhalangan untuk
masuk kekelas (diluar mata pelajaran praktikan).
9. Membantu dalam kegiatan acara seminar Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
untuk kenaikan jabatan guru PNS.

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 24


Agus Masdika 140388201041
10. Membantu penjaga sekolah/SATPAM dan SATGAS dalam kegiatan patroli
siswa yang berkeliaran diluar sekolah.

2.7. Kegiatan Simulasi Penelitian Kelas


2.7.1. Judul Penelitian Tindikan Kelas

Penerapan Metode Make A Match untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar


dan Memahami Teks Anekdot pada Siswa Kelas X IPS 1 SMA Negeri 3
Tanjungpinang Tahun Ajaran 2018/2019.

2.7.2. Latar Belakang

Kurangnya antusias belajar dan kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran


di kelas oleh siswa kelas X IPS 3 di SMA Negeri 3 Tanjungpinang dalam
memahami teks anekdot menjadi latar belakang peneliti untuk melaksanakan
Implementasi Teknik Make A Match ini. Rendahnya keaktifan siswa di dalam kelas
dalam melaksanakan pembelajaran dibuktikan dengan kurang pahamnya siswa
dalam mengerjakan tugas-tugas dan juga rendahnya hasil ulangan harian mereka.

2.7.3. Rumusan Masalah


1. Dapatkah model pembelejaran make a match meningkatkan keaktifan
belajar dan hasil belajar memahami teks anekdot pada siswa SMA Negeri 3
Tanjungpinang?

2.7.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar


memahami teks anekdot melalui.model pembelajaran make a match pada
siswa kelas X IPS 1 SMAN 3 Tanjungpinang.

2.7.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 25


Agus Masdika 140388201041
1. Manfaat Teoretis
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan memperkaya khazanah ilmu
pembelajaran bahasa indonesia terutama dalam pembelajaran memahami teks
anekdot. Penelitian ini juga dapat menciptakan suasana belajar yang efektif dan
menyenangkan, serta dapat dijadikan bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan, pengetahuan, dan
kekreatifan.
b.Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan informasi dalam
pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga siswa lebih termotivasi dalam
pembelajaran, khususnya dalam memahami teks anekdot.
c. Bagi Siswa
Penelitian ini dapat menjadikan siswa aktif dalam belajar dan dapat
mengembangkan kreativitasnya. Serta siswa dapat mengurangi kesulitan yang
muncul dalam memahami teks anekdot, menambah pengetahuan baru dan
peningkatan pengetahuan.
d. Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat di gunakan untuk mengembangkan model pembelajaran
Make a Match di sekolah. Juga sebagai masukan bagi sekolah, serta perbaikan
kualitas pembelajaran di kelas.

2.8. Metode Penelitian


2.8.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau
Classroom Action Research yang hanya terfokus dalam suatu permasalahan yang
berawal dari suatu situasi alamiah kelas, dengan memberikan intervensi tindakan
tanpa merubah kealamiahan situasi sebagai upaya melakukan perbaikan berupa
peningkatan kualitas pembelajaran melalui implementasi rencana pembelajaran.

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 26


Agus Masdika 140388201041
2.8.2. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 3 Tanjungpinang Jalan Tugu


Pahlawan kelas X IPS 1 semester I tahun ajaran 2018/2019. Penelitian ini
dilaksanakan pada bulan September.

Model pembelajaran yang digunakan di dalam penelitian ini adalah Make A


Match.
Adapun alur pelaksanaan tindakan kelas dapat digambarkan sebagai
berikut:

Gambar 1. Spiral PTK Kemmis dan Mctaggart

Keterangan :
Siklus I : 0. Identifikasi masalah
1. Perencanaan I
2. Tindakan I dan Observasi I.
3. Refleksi I
Siklus II : 4. Revisi Rencana I atau Perencanaan II.
5. Tindakan II dan Observasi II.

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 27


Agus Masdika 140388201041
6. Refleksi II.

2.8.3. Subjek Penelitian


Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah peserta didik kelas X IPS 1
SMAN 3 Tanjungpinang tahun ajaran 2018/2019. Jumlah subjek dalam penelitian
ini adalah 28 peserta didik yang terdiri dari 16 peserta didik laki-laki dan 12 peserta
didik perempuan.

2.8.4. Prosedur Penelitian

Desain penelitian tindakan kelas terdiri dari empat komponen yaitu


perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Tiap keempat
komponen membentuk suatu siklus. Pada pelaksanaannya tergantung kepada
tingkat penyelesaian masalah atau kriteria ketercapaian indikator.

a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini ada beberapa langkah yag harus disiapkan, yaitu
(1) peneliti bersama guru pamong menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP), (2) menyusun pedoman observasi atau pengamatan, (3) menyiapkan media
atau alat yang akan digunakan dalam proses penelitian..

Dalam penyusunan RPP dilandasi Permendikbuud Nomor 22 Tahun 2016,


komponen-komponen RPP Kurikulum Revisi 2016 diantaranya adalah identitas
meliputi, nama sekolah, mata pelajaran, program, kelas, semester, alokasi waktu.
Alokasi waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran memahami struktur teks
anekdot, yaitu 2 x 45 menit dalam 1x pertemuan, dengan rincian kegiatan awal 15
menit, kegiatan inti 60 menit, dan kegiatan akhir 15 menit.

Tujuan pembelajaran yang dirumuskan adalah (1) peserta didik dapat


mengidentifikasi struktur anekdot (2) peserta didik dapat menyusun kembali teks
anekdot dengan memerhatikan struktur dan kebahasaan (3) peserta didik dapat
mempresentasikan, menanggapi dan merevisi teks anekdot yang telah disusun.
Penyusunan tujuan pembelajaran dan materi pembelajaran yang mengacu pada KD.
Kompetensi dasar dalam memahami teks anekdot, yakni “3.6 Menganalisis struktur

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 28


Agus Masdika 140388201041
teks dan kaidah teks anekdot.” dipasangkan dengan KD “4.6 Menciptakan kembali
teks anekdot dengan memerhatikan struktur, dan kebahasaan.” Selanjutnya
indikator dijabarkan berdasarkan kompetensi dasar, yakni (1) mengidentifikasi
struktur anekdot (2) menyusun kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur
dan kebahasaan (3) mempresentasikan teks anekdot yang telah disusun (4)
menanggapi teks anekdot yang telah disusun (5) merevisi teks anekdot yang telah
disusun. Kemudian pokok-pokok materi disajikan dengan jelas, yaitu meliputi
tentang teks anekdot dan contoh teks anekdot, setelah merumuskan pokok-pokok
materi guru masuk kelangkah berikutnya yaitu merumuskan metode pembelajaran.
Metode pembelajaran tidak dicantumkan secara jelas dalam RPP.

Pembelajaran direncanakan guru melalui metode membuat pasangan.


Selanjutnya, media yang digunakan, yakni beberapa rangkap fotokopi contoh teks
anekdot dan kartu berwarna hijau dan kuning. Beberapa rangkap fotokopi contoh
teks anekdot tersebut akan dibagikan kepada siswa untuk dibaca dan dipahami
struktur dan makna tersirat yang ada di dalamnya.

b. Pelaksanaan
Berikutnya dilanjutkan menyusun langkah pelaksanaan pembelajaran,
meliputi, kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir :

Kegiatan awal, guru memberi salam, meinta siswa untuk berdoa, memeriksa
kehadiran siswa, dan guru memeriksa kebersihan kelas. Kemudian guru
menyampaikan apersepsi berupa menginformasikan materi memahami teks
anekdot dilanjutkan dengan kegiatan bertanya jawab mengenai materi memahami
teks anekdot dalam kehidupan sehari-hari serta guru memberikan motivasi terkait
materi memahami teks anekdot guna menarik perhatian siswa dalam belajar.

Kegiatan inti yang berupa 5M, mengamati, menanya, mengumpulkan data,


mengasosiasi, dan mengkomunikasikan. Langkah-langkah pembelajaran metode
membuat pasangan yang disusun secara terstruktur dari awal hingga akhir.
Tahap pertama dimulai dengan mengamati, pada proses ini guru meminta
siswa mengamati contoh teks anekdot yang telah dibagikan. Guru bertanya tentang

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 29


Agus Masdika 140388201041
struktur teks anekdot yang ada dalam teks dan siswa diperkenankan bertanya
kepada guru.
Tahap mengumpulkan data, guru meminta siswa membentuk kelompok
menjadi dua kelompok. Masing-masing kelompok diberi nama sesuai warna kartu
yang akan dibagikan, yaitu kelompok hijau dan kelompok kuning. Guru
membagikan kartu-kartu kepada kelompok
Tahap mengasosiasi atau menalar, siswa beserta kelompok mulai mencari
pasangan dari kartu yang didapatkan berdasarkan instruksi dari guru. Setiap siswa
yang berhasil menjodohkan kartunya dengan tepat/benar maka akan memperoleh
skor 10.
Kemudian pada tahap mengkomunikasikan, guru meminta siswa
menempelkan hasil kerjanya di kertas plano yang sudah disediakan di papan tulis.
Setelah itu, siswa diminta mempresentasikan hasil kerjanya dan guru memberi
penguatan terhadap hasil presentasi kerjanya serta ditanggapi oleh siswa lainnya.

Kegiatan penutup berisi tentang guru dan siswa merefleksi pembelajaran,


guru memberi arahan dan instruksi kepada siswa untuk membaca dan mencari tahu
dari berbagai sumber yang berhubungan dengan teks anekdot guna menambah
pengetahuan siswa mengenai teks anekdot. Selanjutnya, pada tahap akhir guru
memperlihatkan rubrik penilaian yang jelas dan lengkap.

Melaksanakan setiap langkah yang telah direncanakan dalam strategi


pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa harus melakukan
semua kegiatan pembelajaran di dalam kelas, sedangkan guru mengarahkan
jalannya proses pembelajaran. Memotivasi siswa agar aktif dalam pembelajaran
dan menilai pelaksanaan proses pembelajaran itu sendiri, selama berlangsungnya
proses belajar harus diawasi agar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

c. Pengamatan
Dalam pelaksanaan proses belajar dengan menggunakan model
pembelajaran Make A Match, jika di dalam proses pembelajaran terdapat
kekurangan maka dapat dilakukan langkah perbaikan pada siklus selanjutnya yaitu

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 30


Agus Masdika 140388201041
siklus II sehingga diharapkan proses pengajaran dapat dilaksanakan dengan baik
dan mendapati hasil yang diharapkan.

Gambar 1.1. : Desain penelitian tindakan kelas

Tahap pelaksanaan tindakan siklus II diberikan model pembelajaran yang


sama yaitu make a match dan perencaaan serta pelaksaannya juga sama seperti
yang diterapkan pada siklus I. Yang berbeda pada siklus II yaitu sumber contoh
teks anekdot yang berbeda dari siklus I dan ditambahkan dengan pemberian
reward berupa penambahan nilai +2, dimana setiap siswa yang dapat menjawab
dan bertanya namanya dituliskan di papan tulis.

2.8.5. Jadwal Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Tanjungpinang Jalan Tugu
Pahlawan kelas X IPS 1 semester I tahun ajaran 2018/2019.
Adapun waktu penelitian dilakukan dengan jadwal sebagai berikut:

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 31


Agus Masdika 140388201041
Bulan / Minggu ke
No Uraian
September Oktober November
Kegiatan
2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3

Persiapan

Observasi

Identifikasi
masalah
1
Penentuan
tindakan

Pembuatan RPP

Revisi RPP

Pelaksanaan

2 Siklus I

Siklus II

Penyusunan laporan

Pengumpulan
3 data

Penulisan
laporan

2.8.6. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data hasil belajar siswa dalam memahami teks anekdot adalah
dengan cara mendata skor perolehan nilai yang didapat siswa dari
penggabungan/pencocokan pasangan kartu soal dan jawaban pada lembar kerjanya.

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 32


Agus Masdika 140388201041
Untuk mengetahui keaktifan siswa selama proses belajar berlangsung, peneliti
menggunakan lembar penilaian sikap siswa selama kegiatan PBM berlangsung.

2.8.7. Instrumen Penelitian


Adapun instrumen penelitian yang digunakan dalam proses penelitian ini
adalah sebagai berikut:

a. Tes
Tes ini digunakan utnuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap
konsep materi teks anekdot yang dipelajari. Dalam tes ini siswa diberikan kartu
pasangan berisi soal dan jawaban.

b. Lembar penilaian sikap


Lembar penilaian sikap digunakan untuk mengetahui keaktifan siswa dalam
proses belajar di kelas.

2.8.8 Hasil dan Pembahasan


A. Hasil penelitian
Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus yang setiap siklusnya terdiri
dari 1 pertemuan. Satu kali pertemuan memerlukan alokasi waktu 2 x 45 menit.
Siklus I dilakukan pada 5 Oktober 2018 dan siklus II pada 9 Oktober 2018.
Tabel 1. Hasil kerja siswa siklus I :

NO NAMA SISWA NILAI

1 ADELIA TRISASTI 80

2 AHMAD SURYANSYAH 78

3 ANDIKA SAPUTRA 45

4 AMANDA LOVITA 78

5 APRI FEBRIANO 82

6 ARI SANDY 95

7 BIMA ABDUL KABIR 80

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 33


Agus Masdika 140388201041
8 DWI GUSTI WULANDARI 78

9 ERIKA RITA SUSANTI 64

10 GIAN LOLA ALBERTINA 88

11 MONA AMELIA 82

12 MUHAMMAD DIMAS FIRIZKY 55

13 MUHAMMAD IZAM 70

14 MUHAMMAD RIZKI TRI 80

15 MUHAMMAD SESAR 65

16 NADILA SAPUTRI 78

17 PANGERAN RIDHO 79

18 PINATIH AZAHRA 88

19 RAJA AGUNG SETIAWAN 68

20 RAJA AISHA KECANA DEWI 95

21 RIDHO ANANDA PUTRA 78

22 ROY INFANTRI 67

23 RUDI IRFANI 78

24 SANDY KURNIAWAN 52

25 SEPTIAN MAULANA 79

26 SYLVA NILA DARTIKA 78

27 TASYA APRIYANI 82

28 TERESA 80

Tabel 1.1. Hasil kerja siswa siklus II :

No NAMA SISWA NILAI

1 ADELIA TRISASTI 82

2 AHMAD SURYANSYAH 80

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 34


Agus Masdika 140388201041
3 ANDIKA SAPUTRA 65

4 AMANDA LOVITA 92

5 APRI FEBRIANO 87

6 ARI SANDY 100

7 BIMA ABDUL KABIR 82

8 DWI GUSTI WULANDARI 85

9 ERIKA RITA SUSANTI 78

10 GIAN LOLA ALBERTINA 92

11 MONA AMELIA 88

12 MUHAMMAD DIMAS FIRIZKY 84

13 MUHAMMAD IZAM 80

14 MUHAMMAD RIZKI TRI 87

15 MUHAMMAD SESAR 70

16 NADILA SAPUTRI 85

17 PANGERAN RIDHO 78

18 PINATIH AZAHRA 95

19 RAJA AGUNG SETIAWAN 78

20 RAJA AISHA KECANA DEWI 100

21 RIDHO ANANDA PUTRA 88

22 ROY INFANTRI 80

23 RUDI IRFANI 82

24 SANDY KURNIAWAN 78

25 SEPTIAN MAULANA 87

26 SYLVA NILA DARTIKA 86

27 TASYA APRIYANI 78

28 TERESA 88

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 35


Agus Masdika 140388201041
Hasil penelitian siklus I terdapat kekurangan yaitu sebagai berikut :
1) Guru masih belum terampil dalam mengelola kelas
2) Masih terdapat siswa yang dalam kelompok tidak bekerja sama untuk
mengerjakan soal diskusi
3) Masih terdapat siswa yang kurang aktif menjawab dan bertanya
4) Masih terdapat siswa yang kurang aktif dalam mengikuti permainan make
a match.

Setelah mengetahui kekurangan proses pembelajaran atau pelaksanaan


tindakan kelas siklus I, kemudian guru merencanakan tindakan yang akan dilakukan
untuk memperbaiki kekurangan yang ada. Kekurangan tersebut akan diperbaiki
pada siklus II.
Adapun kelebihan pada siklus II sebagai berikut : 1) waktu dapat digunakan
dengan baik dalam mengerjakan soal diskusi, 2) terlaksananya model pembelajaran
make a match dengan baik, 3) siswa menjadi lebih antusias dengan adanya
penambahan reward, 4) pembelajaran make a match terbukti dapat meningkatkan
aktivitas dan hasil belajar siswa.
Adapun rekapitulasi hasil belajar siswa dan keaktifan siswa setelah
melakukan 2 siklus penelitian pada pembelajaran materi Struktur dan Bahasa Teks
Anekdot di SMA Negeri 3 Tanjungpinang yang dilakukan peneliti sebagai
berikut :

Tabel 1.2. Data presentase aktivitas belajar siswa dari siklus I ke siklus II
Data yang Siklus I Siklus II Kenaikan
diperoleh
Jumlah siswa 14 27 13
tuntas

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 36


Agus Masdika 140388201041
Jumlah 50 % 96,42 % 46,42 %
ketuntasan
klasikal siswa (%)

Aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 50 % dan dilanjutkan kesiklus


II menjadi 96,42 %, jadi dapat dikatakan aktivitas belajar siswa meningkat sebesar
46,42 %. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan aktivitas belajar
siswa pada siklus II karena diberikan model pembelajaran yang sama yaitu make a
match dan ditambahkan dengan pemberian reward berupa penambahan nilai +2,
dimana setiap siswa yang dapat menjawab dan bertanya namanya dituliskan di
papan tulis.
Perolehan hasil belajar siswa terlihat pada tabel 1.3. data presentase hasil
belajar siswa dari siklus I kesiklus II.
Data yang Siklus I Siklus II Kenaikan
diperoleh
Jumlah siswa 20 26 6
tuntas
Jumlah 71,42 % 92,85 % 21,43 %
ketuntasan
klasikal siswa (%)
Pembelajaran hasil belajar siswa memahami teks anekdot pada siklus I yaitu
sebesar 71,42 % kemudian dilanjutkan pada siklus II 92,85 %, sehingga
peningkatan hasil belajar memahami teks anekdot yang terlihat sebesar 21,43 %.

Kesimpulan Penelitian
Berdasarkan analisis tentang penelitian yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa aktivitas siswa pada materi teks anekdot dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia siswa kelas X IPS 1 SMAN 3 Tanjungpinang menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe make a match mengalami peningkatan. Hal ini
terlihat pada siklus I terjadi peningkatan pada Presentase ketuntasan klasikal 50 %
menjadi 96,42 % pada siklus II.

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 37


Agus Masdika 140388201041
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe make a match dapat
meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami struktur dan bahasa dalam teks
anekdot. Ditunjukkan dengan peningkatan ketuntasan klasikal sebesar 71,42 %
menjadi 92,85 % pada siklus II. Dari angka presentase hasil belajar siswa pada
siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa penerapan model kooperatif tipe make a
match dapat meningkatkan hasil belajar dalam memahami teks anekdot siswa kelas
X IPS 1 SMA Negeri 3 Tanjungpinang.

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 38


Agus Masdika 140388201041
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan kegiatan krusial bagi
mahasiswa yang akan menyelesaikan studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan UMRAH. Karena mahasiswa harus dipersiapkan untuk menjadi tenaga
kependidikan guru yang professional dibidangnya.

Praktik Pengalaman Lapangan merupakan tahap awal dalam proses


pembentukan profesi keguruan yang langsung dapat diterapkan dilapangan.
Melalui praktik pengalaman lapangan setiap mahasiswa diharapkan dapat
mengekspresikan ide-idenyan dalam upaya meningkatkan kemampuannya dalam
praktik pembelajaran.

Dalam dunia pendidikan, tugas utama guru bukan hanya mampu


mentransfer ilmu pengetahuan tetapi juga membentuk kepribadian yang luhur
terhadap anak didiknya. Sehingga kegiatan PPL membantu mahasiswa untuk
langsung terjun kelapangan mempelajari akan hal ini secara langsung. Sebab
belum menjamin seorang guru yang pintar (pendidikan tinggi), mampu mendidik
dan mentrasfer ilmunya kepada anak didik, tetapi guru yang peka terhadap
lingkungan sosial, pandai berintraksi, serta memahami psikologi anak didiknyalah
yang mampu mendidik dan mengajar dengan baik.

Selain itu, guru tidak hanya harus dapat melakukan pembelajaran dengan
baik tetapi juga harus melengkapi kelengkapan administrasi sebagai seorang guru
serta dapat menyelesaikan masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan.
Pemahaman seorang guru terhadap siswa sangat diperlukan untuk keberhasilan
proses belajar mengajar. Kondisi lapangan tidak selalu sesui dengan teori dan
keadaan yang telah diperoleh dibangku kuliah, sehingga seorang calon guru harus
selalu siap dengan keadaan apapun dan selalu berusaha untuk mengembangkan
ilmu yang dimilikinya.

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 39


Agus Masdika 140388201041
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan di SMA Negeri 3
Tanjungpinang dapat berjalan dengan baik berkat kerjasama yang baik anatar
mahasiswa praktik dengan guru pamong, dewan guru yang lain, siswa dan semua
unsur yang ada disekolah tersebut.

Bagi perguruan tinggi yang mencetak calon-calon guru PPL dapat dijadikan
alat ukur keberhasilan kurikulum untuk menghasilkan calon guru yang berkualitas
kami mahasiswa praktik menyadari apa yang diperoleh dibangku kuliah tidak
semua relevan dengan keadaan dilapangan.

B. Saran
Untuk memantapkan dan meningkatkan mutu dari pelaksanaan PPL bagi
mahasiswa praktik yang akan datang, penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Saran kepada mahasiswa PPL
Selama kegiatan PPL berlansung dibutuhkan ketekunan, kekompakan serta
disiplin yang tinggi dari mahasiswa PPL sehingga semua kegiatan yang telah
direncanakan dapat dilaksankan dengan baik. Dan sebagai seorang calon guru,
mahasiswa PPL harus benar-benar mengetahui kode etik guru. Untuk
mahasiswa praktikan yang mendatang, semoga dapat menerapkan
pengetahuan dan keterampilan dengan kedisiplinan agar dapat meningkatkan
mutu pendidikan di masa yang akan datang.
2. Untuk seluruh siswa SMA Negeri 3 Tanjungpinang agar lebih giat lagi belajar,
patuh, terutama hormat kepada guru, serta harus selalu mentaati peraturan yang
ada.
3. Keberhasilan siswa tergantung kepada bagaimana peran seseorang guru
tersebut, dan juga orang tua. Sehingga hubungan kerjasama yang baik antara
orang tua murid dan guru sangat dibutuhkan agar tingkat mutu pendidikan di
Kepulauan Riau ini dapat menjadi suatu kebanggaan bagi kita semua.

