Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS DAMPAK SERTA PENGARUH MEDIA SOSIAL TERHADAP MINAT

BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan media sosial dan internet dapat memudahkan beberapa orang


mengakses informasi atau saling berkomunikasi. Banyak anak usia dini yang pandai
dan mahir dalam mengakses internet. Didorong oleh banyaknya perusahaan yang
mengeluarkan berbagai macam merk smartphone, tab, serta berbagai macam produk
lainnya mulai dengan harga yang rendah sampai dengan harga yang lebih tinggi.
Adapun dengan diberikannya paket internet yang murah meriah dan dapat memberikan
kenyamanan dan keleluasan bagi penggunanya.

Pendidikan merupakan persoalan penting bagi semua umat manusia, karena


dapat menjadi tumpuan harapan untuk mengembangkan individu dan masyarakat.
Dengan kata lain, pendidikan merupakan wahana, sarana, dan proses, serta alat untuk
mentransfer warisan umat manusia, dari nenek moyang kepada anak cucu dan orang
tua kepada anak atau generasi tua kepada generasi muda atau kepada generasi
penerusya. Masyarakat primitif pun memiliki kondisi yang serupa dengan individu
manusia yang baru lahir. Mereka pada mulanya tidak peradaban. Namun, melalui
proses belajar dengan mengikuti pola-pola dan norma-norma sosial, mengikatkan diri
pada ideologi dan sistem nilai, serta terlibat dalam aktivitas saling menukar
pengetahuan dan pengalaman, sehingga terwujud masyarakat yang beradab.

jika dicermati secara seksama, permasalahan di dunia pendidikan yang selalu


muncul baik merupakan akar persoalan, batang, dahan, ataupun rantingnya pada tiap
tahun, tiap dasawarsa, setiap pergantian pejabat, atau pertukaran pemerintahan,
senantiasa mempunyai kesamaan.

Dalam kaitan dengan perubahan dan tuntutan serta perkembangan zaman, Guru
dan Dosen semestinya berada di depannya, memimpin dan mengarahkan peserta didik
untuk siap melaju dalam arus globalisasi. Tetapi kenyataan yang ada sebaliknya justru
sangat memprihatinkan, banyak Guru dan Dosen terbelit beberapa persoalan seperti:
kurang siap menghadapi tuntutan era globalisasi dan kesejahteraan serta wawasannya
masih rendah, belum siap memenuhi sertifikasi dan bersikap profesional karena
beberapa alasan. Sebenarnya hal ini pula yang menjadi salah satu penyebab mengapa
Human Development Index (HDI) dan Human Education Index (HEI) Indonesia masih
terpuruk dalam tiga digit. Itulah kondisi mayoritas guru dan dosen sekarang ini.

Sistem pendidikan Indonesia sudah sejak lama menganut model schooling,


sehingga memerlukan sarana dan prasarana yang tetap. Dalam hubungannya dengan
model schooling, maka bangunan sekolah banyak didirikan tetapi perawatannya
menjadi soal lain, juga lingkungan sekolah tempat bangunan sekolah berdiri jarang
menjadi kajian, demikian juga perlengkapan penunjang belajar belum semua sekolah
memilikinya, apalagi jika menanyakan apakah sudah memiliki perpustakaan atau
laboratorium baik bahasa, kompuuter, pratikum, atau lain-lainnya sudah jelas
jawabannya banyak yang menggelengkan kepalanya.

Di zaman serba maju ini kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)
sudah sangat pesat, muncul berbagai macam aplikasi-aplikasi canggih dari media sosial
seperti: facebook, youtube, google plus, path, instragram, dan sebagainya. Sehingga
memudahkan manusia untuk mencari sesuatu, Namun dengan perkembangan yang ada
bukan tidak menutup kemungkinan membawa pengaruh terhadap motivasi belajar.

Kemajuan teknologi komunikasi dan informasi dewasa berkembang sangat


pesat. Dengan internet cepatnya arus informasi membuat hampir tiada batas ruang dan
waktu. Salah satu produk dari kemajuan teknologi komunikasi dan informasi adalah
menjamurnya media sosial yang tumbuh bak cendawan di musim hujan seiring semakin
banyaknya para pengguna media sosial.

