Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses pembelajaran pengetahuan dan keterampilan
yang dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Pendidikan dapat diperoleh
bagi setiap orang dimulai dari kecil sampai tua.
Pendidikan di SD senantiasa perlu dipersegar dan diperkaya, mengingat
ilmu dan konsep tentang Pendidikan di SD adalah hasil pemikiran manusia yang
bersifat dinamis, berubah-ubah karena pengaruh situasi dan kondisi kehidupan
umat manusia pada umumnya. Konsep pendidikan selalu mengalami perubahan
seiring dengan tuntutan zaman dan peradaban umat manusia di dunia dalam
berbagai aspek kehidupan (Taufik, 2016:1.1).
Menurut Taufik (2016:1.5-1.6) pengaruh apa yang diberikan oleh pendidik
kepada peserta didik agar mencapai tujuan tertentu, bukan merupakan pilihan
teknis belaka, melainkan juga merupakan pilihan moral.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dimaksudkan untuk menilai kinerja guru
sebagai pendidik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kemampuan
mengajar, pengetahuan serta keterampilan mengelola kegiatan pembelajaran.
Selain untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil
pembelajaran penelitian ini dilakukan untuk memenuhi tugas akhir pada mata
kuliah Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP PDGK 4501) PGSD
Universitas Terbuka.
Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai refleksi sejauhmana kemampuan
menyampaikan pembelajaran dan mengelola kelas dalam hal memberikan
motivasi yang dapat meningkatkan minat belajar siswa selama proses

-
pembelajaran dilihat dari ketuntasan dan hasil belajar siswa. Ketuntasan atau
keberhasilan dalam memahami materi keterampilan menulis narasi pada mata
pelajaran bahasa Indonesia dengan memanfaatkan media gambar berseri.
Keterampilan Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang
dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan
keterampilan menulis, siswa diharapkan dapat mengungkapkan ide
gagasan, pikiran, dan perasaan yang dimilikinya setelah menjalani proses
pembelajaran dalam berbagai jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.
Tarigan (2013:40), mengungkapkan bahwa keterampilan menulis
merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Jadi, tidak heran
apabila banyak yang beranggapan bahwa menulis adalah kegiatan yang
sulit karena penulis harus terampil dalam memanfaatkan struktur, bahasa, dan
kosa kata agar tulisannya menjadi pengungkapan gagasan dan pikiran
yang baik sehingga pembaca dapat memahami tulisan tersebut.
Rendahnya kemampuan atau kurangnya minat siswa dalam menulis teks
narasi salah satunya disebabkan oleh media pembelajaran yang kurang relevan.
Dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dengan melihat proses dan
hasil belajar, kemampuan yang dimiliki siswa kelas III dalam menulis paragraf
narasi masih belum mencapai kriteria yang telah ditentukan. Untuk
mengembangkan ide pokok dalam membuat paragraf narasi siswa masih
mengalami kesulitan, baik itu dari segi pemilihan kata yang tepat ataupun tanda
baca yang digunakan. Masalah yang dikemukakan di atas, harus mendapatkan
penanganan yang tepat. Perlu dicarikan sebuah media atau alat bantu dalam
pembelajaran menulis yang menarik dan inovatif untuk mengatasi masalah
tersebut. Salah satu media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa
untuk meningkatkan kemampuan menulis teks narasi yaitu media gambar
berseri.
Berdasarkan hasil pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SD
Negeri 42 OKU dalam memahami bermain menyusun huruf menjadi kosa kata
tentang kegiatan pagi hari masih rendah, hal ini terlihat dari hasil ulangan yang
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 19 Oktober 2022 sebanyak 25 orang siswa
yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan, yang
mencapai nilai KKM 70 hanya hanya 12 orang siswa untuk pengetahuan dan
KKM 70 hanya 13 orang siswa untuk keterampilan. Ketuntasan secara klasikal
hanya 46,15% untuk pengetahuan dan 42,31% pada keterampilan masih jauh
dari yang diharapkan yaitu 85%. Sedangkan Daya serap yang diperoleh hanya
59,62% untuk pengetahuan dan 59,88% pada keterampilan masih jauh dari
kriteria yang ditetapkan SD Negeri 42 OKU yaitu 75%..
Untuk mengatasi masalah tersebut maka peneliti selaku pengajar dikelas
tersebut termotivasi untuk memperbaiki pembelajaran melalui PTK (Penelitian
Tindakan Kelas) dengan menerapkan metode pembelajaran yang sesuai pada
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan pokok bahasan bermain menyusun huruf
menjadi kosa kata tentang kegiatan pagi hari pada siswa kelas III SD Negeri 42
OKU, agar dapat meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa dalam
kegiatan belajar mengajar.
1. Identifikasi masalah
Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas
III SD Negeri 42 OKU perlu diidentifikasi masalah penyebab
ketidakberhasilan belajar siswa. Dari hasil refleksi yang peneliti lakukan dan
hasil pengamatan diketahui permasalahan yang terjadi selama proses
pembelajaran pra siklus Bahasa Indonesia kelas III SD Negeri 42 OKU pokok
bermain menyusun huruf menjadi kosa kata tentang kegiatan pagi hari a,
sebagai berikut:
a. Proses pembelajaran monoton karena pembelajaran masih menggunakan
pembelajaran yang terpusat pada guru.
b. Guru terkesan hanya melaksanakan tugas dan tidak ada upaya memotivasi
siswa untuk aktif selama proses pembelajaran.
c. Tidak memanfaatkan media untuk membantu dalam proses pembelajaran
d. Siswa tidak ada yang punya inisiatif untuk bertanya.
e. Sebagian siswa tidak dapat menyelesaikan soal dengan baik.
f. Hasil belajar siswa yang mencapai KKM 70 kurang dari 50%.
2. Analisis masalah
Setelah melakukan diskusi dan komunikasi dengan supevisor 1 dan
faktor utama penyebab rendahnya hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas
III SD Negeri 42 OKU dalam memahami materi bermain menyusun huruf
menjadi kosa kata tentang kegiatan pagi hari adalah sebagai berikut:
a. Metode pembelajaran kurang menarik kurang tepat.
b. Siswa tidak berani bertanya
c. Guru tidak menggunakan alat peraga/media sebagai media pembelajaran
dalam proses pembelajaran
d. Guru tidak menyampaikan kesimpulan hasil pembelajaran dan tidak
memberikan penguatan di akhir pembelajaran
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Untuk memperbaiki pembelajaran dan meningkatkan hasil pembelajaran
siswa kelas III SD Negeri 42 OKU peneliti selaku pengajar di kelas tersebut
menggunakan metode yang tepat dan dapat memotivasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran yaitu dengan menggunakan media gambar berseri pada
pembelajaran menulis narasi dalam mengajarkan muatan pelajaran Bahasa
Indonesia dengan materi membuat karangan narasi dengan tema anak mandiri.
Sehingga mencapai ketuntasan secara klasikal 85% dan daya serap 75% baik
pada pengetahuan maupun keterampilan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka masalah dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Apakah dengan media gambar berseri
dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia siswa kelas III SD Negeri 42
OKU tema 8: praja muda karana Sub tema 2: kegiatan aku anak mandiri dengan
materi pokok materi materi membuat karangan narasi dengan tema anak
mandiri.?”
C. Tujuan Perbaikan Pembelajaran
Tujuan perbaikan pembelajaran dalam penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan manfaat penggunaan media gambar berseri dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SD Negeri 42 OKU.
2. Menganalisis dampak penerapan media gambar berseri dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas III SD Negeri 42 OKU pada
materi materi membuat karangan narasi dengan tema anak mandiri.
D. Manfaat Perbaikan Pembelajaran
1. Bagi Sekolah, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat
meningkatkan kualitas pendidik di SDN 42 OKU.
2. Bagi Guru, supaya dapat menjadi acuan dalam memilih dan menentukan
media belajar untuk memotivasi minat belajar siswa dalam proses belajar
mengajar agar diperoleh hasil yang maksimal dalam hal ketuntasan hasil
belajar.
3. Bagi Peserta Didik, dengan penggunaan media gambar berseri peserta
didik termotivasi untuk aktif selama proses belajar mengajar berlangsung
guna meningkatkan hasil dan ketuntasan belajar peserta didik.
4. Bagi Peneliti, penelitian ini sebagai refleksi sejauhmana kemampuan
menyampaikan pembelajaran dan mengelola kelas dalam hal memberikan
motivasi yang dapat meningkatkan minat belajar siswa selama proses
pembelajaran dilihat dari ketuntasan dan hasil belajar siswa.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah “kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif,
afektif maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah
mengikuti proses belajar mengajar” (Kunandar, 2013:62). Hasil belajar yaitu
“perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar” (Susanto,
2013:5).
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah
kemampuan tertentu yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti
proses belajar mengajar dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan
berulang-ulang yang memberikan perubahan-perubahan pada diri siswa serta
membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi
sehingga akan merubah cara berpikir kearah yang lebih baik.
Adapun fungsi penilaian hasil belajar yang dilakukan guru menurut
Kunandar (2013:68) disebutkan adalah sebagai berikut:
1. Menggambarkan seberapa dalam seorang peserta didik telah menguasai suatu
kompetensi tertentu.
2. Mengevaluasi hasil belajar siswa dalam rangka membantu siswa memahami
dirinya, membuat keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk
pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun untuk penjurusan.
3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa
dikembangkan siswa serta sebagai alat diagnosis yang membantu guru
menentukan apakah siswa perlu mengikuti remedial atau pengayaan.
4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang
berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
5. Kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan peserta didik.
Tujuan penilaian hasil belajar peserta didik menurut Kunandar (2013:70),
adalah:
1. Melacak kemajuan peserta didik, artinya dengan melakukan penilaian, maka
perkembangan hasil belajar peserta didik dapat diidentifikasi yakni menurun
atau meningkat.
2. Mengecek keterampilan kempetensi peserta didik, artinya dengan melakukan
penilaian, maka dapat diketahui apakah peserta didik telah menguasai
kompetensi tersebut ataukah belum menguasai. Selanjutnya dicari tindakan
tertentu bagi yang belum menguasai kompetensi tersebut .
3. Mendeteksi kompetensi yang belum dikuasai oleh peserta didik, artinya
dengan melakukan penilaian, maka dapat diketahui kompetensi mana yang
belum dikuasai dan kompetensi mana yang telah dikuasai.
4. Menjadi umpan balik untuk perbaikan peserta didik, artinya dengan
melakukan penilaian, maka dapat dijadikan bahan acuan untuk memperbaiki
hasi belajar peserta didik yang masih di bawah standar (KKM).
Sedangkan manfaat penilaian hasil belajar yang dilakukan guru adalah:
1. Mengetahui tingkat pencapaian kompetensi selama dan setelah proses
pembelajaran berlangsung.
2. Memberi umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan
kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
3. Memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta
didik.
4. Umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan,
dan sumber belajar yang digunakan.
5. Memberikan pilihan alternatif penilaian kepada guru.
6. Memberikan informasi kepada orang tua tentang mutu dan efektivitas
pembelajaran yang dilakukan di sekolah.

B. Pembelajaran Bahasa Indonesia SD


T. Hartati, M.Ed.,Ph.D (2012: hal 4), mata pelajaran Bahasa Indonesia
diberikan di semua jenjang pendidikan formal. Dengan demikian diperlukan
standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia yang memadai dan efektif
sebagai alat berkomunikasi, berinteraksi sosial, media pengembangan ilmu dan
alat pemersatu bangsa. Daerah/sekolah dapat secara efektif menjabarkan standar
kompetensi sesuai dengan kebutuhan.
Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia bersumber pada
hakikat pembelajaran bahasa, yaitu belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi
dan belajar sastra adalah belajar menghargai manusia dan nilai-nilai
kemanusiaannya. Oleh karena itu, pembelajaran Bahasa Indonesia mengupayakan
peningkatan kemampuan siswa untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis seta
menghargai karya cipta bangsa Indonesia. (T. Hartati, 2012)
1. Fungsi Bahasa Indonesia
Standar kompetensi ini disiapkan dengan mempertimbangkan
kedudukan dan fungsi Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa
negara serta sastra. Indonesia sebagai hasil cipta intelektual produk budaya
yang berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai :
1. Sarana pembinaan kesatuan dan kesatuan bangsa
2. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan dalam rangka pelestarian
dan pengembangan budaya
3. Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
4. Sarana penyebarluasan pemakaian Bahasa Indonesia yang baik untuk
keperluan menyangkut berbagai masalah
5. Sarana pengembangan penalaran
6. Sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khazanah
kesusastraan Indonesia. (T. Hartati, 2012)
2. Tujuan Bahasa Indonesia
Secara umum tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Siswa menghargai dan mengembangkan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan (nasional) dan bahasa Negara.
2. Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk makna, dan fungsi,
serta menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam
tujuan, keperluan dan keadaan.
3. Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk
meningkatkan kemampuan itelektual, kematangan emosional, dan
kematangan sosial.
4. Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan
menulis).
5. Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan
intelektual manusia Indonesia. (T. Hartati, 2012: 5).
C. Menulis
1. Pengertian Menulis
Menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang – lambang grafik
yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
orang – orang lain dapat membaca lambang – lambang grafik tersebut kalau
mereka memahami bahasa dan gambar grafik itu (Tarigan, 2018:22). Gambar
atau lukisan mungkin dapat menyampaikan makna – makna, tetapi tidak
menggambarkan kesatuan – kesatuan bahasa.
Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan – kesatuan
ekspresi bahasa. Hal ini merupakan perbedaan utama antara lukisan dan tulisan,
antara melukis dan menulis .

2. Fungsi Menulis

Pada prinsipnya fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi
yang tidak langsung (Tarigan, 2018: 22). Menulis sangat penting bagi
pendidikan karena memudahkan para pelajar berpikir. Juga dapat menolong kita
berpikir kritis. Juga dapat memudahkan kita measakan dan menikmati hubungan
– hubungan, memperdalam daya tanggap atau persepsi kita, memecahkan
masalah – masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman.

Penulis yang ulung adalah penulis yang dapat memanfaatkan situasi


dengan tepat. Situasi yang harus diperhatikan dan dimanfaatkan itu adalah:

a) Maksud dan tuuan sang penulis (perubahan yang diharapkannya akan terjadi
pada diri pembaca);
b) Pembaca atau pemirsa (apakah pembaca itu orang tua, kenalan, atau teman
sang penulis);

c) Waktu atau kesempatan (keadaan – keadaan yang melibatkan berlangsungnya


suatu kejadian tertentu, waktu, tempat, dan situasi yang menuntut pehatian
langsung, masalah yang memerlukan pemecahan, pertanyaan yang menuntut
jawaban dan sebaginya.
3. Manfaat Menulis

Adapun manfaat menulis adalah: 1) Menulis menjernihkan pikiran. 2)


Menulis mengatasi trauma. 3) Menulis membantu mendapatkan dan mengingat
informasi. 4) Menulis membantu memecahkan masalah. 5) Menulis membantu
ketika kita harus menulis. 6) Orang yang rajin menulis akan semakin canggih
dalam mentransfer gagasan ke dalam bentuk simbol-simbol. 7) Orang yang
sudah terbiasa menulis bisa mengontrol distribusi gagasan menurut jumlah
kata/kalimat yang digunakan. 8) Dengan menulis kita diajak untuk berpikir lebih
runtut dan logis. 9)

Orang yang terbiasa menulis akan lebih menyukai cara sederhana,


supaya pembacanya mudah memahami. 10) Dengan menulis kita diajak untuk
menggali lebih dalam ilmu kita. 11) Dengan menulis kita diajak untuk
mengamati sesuatu secara lebih luas. 12) Dengan menulis kita diajak untuk
menggali makna dari sebuah peristiwa.
4. Tujuan Menulis
Sehubungan dengan tujuan penulisan sesuatu tulisan, Hugo Hartig
(Tarigan, 2018: 25) merangkumnya sebagai berikut:
a) Assignment purpose (tujuan penulisan)
Tujuan penugasan ini sebenarnya tidak mempunyai tujuan sama sekali.
Penulis menulis Sesuatu karena ditgaskan, bukan atas kemauan sendiri.
b) Altruistic purpose (tjuan altruistik)
Penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca, menghindari kedukaan
pembaca, ingin menolong para pembaca memahami, menghargai peasaan,
dan penalarannya, ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan
lebih menyenangkan dengan karyanya itu.
c) Persuasive purpose (tujuan persuasif)
Tulisan yang bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan
yang diutarakan.
d) Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
Tulisan yang bertujuan memberi informasi atau keterangan/penerangan
kepada para pembaca.
e) Self-expressive purpose(tujuan pernyataan diri)
Tulisan yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang
pengarang kepada para pembaca.
f) Creative purpose (tujuan kreatif)
Tujuan ini erat hubungannya dengan tujuan pernyataan diri.
g) Problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah)
Dalam tulisan seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi.

D.Paragraf Narasi
1. Pengertian Paragraf
Pengertian paragraf dari beberapa ahli antara lain, paragraf adalah
bagian dari suatu karangan yang terdiri atas sejumlah kalimat yang
mengungkapkan satuan informasi dengan ide pokok sebagai pengendalinya
Ramlan (dalam Rohmadi dan Nasucha, 2010: 23). Jadi, menurut Ramlan
sebuah paragraf selalu memiliki ide pokok yang merupakan inti dari informasi
yang diungkapkan dalam paragraf. Sehubungan dengan itu Handayani
dkk, (2013: 97-98) juga mengatakan perihal pentingnya ide dalam sebuah
paragraf. Ia menyatakan paragraf (alenia) adalah serangkaian kalimat yang
saling bertalian untuk membuat sebuah gagasan/ide.
Menurut Akhadiah (dalam Nasucha, Rohmadi dan Wahyudi. (2009:
33) Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah pikiran.
Dalam paragraf terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua
kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama
atau topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan
kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah
gagasan. Paragraf adalah sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan
bersama-sama menjelaskan satu unit pokok pikiran (Wiyanto,2004:20).
Penulis merangkai paragraf demi paragraf untuk menyampaikan keseluruhan
pokok pikiran dengan mudah, agar penulis dapat menyusun paragraf-paragraf
secara sistematis dan logis, diperlukan sejumlah unsur pendukung yaitu
transisi, kalimat topik, kalimat penjelas dan kalimat penegas. Meskipun, tidak
semua paragraf mengandung empat unsur, tiga unsur atau dua unsur saja,
bahkan hanya mengandung satu unsur.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut, terlihat pada dasarnya mereka
mempunyai pandangan yang sama mengenai paragraf. Bahwa paragraf selalu
mempunyai ide pokok/gagasan utama yang digunakan untuk membangun
kesatuan kalimat dalam suatu paragraf.
Dalam hierarki kebahasaan, paragraf merupakan satuan yang lebih
tinggi atau lebih luas dari kalimat. Paragraf berguna untuk menandai
pembukaan topik baru, memisahkan gagasan pokok yang satu dengan yang
lainnya. Dengan demikian, pembaca mudah memahami isi paragraf secara utuh.
Dalam penulisannya, paragraf dimulai dengan spasi (penakukan) kira-kira lima
ketukan atau dimulai pada margin kiri tanpa spasi lima ketukan, tetapi diberi
jarak lebih antar paragrafnya. Panjang paragraf tidak dibatasi, bergantung
pada cara pengembangannya dan ketutasan uraian yang berhubungan
dengan gagasan pokok. Paragraf yang terlalu pendek (misalnya 2-3 kalimat)
biasanya kurang dikembangkan sebaliknya yang terlalu panjang dapat
menjemukan, bahkan kemungkinan mengandung kalimat yang terlepas dari
gagasan pokoknya (Handayani dkk, 2013:97-98).
2. Paragraf Narasi
Narasi adalah karangan yang menceritakan tentang peristiwa berdasarkan
fiktif atau nonfiktif. Narasi dapat berupa pengalaman pribadi, informasi, cerita
imajinasi, atau biografi yang tersusun secara kronologis (Sahno, 2022: 55)). Siswa
sekolah dasar memperoleh pembelajaran menulis karangan sederhana di kelas
tiga. Kemudian, pembelajaran menulis karangan narasi diperoleh siswa di kelas
empat. Menulis karangan narasi bertujuan untuk meningkatkan keterampilan
siswa dalam penyampaian ide, gagasan, dan pengembangan kosakata sehingga
keterampilan menulis siswa semakin terasah (Sahno, 2022: 54). Oleh sebab itu,
pembelajaran menulis perlu mendapat perhatian yang serius agar siswa percaya
diri untuk menuangkan gagasan.
Selanjutnya, Susanti (2013: 5) mengungkapkan narasi merupakan tulisan
yang menceritakan atau melaporkan sebuah kejadian atau peristiwa di masa
lampau. Jenis- jenis narasi yaitu (1) Narasi ekspositoris merupakan bentuk narasi
yang mempersoalkan kejadian, rangkaian- rangkaian perbuatan kepada para
pembaca atau pendengar, runtun kejadian atau peristiwa yang disajikan itu
dimaksudkan untuk menyampaikan informasi untuk memperluas pengetahuan
atau pengertian pembaca. Narasi ekspositoris merupakan narasi yang
menceritakan tentang kehidupan seseorang yang penuh suka dan duka. Narasi
ekspositoris dapat kita jumpai di koran atau majalah. (2) Narasi sugestif
merupakan memberi makna atas peristiwa atau kejadian sebagai suatu
pengalaman. Maka narasi sugestif melibatkan daya khayal (imajinasi). Narasi
sugestif merupakan suatu rangkaian peristiwa yang disajikan sekian macam
sehingga merangsang daya khayal para pembaca. Narasi sugestif merupakan
narasi karya sastra yang enak dibaca, seperti karya novel atau cerita pendek.
Prinsip-prinsip narasi yaitu (1) alur/plot, (2) penokohan, (3) latar/setting, (4) sudut
pandang.
Ketika siswa menulis karangan narasi, ia harus menulis cerita secara nyata
yang pernah dialami maupun cerita berdasarkan imajinasi. Hal ini menjadikan
menulis karangan narasi lebih sulit dilakukan karena siswa harus mengembangkan
imajinasi agar dapat menciptakan cerita yang logis dan bermakna. Pemilihan tema
tema menulis dengan karakteristik siswa akan berdampak pada keterbatasan ide
siswa saat menulis (Sahno, 2022). Siswa akan menulis dengan baik jika tema yang
digunakan berdasarkan pengalaman pribadinya. Oleh karena itu sebuah media
atau alat bantu dapat dijadikan sebagai alat untuk membantu dan membenahi serta
menggali potensi siswa dalam keterampilan berbahasa. Beberapa penelitian
terdahulu yang berkaitan keterampilan menulis dengan menerapkan media
pembelajaran telah banyak dilakukan, diantaranya dengan media komik
(Ambarwati et al, 2019; Mulyati, 2018), media Flashcard (Alvita & Airlanda,
2021), Video (Hardianti & Asri, 2017; Tarigan, 2018), audiovisual (Ahsin, 2016;
Supriatini, 2017), dan film animasi (Astuti & Mustadi, 2014). Penelitian ini
berusaha meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi dengan
menggunakan media pembelajaran yang mudah ditemukan dan dipergunakan
berupa media gambar berseri.
E. Media Gambar
1. Pengertian Media Gambar
Media berasal dari kata latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harafiah berarti perantara atau pengantar.Dengan
adanya media visual berupa gambar dapat memberikan kemudahan siswa dalam
penerimaan materi pembelajaran yang sulit dipahami sebelumnya. Media
gambar juga menyajikan bagian-bagian tentang suatu hal sehingga,
mempermudah daya ingat siswa. Media gambar juga dapat menimbulkan
peminatan belajar dan memiliki antar hubungan mengenai bagian pokok materi
pembelajaran dengan melihat situasi yang ada.
Media gambar melibatkan hasil belajar siswa dan guru hatus bersiap dalam
menggunakan rancangan-rancangan yang telah dibuat. Salah satu diantanya
yaitu dengan adanya media memudahkan proses belajar mengajar yang lebih
baik dan membuat suasana kelas menjadi terhibur. Media juga sebagai bahan
ajar yang memiliki arti sebagai alat bagi guru untuk mempermudah
menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa dan sebagai media ajar yang
juga merupakan alat bagi siswa untuk mudah dalam pencapaian hasil belajar
dalam kelas.
Dapat disimpulkan bahwa media gambar merupakan media visual yang
dapat dilihat oleh siswa baik itu gambar lukisan, foto, sketsa dan gambar
peristiwa umtuk mempermudah dan memperjelas materi yang ditampilkan
seta menimbulkan keingin tahuan siswa terhadap kejadian-kejadian yang telah
dipaparkan dari gambar tersebut serta menarik perhatian siswa.
Menurut Arief (2014: 29) mengemukakan media gambar ialah media
yang tepat dalam proses menulis karangan. Media gambar dapat juga membuat
siswa berimajinasi dan lebih kreatif dalam menulis sebuah karangan

2. Kelebihan Media Gambar


a. Memberikan tampilan yang bersifat konkret.
b. Gambar memiliki batas ruang dan
c. Media gambar memberikan batasan dari hasil pengamatan.
d. Mendeskripsikan permasalahan dari bidang manapun dan tidak
memberikan batas waktu melihat dari usia yang tidak ditentukan sehingga
meluruskan kesalah pahaman.
3. Kelemahan Media Gambar
a. Sebuah gambar berupa foto memberi pandangan pada indra
b. Sebuah gambar berupa benda yang sangat sederhana tidak baik dalam
kegiatan pembelajaran.
c. Memiliki keterbatasan pada ukuran untuk kelompok besar.

4. Karakteristik Media Gambar


Media gambar menjelaskan penggunaanya begitu sangat sederhana dalam
proses pembelajaran di kelas, di kemukakan oleh Selain itu Arief (2014: 31)
mengemukakan terdapat enam syarat yang harus diperhatikan dalam
penggunaan media pembelajaran antara lain:
a. Autentik
Suatu gambar mendeskripsikan suatu kejadian, contohnya ketika
seseorang melihat beberapa benda disekitarnya.
b. Sederhana
Suatu gambar hanya perlu memberikan pokok-pokok penting yang ada
pada gambar.
c. Ukuran relatif.
Sebuah foto memiliki ukuran mampu memperbesar dan memperkecil
suatu objek yang ada.
d. Sebuah foto memiliki makna gerakan.
e.. Memiliki gambar yang memiliki intensitas baik tidak disarankan untuk
proses pembelajaran.
f. . Memiliki gambar yang baik tidak memiliki arti bahwa media tersebut baik.

Adapun yang perlu diperhatikan dalam memilih media gambar, di


antaranya:
a. Memiliki maksud dan tujua yang jelas.
b. Menilai karakter setiap siswa;
c. Memiliki rancangan dalam belajar mengajar;
d. Guru mampu memiliki kemampuan dalam memanfaatkan media ;
e. Media yang digunakan mudah ditemukan.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat Dan Waktu Penelitian Dan Pihak yang Membantu


Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas III SD Negeri
42 OKU tahun pelajaran 2022/2023 yang berjumlah 25 siswa. Penelitian ini
dilaksanakan pada materi menulis paragraf narasi berdasarkan media gambar.
waktu penelitian ini dilaksanakn pada bulan Oktober sampai dengan bulan
November 2022
Adapun pihak yang membantu dalam pelaksanaan penelitian ini adalah
1. Dr. Effendi, M.Si. yang ditugaskan UPBJJ/UT Pokjar Baturaja OKU
Sebagai tutor mata kuliah PKP (4501 ) yang bertugas
 Membimbing persiapan perbaikan pembelajaran Siklus I dan Siklus II
 Membimbing membuat laporan perbaikan pembelajaran ( Laporan PKP)
 Memberikan penilaian praktik kegiatan pembelajaran Siklus I dan Siklus
II melalui video perbaikan pembelajaran
 Memberikan masukan pada peneliti untuk kegitan perbaikan pembeljaran
di setiap siklus nya.
2. Mutmainah, S.Pd.,SD Selaku Kepala sekolah SDN 42 OKU yang
mempasilitasi terlaksananya kegiatan perbaikan pembelajaran mulai dari
Prasiklus, Siklus I sampai Siklus II.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Berdasarkan prosedur kerja yang digunakan pada penelitian ini
merupakan siklus kegiatan yang terdiri dari empat tahap menurut Wardhani
(2014) yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini perencanaan dilakukan persiapan yang berhubungan
dengan penerapan model gambar untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas
III SD Negeri 42 OKU menulis paragraf eksposisi, pembuatan rencana
pembelajaran, dan pembuatan instrumen penelitian.

2. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan merupakan kegiatan dilaksankannya skenario
pembelajaran yang telah direncanakan. Adapun tindakan yang dilakukan oleh
guru adalah memberi tugas mandiri kepada siswa, membimbing siswa
melakukan kegiatan, serta memberikan tes diakhir siklus.

3. Pengamatan
Pengamatan adalah suatu kegiatan mengamati jalannya pelaksanaan
tindakan untuk memantau sejauh mana efek tindakan pembelajaran dalam
menerapkan model gambar untuk meningkatakan kemampuan siswa kelas SD
Negeri 42 OKU menulis paragraf narasi. Pengumpulan data pada tahap ini
meliputi data nilai hasil belajar siswa dan data observasi.

4. Refleksi
Refleksi berkenaan dengan proses dan dampak yang akan dilakukan.
Dengan data observasi, guru dapat merefleksi diri apakah penerapan model
gambar untuk meningkatkan kemampuan siswa kelas III SD Negeri 42 OKU
menulis paragraf narasi berlangsung sesuai rencana. Hasil dari refleksi adalah
dilaksankannya perbaikan terhadap perencanaan yang telah dilaksankan yang
akan digunakan untuk memperbaiki kinerja guru pada siklus selanjutnya. Setelah
dilakukan refleksi dan melihat hasilnya, bila siswa belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal kurang dari 80%, maka dilakukan kembali siklus berikutnya,
dimulai dari perencanaan.
Berikut ini kegiatan setiap persiklus yang akan dilakukan sebagai berikut:
Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap perencanaan pada siklus I, terlebih dahulu guru sekaligus
peneliti merancang perencanaan yang akan dijadikan acuan implementasi
tindakan pada siklus I. Adapun perencanaan yang dilakukan pada siklus I adalah
sebagai berikut.
1) Peneliti meancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan
menggunkan media gambar sesuai dengan materi yang akan disajkan.
2) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penguasaan matei pelajaran yang
diberikan pada siswa diakhir pertemuan.
3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati situasi dan kondisi selama
kegiatan belajar mengajar belangsung. Observasi dilakukan oleh guru mitra
secara kolaborasi untuk mengamati kegiatan secara keseluruhan.

b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap pelaksanaan, peneliti melakukan langkah – langkah
pembelajaran sebagai berikut.
1) Kegiatan Awal
a) Guru melakukan apersepsi
b) Memotivasi siswa agar dapat memulai pelajaran dengan baik.

2) Kegiatan Inti
a) Guru selaku peneliti menjelaskan secara ringkas materi menulis paragraf
narasi dengan menggunakan media gambar
b) Siwa melakukan pengamatan terhadap media gambar yang telah ditentukan
oleh guru.
c) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada hal
yang belum mereka pahami mengenai media gambar yang diberikan oleh
guru.
d) Jika siswa sudah paham dan mengerti akan media gambar yang diberikan
oleh guru, selanjutnya siswa mulai menulis paragraf narasi berdasarkan
media yang disajikan.

3) Kegiatan Akhir
a) Setelah siswa selesai mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru,
selanjutnya guru bersama dengan siswa kembali mengamati media gambar
yang ditampilkan.
b) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang kegiatan pembelajaran
yang dilakukan.
c) Guru menyimpulkan materi pelajaran.

c. Pengamatan
Untuk mengetahui kesesuaian antara pelaksanaan RPP I dengan
Perencanaan dan untuk mengetahui sejauh mana tindakan yang sedang
berlangsung dan menghasilkan perubahan yang sesuai dengan yang diinginkan
pada Siklus I peneliti membuat video pembelajaran yang kemudian dianalisis
untuk dievaluasi. Untuk mengamati tingkat keberhasilan siswa dalam pencapaian
Kompetensi yang diinginkan sesuai dengan KKM untuk aspek pengetahuan
maupun keterampilan yang ditentukan yaitu 70 dan ketuntasan klasikal 85% daya
serap 75%, dilihat dari hasil test yang diberikan kepada siswa dalam bentuk
menulis paragraf narasi dengan skor 100. Hasil belajar siswa sebagai alat ukur
keberhasilan siswa selama proses perbaikan pembelajaran I (siklus 1) ternyata
pelaksanaan siklus 1 belum memuaskan karena apa yang ditargetkan oleh peneliti
belum memenuhi target yang diinginkan, yaitu ketuntasan klasikal 85% dan daya
serap 75%, karena itu perlu diadakan perbaikan pembelajaran ke-2 (siklus 2).

d. Refleksi
Setelah melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran
dikelas kemudian diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Pada
tindakan siklus I didapat hasil sebagai berikut.
1) Guru lebih meningkatkan minat siswa yaitu dengan memotivasi siswa selama
proses pembelajaran berlangsung dengan cara lebih membuka wawasan siswa
dengan mengaitkan dengan materi yang diajarkan.
2) Pengelolaan waktu masih belum efektif. Oleh karena itu dalam tahap
berikutnya pengelolaan waktu harus lebih baik.
3) Pengelolaan kelas masih belum berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Siswa masih ada yang tidak tertib dalam pembelajaran. Oleh sebab itu
pengelolaan kelas dalam tahap berikutnya harus lebih baik.

Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Siklus II merupakan perbaikan tindakan yang dilakukan pada siklus I.
Dalam taap perencanaan pada siklus II, terlebih dahulu guru sekaligus peneliti
merancang perencanaan yang akan dijadikan acuan implementasi tindakan pada
siklus II. Pada tahap ini dimulai analisis refleksi pada siklus sebelumnya,
kemudian disusun perencanaan. Adapun perencanaan yang dilakukan pada siklus
II adalah sebagai berikut.
1) Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajjaran (RPP) dengan
menggunakan media gambar sesuai dengan materi akan disajikan dengan
lebih memperhatikan pengelolaan waktu agar jalanya pembelajaran lebih
efektif
2) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penguasaan materi pelajaran yang
diberikan pada siswa diakhir pertemuan kedua. Alat evaluasi disusun sesuai
dengan materi yang diajarkan.
3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati situasi dan kondisi selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Untuk meningkatkan keaktifan siswa
peneliti akan memotivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung
dengan cara lebih membuka wawasan siswa untuk melihat fenomena alam
yang ada dan mengaitkan dengan materi yang diajarkan.

b. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan, peneliti melakukan langkah – langkah
pembelajaran sebagai berikut.
1) Kegiatan Awal
a) Memberikan apersepsi kepada siswa
b) Menanyakan kesulitan – kesulitan dan kendala yang ditemukan dalam
pembelaaran sebelumnya.
2) Kegiatan Inti
a) Guru selaku peneliti menjelaskan secara ringkas materi menulis paragraf
narasi dengan menggunakan media gambar
b) Siwa melakukan pengamatan terhadap media gambar yang telah ditentukan
oleh guru.
c) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada hal
yang belum mereka pahami mengenai media gambar yang diberikan oleh
guru.
d) Jika siswa sudah paham dan mengerti akan media gambar yang diberikan
oleh guru, selanjutnya siswa mulai menulis paragraf narasi berdasarkan
media yang disajikan.

3) Kegiatan Akhir
a) Setelah siswa selesai mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, selanjut
guru bersama dengan siswa kembali mengamati media gambar yang
ditampilkan.
b) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang kegiatan pembelajaran
yang dilakukan.
c) Guru menyimpulkan materi pelajaran.

c. Pengamatan
Pada siklus 2 sama dengan siklus 1, untuk mengetahui kesesuaian antara
pelaksanaan RPP II dengan perencanaan perbaikan pembelajaran dan untuk
mengetahui sejauhmana tindakan yang sedang berlangsung dan menghasilkan
perubahan yang sesuai dengan yang diinginkan pada siklus II. Untuk mengamati
tingkat keberhasilan siswa dalam ketercapaian siswa dalam mencapai KBM yang
ditentukan yaitu 70 diamati dari hasil test yang diberikan dengan skor 100.
Adapun hasil belajar siswa pelaksanaan siklus 2 sudah memuaskan, pelaksanaan
KBM sudah sesuai dengan RPP II dan ketuntasan klasikal sebesar 85% dan daya
serap 75% sudah tercapai. Untuk itu pelaksanaan perbaikan pembelajaran
dicukupkan sampai pada siklus ke-2.
d. Refleksi
Setelah melaksanakan pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran di
kelas kemudian diadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan. Pada
tindakan siklus II didapat hasil bahwa guru perlu menggunakan media yang
tepat dan mudah dipahami oleh peserta didik. Media pembelajaran memiliki
peranan penting dalam menumbuhkan minat dan pemikiran siswa agar dapat
mengembangkan ide – ide yang sebelumnya belum terpikirkan oleh peserta didik.
Guru harus bertindak sebagai fasilitator agar kegiatan belajar mengajar berjalan
dengan baik.

C. Teknik Analisis Data


Dalam perbaikan pembelajaran ini peneliti menggunakan teknik analisis
data kualitatif diskriptif artinya untuk mengetahui keberhasilan dalam perbaikan
pembelajaran dinyatakan dengan ketuntasan belajar siswa secara klasikal dan daya
serap siswa yang ditentukan oleh peneliti selain itu tingkat keberhasilan perbaikan
pembelajaran digambarkan dalam bentuk diagram. Untuk mengetahui tingkat
keberhasilan siswa dalam mencapai ketuntasan dalam proses pembelajaran secara
klasikal sebesar 85% dan daya serap sebesar 75% yaitu berupa test. Sedangkan
bentuk test yang digunakan adalah soal uraian yang digunakan setiap siklus.
Berikut rubrik penilaian dalam menulis karangan narasi.
Tabel. 1 Rubrik Penilaian

Kriteria Sangat Baik Baik Cukup Perlu Binaan

Menggunakan Terdapat
Terdapat 1-2 Tidak satu
huruf besar di lebih dari 2
kesalahan pun
Penggunaan awal kalimat kesalahan
dalam kalimat yang
huruf besar dan nama dalam
menggunakan menggunakan
dan tanda orang, serta menggunakan
huruf besar huruf besar
baca menggunakan huruf besar
dan dan
tanda titik di dan
tanda titik tanda titik
akhir kalimat tanda titik
Kesesuaian Seluruh isi teks Setengah atau Kurang dari Semua isi teks
setengah isi
lebih isi teks
yang ditulis teks yang
isi yang ditulis
sesuai dengan ditulis
karangan sesuai dengan
isi karangan sesuai dengan belum sesuai
yang isi karangan
yang isi karangan
ditulis yang
diminta yang
diminta
diminta
Terdapat Lebih dari
Semua
1-2 kata 2 kata yang
Penulisan kata kata belum
Penulisan yang kurang kurang
sudah tepat tepat dalam
tepat dalam tepat dalam
penulisan
penulisan penulisan
Belum
Penggunaan Terdapat 1 Terdapat 2 mampu
Semua kalimat
kalimat yang kalimat kurang kalimat kurang menggunakan
yang efektif
efektif efektif efektif kalimat
efektif

Sedangkan untuk menentukan nilai yang diperoleh siswa pada siklus I


maupun siklus II digunakan rumus :
skor yang diperole h
Nilai= x 100 %
skor maksimal

Sedangkan untuk mengetahui ketuntasan siswa secara klasikal ditentukan dengan


rumus:
Jumla h Siswa yang Tuntas
Ketuntasan= x 100 %
Jumla h Siswa Seluru h nya

Untuk daya serap ditentukan dengan rumus:

Jumla h Nilai yang Diperole h Siswa


Daya Serap= x 100 %
Jumla h Nilai Maksimal
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Siklus I
a. Perencanaan
Pada siklus I peneliti merencanakan tindakan perbaikan pembelajaran yang
merupakan perbaikan dari pembelajaran sebelumnya peneliti dibantu oleh tutor
atau supervisor selain mempersiapkan RPP juga mempersiapkan jadwal
perbaikan dan media yang diperlukan sesuai dengan materi pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaa perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakn sesuai dengan
jadwal yang telah dirancang untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa
pada siklus I peneliti memberikan tes menulis paragraf eksposisi denagn
mengunakan media gambar
c. Pengamatan
Dalam siklus I subjek peneliti diamatai oleh guru pendamping dengan
mengunakan lembar observasi sebagai bahan untuk melakukan perbaiakna
pembelajaran berikutnya
d. Refleksi
Dari hasil pengamatan dan analisis hasil belajar siswa kelas III SD Negeri
42 OKU untuk materi menulis paragraf eksposisi pada siklus I belum mencapai
kriteria ketuntasan belajar minimal. Untuk itu peneliti perlu melaksanakan
perbaikan pembelajaran II atau melanjutkan peneliti kesiklus II.
Data Nilai Siswa Siklus I
Aspek yang Dinilai Nilai Predikat
Penilaian
No Siswa
Penggunaan Kesesuai Penulisan Penggunaan
huruf besar an isi kata kalimat
dan tanda karangan (25) yang efektif
baca yang (25)
(25) ditulis
(25)
1 Abilalrizk 20 20 20 20 80 Tuntas
is
2 Abiyansa 20 20 15 15 70 Tuntas
putra
3 Aldi 15 15 10 10 50 Tidaktu
firmansya ntas
h
4 Anita 15 10 10 15 50 Tidaktu
Julia ntas
5 Bambang 15 15 10 10 50 Tidaktu
tri ntas
6 Della 25 15 20 20 80 Tuntas
Novita
7 Fahrizaafl 15 25 20 20 80 Tuntas
ah
8 Faiz 10 15 10 15 50 Tidak
agung tuntas
9 Jesikaang 10 15 10 15 50 Tidaktu
graini ntas
10 M.dieova 20 15 20 15 70 Tuntas
rgas
11 Mega 20 15 15 10 60 Tidak
selvia tuntas
12 Mhargare 25 15 15 15 70 Tuntas
tha
13 M.rifqi 20 20 15 15 70 Tuntas
14 M.aryaalf 25 15 15 15 70 Tuntas
ikri
15 M.noval 20 20 15 15 70 Tuntas
maulana
16 Nurhiday 20 10 10 10 50 Tidak
ah tuntas
17 Raffa 20 25 15 20 80 Tuntas
dwiki
18 Rayenfer 20 15 10 15 60 Tidak
dian tuntas
19 Rizka 20 15 10 15 60 Tidak
Mariska tuntas
20 Sinta ulan 20 10 10 10 50 Tidak
p tuntas
21 Anita 15 15 10 10 50 Tidak
susanti tuntas
22 Rantika 20 15 10 15 60 Tidak
tuntas
23 Novi 20 20 15 15 70 Tuntas
24 Sulis 25 25 10 10 70 Tuntas
25 Silvia 20 15 10 15 60 Tidak
Ananda tuntas
Jumlah 1580
Rata – Rata 63, 20

Siklus II
Berdasarkan hasil observasi dan refleksi dapat diidentifikasi masalah –
masalah yang dapat mengambat naiknya hasil belajar siswa sehingga dapat
diambil langkah – langkah perbaikan pada siklus II ini. Siklus II merupakan
kelanjutan dari siklus I yang dilaksankan pada tanggal 9 November 2022 pada
kelas III SD Negeri 42 OKU.
a. Perencanaan
Siklus II merupakan perbaikan ttindakan yang dilakukan pada siklus I.
Dalam taap perencanaan pada siklus II, terlebih dahulu guru sekaligus peneliti
merancang perencanaan yang akan dijadikan acuan implementasi tindakan pada
siklus II. Pada tahap ini dimulai analisis refleksi pada siklus sebelumnya,
kemudian disusun perencanaan. Adapun perencanaan yang dilakukan pada siklus
II adalah sebagai berikut.
1) Peneliti merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajjaran (RPP) dengan
menggunakan media gambar sesuai dengan materi akan disajikan dengan
lebih memperhatikan pengelolaan waktu agar jalanya pembelajaran lebih
efektif.
2) Menyusun alat evaluasi untuk mengukur penguasaan materi pelajaran yang
diberikan pada siswa diakhir pertemuan kedua. Alat evaluasi disusun sesuai
dengan materi yang diajarkan.
3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati situasi dan kondisi selama
kegiatan belajar mengajar berlangsung. Untuk meningkatkan keaktifan siswa
peneliti akan memotivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung
dengan cara lebih membuka wawasan siswa untuk melihat fenomena alam
yang ada dan mengaitkan dengan materi yang diajarkan.
b. Pelaksanaan
Dalam tahap pelaksanaan, peneliti melakukan langkah – langkah
pembelajaran sebagai berikut.
1) Kegiatan Awal
a) Memberikan apersepsi kepada siswa
b) Menanyakan kesulitan – kesulitan dan kendala yang ditemukan dalam
pembelaaran sebelumnya.
2) Kegiatan Inti
a) Guru selaku peneliti menjelaskan secara ringkas materi menulis paragraf
eksposisi dengan menggunakan media gambar
b) Siwa melakukan pengamatan terhadap media gambar yang telah ditentukan
oleh guru.
c) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya jika ada hal
yang belum mereka pahami mengenai media gambar yang diberikan oleh
guru.
d) Jika siswa sudah paham dan mengerti akan media gambar yang diberikan
oleh guru, selanjutnya siswa mulai menulis paragraf eksposisi berdasarkan
media yang disajikan.
3) Kegiatan Akhir
a) Setelah siswa selesai mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, selanjut
guru bersama dengan siswa kembali mengamati media gambar yang
ditampilkan.
b) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang kegiatan pembelajaran
yang dilakukan.
c) Guru menyimpulkan materi pelajaran.
c. Observasi
Hasil pengamatan terhadap pelaksanaan penelitian tindakan kelas siklus
I, diuraikan sebagai berikut.
1) Analisis Data Pengamatan
Pengamatan dilakukan terhadap siswa selama proses pembelajaran
berlangsung dengan menggunakan format pengamatan. Adapun hasil dari
pengamatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

2) Analisis Hasil Belajar Siswa


Setelah pembelajaran pada siklus II dilaksanakan, pada akhir
pembelajaran dilaksanakan dengan tes dengan nilai sebagai berikut.
Data Nilai Siswa Siklus II
Aspek yang Dinilai Nilai Predikat
Penilaian
No Siswa
Penggunaan Kesesuai Penulisan Penggunaan
huruf besar an isi kata kalimat
dan tanda karangan (25) yang efektif
baca yang (25)
(25) ditulis
(25)
1 Abilalrizk 25 25 20 15 85 Tuntas
is
2 Abiyansa 25 25 15 20 80 Tuntas
putra
3 Aldi 20 15 15 15 65 Tidak
firmansya Tuntas
h
4 Anita 20 20 15 15 70 Tuntas
Julia
5 Bambang 20 20 15 15 70 Tuntas
tri
6 Della 25 25 20 15 85 Tuntas
Novita
7 Fahrizaafl 25 25 20 15 85 Tuntas
ah
8 Faiz 25 25 10 10 70 Tuntas
agung
9 Jesikaang 20 15 20 15 70 Tuntas
graini
10 M.dieova 20 20 20 20 80 Tuntas
rgas
11 Mega 20 25 15 10 70 Tuntas
selvia
12 Mhargare 20 20 15 15 70 Tuntas
tha
13 M.rifqi 20 20 15 15 70 Tuntas
14 M.aryaalf 20 20 15 15 70 Tuntas
ikri
15 M.noval 20 20 15 15 70 Tuntas
maulana
16 Nurhiday 20 20 15 15 70 Tuntas
ah
17 Raffa 25 25 20 15 80 Tuntas
dwiki
18 Rayenfer 20 25 10 15 70 Tuntas
dian
19 Rizka 20 25 20 15 80 Tuntas
Mariska
20 Sinta ulan 20 25 20 15 80 Tuntas
p
21 Anita 20 25 10 15 70 Tuntas
susanti
22 Rantika 25 15 10 15 65 Tidak
tuntas
23 Novi 20 25 10 15 70 Tuntas
24 Sulis 20 25 10 15 70 Tuntas
25 Silvia 20 20 10 15 65 Tidak
Ananda tuntas
Jumlah 1830
Rata – Rata 73, 20