Laporan PPL Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Page 40


Agus Masdika 140388201041
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran: 1
Lampiran: 1
Lampiran: 2
Lampiran: 4
Lampiran: 5

JADWAL TATAP MUKA PBM


MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SEMESTER GANJIL
TAHUN PELAJARAN 2018-2019

No Hari Waktu Mengajar Kelas Keterangan


08.00 – 09.30 XII IPS 3 -
12.30 – 14.00 XII IPS 4
1 Senin
13.15 - 14.45 XII IPS 3 -
14.45 - 16.15 XII MIPA 2
07.00 - 07.15 LITERASI
07.15 - 08.00
XII MIPA 3
08.00 - 08.45
2 Selasa -
08.45 - 10.15 X IPS 1
12.30 - 13.15
XII MIPA 2
13.15 - 14.00
08.45 - 10.15 XII MIPA 1
3 Rabu 12.30 - 14.00 XII IPS 3 -
14.00 - 15.30 XII IPS 4
07.00 - 07.15 LITERASI
07.15 - 08.45 XII MIPA 1
4 Kamis 08.45 - 10.15 XII MIPA 3 -
10.30 - 12.00 XII IPS 4
14.00 - 15.30 XII MIPA 2
5 Jum'at 08.00 - 09.30 X IPS 1 -

Tanjungpinang, 8 Oktober 2018


Lampiran: 5

SMA NEGERI 3 TANJUNGPINANG


Jl. Tugu Pahlawan No. 30 Tanjungpinang
Lampiran: 5

RINCIAN MINGGU EFEKTIF


MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
SATUAN PENDIDIKAN : SMA NEGERI 3 TANJUNGPINANG
KELAS/PROGRAM : X / IPA/IPS
TAHUN PELAJARAN : 2018/2019

JUMLAH MINGGU PADA SEMESTER – 1


No Bulan Jumlah Minggu
`1 Juli 2
2 Agustus 5
3 September 4
4 Oktober 4
5 November 5
6 Desember 4
Jumlah 24

JUMLAH MINGGU TIDAK EFEKTIF


No Kegiatan Jumlah Minggu
`1 PLS 1
2 Libur Idul Fitri -
3 Ujian Semester 2
4 Libur Semester 2

Jumlah 5

Jumlah minggu efektif = 19


Jumlah jam per minggu = 4
Jumlah jam pelajaran efektif = 76

Mengetahui, Tanjungpinang, 10 Agustus 2018


Lampiran: 5

PROGRAM TAHUNAN

Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Tanjungpinang


Tahun Pelajaran : 2018/ 2019
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : X/ 1

Aloka
Kompetensi Inti No Kompetensi Dasar si
. Wakt
u
1: Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya. SEMESTER GANJIL
3.1 Memahami struktur dan kaidah teks 4x45’
2: Menghayati dan mengamalkan 1. anekdot baik melalui lisan maupun
perilaku jujur, disiplin, tanggung tulisan
jawab, peduli (gotong royong, 4.1 Menginterpretasi makna teks
kerjasama, toleransi, damai), 2. anekdot baik secara lisan mapun
santun , responsive dan proaktif tulisan.
dan menunjukkan sikap sebagai 3.
3.2 Membandingkan teks anekdot baik 4x45’
bagian dari solusi atas melalui lisan maupun tulisan.
permasalahan dalam berinteraksi 4.2 Memproduksi teks anekdot baik
secara efektif dengan lingkungan 4. secara lisan maupun tulisan.
sosial dan alam serta dalam 5.
3.3 Menganalisis teks anekdot baik 4x45’
menempatkan diri sebagai secara lisan maupun tulisan
cerminan bangsa dalam pergaulan 4.3 Menyunting teks anekdot sesuai
dunia. 6. dengan struktur dan kaidah teks baik
secara lisan maupun tulisan.
3: Memahami, menerapkan, 7..4 Mengidentifikasi teks anekdot secara 4x45’
menganalisis dan mengevaluasi lisan mapun tulisan.
pengetahuan faktual , konseptual, 8.
4.4 Mengabstraksi teks anekdot secara
procedural, dan kognitif lisan mapun tulisan.
berdasarkan rasa ingin tahu 9.
3.5 Mengevaluasi teks anekdot secara 4x45’
tentang ilmu pengetahuan , lisan mapun tulisan
teknologi, seni budaya, dan 4.5 Mengonversi teks anekdot sesuai
humaniora, dengan wawasan 10. dengan struktur dan kaidah teks baik
kemanusiaan, kebangsaan, secara lisan maupun tulisan.
kenegaraan dan peradaban terkait 11.
3.1 Memahami struktur dan kaidah 4x45’
penyebab fenomena dan kejadian teks eksposisi baik melalui lisan
serta menerapkan pengetahuan maupun tulisan.
procedural pada bidang kajian 12.
4.1 Menginterpretasi makna teks
yang spesifik sesuai bakat dan eksposisi baik secara lisan maupun
minatnya untuk memecahkan tulisan
masalah.
13. Membandingkan teks eksposisi baik 4x45’
melalui lisan maupun tulisan
4: Mengolah, menalar, menyaji,
4..2 Memproduksi teks eksposisi yang
dan menciptakan dalam ranah
14. koheren sesuai dengan karakterisasi
konkret dan ranah abstrak terkait
teks yang akan dibuat baik secara
dengan pengembangan yang
lisan maupun tulisan
Lampiran: 5

dipelajarinya di sekolah secara 15.


3.3 Menganalisis teks eksposisi baik 4x45’
mandiri serta bertindak secara melalui lisan maupun tulisan
efektif dan kreatif dan mampu 4.3 Menyunting teks eksposisi sesuai
menggunakan metoda sesuai 16. dengan struktur dan kaidah teks baik
kaidah keilmuan. secara lisan maupun tulisan
17..4 Mengidentifikasi teks eksposisi baik 4x45’
secara lisan maupun tulisan
4.4 Mengabstraksi teks eksposisi baik
18. secara lisan maupun tulisan
19..5 Mengevaluasi teks eksposisi 4x45’
berdasarkan kaidah- kaidah teks baik
melalui lisan maupun tulisan.
.5 Mengonversi teks eksposisi ke
20. dalam bentuk yang lain sesuai
dengan struktur dan kaidah baik
secara lisan maupun tulisan.
21..1 Memahami struktur dan kaidah teks 4x45’
laporan hasil observasi baik malalui
lisan maupun tulisan
.1 Menginterpretasi makna teks laporan
22. hasil observasi baik secara lisan
maupun tulisan
23..2 Membandingkan teks laporan 4x45’
hasilobservasi baik melalui lisan
maupun tulisan
24...2 Memproduksi teks laporan hasil
observasi yang koheren sesuai
dengan karakteristik teks yang akan
dibuat baik secara lisan maupun
tulisan
25.3 Menganalisis teks laporan hasil 4x45’
observasi baik melalui lisan maupun
tulisan
.3 Menyunting teks laporan
26. hasilobservasi sesuai dengan struktur
dan kaidah teks baik secara lisan
maupun tulisan
27..4 Mengidentifikasi teks laporan hasil 4x45’
observasi baik secara lisan maupun
tulisan
28..4 Mengabstraksi teks
laporanhasilobservasi baik secara
lisan maupun tulisan
29. Mengevaluasi teks 4x45’
laporanhasilobservasi berdasarkan
kaidah-kaidah teks baik melalui lisan
maupun tulisan
Lampiran: 5

30.
3.5 Mengonversi teks laporan hasil
observasi ke dalam bentuk yang lain
sesuai dengan struktur dan kaidah
teks baik secara lisan maupun tulisan

Tanjungpinang, 20 Agustus 2018


Lampiran: 5

PROGRAM SEMESTER
Sekolah : SMA Negeri 3 Tanjungpinang Kelas / Semester :X/1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Program : IPS

ALOKASI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER KETERANGAN


Kompetensi DASAR
WAKTU 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4
Mengidentifikasi teks
laporan hasil observasi
yang dipresentasikan dgn
3.1 lisan dan tulis 2
Menginterprestasi isi teks
laporan hasil observasi
baik secara lisan maupun
4.1 tertulis 4
Menganalisis isi dan aspek LIBUR PUASA
kebahasaan dari minimal LIBUR HARI
3.2 dua teks laporan observasi 4 RAYA
Mengkonstruksi teks PLS
laporan hasil observasi
dengan memerhatikan isi
4.2 dan aspek ke 4 UJIAN
bahasaan. SEMESTER
Menyusun Teks Laporan
hasil obsevasi 4 PRASIDINA

LIBUR
UH 2 SEMESTER 1
Menganalisis struktur, isi
(permasalahan,
argumentasi,pengetahuan,
3.3 dan rekomenda 4
Lampiran: 5

si), kebahasaan teks


eksposisi yang didengar
dan dibaca
Mengembangkan isi (
permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan
4.3 rekomendasi ) teks 4
eksposisi secara lisan dan
tertulis
Mengonstruksikan teks
eksposisi dengan
memperhatikan isi
4.4 (permasalahan, argumen, 4
pengetahuan, dan
rekomendasi) stuktur dan
kebahasaan
UH 2
Mengevaluasi teks
Anekdot dari aspek makna
3.5 tersirat 4
Mengonstuksi makna
tersirat dalam sebuah teks 2
4.5 anekdot
Menganalisis stuktur dan
3.6 kebahasan teks anekdot 2
Menciptakan stuktur dan
4.6 kebahasaan teks anekdot 4
Mengidentifikasi nilai-nilai
yang terkandung dalam
3.7 cerita rakyat (hikayat) 4
Menceritakan kembali isi
cerita rakyat (hikayat) yang
4.7 didengar dan dibaca 4
Lampiran: 5

UH 2
Membandingkan nilai -nilai
dan kebahasaan cerita
3.8 rakyat dan cerpen 2
Membandingkan cerita
rakyat (hikayat) kedalam
bentuk cerpen (isi dan
4.8 nilai) 2
Menyebutkan butir-butir
penting dari dua buku 4
3.9 nonfiksi
Menyusun iktisar dari dua
buku nonfiksi dan
4
ringkasan dari satu novel
4.9 dibaca
Jumlah 76
Lampiran: 5

SILABUS

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : X (sepuluh) / 1


Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Tanjungpinang Tahun Pelajaran : 2018/2019
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI3: Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
Aloka
Materi si Sumber
Kompetensi Dasar Indikator Kegiatan Pembelajaran Penilaian
Pembelajaran Wakt Belajar
u
Pelajaran 1 : Menyusun Laporan Hasil Observasi
3.1 Mengidentifikas Isi pokok laporan 3.1.1 Mengidentifikasi isi teks laporan  Menentukan isi pokok, 8 JP (  Buku  Lisan
i teks laporan hasil observasi: hasil observasi hal-hal yang dilaporkan, 4 x 45 Guru  Tertulis
hasil observasi  pernyataan 3.1.2 Menjelaskan ringkasan isi pokok dan ciri kebahasaan menit Mata  Penuga
yang umum; teks laporan hasil observasi dalam teks laporan hasil ) Pelajaran san
dipresentasikan  hal yang 3.1.3 Menyimpulkan fungsi laporan hasil observasi. Bahasa  Portofol
dengan lisan dilaporkan; observasi  Menafsirkan teks Indonesia io
dan tulis.  deskripsi bagian; 3.1.4 Menganalisis isi Teks Laporan Hasil laporan hasil observasi
Observasi
Lampiran: 5

 deskripsi manfaat; 3.1.5 Menganalisis struktur teks laporan berdasarkan struktur, ciri (Wajib)
dan hasil observasi kebahasaan, dan isi teks kelas X
 maksud isi teks 3.1.6 Melengkapi isi teks laporan hasil laporan hasil observasi.  Buku
(tersirat dan observasi  Mempresentasikan dan Siswa
tersurat). 3.1.7 Mengidentifikasi kesalahan isi teks menanggapi teks laporan Mata
laporan hasil observasi hasil observasi Pelajaran
4.1 Menginterpretas 4.1.1 Membuat isi teks laporan hasil Bahasa
i isi teks laporan observasi berdasarkan interpretasi Indonesia
hasil observasi baik secara lisan maupun tulis. (Wajib)
berdasarkan kelas X
interpretasi baik  Kamus
secara lisan Besar
maupun tulis. Bahasa
Indonesia
 Pengala
man
siswa dan
guru
 Media
3.2 Menganalisis isi Isi pokok teks laporan 3.2.1 Menganalisis Kebahasaan Teks  Mengidentifikasi 8 JP (  Buku  Lisan
dan aspek hasil observasi: Laporan Hasil Observasi isi,struktur, dan ciri 4 x 45 Guru  Tertulis
kebahasaan dari  pernyataan 3.2.2 Menganalisis kesalahan berbahasa kebahasaan. menit Mata  Penuga
minimal dua umum; dalm teks laporan hasil observasi.  isi, ciri kebahasaandalam ) Pelajaran san
teks laporan  deskripsi bagian; 3.2.3 Menjelaskan Teks laporan hasil teks laporan hasil Bahasa  Portofol
hasil observasi  deskripsi manfaat; observasi observasi. Indonesia io
dan 3.2.4 Menganalisis gagasan pokok dan  Menyusun kembali teks (Wajib)
 kebahasaan gagasan penjelas laporan hasil observasi kelas X
(kalimat definisi, 3.2.5 Mengidentifikasi teks laporan hasil yang dibaca dengan  Buku
kata sifat). observasi dengan memperhatikan isi Siswa
dan kebahasaan
Lampiran: 5

4.2 Mengonstruksi 4.2.1 Melengkapi gagasan pokok dan memerhatikanisi, struktur, Mata
teks laporan gagasan penjelas danciri kebahasaan. Pelajaran
hasil 4.2.2 Menyusun teks laporan hasil  Mempresentasikan, Bahasa
observasidenga observasidengan memerhatikan isi menanggapi,dan Indonesia
n memerhatikan dan aspek kebahasaan merevisiteks laporan hasil (Wajib)
isi dan aspek observasi yang telah kelas X
kebahasaan. disusun.  Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
 Pengala
man
siswa dan
guru
 Media
Pelajaran 2 : Mengembangkan Pendapat dalam Eksposisi
3.3 Menganalisis Isi teks eksposisi: 3.3.1 Mengidentifikasi tesis, argumen,  Menggalistruktur, 8 JP (  Buku  Lisan
struktur, isi  pernyataan tesis; dan rekomendasi dalam teks isi,(permasalahan, 4 x 45 Guru  Tertulis
(permasalahan,  argumen; eksposisi argumentasi, menit Mata  Penuga
argumentasi,  pernyataan ulang; 3.3.2 Membedakan fakta dan opini pengetahuan, dan ) Pelajaran san
pengetahuan, dan dalam teks eksposisi. rekomendasi), dan Bahasa  Portofol
dan  kebahasaan. 3.3.3 Melengkapi tesis dengan kebahasaan dalam teks Indonesia io
rekomendasi), argumenn. eksposisi yang didengar (Wajib)
kebahasaan Komentar terhadap: danatau dibaca. kelas X
teks eksposisi  Kekurangan dan  Menyusun teks eksposisi  Buku
yang didengar kelebihan dilihat dengan memerhatikan Siswa
dan atau dibaca dari isi (kejelasan struktur, isi, Mata
4.3 Mengembangka tesis dan kekuatan 4.3.1 Menyusun isi (permasalahan, permasalahan, Pelajaran
n isi argumenuntuk argumen, pengetahuan, dan argumentasi, Bahasa
(permasalahan, mendukung tesis). pengetahuan, Indonesia
Lampiran: 5

argumen, rekomendasi) teks eksposisi secara rekomendasi, dan (Wajib)


pengetahuan, lisan dan / tulis. kebahasaan. kelas X
dan 4.3.2 Menyusun ulang gagasan kedalam  Mempresentasikan,me-  Kamus
rekomendasi) teks eksposisi ngomentari, dan merevisi Besar
teks eksposisi teks eksposisi yang telah Bahasa
secara lisan dan disusun. Indonesia
/ tulis.  Pengala
man
siswa dan
guru
 Media
Struktur teks 3.4.1 Mengungkapkan struktur teks  Menggali strukturdan 8 JP (  Buku  Lisan
3.4 Menganalisis
eksposisi: eksposisi aspek kebahasaan 4 x 45 Guru  Tertulis
 pernyataan tesis 3.4.2 Membandingkan kebahasaan dua dalamteks eksposisi yang menit Mata  Penuga
struktur dan
(pendapat tentang teks eksposisi. dibaca. ) Pelajaran san
kebahasaan teks
suatu 3.4.3 Menentukan gagasan pokok dan  Menyusun kembali teks Bahasa  Portofol
eksposisi.
permasalahan); gagasan penjelas dalam teks eksposisi dengan Indonesia io
 argumen (data, eksposisi. memerhatikan isi (Wajib)
4.4 Mengonstruksik fakta, dan 4.4.1 Membuat teks eksposisi dengan (permasalahan, argumen, kelas X  Lisan
an teks pendapat untuk memerhatikan isi (permasalahan, pengetahuan, dan  Buku  Tertulis
eksposisi menguatkan argumen, pengetahuan, dan rekomendasi), struktur, Siswa  Penuga
dengan tesis); dan rekomendasi), struktur dan dan kebahasaan. Mata san
memerhatikan  pernyataan kebahasaan.  Mempresentasikan, Pelajaran  Portofol
isi ulang.* menanggapi,dan merevisi Bahasa io
(permasalahan, teks eksposisi yang telah Indonesia
argumen, Kebahasaan: disusun. (Wajib)
pengetahuan,  kalimat nominal  kelas X
dan dan  Kamus
rekomendasi), Besar
struktur dan
kebahasaan.
Lampiran: 5

 kalimat verbal Bahasa


(aktif transitif dan Indonesia
aktif intransitif)  Pengala
Pola penalaran: man
 deduksi dan siswa dan
 induksi guru
 Media
Pelajaran 3 Menyampaikan Ide Melalui Anekdot
3.5 Mengevaluasi Isi teks anekdot: 3.5.1 Mendata pokok-pook isi anekdot  Menilai isi dan aspek 8  Buku  Lisan
teks anekdot  peristiwa/sosok 3.5.2 Mengidentifikasi penyebab makna tersirat dalam teks JP Guru  Tertulis
dari aspek yang berkaitan kelucuan anekdot anekdot (4 Mata  Penuga
makna dengan  Menyusun kembali teks x Pelajaran san
tersirat. kepentingan anekdot dengan 45 Bahasa  Portofol
publik, memerhatikan makna me Indonesia io
4.5 Mengonstruks Unsur anekdot: 4.5.1 Membandingkan anekdot dengan tersirat dalam teks nit (Wajib)
i makna  peritiwa/tokoh humor. anekdot yang dibaca ) kelas X
tersirat dalam yang perlu 4.5.2 Mengonstruksi makna tersirat  Mempresentasikan,  Buku
sebuah teks dikritisi, sindiran, dalam sebuah teks anekdot. mengomentari,dan Siswa
anekdot. humor, dan merevisi teks anekdot Mata
penyebab yang telah disusun. Pelajaran
kelucuan.  Bahasa
Indonesia
(Wajib)
kelas X
 Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
 Pengala
man
Lampiran: 5

siswa dan
guru
Media
3.6 Menganalisis  Isi anekdot 3.6.1 Mengidentifikasi struktur teks  Mengidentifikasi 8 JP (  Buku  Lisan
struktur dan  Peristiwa/sosok anekdot struktur(bagian-bagian 4 x 45 Guru  Tertulis
kebahasaan yang berkaitan 3.6.2 Mengenal berbagai pola penyajian teks) anekdot dan menit Mata  Penuga
teks anekdot. dengan anekdot kebahasaan . ) Pelajaran san
kepentingan 3.6.3 Menganalisis kebahasaan teks  Menyusun kembali teks Bahasa  Portofol
publik. anekdot anekdot dengan Indonesia io
4.6 Menciptakan  Sindiran. 4.6.1 Menyimpulkan makna tersurat memerhatikan struktur (Wajib)
kembali teks  Unsur humor. dalam anekdot dan kebahasaan. kelas X
anekdot  Kata dan Frasa 4.6.2 Menceritakan kembali isi teks  Mempresentasikan,  Buku
dengan idiomatis anekot dengan pola penyajian yang menanggapi,dan merevisi Siswa
memerhatikan berbeda teks anekdot yang telah Mata
struktur, dan 4.6.3 Menyusun teks anekdot disusun. Pelajaran
kebahasaan. berdasarkan kejadian yang  Bahasa
menyangkut orang banyak atau Indonesia
perilaku seorang tokoh publik (Wajib)
kelas X
 Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
 Pengala
man
siswa dan
guru
 Media
Pelajaran 4 Melestarikan Nilai Kearifan Lokal Melalui Cerita Rakyat
Lampiran: 5

3.7 Mengidentifikas  Karakeristik 3.7.1 Mengidentifikasi karakteristik  Mendata pokok-pokok isi, 8  Buku  Lisan
i nilai-nilai dan hikayat. hikayat karakteristik, dan nilai- JP ( Guru  Tertulis
isi yang  Isi hikayat. 3.7.2 Mengidentifikasi nilai-nilai yang nilai dalam hikayat. 4x Mata  Penuga
terkandung  Nilai-nilai dalam terdapat dalam hikayat.  Menyusun teks eksposisi 45 Pelajaran san
dalam cerita hikayat (moral, 3.7.3 Mengidentifikasi nilai-nilai dalam berdasarkan pokok-pokok me Bahasa Portofolio
rakyat (hikayat) sosial, agama, hikayat yang masih sesuai dengan isi, dan nilai-nilai dalam nit Indonesia
baik lisan budaya, dan kehidupan saat ini. hikayat. ) (Wajib)
maupun tulis. penddikan). 3.7.4 Menjelaskan kesesuaian nilai-nilai  Mempresentasikan, kelas X
dalam hikayat dengan kehidupan menanggapi,dan  Buku
saat ini dalam teks eksposisi lisan merevisi,teks eksposisi Siswa
yang telah disusun Mata
4.7 Menceritakan 4.7.1 Menyusun isi cerita rakyat  Pelajaran
kembali isi (hikayat) yang didengar dan dibaca Bahasa
cerita rakyat Indonesia
(hikayat) yang (Wajib)
didengar dan kelas X
dibaca.  Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
 Pengala
man
siswa dan
guru
 Media

 Nilai-nilai dalam 3.8.1 Mengidentifikasi karakteristik  Menjelaskan persamaan 8  Buku  Lisan
3.8 Membandingka
n nilai-nilai dan
cerpen dan bahasa dalam hikayat. dan perbedaan isi JP ( Guru  Tertulis
hikayat. 3.8.2 Membandingkan penggunaan 4x Mata
kebahasaan
bahasa dalam cerpen dan hikayat. 45
Lampiran: 5

cerita rakyat  Gaya bahasa. dannilai-nilai dalam me Pelajaran  Penuga


dan cerpen.  Kata arkais cerpen dan cerita rakyat. nit Bahasa san
(kuno).  Menyusun kembali isi ) Indonesia Portofolio
4.8 Mengembangka 4.8.1 Membandingkan nilai dalam cerita rakyat ke dalam (Wajib)
n cerita rakyat hikayat dengan dalam cerpen. bentuk cerpen dengan kelas X
(hikayat) ke 4.8.2 Menceritakan kembali isi hikayat memerhatikan isi dan  Buku
dalam bentuk ke dalam bentuk cerpen nilai-nilai. Siswa
cerpen dengan  Mempresesntasikan, Mata
memerhatikan menanggapi, dan Pelajaran
isi dan nilai- merevisiteks cerpen yang Bahasa
nilai. disusun. Indonesia
(Wajib)
kelas X
 Kamus
Besar
Bahasa
Indonesia
 Pengala
man
siswa dan
guru
 Media

3.9 Menyebutkan  Ikhtisar  Laporan Hasil Membaca


butir-butir Buku
penting dari dua 
buku nonfiksi  Melaporkan isi buku yang
(buku dibaca dalam bentuk
pengayaan) dan ikhtisar.
satu novel yang
dibacakan nilai-
Lampiran: 5

nilai dan  Mempresentasikan,


kebahasaan mengomentari, dan
cerita rakyat merevisiikhtisaryang
dan cerpen. dilaporkan.

4.9 Menyusun
ikhtisar dari dua
buku nonfiksi
(buku
pengayaan) dan
ringkasan dari
satu novel yang
dibaca.

Tanjungpinang, 13 Agustus 2018


Lampiran: 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Tanjungpinang


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/10 IPS
Materi Pokok : Mengembangkan Pendapat dalam Eksposisi
Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 kali pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji,dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


KD 3 KD 4
3.3 Menganalisis struktur, isi 4.3 Mengembangkan isi
(permasalahan, argumentasi, (permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan rekomendasi), pengetahuan, dan rekomendasi)
kebahasaan teks eksposisi yang teks eksposisi secara lisan dan /
didengar dan atau dibaca. tulis.

IPK IPK
3.3.1 Menentukan struktur isi teks 4.3.1 Mengomentari dan merevisi
eksposisi yang dibaca dan isi teks eksposisi
didengar (permasalahan, argumentasi,
3.3.2 Menentukan ciri-ciri untuk pengetahuan, dan
menulis teks eksposisi rekomendasi)
dengan topik tertentu 4.3.2 Menyusun teks eksposisi
3.3.3 Menentukan struktur dengan memerhatikan
kebahasaan teks eksposisi struktur, isi, permasalahan,
yang dibaca argumentasi, pengetahuan,
Lampiran: 5

rekomendasi, dan
kebahasaan.
4.3.3 Mempresentasikan,
mengomentari, dan merevisi
teks eksposisi yang telah
disusun.

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pedagogik genre,
saintifik, dan CLIL dengan model pembelajaran diskoveri, dan penerapan model
pembelajaran project based learning (pembelajaran berbasis projek) siswa dapat
bekerja mandiri, jujur dalam menentukan struktur, isi teks eksposisi dan menentukan
ciri kebahasaan teks eksposisi, serta menyusun teks eksposisi dengan rasa ingin
tahu, responsif, dan tanggung jawab selama proses pembelajaran dan bersikap
jujur, percaya diri, serta pantang menyerah

D. Materi Pembelajaran
1. Fakta
Contoh teks eksposisi
2. Konsep
 Struktur teks eksposisi
 Pernyataan tesis (pendapat tentang suatu permasalahan);
 Argumen (data, fakta, dan pendapat untuk menguatkan tesis); dan
 Pernyataan ulang.
 Kebahasaan:
 kalimat nominal dan
 kalimat verbal (aktif transitif dan aktif intransitif)
 Pola penalaran:
 Deduksi dan
 Induksi
3. Prinsip
Fakta dan opini teks eksposisi
4. Prosedur
 Menemukan fakta dan opini dakam teks eksposisi
 Menemukan rekomendasi yang tersaji dalam eksposisi

E. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran


1. Pendekatan
Scientifik Learning
2. Metode
Lampiran: 5

Diskusi
3. Model
- Inquiri Learning
- Project Based Learning

F. Media dan Alat Pembelajaran


1. Media
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian
2. Alat/Bahan :
 Penggaris, spidol, papan tulis

G. Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata
Pelajaran bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Buku teks pelajaran yang relevan

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Pertama (2 Jam Pelajaran): IPK 3.3.1 – 3.3.2 dan 4.3.
Aloka
Kegiata Langkah- si
Deskripsi Kegiatan
n langkah DL Wakt
u
Pendahu  Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri 10
-luan anugerah Tuhan dan saling mendoakan. menit
 Peserta didik merespon pertanyaan dari guru
berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya.
 Peserta didik menerima informasi dengan proaktif
tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
mengenai pembelajaran teks eksposisi.

Kegiatan 1.Stimulation  Peserta didik membaca contoh teks eksposisi


Inti (pemberian
rangsangan)
2.Problem
Statement (pe
rtanyaan/ide
Lampiran: 5

Aloka
Kegiata Langkah- si
Deskripsi Kegiatan
n langkah DL Wakt
u
ntifikasi  Peserta didik menanyakan hal-hal yang berkaitan
masalah) dengan ciri, struktur, kaidah yang berkenaan 70
dengan teks eksposisi dan kebahasaannya menit

3.Data
collection (P
engumpulan  Peserta didik secara berkelompok mengidentifikasi
Data) hal-hal yang berkaitan dengan teks eksposisi
misalnya struktur, ciri teks eksposisi, ciri
kebahasaan teks eksposisi.
4.Data
Processing (P
engolahan  Peserta didik menuliskan hal-hal yang ditemukan
Data dan berkenaan dengan struktur, ciri, kebahasaan teks
analisis) eksposisi.

5.Verification
(Pemeriksaa  Mengidentifikasi definisi, ciri, jenis, struktur, dan
n data) kaidah teks penulisan teks eksposisi dari berbagai
sumber referensi yang telah dibaca.
 Mendiskusikan definisi, ciri, jenis, struktur, dan
kaidah teks teks eksposisi dari berbagai sumber
referensi yang telah dibaca.

6.Generalisat
ion
 Membuat simpulan definisi, ciri, jenis, struktur,
(penarikan
dan kaidah teks teks eksposisi dari berbagai
kesimpulan)
sumber.
 Mempresentasikan definisi, ciri, jenis, struktur, dan
kaidah penulisan teks eksposisi.
 Siswa lain menanggapi hasil presentasi teks
eksposisi.

Penutup   Siswa dan guru mereview hasil kegiatan


pembelajaran 10
 Guru memberikan penghargaan kepada menit
kelompok yang berkinerja baik
 pelajaran ditutup dengan berdoa bersama.
Lampiran: 5

Pertemuan Kedua (2 JP) : IPK 3.3.2 – 3.3.4 dan 4.3.2


Aloka
Langkah-
si
Kegiatan langkah Deskripsi Kegiatan
Wakt
DL
u
Pendahu-  Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri 10
luan anugerah Tuhan dan saling mendoakan. menit

 Peserta didik merespon pertanyaan dari guru


berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya.

 Peserta didik menerima informasi dengan proaktif


tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat mengenai


pembelajaran teks eksposisi.

Kegiatan 1.Stimulati  Peserta didik membaca teks eksposisi dengan tema


Inti on (pember lingkungan yang telah disiapkan sebelumnya dari
ian rumah.
rangsangan
)

2.Problem  Melalui diskusi kelompok, peserta didik 70


Statement ( menanyakan isi teks eksposisi yang ditulis teman. menit
pertanyaan
/identifikas
i masalah)

3.Data
 Peserta didik berdiskusi kelompok menyunting teks
collection (
eksposisi yang ditulis teman dari aspek struktur
Pengumpu
isi dan bahasa teks eksposisi dengan cermat.
lan Data)

4.Data  Peserta didik memperbaiki teks eksposisi


Processing berdasarkan hasil suntingan.
Lampiran: 5

Aloka
Langkah-
si
Kegiatan langkah Deskripsi Kegiatan
Wakt
DL
u
(Pengolaha
n Data dan
analisis)

5.Verificati  Peserta didik mempresentasikan hasil analisis


dengan rasa percaya diri.
on
(Pemeriksa
an data)
 Peserta didik menanggapi presentasi
6.Generalis teman/kelompok lain secara santun.
ation
(penarikan
kesimpulan
)
 Penutup   Siswa dan guru mereview hasil kegiatan 10
pembelajaran menit
 Guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang berkinerja baik
 pelajaran ditutup dengan berdoa bersama.

I. Penilaian
Jenis/Teknik penilaian
No Aspek Teknik Bentuk Instrumen
1. Sikap - Observasi kegiatan - Lembar Observasi
praktikum dan diskusi
kelompok
2. Pengetahuan - Penugasan - Soal Penugasan
- Tes Tertulis - Soal Uraian
3. Keterampilan - Laporan Praktik - Rubrik Penilaian
Lampiran: 5

LAMPIRAN

MATERI PEMBELAJARAN

1. Pengertian Teks ekposisi


Pengertian Teks Eksposisi
Pengertian teks Eksposisi adalah paragraf atau karangan yang terkandung sejumlah
informasi dan pengetahuan yang disajikan secara singkat, padat, dan akurat.
Pendapat lain menyatakan bahwa Teks Eksposisi adalah jenis atau ragam teks yang
memiliki fungsi menyampaikan gagasan-gagasan berupa pemikiran tentang suatu
topik. Paragraf eksposisi ini bersifat Ilmiah atau dapat dikatakan non fiksi. Ragam
teks Eksposisi ini sering digunakan dalam konteks komunikasi sehari-hari secara
lisan, maupun tulisan. Misalnya, ketika kalian melakukan diskusi dalam forum
seminar, seseorang yang menyampaikan argumen dalam debat pendapat dan
sebagainya.
Untuk memperjelas uraian, dapat dilengkapi dengan grafik, gambar atau statistik.
Sebagai catatan, tidak jarang eksposisi ditemukan hanya berisi uraian tentang
langkah/cara/proses kerja. Eksposisi demikian lazim disebut paparan proses. Teks
Eksposisi layaknya teks yang lain, yakni memiliki struktur.

2. Ciri-ciri teks eksposisi


Ciri Umum Teks Eksposisi
- Singkat
- Padat
- Akurat
- Berusaha menjelaskan sesuatu
- Gaya bersifat informatif
- Fakta dipakai sebagai alat distribusi
- Fakta dipakai sebagai alat konkritasi
- Umumnya menjawab pertanyaan apa,siapa,kapan,di mana,mengapa,bagaimana
3. Struktur teks eksposisi
a. Judul
Judul hendaknya menggambarkan sesuatu yang dibahas dalam teks Eksposisi.
Judul hendaklah ditulis dengan kata-kata yang singkat, menarik dan sarat akan
makna.
b. Pernyataan Umum atau Tesis
Bagian ini berfungsi untuk memperkenalkan topik sekaligus menempatkan
pembaca pada posisi tertentu. Karena dengan teks yang digunakan penulis itu ingin
Lampiran: 5

mengemukakan pendapat, maka pembaca bisa berada pada posisi yang sependapat
atau pada posisi yang bersebrangan dengannya.
c. Argumentasi atau alasan
Bagain dari teks Eksposisi adalah argumen atau alasan. Panjang dan pendeknya
bagian ini tergantung pada jumlah argumen yang telah kalian kenalkan secara garis
besar di dalam pernyataan umum, kemudian kalian menyebutkan ulang dan
menjabarkan argumen tersebut dalam paragraf-paragraf. Pengembangan argumen
menjadi paragraf ini dilakukan melalui penyajian contoh dan alasan.
d. Penegasan Ulang Pendapat (Simpulan)
Pengulangan tersebut dilakukan dengan berdasarkan pada argumen yang telah
disajikan di dalam bagian sebelumnya. Pengulangan opini bersifat pilihan, sehingga
tidak semua teks Eksposisi mempunyainya.

4. Kaidah penulisan teks eksposisi


Beberapa langkah tersebut, sebagai berikut.
a. Menentukan topik yang akan disajikan
Langkah pertama yang harus dilakukan saat membuat teks eksposisi adalah
menentukan tema. Dengan menentukan tema, pada saat menulis kita lebih terfokus
pada tema tersebut sehingga dapat lebih menjiwai tulisan yang dibuat. Adapun sifat
topik-topik yang dikembangkan dalam teks eksposisi, sebagai berikut.
b. Menentukan tujuan eksposisi
Setelah menentukan topik yang akan dipaparkan, kita harus memiliki tujuan yang
nantinya akan memberikan penjelasan dan pemahaman kepada pembaca.
c. Memilih data yang sesuai dengan tema
Setelah menentukan tema dan tujuan penulisan, langkah selanjutnya yang harus
dilakukan adalah mengumpulkan data atau bahan yang diperlukan dalam penulisan
teks eksposisi. Bahan dapat diperoleh dari buku, majalah, pencarian di internet,
surat kabar, maupun wawancara langsung.
d. Membuat kerangka karangan
Sebelum pembuatan karangan eksposisi, terlebih dahulu membuat kerangkanya
secara lengkap dan sistematis.
e. Pembahasan dengan mengembangkan kerangka karangan
Setelah kerangka karangan tersusun, mengembangkan secara lebih lengkap lagi
agar ciri-ciri eksposisi dapat tersalurkan, eksposisi yang bersifat informatif,
objektif, dan logis. Dalam karangan ini, pengarang lebih menjelaskan maksud dari
topiknya itu dengan menyertakan bukti-bukti yang konkret sebagai penunjang dari
pembahasan itu.
f. Membuat simpulan
Sesuai dengan tujuan menuliskan sebuah karangan eksposisi, kesimpulan harus
sejalan, bahkan harus memperkuat tesis tersebut.
Lampiran: 5

5. Unsur kebahasaan teks eksposisi


a. Pronomina
Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa
nomina. Pronomina dapat diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu pronomina
persona dan pronomina nonpersona.
Pronomina Persona (kata ganti orang) yaitu Persona Tunggal. Contohnya seperti ia,
dia, anda, kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-., dan Persona Jamak Contohnya
seperti kita, kami, kalian, mereka, hadirin, para.
Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan orang) yaitu Pronomina Penunjuk
contohnya seperti ini, itu, sini, situ, sana. dan pronomina penanya contohnya seperti
apa, mana, siapa.
b. Nomina dan Verba
Nomina (kata benda)
Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata maupun abstrak. Dalam
kalimat berkedudukan sebagai subjek. Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang
berbentuk nomina dasar maupun nomina turunan. Nomina dasar contohnya gambar,
meja, rumah, pisau. Nomina turunan contohnya perbuatan, pembelian, kekuatan,
dll.
Verba (kata kerja)
Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan, proses, atau keadaan
yang bukan sifat. Dalam kalimat biasanya berfungsi sebagai predikat.

c. Konjungsi
Kata penghubung (konjungsi). Contohnya pada kenyataannya, kemudian, lebih
lanjut. Untuk memperkuat argumentasi, kata hubung atau konjungsi dapat
dimanfaatkan. Dalam konteks pengajuan pendapat tentang kebijakan bahasa
ASEAN itu, penulis menghubungkan argumentasi dengan kata hubung pada
kenyataannya, kemudian, dan lebih lanjut. Idealnya, argumentasi tidak disajikan
secara acak. Kata hubung seperti itu dapat digunakan untuk menata argumentasi
dengan cara mengurutkan dari yang paling kuat menuju ke yang paling lemah atau
sebaliknya.
Lampiran: 5

INTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan Pendidikan : SMAN 3 Tanjungpinang


Tahun Pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : X/ 10
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

KEJADIAN/ BUTIR POS/ TINDAK


NO WAKTU NAMA
PERILAKU SIKAP NEG LANJUT

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN

Nama Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Tanjungpinang


Tahun Pelajaran : 2018/2019
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X/10 IPS

Kompetensi Dasar :
3.3 Menganalisis struktur, isi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan
rekomendasi), kebahasaan teks eksposisi yang didengar dan atau dibaca.
Indikator :
3.3.1 Mengidentifikasi tesis, argumen, dan rekomendasi dalam teks
eksposisi.
3.3.2 Membedakan fakta dan opini dalam teks eksposisi.
3.3.3 Melengkapi tesis dengan argumen.
3.3.4 Menyampaikan kembali isi teks eksposisi dengan bahasa yang
berbeda
Materi :
2. Pengertian teks eksposisi
3. Ciri-ciri kebahasaan teks eksposisi
Lampiran: 5

4. Jenis-jenis teks eksposisi


5. Struktur teks eksposisi
6. Kaidah penulisan teks eksposisi.
Instrumen : Bacalah soal berikut, secara berkelompok jawablah pertanyaannya!
Jenis soal : Tes tertulis
Bentuk soal : Uraian
1. Jawablah pertanyaan berikut!
a. Jelaskan definisi teks eksposisi!
b. Sebutkanlah ciri-ciri kebahasaan teks eksposisi!
c. Sebutkan jenis-jenis teks eksposisi!
d. Jelaskanlah struktur teks eksposisi
e. Tuliskanlah kaidah penulisan teks eksposisi.
2. Lalu presentasikan di depan kelas!

Rubrik Penilaian Penugasan kelompok:

Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Nama kelompok : …………………………………………………
Kelas : …………………………………………………
Tanggal Penugasan : …………………………………………………
Pedoman penyekoran:

No Indikator Skor Skor


Soal Maksimal

a. Menyebutkan definisi teks ekposisi secara lengkap, dan 15 - 20


tepat

Menyebutkan definisi teks eksposisi secara lengkap namun 8 – 15 20


kurang tepat

Menyebutkan definisi teks ekposisi kurang tepat 1–8

b. Menyebutkan ciri kebahasaan teks ekposisi secara lengkap, 15 - 20


dan tepat

Menyebutkan ciri kebahasaan teks ekposisi secara lengkap 8 – 15


namun kurang tepat 20
Menyebutkan ciri kebahasaan teks ekposisi kurang tepat 1–8

c. Menyebutkan jenis teks ekposisi secara lengkap, dan tepat 15 – 20


Lampiran: 5

Menyebutkan jenis teks eksposisi secara lengkap namun 8 – 15


kurang tepat

Menyebutkan jenis teks ekposisi kurang tepat 1–8 20

d. Menyebutkan struktur teks ekposisi secara lengkap, dan 15 – 20


tepat

Menyebutkan struktur teks eksposisi secara lengkap namun 8 – 15


kurang tepat
20
Menyebutkan struktur teks ekposisi kurang tepat 1–8

e. Menyebutkan kaidah kepenulisan teks ekposisi secara 15 – 20


lengkap, dan tepat

Menyebutkan kaidah kepenulisan teks eksposisi secara 8 – 15 20


lengkap namun kurang tepat

Menyebutkan kaidah kepenulisan teks ekposisi kurang 1–8


tepat

Total 100

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN

Nama Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Tanjungpinang


Tahun Pelajaran : 2018/2019
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X/10 IPS

Kompetensi Dasar :
4.3 Mengembangkan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi)
teks
eksposisi secara lisan dan / tulis.
Indikator :
4.3.1 Menyusun isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi)
teks eksposisi secara lisan dan / tulis.
4.3.2 Menyusun ulang gagasan kedalam teks eksposisi.
Lampiran: 5

Jenis soal : Tes tertulis dan Praktik


bentuk soal : tes uraian
1. Buatlah sebuah teks ekposisi dengan tema lingkungan sepanjang satu
halaman buku tulis!
a) Bacalah teks eksposisi hasil tulisan temanmu!
b) Suntinglah teks eksposisi yang ditulis teman berdasarkan ciri bahasa teks
eksposisi dengan cermat!

Rubrik Penilaian:

Penilaian Kompetensi Keterampilan


Nama Siswa : …………………………………………………
Kelas : …………………………………………………
Tanggal Penugasan : …………………………………………………
Aspek Subkompetensi Indikator Ya Tidak

(20) (0)

Ejaan dan tanda Ejaan dan tanda 1. Apakah teks eksposisi yang
baca baca tepat ditulis temanmu ejaan dan tanda
baca sudah tepat?

Struktur kalimat Lengkap dan 2. Apakah teks eksposisi


benar temanmu sudah terdapat judul?

3. Apakah antara judul dan isi


sesuai?

Pilihan kata Memilih diksi 4. Apakah kata yang digunakan


dapat membuat pembaca tertarik
membaca teks eksposisi yang
sedang dibaca?

5. Apakah pilihan kata yang


digunakan mengandung kata-
kata argumentatif?

Total 100
Lampiran: 5

Tanjungpinang, 20 Agustus 2018


Lampiran: 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Sekolah : SMA Negeri 3 Tanjungpinang


Mata pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/ 10 IPS
Materi Pokok : Mengembangkan Pendapat dalam Eksposisi
Alokasi Waktu : 6 × 45 menit (3X Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4:Mengolah, menalar, menyaji,dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

KD 3 KD 4

3.4 Menganalisis struktur 4.4 Mengonstruksikan teks eksposisi


dan kebahasaan teks eksposisi. dengan memerhatikan isi
(permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan rekomendasi),
struktur dan kebahasaan.
IPK IPK

Pertemuan Pertama : Pertemuan Ketiga :


3.4.1 Mengungkapkan struktur teks 4.4.1 Membuat teks eksposisi
eksposisi dengan memerhatikan isi
Pertemuan Kedua : (permasalahan, argumen,
3.4.2 Membandingkan kebahasaan pengetahuan, dan
teks eksposisi rekomendasi), struktur dan
Pertemuan Ketiga : kebahasaan.
Lampiran: 5

3.4.3 Menentukan gagasan pokok


dan gagasan penjelas dalam
teks eksposisi

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pedagogik genre,
saintifik, dan CLIL dengan model pembelajaran diskoveri, peserta didik
dapat menemukan struktur, aspek kebahasaan teks eksposisi, membandingkan
struktur dan aspek kebahasaan, menentukan gagasan pokok dan penjelas, serta
menyusun teks eksposisi dengan rasa ingin tahu, responsif, dan tanggung jawab
selama proses pembelajaran dan bersikap jujur, percaya diri, serta pantang
menyerah.

D. Materi Pembelajaran
Teks eksposisi
1. struktur teks
2. aspek kebahasaan
3. perbandingan struktur dan aspek kebahasaan dua teks.
4. gagasan pokok dan penjelas
5. kerangka teks.

E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran


Pendekatan : Pedagogi genre, Saintifik approach, CILL
Model : discovery learning (pertemuan pertama, kedua dan
ketiga).

F. Media/Alat dan Sumber Belajar


Media :
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian
Alat/Bahan :
 Penggaris, spidol, papan tulis

G. Bahan dan Sumber Belajar


1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata
Pelajaran bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Buku teks pelajaran yang relevan
Lampiran: 5

H. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (2 ×45 menit) : IPK 3.4.1
Aloka
Kegiata Langkah- si
Deskripsi Kegiatan
n langkah DL Wakt
u
Pendahu  Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri 10
-luan anugerah Tuhan dan saling mendoakan. menit
 Peserta didik merespon pertanyaan dari guru
berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya.
 Peserta didik menerima informasi dengan
proaktif tentang keterkaitan pembelajaran
sebelumnya dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
mengenai pembelajaran teks eksposisi.

Kegiatan 1.Stimulation
Inti (pemberian  Peserta didik membaca analisis struktur teks
rangsangan) eksposisi yang disediakan oleh guru yaitu
Pembangunan dan Bencana Lingkungan (hal. 56
– 57 buku Siswa)
2.Problem 70
Statement (pe menit
rtanyaan/ide  Peserta didik menyimak penjelasan Pendidik
ntifikasi untuk mendiskusikan isi tiap bagian struktur teks
masalah) eksposisi.

3.Data
collection (P  Peserta didik berdiskusi kelompok untuk
engumpulan mendiskusikan isi tiap bagian struktur teks
Data) eksposisi

4.Data  Peserta didik mendiskusikan isi bagian teks


Processing (P eksposisi yaitu:
engolahan  Tesis/pernyataan pendapat
Data dan  Argumentasi
analisis)  Penegasan Ulang dan rekomendasi
Lampiran: 5

Aloka
Kegiata Langkah- si
Deskripsi Kegiatan
n langkah DL Wakt
u
5.Verification  Dua kelompok dengan secara bergantian
(Pemeriksaa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
n data) dalam diskusi kelas untuk memverifikasikan hasil
kerjanya, kelompok lain memberikan tanggapan
meliputi :
 Tesis/pernyataan pendapat
 Argumentasi
 Penegasan Ulang dan rekomendasi

6.Generalisat  Di bawah bimbingan Pendidik, peserta didik


ion menyimpulkan :
(penarikan  Struktur teks eksposisi
kesimpulan)  Isi setiap bagian struktur
Penutup   Siswa dan guru mereview hasil kegiatan 10
pembelajaran menit
 Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang berkinerja baik
 Pelajaran ditutup dengan berdoa bersama.

Pertemuan 2 (2 ×45 menit) : IPK 3.4.2


Aloka
Kegiata Langkah- si
Deskripsi Kegiatan
n langkah DL Wakt
u
Pendahu  Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri 10
-luan anugerah Tuhan dan saling mendoakan. menit
 Peserta didik merespon pertanyaan dari guru
berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya.
 Peserta didik menerima informasi dengan proaktif
tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
mengenai pembelajaran teks eksposisi.
Kegiatan 1.Stimulation  Peserta didik membaca analisis struktur teks
Inti (pemberian eksposisi yang disediakan oleh guru yaitu
Lampiran: 5

Aloka
Kegiata Langkah- si
Deskripsi Kegiatan
n langkah DL Wakt
u
rangsangan) Pembangunan dan Bencana Lingkungan (hal.56
– 57 buku Siswa) dan Upaya Melestarikan
Lingkungan Hidup (hal. 59-61 Buku siswa).
70
menit
2.Problem  Peserta didik menyimak penjelasan Pendidik
Statement (pe untuk mendiskusikan kebahasaan teks eksposisi.
rtanyaan/ide
ntifikasi
masalah)

3.Data  Peserta didik berdiskusi kelompok untuk


collection (P mendiskusikan makna istilah, adjektiva, dan
engumpulan afiksasi dalam teks eksposisi.
Data)

4.Data  Peserta didik mendiskusikan isi bagian teks


Processing (P eksposisi yaitu:
engolahan Kebahasaan :
Data dan  Makna istilah
analisis)  Afiksasi
 Adjektiva

5.Verification  Dua kelompok dengan secara bergantian


(Pemeriksaa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
n data) dalam diskusi kelas untuk memverifikasikan
hasil kerjanya; kelompok lain memberikan
tanggapan meliputi
Kebahasaan
 Makna istilah
 Afiksasi
 Adjektiva
Lampiran: 5

Aloka
Kegiata Langkah- si
Deskripsi Kegiatan
n langkah DL Wakt
u
6.Generalisat  Di bawah bimbingan Pendidik, peserta didik
ion menyimpulkan
(penarikan  Makna istilah
kesimpulan)  Afiksasi
 Adjektiva
Penutup   Siswa dan guru mereview hasil kegiatan 10
pembelajaran menit
 Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang berkinerja baik
 Pelajaran ditutup dengan berdoa bersama.

Pertemuan 3 (2 X 45 menit) : IPK 3.4.3 dan 4.4.1


Aloka
Kegiata Langkah- si
Deskripsi Kegiatan
n langkah DL Wakt
u
Pendahu  Peserta didik merespon salam tanda mensyukuri 10
-luan anugerah Tuhan dan saling mendoakan. menit
 Peserta didik merespon pertanyaan dari guru
berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya.
 Peserta didik menerima informasi dengan proaktif
tentang keterkaitan pembelajaran sebelumnya
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
 Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
mengenai pembelajaran teks eksposisi.

Kegiatan 1. Orientasi  Peserta didik dengan rasa ingin tahu, disiplin,


Inti dan bertanggung jawab mengembangkan
gagasan pokok yang disajikan guru dengan
gagasan penjelas yang menguatkan teks
2. Mengorga- eksposisi.
nisasikan 70
 Peserta didik menyusun kalimat penjelas menit
berdasarkan kalimat utama yang telah diberikan
oleh guru.
Lampiran: 5

Aloka
Kegiata Langkah- si
Deskripsi Kegiatan
n langkah DL Wakt
u
3.  Pendidik membimbing Peserta didik dalam
Membimbi- proses pengembangann gagasan pokok dan
ng gagasan penjelas.

