Anda di halaman 1dari 40

i

LAPORAN STUDI KASUS

ASUHAN KEBIDANAN NY. AKSEPTOR KB IUD


DI TPMB “S” CIBIRU WETAN KECAMATAN CILEUNYI
KABUPATEN BANDUNG

Disusun Oleh :
Intan Nuraeni
NIM : 522023037

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ’AISYIYAH BANDUNG
2023

i
i

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN STUDI KASUS


STASE ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS

Tanggal 20 Maret 2024


Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing Pembimbing Klinik

Reni, S.ST.,M.KM.,Bdn Siti Horidah,, S.ST., M.Kes., Bdn

Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Bidan

Mulyanti,S.ST., Bd., M.Keb

i
ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT yang telah memberikan nikmat sehat dan kesempatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan studi kasus pada stase keluarga berencana.
Dalam proses penyusunan laporan studi kasus ini, penulis mengalami berbagai
kesulitan dan permasalahan. Namun, berkat adanya dukungan dan arahan dari
berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan laporan studi kasus ini. Maka dari itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Tia Setiawati, S.Kep, Ns, M.Kep.,Sp.,An selaku Rektor Universitas ‘Aisyiyah
Bandung
2. Dr. Sitti Syabariyah, S.Kp., Ms.Biomed selaku Wakil Rektor I Universitas
‘Aisyiyah Bandung
3. Nandang Jamiat N, S.Kp., Ners., M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku Wakil Rektor II
Universitas ‘Aisyiyah Bandung
4. Popy Siti Aisyah, S.Kep., Ners., M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Bandung
5. Mulyanti,S.ST., Bd., M.Keb selaku Ketua Program Studi Sarjana Kebidanan dan
Profesi Bidan
6. Reni, S.ST., M.Kes., Bdn selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan
bimbingan selama menjalani stase ibu nifas ini.
7. Siti Horidah., S.ST., M.Kes., Bdn selaku pembimbing lapangan yang selalu
memberikan bimbingan dan masukan selama prtaktek di lapangan.

ii
iii

8. Seluruh dosen dan staf sekretariat Program Studi Sarjana Kebidanan dan
Pendidikan Profesi Kebidanan Fakultas Kesehatan Universutas ‘Aisyiyah
Bandung atas dukungan,bantuan dan kerjasamanya.
9. Orang tua tercinta yang selalu memberikan do’a terbaik tiada hentinya dan
memberikan dukungan kepada Penulis.
10. Teman-teman seperjuangan Program Studi Pendidikan Profesi Bidan Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah Bandung Tahun Akademik 2023/2024
yang telah memberikan dukungan dan membantu dalam proses pembuatan
Laporan Studi Kasus.
11. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan pendahuluan ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik atas kebaikan Ibu dan
Bapak semua. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan studi kasus ini
masih banyak kekurangan,untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi
perbaikan laporan ini sehingga dapat diterima dan bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamua’laikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung, 20 Maret 2024

Intan Nuraeni
iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iv
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................3
C. Tujuan Penelitian...............................................................................................3
1. Tujuan Umum............................................................................................3
2. Tujuan Khusus...........................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................................5
KAJIAN PUSTAKA..............................................................................................................5
BAB III.................................................................................................................................22
PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN.........................................................22
BAB IV..................................................................................................................................30
PEMBAHASAN...................................................................................................................30
BAB V...................................................................................................................................31
PENUTUP............................................................................................................................31
A. Kesimpulan......................................................................................................31
B. Saran.................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................32
...............................................................................................................................................33
LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................................................33