Seperti halnya di dunia nyata, menjalin hubungan persahabatan bisa juga


dilakukan di dunia maya (internet). Bedanya, kita tidak bisa bertatap muka secara
langsung untuk berjabat tangan dan menanyakan siapa namanya. Di internet, kita bisa
berkenalan dengan siapapun, kapanpun, latar belakang suku bangsa yang berbeda,
bahkan antar negara dengan bahasa yang berbeda pula. Tentu saja, seperti halnya di
dunia nyata, etika ketika mengajak berkenalan harus tetap dijaga. Meskipun yang diajak
adalah teman lama, jangan sampai kita memaksa orang lain untuk menjadi teman kita.
Proses untuk menjalin hubungan di dunia maya (internet) seperti itu, sering disebut
social networking (jejaring sosial).

Sampai saat ini, banyak sekali situs yang menyediakan khusus untuk menjalin
hubungan di dunia maya. Di antara situs jejaring sosial yang cukup fenomenal dan
paling sering didengar oleh kita adalah friendster, facebook, dan multiply. Meskipun
inti tujuannya sama, masing-masing situs memiliki fitur yang berbeda. Ada yang
khusus untuk menjaring pertemanan saja, menjaring pertemanan dengan lebih interaktif
dan menguak memori dengan teman lama, atau lebih menonjolkan komunikasi dan
interaksi dengan teman lewat blog.

Pengguna internet dan media sosial makin populer di mana-mana dan


komunikasi yang terjadi dalam konteks online memajukan dialog interaktif yang
mampu membangun saling pengertian antara kebudayaan yang berbeda di tengah
masyarakat internasional. Sistem komunikasi yang menghubungkan aktor komunikasi
dari latar kebangsaan dan kebudayaan ini telah memuncul kan jutaan diplomat publik
dari berbagai negara dengan latar belakang sosial yang berbeda-beda. Dalam media
sosial, masyarakat memiliki kesempatan untuk berekspresi dan berpastisipasi dalam
sebuah dialog melalui media virtual yang sama. Banyak alasan bagi masyarakat untuk
memanfaatkan media sosial, Alasan yang terpenting mereka butuh interaksi dan
koneksi dengan orang-orang dari latar belakang berbeda.

Pesatnya teknologi saat ini menimbulkan dampak yang luar biasa bagi para
anak. Hal ini harus ada kerja sama yang baik antara orang tua dan guru. Peran orang
tua sangat besar dalam keberhasilan prestasi belajar anak. Banyak anak yang pergi
warnet dengan alasan untuk mengerjakan tugas sekolahnya, padahal sekolah hanya
dijadikan alasan.

Pada teknologi di perkembangan zaman, banyak anak yang mengalami


kemunduran dalam prestasi belajar. Tidak hanya faktor mundurnya prestasi belajar
anak akan tetapi, sosial budaya akademis maupun tingkah laku terjadi dalam
kemunduran prestasi belajar anak. Pada hakekatnya, pendidikan merupakan upaya
untuk mengembangkan pribadi dan strata sosial anak. Dengan demikian, anak dapat
menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar serta dapat memenuhi tuntutan maupun
kebutuhannya semakin kompleks dan beraneka ragam.

Terkaitnya dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan


berprestasi tinggi maka anak harus memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar
merupakan tolak ukur maksimal yang telah dicapai peserta didik setelah melakukan
perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan bersama. Belajar yang tidak
memperoleh dukungan baik dalam individu maupun dari luar individu maka belajar
akan mengalami hambatan, tentunya akan mempengaruhi hasil prestasi seseorang.

Penggunaan media sosial sudah tidak asing lagi di kalangan masyarakat, baik
dari anak-anak sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas,
sampai remaja sudah mengenal apa itu media sosial. Siswa yang sering menggunakan
media sosial pasti akan nampak sekali perbedaannya, karena disadari atau tidak media
sosial ini membuat penggunanya ketagihan, jadi selalu ingin tahu dan melihat berita
ter-update di media sosial. Berbeda dengan siswa yang jarang menggunakan teknologi
media sosial, mereka tidak akan merasakan keingintahuan yang besar dengan berita-
berita terbaru di media sosial (medsos).

