Anda di halaman 1dari 2

Masyarakat 22 Desa kembali desak Kejaksaan Negeri Aceh Singkil (Kajari) Aceh Singkil

segera tetapkan tersangka Korupsi PSR pada tubuh Koperasi KPPB.

Syafar tanjung menyampaikan, level kami masyarakat awam saja, memahami ada
permasalahan terkait PSR ini dimana sama-sama kita ketahui juknis pelaksanaan PSR ini
tertuang dalam Permentan nomor 15 Tahun 2020 tanggal 20 mei 2020 tentang perubahan
kedua atas Permentan Nomor 7 tahun 2019, Kepdirjenbun Nomor
208/kpts/KB.120/7/2019 tanggal 29 Juli 2019 tentang pedoman teknis peremajaan kelapa
sawit pekebun dalam kerangka pendanaan badan pengelola dana perkebunan kelapa sawit
dan kep dirjenbun Nomor, 202/kpts/KB.120/6/2020 tanggal 05 juni 2020.

Dalam pasal 43 ayat 1 s/d ayat 6 jelas disebutkan secara rinci siapa dan bagaimana bisa
mengajukan program PSR ini.

Dimana kami ketahui, Lahan peremajaan sawit yang dikerjakan itu ialah lahan hasil
kompensasi konflik masyarakat 22 desa dengan PT. Nafasindo yang tertuang dalam berita
acara bersama pada tanggal 16 Juni tahun 2016, sehingga secara dasar alas hak sangat jelas
ada pemalsuan data didalam kelengkapan pengajuan oleh KPPB.

Soal awal muasal lahan ini pihak Dinas perkebunan sudah pasti mengetahuinya, karna
dinas juga ikut memfasilitasi penyelesaian konflik ini sebelumnya. tambahnya.

Karna sudah jelas asal muasal lahan ini, maka jelas disini ada kerjasama yang tersusun rapi
dan sistematis antara para pihak dalam mengajukan dana ini sehingga bisa mereka kelola
secara bersama-sama termasuk nama-nama alas hak palsu yang digunakan sebagai dasar
pengajuan dokumen kelengkapan oleh KPPB.

Syafar tanjung mengatakan, Kejaksaan Negeri Aceh Singkil, harus segera mengungkap
kasus ini dan kami menduga dalam kasus ini juga masuk dalam unsur Tindak Pidana
Pencucian uang (TPPU), ini bukan hanya melibatkan KPPB dan Dinas saja, tetapi diluar itu
pasti ada oknum yang terlibat dan tidak menutup kemungkinan dari unsur petinggi pada
Pemerintah Aceh Singkil sendiri.

Syafar menegaskan, kejaksaan silahkan lakukan penyitaan terhadap barang bukti lahan
yang dikelola oleh KPPB saat ini karna jelas-jelas memberikan efek negatif dan kerugian
bagi masyarakat selaku anggota

Tidak perlu ragu dan takut pak Kajari Aceh Singkil masyarakat aceh singkil mendukung
anda dalam menegakkan keadilan di negeri Syek Abdurrauf ini.

Tidak perlu lah kami masyarakat 22 desa bertamu ke kantor bapak. Tutupnya.
Masyarakat 22 Desa mendesak Kejaksaan Negeri Aceh Singkil (Kajari) Aceh Singkil sita
barang bukti Lahan Korupsi dana PSR pada tubuh KPPB.

Syafar tanjung menyampaikan, Koperasi Produksi Perjuangan-KPPB kami duga sudah


melakukan pembodohan terhadap masyarakat 22 Desa. Lahan peremajaan sawit yang
dikerjakan itu ialah lahan hasil kompensasi konflik masyarakat 22 desa dengan PT.
Nafasindo yang tertuang dalam berita acara bersama pada tanggal 16 Juni tahun 2016.

Maka sesuai surat berita acara yang tertuang harusnya lahan itu diserahkan kepada
masyarakat 22 desa terlebih dahulu, baru kemudian hendak dikoperasi kan ya silahkan
ini sudah menyalahi seakali, bukannya lahan dikembalikan ke 22 desa malah sekarang
sudah terjerat kasus korupsi pula dimana lahan itu malah digunakan sebagai Program
peremajaan sawit PSR sejak tahun 2018 s/d 2020 .

Saya sebagai masyarakat aceh singkil menyampaikan kepada Kejaksaan Negeri Aceh
singkil sita saja terlebih dahulu lahan itu agar jangan menjadi bertambah tambah
perbuatan melawan hukum diatas lahan itu dilakukan oleh oknum-oknum yang berselimut
dalam wadah Koperasi.

Anda mungkin juga menyukai