Anda di halaman 1dari 15

MEMAHAMI PERKEMBANGAN FISIK ANAK USIA DINI

Kelompok 9
Sariyyah, Mu'izzah Sabillah, Dewi Nadiatul Ulfa
Sekolah Tinggi Agama Islam Salahuddin Pasuruan
e-mail : sarisariyyah@gmail.com, muizzahsabillah@gmail.com,
ulfadewinadiatul@gmail.com

Abstrak
Anak usia dini merupakan fase penting dalam perkembangan seseorang. Pada periode ini,
anak sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, baik secara fisik,
mental, maupun emosional. Masa ini juga menjadi fondasi penting dalam membentuk
kepribadian, keterampilan, dan pola pikir anak di masa depan. Oleh karena itu, perlu
memahami dengan tepat bagaimana perkembangan mereka terutama dalam kemampuan
fisik pada masa emas anak. Dengan demikian perkembangan fisik anak usia dini
merupakan pertumbuhan tubuh dan otak, stabilitas dalam kapasitas sensoris, ketrampilan
motorik, dan kesehatan. Anak usia dasar yang berkembang bertambah kemampuannya
dalam berbagai hal, terutama yang berkaitan dengan perkembangan fisiknya. Secara fisik
anak pada usia dasar memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan kondisi fisik
sebelum dan sesudahnya. Karakteristik perkembangan fisik ini perlu dipelajari dan
dipahami oleh para guru dan orang tua karena akan memiliki pengaruh tertentu bagi
penyelenggaran pendidikan. Dalam hal ini aktivitas-aktivitas anak, termasuk aktivitas
belajar dan aktivitas-aktivitas mental lainnya, akan banyak dipengaruhi oleh kondisi
fisiknya. Selain itu, juga diyakini bahwa pertumbuhan fisik anak dapat memberi
pengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak secara keseluruhan. Ada beberapa hal
yang akan dibahas pada artikel ini diantaranya : konsep perkembangan fisik anak usia
dini, karakteristik fisik anak usia dasar, kondisi biologis yang mempengaruhi tumbuh
kembang anak.
Kata Kunci : Perkembangan, fisik, anak usia dini.
A. Pendahuluan
Perkembangan merupakan serangkaian perubahan progresif yang terjadi sebagai
akibat dari proses kematangan dan pengalaman dan terdiri atas serangkaian perubahan
yang bersifat kualitatif dan kuantitatif ( E.B. Harlock ). Dimaksudkan bahwa
perkembangan merupakan proses perubahan individu yang terjadi dari kematangan
(kemampuan seseorang sesuai usia normal) dan pengalaman yang merupakan interaksi
antara individu dengan lingkungan sekitar yang menyebabkan perubahan kualitatif dan
kuantitatif ( dapat diukur) yang menyebabkan perubahan pada diri individu tersebut.
Perkembangan mengandung makna adanya pemunculan sifat-sifat yang baru,
yang berbeda dari sebelumnya ( Kasiram, 1983 : 23), menandung arti bahwa
perkembangan merupakan peubahan sifat indiviu menuju kesempurnaan yang
merupakan penyempurnaan dari sifat-sifat sebelumnya.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
perkembangan yaitu merupakan perubahan individu kearah yang lebih sempurna yang
terjadi dari proses terbentuknya individu sampai ahir hayat dan berlangsung secara
terus menerus. Sebagai contoh anak yang baru berusia 5 bulan hanya dapat tengkurab
kemudian setelah kira-kira 7 bulan sudah bisa berdiri tapi dengan bantuan orang lain,
kemudian pada umur 9 bulan baru dapat berdiri sendiri dan mulai berjalan sedikit demi
sedikit. Setelah berumur 10 bulan baru dapat berjalan dengan lancar, setelah itu dia
dapat berlari-lari. Maka proses perubahan tarsebut dinamakan dengan perkembangan.
Anak usia dini membutuhkan bimbingan dari orang dewasa, baik guru maupun
orang tua. Keberadaan anak usia dini sangat krusial, karena masing-masing individu
akan mengalami masa tersebut sekali seumur hidup. Usia dini merupakan fase
kehidupan dimana individu mengalami peningkatan secara signifikan dalam
perkembangannya. Perkembangan usia dini meliputi berbagai aspek perkembangan,
yaitu: nilai agama dan moral, sosial emosional, kognitif, bahasa, fisik motorik, dan
seni. Dalam Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Tahun 2013 terdapat empat
kompetensi inti yang distimulasi dalam aktivitas main anak, dua diantarannya adalah
sikap dan sosial. Sikap berkaitan dengan perilaku yang ditunjukkan individu dalam
menghadapi suatu keadaan. Sosial berhubungan dengan dengan perilaku yang
tampilkan individu saat berinteraksi dengan orang lain, baik dengan individu sebaya,
individu yang lebih kecil, maupun individu yang lebih dewasa. Sikap dan sosial yang
ditunjukkan oleh anak tentunya harus sesuai dengan nilai atau perilaku yang sesuai
dengan kondisi masyarakat, dengan kata lain sikap dan sosial tersebut dapat diterima
oleh lingkungan. Agar anak mampu menunjukkan sikap dan sosial yang dapat diterima
masyarakat, maka diperlukan pendidikan karakter sejak usia dini. Pendidikan karakter
yang ditanamkan pada anak sejak usia dini, tidak dapat dilaksanakan oleh guru di
lembaga pendidikan anak usia dini saja, tetapi orang tua sebagai model utama bagi
anak juga harus memberikan andil dengan porsi yang lebih banyak dari peran guru.

B. PEMBAHASAN
Pengertian Dan Ciri-Ciri Perkembangan
Perkembangan adalah perubahan yang progesif dan kontinyu
(berkesimnambungan) dalam diri individu mulai lahir sampai mati. Pengertian
lainnya yaitu : Perubahan – perubahan yang dialami individu atau organisme
menuju tingkat kedewasaannya yang berlangsung secara sistematis, progesif, dan
berkesinambungan baik menyangkut fisik maupun psikis.
1. Sistematis adalah perubahan dalam perkembangan itu bersifat saling
ketergantungan atau saling mempengaruhi antara bagian – bagian
organisme (fisik & psikis) dan merupakan satu kesatuan yang harmonis.
2. Progesif : perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat, dan
mendalam baik secara kuantitatif (fisik) maupun kualitatif (psikis)
3. Berkesinambungan : perubahan pada bagian atau fungsi organisme
berlangsung secara beraturan.
Ciri – ciri perkembangan secara umum yaitu :
1. Terjadinya perubahan dalam aspek fisik (perubahan berat badan dan organ –
organ tubuh) dan aspek psikis (matangnya kemampuan berpikir, mengingat,
dan berkreasi)
2. Terjadinya perubahan dalam proporsi; aspek fisik (proporsi tubuh anak
beubah sesuai dengan fase perkembangannya) dan aspek psikis (perubahan
imajinasi dari fantasi ke realitas)
3. Lenyapnya tanda – tanda yang lam; tanda - tanda fisik (lenyapnya kelenjar
thymus (kelenjar anak – anak) seiring bertambahnya usia) aspek psikis
(lenyapnya gerak – gerik kanak – kanak dan perilaku impulsif).
4. Diperolehnya tanda – tanda yang baru; tanda – tanda fisik (pergantian gigi dan
karakter seks pada usia remaja) tanda – tanda psikis (berkembangnya rasa
ingin tahu tentang pengetahuan, moral, interaksi dengan lawan jenis)
Pengertian Fisik Anak Usia Dini
Fisik atau jasmani adalah sebutan yang berarti sesuatu yang memiliki
wujud dan dapat terlihat secara kasatmata, yang juga merupakan terdefinisi
oleh pikiran. Kata fisik biasanya digunakan untuk suatu benda yang berwujud
yang terlihat oleh mata. Fisik bisa digunakan untuk menggambarkan bentuk dari
suatu benda atau untuk infrastruktur pada bangunan. Juga dapat berarti bahwa
bagian tubuh manusia (badan) keseluruhan yang dapat di indera-kan oleh mata
serta dapat diuraikan dengan kalimat/terdefinisi.
Istilah usia dini digunakan untuk merujuk kepada masa kehidupan awal
anak. Oleh sebab itu, anak usia dini (AUD) berarti anak yang berusia sangat
muda.
Dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 60 Tahun 2013, pengertian anak usia
dini adalah anak sejak masih janin di dalam kandungan hingga genap berusia 6
tahun.
Definisi ini digunakan secara umum oleh beragam badan nasional dan
internasional. Dalam usia tersebut, kelompok anak usia dini akan dibagi lagi
sesuai dengan tahap perkembangannya, yaitu sebagai berikut.
 Bayi (0—1 tahun).
 Batita (1—3 tahun).
 Usia prasekolah (3—4 tahun).
 Usia sekolah (4—6 tahun).
Apa saja perubahan fisik dan karakteristik anak usia dini?
Pada setiap kelompok usia tersebut, anak usia dini akan mengalami beberapa
tahap perkembangan yang berbeda-beda. Penting bagi setiap orangtua untuk
mengenali dan memahami setiap tahap tersebut agar bisa memberi dukungan
terbaik untuk setiap perkembangan yang dialami oleh anak.
Berikut adalah ciri dan karakteristik anak usia dini sesuai usianya.
1. Bayi (0—1 tahun)
Bayi satu tahun pertama akan mengalami tahap perkembangan pertamanya yang meliputi
berikut ini.
Perkembangan Fisik
 Pada masa ini, biasanya terjadi penurunan berat badan akibat kesulitan bayi
baru lahir untuk menyesuaikan diri secara cepat dengan lingkungan baru (luar
rahim). Penyesuaian diri ini mencakup perubahan suhu, mengisap dan menelan,
bernapas, dan pembuangan kotoran.
 Seringkali terdapat rambut-rambut halus di kepala dan punggung, tetapi yang di
punggung biasanya akan segera menghilang.
 Proporsi kepala dengan panjang tubuh kira-kira 1:4 (bandingkan dengan pada
orang dewasa kira-kira 1:7).
Selama enam bulan pertama, pertumbuhan terus terjadi dengan pesat, kemudian