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Data WHO menunjukkan bahwa pengguna alat kontrasepsi IUD/AKDR, 30%


terdapat di Cina, 13% di Eropa, 5% di Amerika Serikat, 6,7% di negara – negara
berkemabang lainnya. Di negara Association Of Southeast Asian Nations (ASEAN)
sendiri, Indonesia memiliki jumlah penduduk terpadat pertama dengan jumlah
penduduk sekitar 255 juta jiwa atau sekitar 3,5% dari keseluruhan jumlah penduduk
dunia, di susul oleh negara Filipina memiliki sekitar 102,5 juta jumlah penduduk.
Serta negara terpadat ke tiga adalah negara Vietnam dengan 90,7 juta jiwa (Safrina
2012)
Keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan menerima Norma
Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS ) yang berorientasi pada catur warga.
Pemerintah meluncurkan gagasan baru, yaitu keluarga berencana mandiri artinya
masyarakat memilih metode KB dengan biaya sendiri melalui KB lingkaran biru dan
lingkaran emas dan mengarahkan pada pelayanan Metode Kontrasepsi Efektif
Terpilih ( MKET) yang meliputi AKDR, susuk KB, dan Kontap (Manuaba, 2009).
Usia subur seorang wanita biasanya antara 15-49 tahun, oleh karena itu untuk
mengatur jumlah kelahiran atau menjarangkan kelahiran, wanita/pasangan ini lebih
diprioritaskan untuk menggunakan alat/metode KB. Cakupan peserta KB Baru dan
KB Aktif pada profil kesehatan 2013, jumlah PUS di seluruh Indonesia mencapai
44.738.378 orang dengan jumlah peserta KB Baru 8.647.024 orang (19,33%), dan
jumlah peserta KB Aktif 33.713.115 orang (75,36%). Persentase peserta KB Aktif
menurut metode kontrasepsi di Indonesia IUD 11,03%, Medis Operatif Wanita
(MOW) 3,53%,Medis Operatif Pria (MOP) 0,68%, Implan 8,26%, Kondom 2,50%,
Suntik 47,19%, Pil 26,81% (Depkes RI, 2013).
2

Hasil survey peserta KB aktif di Indonesia Tahun 2015 menunjukan kontrasepsi


suntik masih menjadi pilihan utama pada Pasangan Usia Subur ( PUS) dengan
presentase sebanyak (53,80%), di susul oleh kontrasepsi pil (28,30%),
implant (21,99%), IUD ( 6,79%), MOW (5,59 %), kondom (3,69%), dan MOP
(0,49%) (BKKBN,2015).
Peningkatan dan perluasan pelayanan Keluarga Berencana (KB) merupakan
salah satu usaha untuk menurukan angka kesakitan dan kematian ibu yang tinggi
akibat kehamilan yang dialami oleh wanita selain untuk menurunkan jumlah
kelahiran anak. Pemerintah mencanangkan suatu gerakan KB Nasional dengan tujuan
mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadi dasar bagi terwujudnya
sila kelima. Program ini memperkenalkan masyarakat pada berbagai jenis alat/obat
kontrasepsi yang dapat digunakan untuk mencegah terjadinya kehamilan yang tidak
diinginkan dan mengatur jumlah anak yang diinginkan sehingga diharapkan jumlah
kelahiran dari tahun ke tahun dapat dikendalikan.
Peranan penting bidan dalam Keluarga Berencana adalah untuk meningkatkan
jumlah penerimaan dan kualitas metode KB kepada masyarakat. Sesuai dengan
pengetahuan dan keterampilan bidan, metode KB yang dapat dilaksanakan adalah
metode sederhana (kondom pantang berkala, pemakaian spermisid, senggama
terputus), Metode Kontrasepsi Efektif (MKE) hormonal seperti suntik, pil dan susuk
serta IUD (Intra Uterine Device) metode MKE kontrasepsi mantap (Kontap).
Menurut data dan informasi kesehatan Indonesia bahwa tahun 2017, jumlah
akseptor KB aktif sebanyak 36.3006.662 peserta (74,80%), dengan rincian yaitu Intra
Uteri Device (IUD) 3.852.561 Pengguna KB IUD berada di urutan ke-4.
Sasaran pembangunan Millenium Development Goals (MDG) 2015 yakni
mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi ( AKB ) dengan
salah satu program untuk menurunkan AKI dan menekan angka pertumbuhan
penduduk dalam mewujudkan suatu program Keluarga Berencana (KB). Target
MDGS 2015, yakni 110 per 100.000 kelahiran hidup, maka AKI saat ini masih perlu
diturunkan lagi.
3

IUD efektif mencegah kehamilan selama 10 tahun. Sementara alat KB berupa pil
dan suntikan sifatnya jangka pendek dan kerap gagal, metode kontrasepsi ini IUD
memiliki efektivitas sampai 99 persen dengan tingkat kegagalan hanya 1-3% dari 100
wanita yang memakainya. Aapun salah satu alat kontrasepsi yang digerakkan
pemerintah untuk metode kontrasepsi jangka panjang (MKJP) adalah IUD. Beberapa
faktor penyebab kurangnya minat PUS menggunakan MKJP dapat ditinjau dari
berbagai segi yaitu: segi pelayanan KB, segi kesediaan alat kontrasepsi, segi
penyampaian konseling maupun Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) dan hambatan
budaya (Manuaba, 2009).
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus
yang berjudul “Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana Pada Calon Akseptor KB
IUD Pada Ny. A Di Tempat Praktik Mandiri Bidan Siti Horidah ”.

B. Rumusan Masalah
Bagaimanakah Asuhan Kebidanan Ny. A Akseptor KB IUD di TPMB S ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan Ny. A Akseptor KB IUD di TPMB S ?

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian data subjektif pada Asuhan Kebidanan Pada
Ny. A Akseptor KB IUD di TPMB S ?
b. Mampu melakukan pengkajian data objektif pada Asuhan Kebidanan Pada\
Pada Ny. A Akseptor KB IUD di TPMB S ?
c. Mampu menemukan diagnosa kebidanan pada Asuhan Kebidanan Pada
Pada Ny. A Akseptor KB IUD di TPMB S ?
d. Mampu melakukan penatalaksanaan pada Asuhan Kebidanan Ny. A
Akseptor KB IUD di TPMB S ?
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Keluarga Berencana


1. Defenisi Keluarga Berencana
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pasutri untuk
mendapatkan objektif-objektif tertentu, menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan, mendapatkan kelahiran yang diinginkan, mengatur interval di antara
kehamilan dan menentukan jumlah anak dalam keluarga (Al-Fauzi, 2017).
Selain itu, menurut UU No 52 tahun 2009, keluarga berencana (KB) adalah
upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur
kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai hak reproduksi
untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (UUD RI, 2009). Keluarga
berencana merupakan usaha suami-istri untuk mengukur jumlah dan jarak anak
yang diinginkan (Purwoastuti, Elisabeth, 2015 :182 ).
Keluarga berencan (KB) memungkinkan pasangan usia subur untuk
mengantisipasi kelahiran, mencapai jumlah anak yang mereka inginkan, dan
mengatur jarak dan waktu kelahiran mereka. Jika pasangan usia subur tidak
menggunakan kontrasepsi, maka akan menimbulkan kehamilan yang sulit
dikendalikan. Saat ini belum ada metode kontrasepsi yang efektif yang dapat
digunakan dalam mengatur fertilasi (Rafika, 2015). Untuk mencapai hal
tersebut, dapat melalui penggunaan metode kontrasepsi dan tindakan infertilitas
(WHO, 2016).
B. Intra Uterine Device (IUD)
1. Pengertian IUD
IUD atau KDR/Spiral adalah suatu benda kecil dari plastik lentur,
sebagian besar memiliki lilitan tembaga yang dimasukkan kedalam rahi melalui
vagina dan mempunyai benang. Kontrasepsi IUD adalah benda atau alat yang
dimasukkan kedalam uterus dengan tujuan mencegah terjadinya kehamilan.
Metode kontrasepsi dianggap lebih baik dari metode kontrasepsi modern
lainnya, karena IUD cenderung tidak mengandung reaksi obat sehingga lebih
aman bagi metabolisme tubuh dan relatif lebih ekonomis serta lebih nyaman
untuk pemakaian jangka waktu lama.

2. Jenis-Jenis IUD
a. IUD Non-hormonal
Pada saat ini IUD telah memasuki generasi ke-empat, IUD telah
dikembangkan dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan
6

logam sampai generasi plastik (polyetilen) baik yang ditambah obat maupun
tidak,
(1) Menurut bentuknya IUD dibagi menjadi dua:
- Bentuk terbuka (Open Device)
Misalnya : Lippes loop, CUT, Cu-7, Margules, Spring Coil,
Multiload, Nova-T.
- Bentuk tertutup ( Closed Device)
Misalnya: Ota-Ring, Atigon, dan Graten Berg Ring.
(2) Menurut tambahan atau metal
- Medicated IUD
Misalnya : CuT 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220 (daya kerja 3
z tahun), Cu T 300 (daya kerja tahun), Cu T 380 ( daya kerja 8
tahun), Cu-7, Nova T ( daya kerja 5 tahun), ML-Cu 375 ( daya kerja
3 tahun).
Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD
menunjukkan luasnya kawat halus tembaga yang ditambahkan,
misalnya Cu T 220 berati tembaga tambahan adalah 200mm2.
- Unmedicated IUD
Misalnya: Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.
3. IUD yang mengandung hormonal
a. IUD yang mengandung hormonal
(1) Progestasert-T = Alza T
- Panjang 36mm, lebar 32mm, dengan dua helai benang ekor
warna hitam.
- Mengandung 38mg progesterone dan barium sulfat,
melepaskan 65mcg progesterone perhari.
- Tabung insersinya berbentuk lengkung, dan memiliki daya
kerja 18 bulan
- Teknik insersi Plunging (Modified Withdrawl)
-
(2) " LNG-20
- Mengandung 46-60mg levonorgestrel, denagan pelepasan 20
mcg perhari.
- Angka kegagalan atau kehamilan, angka terendah kurang dari
0,5 per seratus wanita pertahun.
- Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan
perdarahan ternyata lebih tinggi disbanding IUD lainnya,
karena 25% mengalami Amenore atau perdarahan haid yang
sedikit.
7

Gambar 2.1 Jenis-Jenis Intra Uterus Device (IUD)

4. Keuntungan dan Kerugian KB IUD


a. Keuntungan
- Efektivitasnya tinggi.
- IUD sangat efektif segera setelah pemasangan.
- Sangat efektif karena tidak perlu mengingat- ingat kapan harus
berKB.
- Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
- Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil.
- Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
- Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus
(apabila tidak terjadi infeksi)
- Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir).
- Mencegah kehamilan ektopik.
b. Kerugian
- Perubahan siklus haid (pada 3 bulan pertama akan berkurang
setelah 3 bulan)
- Haid lebih banyak dan lama
8

- Perdarahan (spotting) antar menstruasi.


- Saat haid lebih sakit
- Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan
yang berganti- ganti pasangan.

5. Kontraindikasi, indikasai dan efek samping


a. Kontraindikasi
- Wanita hamil atau diduga hamil, misalnya jika seorang wanita
melakukan senggama tanpa menggungakan metode kontrasepsi
yang valid sejak periode menstruasi normal yang terakhir.
- Penyakit Inflamasi Pelvic (PID) diantarnya : riwayat PID kronis,
riwayat PID akut, subakut, riwayat PID dalam 3 bulan terakhir
termasuk endometritis paska melahirkan atau aborsi terinfeksi.
- Riwayat kehamilan ektopik atau kondisi yang dapat mempermudah
ektopik.
- Ukuran uterus drngan alat periksa (sonde uterus) berada diluar batas
yang telah ditetapkan yaitu ukuran uterus yang normal 6-9 cm.
- IUD sudah ada didalam uterus dan belum dikeluarkan.

b. Indikasi
- Usia reproduksi.
- Keadaan nullipara.
- Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.
- Wanita yang sedang menyusui.
- Setelah abortus dan tidak terlihat adanya tanda-tanda infeksi.
- Tidak menghendaki metode lontrasepsi hormonal.
c. Efek samping
- Merasakan sakit dan kejang 3-5 hari setelah pemasangan.
- Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab terjadinya anemia.
- Penyakit radang panggul dapat terjadi pada wanita dengan IMS jika
memakai IUD, penyakit radang panggul dapat memicu terjadinya
infertilisasi.
- Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah
pemasangan IUD, biasanya menghilang dalam 1-2 hari

6. Cara pemasangan IUD


a. Konseling pra-pemasangan
- Menjelaskan cara kerja KB IUD
- Menjelaskan keuntungan dan kerugian KB IUD
- cara pemasangan KB UID
9

- Menjelaskan jadwal kunujngan ulang pra-pemasangan atau seetelah


pemasangan yaitu satu minggu setelah pemasangan, enam bulan
setelah pemasangan, satu tahun setelah pemasngan.
- Sedang hamil (diketahui hamil atau sedang hamil).
- Perdarahan vagina yang tidak diketahui sebabnya
- Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,servitis)
- Diketahui menderita TBC pelvik
- Kanker alat genital
- Ukuran rongga rahim kurang dari 5cm.

b. Pemasangan
- Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
- Masukan lengan IUD di dalam kemasan sterilnya, pakai kembali
sarung tangan yang baru.
- Pasang speculum vagina untuk melihat serviks.
- Lakukan tindakan aseptik dan antiseptik pada vagina dan serviks
- Jepit bibir serviks dengan tenakulum
- Masukan IUD ke kanalis servikalis dengan teknik tanpa sentuh,
kemudian doeong ke
- dalam kavum uteri hingga mencapai fundus.
- Tahan pendorong (plunger) dan tarik selubung (inserter) ke bawah
sehingga lengan IUD bebas.
- Setelah pendorong ditarik keluar, salnjutnya keluarkan selubung.
- Gunting benang IUD, keluarkan tenakulum dan speculum dengan
hati-hati. j.Dokumentasi dan pencegahan pasca tindakan.

Gambar.2.2 Cara pemasangan Intra Uterus Device (IUD)


10

7. Konseling dan intruksi pasca insersi IUD


a. Konseling awal Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri dan
menyakan tujuan kedatangan
- " Memberikan informasi umum tentang Keluarga Berencana.
- " Memberikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia
dalam hal ini KB IUD
 Profil atau gambaran umum AKDR CuT 380A
- - Sangat efektif, reversibel dan berjangka panjang (dapat digunakan
sampai 10 tahun
- Haid menjadi lama dan lebih banyak
- Pemasangan dan pencabutan memerlukan pelatihan
- Dapat dipakai oleh semua perempuan usia produktif
- Tidak boleh dipakai oleh semua perempuan yang terpapar infeksi
menular seksual (IMS)
 Keuntungan AKDR CuT 380A
- Sangat efektif : 0,6-0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun
pertama (1 kegagalan
- dalam 125-170 kehamilan)
- Dapat efektif segera setelah pemasangan
- Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT380 A dan tidak
perlu diganti)
- Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
- Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak khawatir hamil
- Sedikit efek samping hormonal dengan CuT 380A
- Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
- Dapat dipasang setelah melahirkan atau setelah abortus (apabila
terjadi infeksi)
- Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid
terakhir)
- Tidak ada interaksi dengan obat-obatan
11

- Membantu mencegah kehamilan


 Kerugian AKDR CuT 380A
- Efek samping yang umum terjadi:
- Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan)
- Haid lebih lama dan banyak
- Perdarahan (spotting) antara menstruasi
- Saat haid lebih sakit
 Mekanisme kerja AKDR CuT 380A
- Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
- Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai cavum uteri
- AKDR CuT 380A bekerja terutama mencegah sperma dan ovum
bertemu
- Memungkinkan untuk mencegah implantasi ovum dalam uterus
b. Konseling metode khusus
- Mendiskusikan dengan klien tentang kontrasepsi yang dipilih
- Bila klien memilih AKDR CuT 380A, berikan pujian
- Menjelaskan kembali informasi umum tentang AKDR CuT 380A
- Menanyakan apakah ada kekhawatiran tentang penggunaan KB
- Mengkaji data-data pribadi klien (nama, agama, umur, alamat dll)

c. Konselig prapemasangan dan seleksi klien


Tujuan penapisan/seleksi klien untuk:
- Mengetahui latar belakang klien yang akan menjadi aseptor
- Mengenali identitas klien supaya tidak terjadi kekeliruan
- Memilihkan cara alat kontrasepsi yang sesuai
- Mendeteksi adanya kelainan-kelainan yang merupakan
kontraindikasi
- Menemukan efek samping akkibat dari pelayanan kontrasepsi
 Anamnesa riwayat kesehatan reproduksi
- Tanggal haid terakhir, lama haid dan pola perdarahan haid
- Paritas dan riwayat persalinan terakhir
- Riwayat kehamilan ektopik
- Nyeri yang hebat setiap haid
- Anemia yang berat (Hb <9 gr% atau hematokrit <30)
- Riwayat infeksi genital, penyakit hubungan seksual radang panggul
dan kondilloma akuminata)
- Berganti-ganti pasangan
- Kanker serviks ditandai sering keputihan, erosi porsio, bila
berhubungan seksual terjadi perdarahan
12

d. Melakukan pemeriksaan fisik


Palpasi perut
(1) Tujuan untuk:
- Mengetahui adakah pembesaran hepar, limpa, atau benjolan lain
yang dapat diraba
- Mengetahui apakah rahim ada perbesaran
- Mengetahui apakah ada rasa nyeri waktu diraba

(2) Langkah-langkah palpasi pada perut

- Mengatur posisi klien tidur terlentang

- Jari tangan kanan dilempengkan, meraba pelan-pelan pada daerah


hepar, limpa dan pembesaran atau tidak, adneksa kiri dan kanan
bila nyeri kemungkinan adanya adneksitis, supra pubik nyeri/bila
tidak nyeri terdapat radang panggul, ada benjolan/tidak
kemungkinan adanya tumor.

(3) Inspeksi

- Mengatur posisi klien litotomi dan lakukan inspeksi pada


genitalia eksterna

- Palpasi kelenjar skene dan bartolini adakah nyeri, ada


pembengkakan merah (bartolinitis)

- Vulvitis, ditandai adanya pembengkakan, kelihatan merah, gatal


pada sekitar labia, nyeri dan panas waktu kencing

- Kondiloma akuminata disebabkan oleh gonorrhea, ditandai pada


daerah labia ada tumor seperti kutil yang runcing seperti cengger
ayam.

- Kondilomatalata disebabkan oleh sifilis ditandai adanya borok


sebesar uang logam, bila ditekan keluar cairan

- Vaginitis (kolpitis) ditandai adanya secret berbau anyir, rasa


panas dan gatal

(4) Pemeriksaan spekulum


Tujuan untuk melihat secara langsung keadaan vagina dan
sekitarnya, serta erosi porsio.
13

 Langkah-langkah pemeriksaan porsio:


- Menjelaskan tujuan pemeriksaan inspekulo
- Memasukkan spekulum cocor bebek dalam keadaan miring
dan tertutup, putar spekulum 90 derajat dengan hati-hati,
bukalah bilahnya dengan gerakan sedikit sehingga porsio
kelihatan, kemudian dikunci
- Periksa dinding vagina normalnya warna merah jambu,
lipatan memanjang, dan melingkar
- Inspeksi serviks normalnya warna merah jambu dengan
permukaan licin dilapisi lendir yang jernih agak keputihan,
ostium uteri eksternum kemerahan dan bentuk oval
- Bila ada kelainan seperti adanya erosi, kanker serviks, polip
dan infeksi dalam rahim
 Pemeriksaan bimanual Tujuannya untuk mengetahui:
- Kedudukan rahim antefleksi atau retrofleksi
- Adanya infeksi panggul
- Adanya kehamilan

e. Melakukan Tindakan prapemasangan AKDR CuT 380A

Menjelaskan proses pemasangan AKDR CuT 380A dan apa yang


dirasakan oleh klien
- Persiapan alat:
 Satu set AKDR CuT 380A
 Betadin 1%, larutan klorin 0,5% dalam tempatnya untuk merendam
alat-alat dari
logam dan satu tempat lagi untuk merendam handscoon dan duk
 Handuk kecil
 Kapas lembab (kapas savion), deppers dengan tempatnya
 Speculum cocor bebek
 Gunting panjang tumpul
 Sonde uterus
 Tenakulum satu gigi
 Tampon tang, pinset panjang
 Sarung tangan steril dua pasang
 Busi
 Lampu sorot
- Persiapan klien
 Menganjurkan klien untuk kencing dan membersihkan alat kelamin
 Mengatur posisi klien litothomi
- Persipan lingkungan
 Memasang sampiran
14

 Ruangan dengan penerangan yang cukup


 Menjaga privasi klien
- Persipan petugas
Memperhatikan prosedur pencegahan infeksi
- Memberikan konseling (menganjurkan klien untuk dan membersihkan
alat kealminnya
dengan menggunakan sabun dan keringkan)
- Cuci tangan 7 langkah
- Memakai sarung tangan steril
- Menyusun alat-alat diatas tempat steril
- Mengatur posisi klien litotomi
- Menyalakan lampu yang terang untuk melihat serviks
- Memeriksa genitalia eksterna
- Lakukan pemeriksaan dengan spekulum:
 Periksa adanya cairan vagina
 Periksa serviks dan uretra
 Ambil spesimen dari sekret vagina dan serviks untuk pemeriksaan
makroskopik
bila ada indikasi
- Mengeluarkan spekulum dan letakkan kembali pada tempat alat-alat
- Melakukan pemeriksaan dalam:
 Periksa gerakan dari serviks
 Tentukan ukuran, bentuk dan posisi uterus
 Periksa adanya kehamilan
 Periksa kedua adneksa
 Periksa kavum douglasi
- Lepaskan sarung tangan dan direndam dalam larutan klorin
- Masukkan lengan AKDR CuT 380A di dalam kemasan sterilnya
 Buka sebagian plastik penutupnya dan lipat ke belakang
 Masukkan pendorong ke dalam tabung inserter tanpa menyentuh benda
tidak
steril
 Letakkan kemasan pada tempat yang datar
 Selipkan karton pengukur di bawah lengan AKDR CuT 380A
 Pegang kedua ujung lengan AKDR CuT 380A dan dorong tabung
inserter sampai
ke pangkal lengan sehingga lengan akan melipat
 Setelah lengan melipat sampai menyentuh lubang inserter, tarik tabung
dari
bawah lipatan lengan.
15

 Angkat sedikit tabung inserter, dorong dan putar untuk memasukkan


lengan
AKDR CuT 380A yang sudah terlipat tersebut ke dalam tabung inserter
- Melakukan prosedur pemasangan AKDR CuT 380A
 Pakai sarung tangan yang baru
 Pakai spekulum dan lihat serviks
 Usap vagina dan serviks dengan larutan antiseptic
 Jepit serviks dengan tenakulum secara hati-hati
 Masukkan sonde uterus dengan cara “NO TOUCH TECHNIQUE”
(teknik tidak menyentuh) yaitu secara hati-hati masukkan sonde ke dalam
rongga rahim (sekali masuk) tanpa menyentuh dinding vagina atau
spekulum
 Tentukan kedalaman uterus dan posisi uterus
 Kealuarkan sonde dan ukur kedalaman uterus pada tabung inserter
yang masih
berada dalam kemasan sterilnya dengan menggeser leher biru tabung
inserter
 Masukkan tabung inserter secara hati-hati ke dalam uterus sampai leher
biriu
menyentuh serviks atau sampai teraba ada hantaman
 Lepaskan lengan AKDR CuT 380A dengan menggunakan
“WITHDRAWL
TECHNIQUE” yaitu menarik keluar tabung inserter dengan tetap
menahan
pendorong
 Keluarkan pendorong AKDR CuT 380A dan tabung inserter di dorong
kembali ke
serviks secara hati-hati sampai batas leher biru
 Lepaskan tenakulum secara hati-hati
 Keluarkan sebagian AKDR CuT 380A kurang lebih 3-4 cm dari tabung
inserter
kemudian digunting
 Keluarkan seluruh tabung inserter
 Periksa serviks, bila ada perdarahan pada tempat bekas penjepitan
tenakulum,
tekan dengan kassa steril yang diberi betadin selama 30-60 detik
 Keluarkan spekulum dengan hati-hati, endam dalam larutan klorin
0,5%
- Melakukan tindakan pasca pemasangan AKDR CuT 380A
 Rendam seluruh peralatan yang sudah dipakai dalam larutan klorin
0,5% selama
16

