Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Cendikia Muda

Volume 2, Nomor 1, Maret 2022


ISSN 2807-3649

PENERAPAN INHALASI SEDERHANA MENGGUNAKAN AROMATERAPI DAUN MINT


(MENTHA PIPERITA) TERHADAP SESAK NAFAS PADA PASIEN TB PARU

IMPLEMENTATION OF SIMPLE INHALATION USING MINT LEAF (MENTHA PIPERITA)


AROMATHERAPY AGAINST SHORTNESS OF BREATH IN PULMONARY TB PATIENTS

Desy Vega Tamara1, Sri Nurhayati2, Ludiana3


Akademi Keperawatan Dharma Wacana Metro
1,2,3

Email: desyvega89@gmail.com

ABSTRAK

Tuberculosis (TB) adalah penyakit infektsius kronik dan berulang yang biasanya mengenai paru,
meskipun semua organ dapat terkena. Salah satu gejala TB paru yang memiliki kemiripan dengan
penyakit lain yaitu sesak nafas. Sesak nafas terjadi pada penyakit TB paru yang sudah lanjut, yang
infiltrasinya sudah setengah bagian paru-paru. Salah satu cara yang dapat mengurangi sesak nafas
pada pasien TB paru secara non medis yaitu dengan memberikan aroma terapi daun mint dengan
inhalasi sederhana atau metode penguapan. Penatalaksaan yang penulis lakukan dalam karya tulis
ilmiah ini yaitu penerapan inhalasi sederhana menggungakan aromaterapi daun mint (mentha
piperita). Rancangan karya tulis ilmiah ini menggunakan desain studi kasus (case study). Subyek
yang digunakan yaitu pasien dengan TB paru. Analisa data dilakukan menggunakan analisis
deskriptif dengan melihat derajat sesak sebelum dan setelah penerapan. Hasil penerapan
menunjukkan bahwa setelah dilakukan penerapan inhalasi sederhana, terjadi penurunan derajat
sesak pada pasien TB paru dari 3 (sedang) menjadi 1,5 (ringan sekali) sesudah penerapan selama 3
hari. Bagi pasien TB paru dan keluarga hendaknya dapat melakukan inhalasi sederhana secara
mandiri untuk membantu menurunkan sesak nafas.

Kata Kunci : Aromaterapi Daun Mint (Mentha Piperita), Derajat Sesak, Inhalasi Sederhana,
TB Paru.

ABSTRACT

Tuberculosis (TB) is a chronic and recurrent infectious disease that usually affects the lungs,
although all organs can be affected. One of the symptoms of pulmonary TB that has similarities
with other diseases is shortness of breath. Shortness of breath occurs in advanced pulmonary TB
disease, which infiltrates half the lungs. One way that can reduce shortness of breath in pulmonary
TB patients non-medically is by providing mint leaf aromatherapy with simple inhalation or
evaporation methods. The management that the author does in this scientific paper is the
application of simple inhalation using mint leaf aromatherapy (mentha piperita). The design of this
scientific paper uses a case study design. The subjects used were patients with pulmonary TB.
Data analysis was carried out using descriptive analysis by looking at the degree of tightness
before and after application. The results of the application showed that after the application of
simple inhalation, there was a decrease in the degree of shortness of breath in pulmonary TB
patients from 3 (moderate) to 1.5 (very mild) after 3 days of application. Pulmonary TB patients
and their families should be able to do simple inhalations independently to help reduce shortness
of breath.

Keywords : Mint Leaf Aromatherapy (Mentha Piperita), Degree of Shortness of breath,


Simple Inhalation, Pulmonary TB.

