Paradigma Asesmen
Paradigma Asesmen
PARADIGMA ASESMEN
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Asesmen PBSI
Dosen Pengampu: Dr. Fatmah A.R. Umar, M.Pd.
Oleh
Yulinda Elfryanti
708523003
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asesmen adalah proses penting dalam pendidikan yang melibatkan
pengumpulan, interpretasi, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar siswa.
Paradigma asesmen telah berkembang seiring waktu, dari pendekatan yang
bersifat tradisional hingga pendekatan yang lebih holistik dan inklusif. Makalah
ini akan membahas paradigma asesmen, evolusinya dari pendekatan tradisional
hingga yang lebih kontekstual, serta dampaknya dalam konteks pendidikan
modern. Asesmen menjadi bagian yang tak dapat dipisahkan dalam
kegiatan pembelajaran.
Dalam pembelajaran paradigma baru, perencanaan asesmen di
awal proses pembelajaran berfungsi sebagai identifikasi kebutuhan peserta
didik sehingga pembelajaran dapat dirancang menyesuaikan kebutuhan
dalam fase perkembangan dan tahap capaian peserta didik. Hasil asesmen
juga menyajikan informasi terkait umpan balik yang bersifat holistik bagi
pendidik, peserta didik, dan orang tua. Pendidik dapat menentukan dan
merancang strategi yang terbaik dalam pembelajaran berikutnya
berdasarkan hasil asesmen.
Berdasarkan peranan itulah, perencanaan asesmen menjadi bagian
yang tak kalah penting untuk dipelajari oleh tenaga pendidik. Perencanaan
asesmen dalam pembelajaran paradigma baru dimuat dalam modul ajar
maupun rencana pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajaran, pendidik
dapat memilih untuk melakukan asesmen formatif atau asesmen sumatif
sesuai kebutuhan dalam mendesain pembelajaran. Asesmen formatif
digunakan untuk melihat capaian pembelajaran yang diperoleh, sedangkan
asesmen sumatif digunakan untuk memastikan pencapaian kompetensi
secara menyeluruh. Dalam pembelajaran paradigma baru, perencanaan
asesmen dilakukan berdasarkan wewenang pendidik dalam hal memilih
teknik dan waktu yang akan digunakan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembelajaran Paradigma Baru
2.1.1 Pengertian Pembelajaran Paradigma Baru
Pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran
yang berpusat pada peserta didik. Dengan paradigma baru ini,
pembelajaran merupakan satu siklus yang berawal dari pemetaan standar
kompetensi, perencanaan proses pembelajaran, dan pelaksanaan asesmen
untuk memperbaiki pembelajaran sehingga peserta didik dapat mencapai
kompetensi yang diharapkan. Pembelajaran paradigma baru memberikan
keleluasaan bagi pendidik untuk merumuskan rancangan pembelajaran dan
asesmen sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Pada
pembelajaran paradigma baru, Profil Pelajar Pancasila berperan menjadi
penuntun arah yang memandu segala kebijakan dan pembaharuan dalam
sistem pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran, dan asesmen.
Asumsi-asumsi baru yang melandasi pembelajaran dengan
paradigm baru meliputi: a) orang sulit mentransfer pembelajaran karena
memerlukan pembelajaran isi maupun konteks; b) pembelajar merupakan
konstruktor pengetahuan yang aktif; c) belajar bersifat kognitif dan dalam
suatu keadaan pertumbuhan dan evolusi yang konstan; d) pembelajar
membawa kebutuhan dan pengalaman mereka ke dalam situasi-situasi
belajar; e) keterampilan dan pengetahuan sangat baik diperoleh dalam
konteks yang realistic; f) penilaian harus memiliki bentuk yang lebih
realistic dan holistic (Jonasen, 2006:666).
Paradigma baru belajar memiliki asumsi bahwa baik itu belajar
mengenai muatan/isi maupun konteks sama-sama diperlukan agar terjadi
transfer pembelajaran. Pembelajaran akan sangat dimungkinkan jika
ditransfer dari situasi-situasi pembelajaran yang kompleks dan kaya. Oleh
karenanya, aktivitas pembelajaran ini harus membantu para siswa untuk
berpikir secara mendalam mengenai muatan dalam konteks yang relevan
lagi realistik. Peran guru pun berdasarkan asumsi ini tidak mendominasi
5
2.2.2 Keterpaduan
Asesmen sebagai bagian dari pembelajaran mencakup kompetensi
pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang saling terkait.
Rumusan Capaian Pembelajaran telah mengakomodasi tiga ranah tersebut.
Pada saat pendidik melakukan asesmen berdasarkan tujuan pembelajaran
yang merupakan turunan dari Capaian Pembelajaran, maka secara
langsung keterpaduan ini terpenuhi. Dengan demikian, pendidik tidak
perlu memilih asesmen berdasarkan ketiga ranah tersebut.
Khusus SMK, terdapat juga bentuk asesmen khas yang membedakan dengan
jenjang yang lain, yaitu:
.
13
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Kurikulum paradigma baru mencakup pemetaan standar kompetensi,
merdeka belajar dan asesmen kompetensi minimal sehingga menjamin ruang
yang lebih leluasa bagi pendidik untuk merumuskan rancangan pembelajaran
dan asesmen sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.
Kompetensi merupakan suatu hal yang berkaitan dengan kemampuan dan
keterampilan individu untuk mencapai hasil yang diharapkan. Berdasarkan
definisi ini, maka beberapa hal penting yang terkait dengan kompetensi di
antaranya adalah pengetahuan, sikap, pemahaman, nilai, bakat atau
kemampuan, dan minat.
Pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran yang
berpusat pada peserta didik. Dengan paradigma baru ini, pembelajaran
merupakan satu siklus yang berawal dari pemetaan standar kompetensi,
perencanaan proses pembelajaran, dan pelaksanaan asesmen untuk
memperbaiki pembelajaran sehingga peserta didik dapat mencapai
kompetensi yang diharapkan. Pembelajaran paradigma baru memberikan
keleluasaan bagi pendidik untuk merumuskan rancangan pembelajaran dan
asesmen sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Pada
pembelajaran paradigma baru, Profil Pelajar Pancasila berperan menjadi
penuntun arah yang memandu segala kebijakan dan pembaharuan dalam
sistem pendidikan Indonesia, termasuk pembelajaran, dan asesmen
14
DAFTAR PUSTAKA