mulai menurun, dan dalam tahun kedua tingkat pertumbuhan cepat menurun.
 Selama tahun pertama, peningkatan berat tubuh lebih besar daripada
peningkatan tinggi, sedangkan pada tahun kedua terjadi sebaliknya.
 Proporsi tubuh: Pertumbuhan kepala berkurang sedangkan pertumbuhan badan
dan tungkai meningkat, sehingga bayi berangsur-angsur menjadi kurang berat di
atas, dan pada masa akhir bayi tampak lebih ramping dan tidak gempal.
Perkembangan Keterampilan
 Keterampilan motorik untuk mengendalikan lengan, kaki, tangan, dan
kepala dengan lebih baik (misalnya, berguling, merangkak, dan duduk).
 Kemampuan panca indra berupa melihat, meraba, mendengar, mencium,
dan mengecap (misalnya, memandang objek yang bergerak,
mendengarkan suara di sekitarnya, dan memasukkan benda ke mulut).
 Perkembangan bahasa bayi yang masih terbatas baik secara verbal
maupun nonverbal, seperti babbling atau menggumamkan kata sederhana
(misalnya, “mama”, “papa”, “dadah”).
2. Batita (1—3 tahun)
Saat memasuki usia batita, anak usia dini umumnya memiliki kemampuan yang lebih
banyak dari sebelumnya.
Perkembangan anak di usia 1—3 tahun di antaranya sebagai berikut.
Perkembangan Fisik
 Memasuki usia satu tahun, berat badannya sudah mencapai 3 kali dari berat saat ia
lahir. Tinggi badannya pun sudah bertambah setengah dari panjang ketika ia lahir.
Untuk ukuran otak, anak umur satu tahun memiliki besar 60 persen dari ukuran
otak orang dewasa. Si kecil mengalami pertumbuhan yang cepat selama satu
tahun namun di usia selanjutnya pertumbuhan akan lebih lambat tetapi
perkembangannya akan semakin banyak.
 Rata-rata anak usia 2 tahun akan bertambah tinggi 38 sentimeter dari panjangnya
ketika lahir. Di usia ini pertumbuhannya pun lebih lambat tidak seperti ketika ia
berumur 1 tahun. Sedangkan untuk berat badannya kira-kira 1,5 kilogram hingga
2,5 kilogram, dan rentang tingginya bertambah antara 13 sampai 2,5 sentimeter
 Anak usia 3 tahun berat badannya naik sekitar 2 kilogram dan bertambah tinggi
kurang lebih 8 sentimeter dibandingkan saat usianya 2 tahun. Anak pada usia ini
pun banyak yang terlihat lebih kurus dan rata bentuk perutnya karena mereka
sudah mengalami pertambahan tinggi. Pada usia ini pun gigi susu sudah lengkap.
Perkembangan Keterampilan
 Kemampuan mengucapkan lebih banyak kata dan mulai berlatih menyusun kata,
seperti “aku mau”. Ia semakin cepat belajar kata-kata baru dan sudah mengetahui
segala benda di sekitarnya. Mereka juga mulai sering bertanya dan ingin tahu
tentang banyak hal. Umumnya, anak usia ini sudah mengerti apa yang ia dengar
meski belum bisa mengungkapkan dengan kata-kata. Mereka juga sudah bisa
menyatakan kalimat yang terdiri dari empat hingga lima kata.
 Komunikasi yang lebih baik sehingga bayi bisa mengerti pertanyaan dari orang
lain dan memahami perintah yang diberikan kepada dirinya, seperti “ambil
bajunya”. Sehingga keika mereka sudah memahami dan mengetahui nama dan
jenis kelamin mereka. Mereka juga sudah bisa mengingat angka dan huruf. Selain
itu, fantasi mereka mengenai mainan dan hewan peliharaan pun sudah bisa
mereka lakukan. Bahkan, mereka sudah bisa memahami instruksi yang diberikan
secara bersamaan, misalnya “Taruh botol susu kamu di atas meja.”
 Keterampilan mengingat yang lebih baik dan mengetahui lebih banyak nama-
nama benda. Ia semakin cepat belajar kata-kata baru dan sudah mengetahui
segala benda di sekitarnya. Mereka juga mulai sering bertanya dan ingin tahu
tentang banyak hal. Umumnya, anak usia ini sudah mengerti apa yang ia dengar
meski belum bisa mengungkapkan dengan kata-kata. Mereka juga sudah bisa
menyatakan kalimat yang terdiri dari empat hingga lima kata.
 Anak sudah bisa berlari, memanjat, naik turun tangga sendiri, menendang bola,
bersepeda, dan bermain lompat-lompatan. Mereka juga biasanya sudah bisa
berpakaian sendiri, makan dengan garpu sendok, dan memegang pensil serta
membolak balik halaman buku.