Tamara, Penerapan Inhalasi… 40


Cendikia Muda, Volume 2, Nomor 1, Maret 2022

PENDAHULUAN 2018 sebesar 39,96% dan naik pada


Tuberculosis (TB) adalah penyakit tahun 2019 sebesar 52,39%4.
infektsius kronik dan berulang yang
Tuberculosis sering dijuluki “the great
biasanya mengenai paru, meskipun
imitator” yaitu suatu penyakit yang
semua organ dapat terkena. TB tidak
banyak kemiripan dengan penyakit lain
umum terjadi di Amerika Serikat,
yang juga memberikan gejala umum
khususnya antara dewasa muda pada
seperti lemah dan demam. Pada sejumlah
keturunan Eropa1.
penderita gejala yang timbul tidak jelas
World Health Organization (WHO) sehingga diabaikan bahkan kadang-
melaporkan bahwa 10,4 juta orang jatuh kadang asimtomatik. Batuk adalah gejala
sakit karena TB dan ada 1,8 juta yang paling dini dan merupakan
kematian akibat TB pada tahun 2016, gangguan yang paling sering dikeluhkan
menjadikannya pembunuh infeksius pada pasien TB paru. Mula-mula bersifat
teratas di dunia. Penyakit ini berakar kuat non produktif kemudian berdahak yang
pada populasi yang membatasi hak asasi sulit untuk dikeluarkan sehingga
dan martabat manusia. Meskipun setiap menyebabkan sesak napas . 5

orang dapat tertular TB, penyakit ini


Penyakit ini disebabkan oleh bakteri
tumbuh subur di antara orang yang hidup
Mycobacterium tuberculosis. Bakteri
dalam kemiskinan, komunitas dan
atau kuman ini berbentuk batang, dengan
kelompok yang terpinggirkan, dan
ukuran panjang 1-4 μm dan tebal 0,3-0,6
populasi rentan lainnya2.
μm. Sebagian besar kuman berupa
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar lemak/lipid, sehingga kuman tahan
(Riskesdas) tahun 2018, prevalensi TB terhadap asam dan lebih tahan terhadap
paru berdasarkan riwayat diagnosis kimia atau fisik. Sifat lain dari kuman ini
dokter menurut Provinsi, pada tahun adalah aerob yang menyukai daerah
2018 di Indonesia angka kejadian TB dengan banyak oksigen, dan daerah yang
paru ditemukan 1.017.290 orang memiliki kandungan oksigen tinggi yaitu
terdiagnosa TB paru. Sedangkan di apikal/apeks paru. Daerah ini menjadi
Provinsi Lampung ditemukan sebanyak predileksi pada penyakit tuberkulosis6.
32.148 orang yang terdiagnosa TB paru3.
Manifestasi TB paru sering kali terjadi
Persentase kejadian TB paru di Kota secara tiba-tiba dan awalnya tidak
Metro pada tahun 2015 yaitu 33,7%, spesifik. Gejala yang sering muncul pada
pada tahun 2016 adalah 34%, pada tahun pasien tuberkulosis antara lain keletihan,
2017 adalah 34,87%, naik pada tahun penurunan berat badan, anoreksia,
demam derajat rendah di sore hari dan

