Jurnal
Jurnal
MINGGUAN
MODUL 1.1
Ruminawaty, S.kom
CGP ANGKATAN 10
KECAMATAN KOTABUMI
PROVINSI LAMPUNG
1. Fact (Peristiwa)
Pembukaan CGP angkatan 10 Dipandu oleh Ibu Anisa Nurmalia secara daring pada hari
Jum’at Tanggal 15 Maret 2024 Pukul 09.00 wib , dibuka oleh Direktur Jendral Guru dan
Kependidikan Kemendikbud Ristek Prof. Dr. Nunuk Suryani, M.Pd, dan dihadiri oleh
Direktur Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah dan Tenaga Kpendidikan Bapak. Dr. Kasiman,
Sekretaris Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Bapak Temu Ismail, M.Si,
direktur Guru Pendidikan Dasar Dr. Drs. Rahmadi Widi Harto, MA, Direktur PAUD Ibu Dr.
Santi Ambarukmi, M.Ed, Kepala Daerah propinsi dan Kabupaten Kota, Para Kepala Balai
Guru Penggerak dan Balai Besar Penyelenggara Guru Penggerak ankatan 10, Instruktur,
Fasilitator, Pengajar Praktik dan Peserta Calon Guru Penggerak Angkatan 10. Setelah acara
Pembukaan dilanjutkan Pre Test bagi peserta Calon Guru Penggerak Angkatan 10
Dinas Pendidikan Bapak H. Sukatno, S.H, Ibu Diana selaku kabid GTK, Ibu Nuryulinda, S.E.
M.Pd Penangung Jawab BGP Kabupaten Lampung Utara, Bapak/Ibu Kepala sekolah Calon
Guru Penggerak Angkatan 10 Sebagai Pendamping Pesera CGP, Bapak Ibu Pengajar Praktik
Calon Guru Penggerak angkatan 10 dan peserta Calon Guru Penggerak ankatan 10.
Dalam kegiatan Lokakarya Orientasi diundang juga Pengawas dan Kepala Sekolah
CGP. Tujuan Lokakarya Orientasi ini adalah a) agar CGP mengenal ekosistem belajar di
program guru penggerak; b) CGP memahami program Pendidikan Guru Penggerak (alur,
peran tim pendukung, kompetensi lulusan); c) CGP mengidentifikasi posisi diri pada
diri Guru Penggerak, berikut dukungan yang diperlukan, dan tantangan yang mungkin
terjadi; dan e) CGP memahami pentingnya membuat portofolio, tahapan dan contoh
Dalam kegiatan Lokakarya Orientasi ini ada beberapa hal yang dipelajari, yaitu
Penggerak (PGP) dan perjalanan CGP, posisi diri, rencana pengembangan kompetensi diri,
Pada kegiatan Lokakarya Orientasi ini CGP diberikan tugas untuk mengerjakan
Lembar Kerja (LK), yaitu LK 1 tentang Kesepakatan Peran CGP dan Kepala Sekolah, LK 2
tentang Pengecekan Mandiri Kompetensi GP, LK 3 tentang Evaluasi Diri Guru Penggerak, LK
Orientasi.
Dengan bimbingan Ibu Ema Suryana, S,Pd selaku Pengajar Praktik, saya merasa
kegiatan Lokakarya Orientasi ini menjadi sangat menyenangkan. Beliau juga memberikan
motivasi dan semangat kepada CGP agar tidak putus asa jika mengalami kendala.
Selama dua minggu, mulai 16 Maret sampai 30 Maret 2024 saya belajar melalui LMS
tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hadjar Dewantara bersama fasilitator Bapak
Adi Hermawan S.Pd, Gr. Kegiatan yang dilakukan dalam LMS, diantaranya eksplorasi konsep,
Elaborasi Pemahaman bersama Instruktur Bapak Munajar, S.Pd, Gr melalui Google Meet
tentang pemahaman mendalam konsep Filosofis Ki Hajar Dewantara dan relevansinya dengan
2. Feeling (Perasaan)
Selama dua minggu mengikuti pendidikan guru penggerak ini berbagai macam perasaan
yang saya rasakan, antara senang, bangga, dan juga khawatir tidak dapat melaksanakan
pendidikan ini dengan baik dan maksimal, bahkan insecure atau merasa minder karena
melihat teman-teman calon guru penggerak yang hebat. Semua terasa bercampur aduk
dengan keinginan dan tekad yang kuat untuk dapat menyelesaikan Program Guru
Penggerak ini.
Banyak ilmu pengetahuan yang saya dapatkan selama menjalani kegiatan ini, misalnya
bagaimana menjadi guru yang selayaknya, bagaimana berhamba pada anak, upaya apa yang
harus dilakukan, dan lainnya. Keseluruhan rangkaian yang ada di dalam LMS membuat saya
merasakan bahwa apa yang saya miliki tentang pendidikan sangat jauh dari pemikiran
dikelas. Saya merasa kasih sayang saya terhadap murid semakin bertambah. Saya tidak lagi
memandang murid yang sering bercanda dan bermain-main di kelas sebagai anak yang
Findings (Pembelajaran)
Dari pembelajaran Modul 1.1 tentang Refleksi Filosofis Pendidikan Nasional - Ki Hadjar
Dewantara ini saya mendapat ilmu untuk meningkatkan kompetensi sebagai seorang
pendidik. Sebagai seorang pendidik saya harus menuntun segala kekuatan kodrat yang ada
pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya baik sebagai manusia maupun anggota masyarakat dengan mengacu pada trilogi
pendidikan yaitu Ing ngarso sung tulodo, Ing madya mangun karso, dan Tut wuri handayani.
Dari pembelajaran ini, saya baru mengetahui bahwa pengajaran dan pendidikan harus
selaras dengan penghidupan dan kehidupan bangsa agar semangat cinta tanah air dapat
Semua ini tujuannya yaitu agar terwujud pendidikan yang memerdekakan anak. Oleh
karena itu saya harus memberikan kemerdekaan kepada anak-anak dalam mengembangkan
potensi yang dimilikinya, sebab anak bukanlah kertas kosong, melainkan anak itu sebagai
kertas putih yang sudah berisi coretan namun masih buram, Tugas kita sebagai guru untuk
Artinya setiap anak sudah memiliki bakat dan potensinya masing-masing, Selain itu
berdasarkan filosofi pendidikan yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, kita harus
memandang anak sebagai individu yang berbeda dan unik. Setiap anak punya gaya belajar
perbedaan individu dan juga melaksanakan pembelajaran yang berpusat pada anak. Jangan
memaksakan metode atau strategi yang menurut guru baik namun belum tentu
Sebaiknya kita sebagai guru harus melakukan asessmen diagnostik awal untuk
mengetahui kebutuhan, profil, gaya belajar, metode belajar seperti apa yang mereka
inginkan, sehingga kita sebagai guru dapat merancang pembelajaran yang tepat dan sesuai
dengan yang dibutuhkan anak atau dikenal dengan sebutan ‘berhamba pada anak’.
Disisi lain, menerapkan budi pekerti yang luhur atau akhlak mulia merupakan keharusan
yang tidak terbantahkan dengan cara mengintegrasikan setiap proses pembelajaran dengan
pencapaian Profil Pelajar Pancasila yaitu beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, gotong royong, mandiri, bernalar kritis dan
kreatif.
3. Future (Penerapan)
Hadjar Dewantara ini, memotivasi saya untuk melakukan hal terbaik dalam
pembelajaran agar tujuan pendidikan bisa tercapai sejalan dengan pemikiran filosofis Ki
kebutuhan siswa,
c) Mengubah cara pandang terhadap siswa yang semula berorientasi pada nilai
siswa,
e) merancang pembelajaran sesuai dengan hasil asessmen diagnostik awal yang telah
dilakukan,
Sekian pemaparan saya dalam Jurnal Refleksi Dwi Mingguan Modul 1.1 Pendidikan Calon Guru