Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 10

⚫ Grace Adela Berta/190405116


⚫ Anrocki Sirait/190405176
⚫ Julio A C Siregar/190405178

Tugas Produksi Bersih


1. Berikan Contoh Menyingkirkan Impuiritis dari Bahan Baku yang masuk ke
dalam aliran proses?
Jawab:
- Mengganti bahan baku yang mengandung B3 dengan bahan baku yang lebih
ramah lingkungan

- Merencanakan gudang bahan baku yang baik agar bahan baku terhindar dari
kerusakan

- Melakukan preparasi bahan baku sebelum input proses dengan baik

2. Bagaimana menetapkan kapasitas produksi secara tepat?


Jawab:
Kapasitas produksi adalah suatu tingkat yang menyatakan batas
kemampuan, penerimaan, penyimpanan atau keluaran dari suatu unit, fasilitas atau
output untuk memproduksi dalam suatu periode waktu tertentu. Kapasitas
produksi menentukan persyaratan modal sehingga mempengaruhi sebagian besar
dari biaya. Kapasitas produksi menentukan berapa jumlah permintaan yang harus
dipenuhi dengan menggunakan fasilitas produksi yang ada.
Kapasitas produksi biasanya berkaitan dengan luas produksi dan volume
produksi. Menurut Reksohadiprojo (2000), luas produksi adalah ukuran terhadap
apa dan berapa banyak barang yang diproduksi oleh suatu perusahaan tertentu.
Sedangkan jumlah atau volume produksi adalah hasil produksi yang seharusnya
diproduksi oleh suatu perusahaan dalam satu periode (Prasetya dkk, 2009). Tujuan
dari perencanaan kapasitas, luas dan volume produksi adalah adalah untuk
mengatur banyaknya pesanan kerja yang datang dari pusat kerja untuk mencapai
suatu aliran yang sesuai dan seimbang.
Perencanaan kapasitas produksi memiliki peranan penting, yaitu
digunakan untuk menentukan seberapa besar tingkat keluaran yang mampu
dihasilkan oleh suatu perusahaan untuk memenuhi permintaan pasar.Perencanaan
kapasitas biasanya didasarkan pada permintaan dimasa mendatang. Jika
permintaan barang dapat diramalkan dengan tingkat ketepatan yang cukup, maka
penentuan kebutuhan kapasitasnya dapat langsung dilakukan. Dengan adanya
perencanaan kapasitas produksi yang baik di perusahaan maka perusahaan dapat
menentukan perencanaan kapasitas yang efektif dengan mempertimbangkan
beberapa unsur perencanaan kapasitas, yaitu jumlah tenaga kerja, mesin, dan
fasilitas fisik lainnya. Menurut Buffa (2006), hal-hal yang dilakukan pada proses
perencanaan kapasitas produksi adalah sebagai berikut:

1. Memperkirakan permintaan di masa depan, termasuk dampak dari teknologi,


persaingan dan hal lainnya.
2. Menjabarkan perkiraan itu dalam bentuk kebutuhan fisik.
3. Menyusun pilihan terencana kapasitas yang berhubungan dengan kebutuhan.
4. Menganalisis pengaruh ekonomi pada pilihan rencana.
5. Memutuskan rencana pelaksanaan.

Menurut Handoko (1986), perencanaan kapasitas produksi dibagi menjadi tiga jenis,
yaitu:

1. Perencanaan kapasitas jangka panjang (long range) lebih dari satu tahun.
Dimana sumber daya-sumber daya produktif memakan waktu lama untuk
memperoleh atau menyelesaikannya, seperti bangunan, peralatan atau fasilitas.
Perencanaan kapasitas jangka panjang memerlukan partisipasi dan persetujuan
manajemen puncak.
2. Perencanaan kapasitas jangka menengah (intermediate range) rencana-
rencana bulanan atau kuartalan untuk 6 sampai 18 bulan yang akan
datang. Dalam hal ini, kapasitas dapat bervariasi karena alternatif-alternatif
seperti penarikan tenaga kerja, pemutusan kerja, peralatan-peralatan baru, sub
contracting dan pembelian peralatan-peralatan bukan utama.
3. Perencanaan kapasitas jangka pendek kurang dari satu bulan. Ini
dikaitkan pada proses penjadwalan harian atau mingguan dan menyangkut
pembuatan penyesuaian-penyesuaian untuk menghapuskan variance antara
keluaran yang direncanakan dan keluaran nyata. Keputusan perencanaan
mencakup alternatif-alternatif seperti kerja lembur, pemindahan personalia,
penggantian routing produksi.
Menurut Krajewski dan Ritzman (1999), dalam membuat sesuatu keputusan yang
berkaitan dengan peningkatan kapasitas produksi, manajer operasi harus
mempertimbangkan tiga aspek, yaitu sebagai berikut:

1. Menentukan ukuran capacity cushions. Strategi kapasitas yang pertama


adalah menentukan ukuran kapasitas cushions. Kapasitas cushion digunakan
untuk untuk pengelolaan permintaan pada perusahaan, karena permintaan
perusahaan tidak menentu, seperti permintaan yang meningkat/menurun.
2. Menentukan waktu dan ukuran ekspansi. Ekspansi atau peningkatan
kapasitas dilakukan sebagai upaya mengantisipasi permintaan terhadap
volume dan kapasitas produksi. Ekspansi merupakan tujuan strategi
perusahaan untuk berkembang pada masa yang akan datang. Dalam
melakukan ekspansi, perhitungan biaya ekspansi yang ditempuh merupakan
strategi yang benar. Dalam strategi ekspansionis maka perusahaan senantiasa
menerapkan strategi dimana kapasitas yang direncanakan naik secara bertahap,
tidak sering dan selalu melebihi nilai permintaan, sedangkan pada strategi wait
and see penambahan kapasitas dilakukan seiring dan sesuai dengan
penambahan permintaan sehingga penambahan kapasitas yang dilakukan
sering dengan jumlah yang tidak besar.
3. Menghubungkan kapasitas dan keputusan operasional. Dalam melakukan
perencanaan kapasitas sebaiknya pihak perusahaan mempertimbangkan
keputusan kapasitas dengan keputusan operasional lainnya yang berada pada
perusahaan agar dijadikan bahan pertimbangan.
4. Prioritas pada persaingan. Perubahan keputusan yang memprioritaskan
persaingan untuk dapat mempercepat pelayanan, akan menyebabkan
dibutuhkannya tingkat capacity cushion yang lebih besar. Hal ini dimaksudkan
agar perusahaan dapat dengan cepat merespon perubahan pada pasar dan
mengantisipasi kenaikan permintaan yang tak terduga.

