Anda di halaman 1dari 7

PENANGANAN PENYAKIT KUSTA

No. Dokumen : SOP/ /PKM-AGP/I/2018

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018

Halaman : 1 dari 2

UPTD
H. Memen Abdurahman, S.Sos., S.KM
PUSKESMAS NIP. 19680626 198803 1 001
ARGAPURA
1. Pengertian  Penyakit Kusta Adalah penyakit kronik (menular menahun) yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium leprae yang pertama kli
menyerang susanan saraf tepi, selanjutnya menyerang kulit, mukosa
(mulut), saluran pernafasan bagian atas, sistem retikulo endoterial, mata,
otot, tulang dan testis.
 Penderita penyakit kusta menimbulkan gejala yang jelas pada stadium
lanjut dan cukup didiagnosis dengan pemeriksaan fisik tanpa pemeriksaan
bakteriologi.
 Ada 3 tanda-tanda utama yang dapat menetapkan diagnosis penyakit kusta
yaitu: (1) lesi (kelainan) kulit yang mati rasa, (2) penebalan saraf tepi yang
disertai gangguan fungsi saraf, dan (3) adanya bakteri tahan asam di dalam
kerokan jaringan kulit.
 Pemeriksaan kerokan hanya dilakukan pada kasus yang meragukan
 Apabila ditemukan pada seseorang salah satu tanda-tanda utama seperti di
atas maka orang tersebut dinyatakan menderita kusta
 Pelayanan pada pasien memerlukan penanganan, perawatan dan
pengawasan tenaga medis dan paramedis
2. Tujuan 1. Terlaksananya pelayanan pasien kusta sesuai SOP
2. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah melakukan penanganan atau
perawatan sehingga pasien mendapat pelayanan sesuai dengan yang
diharapkan
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Pukesmas Argapura Nomor.
800/SK/53/PKM-AGP/I/2018 Tentang Peraturan, kebijakan dan prosedur yang
menjadi acuan pengelolaan dan pelaksanaan UKM
4. Referensi Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) Pedoman Penanganan
Penderita Kusta di Sarana Pelayanan Kesehatan, Dirjen P2PL
5. Prosedur a. Pasien datang mendaftarkan diri di lokeT pendaftaran
b. Anamnase meliputi : Nama, alamat, umur dan keluhan utama
c. Pemeriksaan fisik meliputi : tensi, nadi, suhu POD untuk pasien reaksi
d. Konsul dokter untuk pemberian terapi atau tindakan yang diperlukan
e. Mencatat hasil konsultasi di kartu status pasien
f. Melaksanakan instruksi sesuai advis dokter
g. Melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan kedaan umum pasien
h. Kerjasama dengan unit penunjang (laboratorium, fisioterafi, apotek).
i. Adapun indikasi pasien MRS :
1) Pasien dengan reaksi berat
2) Pasien dengan luka yang memerlukan perawatan khusus
3) Psaien dengan rencana tindakan operasi
4) Pasien kusta dengan komplikasi
6. Unit Terkait 1. Poli umum
2. Laboratorium
3. Petugas apotek puskesmas
4. Rumah sakit rujukan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan

7. Rekaman Historis Perubahan


PROSEDUR DIAGNOSA KUSTA
No. Dokumen : SOP/ /PKM-AGP/I/2018

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018

Halaman : 1 dari 2

UPTD
H. Memen Abdurahman, S.Sos., S.KM
PUSKESMAS NIP. 19680626 198803 1 001
ARGAPURA
1. Pengertian Adalah penilaian klinis atau pernyataan ringkas tentang status kesehatan
individu yang didapatkan melalui proses pengumpulan data yang sistematis.
2. Tujuan 1.Mengetahui secara jelas nama penyakit yang diderita oleh individu
2. Menentukan terapi dan tindakan yang sesuai
3. Kebijakan Keputusan Kepala UPTD Pukesmas Argapura Nomor.
800/SK/53/PKM-AGP/I/2018 Tentang Peraturan, kebijakan dan prosedur yang
menjadi acuan pengelolaan dan pelaksanaan UKM
4. Referensi Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) Pedoman Penanganan
Penderita Kusta di Sarana Pelayanan Kesehatan, Dirjen P2PL
5. Prosedur 1. Petugas mempersiapkan alat tulis, kartu penderita, dan register kohort kusta.
2. Petugas mengamati hasil pemeriksaan yang dilakukan pada pasien kusta
yang telah dicatat pada kartu penderita.
3. Petugas mengamati tanda-tanda tersangka kusta pada pasien kusta, yaitu :
A. Tanda-tanda pada kulit
- Bercak kulit yang merah atau putih dan atau plakat pada kulit,
terutama di wajah dan telinga.
- Bercak kurang / mati rasa.
- Bercak yang tidak gatal
- Kulit mengkilap atau kering bersisik
- Adanya kelainan kulit yang tidak berkeringat dan atau tidak
berambut
- Kulit melepuh dan tidak nyeri
B. Tanda-tanda pada syaraf
- Nyeri tekan dan atau spontan pada syaraf
- Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan nyeri pada anggota gerak
- Kelemahan anggota gerak dan atau wajah
- Adanya cacat ( deformitas )
- Luka ( ulkus ) yang sulit sembuh
C. Lahir dan tinggal di daerah endemik kusta dan mempunyai kelainan
kulit yang tidak sembuh dengan pengobatan rutin, terutama bila terdapat
keterlibatan syaraf tepi.
4. Petugas membandingkan tanda-tanda kusta tersebut dengan penyakit kulit
lainnya, seperti panu, kurap, kudis, psoriasis, vitiligo, dan
lain-lain )
5. Petugas menanyakan kepada petugas laboratorium, apakah pengambilan
kerokan jaringan kulit untuk pasien kusta tersedia di laboratorium.
A. Bila tersedia
- Petugas mengantarkan pasien kusta ke laboratorium untuk
pengambilan kerokan jaringan.
B. Bila tidak tersedia
- Petugas hanya mengamati tanda-tanda kelainan pada kulit, pada
syaraf, dan menanyakan tempat tinggal pasien apakah tinggal di
daerah endemik kusta.
6. Petugas menetapkan diagnosis penyakit kusta pada pasien dengan
memperhatikan tanda-tanda utama atau cardinal sighn, yaitu :
a. Kelainan ( lesi ) kulit yang mati rasa.
Kelainan kulit / lesi dapat berbentuk bercak putih ( hipopigmen-
tasi ) atau kemerahan ( eritema ) yang mati rasa
b. Penebalan syaraf tepi yang disertai dengan gangguan fungsi syaraf.
Gangguan syaraf tepi ini merupakan akibat dari peradangan syaraf tepi (
neuritis perifer ) kronis. Gangguan fungsi syaraf ini bisa berupa :
- Gangguan fungsi syaraf sensoris, seperti mati rasa.
- Gangguan fungsi motoris, seperti kelemahan ( paresis ) atau
kelumpuhan ( paralisis ) otot.
- Gangguan fungsi otonom, seperti kulit kering dan retak-retak.
c. Adanya hasil BTA di dalam kerokan jaringan kulit, bila di laboratorium
Puskesmas tersedia.
7. Jika penetapan diagnosis kusta masih ragu, petugas menyarankan pasien
untuk kembali lagi setelah 3 – 6 bulan untuk diperiksa kembali adanya
tanda utama atau pasien harus dirujuk.
8. Petugas mencatat diagnosa kusta yang telah ditetapkan di dalam kartu
penderita dan register kohort kusta.