Siswa merupakan pribadi yang mudah terpengaruh baik dengan lingkungan


maupun orang disekitarnya, bahkan sebuah kewajiban siswa juga bisa ikut terpengaruh
dengan berbagai lingkungan sekitarnya. Penulis berusaha meneliti tentang motivasi
belajar siswa, karena tanpa motivasi belajar, siswa tidak akan melaksanakan
kewajibannya sebagai siswa. Bagi penulis ini sangat menarik, dikarenakan sebuah
motivasi sangatlah penting bagi individu untuk melakukan suatu hal. Karena tanpa
motivasi seorang individu tidak akan bisa berbuat apa-apa tidak ada dorongan atau
ransangan yang menggerakkan individu itu untuk melakukan sesuatu.

Perkembangan media sosial membuat kinerja menjadi lebih cepat, tepat, akurat
sehingga dapat meningkatkan produktivitas yang dihasilkan. Adapun media sosial yang
sering digunakan pada saat ini adalah Facebook, Twitter, Instagram, Path, Tumblr, dan
media sosial yang lainnya. Salah satu pengguna media sosial sekarang adalah pelajar,
karena dengan menggunakan media sosial pelajar dapat dengan mudah berkomunikasi
jarak dekat maupun jarak jauh tanpa harus bertatap muka atau bertemu. Media sosial
bagi para pelajar merupakan hal yang penting tidak hanya sebagai tempat memperoleh
informasi yang menarik tetapi juga sudah menjadi lifestyle atau gaya hidup.
Pemanfaatan media sosial sebagai media belajar telah menunjang sebuah teori klasik
mengenai teori pembelajaran sosial. Teori ini mengatakan bahwa proses belajar sosial
berfokus pada bagaimana seorang individu belajar dengan menjadikan orang lain
sebagai subjek belajarnya

Berdasarkan permasalahan tersebut, penulis merasa tertarik untuk melakukan


penelitian lebih lanjut mengenai Analisis Dampak Serta Pengaruh Media Sosial
Terhadap Minat Belajar Siswa Sekolah Dasar. Maka dari pada itu, penulis dalam
penelitian ini menjadikan permasalahan di atas sebagai objek penelitian dengan judul
“Analisis Dampak Serta Pengaruh Media Sosial Terhadap Minat Belajar Siswa
Sekolah Dasar”

B. Sumber Data

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh berasal dari sumber data sekunder
yang merupakan sumber data yang diperoleh secara tidak langsung dari informan di
lapangan. Sumber data sekunder ini berupa dokumen dan berita. Dalam penelitian ini,
penelitian akan menggunakan analisis data model Miles dan Huberman dalam (Afrizal,
2014: 174). Menurut mereka, analisis data kualitatif adalah mereduksi data, menyajikan
data, dan menarik kesimpulan. Reduksi data mereka artikan sebagai kegiatan pemilihan
data penting dan tidak penting dari data yang telah terkumpul. Penyajian data mereka
artikan sebagai penyajian informasi yang tersusun. Kesimpulan data mereka artikan
sebagai tafsiran atau interpretasi terhadap data yang telah disajikan.

Perkembangan sosial media kian hari kian meningkat, pada tahun 1997 awalnya
sosial media ini lahir berbasiskan kepercayaan, namun mulai dari tahun 2000-an hingga
tahuntahun berikutnya media sosial mulai diminati semua orang hingga mencapai masa
kejayaannya. Perkembangan media sosial membuat kinerja menjadi lebih cepat, tepat,
akurat sehingga dapat meningkatkan produktivitas yang dihasilkan. Adapun media
sosial yang sering digunakan pada saat ini adalah Facebook, Twitter, Instagram, Path,
Tumblr, dan media sosial yang lainnya.

Penggunaan media sosial sebagai pembangun kualitas pendidikan mulai


digalakkan. Berdasarkan penelitian Rasmita Kalasi pada tahun 2014, diperoleh hasil
bahwa 90 persen peserta didik yang duduk di tingkatan fakultas menggunakan sarana
media sosial dalam belajar dan mengerjakan tugasnya atau menggunakan media sosial
untuk membangun karier di luar dunia kelas formal. Pembangunan pendidikan remaja
lewat media sosial dapat membuktikan bahwa setiap individu pada dasarnya butuh
berkomunikasi dan terlibat di dalam sebuah komunitas, terlepas dari apapun bentuk
komunitas yang ada. Setiap siswa remaja maupun mahasiswa yang terdorong untuk
menggunakan media sosial sebagai salah satu media belajar perlu memiliki pemikiran
yang kritis sebelum menggunakannya, serta dapat menyaring informasi yang diperoleh
dalam internet dan media sosial.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dapat


dirumuskan masalah dalam Tugas Akhir ini, yaitu:

1. Bagaimana analisis dalam melakukan penelitian terhadap dampak serta


pengaruh media sosial terhadap minat belajar siswa sekolah dasar.

