Anda di halaman 1dari 14

BIMBINGAN KARIR MENURUT HOLLAND

Dosen Pengampu :

Dr. Abdullah Sinring, M.Pd


Dr. Farida Aryani, M.pd
Zulfikri, S.Pd., M.Pd

Oleh :

Ainun Nur Isliani Asis


210404502004

PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2023
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum wr.wb
Dengan mengucap puji syukur kepada Allah SWT, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, serta perlindungan, pertolongan dan ridho-Nya kepada kami sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya, serta tak terlupakan iringan salam dan
sholawat bagi junjungan kami nabi besar Muhammad SAW.
Dengan pengerahan segenap usaha akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah
bimbingan karier kami yang berjudul “ Bimbingan Karier Menurut Holland”, dengan tujuan
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah bimbingan karier. Dengan terselesaikannya
makalah bimbingan karier, kami berharap semoga makalah bimbingan karier ini dapat
membawa manfaat pembaca umumnya dan juga bagi kami pada khususnya serta semua pihak
yang berkepentingan.
Saya menyadari bahwa makalah bimbingan karier ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, saya berharap saran dan kritik dari berbagai pihak guna
menyempurnakan maklah bimbingan karier ini di masa – masa mendatang. Akhirnya tak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
dukungan hingga terselesaikannya makalah bimbingan karier ini.
Wassalamualaikum wr.wb

Makassar, 19 Maret 2023

Ainun Nur Isliani

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL.....................................................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I.........................................................................................................................................1

PENHADULUAN....................................................................................................................1

A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................................2

BAB II........................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.......................................................................................................................3

A. Bimbingan Karir Teori Holland.................................................................................3


B. Aplikasi Bimbingan Karir Menurut Teori Pilihan Karir Holland..........................8

BAB III....................................................................................................................................10

PENUTUP...............................................................................................................................10

A. Kesimpulan.................................................................................................................10
B. Saran...........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAK...............................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan karir adalah sebuah hal yang paling penting untuk mengarahkan
siswa-siswa sesuai dengan minat dan potensi yang dimilikinya. Pemilihan karir yang
tepat pada siswa, akan memberikan kepuasan dan akan meraih hasil yang maksimal.
Kekeliruan pada pemilihan karir, akan berdampak secara luas pada kehidupan
seseorang selanjutnya. Kemungkinan akan menurunkan prestasi bahkan frustasi dan
gangguan psikologis, karena ketidakmampuan beradaptasi, hasil yang diperoleh tidak
maksimal.
Salah satu cara untuk mengarahkan dan membantu siswa memberikan
bimbingan ini adalah dengan menggunakan tes psikologi. Tes psikologi untuk
bimbingan karir, biasanya tidak hanya satu alat tes, tetapi beberapa tes yang akan di
compare, untuk menentukan dan mengarahkan langkah apa yang seharusnya diambil
oleh siswa dengan karirnya kedepan. Diharapkan dengan bimbingan karir ini, siswa
lebih terfokus pada sesuatu yang memang diminatinya, berbakat dibidangnya dan
mempunyai kemampuan tentangnya.
Melihat begitu pentingnya bimbingan karir ini, sehingga diharapkan setiap
anak (siswa) terutama pada usia sekolah menengah harus mendapatkannya. Bantuan
yang diberikan akan membatu mereka menjalani hidup mereka penuh dengan
penerimaan, sesuai dengan minat dan bakatnya, dan diharapkan akan memberikan
hasil yang maksimal, karena karir yang dipilihnya merupakan potensi yang
dimilikinya. Sehingga tidak ada lagi kata-kata, “bakat yang terpendam”.
Untuk membantu anak dalam mengembangkan diri secara optimal sehingga dapat
merencanakan pencapaian pekerjaan sebagai landasan karier yang seslla dengan
kemampuan, bimbingan karier sebagai salah satu bidang layanan bimbingan
konseling sangat dibutuhkan (Rosita, Irmayanti, & Hendriana, 2020; Suprihatin,
2015). Karena bimbingan karier merupakan bimbinganyang mencakup kegiatan
bimbingan kepada siswa dari memilih, menyiapkan diri, mencari dan menyesuaikan
diri terhadap karier (Juwitaningrum, 2013). Dengan layanan bimbingan karier yang
sudah diberikan diharapkan siswa dapat memahami karakteristik dirinya dalam hal
minat, nilai-nilai, kecakapan dan ciri-ciri kepribadian serta dapat rnengidentifikasikan
bidang pekerjaan yang luas, yang mungkin lebih cocok bagi rnereka selanjutnya
diharapkan siswa dapat menemukan karier dan melaksanakan karier yang efektif serta
memberikan kelayakan hidup (Nindya, Kiswantoro, & Hidayati, 2020; Suryani,
2020).
Bimbingan karier merupakan salah satu aspek bimbingan perkembangan,
sehingga sangat diperlukan sepanjang perkembangan anak, lebih baik jika bimbingan
itu diberikan ke anak sejak rnasa kanak-kanak bahkan sebelun masuk sekolah, yang
diteruskan di masa sekolah dasar, di sekolah lanjutan dan di perguruan tinggi, bahkan
mungkin masih diperlukan sewaktu seseorang sudah memasuki dunia kerja, dengan
harapan bahwa dengan bimbingan yang diberikan akan membantu dalam penyesuaian