3. Balita/Usia prasekolah (3—4 tahun)


Pada usia ini, anak mulai bisa menjadi lebih mandiri dari sebelumnya.
Untuk itu, banyak anak usia dini yang sudah dimasukan ke dalam lembaga belajar
prasekolah, seperti taman kanak-kanak (TK) atau kelompok bermain (playgroup).
Berikut beberapa kemampuan yang sudah dimiliki anak.
Perkembangan Fisik dan keterampilan
 Anak prasekolah, mereka yang berusia antara tiga dan lima tahun, menunjukkan
peningkatan kekuatan, kelincahan, dan kontrol motorik. Laju pertumbuhan fisik
mereka tetap stabil, dengan rata-rata peningkatan berat badan 2 kilogram per
tahun dan pertumbuhan tinggi sekitar 6-8 sentimeter per tahun.
 Anak yang berusia 3 tahun sudah menjadi lebih seimbang dan dapat bergerak
dengan mantap. Selain anak mampu berjalan, mereka juga sudah lebih
terkoordinasi saat berlari, memanjat, dan melakukan aktivitas lain yang
melibatkan otot besar. Dengan berkembangnya koordinasi otot anak, kini dia bisa
menangkap bola besar menggunakan dua tangan dan tubuh mereka. Sekarang Ia
juga bisa berjalan dalam satu garis lurus dan bergerak cepat melewati rintangan.
Anak mungkin juga sudah dapat berjalan tanpa melihat ke arah kakinya dan dapat
berjalan mundur perlahan.
 Anak yang berusia 4 tahun dapat terlibat dalam permainan dan aktivitas dalam
jangka panjang. Anak sudah terampil berjalan, memanjat, melompat dan bahkan
berlari kencang. Ia juga mampu melempar, menangkap, menendang dan
memantulkan bola dengan baik. Sekarang ia memahami konsep bergerak di
ruangan tanpa menabrak benda atau orang. Berdiri dengan satu kaki selama 5
detik atau lebih, kini menjadi aktivitas yang bisa mereka selesaikan tanpa bantuan
orang tua. Hal ini dikarenakan keseimbangan yang meningkat. Seperti contoh :
Kemampuan menggosok gigi sendiri. Keterampilan menggunakan alat makan
sendiri (seperti sendok dan garpu) dan gunting. Kemampuan menaiki dan
menuruni tangga tanpa bantuan. Kemampuan mengingat dengan lebih baik,
seperti mengetahui nama panjangnya sendiri. Keterampilan mengendarai sepeda
roda 3 atau mainan beroda lainnya. Kemampuan membedakan jenis
kelamin antara laki-laki dan perempuan.
 Komunikasi yang lebih lancar dan jelas. Anak sudah bisa menggunakan kata yang
lebih sulit serta lebih sering bertanya tentang banyak hal. Anak juga sudah bisa
mengungkapkan emosinya, seperti senang atau sedih.