2. Bagaimana sistematika efektivitas dampak serta pengaruh sosial media


terhadap minat belajar siswa sekolah dasar.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dan menganalisis penelitian terhadap dampak serta pengaruh


media sosial terhadap minat belajar siswa sekolah dasar.
2. Mengetahui dan menganalisis sistematika efektivitas dampak serta
pengaruh sosial media terhadap minat belajar siswa sekolah dasar.
2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan yang diperolah dari penelitian ini diantaranya:

1. Manfaat Teoritis yang diharapkan dari penelitian ini adalah memberikan


solusi mengenai dampak negatif dari adanya pengaruh media sosial
terhadap motivasi belajar siswa. Agar nantinya dampak tersebut dapat
diminimalisir seperti memberikan solusi pemecahan masalah terhadap
dampak negatif media sosial sehingga prestasi siswa dapat meningkat.
2. Manfaat Praktis yang diharapkan dalam penelitian terdiri dari manfaat untuk
siswa, pendidik, orang tua, masyarakat, dan penelitian lanjutan yang di
uraikan sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk membangun
motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran dikelas tanpa sering
menggunakan aplikasi media sosial.
2. Bagi Pendidik
Penelitian ini dapat bermanfaat bagi para pendidik untuk
menambah pengetahuan dan dapat mengetahui terjadinya minat belajar
siswa.
3. Bagi orang tua

Kegunaan dari penelitian ini untuk orang tua yaitu, agar orang
tua mengetahui bahwa penting dalam menambah minat belajar anak
baik di rumah maupun di sekolah.

4. Masyarakat
Bagi masyarakat dan orang tua, hasil penelitian ini diharapkan
dapat menambah wawasan masyarakat luas tentang pentingnya
menambah minat belajar anak sekolah dasar (SD).
5. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini di harapkan dapat menambah wawasan dan
pengalaman bagi calon guru tentang adanya dampak serta pengaruh
media sosial terhadap minat belajar dikalangan siswa sekolah dasar
(SD).
6. Penelitian lanjutan
Adapun kegunaan dari penelitian lanjutan yaitu, sebagai langkah
untuk memproses penelitian tentang adanya pengaruh media sosial
terhadap motivasi belajar siswa. Sebagai salah satu acuan bagi para
peneliti dalam pendidikan sekolah dasar (SD) untuk mengetahui dampak
serta pengaruh media sosial terhadap minat belajar siswa.

E. Telaah Pustaka

Berdasarkan temuan penelitian serta pembahasan yang dikemukakan


sebelumnya diperoleh sebagai berikut:
Guru sebagai anggota organisasi sekolah memiliki andil untuk meningkatkan
minat belajar. Terkait dengan hal tersebut, langkah-langkah yang perlu dilakukan guru
antara lain :

1) Menyarankan agar mengurangi penggunaan media sosial dalam belajar


2) Tidak mengandalkan sepenuhnya kepada motivasi agar mengurangi
penggunaan media sosial tanpa mengoptimal kan metode lain dan
kompetensi pedagogis di sekolah demi meningkatkan minat belajar.

Kepala sekolah perlu menerapkan kebijakan kepada guru untuk memotivasi


siswa dalam mengurangi penggunaan media sosial supaya minat belajar bisa lebih
meningkat karena media sosial bisa memengaruhi minat belajar. Upaya untuk
menerapkan kebijakan tersebut adalah sebagai berikut :

1) Kepala sekolah perlu memberikan reward bagi guru yang menyarankan


siswa agar mengurangi penggunaan media sosial.
2) Kepala sekolah juga perlu memberikan punishment bagi guru yang tidak
menyarankan siswa agar mengurangi penggunaan media sosial.
3) Kepala sekolah juga perlu meningkatkan kompetensi professional guru
untuk menerapkan metode pembelajaran dalam rangka meningkatkan
minat belajar.

