Anda di halaman 1dari 10

ESSAI KULIAH

BLOK KEDOKTERAN KOMUNITAS

Prinsip Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan

Nama : Putu Shanti Ayudiana Budi

NIM : 019.06.0082

Kelas :A

Blok : Blok Kedokteran Komunitas

Dosen : Ayu Anulus, SST, M.K.M

PENDIDIKAN DAN PROFESI DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM AL-AZHAR
2021/ 2022
Prinsip Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan

I. Pendahuluan

Latar Belakang

Promosi kesehatan merupakan revitalisasi dari pendidikan kesehatan pada


masa yang lalu, di mana dalam konsep promosi kesehatan tidak hanya merupakan
proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian dan peningkatan pengetahuan
dalam bidang kesehatan saja, tetapi juga sebagai upaya yang mampu
menjembatani perubahan perilaku, baik di dalam masyarakat maupun dalam
organisasi dan lingkungannya. Promosi kesehatan merupakan istilah yang saat ini
banyak digunakan dalam kesehatan masyarakat dan telah mendapatkan dukungan
kebijakan dari pemerintah dalam melaksanakan kegiatannya.

Komunikasi kesehatan meningkatkan kesadaran individu tentang isu - isu


kesehatan, masalah kesehatan, resiko kesehatan serta solusi kesehatan.
Peningkatan kesadaran individu akan hal-hal tersebut ini berdampak pada
keluarga serta lingkungan komunitas individu. Ada interaksi antara kesehatan
dengan perilaku individu. Individu berada dalam situasi biologis, psikologis dan
sosial kemasyarakatan. Ketiga faktor tersebut berpengaruh terhadap status
kesehatan seorang individu. Melalui komunikasi kesehatan, kita mempelajari
timbal balik antara ketiga faktor tersebut. Pemahaman ini penting agar
kedepannya dapat dikembangkan intervensi program kesehatan yang bertujuan
untuk mengubah perilaku individu menjadi lebih sehat.

II. Isi
A. Promosi Kesehatan

Definisi Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan secara umum adalah segala upaya yang direncanakan


untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat,
sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau

Prinsip Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan


2
promosi kesehatan. Dan batasan ini tersirat unsur-unsur input (sasaran dan
pendidik dari pendidikan), proses (upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi
orang lain) dan output (melakukan apa yang diharapkan) (Susilowati, 2016).

Green dan Kreuter (2005) menyatakan bahwa “Promosi kesehatan adalah


kombinasi upaya-upaya pendidikan, kebijakan (politik), peraturan, dan organisasi
untuk mendukung kegiatan - kegiatan dan kondisi-kondisi hidup yang
menguntungkan kesehatan individu, kelompok, atau komunitas”. Sedangkan
Kementerian/Departemen Kesehatan Republik Indonesia merumuskan pengertian
promosi kesehatan sebagai berikut : “Upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam mengendalikan faktor-faktor kesehatan melalui pembelajaran
dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar mereka dapat menolong dirinya
sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumberdaya masyarakat, sesuai
sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan
kesehatan.” Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.
1114/Menkes/SK/VIII/2005 (Susilowati, 2016).

Strategi Promosi Kesehatan

- Advokasi
Advocacy atau advokasi merupakan upaya untuk menyakinkan orang lain
atau orang yang dapat membantu atau mendukung sesuatu yang diinginkan.