1
diri dengan sifat dan situasi kerja (Haolah, Rohaeti, & Rosita, 2020; Rahmawati,
Yusmansyah, & Mayasari, 2020). Dengan demikian melalui teori ini dapat menambah
wawasan konselor dalam membantu klien memutuskan pilihan karier.
Aplikasi Teori Holland di Sekolah sangat relevan bagi bimbingan karier dan
konseling karier di institusi pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah dan masa
awal pendidikan tinggi (Winkel & Hastuti, 2005). Tekanan yang diberikan pada
pemahaman diri sehubungan dengan beberapa kualitas vokasional yang dimiliki
seseorang dan pada informasi yang akurat mengenai berbagai lingkungan okupasi,
menyadarkan lembaga bim¬bingan akan tugasnya untuk membantu orang muda
mengenal diri sendiri dan mengenal ciri-ciri lingkungan, k edua hal ini sangat
diperlukan sebagai masukan dalam memikirkan pilihan okupasi secara matang.
dalam memikirkan pilihan okupasi secara matang (Tama, 2019; Winkel & Hastuti,
2005).Holland berpegang pada keyakinan, bahwa suatu minat yang menyangkut
pekerjaan dan okupasi adalah hasil perpaduan dari sejarah hidup seseorang dan
keseluruhan kepribadiannya, sehingga minat tertentu akhirnya menjadi suatu ciri
kepribadian yang berupa ekspresi diri dalam bidang pekerjaan, bidang studi
akademik, hobi inti, berbagai kegiatan rekreatif dan banyak kesukaan yang lain
(Bonitz, Armstrong, & Larson, 2010)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori bimbingan karir menurut Holland?
2. Bagaimana aplikasi bimbingan karir menurut Holland di sekolah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui teori bimbingan karir menurut Holland.
2. Untuk mengetahui aplikasi bimbingan karir menurut Holland di sekolah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Bimbingan Karir Teori Holland


Menurut John Holland, “Pada dasarnya, pilihan karir adalah ekspresi atau
perluasan kepribadian, memasuki bidang pekerjaan, kemudian menentukan stereotip
profesional tertentu” Teori yang digunakan untuk memberikan layanan informasi
adalah teori karir John Lewis Holland. Hal ini dikarenakan teori karir John Lewis
Holland sesuai dengan tujuan penelitian ini yaitu membuat keputusan karir. Mengenai
karakteristik yang terdapat dalam teori karir John Lewis Holland, menurut Holland,
enam kepribadian ditentukan sesuai dengan kepribadian karir masa depan siswa itu
sendiri. Menurut Holland kepuasan kerja, produktivitas, dll pada dasarnya bergantung
pada tingkat kesesuaian antara karakteristik seseorang (dan kemudian (kepribadian
profesional) dan pekerjaan berikutnya (lingkungan kerja) (Fatmasari & Adi, 2019).
Menurut Sholeh Jailani Achmad dkk, konseling karir Holland memberikan prosedur
dan pedoman yang jelas dan rinci untuk membimbing individu tentang bagaimana
memimpikan karir terbaik, kegiatan apa yang harus dilakukan untuk mencapai karir
mereka, dan apa memiliki kemampuan, perasaan dan sikap terhadap pekerjaan
tersebut, serta penilaian diri yang berkaitan dengan karir impian. Semua itu dapat
diselesaikan dalam waktu yang relatif cepat menempatkan kegiatan siswa pada posisi
terpenting merupakan pendekatan klasik (Sholeh, 2018).
Teori yang dikemukakan oleh John L. Holland menjelaskan bahwa pilihan
pekerjaan atau jabatan merupakan interaksi antara faktor genetik (keturunan) dan
semua faktor pengaruh budaya (termasuk peran penting), teman, orang tua dan hasil
orang dewasa. Selain itu, John L. Holland juga menyusun tipe kepribadian dalam
pemilihan pekerjaan berdasarkan daftar kepribadian berbasis minat, dan
mengkonversikan masing-masing tipe kepribadian tersebut ke dalam model teoritis
yang disebut orientasi model, yaitu Family of Adjustment behaviors yang khas. Setiap
orang memiliki urutan arah yang berbeda, itulah sebabnya setiap orang memiliki cara
hidup yang berbeda (Afandi, 2011).
Menurut penelitian Louis (2010), fokus utama Teori Holland adalah pada
pemahaman tentang perilaku profesional sehingga menghasilkan cara-cara praktis
untuk membantu orang, baik orang muda, dewasa atau bahkan orang tua, dapat
berperan. kerja. Teori tersebut menekankan pada konsep bunga sebagai dasar
pembentukan kepribadian. Teori tersebut juga menekankan pada kemampuan pribadi,
perilaku pendidikan (education behaviour), perilaku sosial, dan kepribadian. Teori
Holland didasarkan pada empat asumsi yang menjadi inti dari Teori Holland (Rahmi
& Yusuf, 2016).
Teori ini pandangannya berakar dari psikologi diferensial, terutama
penelitian dan pengukuran terhadap minat dan dalam tradisi psikologi kepribadian
yang mempelajari tipe-tipe kepribadian, teori ini berpandangan bahwa orang yang
memiliki minat yang berbeda dan bekerja dalam lingkungan yang berlainan

3
sebenarnya adalah orang yang berkepribadian lain dan mempunyai sejarah hidup yang
berbeda pula.
Teori Holland berusaha memadukan pandangan-pandangan lain yang
dinilainya terlalu luas atau terlalu khusus. Seperti teori Ginzberg, dinilai terlalu
umum, sedangkan teori Roe dipandang terlalu khusus (antara lain, hanya berpusat
pada kebutuhan dan konsep diri). Holland berusaha menjelaskan soal pilihan
pekerjaan dari sudut lingkungan kerja, pribadi dan perkembangannya dan interaksi
pribadi dengan lingkungannya. Pilihan pekerjaan merupakan hasil interaksi diri
dengan kekuatan-kekuatan lingkungan luar. Dikatakan bahwa pilihan pekerjaan
merupakan perluasana kepribadian dan merupakan usaha untuk mengungkapkan diri
dalam kehidupan kerja.
Holland mengemukakan bahwa terdapat empat pokok konsep dalam teorinya.
Keempat konsep itu adalah sebagai berikut:
1. Konsistensi. Berkenaan dengan pertanyaan, seberapa dekatkah satu tipe
kepribadian dan tipe lingkungan dengan tipe-tipe lainnya. Makin dekat minat
orang dari satu tipe ke tipe lainnya, misalnya ketika tipe seseorang artisik ke
tipe sosial, orang itu dikatakan lebih konsisten daripada seandainya ia
berminat ke lingkungan realistik atau investigatif.
2. Diferensiasi. Seberapa jauh kemurnian orang atau kesedikitan kemiripan orang
dengan tipe-tipe lain. orang yang tipenya banyak kemiripan hanya dengan satu
tipe, namun kurang mirip dengan tipe lain, dapat dikatakan murni
diferensiasinya, sebalilknya kalau banyak kemiripan dengan semua tipe
dikatakan tidak terdiferensiasi.
3. Kongruensi. Untuk menunjukkan kecocokan tipe pribadi seseorang dengan
tipe lingkungan di mana ia tinggal atau bekerja. Contohnya, ketika orang tipe
sosial bekerja di lingkungan sosial, kalau bekerja di lingkungan investigative
atau realistik ia dikatakan inkongruen. Kongruensi tertinggi terjadi kalau
terdapat kecocokan antara tipe kepribadian dan tipe lingkungan misalnya
sosial dan sosial. Kongruensi terbaik berikutnya adalah ketika ada kecocokan
tipe itu dengan tipe di sebelahnya, misalnya orang sosial berada di lingkungan
artistik atau enterprise.
4. Kalkulus. Pengaturan hubungan yang ada di dalam tipe-tipe (atau lingkungan)
dan di antara tipe-tipe itu sehingga jarak antara tipe-tipe atau lingkungan-
lingkungan berbanding terbalik dengan hubungan teoritis antara tipe-tipe (atau
lingkungan-lingkungan). Bentuk persegi enam itu memberikan penggambaran
mengenai derajat konsistensi (yang terdapat pada seseorang atau di suatu
lingkungan) dan juga menjelaskan hubungan internal teori ini.
Pada intinya teori ini menganggap bahwa suatu pemilihan pekerjaan atau jabatan
adalah merupakan hasil dari interaksi antara faktor hereditas dengan segala pengaruh
budaya, teman bergaul, orangtua, orang dewasa yang dianggap memiliki peranan
yang penting.
Pada teori yang dikembangkan oleh John L. Holland menjelaskan bahwa suatu
pemilihan pekerjaan

4
atau jabatan merupakan hasil dari interaksi antara factor hereditas (keturunan)
dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua, dan orang dewasa yang
dianggap memiliki peranan yang penting. Selain itu John L. Holland juga
merumuskan tipe-tipe (golongan) kepribadian dalam pemilihan pekerjaan berdasarkan
atas inventori kepribadian yang disusun atas dasar minat. Dan setiap tipe-tipe
kepribadian itu dijabarkan ke dalam suatu model teori yang disebut model orientasi
(the model orientation). Model orientasi ini merupakan suatu rumpun perilaku-
perilaku penyesuaian yang khas.Setiap orang memiliki urutan orientasi yang berbeda-
beda, dan hal inilah yang menyebabkan mengapa setiap orang itu mempunyai corak
hidup yang berbeda-beda (Komang Seniawati, Ni Ketut Suarni, 2014).
Teori tipologis Holland menetapkan hubungan teoritis antara kepribadian dan
lingkungan yang memungkinkan untuk menggunakan sistem klasifikasi RIASEC
yang sama untuk keduanya. Banyak yang menggunakan alat penilaian tipologi karir
untuk memungkinkan individu mengkategorikan minat dan karakteristik pribadi
mereka dalam hal kombinasi enam jenis pekerjaan: Realistis (R), Investigatif (I),
Artistik (A), Sosial (S), Enterprising (E), atau Konvensional (C) (R. C. Reardon &
Bertoch, 2011).
Tujuan dari eksplorasi karir dan konseling menggunakan teori Holland (1997)
adalah untuk membantu kelompok-kelompok konseli dalam mengidentifikasi
pekerjaan yang termasuk didalamnya para pekerja yang memiliki karakteristik
kepribadian yang sama seperti mereka sendiri. Holland mengklaim bahwa individu
yang berusaha keluar dari lingkungan pekerjaannya dengan sikap dan nilai mereka
yang memungkinkan mereka menggunakan ketrampilan dan kemampuannya,
konsekuensi mereka bahwa individu dalam pekerjaan yang sama akan memiliki
kepribadian yang sama pula. Hal ini dapat dijelaskan hubungan lingkungan kerja
dengan kepribadian individu lebih detail dalam model Hexagonal Holland. Pada teori
penggunaan hexagon di bawah telah dilakukan sebuah perhitungan empiris teoritis
atau sistem diagnostik secara logis dan detail serta menjalani uji empiris secara
berkala.