Optimalisasi saran untuk mengurangi penggunaan media sosial menjadi topik


kajian yang menarik terlebih menghadapi siswa dalam proses belajar mengajar karena
media sosial memberikan pengaruh signifikan terhadap minat belajar. Dengan
menggali dan memahami makna dan arti media sosial diharapkan dapat dikembangkan
kekuatan untuk meningkatkan minat belajar. Pada tahap selanjutnya perlu dilakukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh variabel lain selain media sosial dalam rangka
meningkatkan minat belajar.

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil
dari proses belajar. Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus
bertitik tolak kepada pengertian belajar. Untuk itu para ahli mengemukakan
pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun,
dari pendapat yang berbeda itu dapat ditemukan satu titik persamaan. Sehubungan
dengan prestasi belajar. Intelegensi atau tingkat kecerdasan seseorang memang
berpengaruh besar terhadap keberhasilan belajar seseorang. Tetapi intelegensi tanpa
ditunjang dengan faktor lain, maka seseorang anak dalam proses belajar tidak akan
berhasil. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak
diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar

Fasilitas yang lengkap juga akan menentukan keberhasilan suatu proses belajar
mengajar yang akan bermuara pada tercapainya tujuan pendidikan secara maksimal.
Proses belajar mengajar tidak akan maksimal jika tanpa dukungan sarana dan prasarana
yang lengkap dan memadai. Oleh karena itu, maksimalisasi antara peserta didik, guru,
sarana dan prasarana harus menjadi perhatian serius. Sarana dan prasarana yang
dimaksud adalah segala fasilitas yang digunakan dalam pembelajaran di lembaga
tersebut dalam usaha sebagai pendukung pencapaian tujuan pendidikan. Sarana dan
prasarana berfungsi untuk membantu dalam proses pembelajaran khususnya yang
berhubungan langsung didalam kelas.

Di samping guru, lingkungan juga merupakan salah satu faktor, tidak sedikit
pengaruhnya terhadap hasil belajar peserta didik dalam proses pelaksana pendidikan.
Karena lingkungan alam sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan
pribadi peserta didik, sebab dalam kehidupan sehari-hari peserta didik akan banyak
bergaul dengan lingkungan dimana peserta didik itu berada.

Dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak, karena dalam


pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan
kebiasaan-kebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang peserta didik
bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar maka kemungkinan
besar akan membawa pengaruh pada dirinya, sehingga akan turut belajar sebagaimana
temannya yang rajin belajar.

Berdasarkan pendapat di atas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap


belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang menarik minat peserta didik lebih mudah
dipelajari dan disimpan karena minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah
minat didalam menerima pelajaran di sekolah, peserta didik diharapkan dapat
mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat belajar yang telah dimiliki
peserta didik merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya.
Apabila seseorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal, maka akan terus
berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat tercapai sesuai
dengan keinginannya.

Ada tiga faktor yang mempengaruhi efektivitas minat belajar, yaitu sebagai berikut:

1. Faktor individual adalah faktor internal peserta didik, seperti kondisi jasmani dan
rohaninya.
2. Faktor sosial adalah faktor eksternal peserta didik, seperti kondisi lingkungan.
3. Faktor struktural adalah pendekatan belajar yang meliputi strategi dan metode yang
digunakan peserta didik dan pengajar dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

Salah satu komponen utama dalam proses pendidikan adalah belajar. Selain itu,
ada komponen lainnya, yaitu berfikir, mengingat, dan pengetahuan. Keempat istilah ini
tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan. Belajar mengandung makna
metodologis, substansial, dan fungsional. Secara metodologis, belajar dilakukan
dengan cara dan teknik yang beragam. Secara substansial, belajar merupakan
pencapaian tujuan yang berhubungan dengan perubahan intelektual dan tingkah laku.
Sementara, secara fungsional, belajar menjadikan manusia semakin mudah mencapai
tujuan kehidupannya. Belajar merupakan proses yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh perubahan perilaku secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dengan demikian, dalam belajar
diharapkan terdapat perubahan kepribadian yang dimanifestasikan sebagai respons
yang baru berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.