Tamara, Penerapan Inhalasi… 41


Cendikia Muda, Volume 2, Nomor 1, Maret 2022

keringat malam, batuk awalnya kering, inhalasi sederhana menggunakan


kemudian produktif dengan sputum aromaterapi daun mint (mentha piperita),
purulen dan/atau bewarna darah . 1 lembar observasi pengukuran skala sesak
Borg (Borg Scale). Penerapan ini
Salah satu gejala TB paru yang memiliki
dilakukan di Kota Metro selama 3 hari.
kemiripan dengan penyakit lain yaitu
sesak nafas. Sesak nafas terjadi pada HASIL
penyakit TB paru yang sudah lanjut, yang Gambaran subyek penerapan yang
infiltrasinya sudah setengah bagian paru- didapatkan pada saat pengkajian sesuai
paru. Sesak nafas yang merupakan dengan tahapan rencana penerapan
ketidakmampuan untuk membersihkan adalah sebagai berikut:
sekresi atau obstruksi dan saluran napas Tabel 1 Gambaran Subyek
untuk mempertahankan bersihan jalan Data Hasil Pengkajian
napas. Upaya untuk mengurangi gejala Pengkajian
Nama Tn. B
klinis sesak nafas pada pasien TB paru Usia 40 tahun
selain menggunakan obat-obatan medis Jenis Laki-laki
Kelamin
dapat pula menggunakan obat-obatan non Pendidikan SD
medis. Salah satu cara yang dapat Alamat Jl. Soekarno Hatta No. 15
Mulyojati Metro Barat
mengurangi sesak nafas pada pasien TB
Riwayat Tn. B menderita TBC
paru secara non medis yaitu dengan kesehatan sejak 2,5 bulan yang lalu
lalu dan telah mengkonsumsi
memberikan aroma terapi daun mint
obat rutin TBC (OAT),
dengan inhalasi sederhana atau metode Tn. B mengatakan bahwa
ia adalah seorang perokok
penguapan7. berat, dalam sehari dapat
menghabiskan 1 (satu)
Tujuan penerapan inhalasi sederhana bungkus rokok. Selain itu,
menggunakan aromaterapi daun mint Tn. B juga sering
mengkonsumsi minuman
(mentha piperita) adalah untuk beralkohol.
membantu menurunkan derajat sesak Riwayat Tn. B masuk RSUD A
pada TB paru. kesehatan Yani pada tanggal 20 Juli
saat ini 2021, Pukul 08.30 WIB,
didapatkan data TD:
METODE 120/80 mmHg, Nadi: 70
Desain karya tulis ilmiah ini x/menit, RR: 24 x/menit,
Suhu: 37,0 oC. Tn. B
menggunakan desain stadi kasus (case mengeluh sesak nafas,
study). Subyek yang digunakan dalam sesak dirasakan terus-
menerus dan akan
studi kasus yaitu satu penderita TB paru. bertambah apabila Tn. B
Instrumen yang digunakan dalam berjalan ke kamar mandi
dengan derajat sesak 3
pengumpulan data meliputi standar (sedang).
operasional prosedur (SOP) penerapan

Tamara, Penerapan Inhalasi… 42


Cendikia Muda, Volume 2, Nomor 1, Maret 2022

Penerapan inhalasi sederhana Tuberkulosis paru lebih besar


menggunakan aromaterapi daun mint selain itu reaktifan endogen (aktif
(mentah piperita) ini dilaksanakan pada kembali yang telah ada dalam
tanggal 20 s.d 22 Juli tahun 2021 tubuh) dapat terjadi pada usia yang
terhadap pasien TB paru. Adapun hasil sudah tua9.
pengkajian derajat sesak sebelum dan
Berdasarkan uraian diatas resiko
sesudah penerapan inhalasi sederhana
terjadinya TB paru pada usia 15-44
menggunakan aromaterapi daun mint
tahun atau 15-55 tahun. Usia
(mentah piperita) dapat dilihat pada tabel
subyek dalam penerapan ini yaitu
di bawah ini:
40 tahun masuk dalam kategori
Tabel 2 Hasil Pengkajian Derajat
resiko terkena TB paru.
Sesak Sebelum dan Sesudah
Penerapan b. Jenis Kelamin
Derajat Sesak
Waktu Subyek dalam penerapan ini
Pengukuran Sebelum Sesudah
berjenis kelamin laki-laki. Jenis
Hari Ke-1 3 (Sedang) 3 (Sedang) kelamin laki-laki lebih beresiko
Hari Ke-2 3 (Sedang) 2 (Ringan)
terkena TB paru basil tahan asam.
Hari Ke-3 2 (Ringan) 1,5 (Ringan Sekali)
Tingginya kasus TB Paru terhadap
laki-laki antara lain disebabkan
PEMBAHASAN
oleh kebiasaan merokok yang
1. Karakteristik Subyek
banyak dilakukan oleh laki-laki,
a. Usia
rokok yang dihisap oleh seseorang
Subyek dalam penerapan ini yaitu
mengandung racun yang dapat
Tn. B berusia 40 tahun. Prevalensi
merusak kesehatan sehingga
TB paru cenderung meningkat
mudah terinfeksi berbagai penyakit
dengan bertambahnya umur.
diantaranya bakteri tuberculosis10.
Berdasarkan hasil Rikesdas tahun
2013 menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian

kelompok umur yang >45 tahun sebelumnya tentang faktor yang

memiliki prevalensi mengidap TB berhubungan dengan kejadian

lebih tinggi dibanding kelompok tuberkulosis paru di Rumah Sakit

umur lainnya8. Umum Daerah Labuang Baji


Makassar, menunjukkan bahwa
Kelompok usia 15-55 tahun adalah
dari 58 responden di Rumah Sakit
kelompok usia yang mempunyai
Labuang Baji terdapat responden
mobilitas yang sangat tinggi
berjenis kelamin laki-laki
sehingga kemungkinan terpapar
sebanyak 56,9 % dan berjenis
dengan kuman Mikobakterium