Gambar 1. Model Hexagon Holland


Model Hexagon Holland ini untuk menunjukkan hubungan lingkungan kerja di
antara individu-individu
berdasarkan jenis kepribadian. Keterangan: R = tipe kepribadian Realistis I = tipe
kepribadian Intelektual A = tipe kepribadian Artistik/seni S = tipe kepribadian Sosial

5
E = tipe kepribadian Usaha/enterprising C = tipe kepribadian Conventional __ =
hubungan antar tipe kepribadian dengan lingkungan.
Tipe-tipe Kepribadian Dalam Teori Pilihan Karir Menurut Holland
Kepribadian berkembang sebagai hasil interaksi karakteristik yang diwariskan,
kegiatan yang diarahkan oleh individu, dan kepentingan serta kompetensi yang
tumbuh dari kegiatan (Holland, 1997). Holland percaya bahwa untuk beberapa
tingkatan “tipe memperanakkan tipe" tetapi mengakui bahwa anak-anak membentuk
lingkungan mereka sendiri dan mereka dihadapkan pada sejumlah orang di samping
orang tua mereka yang memberikan pengalaman dan memperkuat beberapa jenis
tertentu dari performa. Kombinasi dari pengaruh tersebut menghasilkan "seseorang
yang cenderung untuk menunjukkan karakteristik dari konsep diri dan pandangan
serta untuk mendapatkan disposisi karakteristik" (Holland, 1997, hal 19). Pada
akhirnya, kepribadian muncul. Holland mengemukakan ada enam Tipe kepribadian
murni, yang jarang terjadi jika sama sekali dalam bentuk murni. Keenam tipe “murni”
biasa disebut dengan RIASEC, sebagai berikut:
1. Realistic (Realistis). Tipe orang-orang yang berurusan dengan lingkungan
yang objektif, konkrit, dan sikap fisik yang manipulatif. Mereka menghindari
tujuan dan tugas-tugas yang menuntut subjektivitas, ekspresi intelektual atau
seni, atau kemampuan sosial. Mereka digambarkan sebagai pribadi yang
maskulin, fisik yang kuat, tidak ramah, emosional yang stabil, dan
materialistis. Mereka lebih memilih bidang pertanian, teknik, terampil-
perdagangan, dan pekerjaan yang berhubungan dengan mesin. Mereka
menyukai kegiatan yang melibatkan keterampilan motorik, peralatan, mesin,
peralatan, dan struktur, seperti olah raga, kepramukaan, kerajinan, dan kerja
toko.
2. Investigative (Investigasi). Tipe orang-orang yang menghadapi lingkungan
dengan menggunakan akal-memanipulasi ide, kata, dan simbol. Mereka lebih
memilih panggilan ilmiah, tugas teoritis, membaca, mengumpulkan, aljabar,
bahasa asing,dan aktivitas kreatif seperti seni, musik, dan seni pahat. Mereka
menghindari situasi sosial dan melihat diri mereka sebagai orang yang tidak
ramah, maskulin, gigih, ilmiah, dan tertutup. Mereka berprestasi terutama
dalam bidang akademik dan ilmiah, serta biasanya buruk sebagai pemimpin.
3. Artistic (Artistik). Tipe ini adalah individu yang menghadapi lingkungan
dengan menciptakan bentuk-bentuk seni dan produk. Mereka mengandalkan
tayangan subjektif dan fantasi dalam mencari solusi untuk masalah. Mereka
lebih memilih bidang musik, seni, sastra, pekerjaan yang berhubungan dengan
drama, dan kegiatan kreatif yang berkaitan dengan alam. Mereka tidak
menyukai kegiatan dan peran yang bernuansa maskulin, seperti perbaikan
mobil dan atletik. Mereka melihat diri mereka sebagai pribadi yang tidak
ramah, feminin, penurut, introspektif, sensitif, impulsif, dan fleksibel.
4. Social people (Sosial). Tipe ini adalah orang-orang yang menghadapi
lingkungan dengan menggunakan keahliannya dalam berinteraksi dan
berhubungan dengan orang lain. Mereka dilambangkan dengan ketrampilan
sosial dan kebutuhan untuk interaksi sosial. Mereka lebih memilih pendidikan,

6
terapeutik, dan pekerjaan/panggilan religius dan aktivitasnya, seperti gereja,
pemerintah, layanan masyarakat, musik, membaca, dan drama. Mereka
melihat diri mereka sebagai individu yang ramah, alami, ceria, konservatif,
bertanggung jawab, berprestasi, dan penerimaan dirinya baik.
5. Enterprising (Giat). Tipe ini adalah orang-orang yang menghadapi lingkungan
dengan cara mengekspresikan kualitas petualang, dominan, antusias, dan
impulsif. Dicirikan sebagai pribadi yang persuasif, verbal, terbuka, menerima
diri, percaya diri, agresif, dan exhibitionistic (suka menunjukkan kemampuan
yang dimilikinya), mereka lebih suka bidang penjualan, pengawasan, dan
panggilan/pekerjaan yang berkaitan dengan kepemimpinan dan kegiatan yang
dapat memuaskan kebutuhan akan dominasi, ekspresi verbal, pengakuan, dan
kekuasaan.
6. Conventional (Konvensional). Tipe ini adalah orang-orang yang menghadapi
lingkungan dengan memilih tujuan dan kegiatan yang membawa persetujuan
sosial. Pendekatan mereka terhadap masalah adalah stereotip, benar, dan tidak
orisinal. Mereka menciptakan kerapihan, ramah, terkesan konservatif. Mereka
lebih memilih tugas yang berhubungan dengan ketatausahaan/administrasi dan
tugas komputasional, teridentifikasi dengan bisnis, dan menempatkan nilai
tinggi pada sikap ekonomis. Mereka melihat diri mereka sebagai pribadi yang
maskulin, cerdas, dominan, dikendalikan, kaku, dan stabil dan memiliki lebih
matematis dari bakat verbal.

Seorang individu mungkin mirip dengan satu, dua atau tiga bahkan keenam
tipe dari Holland. Pola skor dan kemiripan itu disebut Subtipe. Misalnya, seorang
Programmer komputer memiliki nilai penuh pada kode IRCA. Namun biasanya tiga
nilai code tertinggi (IRC; disebut kode tiga huruf atau kode ringkasan) digunakan
dalam penilaian dan intervensi. Tanda-tanda diagnostik menggambarkan hubungan
antara tipe dalam subtipe atau hubungan antara subtipe dari individu dengan subtipe
lingkungan dimana individu tersebut tinggal.

Lingkungan Berdasarkan Tipe Kepribadian Dalam Teori Pilihan Karir Holland

Holland mengusulkan bahwa ada tipe kepribadian yang terkait dengan


kebutuhan dan tipe individu yang diindikasikan sebagai kebutuhan utama mereka.
Selain itu, secara umum lingkungan pekerjaan dapat diklasifikasikan atau
dikelompokkan dengan cara yang sama. Holland (1985, 1997) juga mengusulkan
lingkungan kerja untuk keenam tipe tersebut yang dianalogikan dengan tipe
kepribadian murni yang baru saja dijelaskan. Seperti telah dicatat, individu harus
memilih lingkungan kejuruan/pekerjaan yang sesuai dengan kepribadian mereka
untuk memaksimalkan kepuasan kerja dan prestasi. Lingkungan ini dijelaskan dalam
bagian berikut:

1. Lingkungan realistis berkaitan dengan konkrit, tugas-tugas fisik yang


membutuhkan keterampilan mekanik, ketekunan, dan gerakan fisik. Hanya
membutuhkan sedikit keterampilan interpersonal yang diperlukan. Pengaturan

7
realistis umum termasuk stasiun pengisian, toko mesin, pertanian, sebuah situs
konstruksi, dan toko tukang cukur.
2. Lingkungan investigasi memerlukan penggunaan kemampuan abstrak dan
kreatif daripada pandangan perspektif pribadi. Menuntut kinerja yang
memuaskan imajinasi dan intelijen; prestasi biasanya membutuhkan rentang
waktu yang cukup. Masalah yang dihadapi dapat bervariasi dalam tingkat
kesulitan, tetapi mereka biasanya diselesaikan dengan menerapkan
keterampilan intelektual dan alat-alat. Pekerjaan yang berputar di sekitar ide-
ide dan hal ketimbang orang. Pengaturan umum termasuk sebuah laboratorium
penelitian, konferensi kasus diagnosis; perpustakaan, dan kelompok kerja
ilmuwan, matematikawan, atau insinyur penelitian.
3. Lingkungan seni menuntut penggunaan kreatif dan penafsiran bentuk artistik.
Salah satu harus dapat memanfaatkan pengetahuan, intuisi, dan kehidupan
emosional dalam memecahkan masalah khas. Informasi dinilai terhadap
pribadi, kriteria subjektif. Pekerjaan biasanya memerlukan keterlibatan intens
untuk waktu lama. Keadaan lingkungan yang sesuai dengan tipe ini antara lain
ruang latihan lakon/sandiwara, ruang konser, studio tari, kamar kerja,
perpustakaan, dan seni atau studio musik.
4. Lingkungan sosial menuntut kemampuan untuk menafsirkan dan
memodifikasi perilaku dan minat manusia dalam merawat dan berinteraksi
dengan orang. Pekerjaan yang memerlukan hubungan pribadi sering dan
berkepanjangan. Resiko kerja yang terutama adalah aspek emosional. Situasi
kerja umum termasuk ruang kelas sekolah dan perguruan tinggi, kantor
konseling, rumah sakit jiwa, gereja, kantor pendidikan, dan pusat-pusat
rekreasi.
5. Lingkungan enterprising membutuhkan keterampilan verbal dalam
mengarahkan atau meyakinkan orang. Pekerjaan yang membutuhkan
pengaturan tepat/pengarahan, pengendalian, atau perencanaan kegiatan lain,
dan ketertarikan/minat yang dangkal pada orang daripada di lingkungan sosial,
sebagian besar yang minat/ketertarikan berpusat pada apa yang dapat mereka
miliki dari orang. Situasi kerja umum termasuk arena mobil, kantor real estate,
sebuah rapat umum politik, dan biro iklan.
6. Lingkungan konvensional melibatkan sistematis, konkrit, pemrosesan rutin
dari informasi verbal dan matematika. Tugas sering merupakan hal yang
berulang, operasi siklus pendek menurut prosedur yang ditetapkan. Minimal
keterampilan dalam relasi interpersonal dan hanya diperlukan karena
pekerjaan kebanyakan melibatkan peralatan kantor dan bahan. Situasi kerja
yang dibutuhkan seperti bank, sebuah perusahaan akuntansi, kantor pos, ruang
file, dan kantor bisnis.
B. Aplikasi Teori Holland
Menurut Holland suatu minat yang menyangkut pekerjaan dan okupasi adalah
hasil perpaduan dari sejarah hidup seseorang dan keseluruhan kepribadiannya,
sehingga minat tertentu akhirnya menjadi suatu ciri kepribadian yang berupa ekspresi