3. Bagaimana memodifikasi proses?


Jawab:
Memodifikasi proses pada industri pati
Pati termodifikasi adalah pati yang gugus hidroksilnya telah diubah lewat
suatu reaksi kimia (esterifikasi, sterifikasi atau oksidasi) atau dengan menggangu
struktur asalnya. pati diberi perlakuan tertentu dengan tujuan untuk menghasilkn
sifat yang lebih baik untuk memperbaiki sifat sebelumnya atau untuk merubah
beberapa sifat sebelumnya atau untuk merubah beberapa sifat lainnya. Perlakuan
ini dapat mencakup penggunaan panas, asam, alkali, zat pengoksidasi atau bahan
kimia lainnya yang akan menghasilkan gugus kimia baru dan atau perubahan
bentuk, ukuran serta struktur molekul pati.Beberapa metode yang dapat
memodifikasi pati antara lain modifikasi dengan pemuliaan tanaman, konversi
dengan hidrolisis, cross linking, derivatisasi secara kimia, merubah menjadi sirup
dan gula dan perubahan sifat-sifat fisik (Furia, 1968). Modifikasi dengan konversi
dimaksudkan untuk mengurangi viskositas dari pati mentah hingga dapat dimasak
dan digunakan pada konsentrasi yang lebih tinggi, pati akan lebih mudah larut
dalam air dingin dan memperbaiki sifat kecenderungan pati untuk membentuk gel
atau pasta.
Pati yang telah termodifikasi akan mengalami perubahan sifat yang dapat
disesuaikan untuk keperluan-keperluan tertentu. Sifat-sifat yang diinginkan adalah
pati yang memiliki viskositas yang stabil pada suhu tinggi dan rendah, daya tahan
terhadap “sharing” mekanis yang baik serta daya pengental yang tahan terhadap
kondisi asam dan suhu sterilisasi. Teknik modifikasi dapat dibagi dalam tiga tipe
yaitu modifikasi sifat rheologi, modifikasi dengan stabilisasi, dan modifikasi
spesifik. Termasuk dalam modifikasi sifat rheologi adalah depolimerisasi dan
ikatan silang. Proses depolimerasi akan menurunkan viskositas dan karena itu
dapat digunakan pada tingkat total padatan yang lebih tinggi. Cara yang dapat
dilakukan meliputi dekstrinisasi, konversi asam, dan konversi basa dan oksidasi.
Penelitian Murwani (1989) memperlihatkan bahwa modifikasi asam dan oksidan
dapat menurunkan viskositas pati jagung. Sifat pati termodifikasi yang dihasilkan
dipengaruhi oleh pH, suhu inkubasi dan konsentrasi pati yang digunakan selama
proses modifikasi. Sedangkan teknik ikatan silang akan membentuk jembatan
antara rantai molekul sehingga didapatkan jaringan makro molekul yang kaku.
Cara ini akan merubah sifat rheologi dari pati dan sifat resistensinya terhadap
asam.

4. Bagaimana melakukan recycle recovery dan pengolahan limbah?


Jawab:
Recycle adalah mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau
produk baru yang bermanfaat. Tujuan recycle adalah mengurangi timbunan
sampah.
Contoh:
• Membeli produk yang dapat didaur ulang/mudah terurai.
• Membeli produk hasil recycle.
• Melakukan pemisahan pada tempat sampah – umumnya diberikan warna yang
berbeda. Adapun perbedaan warna tersebut: (1) hijau (organik – contoh: daun,
makanan), (2) kuning (non organik – contoh: plastik bekas, air mineral bekas), (3)
merah (B3 – contoh: beling), (4) biru (khusus kertas), (5) abu-abu (residu, boleh
diisi apa saja selain jenis sampah di atas).
Recovery adalah kegiatan pengambilan kembali sebagian material penting dari
aliran limbah untuk pemanfaatan ulang dalam proses atau dimanfaatkan untuk
proses atau keperluan lain.
Contoh:
• Proses perolehan kembali tembaga dan besi yang terdapat dalam sampah
elektronik untuk digunakan menjadi bahan baku alternatif (Alternative Material –
AF) pabrik kabel atau baja.

Pengolahan limbah padat


a.Penimbunan
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode
penimbunan terbuka atau open dumping dan metode sanitary landfill. Pada
metode penimbunan terbuka, sampah dikumpulkan dan ditimbun begitu saja
dalam lubang yang dibuat pada suatu lahan, biasanya di lokasi tempat
pembuangan akhir (TPA). Metode penimbunan merupakan metode kuno yang
memberikan dampak negatif lain. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama
dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang dihasilkan
oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara dan menimbulkan bau
busuk serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengan sampah dapat
merembes ke tanah dan mencemari tanah serta air. Bersama rembesan cairan
tersebut, dapat terbawa zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
b. Sanitary Landfill, menggunakan lubang yang sudah dilapisi tanah liat dan juga
plastik untuk mencegah pembesaran di tanah dan gas metana yang terbentuk dapat
digunakan untuk menghasilkan listrik.

c.Insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran limbah padat menggunakan suatu alat yang disebut
insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah volume sampah berkurang
sangat banyak, bisa mencapai 90 %. Selain itu, proses insinerasi menghasilkan
panas yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk
memanaskan ruangan. Meski demikian, tidak semua jenis limbah padat dapat
dibakar dalam insinerator. Jenis limbah padat yang cocok untuk insinerasi di
antaranya adalah kertas, plastik, dan karet, sedangkan contoh jenis limbah padat
yang kurang sesuai untuk insinerasi adalah kaca, sampah makanan, dan baterai.
Kelemahan utama metode insinerasi adalah biaya operasi. yang mahal. Selain itu,
insinerasi menghasilkan asap buangan yang dapat menjadi pencemar udara serta
abu pembakaran yang kemungkinan mengandung senyawa berbahaya.