4. Usia sekolah (4—6 tahun)


Setelah berusia 4 tahun, anak akan memasuki masa usia dini hingga ia berusia 6 tahun.
Pada masa ini, perkembangan anak secara normal akan semakin pesat keran anak sudah
bisa belajar lebih banyak hal dari sebelumnya.
Anak umumnya sudah bisa memiliki kemampuan berikut ini.
Perkembangan Fisik dan Keterampilan
 Anak usia enam tahun terus bertumbuh secara stabil, menambah berat badan
sekitar 2,5-3,5 kilogram dan tinggi tubuh bertambah 5-6 sentimeter per tahun..
 Pada usia ini, anak-anak menunjukkan peningkatan keterampilan motorik kasar
dan halus. Mereka menjadi mahir dalam kegiatan seperti bersepeda, berenang,
atau berpartisipasi dalam olahraga terorganisir. Keterampilan motorik halus juga
meningkat, memungkinkan mereka untuk menulis, menggambar dengan detail,
dan menggunakan alat seperti gunting dengan lebih efisien.
 Perkembangan sensorik dan perseptual mereka lebih maju, yang dikombinasikan
dengan peningkatan keterampilan fisik, memungkinkan mereka untuk
berpartisipasi dalam permainan dan aktivitas yang lebih kompleks.
 Kemampuan menyusun kalimat yang lebih rumit dan panjang. Anak bisa bercerita
secara runut dan menunjukan emosinya melalui kata-kata.
 Kemampuan mengetahui apa yang disukai dan tidak.
 Keinginan untuk memiliki teman dan disukai oleh orang lain.
 Kemampuan mengetahui yang benar dan salah.
 Ketertarikan terhadap hal yang lebih rumit, seperti kehidupan dan kematian.
 Kemampuan mengetahui angka-angka, warna, ukuran, dan waktu.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Fisik Anak

 Faktor genetik adalah penentu utama pertumbuhan dan perkembangan fisik anak.
Gen yang diturunkan dari orang tua sebagian besar menentukan potensi
pertumbuhan anak. Status gizi juga memainkan peran penting. Asupan nutrisi
yang cukup, khususnya selama fase penting pertumbuhan, mendukung
perkembangan fisik yang sehat.

 Kondisi kesehatan, baik jangka panjang atau jangka pendek, dapat mempengaruhi
perkembangan fisik. Sebagai contoh, kondisi seperti asma dapat membatasi
aktivitas fisik anak, sehingga berdampak pada perkembangan fisik mereka.

 Namun, faktor lingkungan juga memiliki peran yang signifikan. Status sosial
ekonomi dapat mempengaruhi akses anak terhadap makanan sehat dan layanan
kesehatan, mempengaruhi pertumbuhan fisik mereka. Paparan bahan kimia
berbahaya, baik sebelum lahir atau selama masa kanak-kanak, juga dapat merusak
perkembangan fisik.
 Kesejahteraan emosi adalah faktor lain yang bisa mempengaruhi perkembangan
fisik. Stres dan trauma emosional dapat menimbulkan gejala fisik, yang bisa
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak.

Kondisi Biologis yang Memengaruhi Tumbuh Kembang Anak


Berikut kondisi biologis yang bisa memengaruhi tumbuh kembang anak:

1. Keturunan
Kondisi biologis umumnya diwariskan dari orang tua ke anak, baik berupa fisik, sifat,
mau pun genetik. Dari segi fisik seperti tinggi, berat badan, bentuk tubuh, warna mata,
tekstur rambut, bahkan kecerdasan, dan bakat sekali pun, sebagian besar akan diturunkan
dari orang tua ke anaknya. Tak hanya itu, apabila orang tua memiliki kondisi kesehatan
buruk atau bahkan suatu penyakit, kemungkinan anak juga bisa mengalami hal yang
sama. Kondisi ini akan memengaruhi kesehatan anak dewasa nanti. Sedangkan masalah
pewarisan sifat, antara orang tua dan anak tidak selalu punya watak atau karakter yang
mirip. Selain didapat dari orang tuanya, sifat juga bisa terbentuk dari lingkungan dan pola
asuh terhadap anak.

2. Jenis Kelamin
Jenis kelamin adalah salah satu faktor penting yang memengaruhi perkembangan anak,
baik fisik atau pun mental. Contohnya secara fisik, anak laki-laki cenderung lebih tinggi
dan lebih kuat daripada perempuan. Namun, secara pendewasaan diri, pola pikir anak
perempuan lebih cepat matang, terutama saat ia memasuki masa remaja. Sementara untuk
anak laki-laki, proses pendewasaan dirinya butuh waktu lebih lama dibanding anak
perempuan.

3. Latihan dan Kesehatan


Latihan ini maksudnya mengarah pada aktivitas serta olahraga yang anak lakukan Tujuan
latihan untuk mendukung kesehatan, membantu memperoleh kekuatan otot, dan
menambah massa tulang tubuhnya. Dengan rajin atau melakukan olahraga yang tepat,
fisik anak dapat tumbuh dengan baik. Selain itu, olahraga juga membuat ukuran fisik
anak mencapai standar sehat yang tepat sesuai waktunya. Misalnya, menurut pedoman
kesehatan, usia 6 tahun tinggi idealnya mencapai 100 cm lebih. Lalu, usia 10 tahun nanti,
tinggi badan anak normalnya mencapai 120 cm lebih. Dengan olahraga, perkembangan
fisik anak bisa ideal dan sesuai dengan ukuran rata-rata. Tak hanya itu, olahraga juga
membuat fisik anak tetap sehat dan sistem kekebalan tubuhnya kuat melawan penyakit.

4. Hormon
Hormon yang dikeluarkan oleh sistem endokrin berguna untuk mengatur berbagai fungsi
tubuh. Jika hormon yang dihasilkan tidak seimbang, perkembangan fisik atau mental
anak bisa tumbuh tidak normal. Risikonya, anak bisa mengalami gangguan perilaku atau
kondisi kesehatan yang kronis (berlangsung lama). Tak hanya itu, pada masa-masa
tertentu seperti pubertas, hormon seks akan keluar dan mengubah kondisi fisik anak.
Misalnya, pada laki-laki, hormon seks yang keluar akan membuat jakun di lehernya
muncul dan suaranya jadi lebih berat. Sedangkan perubahan anak perempuan, kulitnya
jadi lebih halus dan payudaranya mulai tumbuh.

5. Nutrisi
Nutrisi adalah faktor yang tidak kalah penting berpengaruh pada perkembangan anak.
Tidak hanya berawal dari usia balita, sejak di dalam kandungan pun nutrisi yang
dikonsumsi ibu akan memengaruhi perkembangan fisik dan mental anak. Misalnya,
asupan asam folat selama tiga bulan sebelum dan selama awal kehamilan, ditemukan
dapat menurunkan risiko cacat lahir pada otak bayi (anencephaly) dan tulang belakang.
Setelah lahir, pemberian nutrisi asam lemak omega-3 dari ikan misalnya, bermanfaat
membantu otak si kecil tumbuh cerdas. Di sisi lain, kekurangan atau kelebihan nutrisi
dapat berdampak buruk pada pertumbuhan dan perkembangan anak. Maka itu, pola
makan seimbang yang kaya vitamin, mineral, protein, karbohidrat dan lemak sangat
penting untuk perkembangan otak dan tubuh anak.