Prinsip Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan


3
Dalam promosi keehatan, advokasi merupaka upaya pendekatan pada para
pembuat keputusan atau pembuat kebijakan di berbagai tingkatan dan bagian.
- Social Support (Dukungan Sosial)
Strategi dukungan sosial merupakan upaya untuk mencari dukungan sosial
melalui beberapa tokoh yang sudah ada di masyarakat, baik tokoh masyarakat
formal maupun informal. Tujuan dari dukungan sosial adalah membuat tokoh
masyarakat tersebut menjadi tali jembatan yang menghubungkan sektor kesehatan
dengan penerima program kesehatan dalam arti masyarakat.
- Empowerment (Pemberdayaan Masyarakat)
Pemberdayaan Masyarakat merupakan upaya promosi kesehatan yang
berfokus pada masyarakat langsung. Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah
menciptakan kemampuan masyarakat untuk memelihara serta meningkatkan
kesehatan mereka secara mandiri. katkan control lebih besar atas keputusan dan
tindakan yang mempengaruhi kesehatan mereka, dengan tujuan untuk
memobilisasi individu dan kelompok rentan dengan memperkuat keterampilan
dasar hidup mereka serta meningkatkan pengaruh mereka pada hal-hal yang
mendasari kondisi sosial dan ekonomi (Nurmala et al., 2018).

Pendekatan Promosi Kesehatan

Pendekatan promosi kesehatan dilakukan dengan lima cara yaitu secara


medical, perubahan perilaku, edukasional, berpusat pada pasien serta perubahan
societal. Adapun sasaran dari promosi kesehatan adalah sebagai berikut :

- Primer
- Sekunder
- Tersier (Rachmawati, 2019).

Prinsip Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan


4
B. Komunikasi Kesehatan

Definisi Komunikasi Kesehatan

Komunikasi adalah proses pengoperasian rangsangan (stimulus) dalam


bentuk lamban atau simbol bahasa atau gerak (non verbal), untuk mempengaruhi
perilaku orang lain. Stimulus atau rangsangan ini dapat berupa suara/bunyi atau
bahasa lisan, maupun berupa gerakan, tindakan atau symbol - simbol yang
diharapkan dapat dimengerti oleh pihak lain, dan pihak lain merespon atau
bereaksi sesuai dengan maksud pihak yang memberikan stimulus (Rasyid et al.,
2021).

Komunikasi kesehatan mencakup pemanfaatan jasa komunikasi untuk


menyampaikan pesan dan mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang
berhubungan dengan upaya peningkatan dan pengelolaan kesehatan oleh individu
maupun komunitas masyarakat. Selain itu, komunikasi kesehatan juga meliputi
kegiatan menyebarluaskan informasi tentang kesehatan kepada masyarakat agar
tercapai perilaku hidup sehat, menciptakan kesadaran, mengubah sikap dan
memberikan motivasi pada individu untuk mengadopsi perilaku sehat yang
direkomendasikan menjadi tujuan utama komunikasi kesehatan (Yesica Maretha,
2012).

Prinsip Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan


5
Komponen Komunikasi Kesehatan

Menurut Lasswel, komponen komunikasi ialah :

1. Komunikator, dalam komunikasi kesehatan, komunikator adalah


orang atau lembaga kesehatan yang menyampaikan pesan
2. Komunikan, dalam komunikasi kesehatan istilah komunikan ialah
sebagai orang yang menerima pesan. Komunikan bisa berupa
masyarakat yang diberikan sosialisasi dari pihak lembaga kesehatan
3. Pesan, dalam komunikasi kesehatan, pesan adalah pernyataan yang
didukung oleh lambang yang mempunyai arti
4. Media, media dalam komunikasi kesehatan ialah sebagai sarana atau
saluran yang mendukung proses penyampaian pesan. Media dalam
komunikasi kesehatan adadua yakni media (saluran) interpersonal dan
kelompok. Media bisa berupa cetak maupun elektronik yang biasa
dilakukan dengan kegiatan penyuluhan.
5. Efek, efek pada komunikasi kesehatan yakni dampak atau akibat yang
ditimbulkan oleh pesan. Efek atau dampak ialah ketercapaian kita
dalam penyampaian pesan (Rasyid et al., 2021).