8
diri dalam bidang pekerjaan, bidang studi akademik, hobi inti, berbagai kegiatan
rekreatif dan banyak kesukaan yang lain (Winkel & Hastuti, 2005).
Model pilihan karir Holland menunjukkan bahwa individu akan mencari lingkungan
kerja yang sesuai dengan keterampilan, kemampuan, sikap, dan nilai mereka atau
harus terdapat kesesuaian antara RIASEC dengan lingkungan. Holland membagi
kepribadian tersebut dalam enam tipe yaitu Realistic (R), Investigasi (I), Artistik (A),
Social (S), Enterprising (E), Ini telah dikenal sebagai model RIASEC (Gorji, Hatamy,
& Khoshkonesh, 2011).
Salah satu implikasi nyata teori Holland untuk konseling karir adalah bahwa
praktisi dapat membantu klien menilai kepentingan dan lingkungan kerja mereka dan
memahami hubungan di antara mereka. Cukup mengembangkan struktur kognitif atau
kerangka kerja untuk melihat diri mereka dan pekerjaan sangat membantu banyak
orang. Beberapa konselor karir mengatur dan mereferensi karir dan informasi
pekerjaan mereka sesuai dengan jenis Holland, menggunakan kode tiga poin yang
sesuai dengan jenis yang paling menonjol. Ini memudahkan proses matc hing interest
dan environment (Suryani, 2020).
Pandangan Holland sangat relevan bagi bimbingan karier dan konseling karier
di institusi pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah dan masa awal pendidikan
tinggi (Winkel & Hastuti, 2005: 639). Tekanan yang diberikan pada pemahaman diri
sehubungan dengan beberapa kualitas vokasional yang dimiliki seseorang dan pada
informasi yang akurat mengenai berbagai lingkungan okupasi, menyadarkan lembaga
bimbingan akan tugasnya untuk membantu orang muda mengenal diri sendiri dan
mengenal ciri-ciri lingkungan, kedua hal ini sangat diperlukan sebagai masukan
dalam memikirkan pilihan okupasi secara matang (Winkel & Hastuti, 2005: 639).
Alat-alat yang dikembangkan oleh Holland, yaitu The Occupations Finder dan The
Self-directed Search, yang menanyakan kegiatan/aktivitas yang disukai, berbagai
kompetensi yang dimiliki, bidang-bidang pekerjaan yang diminati, dan evaluasi diri
dalam beberapa keterampilan, harus dicocokkan dengan sistem klasifikasi okupasi
yang berlandaskan pada teori yang sama, dengan demikian. orang muda dapat
menemukan sejumlah alternatif pilihan okupasi untuk dipertimbangkan lebih lanjut
(Winkel & Hastuti, 2005: 639). Cara bekerja ini pada dasarnya menerapkan suatu
pendekatan yang mirip dengan pendekatan Trait and Factor, namun maju lebih jauh
dari pada teori Trait and Factor tradisional (Winkel & Hastuti, 2005: 639).

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teori Holland berusaha menjelaskan soal pilihan pekerjaan dari sudut
lingkungan kerja, pribadi dan perkembangannya, dan interaksi pribadi dengan
lingkungannya. Holland berusaha memadukan pandangan-pandangan lain seperti
pada Teori Ginzeberg dan pada teori Roe.
Teori Holland tersebut menghasilkan pengembangan alat-alat pemilihan
pekerjaan, yaitu The Occupations Finder dan The Self-directed Search, yang
menanyakan kegiatan/aktivitas yang disukai, berbagai kompetensi yang dimiliki,
bidang-bidang pekerjaan yang diminati, dan evaluasi diri dalam beberapa
keterampilan, harus dicocokkan dengan sistem klasifikasi okupasi yang berlandaskan
pada teori yang sama.
B. Saran
Teori kepribadian Holland merupakan teori yang menunjukkan keterkaitan
antara kepribadian seseorang serta model lingkungan akan berpengaruh dengan karier
seorang individu sehingga dapat diaplikasikan secara bijak dalam membantu individu
dalam pemilihan karier sesuai dengan kepribadian sehingga individu dapat bekerja
secara optimal di pekerjaan/jabatan yang dipilihnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Amalianita, B., & Putri, Y. E. (2019). Perspektif Holland theory serta aplikasinya dalam
bimbingan dan konseling karir. JRTI (Jurnal Riset Tindakan Indonesia), 4(2), 63-70.

Afandi, M. (2011). Tipe Kepribadian dan Model Lingkungan dalam Perspektif Bimbingan
Karier John Holland. Jurnal Sosial Budaya, Vol. 8(No. 1).

Putri, Indah Etika, A. Muri Yusuf, and Afdal Afdal. "Perspektif Teori Holland dalam
Pemilihan Karir Siswa." Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 3.4 (2021): 1669-1675.

Safriani, Rini. Efektifitas teori bimbingan karir John Holland dalam membantu pengambilan
keputusan karir (Career decision making) DI MAN 3 Medan. Diss. Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara, 2018.

Usmawati, E. (2019). Konsep Dasar Pilihan Karir Berdasarkan Teori Holland.


http://p4tkpenjasbk. kemdikbud. go. id/artikel/.

Wahyudi, I., Yusuf, A. M., & Afdal, A. (2021). Analisis Terhadap Holland Theory Dan
Implikasinya Dalam Bimbingan Karir Pada Siswa. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan,
3(5), 1880-1890.

11

Anda mungkin juga menyukai