Bentuk-bentuk Pengaruh Efektivitas Minat Belajar Siswa di Sekolah

1. Memberi angka
2. Hadiah
3. Sain gan/kompetisi
4. Ego-involvement (menumbuhkan rasa kesadaran)
5. Memberi ulangan
6. Mengetahui hasil
7. Pujian
8. Minat

Selain memiliki dampat positif terdapat juga dampak negatif. Penggunaan


media sosial juga dapat memberikan dampak yang negatif terhadap masyarakat
terkhususnya pada siswa, seperti saat ini media sosial dapat memi siswa dalam belajar
karena asik menggunkannya baik di masyarakat maupun di sekolah. Media sosial
dijadikan sarana untuk meluangkan waktu siswa bahkan habis waktu dari
penggunaanya yang mengrangi waktu belajar siswa serta mengakibatkan prestasi
menurun. Media sosial menyebabakan sering kali tidak terlalu peduli dengan status
mereka sebagai pelajar, yang seharusnya berfokus pada pembelajaran di sekolahnya

Hadirnya berbagai macam media sosial juga dapat menimbulkan kesenjangan


interaksi sosial antara anak dengan orang tua, dan dengan teman sesama siswa di
sekolahnya. Pengaruh yang melebihi dosis, serta persoalan etika dan hukum karena
kontennya yang melanggar moral, privasi serta peraturan. Terlebih lagi bagi para siswa
yang masih dibangku sekolah berdampak kepada pembelajaran disekolah, dimana
pengaruh penggunaan sosial media berdampak menurunnya prestasi belajar siswa.

Dari bentuk-bentuk minat belajar siswa sebagaimana yang diuraikan diatas,


sudah tentu banyak bentuk dan cara yang bisa dimanfaatkan oleh para guru agar dapat
dikembangkan dan diarahkan supaya terlahirnya hasil belajar yang bermakna.
Singkatnya akibat dorongan media baru, tren globalisasi telah menciptakan jaringan
dan aktivitas sosial baru, bahkan mengubah pengertian aspek sosial, pendidikan, politik,
budaya, ekonomi, dan geografis serta batas lain tentang masyarakat manusia. Media
baru telah memperluas hubungan sosial, meningkatkan pertukaran sosial, dan
melibatkan struktur mikro perseorangan dan struktur mikro masyarakat sebagai akibat
adanya terjadinya perubahan struktur makro global. Adanya perkembangan teknologi
informasi dalam bidang pendidikan, maka pada saat ini sudah dimungkinkan untuk
diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk
menghubungkan antara guru dan peserta didik