Perencanaan Komunikasi Kesehatan

- Tahap pertama adalah perencanaan makro meliputi analisis permasalahan


kesehatan, menentukan model ekologis, strategi intervensi, dan penentuan
populasi target (audiens). Perencanaan ini dapat dilakukan bila data-data
epidemiologik menunjukkan terdapat permasalahan yang mempengaruhi
kesehatan kelompok/komunitas. Bila ternyata pada komunitas tersebut
telah ada intervensi yang pernah dilakukan, maka intervensi yang
diusulkan agar diuji terlebih dahulu. Pada tahapan ini, minimal output
perencanaan yang dihasilkan adalah diketahuinya permasalahan atau
potensi permasalahan yang ada, sebelum masuk ke tahap perencanaan
berikutnya.

Prinsip Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan


6
- Tahap kedua yaitu perencanaan strategi komunikasi. Pada tahap ini
perencanaan difokuskan pada tujuan khusus perubahan perilaku, jenis
audiens yang akan diintervensi, pesan - pesan yang akan disampaikan, dan
media yang akan digunakan. Disamping itu dilakukan pengujian (uji coba)
terhadap strategi konsep, pesan, materi, dan media yang akan dipakai.
Terkadang dibutuhkan riset yang mendalam terhadap strategi yang akan
dipakai.
- Tahap ketiga adalah perencanaan implementasi atau perencanaan taktis,
yaitu merencanakan pelaksanaan komunikasi kesehatan secara taktis dan
teknis.
- Tahap empat yaitu perencanaan evaluasi, yaitu merencanakan metode
untuk menilai keberhasilan program komunikasi kesehatan. Pada tahap ini
perencanaan terfokus untuk penentuan aspek evaluasi intervensi
komunikasi kesehatan.
- Tahap kelima yaitu perencanaan keberlangsungan program, pada tahap ini
ditentukan kegiatan untuk menjalin kerjasama dan kemungkinan
pengembangan program komunikasi kesehatan agar tetap
berkesinambungan.
- Tahap keenam yaitu perencanaan publikasi, tahap ini dilakukan bila benar
dibutuhkan publikasi atau penyampaian hasil kegiatan pada pihak terkait
(Duarsa, 2022).

Teori Komunikasi

- Persuasif, teori komunikasi untuk persuasi menegaskan bahwa


komunikasi dapat dipergunakan untuk mengubah sikap dan perilaku
kesehatan yang secara langsung terkait dalam rantai kausal yang sama.
Menurut teori ini, perubahan pengetahuan dan sikap merupakan pra
kondisi bagi perubahan perilaku kesehatan dan perilaku-perilaku yang
lain. Variabel-variabel input meliputi: sumber pesan, pesan itu sendiri,
saluran penyampai, dan karakteristik penerima dan tujuan pesan-pesan
tersebut. Variabel-variabel output merujuk pada perubahan dalam

Prinsip Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan


7
faktor-faktor kognitif tertentu, seperti pengetahuan, sikap, pembuatan
keputusan dan juga perilakuperilaku yang dapat diobservasi.
- Teori S-O-R (Stimulus – Organism – Respon), teori ini mendasarkan
asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung
kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan
organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources)
misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat
menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok
atau masyarakat.
- Komunikasi asertif merupakan kemampuan individu untuk
mengungkapkan perasaan, pilihan, kebutuhan, dan pendapat secara
langsung dan jujur untuk mempertahankan hak diri individu tanpa
mengganggu hak orang lain. Komunikasi asertif adalah kualitas
personal yang sangat penting, dimana seorang individu mampu
menyuarakan keinginan dan posisinya untuk dapat mencapai tujuan,
mengatasi kesusahannya, tanpa mengganggu hak orang lain dan
mampu mengontrol agresivitasnya.
- Submasif atau Pasif, perilaku pasif dan tidak langsung, perilaku ini
mengkomunikasikan suatu kesan inferioritas menjadi nonasertif,
membiarkan keinginan, kebutuhan, dan hak orang lain menjadi lebih
penting ketimbang milik pribadi. Perilaku pasif atau submasif
membantu situasi “menang-kalah”. Orang yang berperilaku pasif atau
submasif akan kalah sementara membiarkan orang lain menang,
dengan demikian orang yang pasif mengikuti jalan membuat dirinya
menjadi korban bukan pemenang. Contoh perilaku submasif:
mengutarakan pikiran, perasaan, dan keyakinan yang penuh rasa maaf,
sangat berhati-hati atau tidak menampilkan diri, gagal
mempertahankan hak, pandangan, maupun perasaannya, kebutuhan
dan keinginannya dipandang kurang penting dibandingkan kebutuhan
dan keinginan orang lain, patuh, tunduk menyalahkan diri sendiri
“inferior”