Faktor-Faktor yang Dapat Menyebabkan Keterlambatan Perkembangan Fisik


Anak
Beberapa faktor dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan. Kelainan
genetik, seperti sindrom Down atau sindrom Fragile X, dapat menyebabkan
keterlambatan dalam perkembangan fisik dan motorik. Kekurangan gizi juga
merupakan faktor penting. Kekurangan nutrisi yang adekuat, terutama pada tahap
awal kehidupan, dapat berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan
perkembangan fisik anak. Kurangnya stimulasi fisik juga dapat mengakibatkan
keterlambatan dalam perkembangan motorik. Anak-anak membutuhkan peluang
untuk bergerak dan mengeksplorasi lingkungan mereka untuk mengembangkan
kemampuan motorik mereka secara optimal. Paparan elemen lingkungan yang
berbahaya, seperti timbal atau racun lainnya, juga dapat mengakibatkan
keterlambatan perkembangan. Faktor-faktor ini menekankan pentingnya
lingkungan yang aman dan mendukung untuk perkembangan fisik yang sehat.

Cara mendukung perkembangan anak usia dini


Untuk mendukung tumbuh kembang anak di usia dini, ada beberapa upaya yang
bisa Anda lakukan untuk membantu anak meningkatkan kemampuannya.
Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan.
1. Berikan stimulasi yang tepat untuk anak
Pastikan untuk memberikan stimulasi atau rangsangan yang anak
butuhkan selama masa perkembangan si Kecil.
Berikan anak rangsangan yang sesuai dengan tiap kemampuannya, misalnya
sebagai berikut.
 Berbicara dengan anak.
 Membacakan anak buku yang dilengkapi foto atau gambar.
 Melakukan kontak mata dengan anak.
 Bermain dan bercanda dengan anak, seperti gelitiki dan bermain petak umpet.
 Memberikan anak mainan dengan warna yang beragam, dari warna hitam dan
putih hingga warna yang terang.
 Gunakan suara yang berbeda-beda untuk merangsang pendengaran, seperti
suara lonceng atau musik.
 Beri anak hadiah dengan kata-kata dan pelukan saat berhasil melakukan
sesuatu.
2. Bantu anak melatih kemampuan otot
Otot pada tubuh anak usia dini belum terbentuk sempurna seperti pada
orang dewasa.
Oleh karena itu, penting untuk membantu anak melatih kemampuan ototnya agar
bisa berkembang dengan lebih sempurna.
Berikut beberapa hal yang bisa Anda coba sesuai dengan usia anak.
 Bayi
Pada bayi di bawah 3 bulan, Anda bisa membantu melatih kekuatan otot dengan memijat
bayi secara perlahan atau membiasakannya untuk tummy time.
Namun, hanya lakukan peregangan tersebut saat bayi terbangun dan Anda selalu
mengawasinya.
Untuk bayi yang lebih tua, Anda bisa membantu bayi berlatih duduk untuk meningkatkan
keseimbangan tubuhnya.
Agar bayi mau lebih banyak bergerak, letakan mainannya di tempat yang agak jauh dari
posisinya dan biarkan bayi mengambilnya sendiri.
Jika bayi sudah berusia 9—12 bulan, Anda bisa membantunya berlatih berjalan dengan
memegangi kedua tangannya, atau memberikan mainan yang bisa ia dorong sambil
berjalan.
 Anak-anak
Saat memasuki usia prasekolah atau sekolah, anak sudah bisa bergerak dengan lebih
aktif.
Untuk itu, mulai ajak anak untuk melakukan lebih banyak aktivitas bersama.
Sebagai contoh, Anda bisa meminta anak membatu mengerjakan pekerjaan rumah yang
mudah, seperti meletakan sepatu di tempat sepatu.
Anda juga bisa mengajak anak olahraga bersama, seperti berenang, bermain bola, atau
berjalan-jalan di taman.
3. Bantu anak melatih emosinya
Umumnya, sulit bagi anak usia dini untuk mengendalikan setiap emosi
yang ia rasakan.
Maka dari itu, melansir dari High Speed Training, tidak jarang anak yang tiba-tiba
sering menangis atau bahkan tantrum. Meski begitu, Anda juga bisa membantu
anak untuk melatih mengendalikan emosinya, di antaranya sebagai berikut.
 Melakukan bonding dengan anak melalui kontak dan berbicara secara langsung.
 Menanggapi emosi anak dengan tenang dan coba juga tenangkan anak. Anda bisa
coba katakan pada anak bahwa Anda memahami perasaannya.
 Biarkan anak mencoba mengutarakan perasaannya. Jangan melarang anak untuk
menangis atau meremehkan perasaan anak.
4. Latih kecerdasan kognitif anak
Kecerdasan kognitif anak dapat dilatih sejak usia dini. Ini sangat penting
karena bisa membantu anak dalam tumbuh kembangnya.
Salah satu cara yang paling mudah untuk mengasah kecerdasan kognitif anak
adalah dengan memberikan contoh nyata. Misalnya, berikan contoh bagaimana
cara merapihkan barang setelah digunakan. Anda juga bisa coba memberi anak
kebebasan saat ia sedang belajar melakukan sesuatu dan tidak membuat anak
terburu-buru.
Sebagai contoh, saat belajar memakai pakaian, jangan meminta anak untuk
melakukannya lebih cepat, meski ini akan memakan waktu yang cukup lama.
Selain itu, biarkan anak bermain sesuai dengan keinginannya dan jangan terlalu
mengontrol anak. Cukup awasi anak dan hanya larang saat ia ingin melakukan hal
yang salah atau berbahaya.
Sebagai contoh, Anda sebaiknya beri batasan berapa lama anak menonton TV
atau jenis tontonan lainnya.
Anak yang sudah berusia di atas 2 tahun disarankan hanya boleh menonton
maksimal selama 30 menit hingga 1 jam setiap hari dengan didampingi orangtua.
Ini karena terlalu lama menonton tayangan bisa membuat perkembangan anak
lebih lambat. Misalnya, anak akan lebih lambat belajar bicara karena jarang
berinteraksi langsung dengan orang lain. Sementara bila usia si Kecil belum
genap 2 tahun, sebaiknya hindari memberikan tontonan, baik dari TV
maupun gadget.