Tamara, Penerapan Inhalasi… 43


Cendikia Muda, Volume 2, Nomor 1, Maret 2022

kelamin perempuan sebanyak mengetahui lebih banyak


43,1 %11. pengetahuan khususnya tentang
kesehatan terutama dalam hal
Berdasarkan uraian diatas resiko
preventif, sehingga masyarakat
terjadinya TB paru lebih tinggi
dapat memperbaiki status
pada seseorang dengan jenis
kesehatan ke arah yang lebih baik.
kelamin laki-laki dibandingkan
Pendidikan dapat mempengaruhi
perempuan dikarenakan kebiasaan
seseorang untuk menerima
merokok yang banyak dilakukan
informasi. Seseorang yang
oleh laki-laki. Subyek dalam
memiliki pendidikan tinggi dapat
penerapan ini berjenis kelamin
dengan mudah menyerap dan
laki-laki dan merokok sehingga
menerima informasi sehingga aktif
beresiko tinggi terkena TB paru.
dalam pemeliharan kesehatan12.
c. Pendidikan
Pendidikan terakhir subyek dalam Berdasarkan uraian diatas menurut

penerapan ini yaitu SD. Prevalensi asumsi penulis tingkat pendidikan

TB paru cenderung meningkat rendah berpeluang untuk

karena tingkat pendidikan yang menderita TB Paru dibandingkan

rendah8. Semakin tinggi tingkat dengan pendidikan yang lebih

pendidikan seseorang semakin tinggi. Pendidikan terakhir subyek

rendah kejadian TB Paru. Tingkat dalam penerapan ini masih rendah

pendidikan rendah berpeluang yaitu SD, sehingga leibh berisiko

untuk menderita TB Paru terkena TB paru.

dibandingkan dengan pendidikan d. Merokok


yang lebih tinggi. Pendidikan Subyek dalam penerapan ini
secara tidak langsung berperan adalah seorang perokok berat,
terhadap status kesehatan. dalam sehari dapat menghabiskan
Masyarakat yang memiliki tingkat 1 (satu) bungkus rokok. Merokok
pendidikan lebih tinggi dapat memiliki peranan penting terhadap
memperoleh pendapatan yang terjadinya TB Paru. Ukuran
lebih banyak dibandingkan dengan partikel rokok serta bahan kimia
mereka yang memiliki pendidikan lainya memiliki peran dalam
lebih rendah yang sangat timbulnya inflamasi jalan nafas13.
berhubungan dalam perbaikan Perokok yang berisiko adalah
status gizi. Dengan pendidikan perokok yang mengosumsi rokok
tinggi masyarakat dapat lebih dari 20 tahun dan jumlah

Tamara, Penerapan Inhalasi… 44


Cendikia Muda, Volume 2, Nomor 1, Maret 2022

yang dikonsumsi lebih dari 10 e. Konsumsi Alkohol


batang perhari10. Subyek juga sering mengkonsumsi
minuman beralkohol. Alkoholik
Berdasarkan hasil penelitian
merupakan salah satu faktor risiko
sebelumnya tentang faktor yang
yang dapat menyebabkan TB paru5.
berhubungan dengan kejadian
tuberkulosis paru di Rumah Sakit Hasil penelitian sebelumnya
tentang faktor yang berhubungan
Umum Daerah Labuang Baji
dengan kejadian tuberkulosis paru
Makassar, menunjukkan bahwa
di Rumah Sakit Umum Daerah
ada hubungan antara kebiasaan
Labuang Baji Makassar
merokok dengan kejadian
menunjukkan bahwa dari 29
tuberkulosis paru karena nilai
penderita tuberkulosis terdapat
p(0.008)< α= 0,005. Hasil
yang mengomsumsi alkohol
penelitian diperoleh bahwa orang sebanyak 8,6% sedangkan yang
merokok lebih berisiko menderita tidak mengomsumsi alkohol
tuberkulosis karena kandungan sebanyak 41,4 % dan dari 29 yang
racun seperti tar yang dihirup dari tidak menderita tuberkulosis
asap rokok dapat menggangu terdapat yang mengomsumsi
kejernihan mukosa silia yang alkohol sebanyak 1,7% dan yang
digunakan sebagai mekanisme tidak mengomsumsi alkohol

pertahanan utama dalam sebanyak 29,3%. Hal tersebut


kemungkinan dikarenakan dampak
menyebabkan perubahan struktur
dari komsumsi alkohol tidak
dan fungsi saluran nafas dan
langsung dapat diketahui karena
jaringan paru-paru, serta respon
dampak alkohol membutuhkan
imunologis pejamu terhadap
rentan waktu yang cukup lama
infeksi11.
untuk menimbulkan dampak
Berdasarkan uraian diatas menurut terhadap terjadi tuberculosis11.
asumsi penulis kebiasaan merokok Berdasarkan uraian diatas menurut
berisiko tinggi untuk menderita TB asumsi penulis kebiasaan
Paru. Subyek dalam penerapan ini mengkonsumsi alkohol berisiko
adalah seorang perokok berat, tinggi untuk menderita TB Paru,
dalam sehari dapat menghabiskan apabila mengkomsumsi alkohol
1 (satu) bungkus rokok. dalam rentan waktu yang cukup
lama sehingga menimbulkan

Tamara, Penerapan Inhalasi… 45


Cendikia Muda, Volume 2, Nomor 1, Maret 2022

dampak terhadap terjadi kandungan oksigen tinggi yaitu


tuberculosis. apikal/apeks paru. Daerah ini menjadi
predileksi pada penyakit tuberkulosis6.
2. Hasil Penerapan
Derajat sesak sebelum dilakukan Salah satu gejala TB paru yang

inhalasi sederhana menggunakan memiliki kemiripan dengan penyakit

aromaterapi daun mint (mentah lain yaitu sesak nafas. Sesak nafas

piperita), didapatkan skor derajat terjadi pada penyakit TB paru yang

sesak Tn. B yaitu 3 dalam kateogri sudah lanjut, yang infiltrasinya sudah

sedang. Tuberculosis sering dijuluki setengah bagian paru-paru. Sesak

“the great imitator” yaitu suatu nafas yang merupakan ketidak-

penyakit yang banyak kemiripan mampuan untuk membersihkan

dengan penyakit lain yang juga sekresi atau obstruksi dan saluran

memberikan gejala umum seperti napas untuk mempertahankan

lemah dan demam. Pada sejumlah bersihan jalan napas. Upaya untuk

penderita gejala yang timbul tidak mengurangi gejala klinis sesak nafas

jelas sehingga diabaikan bahkan pada pasien TB paru selain

kadang-kadang asimtomatik. Batuk menggunakan obat-obatan medis

adalah gejala yang paling dini dan dapat pula menggunakan obat-obatan

merupakan gangguan yang paling non medis. Salah satu cara yang dapat

sering dikeluhkan pada pasien TB mengurangi sesak nafas pada pasien

paru. Mula-mula bersifat non TB paru secara non medis yaitu

produktif kemudian berdahak yang dengan memberikan aroma terapi

sulit untuk dikeluarkan sehingga daun mint dengan inhalasi sederhana

menyebabkan sesak napas5. atau metode penguapan7.

Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Sesudah dilakukan penerapan inhalasi

Mycobacterium tuberculosis. Bakteri sederhana menggunakan aromaterapi

atau kuman ini berbentuk batang, daun mint (mentah piperita) selama

dengan ukuran panjang 1-4 μm dan tiga hari terjadi penurunan derajat

tebal 0,3-0,6 μm. Sebagian besar sesak pada Tn. B menjadi 1,5 dalam

kuman berupa lemak/lipid, sehingga kategori ringan sekali. Manfaat aroma

kuman tahan terhadap asam dan lebih terapi antara lain mengatasi insomnia

tahan terhadap kimia atau fisik. Sifat dan depresi, meredakan kegelisahan,

lain dari kuman ini adalah aerob yang mengurangi perasaan ketegangan,

menyukai daerah dengan banyak meningkatkan kesehatan dan

oksigen, dan daerah yang memiliki kesejahteraan tubuh, pikiran, jiwa

Tamara, Penerapan Inhalasi… 46


Cendikia Muda, Volume 2, Nomor 1, Maret 2022

yang sering digabungkan dengan dengan inhalasi sederhana terhadap


praktik pengobatan alternatife. Aroma penurunan sesak nafas pada pasien
terapi tidak hanya bekerja bila hanya tuberculosis paru, menunjukkan hasil
ada gangguan saja, tetapi juga dapat penelitian dari uji Wilcoxon di peroleh
menjaga kestabilan dan keseimbangan data p value 0,008 < 0,05 yang artinya
system yang terdapat dalam tubuh ada pengaruh aroma terapi daun mint
sehingga tubuh menjadi rileks dan dengan inhalasi sederhana terhadap
tenang. Oleh karena itu, aroma terapi penurunan sesak nafas7.
merupakan pengobatan holistis untuk
Penelitian selanjutnya tentang
menyeimbangkan semua fungsi
pengaruh inhalasi sederhana
tubuh14.
menggunakan aromaterapi daun mint
Aroma terapi dapat digunakan dengan (mentha piperita) terhadap penurunan
metode inhalasi sederhana dengan sesak nafas pada pasien tubercolosis
menghirup uap hangat dari air paru di Puskesmas, menunjukkan
mendidih yang telah dicampur dengan hasil penelitian bahwa ada pengaruh
aroma terapi sebagai penghangat, inhalasi sederhana menggunakan
misalnya daun mint. Terapi inhalasi aromaterapi daun mint (mentha
ditujukan untuk mengatasi piperita) terhadap penurunan sesak
bronkospasme, mengencerkan sputum, nafas pada pasien tuberculosis paru
menurunkan hipereaktivitas bronkus dengan nilai p-value 0.00014.
serta mengatasi infeksi7. Daun mint
Penelitian yang sama tentang
mengandung herbal aromatic yang
pengaruh inhalasi sederhanan
memiliki sifat farmakologi yang
menggunakan daun mint (menthe
digunakan sebagai obat tradisional.
piperita) terhadap penurunan sesak
Daun mint mengandung menthol dan
napas penderita TB paru di
menunjuk-kan sifat anti bakteri dan
Lingkungan UPT Puskesmas Tandang
anti virus serta efek antitusuf yang
Buhit Balige, menunjukkan bahwa
dapat memberikan efek relaksasi dan
terdapat pengaruh inhalasi sederhana
anti inflamasi serta menghambat
daun mint terhadap penurunan sesak
hipersekresi lendir saluran napas,
napas pada pasien TB Paru dengan
sehingga dapat meredakan status
nilai p-value 0.00015.
sesak napas pasien . 15

Berdasarkan uraian di atas dapat


Hasil penerapan ini relevan dengan
dijelaskan bahwa sesudah dilakukan
hasil penelitian sebelumnya tentang
penerapan inhalasi sederhana
pengaruh aroma terapi daun mint
menggunakan aromaterapi daun mint

Tamara, Penerapan Inhalasi… 47


Cendikia Muda, Volume 2, Nomor 1, Maret 2022

(mentah piperita) derajat sesak pada Medikal Bedah Volume 4. alih Bahasa:
subyek (Tn. B) semakin membaik, Subekti, B N. Jakarta: EGC.

inhalasi sederhana menggunakan 2. WHO. (2018). World Tuberculosis


Day 2018. diunduh pada tanggal 6
aromaterapi daun mint (mentah Februari 2021 pukul 13.30 WIB
piperita) sangat bermanfaat dalam dalam web site:
https://www.who.int/news-
upaya menurunkan derajat sesak pada
room/events/detail/2018/03/24/default
pasien TB paru, hal ini dapat terjadi -calendar/world-tuberculosis-day-
karena terapi inhalasi ditujukan untuk 2018.
mengatasi bronkospasme, mengencer- 3. Kemenkes RI. (2019). Riskesdas 2018.
Kementrian Kesehatan RI. Badan
kan sputum, menurunkan hiper- Penelitian dan Pengembangan
aktivitas bronkus serta mengatasi Kesehatan.
infeksi. Daun mint mengandung 4. Dinkes Kota Metro. (2020). Profil
herbal aromatic yang memiliki sifat Kesehatan Kota Metro tahun 2018.
Kota Metro: Dinas Kesehatan Kota
farmakologi yang digunakan sebagai Metro.
obat tradisional. Daun mint 5. Wijaya, S.A & Putri., M.Y. (2013).
mengandung menthol dan menunjuk- KMB I: Keperawatan Medikal Bedah.
Yogyakarta: Nuha Medika.
kan sifat anti bakteri dan anti virus
serta efek antitusuf yang dapat 6. Somantri, I. (2012). Asuhan
Keperawatan pada Klien dengan
memberikan efek relaksasi dan anti Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta:
inflamasi serta menghambat hiper- Salemba Medika.
sekresi lendir saluran napas, sehingga 7. Siswantoro, E. (2015). Pengaruh
Aroma Terapi Daun Mint dengan
dapat meredakan status sesak napas
Inhalasi Sederhana terhadap
pasien. Penurunan Sesak Nafas pada Pasien
Tuberculosis Paru. Jurnal
KESIMPULAN Keperawatan dan Kebidanan, 7(1).

Derajat sesak sesudah dilakukan 8. Kemenkes RI. (2013). Riset


Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan
penerapan inhalasi sederhana Penelitian dan Pengembangan
menggunakan aromaterapi daun mint Kesehatan RI.
(mentah piperita) selama tiga hari terjadi 9. Dotulong, J., Sapulete, M. R., &
Kandou, G. D. (2015). Hubungan
penurunan derajat sesak pada Tn. B yaitu
faktor risiko umur, jenis kelamin dan
dari derajat 3 dalam kategori sedang kepadatan hunian dengan kejadian
menjadi skala 1,5 dalam kategori ringan penyakit TB Paru di Desa Wori
Kecamatan Wori. Jurnal Kedokteran
sekali. Komunitas dan Tropik, 3(2).
10.Khaerunnisa (2017). Faktor-Faktor
DAFTAR PUSTAKA
yang Mempengaruhi Kejadian Tb
1. LeMone, P., Burke, K.M & Bauldoff, Paru di Rumah Sakit Balai Paru kota
G. (2015). Buku Ajar Keperawatan Makassar. Skripsi Pendidikan Sarjana

Tamara, Penerapan Inhalasi… 48


Cendikia Muda, Volume 2, Nomor 1, Maret 2022

(S1) Kedokteran. Fakultas Kedokteran


Universitas Hasanuddin Makassar.
11.Rosdiana, R. (2018). Faktor yang
Berhubungan dengan Kejadian
Tuberkulosis Paru di Rumah Sakit
Umum Daerah Labuang Baji
Makassar. Promotif: Jurnal
Kesehatan Masyarakat, 8(1), 78-82.
12.Nurhanah, N., Amiruddin, R., &
Abdullah, T. (2011). Faktor-faktor
yang Berhubungan dengan Kejadian
Tuberkulosis Paru pada Masyarakat di
Propinsi Sulawesi Selatan. Media
Kesehatan Masyarakat Indonesia
Universitas Hasanuddin, 6(4), 27384.
13.Ernawati, K., et all. (2017). Hubungan
merokok dengan kejadian
tuberkulosis paru di Provinsi Sulawesi
Utara berdasarkan data Riskesdas
tahun 2010. YARSI medical
Journal, 25(1), 33-40.
14.Hutabarat, V., Sitepu, S. A., &
Sinambela, M. (2019). Pengaruh
Inhalasi Sederhana Menggunakan
Aromaterapi Daun Mint (Mentha
Piperita) Terhadap Penurunan Sesak
Nafas Pada Pasien Tubercolosis Paru
di Puskesmas. Jurnal Penelitian
Kebidanan & Kespro, 2(1), 11-16.
15.Silitonga, H., Betti, C., Sihombing, T.,
& Simangunsong, I. (2020). Pengaruh
Inhalasi Sederhana Menggunakan
Daun Mint (Menthe Piperita)
Terhadap Penurunan Sesak Napas
pada Penderita TB Paru di
Lingkungan UPT Puskesmas Tandang
Buhit Balige. Malahayati Nursing
Journal, 2(3), 632-640.

Tamara, Penerapan Inhalasi… 49

Anda mungkin juga menyukai