Penelitian Pendidikan
Penelitian Pendidikan
Dalam kaitan dengan perubahan dan tuntutan serta perkembangan zaman, Guru
dan Dosen semestinya berada di depannya, memimpin dan mengarahkan peserta didik
untuk siap melaju dalam arus globalisasi. Tetapi kenyataan yang ada sebaliknya justru
sangat memprihatinkan, banyak Guru dan Dosen terbelit beberapa persoalan seperti:
kurang siap menghadapi tuntutan era globalisasi dan kesejahteraan serta wawasannya
masih rendah, belum siap memenuhi sertifikasi dan bersikap profesional karena
beberapa alasan. Sebenarnya hal ini pula yang menjadi salah satu penyebab mengapa
Human Development Index (HDI) dan Human Education Index (HEI) Indonesia masih
terpuruk dalam tiga digit. Itulah kondisi mayoritas guru dan dosen sekarang ini.
Di zaman serba maju ini kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
sudah sangat pesat, muncul berbagai macam aplikasi-aplikasi canggih dari media sosial
seperti: facebook, youtube, google plus, path, instragram, dan sebagainya. Sehingga
memudahkan manusia untuk mencari sesuatu, Namun dengan perkembangan yang ada
bukan tidak menutup kemungkinan membawa pengaruh terhadap motivasi belajar.
Sampai saat ini, banyak sekali situs yang menyediakan khusus untuk menjalin
hubungan di dunia maya. Di antara situs jejaring sosial yang cukup fenomenal dan
paling sering didengar oleh kita adalah friendster, facebook, dan multiply. Meskipun
inti tujuannya sama, masing-masing situs memiliki fitur yang berbeda. Ada yang
khusus untuk menjaring pertemanan saja, menjaring pertemanan dengan lebih interaktif
dan menguak memori dengan teman lama, atau lebih menonjolkan komunikasi dan
interaksi dengan teman lewat blog.
Pesatnya teknologi saat ini menimbulkan dampak yang luar biasa bagi para
anak. Hal ini harus ada kerja sama yang baik antara orang tua dan guru. Peran orang
tua sangat besar dalam keberhasilan prestasi belajar anak. Banyak anak yang pergi
warnet dengan alasan untuk mengerjakan tugas sekolahnya, padahal sekolah hanya
dijadikan alasan.
Penggunaan media sosial sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat, baik
dari anak-anak sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas,
sampai remaja sudah mengenal apa itu media sosial. Siswa yang sering menggunakan
media sosial pasti akan nampak sekali perbedaannya, karena disadari atau tidak media
sosial ini membuat penggunanya ketagihan, jadi selalu ingin tahu dan melihat berita
ter-update di media sosial. Berbeda dengan siswa yang jarang menggunakan teknologi
media sosial, mereka tidak akan merasakan keingintahuan yang besar dengan berita-
berita terbaru di media sosial (medsos).
Perkembangan media sosial membuat kinerja menjadi lebih cepat, tepat, akurat
sehingga dapat meningkatkan produktivitas yang dihasilkan. Adapun media sosial yang
sering digunakan pada saat ini adalah Facebook, Twitter, Instagram, Path, Tumblr, dan
media sosial yang lainnya. Salah satu pengguna media sosial sekarang adalah pelajar,
karena dengan menggunakan media sosial pelajar dapat dengan mudah berkomunikasi
jarak dekat maupun jarak jauh tanpa harus bertatap muka atau bertemu. Media sosial
bagi para pelajar merupakan hal yang penting tidak hanya sebagai tempat memperoleh
informasi yang menarik tetapi juga sudah menjadi lifestyle atau gaya hidup.
Pemanfaatan media sosial sebagai media belajar telah menunjang sebuah teori klasik
mengenai teori pembelajaran sosial. Teori ini mengatakan bahwa proses belajar sosial
berfokus pada bagaimana seorang individu belajar dengan menjadikan orang lain
sebagai subjek belajarnya
B. Sumber Data
Dalam penelitian ini, data yang diperoleh berasal dari sumber data sekunder
yang merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak langsung dari informan di
lapangan. Sumber data sekunder ini berupa dokumen dan berita. Dalam penelitian ini,
penelitian akan menggunakan analisis data model Miles dan Huberman dalam (Afrizal,
2014: 174). Menurut mereka, analisis data kualitatif adalah mereduksi data, menyajikan
data, dan menarik kesimpulan. Reduksi data mereka artikan sebagai kegiatan pemilihan
data penting dan tidak penting dari data yang telah terkumpul. Penyajian data mereka
artikan sebagai penyajian informasi yang tersusun. Kesimpulan data mereka artikan
sebagai tafsiran atau interpretasi terhadap data yang telah disajikan.