C. KESIMPULAN
Anak usia dini adalah periode penting dalam kehidupan seorang individu.
Pendidikan anak usia dini memiliki peran yang sangat penting dalam membantu anak
mengembangkan potensi mereka secara maksimal. Oleh karena itu, perhatian yang
diberikan pada anak usia dini, baik oleh orang tua maupun oleh masyarakat, sangatlah
penting. Dengan memberikan pendidikan yang berkualitas pada anak usia dini, kita dapat
membantu mereka menjadi individu yang mandiri, kreatif, dan cerdas.

Daftar Rujukan
Redaksi Halodok. 2017. Ini Perkembangan Ideal Anak dari 1 – 3 Tahun. Online :
https://www.halodoc.com/artikel/ini-perkembangan-ideal-anak-dari-1-3-tahun
Ruang Bunda. Tahap Perkembangan Fisik Anak. Online :
https://www.ruangbunda.com/anak/tahap-perkembangan-fisik-anak/
Anandito Riza. 2022. 7 Pilihan Klinik Tumbuh Kembang Anak di Indonesia. Hallo sehat.
Onine : https://hellosehat.com/sehat/rumah-sakit/klinik-tumbuh-kembang-anak/
Pengertian Anak Usia Dini: Definisi dan Penjelasan Lengkap Menurut Ahli.
Geograf.id . online : https://geograf.id/jelaskan/pengertian-anak-usia-dini/

Sakinatul Mukarromah. Tahap Perkembangan Fisik Bayi dari 1-6 Tahun. Online :
https://narmadi.com/id/perkembangan-fisik-bayi/

Anda mungkin juga menyukai