B. Pembahasan
Persentase persiklus berdasarkan diagram batang berikut ini
menunjukkan hasil yang diperoleh siswa kelas III SD Negeri 42 OKU.
Ketercapaian yang diperoleh menunjukkan adanya pengaruh dari media gambar
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran menulis paragraf eksposisi. Pada
Siklus I 63,20 sedangkan pada siklus II hasil yang diperloleh 73,20.
Persentase Persiklus
74
72
70
68
66
64
62
60
58
Siklus I Siklus II

Persentase Persiklus

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan terhadap


kelas III SD Negeri 42 OKU terdapat peningkatan hasil belajar siswa.
Peningkatan hasil belajar tersebut dapat dilihat dari hasil pengamatan peneliti
selama proses pembelajaran berlangsung dan juga dari hasil analisis data seperti
diuraikan berikut ini.
Keaktifan siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan media
gambar juga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil
pengamatan dari siklus I sampai siklus II ternyata keaktifan siswa juga
mengalami peningkatan. Aspek yang diamati untuk mengukur keaktifan siswa
dalam proses pembelajaran meliputi keseriusan siswa dalam mengikuti pelajaran,
keaktifan siswa dalam belajar, keaktifan siswa dalam bertanya, antusias siswa
memanfaatkan media gambar, dan keseriusan siswa dalam mengerjakan tes.
Berdasarkan deskripsi hasil belajar pada prasiklus, siklus I, dan siklus II
memperlihatkan bahwa penggunaan media gambar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Berdasarkan perhitungan, Penggunaan media gambar berseri
dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas III SDN 42 OKU dalam menulis
paragraf narasi”. Berikut ini peningkatan hasil belajar siswa per siklus.
Data Nilai Siklus I dan Siklus II
No Nama Siswa Hasil Belajar
Siklus I Siklus II
1 Abilalrizki s 80 85
2 Abiyansaputra 70 80
3 Aldi firmansyah 50 65
4 Anita Julia 50 70
5 Bambang tri 50 70
6 Della Novita 80 85
7 Fahrizaaflah 80 85
8 Faiz agung 50 70
9 Jesikaanggraini 50 70
10 M.dieovargas 70 80
11 Mega selvia 60 70
12 Mhargaretha 70 70
13 M.rifqi 70 70
14 M.aryaalfikri 70 70
15 M.noval maulana 70 70
16 Nurhidayah 50 70
17 Raffa dwiki 80 80
18 Rayenferdian 60 70
19 Rizka Mariska 60 80
20 Sinta ulan p 50 80
21 Anita susanti 50 70
22 Rantika 60 65
23 Novi 70 70
24 Sulis 70 70
25 Silvia Ananda 60 65
Jumlah 1580 1830
Rata – Rata 63, 20 73, 20

Berdasarkan tabel tersebut, terjadi peningkatan rata – rata hasil belajar


siswa pada siklus I, yaitu 63,20 pada siklus II menjadi 73,20.
Gambaran peningkatan hasil belajar tersebut berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Peningkatan
dan pencapaian hasil belajar yang sudah sesuai dengan yang harapkan tidak
lepas dari peran guru selama proses pembelajaran dengan menggunakan media
gambar, karena guru merupakan salah satu komponen yang mempengaruhi
hasil belajar siswa. Dalam kaitan dengan pelaksanaan pembelajaran
menggunakan media gambar, guru bertindak sebagai fasilitator yang hanya
mengarahkan siswa dalam bertindak, selebihnya siswa diberi kebebasan untuk
menerjemahkan arahan guru tersebut dalam pembelajaran. Untuk itu upaya
yang dapat dilakukan guru agar hasil belajar siswa dapat lebih optimal adalah
dengan mempertinggi mutu pengajaran dan kualitas proses pembelajaran.

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
respon siswa kelas III SDN 42 OKU terhadap penerapan pembelajaran dengan
menggunakan media gambar sangat positif hal tersebut ditandai dengan
peningkatan keaktifan siswa pada tiap siklus. Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan dapat pula disimpulkan bahwa penerapan media gambar pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
III SDN 42 OKU. Hal ini ditandai dengan meningkatnya nilai rata – rata hasil
belajar siswa. Peningkatan rata – rata hasil belajar siswa pada prasiklus, yaitu
63,20 pada siklus I,dan 73,20 pada siklus II. Dengan demikian target penelitia
telah tercapai.
Berdasarkan perhitungan, Penggunaan media gambar berseri dapat
meningkatkan kemampuan siswa kelas III SDN 42 OKU dalam menulis
paragraf narasi”.

B. Saran dan Tindak Lanjut


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengajukan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Disarankan agar di samping menggunakan metode konvesional, guru juga
perlu menggunakan model pembelajaran dengan media gambar.
2. Dalam penerapan media gambar, hendaknya guru memperhatikan beberapa
hal seperti menyiapkan diri sebagai fasilitator dan mediator yang baik bagi
siswa dalam belajjar di kelas maupun di luar kelas.
3. Kreativitas guru perlu ditingkatkan untuk menjadikan media gambar lebih
menarik.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Susanto. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kunandar. (2013). Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik


Berdasarkan Kurikulum 2013). Suatu Pendekatan Praktis Disertai
Dengan Contoh. Jakarta: Rajawali Pers.

T. Hartati, M.Ed.,Ph.D. Bahan Belajar Mandiri (BBM-3). (2012). Kurikulum


dan pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Kelas Rendah. Bandung:
UPI.

Sahno. (2022). Penggunaan Media Gambar Berseri dalam Meningkatkan


Kemampuan Menulis Karangan Narasi Siswa Sekolah Dasar.
Edukasiana: Jurnal Inovasi Pendidikan. Volume 1, Nomor 2. Hal. 53-58.

Susanti, Apriliya dan Sri Hariani. (2013). Penggunaan Media Gambar Berseri
untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Narasi Siswa Kelas IV SDN
Tambak Kemeraan Kecamatan Krian. Jurnal: PGSD FIP Universitas
Negeri Surabaya. Volume 1, Nomor 2. Hal. 1-11.

Taufik, Agus, dkk. (2016). Pendidikan Anak di SD (PDGK-4403). Tangerang


Selatan: Universitas Terbuka.

Tarigan, H.G (2013). Menulis Sebagai Salah Satu Keterampilan


Berbahasa.Bandung: Angkasa.

Tarigan, H.G 2018. Menulis Sebagai Salah Satu Keterampilan


Berbahasa.Bandung: Angkasa.

TIM-FKIP UT (2014). Pemantapan Kemampuan Profesional. Banten

Wardhani, Wihardit. ( 2014). Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka.


Banten.

Anda mungkin juga menyukai