Perkembangan sosial media kian hari kian meningkat, pada tahun 1997 awalnya
sosial media ini lahir berbasiskan kepercayaan, namun mulai dari tahun 2000-an hingga
tahuntahun berikutnya media sosial mulai diminati semua orang hingga mencapai masa
kejayaannya. Perkembangan media sosial membuat kinerja menjadi lebih cepat, tepat,
akurat sehingga dapat meningkatkan produktivitas yang dihasilkan. Adapun media
sosial yang sering digunakan pada saat ini adalah Facebook, Twitter, Instagram, Path,
Tumblr, dan media sosial yang lainnya.
C. Rumusan Masalah
Kegunaan dari penelitian ini untuk orang tua yaitu, agar orang
tua mengetahui bahwa penting dalam menambah minat belajar anak
baik di rumah maupun di sekolah.
4. Masyarakat
Bagi masyarakat dan orang tua, hasil penelitian ini diharapkan
dapat menambah wawasan masyarakat luas tentang pentingnya
menambah minat belajar anak sekolah dasar (SD).
5. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan
pengalaman bagi calon guru tentang adanya dampak serta pengaruh
media sosial terhadap minat belajar dikalangan siswa sekolah dasar
(SD).
6. Penelitian lanjutan
Adapun kegunaan dari penelitian lanjutan yaitu, sebagai langkah
untuk memproses penelitian tentang adanya pengaruh media sosial
terhadap motivasi belajar siswa. Sebagai salah satu acuan bagi para
peneliti dalam pendidikan sekolah dasar (SD) untuk mengetahui dampak
serta pengaruh media sosial terhadap minat belajar siswa.
E. Telaah Pustaka
Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil
dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus
bertitik tolak kepada pengertian belajar. Untuk itu para ahli mengemukakan
pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun,
dari pendapat yang berbeda itu dapat ditemukan satu titik persamaan. Sehubungan
dengan prestasi belajar. Intelegensi atau tingkat kecerdasan seseorang memang
berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Tetapi intelegensi tanpa
ditunjang dengan faktor lain, maka seseorang anak dalam proses belajar tidak akan
berhasil. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak
diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar
Fasilitas yang lengkap juga akan menentukan keberhasilan suatu proses belajar
mengajar yang akan bermuara pada tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal.
Proses belajar mengajar tidak akan maksimal jika tanpa dukungan sarana dan prasarana
yang lengkap dan memadai. Oleh karena itu, maksimalisasi antara peserta didik, guru,
sarana dan prasarana harus menjadi perhatian serius. Sarana dan prasarana yang
dimaksud adalah segala fasilitas yang digunakan dalam pembelajaran di lembaga
tersebut dalam usaha sebagai pendukung pencapaian tujuan pendidikan. Sarana dan
prasarana berfungsi untuk membantu dalam proses pembelajaran khususnya yang
berhubungan langsung didalam kelas.
Di samping guru, lingkungan juga merupakan salah satu faktor, tidak sedikit
pengaruhnya terhadap hasil belajar peserta didik dalam proses pelaksana pendidikan.
Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
pribadi peserta didik, sebab dalam kehidupan sehari-hari peserta didik akan banyak
bergaul dengan lingkungan dimana peserta didik itu berada.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi efektivitas minat belajar, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor individual adalah faktor internal peserta didik, seperti kondisi jasmani dan
rohaninya.
2. Faktor sosial adalah faktor eksternal peserta didik, seperti kondisi lingkungan.
3. Faktor struktural adalah pendekatan belajar yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan peserta didik dan pengajar dalam melakukan kegiatan pembelajaran.
Salah satu komponen utama dalam proses pendidikan adalah belajar. Selain itu,
ada komponen lainnya, yaitu berfikir, mengingat, dan pengetahuan. Keempat istilah ini
tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan. Belajar mengandung makna
metodologis, substansial, dan fungsional. Secara metodologis, belajar dilakukan
dengan cara dan teknik yang beragam. Secara substansial, belajar merupakan
pencapaian tujuan yang berhubungan dengan perubahan intelektual dan tingkah laku.
Sementara, secara fungsional, belajar menjadikan manusia semakin mudah mencapai
tujuan kehidupannya. Belajar merupakan proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh perubahan perilaku secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, dalam belajar
diharapkan terdapat perubahan kepribadian yang dimanifestasikan sebagai respons
yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.