4.  Peserta didik secara acak membacakan hasil


Menyajikan karyanya dan peserta didik yang lain
Hasil Karya memberikan tanggapan atau masukan.

5.  Pendidik memberikan evaluasi yang bersifat


Mengevalu- membangun terhadap hasil pekerjaan siswa dan
asi peserta didik yang lain mengajukan pertanyaan
dan menjawab tentang hal yang belum
dipahami.
 Menyimak penguatan yang disampaikan oleh
Pendidik.

6.Generalisat  Kegiatan Pendidik bersama peserta didik yaitu:


ion  Membuat simpulan hasil pembelajaran.
(penarikan  Merefleksi manfaat pembelajaran
kesimpulan) menyusun kalimat penjelas berdasarkan
kalimat utama .
Penutup   Siswa dan guru mereview hasil kegiatan 10
pembelajaran menit
 Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang berkinerja baik
 Pelajaran ditutup dengan berdoa bersama.

I. Penilaian
No Aspek Teknik Bentuk Instrumen
1. Sikap - Observasi kegiatan - Lembar Observasi dan Jurnal
praktikum dan diskusi Terlampir
kelompok
Lampiran: 5

No Aspek Teknik Bentuk Instrumen


2. Pengetahuan - Penugasan - Soal Penugasan Individu dan
- Tes Tertulis Kelompok
- Soal Uraian Individu dan
Kelompok
3. Keterampilan - Penugasan - Lembar Tes Tertulis
Lampiran: 5

LAMPIRAN

INSTRUMEN PENILAIAN SIKAP

Nama Satuan pendidikan : SMA Negeri 3 Tanjungpinang


Tahun pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : X / 10
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

KEJADIAN/ BUTIR POS/ TINDAK


NO WAKTU NAMA
PERILAKU SIKAP NEG LANJUT
1
2
3
4
5

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Tanjungpinang


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X / 10
Kompetensi dasar : 3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksposisi.

Indikator : Pertemuan Pertama :


3.4.1. Mengungkapkan struktur teks eksposisi
Pertemuan Kedua :
3.4.2. Membandingkan kebahasaan teks eksposisi
Materi : Fakta:
Contoh Teks Eksposisi
Konsep:
Struktur Teks Eksposisi
Prinsip:
Kebahasaan Teks Eksposisi
Instrumen:
1. Soal Pertemuan Pertama : Analisislah struktur teks eksposisi Upaya
Melestarikan Lingkungan Hidup!
Lampiran: 5

2. Soal Pertemuan Kedua : Temukan kebahasaan pada teks


eksposisi Pembangunan dan Bencana Alam serta Upaya Melestarikan
Lingkungan Hidup!

1. Bacalah teks kemudian, Analisislah struktur teks eksposisi Upaya


Melestarikan Lingkungan Hidup dengan mengisi tabel berikut!
Teks Eksposisi 1
Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup
Permasalahan seputar lingkungan hidup selalu terdengar mengemuka.
Kejadian demi kejadian yang dialami di dalam negeri telah memberi dampak yang
sangat besar. Tidak sedikit kerugian yang dialami, termasuk nyawa manusia juga.
Namun, hal yang perlu dipertanyakan, apakah pengalaman tersebut sudah cukup
menyadarkan manusia untuk melihat kesalahan dalam dirinya? Ataukah manusia
justru merasa lebih nyaman dengan sikap menghindar dan menyelamatkan diri
dengan tidak memberikan solusi yang lebih baik dan lebih tepat lagi?
Banyak usaha yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam upaya
pelestarian lingkungan hidup. Upaya yang dimaksud adalah upaya rekonsiliasi,
perubahan konsep atau pemahaman tentang alam dan menanamkan budaya
pelestari.

Upaya Rekonsilisasi
Kerusakan lingkungan hidup dan efeknya terus berlangsung dan terjadi.
Manusia cenderung untuk menangisi nasibnya. Lama-kelamaan tangisan terhadap
nasib itu terlupakan dan dianggap sebagai embusan angin yang berlalu. Bekas
tangisan karena efek dari kerusakan lingkungan yang dialaminya hanya tinggal
menjadi suatu memori untuk dikisahkan. Namun, perlu diingat bahwa tidaklah
cukup jika manusia hanya sebatas menangisi nasibnya, tetapi pada kenyataannya
tidak pernah sadar bahwa semua kejadian tersebut adalah hasil dari suatu perilaku
dan tindakan yang patut diperbaiki dan diubah.
Setiap peristiwa dan kejadian alam yang diakibatkan oleh kerusakan
lingkungan hidup merupakan suatu pertanda bahwa manusia mesti sadar dan
berubah. Upaya rekonsiliasi menjadi suatu sumbangan positif yang perlu disadari.
Tanpa sikap rekonsiliasi, kejadian-kejadian alam sebagai akibat kerusakan
lingkungan hidup hanya akan menjadi langganan yang terus-menerus dialami.
Lalu, usaha manusia untuk selalu menghindarkan diri dari akibat kerusakan
lingkungan hidup tersebut hendaknya bukan dipahami sebagai suatu kenyamanan
saja. Akan tetapi, justru kesempatan itu menjadi titik tolak untuk memulai suatu
perubahan. Perubahan untuk dapat mencegah dan meminimalisasi efek yang lebih
besar. Jadi, sikap rekonsiliasi dari pihak manusia dapat memungkinkannya
melakukan perubahan demi kenyamanan di tengah-tengah lingkungan hidupnya.
Lampiran: 5

Perubahan Konsep atau Pemahaman Manusia tentang Alam


Salah satu akar permasalahan seputar kerusakan lingkungan hidup adalah
terjadinya pergeseran pemahaman manusia tentang alam. Berbagai fakta kerusakan
lingkungan hidup yang terjadi di tanah air adalah hasil dari suatu pergeseran
pemahaman manusia tentang alam. Cara pandang tersebut melahirkan tindakan
yang salah dan membahayakan. Misalnya, konsep tentang alam sebagai objek.
Konsep ini memberi indikasi bahwa manusia cenderung untuk mempergunakan
alam seenaknya. Tindakan dan perilaku manusia dalam mengeksplorasi alam terus
terjadi tanpa disertai suatu pertanggungjawaban bahwa alam perlu dijaga keutuhan
dan kelestariannya.
Banyak binatang yang seharusnya dilindungi justru menjadi korban
perburuan manusia yang tidak bertanggung jawab. Pembalakan liar yang terjadi pun
tak dapat dibendung lagi. Pencemaran tanah dan air sudah menjadi kebiasaan yang
terus dilakukan. Polusi udara sudah tidak disadari bahwa di dalamnya terdapat
kandungan toksin yang membahayakan. Jadi, alam merupakan objek yang terus
menerus dieksploitasi dan dipergunakan manusia.
Berdasarkan kenyatan demikian, diperlukan suatu perubahan konsep baru.
Konsep yang dimaksud adalah melihat alam sebagai subjek. Konsep alam sebagai
subjek berarti manusia dalam mempergunakan alam membutuhkan kesadaran dan
rasa tanggung jawab. Di sini seharusnya manusia dalam hidupnya dapat
menghargai dan mempergunakan alam secara efektif dan bijaksana. Misalnya,
orang Papua memahami alam sebagai ibu yang memberi kehidupan. Artinya alam
dilihat sebagai ibu yang darinya manusia dapat memperoleh kehidupan. Oleh
karena itu, tindakan merusak lingkungan secara tidak langsung telah merusak
kehidupan itu sendiri.

Teks Eksposisi 2
Pembangunan dan Bencana Lingkungan
Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius.
Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk,
penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan
hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan. Dari hal
itu dapat dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang terjadi karena jumlah
populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang meningkat,
sedangkan teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.
Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktik
pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian alam, atau disebut
pembangunan yang tidak berkelanjutan. Seharusnya, konsep pembangunan adalah
Lampiran: 5

memenuhi kebutuhan manusia saat ini dengan mempertimbangkan kebutuhan


generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya.
Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada saat ini ternyata jauh
dari harapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi di Negara berkembang, salah
satunya Indonesia. Sebagai contoh, setiap tahun di negara kita diperkirakan terjadi
penebangan hutan seluas 3.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kota Jakarta). Hal
ini juga diikuti oleh punahnya flora dan fauna langka. Kenyataan ini sangat jelas
menggambarkan kehancuran alam yang terjadi saat ini yang diikuti bencana bagi
manusia.
Pada tahun 2005 - 2006 tercatat terjadi 330 bencana banjir, 69 bencana tanah
longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan 13 bencana
tsunami. Bencana longsor dan banjir itu disebabkan oleh perusakan hutan dan
pembangunan yang mengabaikan kondisi alam.
Bencana alam lain yang menimbulkan jumlah korban banyak terjadi karena
praktik pembangunan yang dilakukan tanpa memerhatikan potensi bencana.
Misalnya, banjir yang terjadi di Jakarta pada Februari 2007, dapat dipahami sebagai
dampak pembangunan kota yang mengabaikan kerusakan lingkungan dan bencana
alam.
Menurut tim ahli Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air,
penyebab utama banjir di Jakarta ialah pembangunan kota yang mengabaikan
fungsi daerah resapan air dan tampungan air. Hal ini diperparah dengan saluran
drainase kota yang tidak terencana dan tidak
terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai. Akhirnya debit air hujan yang
tinggi menyebabkan bencana banjir yang tidak terelakkan.
Masalah lingkungan di atas merupakan masalah serius yang harus segera
diatasi. Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan
tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya
kondisi bumi.

Analisislah struktur teks Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup dengan


mengisi tabel berikut ini.

Tesis/
Pernyataan
Pendapat

Argumentasi

Argumentasi
Lampiran: 5

Argumentasi

Argumentasi

Penegasan
Ulang

2. Datalah istilah yang terdapat dalam teks Pembangunan dan Bencana


Lingkungan Hidup serta Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup, kemudian
carilah maknanya di dalam KBBI atau dalam Kamus Istilah!

Judul teks : Pembangunan dan Bencana Lingkungan Hidup

No Istilah Makna
1. Polusi Pencemaran
2. Habitat 1 Tempat tinggal khas bagi seseorang atau
kelompok masyarakat;
2 Bio tempat hidup organisme tertentu;
tempat hidup yang alami (bagi tumbuhan
dan hewan); lingkungan kehidupan asli;
3 Geo tempat kediaman atau kehidupan
tumbuhan, hewan, dan manusia dengan
kondisi tertentu pada permukaan bumi;
3.
4.
5.
6.
dst.

Judul teks : Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup

No Istilah Makna
1. Rekonsiliasi
3. Efek
4. Konsep
5.
Lampiran: 5

6.
dst.

Rubrik Penilaian Kompetensi Pengetahuan

Nama kelompok : …………………………………………………


Kelas : …………………………………………………
Tanggal Penugasan :...............................................................

Pedoman penyekoran:
No Deskripsi Skor Skor
soal Maksimal
1 Menjawab dengan benar 3 bagian struktur teks 50 50
eksposisi dengan tepat.
Menjawab dengan benar 2 bagian struktur teks 35
eksposisi dengan tepat.
Menjawab dengan benar 1 bagian struktur teks 15
eksposisi dengan tepat.
2 Menemukan dengan benar 6 kebahasaan teks eksposisi 50 50
Menemukan dengan benar 3 kebahasaan teks eksposisi 35
Menemukan dengan benar 1 kebahasaan teks eksposisi 15
JUMLAH SKOR 100

Kunci jawaban soal pertemuan pertama:


Tesis/ Permasalahan seputar lingkungan hidup selalu terdengar
Pernyataan mengemuka. Kejadian demi kejadian yang dialami di dalam negeri telah
Pendapat memberi dampak yang sangat besar. Tidak sedikit kerugian yang dialami,
termasuk nyawa manusia juga. Namun, hal yang perlu dipertanyakan,
apakah pengalaman tersebut sudah cukup menyadarkan manusia untuk
melihat kesalahan dalam dirinya? Ataukah manusia justru merasa lebih
nyaman dengan sikap menghindar dan menyelamatkan diri dengan tidak
memberikan solusi yang lebih baik dan lebih tepat lagi?
Banyak usaha yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam
upaya pelestarian lingkungan hidup. Upaya yang dimaksud adalah upaya
rekonsiliasi, perubahan konsep atau pemahaman tentang alam dan
menanamkan budaya pelestari.
Lampiran: 5

Argumenta Kerusakan lingkungan hidup dan efeknya terus berlangsung dan


si terjadi. Manusia cenderung untuk menangisi nasibnya. Lama-kelamaan
tangisan terhadap nasib itu terlupakan dan dianggap sebagai embusan
angin yang berlalu. Bekas tangisan karena efek dari kerusakan lingkungan
yang dialaminya hanya tinggal menjadi suatu memori untuk dikisahkan.
Namun, perlu diingat bahwa tidaklah cukup jika manusia hanya sebatas
menangisi nasibnya, tetapi pada kenyataannya tidak pernah sadar bahwa
semua kejadian tersebut adalah hasil dari suatu perilaku dan tindakan yang
patut diperbaiki dan diubah.

Setiap peristiwa dan kejadian alam yang diakibatkan oleh


kerusakan lingkungan hidup merupakan suatu pertanda bahwa manusia
mesti sadar dan berubah. Upaya rekonsiliasi menjadi suatu sumbangan
positif yang perlu disadari. Tanpa sikap rekonsiliasi, kejadian-kejadian
alam sebagai akibat kerusakan lingkungan hidup hanya akan menjadi
langganan yang terus-menerus dialami.

Argumenta
si Lalu, usaha manusia untuk selalu menghindarkan diri dari akibat
kerusakan lingkungan hidup tersebut hendaknya bukan dipahami sebagai
suatu kenyamanan saja. Akan tetapi, justru kesempatan itu menjadi titik
tolak untuk memulai suatu perubahan. Perubahan untuk dapat mencegah
dan meminimalisasi efek yang lebih besar. Jadi, sikap rekonsiliasi dari
pihak manusia dapat memungkinkannya melakukan perubahan demi
kenyamanan di tengah-tengah lingkungan hidupnya.

Argumenta Salah satu akar permasalahan seputar kerusakan lingkungan hidup


si adalah terjadinya pergeseran pemahaman manusia tentang alam. Berbagai
fakta kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di tanah air adalah hasil
dari suatu pergeseran pemahaman manusia tentang alam. Cara pandang
tersebut melahirkan tindakan yang salah dan membahayakan. Misalnya,
konsep tentang alam sebagai objek. Konsep ini memberi indikasi bahwa
manusia cenderung untuk mempergunakan alam seenaknya. Tindakan dan
perilaku manusia dalam mengeksplorasi alam terus terjadi tanpa disertai
Lampiran: 5

suatu pertanggungjawaban bahwa alam perlu dijaga keutuhan dan


kelestariannya.

Argumenta Banyak binatang yang seharusnya dilindungi justru menjadi


si korban perburuan manusia yang tidak bertanggung jawab. Pembalakan liar
yang terjadi pun tak dapat dibendung lagi. Pencemaran tanah dan air sudah
menjadi kebiasaan yang terus dilakukan. Polusi udara sudah tidak disadari
bahwa di dalamnya terdapat kandungan toksin yang membahayakan. Jadi,
alam merupakan objek yang terus menerus dieksploitasi dan dipergunakan
manusia.

Penegasan Berdasarkan kenyatan demikian, diperlukan suatu perubahan


Ulang dan konsep baru. Konsep yang dimaksud adalah melihat alam sebagai subjek.
rekomenda Konsep alam sebagai subjek berarti manusia dalam mempergunakan alam
si membutuhkan kesadaran dan rasa tanggung jawab.

Di sini seharusnya manusia dalam hidupnya dapat menghargai dan


mempergunakan alam secara efektif dan bijaksana. Misalnya, orang Papua
memahami alam sebagai ibu yang memberi kehidupan. Artinya alam
dilihat sebagai ibu yang darinya manusia dapat memperoleh kehidupan.
Oleh karena itu, tindakan merusak lingkungan secara tidak langsung telah
merusak kehidupan itu sendiri.

Kunci jawaban soal pertemuan kedua :


Lingkungan dan Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup.
No Istilah Makna
1. Polusi pengotoran (tentang air, udara, dan sebagainya);
pencemaran:
3. Habitat 1. Tempat tinggal khas bagi seseorang atau kelom-pok
masyarakat;
2. Bio tempat hidup organisme tertentu; tempat hidup yang
alami (bagi tumbuhan dan hewan); lingkungan
kehidupan asli;
3. Geo tempat kediaman atau kehidupan tumbuhan, hewan,
dan manusia dengan kondisi tertentu pada permukaan
bumi;
Lampiran: 5

4. Perubahan perubahan jangka panjang dalam distribusi pola cuaca


iklim secara statistik sepanjang periode waktu mulai dasawarsa
hingga jutaan tahun. Istilah ini bisa juga berarti perubahan
keadaan cuaca ratarata atau perubahan distribusi peristiwa
cuaca ratarata, contohnya, jumlah peristiwa cuaca ekstrem
yang semakin banyak atau sedikit.

5. Iklim kondisi rata-rata cuaca berdasarkan waktu yang panjang


untuk suatu lokasi di bumi atau planet lain.
6. Fauna keseluruhan kehidupan hewan suatu habitat, daerah, atau
strata geologi tertentu; dunia hewan
7. Flora keseluruhan kehidupan jenis tumbuh-tumbuhan
suatu habitat, daerah, atau strata geologi tertentu; alam
tumbuh-tumbuhan;
8. Drainase saluran air

9. Solusi penyelesaian/ pemecahan masalah


10. daerah Sareah masuknya air dari permukaan tanah ke dalam zona
resapan air jenuh air sehingga membentuk aliran air tanah yang
mengalir ke daerah yang lebih rendah.

No Istilah Makna
1. Rekonsiliasi Perbuatan/ tindakan memulihkan hubungan
persahabatan pada keadaan semula;

3. Efek Akibat, pengaruh


4. Konsep ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa
konkret

5. Indikasi Tanda-tanda yang menarik perhtian, petunjuk.

6. Pembalakan Kegiatan menebang pohon untuk mendapatkan kayu


bulat
Lampiran: 5

7. Toksin zat racun yang dibentuk dan dikeluarkan oleh


organisme yang menyebabkan kerusakan radikal dalam
struktur atau faal, merusak total hidup atau keefektifan
organisme pada satu bagian.

8. Dieksploitasi Didayagunakan
9. Solusi Pemecahan masalah
10. Potensi Kemampuan yang mungkin untuk dikembangkan

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN

PENUGASAN
Satuan Pendidikan : SMA Negeri 3 Tanjungpinang
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X / 10
Kompetensi dasar : 4.3 Mengonstruksikan teks eksposisi dengan
memerhatikan isi (permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan rekomendasi), struktur dan
kebahasaan.
Indikator : 4.3.1 Menentukan gagasan pokok dan
gagasan penjelas dalam teks eksposisi
4.3.2
Materi : Menyusun teks eksposisi

Kisi-kisi
Materi No
Kompetensi Dasar IPK Indikator Soal
Pokok Soal
4.3 Mengonstruksikan 4.3.1 Menentukan Gagasan Disediakan sebuah 1.
teks eksposisi dengan gagasan pokok dan pokok gagasan utama, peserta
memerhatikan isi gagasan penjelas Gagasan didik mengembangkan
(permasalahan, dalam teks eksposisi penjelas dengan menambahkan
argumen, gagasan penjelas yang
pengetahuan, dan sesuai.
rekomendasi), 4.3.2 Menyusun teks Teks Disajikankan suatu 2.
struktur dan Eksposisi eksposisi gagasan pokok atau
kebahasaan. topik, peserta didik
menyusun teks
Lampiran: 5

eksposisidengan
memerhatikan isi
(permasalahan,
argumen,
pengetahuan, dan
rekomendasi), struktur
dan kebahasaan.
Instrumen
Tugas:
1. Lengkapilah gagasan utama yang disajikan dengan gagasan pendukung
yang menguatkan teks eksposisi!

2. Dengan Kembangkan gagasan pokok atau topik yang telah disediakan ke


dalam teks eksposisi dengan memerhatikan isi (permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan rekomendasi), struktur dan kebahasaan!

Pedoman Penyekoran Tugas


No Skor
Deskripsi Skor
soal maksimal
1. Gagasan pendukung tepat dan menguatkan teks eksposisi 90-100 100
Gagasan pendukung cukup tepat dan cukup menguatkan 80-89
teks eksposisi
Gagasan pendukung kurang tepat dan kurang menguatkan 70-79
teks eksposisi 0-69
Gagasan pendukung tidak tepat dan tidak menguatkan teks
eksposisi
2. Merumuskan kalimat tesis dengan tepat 8-10 20
Merumuskan kalimat tesis kurang tepat. 4-7
Merumuskan kalimat tesis salah. 0-3

Argumen tepat dan lengkap. 8-10 20


Argumen tepat tapi kurang lengkap. 4-7
Argumen kurang mendukung tesis. 0-3
Merumuskan kalimat penegasan ulang dengan tepat. 8-10 20
Merumuskan kalimat penegasan ulang kurang tepat. 4-7
Merumuskan kalimat penegasan salah. 0-3
Lampiran: 5

Teks eksposisi menggunakan bahasa dan ejaan yang tepat. 8-10 20


Teks eksposisi menggunakan bahasa dan ejaan yang 4-7
kurang tepat. 0-3
Teks eksposisi menggunakan bahasa dan ejaan yang
tidak tepat

KISI-KISI SOAL HOTS


Tahun Pelajaran 2018/2019

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Program : X
Semester : 1 (satu)
Kurikulum : 2013
Kelas/ Level
Kompetens Materi Indikator Bentuk Nomor
No Semeste Kogniti
i Dasar Pokok Soal Soal Soal
r f
1 3.4Mengana Analisis X/1 Disajikan te C4 Uraian 1
lisis struktur struktur ks eksposisi (menga
dan tekseksposisi , peserta nalisis)
kebahasaan didik dapat
teks menganalisi
eksposisi. s struktur
teks
eksposisi

KISI-KISI SOAL HOTS


Tahun Pelajaran 2018/2019

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia


Kelas/Program : X
Semester : 1 (satu)
Kurikulum : 2013
Lampiran: 5

Kelas/ Level
Kompetensi Materi Indikator Bentuk Nomor
No Semest Ketera
Dasar Pokok Soal Soal Soal
er mpilan
1 4.3Mengonstr Menyusun X/1 Disajikan seb P5: Uraian 1
uksikan teks teks eksposisi uah gagasan naturali
eksposisi pokoki, sasi
dengan peserta didik
memerhatika dapat Mendes
n isi melengkapai ain
(permasalaha dengan
n, argumen, gagasan
pengetahuan, pendukung
dan yang
rekomendasi) menguatkan
, struktur dan teks
kebahasaan. eksposisi.

Tanjungpinang, 27 Agustus 2018


Lampiran: 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMAN 3 Tanjungpinang


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : X/10 IPS 1
Materi Pokok : Teks Anekdot
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (1 kali pertemuan)

B. Kompetensi Inti
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji,dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


KD 3 KD 4
3.6 Menganalisis struktur dan 4.6 Menciptakan kembali teks
kebahasaan teks anekdot. anekdot dengan memerhatikan
struktur, dan kebahasaan.

IPK IPK
3.3.4 Mengidentifikasi struktur 4.3.4 Menyusun kembali teks
anekdot. anekdot dengan
3.3.5 Mengidentifikasi kebahasaan memerhatikan struktur dan
teks anekdot kebahasaan
4.3.5 Mempresentasikan teks
anekdot yang telah disusun
4.3.6 Menanggapi teks anekdot
yang telah disusun
4.3.7 Merevisi teks anekdot yang
telah disusun
Lampiran: 5

F. Tujuan Pembelajaran
Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan ilmiah, pedagogik genre,
saintifik, dan CLIL dengan model pembelajaran pemodelan kooperatif tipe Make A
Match (mencari pasangan), peserta didik dapat mengidentifikasi struktur anekdot,
peserta didik dapat menyusun kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur
dan kebahasaan, peserta didik dapat mempresentasikan, menanggapi dan merevisi
teks anekdot yang telah disusun., dan tanggung jawab selama proses pembelajaran
dan bersikap jujur, percaya diri, serta pantang menyerah

G. Materi Pembelajaran
5. Fakta
 Contoh Teks Anekdot
6. Konsep
 Struktur (bagian-bagian) dalam Teks Anekdot
 Kebahasaan dalam Teks Anekdot
7. Prinsip
Struktur dan kebahasaan dalam teks anekdot
8. Prosedur
 Memahami dan menemukan struktur teks anekdot.
 Memahami dan menemukan kebahasaan teks anekdot.

H. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran


1. Pendekatan
Ilmiah, Pedagogi genre, Saintifik approach, CILL
2. Metode
Penugasan berupa pencarian pasangan kartu, tanya jawab, dan diskusi
3. Model
- Make a match (mencari pasangan)
I. Media dan Alat Pembelajaran
3. Media
 Rangkap fotokopi contoh teks anekdot
 Kartu berwarna hijau dan kuning
 Lembar penilaian
4. Alat/Bahan :
 Contoh teks anekdot (terlampir)
Lampiran: 5

 Kertas Plano, spidol, papan tulis.

J. Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata
Pelajaran bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Buku teks pelajaran yang relevan

K. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Pertama (2 Jam Pelajaran): IPK 3.8.1 – 3.8.2
Kegiata Langkah- Alokasi
Deskripsi Kegiatan
n langkah DL Waktu
Pendahu  Mengucapkan salam 15 menit
-luan  Berdo`a
 Memeriksa kebersihan kelas
 Menanyakan keadaan peserta didik
(mengabsen)
 Peserta didik merespon pertanyaan dari guru
1.Stimulation berhubungan dengan pembelajaran sebelumnya.
(pemberian  Guru melakukan pemusatan perhatian :
rangsangan) Apersepsi dengan memberikan pertanyaan sebagai
berikut.
a. Siapakah yang gemar atau hobi membaca
anekdot di rumah maupun di sekolah?
b. Siapa yang gemar atau hobi
menciptakan/mengarang teks anekdot?
c. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
mempelajari struktur dan kebahasaan teks
anekdot.
d. Guru menuliskan KD dan Indikator
pembelajaran.
Kegiatan 2.Problem  Guru menayangkan 1 contoh teks anekdot
Inti Statement (pe menggunakan proyektor.
rtanyaan/ide  Guru bersama siswa mengamati dan
ntifikasi mendeskripsikan struktur dan kebahasaan yang
masalah) ada di contoh teks anekdot tsb.
 Guru membuka sesi tanya jawab, guru bertanya
ke siswa dan sebaliknya siswa bertanya kepada
guru mengenai struktur dan kebahasaan pada
contoh teks anekdot tsb. 60 menit
Lampiran: 5

Kegiata Langkah- Alokasi


Deskripsi Kegiatan
n langkah DL Waktu
3.Data  Siswa dibagi menjadi 2 kelompok
collection (P  Guru memberi lembaran berisi 1 contoh teks
engumpulan anekdot
Data)  Guru memberi kartu hijau/kartu soal ke setiap
siswa di kelompok 1. Dan kartu kuning/jawaban
ke setiap siswa dikelompok 2.
 Guru memberi arahan dan penjelasan mengenai
permainan make a match.

4.Data  Siswa beserta kelompok mulai mencari pasangan


Processing (P yang mempunyai kartu soalan yang cocok
engolahan dengan kartu jawaban yang merka miliki dengan
Data dan batas waktu ditentukan guru. (Pada tahap ini guru
analisis) perlu menegaskan siswa agar tidak ribut selama
permainan make a match berlangsung).

5.Verification  Siswa yang paling tercepat mencari


(Pemeriksaa pasangannya akan dipisahkan barisannya.
n data)  Guru meminta siswa menempelkan hasil
kerjanya di kertas plano yang sudah disediakan
di papan tulis.
 Siswa diminta mempresentasikan hasil kerjanya
dan guru memberi penguatan terhadap hasil
presentasi kerjanya serta ditanggapi oleh siswa
lainnya

6.Generalisat  Di bawah bimbingan Pendidik, peserta didik


ion menyimpulkan struktur dan kebahasaan teks
(penarikan anekdot.
kesimpulan)
Penutup   Siswa dan guru mereview hasil kegiatan
pembelajaran dan memberikan evaluasi untuk 15menit
mengukur tercapainya tujuan pembelajaran
(melalui tes lisan dan jawaban singkat)
Lampiran: 5

Kegiata Langkah- Alokasi


Deskripsi Kegiatan
n langkah DL Waktu
 Guru melaksanakan penilaian
 Menjelaskan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
 Pelajaran ditutup dengan salam penutup.

I. Penilaian
Jenis/Teknik penilaian
No Aspek Teknik Bentuk Instrumen
1. Sikap - Observasi pemainan make a - Lembar Observasi
match dan presentasi
2. Aktivitas - Observasi pemainan make a - Lembar Observasi
match dan presentasi
3. Pengetahuan - Penugasan make a match - Pasangan kartu soal dan kartu
dan jawaban
keterampilan - Presentasi
Lampiran: 5

LAMPIRAN

MATERI PEMBELAJARAN
1. Contoh Teks Anekdot
KUHP Dalam Anekdot
Seorang dosen fakultas hukum suatu universitas sedang memberikan kuliah hukum
pidana. Suasana kelas biasa-biasa saja.
Saat sesi tanya-jawab tiba, Ali bertanya kepada pak dosen. “Apa kepanjangan
KUHP, Pak?” Pak dosen tidak menjawab sendiri, melainkan melemparkannya
kepada Ahmad. “Saudara Ahmad, coba dijawab pertanyaan Saudara Ali tadi,” pinta
pak dosen. Dengan tegas Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara, Pak …!”
Mahasiswa lain tentu tertawa, sedangkan pak dosen hanya menggeleng-gelengkan
kepala seraya menambahkan pertanyaan kepada Ahmad, “Saudara Ahmad, dari
mana Saudara tahu jawaban itu?” Dasar Ahmad, pertanyaan pak dosen dijawabnya
dengan tegas, “Peribahasa Inggris mengatakan pengalaman adalah guru yang
terbaik, Pak …!” Semua mahasiswa di kelas itu tercengang. Mereka berpandang-
pandangan. Lalu,mereka tertawa terbahak-bahak.
Gelak tawa mereda. Kelas kembali berlangsung normal.

2. Struktur, kaidah, dan kebahasaan teks anekdot


Teks Anekdot adalah teks yang berisi pengalaman seseorang yang tidak biasa.
Pengalaman yang tidak biasa tersebut disampaikan kepada orang lain dengan tujuan
untuk menghibur si pembaca.
Struktur teks anekdot, yaitu :
a. Abstrak adalah bagian di awal paragraf yang berfungsi memberi gambaran
tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada
di dalam teks.
b. Orientasi adalah bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar
belakang bagaimana peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita dengan
detil di bagian ini.
c. Krisis adalah bagian dimana terjadi hal atau masalah yang unik atau tidak
biasa yang terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan.
d. Reaksi adalah bagian bagaimana cara penulis atau orang yang ditulis
menyelesaikan masalah yang timbul di bagian crisis tadi.
e. Koda merupakan bagian akhir dari cerita unik tersebut. Bisa juga dengan
memberi kesimpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang
ditulis.

Kebahasaan dalam teks anekdot :


Lampiran: 5

Ciri kebahasaan jarang menarik perhatian, sering dijumpai keterangan


waktu lampau, terdapat kalimat perintah dan seru, serta tempat secara berurutan.

INTRUMEN PENILAIAN SIKAP


Nama Satuan Pendidikan : SMAN 3 Tanjungpinang
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : X/ 10 IPS 1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
KEJADIAN/ BUTIR TINDAK
NO WAKTU NAMA
PERILAKU SIKAP LANJUT
1
2
3
4

INTRUMEN PENILAIAN AKTIVITAS


Nama Satuan Pendidikan : SMAN 3 Tanjungpinang
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : X/ 10 IPS 1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
NO NAMA NILAI ASPEK
Tanggung Disiplin Jujur Jumlah
jawab Skor
1.
2.
3.
Keterangan :
1 : Kurang
2 : Sedang
3 : Baik
4 : Sangat Baik

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN DAN


KETERAMPILAN
Nama Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X/10 IPS 1
Lampiran: 5

Kompetensi Dasar :
3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot..
Indikator :
3.6.1 Mengidentifikasi struktur anekdot.
3.6.2 Mengidentifikasi kebahasaan teks anekdot
Materi :
Struktur dan kebahasaan dalam teks anekdot.
Instrumen : Carilah pasangan kartu (soal-jawaban) yang kamu miliki!
Jenis soal dan jawaban : tertulis pada kartu
1. Soal pada kartu meliputi!
a. Pengertian struktur teks anekdot; Abstrak, orientasi, krisis, reaksi, dan koda.
b. Isi dari setiap bagian struktur dalam teks anekdot berjudul “KUHP”
c. Unsur kebahasaan dalam teks anekdot berjudul “KUHP”
2. Pasangan yang tercepat bertemu silahkan memisahkan barisan dan
presentasikan di depan kelas!

Rubrik Penilaian Penugasan Make A Match:


Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Nama Pasangan : …………………………………………………
Kelas : …………………………………………………
Tanggal Penugasan : …………………………………………………
Pedoman penyekoran:
No. Indikator Skor Skor
Maksimal
1. Kecocokan/kebenaran kartu soal dan kartu jawaban 60 100
Memahami permainan make a match 20
Kecepatan mencari pasangan 20
JUMLAH 100

Rubrik Penilaian Keterampilan:


Penilaian Kompetensi Keterampilan
Nama Siswa : …………………………………………………
Kelas : …………………………………………………
Tanggal Penugasan : …………………………………………………
No. Indikator Skor Skor
Maksimal
1. Memahami struktur dan bahasa dalam teks anekdot 70 - 100 100
Kurang memahami struktur dan bahasa dalam teks anekdot 40 - 70
JUMLAH 100
Lampiran: 5

Tanjungpinang, 12 September 2018


Lampiran: 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SMAN 3 Tanjungpinang


Mata Pelajaran : Bahasa indonesia
Kelas/Semester : X/10 IPS 1
Materi Pokok : Hikayat (cerita rakyat)
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit (2 kali pertemuan)

C. Kompetensi Inti
KI 3 :Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, menyaji,dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)


KD 3 KD 4
3.8 Membandingkan nilai-nilai dan 4.4 Mengembangkan cerita rakyat
karakteristik cerita rakyat (hikayat) ke dalam bentuk
(hikayat) dan cerpen. cerpen dengan memerhatikan
isi dan nilai-nilai.

IPK IPK
3.3.6 Membandingkan 4.4.1 Membandingkan alur cerita
karakteristik antara hikayat dalam hikayat dan cerpen
dan cerpen. 4.4.2 Menyusun kembali isi
cerita rakyat ke dalam
3.3.7 Membandingkan nilai-nilai bentuk cerpen dengan
dalam teks hikayat dan dalam memerhatikan isi dan nilai-
cerpen. nilai.
4.4.3 Mempresentasikan teks
cerpen yang disusun.

I. Tujuan Pembelajaran
Pertemuan 1 : Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pedagogik
genre, saintifik, dan CLIL dengan model pembelajaran pemodelan discovery,
peserta didik dapat membandingkan karakteristik cerpen dan hikayat,
membandingkan nilai-nilai dalam teks hikayat dan dalam cerpen dengan rasa ingin
Lampiran: 5

tahu, responsif, dan tanggung jawab selama proses pembelajaran dan bersikap jujur,
percaya diri, serta pantang menyerah

Pertemuan 2 : Melalui kegiatan pembelajaran dengan pendekatan


pemodelan, pedagogik genre, saintifik, dan CLIL dengan diskusi dan penugasan,
peserta didik terampil membandingkan alur cerita dalam hikayat dan cerpen dan
mengubah teks hikayat ke dalam cerpen dengan rasa ingin tahu, responsif, dan
tanggung jawab selama proses pembelajaran dan bersikap jujur, percaya diri, serta
pantang menyerah.

J. Materi Pembelajaran
9. Fakta
 Teks cerita rakyat
 Teks cerita pendek
10. Konsep
 Karakteristik cerita rakyat (hikayat) dan cerpen
 Nilai-nilai dalam cerita rakyat (hikayat) dan cerpen
11. Prinsip
Karakteristik dan nilai kehidupan cerita rakyat (hikayat) dan cerpen.
12. Prosedur
 Menemukan karakteristik cerita rakyat (hikayat) dan cerpen.
 Menemukan nilai-nilai kehidupan cerita rakyat (hikayat) dan cerpen.

K. Pendekatan, Metode, dan Model Pembelajaran


1. Pendekatan
Pedagogi genre, Saintifik approach, CILL
2. Metode
Penugasan, tanya jawab, dan diskusi
3. Model
- Discovey Learning (pertemuan pertama)
- Penugasan (pertemuan kedua)

L. Media dan Alat Pembelajaran


5. Media
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Lembar penilaian
6. Alat/Bahan :
 Penggalan hikayat dan cerpen (terlampir)
 Penggaris, spidol, papan tulis.

M. Sumber Belajar
1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku siswa Mata
Pelajaran bahasa Indonesia. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
2. Buku teks pelajaran yang relevan
Lampiran: 5

N. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran


Pertemuan Pertama (2 Jam Pelajaran): IPK 3.8.1 – 3.8.2
Kegiata Langkah- Alokasi
Deskripsi Kegiatan
n langkah DL Waktu
Pendahu  Mengucapkan salam 15 menit
-luan  Berdo`a
 Menanyakan keadaan peserta didik
(mengabsen)
 Peserta didik merespon pertanyaan dari guru
berhubungan dengan pembelajaran
sebelumnya.
 Guru melakukan pemusatan perhatian :
Apersepsi dengan memberikan pertanyaan sebagai
berikut.
1.Stimulation e. Siapakah yang masih mengingat apa yang
(pemberian dimaksud dengan Cerpen?
rangsangan) f. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
mempelajari perbedaan antara hikayat
dengan cerpen dan nilai-nilai dalam teks
hikayat serta teks cerpen.
Kegiatan 2.Problem  Membagi peserta didik dalam kelompok kecil,
Inti Statement (pe 1 kelompok terdiri dari 5-6 orang.
rtanyaan/ide  Menyampaikan informasi tentang kegiatan
ntifikasi yang akan dilakukan yaitu :
masalah) Mencari perbedaan karakteristik antara hikayat
dan cerpen.
Mencari nilai-nilai yang ada pada hikayat dan
cerpen.
 Peserta didik membaca penggalan hikayat dan 60 menit
cerpen yang disediakan oleh guru yang berjudul
hikayat Indera Bangsawan (hal. 108 – 110 buku
siswa) dan cerpen Tukang Pijat Keliling (hal.
132 – 137 buku siswa.
 Siswa mendiskusikan karakteristik dan nilai-
nilai yang ada dalam hikayat dan cerpen.

3.Data  Peserta didik berdiskusi kelompok


collection (P untuk mengumpulkan data/informasi sebanyak
engumpulan mungkin mengenai pertanyaan pada kegiatan
Data) diatas.
Lampiran: 5

Kegiata Langkah- Alokasi


Deskripsi Kegiatan
n langkah DL Waktu
4.Data  Siswa secara berkelompok menemukan dan
Processing (P mendata perbedaan karakteristik antara hikayat
engolahan dengan cerpen dan mendata nilai-nilai yang
Data dan terdapat dalam teks hikayat dan teks cerpen.
analisis)

 Dua kelompok dengan secara bergantian


5.Verification mempresentasikan hasil kerja kelompoknya
(Pemeriksaa dalam diskusi kelas untuk memverifikasikan
n data) hasil kerjanya dan kelompok lain memberikan
tanggapan meliputi

 Di bawah bimbingan Pendidik, peserta didik


6.Generalisat menyimpulkan perbedaan karakteristik hikayat
ion dan cerpen serta nilai-nilai dalam teks hikayat
(penarikan
dan teks cerpen .
kesimpulan)
Penutup   Siswa dan guru mereview hasil kegiatan
pembelajaran dan memberikan evaluasi untuk 15menit
mengukur tercapainya tujuan pembelajaran
(melalui tes lisan dan jawaban singkat)
 Guru Melaksanakan penilaian
 Menjelaskan rencana pembelajaran pada
pertemuan berikutnya
 Pelajaran ditutup dengan salam penutup.

I. Penilaian
Jenis/Teknik penilaian
No Aspek Teknik Bentuk Instrumen
1. Sikap - Observasi kegiatan - Lembar Observasi
praktikum dan diskusi
kelompok
2. Pengetahuan - Penugasan - Soal Penugasan
- Tes Tertulis - Soal Uraian
3. Keterampilan - Laporan Praktik - Rubrik Penilaian
Lampiran: 5

LAMPIRAN

MATERI PEMBELAJARAN

A. HIKAYAT
1. Pengertian Hikayat
Hikayat merupakan suatu prosa yang menceritakan berisi keajaiban tokoh atau
peristiwa yang bersifat fiktif dan menggunakan bahasa Melayu sebagai bahasa
utamanya.

3. Karakteristik/ciri Hikayat

Hikayat sendiri memiliki sejumlah ciri, dimana ciri-ciri tersebut adalah:

 Nama pengarang tidak diketahui atau anonim.


 Ceritanya cenderung berlatar tempat kehidupan istana.
 Mengandung nilai-nilai tradisional di dalamnya.
 Tokoh yang di dalamnya bisa satu orang atau lebih.
 Menggunakan pengulangan kata atau bahasa.
 Bersifat fiktif atau khayalan.
 Umumnya berkisah tentang kebaikan melawan kejahatan.
 Menggunakan bahasa Melayu.
 Jumlah kata tidak dibatasi.
 Merupakan karya sastra lama.

4. Nilai-nilai dalam Hikayat


a. Nilai religi adalah nilai yang dikaitkan dengan ajaran agama. Nilai religi
biasanya ditandai dengan penggunaan kata dan konsep Tuhan, mahluk ghaib,
dosa-pahaa, serta surga-neraka.
b. Nilai moral adalah nasihat-nasihat yang berkaitan dengan budi pekerti,
perilaku, atau tata susila yang dapat diperoleh pembaca dari cerita yang
dibaca atau dinikmatinya.
c. Nilai sosial adalah nasihat-nasihat yang berkaitan dengan kemasyarakatan.
Indikasi nilai sosial dikaitkan dengan kepatuhan dan kepantasan bila
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
d. Nilai budaya adalah nilai yang diambil dari budaya yang berkembang secara
turun menurun di masyarakat. Ciri khas nilai-nilai bidaya dibandingkan nilai
lainnya adalah masyarakt takut meninggalkan atau menentang nilai tersebut
karena ‘takut’ sesuatu yang buruk akan menimpanya.
e. Nilai edukasi adalah nilai berkaitan dengan pendidikan.

B. CERPEN
1. Pengertian Cerpen
Cerpen atau cerita pendek merupakan suatu prosa yang menceritakan suatu
tokoh dan juga suatu peristiwa secara khusus. Biasanya, jumlah kata yang
terkandung pada cerpen adalah sekitar 5.000-10.000 kata.
Lampiran: 5

2. Karakteristik/ciri Cerpen
Seperti halnya hikayat, cerpen pun juga mempunyai sejumlah ciri, yaitu:
 Adanya nama pengarang yang tercantum di dalamnya. (Biasanya diletakkan
di bawah judul cerpen)
 Latar tempatnya berkisar pada lingkungan di sekitar.
 Nilai-nilai yang dikandungnya beragam.
 Kisah yang diceritakan lebih variatif, bisa berkisah tentang kebaikan
melawan kejahatan, bisa berkisah tentang keresahan seorang manusia, dan
lain semacamnya.
 Menggunakan bahasa Indonesia.
 Merupakan karya sastra modern.
3. Nilai-Nilai dalam Cerpen
a. Nilai moral, merupakan nilai yang berkaitan dengan akhlak / budi pekerti
/ kesusilaan ataupun baik buruknya tingkah laku seorang tokoh.
b. Nilai sosial / kemasyarakatan, merupakan nilai yang berkaitan dengan
norma yang hidup di dalam masyarakat.
c. Nilai religius / keagamaan, merupakan nilai yang berkaitan dengan rasa
ketuhanan.
d. Nilai Pendidikan / edukasi, merupakan nilai yang berkaitan dengan proses
merubah tingkah laku dari tingkah laku yang buruk ke tingkah laku yang
baik.
e. Nilai budaya, merupakan nilai yang berkaitan dengan adat istiadat yang
hidup dalam masyarakat.

INTRUMEN PENILAIAN SIKAP


Nama Satuan Pendidikan : SMAN 3 Tanjungpinang
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Kelas/Semester : X/ 10 IPS 1
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

KEJADIAN/ BUTIR POS/ TINDAK


NO WAKTU NAMA
PERILAKU SIKAP NEG LANJUT

5
Lampiran: 5

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI PENGETAHUAN


Nama Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X/10 IPS 1
Kompetensi Dasar :
3.5 Membandingkan nilai-nilai dan karakteristik cerita rakyat (hikayat) dan
cerpen.
Indikator :
3.8.1 Membandingkan karakteristik antara cerpen dan hikayat.
3.8.2 Membandingkan nilai-nilai dalam teks hikayat dan dalam cerpen.
Materi :
Karakteristik cerita rakyat (hikayat) dan cerpen dan nilai-nilai dalam teks hikayat
dan dalam cerpen.
Instrumen : Bacalah soal berikut, secara berkelompok jawablah pertanyaannya!
Jenis soal : Tes tertulis
Bentuk soal : Uraian
1. Jawablah pertanyaan berikut!
d. Perbedaan apa saja yang ada pada hikayat dan cerpen?
e. Tentukanlah nilai-nilai dalam teks hikayat dan teks cerpen!
2. Lalu presentasikan di depan kelas!

Rubrik Penilaian Penugasan kelompok:


Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Nama kelompok : …………………………………………………
Kelas : …………………………………………………
Tanggal Penugasan : …………………………………………………
Pedoman penyekoran:
No Indikator Skor Skor
Soal Maksimal

a. Menyebutkan perbedaan karakteristik antara hikayat dan 40 - 50


cerpen secara lengkap, dan tepat

Menyebutkan perbedaan karakteristik antara hikayat dan 25 – 40 50


cerpen secara lengkap namun kurang tepat

Menyebutkan perbedaan karakteristik antara hikayat dan 10 – 25


cerpen kurang tepat

b. Menyebutkan nilai-nilai dalam teks hikayat dan teks cerpen 40 - 50


secara lengkap, dan tepat

Menyebutkan nilai-nilai dalam teks hikayat dan teks cerpen 25 – 40


secara lengkap namun kurang tepat 50
Menyebutkan nilai-nilai dalam teks hikayat dan teks cerpen 10 – 25
kurang tepat
Lampiran: 5

JUMLAH 100

INSTRUMEN PENILAIAN KOMPETENSI KETERAMPILAN


Nama Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas : X/10 IPS 1

Kompetensi Dasar :
4.8 Mengembangkan cerita rakyat (hikayat) ke dalam bentuk cerpen dengan
memerhatikan isi dan nilai-nilai
Indikator :
4.3.3 Membandingkan alur cerita dalam hikayat dan cerpen
4.3.4 Mengubah teks hikayat ke dalam cerpen.
Materi :
Mengubah teks hikayat menjadi cerpen
Instrumen :
Jenis soal : Tes tertulis
bentuk soal : tes uraian
Lembar Soal Keterampilan
Mari berlatih menyusun teks hikayat menjadi cerpen! Langkah-langkah
penyusunan teks hikayat menjadi cerpen sebagai berikut.
a. Membaca dengan cermat teks hikayat.
b. Menentukan isi dan nilai-nilai hikayat
c. Membuat kerangka cerpen berdasarkan alur hikayat.
d. Mensistematisasikan kerangka dengan benar dan mudah dipahami pembaca.
e. Mengumpulkan bahan-bahan.
f. Mengembangkan kerangka cerpen lengkap.
Buatlah sebuah teks hikayat menjadi cerpen dengan baik dan benar!