Dalam penelitian ini, sebagai bahan perbandingan serta penunjang penelitian


serta penunjang penelitian, terdapat beberapa hasil penelitian (karya ilmiah) yang di
jadikan telaah pustaka oleh penulis, yakni:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Anik Suryaningsih pada tahun 2020 dengan judul
Dampak Media Sosial Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik. Diperoleh hasil
bahwa. Penggunaan Media Sosial seperti instagram, facebook, twitter, youtube,
whats app juga dapat memi prestasi belajar peserta didik namun Hal tersebut
tergantung pada tujuan dari masing - masing peserta didik, jika pengguna
menggunakan nya dengan positif maka akan berdampak baik terhadap prestasi
belajar peserta didik, akan tetapi sebaliknya jika digunakan dengan sekedar main -
main dan tidak bisa membagi waktu untuk belajar maka kemungkinan besar akan
berdampak buruk terhadap prestasi belajar siswa. Media sosial juga memiliki
manfaat yaitu dapat terjalinya komunitas, menambah wawasan, terjalinnya
silaturahmi yang baik, mendapatkan informasi
2. Penelitian yang dilakukan oleh Indah Triastuti, dkk pada tahun 2017 dengan judul
“Kajian Dampak Penggunaan Media Sosial Bagi Anak dan Remaja”. Diperoleh
hasil bahwa secara lebih sederhana menyebutkan media sosial sebagai situs dan
aplikasi yang melibatkan teknologi berbasis internet. Media berbasis teknologi
internet ini mendorong dan memungkinkan penggunanya dapat saling terhubung
dengan siapa saja, baik orang-orang terdekat maupun orang asing yang tidak pernah
dikenal sebelumnya. Metodologi dalam penelitian ini menggunakan kualitatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Sari Jani dan Ivan Th. J. Weismann pada tahun 2017
dengan judul “ Pengaruh Media Sosial Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswi
Asrama Di Sekolah Tinggi Filsafat Jaffray Makassar. Diperoleh hasil Pertama,
Seseorang yang sudah pengaruh media sosial akan sulit untuk lepas karena sudah
menjadi sutu kegemaran dan tidak nyaman jika tidak bermain media sosial. Kedua,
prestasi belajar adalah sesuatu yang telah dicapai, dan diperoleh dalam mengikuti
proses belajar. Ketiga, dari hasil koefisien korelasi antara pengaruh media sosial
terhadap prestasi belajar adalah 0,661 berarti kedua variabel tersebut memiliki
hubungan yang sangat kuat. Dan konstribusi pengaruh media sosial memberikan
pada prestasi belajar sebesar 65% yaitu sangat kuat
3. Penetian berbentuk jurnal yang dilakukan oleh Taufik Wibisono a dan Yani Sri
Mulyan, pada tahun 2018 berjudul “Analisis Dampak Penggunaan Media Sosial
Terhadap Prestasi Akademik Pelajar Tingkat Sekolah Menengah Pertama”,
diperoleh hasil penelitian bahwa bahwa penggunaan media sosial di SMP Negeri 6
Kota Tasikmalya ini sangat tinggi dan paling banyak mempunyai media sosial yaitu
media sosial facebook, dimana semua responden sebanyak 30 orang mempunyai
facebook. Sedangkan yang mempunyai instagram sebanyak 10 orang dan media
sosial lainnya sebanyak 2 orang. Intensitas penggunaan media sosial tersebut rata-
rata setiap hari menggunakan media sosial selama 1 jam dan media yang digunakan
untuk membuka media sosial tersebut adalah gadget. dengan membandingkan
antara nilai ratarata dengan skor minimum ditambah skor standar deviasi,
berdasarkan klasifikasi: Jika x > skor minimal + 4 SD = Sangat Sering Jika x > skor
minimal + 3 SD = Sering Jika x > skor minimal + 2 SD = Jarang Jika x > skor
minimal + 1, SD = Tidak Pernah Dari data diatas dapat dilihat bahwa Skor Minimal
+ 2 SD = 11,266 dan Skor Minimal + 3SD = 12,899. Jadi karena skor rata-rata
12,567 > skor minimal+ 2 SD maka tergolong cukup. Maksudnya penggunaan
media sosial tergolong jarang.
4. Penelitian skripsi yang dilakukan oleh Sri Muliyani pada tahun 2016, berjudul
“Pengaruh Pengguna Media Sosial Terhadap Prestasi Belajar Peserta Didik Di Sma
Negeri I Lamasi Kelas Xi Ipa Tahun Ajaran 2016/2017 Kecamatan Lamasi
Kabupaten Luwu”, memperoleh hasil pembahasan bahwa Pada hasil analisis
statistika deskriptif diperoleh informasi bahwa nilai ratarata media sosial sebesar
52,9844 termasuk dalam kategori tinggi, dan nilai rata-rata prestasi belajar sebesar
53,7500 termasuk dalam kategori baik. Sedangkan hasil analisis statistik inferensial
dapat diketahui bahwa, antara media sosial dan prestasi belajar peserta didik
memiliki pengaruh yang cukup baik. Hasil analisis menunjukkan koefisien korelasi
sebesar 0,461. Hal ini juga dapat dilihat pada tabel coefficientsα diperoleh thitung
= 7,275 dan ttabel sebesar 0,250 dengan taraf signifikansi α = 0,05. Berdasarkan
hasil tersebut dapat dilihat bahwa thitung > ttabel ( 7,275 > 0,250 ) dengan α = 0,05
sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan media sosial yang baik dapat
meningkatkan prestasi belajar peserta didik yang baik pula. Hasil ini menunjukkan
bahwa motivasi ekstrinsik mempunyai pengaruh yang sangat kuat dengan prestasi
belajar peserta didik di SMA Negeri 1 Lamasi kecamatan Lamasi kabupaten Luwu.
Untuk mengetahui lebih lanjut pengaruh media sosial terhadap prestasi belajar
peserta didik di SMA Negeri 1 Lamasi kecamatan Lamasi kabupaten Luwu, penulis
memaparkan beberapa hasil angket yang dianggap mewakili dalam bentuk
pernyataan.

Anda mungkin juga menyukai