6. Unit Terkait 1. Poli umum


2. Laboratorium
3. Petugas apotek puskesmas
4. Rumah sakit rujukan
7. Rekaman Historis Perubahan
No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
KUNJUNGAN RUMAH
No. Dokumen : SOP/ /PKM-AGP/I/2018

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018

Halaman : 1 dari 2

UPTD
H. Memen Abdurahman, S.Sos., S.KM
PUSKESMAS NIP. 19680626 198803 1 001
ARGAPURA
1. Pengertian Melakukan kunjungan rumah adalah kegiatan yang dilakukan dengan cara
mengunjungi rumah klien kusta
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk kunjungan rumah
3. Kebijakan Modul pelatihan program P2 Kusta tahun 2004 Buku saku P2P Kusta
4. Referensi Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2006) Pedoman Penanganan
Penderita Kusta di Sarana Pelayanan Kesehatan, Dirjen P2PL
5. Prosedur 1. Persiapan
a. Pelaksana kegiatan kusta melapor kepada Ka. UPTD Puskesmas
b. Pelaksana kegiatan menentukan sasaran yang akan dikunjungi
c. Pelaksana kegiatan kusta menyiapkan alat dan bahan
d. Pelaksana kegiatan mengunjungi rumah sasaran
e. Pelaksana kegiatan memberi salam dan memperkenalkan diri
f. Pelaksana kegiatan menjelaskan maksud dan tujuan rumah
2. Pelaksanaan
a. Pelaksana kegiatan kusta mencatat data keluarga pasien ke dalam rekam
medik klien
b. Pelaksana kegiatan kusta melakukan pemeriksaan kepadaggota keluarga
c. Pelaksana kegiatan kusta mencatat hasil pemeriksaan ke dalam lembar
rekam medik klien
d. Pelaksana kegiatan kusta melaporkan hasil pemeriksaan kepada dokter
fungsional untuk di tindak lanjuti

6. Unit Terkait 1. Poli umum


2. Laboratorium
3. Petugas apotek puskesmas
4. Rumah sakit rujukan

7. Rekaman Historis Perubahan


No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal Mulai Diberlakukan
PELAKSANAAN PAL
(Practical Approach to Lung Health)
No. Dokumen : SOP/ /PKM-AGP/I/2018

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit : 10 Januari 2018

Halaman : 1 dari 2

UPTD
H. Memen Abdurahman, S.Sos., S.KM
PUSKESMAS NIP. 19680626 198803 1 001
ARGAPURA
1. Pengertian PAL (Practical Approach To Lung Health) adalah pedekatan sindrom
(kumpulan gejala) dalam penatalaksanaan pasien dengan gejala gangguan
saluran pernapasan yang berkunjung ke playanan kesehatan (Puskesmas).
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah – langkah dalam pelaksanaan petugas untuk
melakukan pelaksanaan PAL ( Pratical Approach to Lung Health).

3. Kebijakan Modul pelatihan program P2 Kusta tahun 2004 Buku saku P2P Kusta
4. Referensi Modul Pelatihan PAL (Practical Approach To Lung Health) tahun 2012.
5. Prosedur 1. Petugas melakukan penilaian keadaan pasien.
2. Petugas melakukan pengelompokan penyakit dan penegakan diagnosa
berdasarkan gejala gangguan saluran pernafasan.
3. Petugas melakukan penatalaksanaan pasien PAL dan tindak lanjut di fasilitas
layanan kesehatan.
4. Petugas melakukan komunikasi, memberikan informasi yang berkaitan
dengan penyakit PAL.
5. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan kasus PAL di Fasilitas layanan
kesehatan.
6. Petugas membuat laporan evaluasi setiap bulannya.

Anda mungkin juga menyukai