Rubrik Penilaian:
Penilaian Kompetensi Keterampilan
Nama Siswa : …………………………………………………
Kelas : …………………………………………………
Tanggal Penugasan : …………………………………………………
Aspek yang Dinilai Skor

Peserta didik membuat teks hikayat menjadi cerpen dengan sangatbaik 85 - 100

Peserta didik membuat teks hikayat menjadi cerpen dengan baik 70 - 85

Peserta didik membuat teks hikayat menjadi cerpen kurang baik 50 – 70

Peserta didik membuat teks hikayat menjadi cerpen tidak baik 10 - 50


Lampiran: 5

Tanjungpinang, 5 Nopember 2018


Lampiran: 5

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM)

NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 3 TANJUNGPINANG


MATA PELAJARAN : BAHASA INDONESIA
KELAS / JURUSAN : X / IPA / IPS
TAHUN PELAJARAN : 2018 / 2019
KKM : 73

No Kompetensi Dasar Kriteria Ketuntasan Minimal


Kriteria Penetapan Minimal NILAI
Kompleksitas Daya Intake KKM
Dukung
3.1 Mengidentifikasi teks laporan 2 2 2 67
hasil obserbasi yang dipresentasikan
dengan lisan dan tulis
 Pernyataan umum
 Hal yang dilaporkan 2 2 2 67
 Deskripsi bagian
 Deskripsi manfaat
 Maksud isi teks
4.1 Menganalisis isi teks laporan 2 2 2 67
hasil observasi berdasarkan
interpretasi baik secara lisan maupun
tulisan
3.2 Menganalisis isi dan aspek 3 2 2 78
kebehasaan dari minimal dua teks
laporan hasil observasi
 Pernyataan umum
 Deskripsi bagian
 Deskripsi manfaat
 Kebahasaan (kalimat definisi
kata sifat)
4.2 mengonstruksi teks laporan hasil 2 2 2 67
observasi dengan memperhatikan isi
dan aspek kebahasaan
 Pernyataan umum
 Deskripsi bagian
 Deskripsi manfaat
 Kebahasaan (kalimat definisi
kata sifat)
Lampiran: 5

3.3 menganalisis struktur, isi, 3 2 2 78


(permasalahan, argumentasi,
pengetahuan, dan rekomendasi),
kebahasaan teks eksposisi yang
didengar dan atau dibaca
 Pernyataan tesis
 Argumen
 Pernyataan umum
 Kebahasaan
4.3 mengembangkan isi 2 2 2 67
(permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan rekomendasi) teks
eksposisi secara lisan dan tulis
 Komentar terhadap kekurangan
dan kelebihan dilihat dari isi
(kejelasan tesis dan kekuatan
argumen untuk mendukung
tesis)
3.4 mengenalisis struktur dan 3 2 2 78
kebahasaan teks eksposisi
 Pernyataan tesis (pendapat
tentang sesuatu permasalahan)
 Argumen (data, fakta, dan
pendapat untuk menguatkan
tesis)
 Pernyataan ulang
4.4 mengonstruksikan teks eksposisi 2 2 2 67
dengan memperhatikan isi
(permasalahan, argumen,
pengetahuan, dan rekomendasi),
struktur dan kebahasaan
 Menjelaskan dan
mengidentifikasi struktur surat
dinas
 Menentukan komponen-
komponen surat undangan rapat
 Menulis surat undangan dengan
memperhatikan penggunaan
EYD diksi dan bahasa
3.5 mengevaluasi teks anekdot dari 3 2 2 78
aspek makna tersirat
Lampiran: 5

 Peristiwa/sosok yang berkaitan


dengan kepentingan publik
 Peristiwa/tokoh yang perlu
dikritisi, sindiran, humor, dan
penyebab kelucuan
4.5 mengonstruksi makna tersirat 3 2 2 78
dalam sebuah teks anekdot
 Mencatat identitas buku
 Mencatat pokok-pokok isi
 Mencatat keunggulan dari isi
buku
 Menulis resensi buku dengan
memperhatikan kelengkapan
unsur-unsur resensi
 Mendiskusikan resensi yang
sudah dibuat
3.6 menganalisis struktur dan 2 2 2 67
kebahasaan teks anekdot
 Isi anekdot
 Peristiwa / sosok yang
berkaitan dengan kepentingan
publik
 Sindiran
 Unsur humor
 Kata dan frasa idiomatis
4.6 menciptakan kembali teks 2 2 3 78
anekdot dengan memperhatikan
struktur dan kebahasaan
 Menentukan unsur-unsur
instrinsik dalam novel
 Menentukan unsur-unsur dalam
novel
 Menyimpulkan unsur-unsur
instrinsik dalam novel
3.7 mengidentifikasi nilai-nilai dan 2 2 2 67
isi yang terkandung dalam cerita
rakyat (hikayat) baik lisan maupun
tulisan
 Karakteristik hikayat
 Isi hikayat
 Nilai-nilai dalam hikayat
(moral, sosial, agama, budaya,
dan pendidikan)
Lampiran: 5

4.7 menceritakan kembali isi cerita 2 2 2 67


rakyat (hikayat) yang didengar dan
dibaca
 Mendeklamasikan/membacakan
puisi baru di depan teman-
teman dengan lafal, intonasi,
dan ekspresi yang tepat
 Menanggapi pembacaan puisi
baru tentang lafal, intonasi, dan
ekspresi yang tepat
3.8 membandingkan nilai-nilai dan 3 2 2 78
kebahasaaan teks cerita rakyat dan
cerpen
 Nilai-nilai dalam cerpen dan
hikayat
 Gaya bahasa
 Kata arkais
4.8 Mengembangkan cerita rakyat 2 2 2 67
(hikayat) ke dalam bentuk cerpen
dengan memperhatikan isi dan nilai-
nilai
Lampiran: 5

MODUL PEMBELAJARAN

BAHASA INDONESIA
KELAS X (SEPULUH)
SEMESTER I

I. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar
3.3 Mengidentifikasi (permasalahan, argumentasi, pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi yang didengar dan atau dibaca.
4.3 Mengembangkan isi (permasalahan, argumen, pengetahuan, dan
rekomendasi) teks eksposisi secara lisan dan/tulis.
3.4 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks eksposisi.
4.4 Mengonstruksikan teks eksposisi dengan memerhatikan isi
(permasalahan, argumen, pengetahuan, dan rekomendasi), struktur dan
kebahasaan.
3.5 Mengevaluasi teks anekdot dari aspek makna tersirat.
4.5 Mengonstruksi makna tersirat dalam sebuah teks anekdot baik lisan
maupun tulis.
3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks anekdot.
4.6 Menciptakan kembali teks anekdot dengan memerhatikan struktur, dan
kebahasaan baik lisan maupun tulis.
3.7 Mengidentifikasi nilai-nilai dan isi yang terkandung dalam cerita rakyat
(hikayat) baik lisan maupun tulis.
4.7 Menceritakan kembali isi cerita rakyat (hikayat) yang didengar dan
dibaca.
3.8 Membandingkan nilai-nilai dan kebahasaan cerita rakyat dan cerpen.
4.8 Mengembangkan cerita rakyat (hikayat) ke dalam bentuk cerpen dengan
memerhatikan isi dan nilai-nilai.
Lampiran: 5

3.9 Mengidentifikasi butir-butir penting dari dua buku nonfiksi (buku


pengayaan) dan satu novel yang dibacakan nilai-nilai dan kebahasaan
cerita rakyat dan cerpen
4.9 Menyusun ikhtisar dari dua buku nonfiksi (buku pengayaan) dan
ringkasan dari satu novel yang dibaca

TEKS EKSPOSISI


Teks eksposisi adalah suatu teks di mana menuangkan atau mengusulkan satu
pendapat pribadi tentang suatu hal yang di dalamnya ada alasan-argumen
untuk menguatkan suatu pendapat itu.

Teks eksposisi berbentuk pendapat/thesis yang dikuatkan dengan alasan
argumen yang logis serta kenyataan untuk menguatkan suatu pendapat.

Struktur teks eksposisi : pernyataan pendapat (tesis)^argumentasi^penegasan
ulang pendapat.

Pernyataan • Pembuka atau pengantar tentang hal yang akan


Pendapat/Thesis dilaporkan. (Pengenalan isu)

Argumentasi • Berisi argumentasi atau pendapat penulis tentang suatu


hal.
Penegasan • Berisi penegasan ulang pendapat yang telah dipaparkan
Ulang Pendapat • pada tahap argumentasi (kesimpulan, saran, ajakan)

Contoh teks

EKONOMI INDONESIA AKAN MELAMPAUI JERMAN


DAN INGGRIS

Indonesia menjadi buah bibir pada saat pelaksanaan Sidang Tahunan


International Monetery Fund (IMF)/World Bank (WB) 2012 Tokyo, 9—14 Oktober
2012 lalu. Newsletter resmi yang dibagikan IMF kepada seluruh peserta sidang
mengangkat satu topik khusus mengenai Indonesia. Media itu mengangkat hasil
riset dari McKinsey dan Standard Chartered yang mengatakan bahwa ekonomi
Indonesia akan melampaui Jerman dan Inggris pada tahun 2030.
Keyakinan itu tentu beralasan. Indonesia diperkirakan memiliki sekitar 90
juta orang yang berada di kelompok consuming class. Angka ini adalah angka
Lampiran: 5

terbesar di dunia setelah Cina dan India. Dengan kekuatan itu pula, pada tahun 2030
Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor tujuh dunia dengan nilai
pendapatan nasional sebesar 1,8 triliun dolar AS dari sector pertanian, konsumsi,
dan energi.
Indonesia saat ini sedang berada pada laju transformasi yang pesat menuju
ke arah tersebut. Saat ini, ekonomi Indonesia berada pada posisi 16 dunia dengan
pendapatan domestik nasional sebesar 846 miliar dolar AS tahun 2011. Angka itu
akan terus tumbuh hingga mencapai 1,8 triliun dolar AS mulai tahun 2017. Pada
tahun 2030 hanya Amerika Serikat, Cina, India, Jepang, Brasil, dan Rusia, yang
berada di atas ekonomi Indonesia.
Kekuatan terbesar ekonomi Indonesia tidak hanya berupa ekspor yang
didukung oleh kekuatan tenaga kerja dan komoditas, tetapi juga kekuatan konsumsi
domestik dan jasa-jasa, yang menjadi motor penggerak ekonomi nasional. Melihat
potensi yang sedemikian besar, dalam beberapa Bahasa Indonesia Ekspresi Diri dan
Akademik 83 side meeting sidang IMF yang sempat saya ikuti, para investor asing
mengharapkan makin banyak pilihan investasi di Indonesia.

Harapan para investor tersebut tentu merupakan peluang dan tantangan bagi
Indonesia. Upaya melakukan pendalaman pasar keuangan (financial deepening)
menjadi penting dalam memberikan ragam pilihan investasi bagi para investor. Di
sisi lain, pembenahan di sektor riil dan infrastruktur perlu terus dilakukan secara
serius guna mendukung arah untuk menjadikan ekonomi Indonesia yang terbesar di
Asia Tenggara.
Saat ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada pada kisaran5 persen
hingga 6 persen, apabila dapat terus dipertahankan, akan menambah jumlah
masyarakat kelas menengah hingga 90 juta orang dengan pendapatan per kapita
lebih dari 3.600 dolar AS. Apabila kita mampu mendorong pertumbuhan hingga 7
persen, jumlah itu bertambah lagi dengan masyarakat menengah mencapai 170 juta
orang.
Berbagai perkembangan dari sidang akbar IMF di Tokyo pekan lalu kembali
mengingatkan kita tentang besarnya potensi Indonesia dan sempitnya momentum
yang sedang kita lalui saat ini. Apabila potensi itu tidak diwujudkan dalam aksi dan
Lampiran: 5

momentum yang baik dilewatkan begitu saja karena kita begitu asyik dengan urusan
lain, prediksi para investor tersebut tidak akan menjadi kenyataan. Tentunya pilihan
ada di tangan kita semua saat ini.

Identifikasilah struktur teks eksposisi di bawah ini!

MANFAAT JAMU TRADISIONAL

Seiring dengan kemajuan zaman, banyak hal mengalami kemajuan. Yang


paling mencolok adalah kemajuan teknologi yang makin canggih dalam berbagai
aspek kehidupan. Selain itu, secara ekonomis, masyarakat juga dapat makin
menjangkau teknologi informasi dan teknologi kesehatan.

Walaupun demikian, obat tradisional atau yang sering disebut jamu masih
mendapat tempat di hati masyarakat. Jamu dipercaya mempunyai banyak kelebihan
jika dibandingkan dengan obat-obatan modern seperti yang banyak beredar di
pasaran. Jamu juga dianggap lebih sesuai dengan kebanyakan penyakit modern,
seperti diabetes.

Berikut adalah kelebihan-kelebihan obat tradisional (Katno, Balitro


Tawangmangu, dan S. Pramono, Fakultas Farmasi UGM Yogyakarta, Tribun
Yogya edisi 16 Oktober 2011).

(1) Obat tradisional mempunyai efek samping yang lebih kecil apabila
digunakan secara tepat, baik waktu penggunaan, takaran, cara pemakaian,
pemilihan bahan maupun penyesuaian dengan indikasi tertentu.
(2) Ada efek komplementer dan/atau sinergisme dalam ramuan obat tradisional
(komponen bioaktif tanaman obat).
(3) Satu tanaman yang sangat murah mempunyai banyak manfaat farmakologi.
(4) Obat tradisional lebih sesuai untuk penyakit 8egenerat, seperti diabetes,
kolesterol, batu ginjal, dan hepatitis (8egenerat) dan penyakit generative,
seperti rematik, asma, tukak lambung, ambeien, dan pikun.

Empat keunggulan obat tradisional jika dibandingkan dengan obat modern


lebih aman dan ekonomis. Apabila dikonsumsi dalam waktu lama dan terus
Lampiran: 5

menerus, obat modern akan mengakibatkan efek samping yang dapat memicu
penyakit baru.

Pola Pengembangan Karangan Eksposisi

Berdasarkan cara dalam pengembangannya, teks eksposisi terbagi ke dalam


beberapa bentuk atau pola. Di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Pola Definisi
Suatu bentuk pemaparan yang berisi pembatasan pengertian mengenai suatu
benda atau hal.
Contoh :
Istilah asing demokrasi biasanya diterjemahkan dengan ‘kedaulatan rakyat’, yang
diartikan sebagai pemerintahan oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat.
Demokrasi dalam arti ini hanya menggambarkan satu segi, sedangkan demokrasi
dalam arti yang sebenarnya mempunyai makna yang luas. Demokrasi pada
hakikatnya merupakan suatu mentalitas untuk membina suatu kehidupan dalam
masyarakat; mentalitas dalam arti cara berpikir, bersikap, dan berbuat.
b. Pola Proses
Merupakan suatu urutan dari tindakan-tindakan atau perbuatan-perbuatan
untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu atau perurutan dari suatu
kejadian.
Contoh :
Pohon anggur, di samping buahnya yang digunakan untuk pembuatan
minuman, daunnya pun dapat digunakan sebagai bahan untuk pembersih wajah.
Caranya, ambillah daun anggur secukupnya, lalu, tumbuk sampai halus. Masaklah
hasil tumbukan itu denga air secukupnya dan tunggu sampai mendidih. Setelah itu,
ramuan tersebut kita dinginkan dan setelah dingin baru kita gunakan untuk
membersihkan wajah. Insya Allah, kulit wajah kita akan kelihatan bersih dan
berseri-seri.
c. Pola Ilustrasi
Suatu bentuk pemaparan yang membutuhkan ilustrasi-ilustrasi konkret
guna menjelaskan gagasan utama pada tiap paragraf.
Contoh :
Sebelas tahun yang lalu Indonesia mengimpor gerbong-gerbong kereta api dari
Perancis. Rupanya cukup mentereng karena dilengkapi dengan alat-alat
Lampiran: 5

conditioning. Manakah sekarang gerbong-gerbong itu? Sudah rusak, dalam


keadaan tak terpelihara. Gerbong-gerbong itu kini hanya layak dipakai dalam
trayek-trayek tingkat tiga guna mengangkut anak-anak sekolah dan kaum petani
dari pedusunan ke kota. Siapa yang salah? Para pemakainya atau para pegawai PT
KAI-nya? Itulah sebagai contoh bahwa penggunaan hasil teknologi modern perlu
disertai dengan mentalitas dan sumber daya manusia yang memadai. Sayangnya,
hal itu tidak bisa dibentuk dalam satu atau dua bulan. Penggunaan teknologi modern
menuntut sumber daya manusia yang mampu dalam penanganan dan
pemeliharaannya, di samping itu pula mentalitas para penggunanya yang
bertanggung jawab.
d. Pola Perbandingan
Suatu bentuk bentuk pemaparan yang menunjukkan berbagai kesamaan dan
perbedaan antara dua objek atau lebih dengan menggunakan dasar-dasar tertentu.
Contoh :

Pemerintah telah menyediakan listrik dengan tarif yang murah. Setiap orang
dapat menjadi pelanggan listrik dengan tidak banyak mengeluarkan biaya.
Sementara itu, petromaks memerlukan perawatan yang lebih cermat dan banyak
menggunakan bahan bakar bila dibandingkan dengan sebuah tenaga pembangkit
listrik. Petromaks hanya dapat menghasilkan sebuah sumber terang dan hanya
bermanfaat untuk penerangan. Dengan sebuah pembangkit tenaga listrik dapat
dihasilkan ribuan bahkan jutaan watt listrik; dan bukan hanya dipergunakan untuk
penerangan, tetapi juga untuk keperluan-keperluan lain. Listrik terdapat di kota-
kota. Petromaks biasanya dipergunakan di tempat-tempat yang tidak ada listrik atau
di desa-desa.

e. Pola Pengklasifikasian
Proses untuk mengelompokkan hal, peristiwa, atau benda yang dianggap
mempunyai kesamaan-kesamaan tertentu.
Contoh :
Saat bekerja untuk tiga orang ini, semua ditampilkan melalui minigame.
Chandra misalnya, tahap awal adalah mencuci piring. Kita harus membersihkan
piring menggunakan peralatan yang sesuai. Begitu pula dengan Sholeh sewaktu kita
Lampiran: 5

membersihkan kotoran di peternakannya. Sama halnya dengan Linda saat kita


diminta menyetrika baju-bajunya.

POLA PENALARAN PARAGRAF

Pengertian simpulan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, simpulan adalah sesuatu yang
disimpulkan; hasil menyimpulkan; kesimpulan. Simpulan juga berarti kesudahan
pendapat (pendapat terakhir yang berdasarkan uraian sebelumnya) atau keputusan
yang diperoleh berdasarkan metode berpikir induktif dan deduktif.

Pola penalaran dalam mengambil simpulan


Dalam mengambil simpulan, digunakan pola penalaran deduktif dan
induktif.

1. Penalaran Deduktif
Proses berpikir (penalaran) yang didasari oleh hal/preposisi/premis umum
ke khusus menuju ke kesimpulan. Penalaran deduktif terdiri atas empat bentuk
yaitu: (1) Silogisme, (2) Sebab-Akibat-Akibat, dan (3) Akibat-Sebab-Sebab, dan
(4) Umum-khusus-khusus.
contoh:
a. Umum-khusus-khusus
Tarjo adalah anak yang rajin. Ia tidak pernah datang terlambat ke
sekolah. Semua tugas selalu ia kumpulkan tepat waktu. Saat guru menganajr
di kelas, ia selalu memperhatikan dengan baik bahkan tidak lupa membuat
catatan.
b. Sebab-akibat-akibat
Dua hari yang lalu, Stefan mengakhiri jalinan kasihnya dengan
Celline. Stefan merasa terguncang hatinya. Ia menjadi depresi hingga harus
dilarikan ke rumah sakit. Stefan merasa putus asa. Ia selalu berpikir untuk
mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
c. Akibat-sebab-sebab
Afgan dan Agnes terpaksa harus mengakhiri kisah cinta
mereka. Dua hari yang lalu, Afgan tertangkap basah sedang berselingkuh
Lampiran: 5

dengan Raisya. Agnes merasa tidak terima dengan pengkhianatan yang


dilakukan oleh Afgan. Agnes merasa Afgan telah memperlakukannya
dengan sadis.
d. Silogisme
Silogisme kategoris adalah struktur suatu deduksi berupa suatu proses
logis yang terdiri dari tiga bagian yang masing-masing bagiannya berupa
pernyataan kategoris (pernyataan tanpa syarat).
contoh:
PU: Semua makhluk hidup pasti akan mati.
PK: Manusia termasuk makhluk hidup
Kesimpulan: Manusia pasti akan mati.
Entimem: Manusia akan mati karena termasuk makhluk hidup.
Unsur silogisme kategorial
A : Kata umum.
B : Sifat/ciri/karakteristik yang dimiliki oleh kata umum (oleh A).
C : Kata khusus dari A (bagian/anggota dari A).

Rumus silogisme kategorial positif


PU :A=B
PK :C=A
Kesimpulan :C=B
Entimem : C = B karena A

Rumus silogisme kategorial negative (ingkar)


PU :A=B
PK : C = bukan/tidak A
Kesimpulan : C = bukan/tidak B
Entimem : C = bukan/tidak B karena bukan/tidak A

Contoh:
PU: Semua siswa yang baik selalu membawa modul pelajaran.
PK: Doni bukan siswa yang baik.
K: Doni tidak selalu membawa modul pelajaran.
Lampiran: 5

E:Doni tidak selalu membawa modul pelajaran karena bukan siswa yang
baik.
2. Penalaran induktif
Proses berpikir (penalaran) yang didasari oleh hal/preposisi/premis
khusus ke umum menuju ke kesimpulan. Berikut adalah pola-pola penalaran
induktif, yaitu: (1) Khusus-khusus-umum, (2) Sebab-Sebab-Akibat, (3) Akibat-
Akibat-Sebab, dan (4) Analogi. Contoh:
a. Khusus-khusus-umum
Ronaldo tidak pernah terlambat datang ke sekolah. Semua tugas dan PR
selalu ia kumpulkan tepat waktu. Saat guru menerangkan, ia selalu
memperhatikan dengan baik bahkan tidak lupa membuat catatan.
Ronaldo memang anak yang rajin.
b. Sebab-sebab-akibat
Afgan tertangkap basah sedang berselingkuh dengan Raisya. Agnes
kekasih Afgan merasa tidak terima dengan pengkhianatan yang telah Afgan
lakukan. Agnes menilai perlakukan Afgan terlalu sadis.
Agnes pun memutuskan jalinan kasihnya dengan Afgan.
c. Akibat-akibat-sebab
Bejo merasa tergunjang jiwanya. Ia sangat depresi hingga harus
dilarikan ke rumah sakit. Ia sudah tidak memiliki harapan hidup sama
sekali. Ia menjadi sedemikian parah semenjak Tarni
mencampakkan cintanya.
d. Analogi
Bayi dapat diibaratkan dengan kertas putih. Kertas putih benar-benar bersih.
Polos tanpa ada coretan sedikit pun. Begitulah bayi, bersih dan polos tanpa
ada dosa yang melekat padanya.

Latihan Soal
1. Buatlah masing-masing satu paragraf dari pola penalaran deduktif! (Sebab-
Akibat-Akibat, Akibat-Sebab-Sebab, dan Umum-khusus-khusus)
Lampiran: 5

2. Buatlah masing-masing satu paragraf dari pola penalaran induktif! (Khusus-


khusus-umum, Sebab-Sebab-Akibat, Akibat-Akibat-Sebab, dan Analogi)

3. Lengkapilah silogisme di bawah ini!


A
PU Pengendara yang baik selalu menanti peraturan lalu lintas.
PK Saula pengendara yang baik
K
E
B
PU Semua siswa kelas X mempersiapkan diri secara maksimal untuk
menghadapi UTS
PK Keannen siswa kelas X
K
E
C
PU Anggota OSIS yang baik selalu memenuhi kewajibannya
PK
K Dinda selalu memenuhi kewajibannya
E
D
PU Pemimpin yang jujur, tidak mau melakukan korupsi.
PK Bu rita bukan pemimpin yang jujur.
K
E
E
PU
PK Indonesia negara yang padat penduduknya.
K Indonesia kesulitan dalam memenuhi kesejahteraan warganya.
E
F
Lampiran: 5

PU
PK Jeremy ingin sukses.
K
E Jeremy harus bekerja keras karena ingin sukses.
G
PU Semua penderita penyaqkit diabetes tidak boleh makan makanan yang
banyak mengandung gula.
PK Pak Danang penderita penyakit diabetes.
K
E
H
PU
PK Mr. Rubens adalah orang asing.
K
E Mr. Rubens harus memiliki izin kerja jika ingin bekerja di Indonesia
karena dia orang asing.
I
PU
PK Hazbullah siswa yang kurang mampu.
K Hazbullah mendapat bantuan dana.
E
J
PU
PK Roy bukan warga negara yang baik.
K
E Roy tidak taat bayar pajak penghasilan karena bukan warga negara
yang baik.
Lampiran: 5

TEKS ANEKDOT
Anekdot ialah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan,
biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang
sebenarnya. Ada pengertian lain bahwa anekdot dapat merupakan cerita rekaan
yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat. Yang
menjadi partisipan atau pelaku di dalamnya pun tidak harus orang penting.
Selain itu, teks anekdot juga dapat berisi peristiwa-peristiwa yang membuat
jengkel atau konyol bagi partisipan yang mengalaminya. Perasaan jengkel dan
konyol seperti itu merupakan krisis yang ditanggapi dengan reaksi dari
pertentangan antara nyaman dan tidak nyaman, puas dan frustrasi, serta
tercapai dan gagal.
Struktur Teks Anekdot

Krisis/
Abstraksi Orientasi
Komplikasi

Reaksi Koda

 Abstraksi adalah bagian awal paragraph yang berfungsi memberi gambaran


tentang isi teks. Biasanya bagian ini menunjukkan hal unik yang akan ada di
dalam teks
 Orientasi adalah bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar
belakang bagaimana peristiwa terjadi. Biasanya penulis bercerita dengan detil
di bagian ini.
 Krisis/Komplikasi adalah bagian di mana terjadi hal atau masalah (inti) yang
unik atau tidak biasa yang terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan.
 Reaksi adalah tanggapan atau respon atas krisis yang dinyatakan sebelumnya.
Lampiran: 5

 Koda merupakan bagian akhir dari cerita unik tersebut. Bisa juga dengan
memberi kesimpulan tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang
ditulis.

KaidahTeksAnekdot

 Banyak mengandung kalimat langsung yang bervariasi dengan kalimat tidak


langsung.
 Pada umumnya menggunakan nama tokoh utama ketiga tunggal, baik dengan
menyebutkan langsung nama tokoh factual maupun tokoh yang disamarkan.
 Banyak menggunakan keterangan waktu.
 Banyak menggunakan konjungsi penerang atau penjelas, seperti bahwa. Ini
terkait dengan dialog para tokohnya yang diubah dari bentuk langsung ke
kalimat tak langsung.
 Banyak menggunakan kata kerja material, yakni kata yang menunjukkan suatu
aktivitas.
 Banyak menggunakan kata kerja mental yakni kata yang menyatakan sesuatu
yang dipikirkan atau dirasakan tokoh.
 Banyak menggunakan konjungsi temporal (kronologis) seperti, akhirnya,
selanjutnya, lalu.

Contoh Teks

KUHP DALAM ANEKDOT

Seorang dosen fakultas hukum suatu universitas sedang memberikan kuliah


hukum pidana. Suasana kelas biasa-biasa saja.

Saat sesi tanya-jawab tiba, Ali bertanya kepada pak dosen. “Apa kepanjangan
KUHP, Pak?” Pak dosen tidak menjawab sendiri, melainkan melemparkannya
kepada Ahmad. “Saudara Ahmad, coba dijawab pertanyaan Saudara Ali tadi,” pinta
pak dosen. Dengan tegas Ahmad menjawab, “Kasih Uang Habis Perkara, Pak …!”

Mahasiswa lain tentu tertawa, sedangkan pak dosen hanya menggeleng-


gelengkan kepala seraya menambahkan pertanyaan kepada Ahmad, “Saudara
Lampiran: 5

Ahmad, dari mana Saudara tahu jawaban itu?” Dasar Ahmad, pertanyaan pak dosen
dijawabnya dengan tegas, “Peribahasa Inggris mengatakan pengalaman adalah guru
yang terbaik, Pak …!” Semua mahasiswa di kelas itu tercengang. Mereka
berpandang-pandangan. Lalu, mereka tertawa terbahak-bahak.

Gelak tawa mereda. Kelas kembali berlangsung normal.

Struktur teks “KUHP DALAM ANEKDOT”

Abstraksi Seorang dosen fakultas hukum suatu universitas sedang


memberikan kuliah hukum pidana.
Orientasi Suasana kelas biasa-biasa saja.
Krisis / Saat sesi tanya-jawab tiba, Ali bertanya kepada pak dosen.
Komplikasi “Apa kepanjangan KUHP, Pak?” Pak dosen tidak menjawab
sendiri, melainkan melemparkannya kepada Ahmad. “Saudara
Ahmad, coba dijawab pertanyaan Saudara Ali tadi,” pinta
pak dosen. Dengan tegas Ahmad menjawab, “Kasih Uang
Habis Perkara, Pak…!”
Reaksi Mahasiswa lain tentu tertawa, sedangkan pak dosen hanya
menggeleng-gelengkan kepala seraya menambahkan
pertanyaan kepada Ahmad, “Saudara Ahmad, dari mana
Saudara tahu jawaban itu?” Dasar Ahmad, pertanyaan pak
dosen dijawabnya dengan tegas, “Peribahasa Inggris
mengatakan pengalaman adalah guru yang terbaik, Pak …!”
Semua mahasiswa di kelas itu tercengang. Mereka berpandang-
pandangan. Lalu, mereka tertawa terbahak-bahak.
Koda Gelak tawa mereda. Kelas kembali berlangsung normal.

Identifikasilah struktrur teks anekdot di bawah ini!

POLITISI BLUSUKAN BANJIR

Pada malam Jumat, paling banyak ditemukan politisi melakukan blusukan,


termasuk Darman (maaf bukan nama sebenarnya dan bukan sebenarnya nama).
Darman mendatangi 23egener yang diterjang banjir paling parah. Kebetulan di
sana banyak wartawan meliput sehingga dia makin semangat menyerahkan
bingkisan.
Lampiran: 5

Darman juga tidak mau menyia-nyiakan sorotan kamera wartawan. Dia


mencari strategi agar tetap menjadi perhatian media. Darman berusaha masuk ke
tempat banjir dan menceburkan diri ke air. Sial baginya, dia terperosok ke selokan
dan terseret derasnya air. Darman berusaha sekuat tenaga melawan arus, tetapi tak
berdaya, dia hanyut.

Untung regu penolong sangat sigap. Meskipun terseret cukup jauh, Darman
masih bisa diselamatkan. Dia dibawa ke posko kesehatan dan dibaringkan di
bangsal. Waktu itu semua bangsal penuh oleh orang pingsan. Darman kaget
melihat orang yang ada di situ. Semuanya dia kenal, para politisi sedang blusukan.
Lebih kaget lagi ketika dia melihat doa tertulis di dinding: “Ya Allah,
hanyutkanlah mereka yang tak ikhlas”. Darman pingsan!

HIKAYAT
 Tergolong ke dalam jenis prosa lama.
 Prosa adalah karangan yang bersifat menerangkan atau menjelaskan secara
terurai mengenai suatu masalah atau suatu hal atau suatu peristiwa (tidak terikat
oleh kaidah yang terdapat pada penulisan puisi)
 Berasal dari India dan Arab.

A. Berdasarkan isinya, hikayat-hikayat dapat dikelompokkan sebagai


berikut.
1. Cerita rakyat, contohnya Hikayat Si Miskin, dan Hikayat Malin Dewa.
2. Epos dari India, contohnya Hikayat Sri Rama.
3. Dongeng-dongeng dari Jawa, contohnya Hikayat Pandawa Lima, dan
Hikayat Panji Semirang.
4. Cerita-cerita Islam, contohnya Hikayat Nabi bercukur dan Hikayat Raja
Khaibar.
5. Cerita berbingkai, contohnya Hikayat Bakhtiar dan Hikayat Maharaja
Ali.
Lampiran: 5

Tahukah kalian?

B. Ciri-ciri Hikayat
 Berkembang secara statis dan mempunyai rumus baku.
 Bentuk prosanya sering menggunakan kata-kata arkais seperti sahibul
hikayat, menurut empunya cerita, hatta, syahdan, konon, sebermula,
dll.
 Bersifat pralogis, artinya mempunyai logika sendiri yang tidak sesuai
dengan logika umum.
 Hal yang dikisahkan berupa kehidupan istana, raja-raja, dewa-dewa, para
pahlawan, atau tokoh-tokoh mulia lainnya.
 Disampaikan secara lisan, dari orang ke orang. Oleh karena itu, tidak
mengherankan bila karya sastra ini memiliki cerita banyak versi.
 Anonim
 Nama tokoh menunjukkan asal-usul cerita.
 Latar cerita dapat menggambarkan asal cerita meskipun unsur ini tidak
selalu muncul. Hikayat mungkin juga menunjukkan latar samar-samar,
seperti pada zaman dahulu, di tengah hutan, atau di suatu kerajaan.
 Budaya dan faktor ekstrinsik lainnya, seperti ekonomo, politik, religi, dan
kondisi alam turut berpengaruh pada keberadaan hikayat, misalnya
masyarakat yang masih kuat dengan budaya feudal. Tergambar pula
kehidupan yang berkisah tentang kehidupan kerajaaan.

B. Nilai yang terkandung dalam karya sastra dikelompokkan menjadi tiga


jenis, yaitu:
1. Nilai agama

Nilai yang mendasari pada ajaran keagamaan, baik berkaitan dengan
hubungan manusia dengan Tuhan, sesamanya, maupun makhluk
lainnya.
2. Nilai moral

Nilai yang berkaitan dengan baik buruknya suatu perilaku seseorang
atau kelompok masyarakat. Nilai moral biasanya keadilan, kejujuran,
kesetiaan, dan kedermawanan.
3. Nilai budaya

Nilai yang berdasarkan pada adat dan kebiasaan yang berlaku dalam
kelompok masyarakat tertentu. Nilai budaya misalnya berkenaan
dengan perkawinan, mata penceharian, dan penataan hubungan
kemasyarakatan.
Lampiran: 5

D. Struktur dan Kaidah Hikayat

Sebagai sebuah karya yang berbentuk cerita, hikayat, legenda, dan


sejenisnya memiliki struktur sebagai berikut.

Rangkaian
Kejadian
 Informasi  Berisi
mengenai latar  Berisi rangkaian pernyataan
belakang peristiwa yang kesimpulan
kisah/peristiwa disusun secara mengenai
yang kronologis. rangkaian
diceritakan. peristiwa yang
Orientasi/setting
Reorientasi

E. Ciri Kebahasaan Hikayat


Selalu menggunakan kata ganti orang pertama tunggal/jamak sebagai
konsekuensi dan penggunaan sudut pandang orang ketiga.
Banyak menggunakan kata kerja tindakan untuk menjelaskan peristiwa-
peristiwa atau perbuatan fisik yang dilakukan oleh tokoh, misalnya
membela, berjuang, membagi-bagikan, menikah.
Banyak menggunakan kata deskripstif untuk memberikan informasi secara
perinci tentang sifat-sifat tokoh, seperti muda, berani, kebal, miskin,
pengecut.
Banyak menggunakan kata kerja pasif dalam rangka menjelaskan peristiwa
yang dialami tokoh sebagai subjek yang diceritakan, seperti dianugerahkan,
diberi, dikenang.
Banyak menggunakan kata kerja mental dalam rangka penggambaran peran
tokoh, seperti dipercaya, geram, insyaf, menyukai.
Banyak menggunakan kata penghubung, kata depan, ataupun nomina yang
berkenaan dengan urutan waktu, seperti tiba-tiba, sebelum, sudah, pada
saat, kemudian, selanjutnya, sampai, hingga, nantinya, selama, saat itu.

F. Membandingkan Hikayat dengan Cerita Pendek


Cerpen dan hikayat memiliki persamaan dalam hal unsur-unsurnya, yakni
terdiri dari unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Berikut ini uraian terperinci
mengenai unsur hikayat.
Lampiran: 5

a) Tema

Adalah inti atau ide pokok dalam cerita. Tema merupakan pangkal pokok
pengembangan isi cerita. Dapat pula diartikan sebagai gagasan yang
menjalin struktur isi cerita. Untuk merumuskan tema, kita harus mengenali
unsur-unsur intrinsiknya, yaitu:
1) Melalui alur cerita
2) Melalui tokoh cerita
3) Melalui bahasa yang digunakan dalam cerita.
b) Amanat

Merupakan ajaran moral/pesan yang hendak disampaikan dalam sebuah
cerita. Amanat dapat disampaikan secara tersirat, ataupun tersurat. Amanat
sering dikaitkan dengan tema cerita.
c) Latar

Latar adalah tempat, waktu, suasana terjadinya perbuatan tokoh atau
peristiwa yang dialami tokoh.
d) Penokohan

Penokohan adalah teknik dalam menggambarkan dan mengembangkan
karakter tokoh dalam cerita. Untuk menggambarkan karakter tokoh
tersebut, sebuah cerita dapat menggunakan teknik sebagai berikut.
1) Teknik analatik, karakter tokoh diveritakan secara langsung oleh
pengarang.
2) Teknik dramatik, karakter tokoh dikemukakan melalui:
 Penggambaran fisik dan perilaku tokoh
 Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh
 Penggambaran tata kebahasaan tokoh
 Pengungkapan jalan pikiran tokoh
 Penggambaran oleh tokoh lain.

Berikut adalah contoh teknik penggambaran karakteristik tokoh:
1) Teknik Analitik

Kutatanggeuhan namanya. Rajanya yang adil dan bijaksana. Ia bernama Prabu


Suwarnalaya. Ia memerintah kerajaan yang didampingi oleh permaisurinya yang
bernama Ratu Purbamanah. Karena kebijaksanaan sang raja dan anugerah Yang
Maha Pengasih Penyayang, kerajaan itu sangatlah makmur.

2) Penggambaran fisik dan perilaku tokoh

Seperti sedang berkampanye, orang-orang desa itu serempak berteriak-teriak!


Mereka menyuruh ponggawa kerajaan agar secepatnya keluar kantor. Tak lupa
mereka mengacung-acungkan kepalanya, walaupun dengan perasaan yang
masih juga ragu-ragu. Malah ada di antara mereka sibuk sendiri menyeragamkan
acungan tangannya agar tidak kelihatan berbeda dengan yang lain.
Lampiran: 5

3) Penggambaran lingkungan kehidupan tokoh

Di sudut-sudut kerajaan selalu saja ditemukan masjid walaupun ukurannya


berbeda-beda. Begitu terdengan azan, orang-orang berhamburan masuk ke
dalamnya untuk menunaikan salat wajib.

4) Penggambaran tata kebahasaan tokoh

Dia bilang, bukan maksudnya menyebarkan fitnah ataupun provokasi. Namun apa
yang diucapkannya benar-benar membuat para punggawa kerajaan marah.

5) Pengungkapan Jalan Pikiran Tokoh

Patih Jalagalodra ingin menemui anak gadisnya itu tanpa ketakutan; ingin
mendekapnya, mencium bau keringatnya. Dalam pikirannya, hanya anak
gadisnya yang masih mau menyambut dirinya dan mungkin ibunya, seorang janda
yang renta tubuhnya, masih berlapang dada menerima kepulangannya,

6) Penggambaran oleh tokoh lain

Putri bungsu paling pandai bercerita, menyanyi, dan menari. Tak jarang ia
bertandang ke pendopo sambil membawa aneka oleh-oleh dari hutan.

e. Pengaluran

Disebut juga plot atau rangkaian cerita.

Namun ada juga para ahli yang membedakan antara plot dan alur.
Menurutnya alur sama dengan rangkaian cerita, sedangkan plot merupakan
rangkaian cerita yang memiliki hubungan sebab akibat.

Contoh alur sebagai rangkaian cerita
Raja pergi dari istana. Ia pergi ke tengah hutan untuk berburu. Di sana ia
beristirahat sebentar, lalu meneruskan perjalanannya mencari rusa.

Contoh plot sebagai rangkaian cerita yang memiliki hubungan sebab
akibat Raja terperosok ke dalam lubang ketika mengejar rusa. Ia tidak
bisa kembali ke istana pada hari itu juga. Kakinya terluka parah. Ia
mengobati penduduk yang bisa mengobati lukanya.

Berdasarkan isi cerita atau jenis peristiwanya, alur terbagi ke dalam


beberapa macam, yakni:
Lampiran: 5

a) Alur gerak

Alur disusun dengan diawali oleh cerita adanya suatu masalah, kemudian
menuju cara pemecahannya. Contoh, cerita penangkapan pengkhianat
kerajaan.
b) Alur pedih

Umumnya berkisah tentang kemalangan yang dialami oleh tokoh utama,
misalnya sang pangeran atau sang putri. Tokoh tersebut mengalami
serangkaian masalah yang berakhir dengan kesedihan.
c) Alur tragis

Tokoh utama mengalami rangkaian kemalangan, tetapi kemalangan yang
dialaminya itu sebelumnya tidak diketahui. Dia baru mengetahuinya ketika
keadaan sudah terlambat.
d) Alur penghukuman

Dalam alur ini tokoh utama tidak dapat menarik rasa simpati para pembaca
karena kejelekan-kejelekan yang dimilikinya. Meskipun demikian, tokoh
ini memiliki sifat yang mengagumkan dalam beberapa hal. Cerita berakhir
dengan kegagalan sang pelaku utama.
e) Alur sinis

Sang tokoh utama, tokoh inti yang jahat memperoleh kekayaan pada akhir
cerita, yang justru sepantasnya harus mendapatkan hukuman.
f) Alur sentimental

Seorang tokoh utama yang tampan, yang cantik, dan seringkali lemah
mengalami serangkaian kemalangan, tetapi kemudian mengalami
kemenangan/kejayaan.
g) Alur kekaguman

Tokoh utama yang kuat, gagah, bertanggungjawab atas tindakannya
mengalami serangkaian marabahaya, tetapi dapat melawan dan
mengalahkannya pada akhir cerita. Respon pembaca merupakan gabungan
rasa hormat dan kagum terhadap tokoh utama tersebut.
h) Alur kedewasaan

Seoragng tokoh utama yang tidak berpengalaman, kemudian berkat
peristiwa yang dialaminya berubah menjadi matang dan dewasa.
i) Alur perbaikan

Tokoh utama mengalami perubahan-perubahan kea rah yang lebih baik.
Tokoh utama sendiri bertanggung jawab penuh atas kemalangan yang
mengganggu perjalanan hidupnya.
j) Alur pengujian

Berbagai tindakan tokoh utama mengalami kegagalan. Tokoh utama
kemudian meninggalkan obsesinya karena kegagalan itu.
k) Alur pendidikan

Terjasi perbaikan pandangan pada tokoh utama. Alur ini mirip dengan alur
kedewasaan, tetapi perubahan batiniah tidak memengaruhi perilaku actual
sang tokoh.
l) Alur penyingkapan rahasia

Pada mulanya, tokoh utama tidak mengetahui rahasia yang menyelimuti
kehidupan dirinya. Namun, lama kelamaan sang tokoh dapat menyingkap
rahasia itu.
Lampiran: 5

m) Alur perasaan sayang



Sikap dan keyakinan tokoh utama berubah, tetapi falsafah hidupnya tetap
pada prinsip sebelumnya..
n) Alur kekecewaan

Seorang tokoh utama kehilangan hidupnya dan akhirnya jatuh ke dalam
jurang keputusasaan. Oleh karena itu, pembaca hanya bersimpati
kepadanya, selanjutnya diliputi kekecewaan.

Bacalah teks hikayat berikut ini!

Hikayat Indera Bangsawan

Tersebutlah perkataan seorang raja yang bernama Indera Bungsu dari


Negeri Kobat Syahrial. Setelah berapa lama di atas kerajaan, tiada juga beroleh
putra. Maka pada suatu hari, ia pun menyuruh orang membaca doa kunut dan
sedekah kepada fakir dan miskin. Hatta beberapa lamanya, Tuan Puteri Sitti Kendi
pun hamillah dan bersalin dua orang putra laki-laki. Adapun yang tua keluarnya
dengan panah dan yang muda dengan pedang. Maka baginda pun terlalu amat
sukacita dan menamai anaknya yang tua Syah Peri dan anaknya yang muda Indera
Bangsawan.

Maka anakanda baginda yang dua orang itu pun sampailah usia tujuh tahun
dan dititahkan pergi mengaji kepada Mualim Sufian. Sesudah tahu mengaji, mereka
dititah pula mengaji kitab usul, fikih, hingga saraf, tafsir sekaliannya diketahuinya.
Setelah beberapa lamanya, mereka belajar pula ilmu senjata, ilmu hikmat, dan
isyarat tipu peperangan. Maka baginda pun bimbanglah, tidak tahu siapa yang patut
dirayakan dalam negeri karena anaknya kedua orang itu sama-sama gagah.

Jikalau baginda pun mencari muslihat; ia menceritakan kepada kedua


anaknya bahwa ia bermimpi bertemu dengan seorang pemuda yang berkata
kepadanya: barang siapa yang dapat mencari buluh perindu yang dipegangnya,
ialah yang patut menjadi raja di dalam negeri.

Setelah mendengar kata-kata baginda, Syah Peri dan Indera Bangsawan pun
bermohon pergi mencari buluh perindu itu. Mereka masuk hutan keluar hutan, naik
gunung turun gunung, masuk rimba keluar rimba, menuju ke arah matahari hidup.

Maka datang pada suatu hari, hujan pun turunlah dengan angin ribut, taufan,
kelam kabut, gelap gulita dan tiada kelihatan barang suatu pun. Maka Syah Peri dan
Indera Bangsawan pun bercerailah. Setelah teduh hujan ribut, mereka pun pergi
Lampiran: 5

saling cari mencari. Tersebut pula perkataan Syah Peri yang sudah bercerai dengan
saudaranya Indera Bangsawan.

Maka ia pun menyerahkan dirinya kepada Allah Subhanahuwata’ala dan


berjalan dengan sekuatkuatnya. Beberapa lama di jalan, sampailah ia kepada suatu
taman, dan bertemu sebuah mahligai. Ia naik ke atas mahligai itu dan melihat
sebuah gendang tergantung. Gendang itu dibukanya dan dipukulnya. Tiba-tiba ia
terdengar orang yang melarangnya memukul gendang itu. Lalu diambilnya pisau
dan ditorehnya gendang itu, maka Puteri Ratna Sari pun keluarlah dari gendang itu.
Puteri Ratna Sari menerangkan bahwa negerinya telah dikalahkan oleh Garuda.
Itulah sebabnya ia ditaruh orangtuanya dalam gendang itu dengan suatu cembul. Di
dalam cembul yang lain ialah perkakas dan dayang-dayangnya. Dengan segera
Syah Peri mengeluarkan dayang-dayang itu. Tatkala Garuda itu datang, Garuda itu
dibunuhnya. Maka Syah Peri pun duduklah berkasih-kasihan dengan Puteri Ratna
Sari sebagai suami istri dihadap oleh segala dayang-dayang dan inang pengasuhnya.

Tersebut pula perkataan Indera Bangsawan pergi mencari saudaranya. Ia


sampai di suatu padang yang terlalu luas. Ia masuk di sebuah gua yang ada di
padang itu dan bertemu dengan seorang raksasa. Raksasa itu menjadi neneknya dan
menceritakan bahwa Indera Bangsawan sedang berada di negeri Antah Berantah
yang diperintah oleh Raja Kabir.

Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan
putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan
dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah
mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan
dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu. Sembilan
orang anak raja sudah berada di dalam negeri itu. Akhirnya raksasa itu
mencanangkan supaya Indera Bangsawan pergi menolong Raja Kabir.
Diberikannya juga suatu permainan yang disebut sarung kesaktian dan satu isyarat
kepada Indera Bangsawan seperti kanak-kanak dan ilmu isyarat itu boleh
membawanya ke tempat jauh dalam waktu yang singkat.

Dengan mengenakan isyarat yang diberikan raksasa itu, sampailah Indera


Bangsawan di negeri Antah Berantah. Ia menjadikan dirinya budak-budak
berambut keriting. Raja Kabir sangat tertarik kepadanya dan mengambilnya sebagai
permainan Puteri Kemala Sari. Puteri Kemala Sari juga sangat suka cita melihatnya
dan menamainya si Hutan. Maka si Hutan pun disuruh Puteri Kemala Sari
memelihara kambingnya yang dua ekor itu, seekor jantan dan seekor betina.

Pada suatu hari, Puteri Kemala Sari bercerita tentang nasib saudara sepupunya
Puteri Ratna Sari yang negerinya sudah dirusakkan oleh Garuda.
Lampiran: 5

Diceritakannya juga bahwa Syah Peri lah yang akan membunuh garuda itu.
Adapun Syah Peri itu ada adik kembar, Indera Bangsawan namanya. Ialah yang
akan membunuh Buraksa itu. Tetapi bilakah gerangan Indera Bangsawan baru akan
datang? Puteri Kemala Sari sedih sekali. Si Hutan mencoba menghiburnya dengan
menyanyikan pertunjukan yang manis. Maka Puteri Kemala Sari pun tertawalah
dan si Hutan juga makin disayangi oleh tuan puteri.

Hatta berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat.
Para ahli nujum mengatakan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang
dapat menyembuhkan penyakit itu. Baginda bertitah lagi. "Barang siapa yang dapat
susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri."

Setelah mendengar kata-kata baginda Si Hutan pun pergi mengambil seruas


buluh yang berisi susu kambing serta menyangkutkannya pada pohon kayu. Maka
ia pun duduk menunggui pohon itu. Sarung kesaktiannya dikeluarkannya, dan
rupanya pun kembali seperti dahulu kala.

Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta susu kambing yang
disangkanya susu harimau beranak muda itu. Indera Bangsawan berkata susu itu
tidak akan dijual dan hanya akan diberikan kepada orang yang menyediakan
pahanya diselit besi hangat. Maka anak raja yang sembilan orang itu pun
menyingsingkan kainnya untuk diselit Indera Bangsawan dengan besi panas.
Dengan hati yang gembira, mereka mempersembahkan susu kepada raja, tetapi
tabib berkata bahwa susu itu bukan susu harimau melainkan susu kambing.
Sementara itu Indera Bangsawan sudah mendapat susu harimau dari raksasa
(neneknya) dan menunjukkannya kepada raja. Tabib berkata itulah susu harimau
yang sebenarnya. Diperaskannya susu harimau ke mata tuan puteri. Setelah genap
tiga kali diperaskan oleh tabib, maka tuan puteri pun sembuhlah.