Prinsip Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan


8
- Agresif, perilaku agresif lebih kompleks. Perilaku ini dapat aktif atau
pasif. Agresif dapat berlangsung atau tidak berlangsung, jujur, atau
tidak jujur tetapi selalu mengkomunikasikan suatu kesan superioritas
dan tidak adanya respek dengan bersikap agresif menempatkan
keinginan, kebutuhan, dan hak pribadi di atas milik orang lain. Orang
yang berperilaku agresif mungkin “menang” dengan cara bertindak
untuk mendapatkan pembalasan (Harahap & Putra, 2017).

III. Penutup

Kesimpulan

Berdasarkan pemaparan dari materi diatas maka dapat disimpulkan


komunikasi kesehatan ialah proses kemitraan anara partisipan berdasarkan dialog
dua arah yang di dalamnya ada suasana interaktif, ada pertukaran gagasan, ada
kesepakatan mengenai kesatuan gagasan mengenai kesehatan, juga merupakan
teknik dari pengirim dan penerima untuk memperoleh informasi mengenai
kesehatan yang seimbang demi membaharui pemahaman bersama. Komunikasi
kesehatan merupakan salah satu bentuk dari promosi kesehatan yaitu proses
perubahan perilaku/proses belajar secara terencana pada diri individu, kelompok
atau masyarakat dalam meningkatkan kemampuan (pengetahuan-sikap dan
ketrampilan) untuk mencapai derajat hidup sehat yang optimal. Tujuan promosi
kesehatan secara umum adalah merubah perilaku di bidang kesehatan dan secara
khusus membuat klien/masyarakat menyadari nilai kesehatan, mandiri mencapai
hidup sehat dan memanfaatkan pelayanan kesehatan secara tepat guna.

Prinsip Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan


9
DAFTAR PUSTAKA
Duarsa, A. (2022). Buku Ajar Kedokteran Komunitas (F. K. U. I. A.- Azhar (ed.)).
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al- Azhar.

Harahap, R. A., & Putra, F. E. (2017). Buku Ajar Komunikasi Kesehatan. In


Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.

Nurmala, I., Rahman, F., & Nugroho, A. (2018). Konsep Perilaku Dan Perilaku
Kesehatan. In Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 01, Issue
01).

Rachmawati, W. C. (2019). Teori ilmu perilaku. In Promosi Kesehatan dan Ilmu


Perilaku.

Rasyid, A. U. M., Hanika, I. M., Asriwati, Mahadewi, E. P., Roswandani, S.,


Burhan, A., Ervianingsih, Fitriani, D. R., Pratiwi, N. I., Rizkuloh, L. R.,
Hadi, I., Kurniasih, D. A. A., Wahyuni, I. S., & Nurbaity. (2021).
Komunikasi Kesehatan.

Susilowati, D. (2016). Promosi Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI, 16(3–4),


395–398. https://doi.org/10.1016/S0022-5320(66)80071-0

Yesica Maretha. (2012). Komunikasi Kesehatan : Sebuah Tinjauan*. Jurnal


Psikogenesis, 1(1), 88–94.

Prinsip Komunikasi dalam Pelayanan Kesehatan


10

Anda mungkin juga menyukai