Anda di halaman 1dari 13

TUGAS

HUKUM PERTAMBANGAN

Disusun Oleh :

NAMA : LM ARIEF ALAMSYAH PUTRA

NPM : 20510007

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN

BAUBAU

2023
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 4 TAHUN 2009
TENTANG
PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

BAB I
KETENTUAN UMUM
 Pasal 1
 Pengertian
1. Pertambangan
2. Mineral
3. Batubara
4. Pertambangan Mineral
5. Pertambangan Batubara
6. Usaha Pertambangan
7. Izin Usaha Pertambangan
8. IUP Eksplorasi
9. IUP Operasi Produksi
10. Izin Pertambangan Rakyat
11. Izin Usaha Pertambangan Khusus
12. IUPK Eksplorasi
13. IUPK Operasi Produksi
14. Penyelidikan Umum
15. Eksplorasi
16. Studi Kelayakan
17. Operasi Produksi
18. Konstruksi
19. Penambangan
20. Pengolahan dan Pemurnian
21. Pengangkutan
22. Penjualan
23. Badan Usaha
24. Jasa Pertambangan
25. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, yang selanjutnya disebut Amdal
26. Reklamasi
27. Kegiatan Pascatambang
28. Pemberdayaan Masyarakat
29. Wilayah Pertambangan
30. Wilaya Usaha Pertambangan
31. Wilayah Izin Usaha Pertambangan
32. Wilayah Pertambangan Rakyat
33. Wilayah Pencadangan Negara
34. Wilayah Usaha Pertambangan Khusus
35. Wilayah Izin Pertambangan Khusus
36. Pemerintah Pusat
37. Pemerintah Daerah
38. Menteri

BAB II
ASAS DAN TUJUAN
 Pasal 2
 Pertambangan Mineral dan/atau Batubara dikelola berdasarkan :
a. Manfaat, keadilan dan keseimbangan.
b. Keberpihakan kepada kepentingan bangsa
c. Partisipatif, transparansi, dan akuntabilitas
d. Berkelanjutan dan berwawasan lingkungan
 Pasal 3
 Dalam rangka mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan,
tujuan pengelolaan mineral dan batubara ada 6 poin.
BAB III
PENGUASAAN MINERAL DAN BATUBARA
 Pasal 4
 Pasal 5

BAB IV
KEWENANGAN PENGELOLAAN PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA
 Pasal 6
 Kewenangan pemerintah dalam pengelolaan pertambangan mineral dan
batubara
 Kewenangan pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
 Pasal 7
 Kewenangan pemerintah provinsi dalam pengelolaan pertambangan mineral
dan batubara
 Kewenangan pemerintah provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Pasal 8
 Kewenangan pemerintah kabupaten/kota dalam pengelolaan
pertambanganmineral dan batubara
 Kewenangan pemerintah kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

BAB V
WILAYAH PERTAMBANGAN
Bagian Kesatu ( Umum )
 Pasal 9
 Pasal 10
 Pasal 11
 Pasal 12
 Pasal 13
Bagian Kedua ( Wilayah Usaha Pertambangan )
 Pasal 14
 Pasal 15
 Pasal 16
 Pasal 17
 Pasal 18
 Pasal 19
Bagian Ketiga ( Wilayah Pertambangan Rakyat )
 Pasal 20
 Pasal 21
 Pasal 22
 Pasal 23
 Pasal 24
 Pasal 25
 Pasal 26
Bagian Keempat ( Wilayah Pencadangan Negara )
 Pasal 27
 Pasal 28
 Pasal 29
 Pasal 30
 Pasal 31
 Pasal 32
 Pasal 33

BAB VI
USAHA PERTAMBANGAN
 Pasal 34
 Pasal 35

BAB VII
IZIN USAHA PERTAMBANGAN
Bagian Kesatu ( Umum )
 Pasal 36
 Pasal 37
 Pasal 38
 Pasal 39
 Pasal 40
 Pasal 41
Bagian Kedua ( IUP Eksplorasi )
 Pasal 42
 Pasal 43
 Pasal 44
 Pasal 45
Bagian Ketiga ( IUP Operasi Produksi )
 Pasal 46
 Pasal 47
 Pasal 48
 Pasal 49
Bagian Keempat ( Pertambangan Mineral )
 Paragraf Kesatu
Pertambangan Mineral Radio Aktif
 Pasal 50
 Paragraf Kedua
Pertambangan Mineral Logam
 Pasal 51
 Pasal 52
 Pasal 53
 Paragraf Ketiga
Pertambangan Mineral Bukan Logam
 Pasal 54
 Pasal 55
 Pasal 56
 Paragraf Keempat
Pertambangan Batuan
 Pasal 57
 Pasal 58
 Pasal 59
 Paragraf Kelima
Pertambangan Batubara
 Pasal 60
 Pasal 61
 Pasal 62
 Pasal 63

BAB VIII
PERSYARATAN PERIZINAN USAHA PERTAMBANGAN
 Pasal 64
 Pasal 65

BAB IX
IZIN PERTAMBANGAN RAKYAT
 Pasal 66
 Pasal 67
 Pasal 68
 Pasal 69
 Pasal 70
 Pasal 71
 Pasal 72
 Pasal 73

BAB X
IZIN USAHA PERTAMBANGAN KHUSUS
 Pasal 74
 Pasal 75
 Pasal 76
 Pasal 77
 Pasal 78
 Pasal 79
 Pasal 80
 Pasal 81
 Pasal 82
 Pasal 83
 Pasal 84

BAB XI
PERSYARATAN PERIZINAN USAHA PERTAMBANGAN KHUSUS
 Pasal 85
 Pasal 86

BAB XII
DATA PERTAMBANGAN
 Pasal 87
 Pasal 88
 Pasal 89

BAB XIII
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Kesatu ( Hak )
 Pasal 90
 Pasal 91
 Pasal 92
 Pasal 93
 Pasal 94
Bagian Kedua ( Kewajiban )
 Pasal 95
 Pasal 96
 Pasal 97
 Pasal 98
 Pasal 99
 Pasal 100
 Pasal 101
 Pasal 102
 Pasal 103
 Pasal 104
 Pasal 105
 Pasal 106
 Pasal 107
 Pasal 108
 Pasal 109
 Pasal 110
 Pasal 111
 Pasal 112

BAB XIV
PENGHENTIAN SEMENTARA KEGIATAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN DAN IZIN USAHA
PERTAMBANGAN KHUSUS
 Pasal 113
 Pasal 114
 Pasal 115
 Pasal 116

BAB XV
BERAKHIRNYA IZIN USAHA PERTAMBANGAN DAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN KHUSUS
 Pasal 117
 Pasal 118
 Pasal 119
 Pasal 120
 Pasal 121
 Pasal 122
 Pasal 123

BAB XVI
USAHA JASA PERTAMBANGAN
 Pasal 124
 Pasal 125
 Pasal 126
 Pasal 127

BAB XVII
PENDAPATAN NEGARA DAN DAERAH
 Pasal 128
 Pasal 129
 Pasal 130
 Pasal 131
 Pasal 132
 Pasal 133

BAB XVIII
PENGGUNAAN TANAH UNTUK KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN
 Pasal 134
 Pasal 135
 Pasal 136
 Pasal 137
 Pasal 138

BAB XIX
PEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT
Bagian Kesatu ( Pembinaan dan Pengawasan )
 Pasal 139
 Pasal 140
 Pasal 141
 Pasal 142
 Pasal 143
 Pasal 144
Bagian Kedua ( Perlindungan Masyarakat )
 Pasal 145

BAB XX
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SERTA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
Bagian Kesatu ( Penelitian dan Pengembangan )
 Pasal 146
Bagian Kedua ( Pendidikan dan Pelatihan )
 Pasal 147
 Pasal 148

BAB XXI
PENYIDIKAN
 Pasal 149
 Pasal 150
BAB XXII
SANKSI ADMINISTRATIF
 Pasal 151
 Pasal 152
 Pasal 153
 Pasal 154
 Pasal 155
 Pasal 156
 Pasal 157

BAB XXIII
KETENTUAN PIDANA
 Pasal 158
 Pasal 159
 Pasal 160
 Pasal 161
 Pasal 162
 Pasal 163
 Pasal 164
 Pasal 165

BAB XXIV
KETENTUAN LAIN-LAIN
 Pasal 166
 Pasal 167
 Pasal 168

BAB XXV
KETENTUAN PERALIHAN
 Pasal 169
 Pasal 170
 Pasal 171
 Pasal 172

BAB XXVI
KETENTUAN PENUTUP
 Pasal 173
 Pasal 174
 Pasal 175

Anda mungkin juga menyukai