Hatta sampailah masa menyerahkan Tuan Puteri kepada Buraksa. Baginda


menyuruh orang berbuat mahligai di tengah padang akan tempat duduk tuan puteri.
Di bawah mahligai itu ditaruh satu bejana berisi air, supaya Buraksa boleh datang
meminumnya. Di sanalah anak raja yang sembilan orang itu boleh berebut tuan
puteri. Barang siapa yang membunuh Buraksa itu, yaitu mendapat hidungnya yang
tujuh dan matanya yang tujuh, dialah yang akan menjadi suami tuan puteri.

Maka tuan puteri pun ditinggalkan baginda di mahligai di tengah padang


itu. Si Hutan juga menyusul datang. Tuan puteri terharu akan kesetiaannya dan
menamainya si Kembar. Hatta si Kembar pun bermohon kepada tuan puteri dan
kembali mendapatkan raksasa neneknya. Raksasa neneknya memberikan seekor
Lampiran: 5

kuda hijau dan mengajarnya cara-cara membunuh Buraksa. Setelah itu, si Kembar
pun menaiki kuda hijaunya dan menghampiri mahligai tuan puteri. Katanya kepada
tuan puteri bahwa dia adalah seorang penghuni hutan rimba yang tiada bernama.
Tujuan kedatangannya ialah hendak melihat tamasya anak raja yang sembilan itu
membunuh Buraksa. Tuan puteri menyilakan naik ke mahligai itu. Setelah menahan
jerat pada mulut bejana itu dan mengikat hujung tali pada leher kudanya serta
memesan kudanya menarik jerat itu bila Buraksa itu datang meminum air, si
Kembar pun naik ke mahligai tuan puteri. Hatta Buraksa itu pun datanglah dengan
gemuruh bunyinya. Tuan puteri ketakutan dan si Kembar memangkunya.

Tersebut pula perkataan Buraksa itu. Apabila dilihatnya ada air di dalam
mulut bejana itu, maka ia pun minumlah serta dimasukannya kepalanya ke dalam
mulut bejana tempat jerat tertahan itu. Maka kuda hijau si Kembar pun menarik tali
jerat itu dan Buraksa pun terjeratlah. Si Kembar segera datang memarangnya
hingga mati serta menghiris hidungnya yang tujuh dan matanya yang tujuh itu.
Setelah itu si Kembar pun mengucapkan "selamat tinggal" kepada tuan puteri dan
gaib dari padang itu. Tuan puteri ternganga-nganga seraya berpikir bahwa orang
muda itu pasti adalah Indera Bangsawan. Hatta para anak raja pun datanglah.
Dilihatnya bahwa Buraksa itu sudah mati, tetapi mata dan hidungnya tiada lagi.

Maka mereka pun mengerat telinga, kulit kepala, jari, tangan dan kaki
Buraksa itu untuk dibawa kepada baginda. Baginda tidak percaya mereka sudah
membunuh Buraksa itu, karena tanda-tanda yang dibawa mereka itu bukan
alamatnya. Selang berapa lama, si Kembar pun datang dengan membawa mata dan
hidung Buraksa itu dan diberikan tuan puteri sebagai isteri. Si Kembar menolak
dengan mengatakan bahwa dia adalah hamba yang hina. Tetapi, tuan puteri
menerimanya dengan senang hati.

Latihan Soal

1. Analisilah struktur intrinsik teks hikayat Indera Bangsawan yang telah kalian
baca!

2. Ceritakan kembali isi hikayat Indera Bangsawan dengan bahasamu sendiri!

3. Jelaskan dalam bentuk contoh untuk jenis-jenis alur berikut ini!


Lampiran: 5

IKHTISAR BUKU

Apa itu
ikhtisar?

 Adalah penyajian ringkasan dari suatu uraian.


 Bisa juga disebut sebagai ringkasan buku. Rangkuman sering pula disebut
ikhtisar. Namun, rangkuman lebih identic dengan ringkasan yang lebih
panjang. Misalnya yang berbentuk buku. Gagasan-gagasan utama yang
tersebar dalam banyak baba tau beberapa buku disatukan ke dalam satu
karangan yang ringkas. Adapun ikhtisar merupakan ringkasan untuk
karangan-karangan yang singkat, mislanya untuk 1 atau 2 bab.
 Ringkasan untuk karya sastra semacam novel disebut synopsis. Sinobsis
berupa gambaran umum cerita ataupun peristiwa-peristiwa penting yang
dialami tokoh.

A. Membaca dengan teknik SQ3R


Strategi ini merupakan suatu rencana membaca yang terdiri dari mensurvei
isi, membuat pertanyaan, membaca isi, menceritakan isi bacaan dan meninjau
kembali menurut (Tarigan dalam Teguh Santoso: 2001).
Langkah-langkah pembelajaran membaca dengan strategi SQ3R yaitu sebagai
berikut:
a) Survey (Peninjauan)
Survey adalah langkah persiapan yang harus dilakukan pembaca untuk
memulai aktivitas membaca. Langkah ini berguna untuk mengumpulkan
informasi tentang bacaan yang akan kita baca. Tujuan survey adalah untuk
mempercepat menangkap arti, mendapatkan abstrak, mengetahui ide-ide
penting, melihat susunan (organisasi) bahan bacaan, mendapatkan minat
perhatian yang seksama terhadap bacaan, dan memudahkan mengingat lebih
banyak dan lebih mudah.
b) Question (Pertanyaan)
Dalam tahap ini, pembaca harus memunculkan pertanyaan-pertanyaan
seputar gambaran umum yang telah kita dapatkan dalam proses survey
sebelumnya.
c) Read (Membaca)
Lampiran: 5

Read atau membaca ada pada langkah ketiga, bukan langkah pertama. Saat
membaca ini, pembaca diminta mengisi informasi ke dalam kerangka pemikiran
bab yang kita buat pada proses survey dan question.
d) Recite
Recite adalah tahap di mana pembaca menceritakan isi bacaan yang telah
dibaca dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini pembaca dapat membuat catatan
seperlunya. Dengan melakukan proses recite ini pembaca bisa melatih pikiran
untuk berkonsentrasi dan mengingat bahan yang dibaca.
Cara melakukan recite adalah dengan melihat pertanyaan-pertanyaan yang
kita buat sebelum membaca bab tersebut dan cobalah jawab pada selembar
kertas tanpa melihat buku.
e) Review
Review adalah proses meninjau kembali isi bahan bacaan, apakah yang
diceritakan dengan kata-kata sendiri telah sesuai denagan isi yang
sebenarnya atau tidak. Pembaca dapat membaca ulang seluruh bab, melengkapi
catatan atau berdiskusi dengan teman untuk melakukan proses peninjauan
kembali.

B. Meringkas Novel
Dengan menggunakan teknik membaca SQ3R, suatu novel dapat diringkas
dengan langkah-langlah sebagai berikut.

1) Membaca secara sekilas untuk menemukan kesan umum novel, yakni dengan
membaca judul, pengarang, daftar isi, dan bagian-bagian penting lainnya di
dalam novel.
2) Mengajukan sejumlah pertanyaan berkenaan dengan unsur-unsur utama
novel itu, misalnya sebagai berikut.
a. Bercerita tentang apakah novel itu?
b. Siapa tokoh utama novel itu dan bagaimana karakternya?
c. Di mana dan kapankah ceritanya berlangsung?
d. Bagaimana alur ceritanya?
e. Apa pesan umum yang hendak disampaikan pengarang?
3) Membaca bagian demi bagian novel secara keseluruhan dengan penuh
apresiasi.
4) Mencatat bagian-bagian penting novel, terutama berkaitan dengan hal-hal
yang ditanyakan.
5) Mengembangkan catatan menjadi sebuah ringkasan (sinopsis) novel.

Dalam membuat ringkasan novel. Hal-hal yang perlu dicantumkan


adalah sebagai berikut.
a. Judul
Lampiran: 5

b. Penulis
c. Penerbit
d. Tebal
e. Sinopsis novel

C. Meringkas berdasarkan pokok-pokok berita.


Yang perlu dicantumkan dalam meringkas pokok-pokok berita adalah:
a. Peristiwa apa? (what)
b. Yang terlibat siapa? (who)
c. Terjadinya kapan? (when)
d. Terjadi di mana? (where)
e. Mengapa bisa terjadi? (why)
f. Kejadiannya bagaiman? (how)

D. Mari berlatih

1) Buatlah ikhtisar novel yang telah kalian baca. Novel yang kalian gunakan
haruslah novel keluaran tahun 2010 ke atas. Dikerjakan secara individu.
2) Carilah sebuah teks berita, lalu buatlah ringkasan dari teks berita tersebut.
Teks berita yang kalian gunakan adalah berita terbaru.
Lampiran: 6

DENAH SMAN 3 TANJUNGPINANG 2018 - 2019

KANTIN X MIPA X MIPA


2 1

X IPS 1 PERPUSTAKAAN
X IPS 2
X MIPA
w
3
c

w LAB. XI IPS 3 XI IPS 2


X IPS 4 X IPS 3 FISIKA
c
w
c

Mushola
Mushola

KANTIN Ruang BK X IPA


XI IPA XI IPA
2
1 2
Ruang
XI IPS 1
UNBK 3
Ruang
TAMAN

OSIS

LAPANGAN XII IPS 1 XII IPS 4


XII IPA
UPACARA
PANGGUNG

Ruang
1
SERBA
GUNA

UNBK 2

XII IPS 3
XII IPA Ruang XII IPS 2
Ruang Ruang
2 UNBK 1 Ruang Ruang
WAKA KEPSEK
Tata Majelis Ruang
Usaha guru UKS
Ruang Ruang
WAKA Tamu

Meja
Piket

PARKIR
POS
SATPAM
Lampiran: 6

LEMBAR OBSERVASI PENGENALAN SEKOLAH

Nama Mahasiswa : Agus Masdika


NIM : 140388201041

HASIL PENGAMATAN/WAWANCARA/DOKUMENTASI:
A. Institusi Pasangan:
1) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten/Kota : Tanjungpinang
2) Nama Kadisdikbud : Drs. Huzaifa Dadang AG, M.Si
3) HP/E-mail : 081225377165
dikembudproatpi@yahoo.com
4) Alamat Kantor : Jl. Soekarno Hatta No. 30
5) Telp/Fax/E-mail : 0771-25175
B. Personil Sekolah Praktikan:
1) Nama Sekolah : SMA Negeri 3 Tanjungpinang
2) Alamat Sekolah : Jl. Tugu Pahlawan NO.30
3) Kecamatan : Tanjungpinang Barat
4) Telp/Fax/E-mail : 0771-24232 / sman3_tpi@yahoo.com
5) Jarak sekolah dengan pusat
kota/kantor Dikbud : ± 6km
6) Transportasi yang ada dan Tarif/
ongkos : Angkutan Umum / ± Rp. 5.000
7) Nama Kepala Sekolah : Dra. Asmiati.WR
8) Telp/HP/E-mail :-
9) Guru yang bisa dihubungi selain kepala sekolah :
Nama : Dra. Sri Haryati
HP :-
C. Keadaan Fisik Sekolah:
1. Luas tanah : 5470 m2
2. Lapangan serbaguna : 26 x 16 m
3. Jumlah Ruang Kelas : 19 Ruang Kelas
4. Ukuran Ruang Kelas :8X9m
5. Bangungan Lain yang ada:
a. Ruang Kepala Sekolah Luasnya : 25 m2
b. Ruang Guru Luasnya : 176 m2
c. Ruang Tata Usaha Luasnya : 48 m2
d. Ruang BK Luasnya : 20 m2
e. Ruang OSIS Luasnya : 36 m2
Lampiran: 6

f. Ruang UKS Luasnya : 8 m2


g. Ruang PSB Luasnya : 42 m2
h. Ruang Penjaga Sekolah Luasnya : 42 m2
i. Meeting room Luasnya : 72 m2
j. Gudang Luasnya : 24 m2
k. Lab Bahasa/Ruang Kelas Luasnya : 57 m2
l. Lab Biologi/Ruang Kelas Luasnya : 72 m2
m. Lab Fisika dan Kimia/Ruang Kelas Luasnya : 72 m2
n. Lab Komputer 1 Luasnya : 80 m2
o. Lab Komputer 2 Luasnya : 72 m2
p. Lab Komputer 3 Luasnya : 72 m2
q. Musholla Luasnya : 108 m2
r. Ruang Olahraga Luasnya : 300 m2
s. Ruang Pustaka Luasnya : 96 m2
t. WC Guru L Luasnya : 12 m2
u. WC Guru P Luasnya : 9 m2
v. WC Siswa L Luasnya : 9 m2
w. WC Siswa P Luasnya : 9 m2

D. Keadaan Lingkungan Sekolah:


1. Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah : Perumahan Warga
2. Kondisi Lingkungan Sekolah : Strategis
E. Fasilitas Sekolah (tuliskan jenis, kuantitas dan kualitasnya):
1. Perpustakaan : Baik
2. Laboratorium : Baik
3. Ruang BP : Baik
4. Ruang serbaguna : Baik
5. Ruang Tata Usaha : Baik
6. Tempat Ibadah : Baik
7. Lab Komputer : Baik
F. Penggunaan Sekolah:
1. Jumlah sekolah yang menggunakan bangunan ini : 1 sekolah
2. Jumlah “Shift” tiap hari : 1 Shift
G. Guru dan Sisiwa:
1. Jumlah Guru Mata Pelajaran
a. Pendidikan Agama Islam : 2 orang
b. Bahasa Indonesia : 3 orang
c. Bahasa Inggris : 4 orang
d. Matematika : 3 orang
e. KWN : 2 orang
Lampiran: 6

f. Sejarah : 2 orang
g. Fisika : 2 orang
h. Kimia : 1 orang
i. Biologi : 2 orang
j. Geografi : 2 orang
k. Sosiologi : 2 orang
l. Ekonomi : 2 orang
m. Pendidikan Jasmani : 2 orang
n. Seni Budaya : 1 orang
o. TIK : 1 orang
p. Prakarya dan Kewirausahaan : 2 orang
q. BK : 1 orang
r. Bahasa Perancis : 1 orang
2. Jumlah Guru seluruhnya (L/P) : 36 orang
3. Jumlah Kelas : 19 kelas
4. Jumlah Siswa Perkelas : ± 33 orang
5. Jumlah Siswa Seluruhnya (L/P) : 541 orang
H. Interaksi Sosial:
1. Hubungan Guru – Guru : Baik
2. Hubungan Guru – Siswa : Baik
3. Hubungan Siswa – Siswa : Baik
4. Hubungan Guru-Pegawai Tata Usaha : Baik
I. Tata Tertib
a) Ketentuan Umum
1. Jam masuk hari Senin dan Selasa dari pukul 07.00 s/d 16.15, Rabu-Kamis
07.00 s/d 15.45, dan Jum’at 07.00 s/d 11.45.
2. Wajib mengikuti upacara bendera, Jum’at imtaq keagamaan dan peringatan
Hari Besar Agama/Nasional serta acara lainnya yang diadakan di sekolah.
3. Menanamkan tata krama dengan membiasakan 5 S (Senyum, Sapa, Salam,
Sopan, dan Santun).
4. Menciptakan suasana “Beriman” (Bersih, Rapi, Indah, dan Nyaman).
b) Untuk Siswa
1. Siswa wajib berada di sekolah sebelum kegiatan (proses belajar mengajar)
dimulai dan 15 menit sebelum upacara bendera atau kegiatan keagamaan
dimulai kecuali piket kelas dan piket umum harus datang lebih awal.
Lampiran: 6

2. Siswa wajib memakai seragam sekolah dalam keadaan bersih, rapi di sekolah
sesuai dengan ketentuan:
 Hari Senin – Selasa menggunakan seragam putih abu,
 Hari Rabu menggunakan seragam batik sekolah,
 Hari Kamis menggunakan seragam pramuka lengkap dengan kacu,
 Hari Jum’at menggunakan seragam baju kurung melayu lengkap dengan
kain samping,
 Menggunakan ikat pinggang warna hitam,
 Bersepatu hitam, bertali putih dan berkaos kaki putih (khusus hari Kamis
kaos kaki warna hitam pramuka),
 Panjang kaos kaki minimal ± 15 cm di atas mata kaki bukan digulung di
atas mata kaki.
Khusus Putri;
 Menggunakan rok panjang tanpa lipatan keliling.
 Belahan rok tidak lebih tinggi dari tinggi lutut.
 Bagi siswi berhijab harus menutup auratnya secara benar (jelbab putih
Senin, Selasa, Rabu, Jumat dan Kamis memakai jilbab coklat)
 Bagi siswi tidak berhijab, rambut panjang diikat dan tidak digerai.
Khusus Putra;
 Memakai celana panjang model standar (tidak mengkrucut ke atas
atau ke bawah)
3. Siswa wajib memakai seragam olahraga pada jam pelajaran olahraga.
4. Piket kelas membersihkan kelas dan membuang sampah sebelum jam
pertama dimulai.
5. Siswa wajib mengikuti semua kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler
yang ada di sekolah (wajib ekskul pramuka).
6. Siswa wajib menciptakan suasana kekeluargaan, baik terhadap kepala
sekolah, guru, staf tata usaha, pegawai sekolah dan selalu menjunjung nama
baik sekolah.
7. Siswa wajib menjaga dan memelihara kebersihan di lingkungan sekolah.
8. Siswa wajib melaksanakan kegiatan 7 K (keamanan, ketertiban, kebersihan,
keindahan, kekeluargaan, kerindangan, dan kesehatan).
9. Siswa melapor kepada guru piket, jika tidak ada guru pada saat jam
pelajaran.
Lampiran: 6

10. Siswa pulang tepat pada waktunya sesuai dengan jadwal yang sudah
ditentukan.
11. Siswa tidak dibenarkan keluar pekarangan sekolah pada saat proses belajar
mengajar berlangsung kecuali mendapat ijin dari guru di kelas dan guru
piket.
12. Siswa wajib memberitahu/membuat surat bila tidak hadir di sekolah dan
diketahui oleh orangtua/wali murid.
13. Siswa wajib hadir dan mengikuti kegiatan pembelajaran minimal 90% dari
jumlah hari sekolah dalam satu semester.
14. Bagi siswa yang sakit lebih dari 2 (dua) hari harus dibuktikan dengan Surat
Keterangan Dokter.
15. Siswa harus melunasi uang Komite Sekolah dan OSIS paling lambat tanggal
10 untuk setiap bulannya.
c) Larangan
NO JENIS PELANGGARAN POINT SANKSI
Tidak memakai topi sewaktu upacara bendera
1 1
di sekolah.
Tidak memakai ikat pinggang atau ikat
2 1
pinggang berkepala besar dan tajam.
3 Memakai tali pinggang bukan warna hitam. 1
Tidak memakai kaos kaki atau kaos kaki bukan
4 1
warna putih (kecuali Kamis kaos kaki hitam).
Tidak memakai dasi pada hari Senin dan
5 1
Selasa, tidak memakai kacu pada hari Kamis.
6 Tidak memakai sepatu hitam. 1
7 Terlambat 10 menit masuk pada pagi ahri. 1 Membersihkan Majelis
8 Terlambat masuk 5 menit sehabis istirahat. 1 Guru & Ruang
Memakai kalung, gelang, subang bagi siswa Administrasi Sekolah &
9 1 Lainnya
laki-laki.
Memakai perhiasan berlebihan bagi siswa
10 1
perempuan.
11 Membuang sampah tidak pada tempatnya. 1
Duduk di tempat parkir dan dimana saja di luar
12 1
kelas saat pelajaran berlangsung.
13 Berambut panjang bagi siswa laki-laki. 1
Berkuku panjang bagi siswa laki-laki dan
14 1
perempuan.
15 Memakai baju putih tanpa lokasi sekolah. 1
16 Baju keluar dari celana/rok. 1
17 Tidak hadir tanpa keterangan (alpa) 2
Lampiran: 6

Tidak memakai helm saat berkendara dan Membersihkan


18 2
masih berseragam sekolah. Pekarangan Sekolah,
19 Gunting rambut berbelang/bertingkat. 2 Menyiram Bunga
20 Mencat rambut warna warni. 3
Memakai seragam lain dari yang ditetapkan
21 3 Membersihkan Kaca
oleh sekolah.
Ruangan Sekolah &
Memakai celana berbentuk corong (sempit
22 3 Membuang Sampah
bagian bawah) bagi siswa laki-laki.
23 Keluar/cabut dari jam pelajaran tertentu. 3
24 Mengirimkan surat palsu ke sekolah. 4
Mencoret/menulis meja, kursi, dan dinding
25 4
sekolah. Membersihkan Toilet
26 Melompat pagar sekolah atau jendela sekolah. 4 Guru
Tertangkap basah/atas laporan berada di
27 4
tempat terlarang (judi, prostitusi, diskotik).
28 Merusak peralatan/sarana prasarana sekolah. 8
Tertangkap basah merusak motor siswa lain di
29 8
lingkungan sekolah.
30 Membawa senjata tajam ke sekolah. 8
Melakukan tindakan yang mencemarkan nama
31 8 Membersihkan Toilet
baik sekolah.
Siswa
Menyebar fitnah/memprovokasi yang
32 8
menyebabkan unjuk rasa (demo).
Membawa gambar, kaset porno, atau barang
33 8
sejenisnya ke sekolah.
34 Melakukan pemerasan. 8
Berpacaran melampaui batas, membuat resah
35 10
masyarakat.
Berkelahi di dalam/di luar sekolah Membersihkan Toilet
36 a. Sebagai pelaku utama 10
Panggilan Orangtua
b. Sebagai pengikut (ikut-ikutan)
Membawa, menyimpan, memiliki, dan atau
37 10
menghisap rokok di lingkungan sekolah.
Membawa atau meminum minuman keras di
38 30
lingkungan sekolah.
39 Membawa HP ke lingkungan sekolah. 30 Membersihkan Toilet
Berkata kotor, atau mencaci/melawan Guru Perjanjian Bermaterai
40 30
dan Tata Usaha.
41 Tertangkap basah menjadi wanita jemputan. 30
Tertangkap mengedar, menyimpan, dan atau
42 40
memakai NARKOBA.
43 Memukul Guru TU. 40 Dikembalikan Kepada
44 Melakukan pencurian dan penipuan. 40 Orangtua
Melakukan tindak pidana yang sudah diproses
45 40
secara hukum
Lampiran: 6

Hamil atau menghamili dan berbuat asusila


46 40
sejenisnya.

d) Sanksi
1. Ketentuan ini dilaksanakan menggunakan mekanisme pembinaan yang
berlaku.
2. Tidak dibenarkan adanya kompromi antara guru dan siswa dalam
menjalankan aturan ini
3. Aturan ini berlaku bagi seluruh siswa selama masih tercatat sebagai
siswa SMAN 3 Tanjungpinang dan belum ada perubahan (peraturan
baru).
4. Langkah-langkah pembinaan siswa:
 Untuk jenis pelanggaran dengan kategori ringan langsung didata oleh
wali kelas dan BK, kemudian dilakukan pembinaan dan bimbingan,
3 kali pelanggaran langsung panggilan orangtua.
 Untuk jenis pelanggaran no. 28 s/d 38, akan dipanggil orang tua, dan
apabila tidak ada perubahan dan jumlah point mencapai 30 akan
diproses dengan membuat perjanjian di atas materai.
 Untuk jenis pelanggaran 38 s/d 41 dengan jumlah point 30, siswa
yang bersangkutan membuat surat perjanjian di atas materai dan
apabila yang bersangkutan melakukan pelanggaran kembali akan
segera dikembalikan kepada orang tua.
 Untuk jenis pelanggaran 42 s/d 46 dengan jum;ah point 40, akan
langsung dikembalikan kepada orang tua.
Lampiran: 7
Lampiran: 8

DOKUMENTASI GAMBAR
Gambar SMA Negeri 3
Tanjungpinang
Lampiran: 8

Persiapan Ruang Seminar PTK


Lampiran: 8

Ekstra Kurikuler Majalah Dinding


(MADING)
Lampiran: 8

Kegiatan Lomba dalam Rangka PERJUSAMI


Lampiran: 8

Proses Belajar Mengajar di


Kelas X IPS 1
Lampiran: 8

Kegiatan Ujian Praktik Mengajar di


Kelas X IPS 1
Lampiran: 8

Konsultasi Perangkat Pembelajaran Bersama


Guru Pamong Ibu Dra. Syuprianti

Anda mungkin juga menyukai