Format Laporan Pendahuluan Ica
Format Laporan Pendahuluan Ica
Disusun Oleh :
Nama : Erica Kristianti Ramadhani
NIM : R 2306010
Disusun Oleh :
Nama : Erica Kristianti Ramadhani
NIM : R 2306010
ANEMIA
A. Definisi Anemia
Definisi Anemia Anemia adalah suatu kondisi tubuh dimana kadar
hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal (WHO, 2011).
Hemoglobin adalah salah satu komponen dalam sel darah merah/eritrosit yang
berfungsi untuk mengikat oksigen dan menghantarkannya ke seluruh sel jaringan
tubuh. Oksigen diperlukan oleh jaringan tubuh untuk melakukan fungsinya.
Kekurangan oksigen dalam jaringan otak dan otot akan menyebabkan gejala
antara lain kurangnya konsentrasi dan kurang bugar dalam melakukan aktivitas.
Hemoglobin dibentuk dari gabungan protein dan zat besi dan membentuk seal
darah merah/eritrosit. Anemia merupakan suatu gejala yang harus dicari
penyebabnya dan penanggulangannya dilakukan sesuai dengan penyebabnya.
Kekurangan gizi besi pada tahap awal mungkin tidak menimbulkan gejala
anemia tapi sudah mempengaruhi fungsi organ. Penderita kekurangan gizi besi
jumlahnya 2,5 kali lebih banyak dari jumlah penderita anemia kekurangan gizi
besi.Untuk memastikan apakah seseorang menderita anemia dan/atau kekurangan
gizi besi perlu pemeriksaan darah di laboratorium. Anemia didiagnosis dengan
pemeriksaan kadar Hb dalam darah, sedangkan untuk anemia kekurangan gizi besi
perlu dilakukan pemeriksaan tambahan seperti serum ferritin dan CRP. Diagnosis
anemia kekurangan gizi besi ditegakkan jika kadar Hb dan serum ferritin di bawah
normal. Batas ambang serum ferritin normal pada rematri dan WUS adalah 12
mcg/L (Erni et al., 2020).
B. Patofisiologi Anemia
Anemia gizi besi terjadi ketika pasokan zat besi tidak Mencukupi untuk
pembentukan sel darah merah optimal, sehingga sel Sel darah merah yang
terbentuk berukuran lebih kecil (mikrositik), Warna lebih muda (hipokromik).
Simpanan besi dalam tubuh Termasuk besi plasma akan habis terpakai lalu
konsentrasi transferin Serum mengikat besi untuk transportasinya akan menurun.
Simpanan Zat besi yang kurang akan menyebabkan deplesi zat massa sel darah
Merah dengan hemoglobin yang di bawah normal, setelah itu Pengangkutan darah
ke sel-sel di berbagai bagian tubuh juga berada Di bawah kondisi normal
(Hendriani et al., 2020).
C. Penyebab
Penyebab anemiaMenurut (Hasdianah & Suprapto, 2016) Penyebab umum
dari anemia Antara lain : kekurangan zat besi, pendarahan, genetik, kekurangan
asam folat, Gangguan sumsum tulang. Secara garis besar, anemia dapat
disebabkan karena :
a) Tingkat pengetahuan
b) Sosial ekonomi
c) Tanda Gejala
Gejala anemia karena defisiensi zat besi bergantung pada kecepatan
terjadinya anemia pada diri seseorang. Gejalanya dapat berkaitan dengan
kecepatan penurunan kadar hemoglobin, karena penurunan kadar hemoglobin
memengaruhi kapasitas membawa oksigen, maka Setiap aktivitas fisik pada
anemia defisiensi zat besi akan menimbulkan Sesak napas. Awalnya penderita
anemia karena defisiensi zat besi akan Mengeluhkan rasa mudah lelah dan
mengantuk. Keluhan lainnya adalah Sakit kepala, tinitus, dan gangguan cita rasa.
Kadangkala antara kadar Hemoglobin dan gejala anemia terdapat korelasi buruk.
Semakin Meningkatnya intensitas defisiensi zat besi, penderita anemia defisiensi
Zat besi akan memperlihatkan gejala pucat pada konjungtiva, lidah, Dasar kuku,
dan palatum mole. Seseorang yang menderita anemia Defisiensi zat besi yang
sudah berlangsung lama dapat muncul gejala Dengan ditemukannya atrofi
papilaris pada lidah dan bentuk kukunya Dapat berubah menjadi bentuk seperti
sendok (Yulivantina et al., 2021)
Gejala anemia secara adalah cepat lelah, pucat (kuku, bibir, Gusi, mata,
kulit kuku, dan telapak tangan), jantung berdenyut kencang Saat melakukan
aktivitas ringan, napas tersengal atau pendek saat Melakukan aktivitas ringan,
nyeri dada, pusing, mata berkunang, cepat Marah (mudah rewel pada anak), dan
tangan serta kaki dingin atau mati Rasa.
d) Penanganan
Meningkatkan pembentukan hemoglobin, penanganan yang dapat dilakukan
adalah:
Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi dengan pola makan bergizi
seimbang, yang terdiri dari aneka ragam makanan, terutama sumber pangan
hewani yang kaya zat besi (besi heme) dalam jumlah yang cukup sesuai dengan
AKG. Selain itu juga perlu meningkatkan sumber pangan nabati yang kaya zat
besi (besi non- heme), walaupun penyerapannya lebih rendah dibanding dengan
hewani. Makanan yang kaya sumber zat besi dari hewani contohnya hati, ikan,
daging dan unggas, sedangkan dari nabati yaitu sayuran berwarna hijau tua dan
kacang-kacangan. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi dari sumber nabati
perlu mengonsumsi buah- buahan yang mengandung vitamin C, seperti jeruk,
jambu. Penyerapan zat besi dapat dihambat oleh zat lain, seperti tanin, fosfor,
serat, kalsium, dan fitat.
Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan satu atau lebih zat gizi
kedalam pangan untuk meningkatkan nilai gizi pada pangan tersebut. Penambahan
zat gizi dilakukan pada industri pangan, untuk itu disarankan membaca label
kemasan untuk mengetahui apakah bahan makanan tersebut sudah difortifikasi
dengan zat besi. Makanan yang sudah difortifikasi di Indonesia antara lain tepung
terigu, beras, minyak goreng, mentega, dan beberapa snack. Zat besi dan vitamin
mineral lain juga dapat ditambahkan dalam makanan yang disajikan di rumah
tangga dengan bubuk tabur gizi atau dikenal juga dengan Multiple
e) Asuhan Kebidanan
Tanggal pengkajian : 25 oktober 2023
Waktu : Dinas
Tempat : Puskesmas Babadan
Pengkaji : Erica Kristianti Ramadhani
1. Data subjektif
a. Biodata
Nama : Nn. Y
Umur : 20 Tahun
Suku : Jawa
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Penganjang
b. Alasan Datang
Nona mengatakan ingin melakukan pemeriksaan sebelum menikah,
dan ingin imunisasi TT.
c. Keluhan Utama
Nona mengatakan tidak ada keluhan
d. Respon Keluarga
Nona mengatakan respon keluarga baik dan mendukung dalam
pernikahan ini.
e. Riwayat Kesehatan Lalu
Nona mengatakan tidak memiliki Riwayat penyakit menular dan tidak
menular.
f. Riwayat Kesehatan Sekarang
Nona mengatakan saat ini dalam keadaan sehat.
2. Data Objektif
Keadaan umum : compos mentis
Tanda tanda vital
a. Tekanan darah :110/70 mmHg
b. Nadi : 81 kali permenit
c. Respirasi : 20 kali permenit
d. Suhu : 36,7 kali permenit
Status Gizi
a. Berat Badan : 54 Kg
b. Tinggi Badan : 155 cm
c. Kulit : sawo matang dan tidak pucat
d. Kuku : sehat dan tidak pucat
Pemeriksaan Fisik
a. Kepala
Wajah : simetris tidak ada oedema
Mata :simetris konjungtiva merah muda sklera
putih
Hidung : simetris tidak ada polip
Telinga : simetris dan tidak pucat
Mulut : tidak pucat dan tidal ada oedema
b. Dada
Payudara : simetris
c. Abdomen : tidak terdapat balotement
d. Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan
e. Ektremitas
Atas : tidak pucat dan tidak ada oedema
Bawah : tidak pucat dan tidak ada oedema
f. Pemeriksaan Penunjang
Hb : 11
B20 : Nr
HbsAg : Nr
Golongan darah :A
PP Test :-
3. Analisa
Nona Y usia 20 tahun catin dengan anemia
4. Penatalaksanaan
Asuhan yang dilakukan pada pasien leukimia akut antara lain:
1. Membina hubungan baik dengan catin
Hubungan baik terbina
2. Memberikan informed cosent sebelum melakukan tidakan ke pada
catin
Catin bersedia
3. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada catin
Catin mengetahui hasil pemeriksaan
4. Memberitahukan hasil pemeriksaan penunjang
Catin mengetahui terdapat Hb 11 masuk dalam kategori anemia
5. Menjelaskan ke pada catin tentang imunisasi TT 1
Catin mengetahui dan dilakukan imunisasi TT 1
6. Memberikan KIE tentang pola makan yang sehat
Catin mengerti dan mengetahui
7. Memberikan KIE pentingnya menjaga Kesehatan dan memghindari
kebiasaan buruk
Catin mengetahui dan mengerti
8. Menganjurkan catin untuk minum tablet tambah darah atau fe satu
minggu sekali satu tablet
Catin mengetahui dan mengerti
9. Menjelaskan kepada catin persiapan kehamilan yang sehat dan
menentukan KB
Catin mengetahui dan mengerti
f) Daftar Pustaka
Erni, Marbun, R., & Meirani, F. (2020). Daya Terima dan Pengetahuan Calon
Pengantin (Catin) Wanita Sebelum dan Sesudah Edukasi Gizi Menggunakan
Aplikasi 1000 HPK Berbasis Android. Khazanah Intelektual, 4, 846–865.
Hendriani, N., Fatimah, S., Zenita, O., & Fatimah, S. (2020). Tentang Tanda
Bahaya Anemia Di. 12(1), 65–72.
Sari, N. A. N., & Fauziah, M. (2021). The Factors Associated with the Incidence
of Anemia in Pregnant Women in Pisangan Public Health Center Visitors in
2020. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 1(1), 16–
23. https://jurnal.umj.ac.id/index.php/MJE/article/view/9376
Syifa S Mukrima. (2017). Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka. Convention Center
Di Kota Tegal, 6–32.
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/10559/BAB II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
Yulivantina, E. V., Mufdlilah, M., & Kurniawati, H. F. (2021). Pelaksanaan
Skrining Prakonsepsi pada Calon Pengantin Perempuan. Jurnal Kesehatan
Reproduksi, 8(1), 47. https://doi.org/10.22146/jkr.55481