1. Memberi angka
2. Hadiah
3. Sain gan/kompetisi
4. Ego-involvement (menumbuhkan rasa kesadaran)
5. Memberi ulangan
6. Mengetahui hasil
7. Pujian
8. Minat
1. Penelitian yang dilakukan oleh Anik Suryaningsih pada tahun 2020 dengan judul
Dampak Media Sosial Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik. Diperoleh hasil
bahwa. Penggunaan Media Sosial seperti instagram, facebook, twitter, youtube,
whats app juga dapat memi prestasi belajar peserta didik namun Hal tersebut
tergantung pada tujuan dari masing - masing peserta didik, jika pengguna
menggunakan nya dengan positif maka akan berdampak baik terhadap prestasi
belajar peserta didik, akan tetapi sebaliknya jika digunakan dengan sekedar main -
main dan tidak bisa membagi waktu untuk belajar maka kemungkinan besar akan
berdampak buruk terhadap prestasi belajar siswa. Media sosial juga memiliki
manfaat yaitu dapat terjalinya komunitas, menambah wawasan, terjalinnya
silaturahmi yang baik, mendapatkan informasi
2. Penelitian yang dilakukan oleh Indah Triastuti, dkk pada tahun 2017 dengan judul
“Kajian Dampak Penggunaan Media Sosial Bagi Anak dan Remaja”. Diperoleh
hasil bahwa secara lebih sederhana menyebutkan media sosial sebagai situs dan
aplikasi yang melibatkan teknologi berbasis internet. Media berbasis teknologi
internet ini mendorong dan memungkinkan penggunanya dapat saling terhubung
dengan siapa saja, baik orang-orang terdekat maupun orang asing yang tidak pernah
dikenal sebelumnya. Metodologi dalam penelitian ini menggunakan kualitatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Sari Jani dan Ivan Th. J. Weismann pada tahun 2017
dengan judul “ Pengaruh Media Sosial Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswi
Asrama Di Sekolah Tinggi Filsafat Jaffray Makassar. Diperoleh hasil Pertama,
Seseorang yang sudah pengaruh media sosial akan sulit untuk lepas karena sudah
menjadi sutu kegemaran dan tidak nyaman jika tidak bermain media sosial. Kedua,
prestasi belajar adalah sesuatu yang telah dicapai, dan diperoleh dalam mengikuti
proses belajar. Ketiga, dari hasil koefisien korelasi antara pengaruh media sosial
terhadap prestasi belajar adalah 0,661 berarti kedua variabel tersebut memiliki
hubungan yang sangat kuat. Dan konstribusi pengaruh media sosial memberikan
pada prestasi belajar sebesar 65% yaitu sangat kuat
3. Penetian berbentuk jurnal yang dilakukan oleh Taufik Wibisono a dan Yani Sri
Mulyan, pada tahun 2018 berjudul “Analisis Dampak Penggunaan Media Sosial
Terhadap Prestasi Akademik Pelajar Tingkat Sekolah Menengah Pertama”,
diperoleh hasil penelitian bahwa bahwa penggunaan media sosial di SMP Negeri 6
Kota Tasikmalya ini sangat tinggi dan paling banyak mempunyai media sosial yaitu
media sosial facebook, dimana semua responden sebanyak 30 orang mempunyai
facebook. Sedangkan yang mempunyai instagram sebanyak 10 orang dan media
sosial lainnya sebanyak 2 orang. Intensitas penggunaan media sosial tersebut rata-
rata setiap hari menggunakan media sosial selama 1 jam dan media yang digunakan
untuk membuka media sosial tersebut adalah gadget. dengan membandingkan
antara nilai ratarata dengan skor minimum ditambah skor standar deviasi,
berdasarkan klasifikasi: Jika x > skor minimal + 4 SD = Sangat Sering Jika x > skor
minimal + 3 SD = Sering Jika x > skor minimal + 2 SD = Jarang Jika x > skor
minimal + 1, SD = Tidak Pernah Dari data diatas dapat dilihat bahwa Skor Minimal
+ 2 SD = 11,266 dan Skor Minimal + 3SD = 12,899. Jadi karena skor rata-rata
12,567 > skor minimal+ 2 SD maka tergolong cukup. Maksudnya penggunaan
media sosial tergolong jarang.
4. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Sri Muliyani pada tahun 2016, berjudul
“Pengaruh Pengguna Media Sosial Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Di Sma
Negeri I Lamasi Kelas Xi Ipa Tahun Ajaran 2016/2017 Kecamatan Lamasi
Kabupaten Luwu”, memperoleh hasil pembahasan bahwa Pada hasil analisis
statistika deskriptif diperoleh informasi bahwa nilai ratarata media sosial sebesar
52,9844 termasuk dalam kategori tinggi, dan nilai rata-rata prestasi belajar sebesar
53,7500 termasuk dalam kategori baik. Sedangkan hasil analisis statistik inferensial
dapat diketahui bahwa, antara media sosial dan prestasi belajar peserta didik
memiliki pengaruh yang cukup baik. Hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi
sebesar 0,461. Hal ini juga dapat dilihat pada tabel coefficientsα diperoleh thitung
= 7,275 dan ttabel sebesar 0,250 dengan taraf signifikansi α = 0,05. Berdasarkan
hasil tersebut dapat dilihat bahwa thitung > ttabel ( 7,275 > 0,250 ) dengan α = 0,05
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan media sosial yang baik dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang baik pula. Hasil ini menunjukkan
bahwa motivasi ekstrinsik mempunyai pengaruh yang sangat kuat dengan prestasi
belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Lamasi kecamatan Lamasi kabupaten Luwu.
Untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh media sosial terhadap prestasi belajar
peserta didik di SMA Negeri 1 Lamasi kecamatan Lamasi kabupaten Luwu, penulis
memaparkan beberapa hasil angket yang dianggap mewakili dalam bentuk
pernyataan.