5. Bagaimana melakukan pengelolaan terhadap penggunaan energi dan air?


Jawab:

1. Membentuk tim manajemen khusus


Membentuk tim manajemen khusus untuk menangani, mengawasi, dan membuat
keputusan serta standar operasional efisiensi energi di industri. Penghematan
energi dalam industri memang tanggung jawab bersama, tetapi seringkali gagal
karena tidak jelas siapa yang benar-benar bertanggung jawab atau yang memiliki
wewenang. Dalam tim manajemen khusus bisa terdiri dari representatif setiap
departemen yang ada di industri, sehingga implementasi energi lebih efisien.

2. Melakukan audit penggunaan energi


Audit dilakukan untuk mendapatkan data mengenai besarnya energi yang
digunakan industri dalam suatu periode tertentu, mengetahui kebutuhan energi
setiap departemen, dan mengetahui waktu-waktu penggunaan energi tertinggi dan
terendah. Selain itu, audit energi juga dilakukan untuk mendata jenis mesin, tahun
pembuatan, dan lama penggunaannya. Karena hal-hal tersebut sangat
mempengaruhi penggunaan energi. Audit energi dapat dilakukan oleh tim internal
ataupun mengundang professional yang ahli di bidang energi dengan mengacu
kepada ISO 50001:2018.

3. Mengatur jadwal operasional secara efisien


Data dari audit dapat digunakan untuk mengatur jadwal operasional mesin-mesin
atau kegiatan-kegiatan yang membutuhkan energi besar. Tim manajemen khusus
dapat membuat desain jadwal operasional agar penggunaan energi efektif setiap
waktunya. Penggunaan mesin berenergi tinggi di luar jam sibuk dapat menghemat
energi hingga 30%.

4. Menjadwalkan pemadaman mesin


Ketika jadwal operasional telah dibuat, tim manajemen khusus dapat memberikan
instruksi untuk mematikan mesin dan alat elektronik yang tidak digunakan
sehingga tidak mengonsumsi energi.

5. Merawat mesin dan alat secara rutin


Mesin dan peralatan dalam industri memiliki banyak komponen. Ketika salah satu
dari kompenen rusak makan kemampuannya akan menurun dan menaikan beban
kerja. Semakin besar beban kerja suatu alat maka memerlukan energi yang besar
untuk mengoperasikannya. Merawat mesin dan alat secara rutin menjadi
cara yang efektif untuk menghemat energi dalam industri. Mesin dan peralatan
harus dijaga kebersihannya, mengganti komponen yang rusak, menggunakan
pelumas mesih, serta melakukan pengecekan performa mesin dan peralatan secara
periodik.

6. Mengoptimalkan kerja kompresor udara


Kompresor udara memiliki fungsi yang penting untuk industri dan membutuhkan
energi yang cukup besar untuk beroperasi, namun seringkali kurang diperhatikan
kualitas kerjanya. Kebocoran pada kompresor udara dapat memakan energi yang
sangat besar dan menimbulkan kerugian yang besar juga.

7. Memasang peralatan yang hemat energi


Mengganti lampu bohlam dengan lampu LED hemat energi, memasang insulator
pada atap dan dinding agar suhu ruangan lebih stabil, memasang alat pendeteksi
pada lampu ruangan sehingga lampu akan otomatis mati ketika tidak ada orang di
ruangan tersebut, dan masih banyak lagi peralatan lainnya yang bisa digunakan
ataupun diganti untuk menghemat energi dan ramah lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai