Anda di halaman 1dari 12

Tugas Hukum Pajak

Pengertian dan Jenis Pajak di Indonesia

Disusun Oleh:
Nama : L.M. Arief Alamsyah Putra
(20510007)

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN


FAKULTAS HUKUM
PRODI ILMU HUKUM
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puja dan puji syukur tak lupa kita panjatkan kepada Allah SWT atas
berkat dan rahmatnya saya dapat menyusun makalah mengenai “Pengertian dan
Jenis Pajak di Indonesia” ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam tak lupa
kita junjung kepada baginda nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita
dari zaman jahiliyah ke jalan yang benar.

Akhirnya apabila terdapat kata-kata yang kurang berkenan, baik dari segi
isi maupun penulisan.Jadi besar harapan kami sudilah pembaca memberikan
kritik dan sara-saran yang konstruktif sehinnga dapat menjadi masukan demi
perbaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca

Baubau, 16 Juli 2023

Penyusun

1
DAFTAR ISI

Kata pengantar….......................................................................................................

Daftar isi…..................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN…......................................................................................

1.1 Latar Belakang….................................................................................................

1.2 Rumusan masalah….............................................................................................

1.3 Tujuan…...............................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN….......................................................................................

2.1 Pengertian Pajak…...............................................................................................

2.2 Jenis Pajak di Indonesia…...................................................................................

BAB III PENUTUP…..............................................................................................

3.1 Kesimpulan….....................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA…...........................................................................................

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesarbesarnya
kemakmuran rakyat. Pembayaran pajak merupakan perwujudan dari kewajiban
kenegaraan dan peran serta Wajib Pajak untuk secara langsung dan bersama-sama
melaksanakan kewajiban perpajakan untuk pembiayaan negara dan pembangunan
nasional. Sesuai falsafah undang-undang perpajakan, membayar pajak bukan hanya
merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga Negara untuk ikut
berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan negara dan pembangunan
nasional.

Tanggung jawab atas kewajiban pembayaran pajak, sebagai pencerminan kewajiban


kenegaran di bidang perpajakan berada pada anggota masyarakat sendiri untuk
memenuhi kewajiban tersebut. Hal tersebut sesuai dengan sistem self assessment yang
dianut dalam Sistem Perpajakan Indonesia. Pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal
Pajak, sesuai dengan fungsinya berkewajiban melakukan pembinaan/penyuluhan,
pelayanan, dan pengawasan. Dalam melaksanakan fungsinya tersebut, Direktorat
Jenderal Pajak berusaha sebaik mungkin memberikan pelayanan kepada masyarakat
sesuai visi dan misi Direktorat Jenderal Pajak.

3
1.2. Rumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang di atas dapat dirumuskan masalah sebagai


berikut:

1. Apa Pengertian pajak ?

2. Apasaja Jenis Pajak di Indonesia ?

1.3. Tujuan

Berdasarkan permasalahan di atas, penulis dapat menyimpulkan tujuan


yaitu:

1. Untuk mengetahui Pengertian pajak.

2. Untuk mengetahui Jenis Pajak di Indonesia.

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pajak

Pajak adalah pungutan wajib dari rakyat untuk negara. Setiap sen uang pajak yang
dibayarkan rakyat akan masuk dalam pos pendapatan negara dari sektor pajak.
Penggunaannya untuk membiayai belanja pemerintah pusat maupun daerah demi
kesejahteraan masyarakat.

Uang pajak digunakan untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan pribadi.
Pajak merupakan salah satu sumber dana pemerintah untuk mendanai pembangunan
di pusat dan daerah, seperti membangun fasilitas umum, membiayai anggaran
kesehatan dan pendidikan, dan kegiatan produktif lain. Pemungutan pajak dapat
dipaksakan karena dilaksanakan berdasarkan undang-undang.

Berdasarkan UU KUP Nomor 28 Tahun 2007, pasal 1, ayat 1, pengertian pajak


adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka pajak memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Pajak Merupakan Kontribusi Wajib Warga Negara


Artinya setiap orang memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Namun hal tersebut
hanya berlaku untuk warga negara yang sudah memenuhi syarat subjektif dan syarat
objektif. Yaitu warga negara yang memiliki penghasilan melebihi Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP).
PTKP yang berlaku saat ini adalah Rp54 juta setahun atau Rp4,5 juta per bulan. Itu
artinya, jika memiliki pendapatan lebih dari Rp4,5 juta sebulan akan kena pajak.
Sementara bila kamuadalah seorang pengusaha atau wirausaha dengan omzet, tarif
PPh Final 0,5% berlaku dari total peredaran bruto (omzet) sampai dengan Rp4,8
miliar dalam satu tahun pajak (berdasarkan PP 23 Tahun 2018).

2. Pajak Bersifat Memaksa untuk Setiap Warga Negara


Jika seseorang sudah memenuhi syarat subjektif dan objektif, maka wajib untuk
membayar pajak. Dalam undang-undang pajak sudah dijelaskan, jika seseorang
dengan sengaja tidak membayar pajak yang seharusnya dibayarkan, maka ada
ancaman sanksi administratif maupun hukuman secara pidana.

5
3. Warga Negara Tidak Mendapat Imbalan Langsung

Pajak berbeda dengan retribusi. Contoh retribusi: ketika mendapat manfaat parkir,
maka harus membayar sejumlah uang, yaitu retribusi parkir, namun pajak tidak
seperti itu. Pajak merupakan salah satu sarana pemerataan pendapatan warga negara.

Jadi ketika membayar pajak dalam jumlah tertentu, kamu tidak langsung menerima
manfaat pajak yang dibayar. Yang akan didapatkan, misalnya berupa perbaikan jalan
raya di daerahmu, fasilitas kesehatan gratis bagi keluarga, beasiswa pendidikan anak,
dan lainnya.

4. Berdasarkan Undang-undang

Artinya pajak diatur dalam undang-undang negara. Ada beberapa undang-undang


yang mengatur tentang mekanisme perhitungan, pembayaran, dan pelaporan pajak.

Sebagai sumber pendapatan utama negara, pajak memiliki nilai strategis dalam
perspektif ekonomi maupun hukum. Berdasarkan 4 ciri di atas, pajak dapat dilihat
dari 2 perspektif, yaitu:

1. Pajak dari Perspektif Ekonomi

Hal ini bisa dinilai dari beralihnya sumber daya dari sektor privat (warga negara)
kepada sektor publik (masyarakat). Hal ini memberikan gambaran bahwa pajak
menyebabkan 2 situasi menjadi berubah, yaitu:

 Berkurangnya kemampuan individu dalam menguasai sumber daya untuk


kepentingan penguasaan barang dan jasa
 Bertambahnya kemampuan keuangan negara dalam penyediaan barang dan jasa
publik yang merupakan kebutuhan masyarakat.

2. Pajak dari Perspektif Hukum

Perspektif ini terjadi akibat adanya suatu ikatan yang timbul karena undang-undang
yang menyebabkan timbulnya kewajiban warga negara untuk menyetorkan sejumlah
dana tertentu kepada negara. Di mana negara mempunyai kekuatan untuk memaksa
dan pajak tersebut dipergunakan untuk penyelenggaraan pemerintahan.

Hal ini memperlihatkan bahwa pajak yang dipungut harus berdasarkan undang-
undang, sehingga menjamin adanya kepastian hukum, baik bagi petugas pajak
sebagai pengumpul pajak maupun bagi wajib pajak sebagai pembayar pajak.

6
2.2. jenis Pajak di Indonesia

Pajak penghasilan (PPh)

Jenis pajak yang satu ini tentu sudah sangat akrab Anda dengar. Setiap bulan, Anda
mungkin menemukannya dalam slip gaji yang Anda dapatkan. PPh merupakan
kewajiban setiap wajib pajak yang memiliki penghasilan di atas Penghasilan Tidak
Kena Pajak (PTKP).

Penghasilan yang dikenakan PPh beragam mulai dari gaji, keuntungan usaha maupun
dana pensiun yang diterima. Detail pengaturan PPh dan PTKP telah diatur dalam
PMK No.101/PMK.010/2016. Ada 3 metode perhitungan PPh, nett, gross dan gross
up. Hal ini umumnya didiskusikan dan disepakati melalui perjanjian kerja antara
karyawan dan perusahaan.

Umumnya, pembayaran PPh karyawan sudah otomatis dipotong atau ditanggung


oleh perusahaan. Namun, kewajiban pelaporan setoran pajak tetap menjadi
tanggungan karyawan. Untuk proses pelaporan sendiri, dapat dilakukan secara
online melalui e-Filing atau bisa juga datang langsung ke KPP. Besaran PPh berlaku
progresif, mulai dari 5%-35%.

Pajak pertambahan nilai (PPN)

Jenis pajak berikutnya yang perlu Anda kenal adalah PPN. Ini juga jenis pajak yang
sering kali kita temui. Umumnya kita melihat di struk belanja pasca melakukan
pembelian karena PPN adalah adalah pajak yang dikenakan atas perdagangan barang
maupun jasa yang dilakukan oleh wajib pajak.

Umumnya wajib pajak adalah Pengusaha Kena Pajak (PKP). Namun mengapa
konsumen yang dibebankan atas PPN? Hal ini karena pengusaha hanya penyetor
pajak yang dikumpulkan dari konsumen. Oleh karena itu, kita sering melihat beban
PPN dalam struk pembelian yang kita lakukan. Besar PPN adalah 11%, mulai
berlaku pada 1 April 2022 lalu.

7
Pajak penjualan barang mewah (PPnBM)

Beberapa kriteria barang mewah yang diwajibkan membayar PPnBM:

 Barang mewah bukan kebutuhan pokok


 Barang mewah yang hanya dikonsumsi oleh kalangan masyarakat tertentu saja
 Barang mewah untuk kebutuhan eksistensi atau menunjukkan status
 Barang mewah yang memiliki risiko merusak kesehatan, mengganggu ketertiban dan
mengganggu kenyamanan masyarakat
 Kendaraan mewah
 Hunian atau properti
 dan lain-lain.

Tarif PPnBM ditetapkan dalam beberapa kelompok tarif yaitu paling rendah 10%
dan paling tinggi 200%.

Bea meterai (BM)

Meterai merupakan jenis pajak yang dibebankan atas pemanfaatan dokumen penting
sesuai dengan ketentuan. Beberapa dokumen yang membutuhkan bea meterai adalah
akta notaris, surat kuasa, bukti transaksi, perjanjian jasa dan lain-lain.

Saat ini dengan makin berkembangnya kanal berbagi informasi, pemerintah


memfasilitasi dengan e-meterai untuk dokumen elektronik, sesuai dengan UU No. 10
Tahun 2020 tentang Bea Meterai. Per 1 Januari 2021 lalu, pemerintah
memberlakukan tarif bea meterai tunggal yaitu senilai Rp10.000 per lembar.

Pajak bumi dan bangunan (PBB)

Seperti yang telah tersirat dari namanya, PBB adalah pajak yang dikenakan atas
kepemilikan properti seperti rumah, ruko, dan bangunan lain beserta tanahnya. Pajak
ini merupakan biaya yang harus disetorkan atas kepemilikan objek PBB yang
memberikan keuntungan maupun kedudukan sosial bagi individu atau badan.

PBB sendiri dibagi menjadi dua sektor yaitu PBB sektor P2 berupa PBB bangunan
perdesaan dan PBB bangunan perkotaan yang dikelola oleh pemerintah kota atau
kabupaten. Kedua adalah PBB sektor P3 berupa bangunan perhutanan, pertambangan
dan perkebunan yang dikelola oleh pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal
Pajak (DJP). Untuk tarif PBB, umumnya perhitungan dilakukan sesuai dengan Nilai
Jual Objek Pajak (NJOP) yang ditagihkan kepada wajib pajak setahun sekali.

8
Pajak daerah

Bukan hanya untuk pemerintah pusat, pajak juga merupakan sumber pendapatan
untuk pemerintah daerah.

Berikut ini adalah jenis-jenis pajak yang menjadi kewenangan pemerintah daerah,
baik provinsi maupun kabupaten atau kota.

Pajak daerah provinsi

Jenis-jenis pajak yang termasuk dalam pajak provinsi adalah:

 Pajak kendaraan bermotor


 Bea balik nama kendaraan bermotor
 Pajak bahan bakar kendaraan bermotor
 Pajak air permukaan
 Pajak rokok

Pajak daerah kabupaten/kota

Selain itu juga ada jenis-jenis pajak yang pengelolaannya menjadi domain
pemerintah kota atau kabupaten seperti:

 Pajak hotel
 Pajak restoran
 Pajak hiburan
 Pajak reklame
 Pajak penerangan jalan
 Pajak mineral bukan logam dan batuan
 Pajak parkir
 Pajak air tanah
 Pajak muni dan bangunan pedesaan dan perkotaan
 Bea perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan
 Pajak sarang burung walet

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Pajak adalah pungutan wajib dari rakyat untuk negara. Setiap sen uang pajak yang
dibayarkan rakyat akan masuk dalam pos pendapatan negara dari sektor pajak.
Penggunaannya untuk membiayai belanja pemerintah pusat maupun daerah demi
kesejahteraan masyarakat.

 Ada delapan jenis pajak yang ada di indonesia yaitu Pajak penghasilan (PPh), Pajak
Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan Barang Mewah (PPnBM), Bea Meterai
(BM), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Pajak Daerah, Pajak Daerah Provinsi, dan
Pajak Daerah Kabupaten/Kota.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cermati.com/artikel/pengertian-pajak-fungsi-dan-jenis-jenisnya

https://employers.glints.com/id-id/blog/jenis-jenis-pajak/

https://www.pajak.go.id/id/pajak

11

Anda mungkin juga menyukai