10 menit untuk tindakan dekontaminasi


 Buang kassa yang sudah tidak dipakai ke dalam kantong plastic
 Buka sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin selama 10 menit
 Cuci tangan dengan air mengalir memakai sabun dan keringkan
 Pastikan klien tidak mengalami kram hebat dan amati 15 menit
sebelum
memperbolehkan pulang
- Melakukan konseling pascapemasangan AKDR CuT 380A
15

 Mengajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR


CuT 380A dan kapan harus dilakukan
 Menjelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek
samping
 Memberitahu klien waktu untuk kontrol
 Mengingatkan kembali masa pemakaian AKDR CuT 380A adalah 10
tahun
 Meyakinkan klien bahwa ia dapat datang kembali ke klinik setiap saat
 Meminta klien untuk mengulang kembali penjelasan yang telah
diberikan
 Lengkapi rekam medic dan kartu AKDR CuT 380A untuk klien
8. Cara melepas IUD

- Mencuci tangan sebelum dan sesudah tidakan.


- Akseptor dipersilahkan untuk buang air kecil (BAK) terlebih dahulu dan
membersihkan daerah genitalnya, kemudian dipersilahkan berbaring di
tempat periksa dalam posisi lithotomy.
- Gunakan sarung tangan steril, lakukan vulva hygiene.
- Lakukan pemeriksaan dalam untuk menentukan besar, bentuk, dan posisi
rahim.
- Masukkan speculum kedalam liang senggama posisikan sedemikian rupa
sehingga mulut rahim terlihat dengan baik.
- Bersihkan serviks dengan larutan antiseptik 3 kali secara merata pada
daerah serviks dan vagina,
- Identifikasi benang IUD, jika telihat, jepit benang dengan forsep, Tarik
benang IUD perlahan-lahan kearah bawah hingga keluar dari liang
senggama. Bila terasa ada tahanan terlalu kuat, cobalah lakukan maneuver
dengan menarik-narik secara halus benang tersebut.
- Apabila bila benang tidak terlihat, masukkan sonde sesuai posisi rahim
pada pemeriksaan dalam. Ukur dalam rahim dan putar gagang sonde
secara perlahan-lahan dalam bentuk lingkaran , benturan sonde dengan
IUD akan terasa bila IUD terdapat di dalam rahim Tarik IUD keluar
dengan memakai IUD remover /pengait IUD.
17

- Lepaskan speculum, kemudian lakukan disinfeksi daerah vagina.


- Lakukan dekontaminasi peralatan dan bahan paki ulang dengan bahan
chlorin 0,5%.

9. Komplikasi pasca pemasangan IUD


a. Infeksi
IUD atau alat kontresepsi dalam rahim yang berada didalam vagina,
tidak menyebabkan
terjadinya infeksi jika alat-alat yang digunakan dan teknik pemasangan
dilakukan secara steril jika terjadi infeksi hal ini mungkin disebabkan
sudah terdapat infeksi yang subakut pada traktus genatalis sebelum
pemasangan IUD.

b. Preforasi
Umumnya perforasi terjadi saat pemasangan IUD, pada permulaan
hanya ujung IUD saja yang menembus dinding uterus tetapi jika uterus
berkontraksi IUD dapat terdorong lebih jauh menembus dinding uterus,
sehingga akhirnya sampai kerongga perut. Kemugkinan adanya perforasi
harus diperhatikan apabila pada pemerikasaan dengan speculum benang
IUD tidak terlihat.
c. Kehamilan
Seorang klien yang mengalami kehamilan dengan IUD masih
terpasang perlu diberikan konseling tentang risiko yang akan terjadi jika
kehamilan dilanjutkan dengan IUD tetap terpasang, risiko yang dapat
terjadi antara lain infeksi intrauterus, sepsis, aborsi spontas, aborsi sepsis
spontan, plasenta previa, dan persalinan premature. Apabila benang IUD
tidak terlihat pada tulang serviks atau tidak teraba pada saluran serviks,
maka perlu dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk
memastikan apakah IUD masih berada didalam uterus

10. Standar asuhan kebidanan keluarga berencana


Prinsip pelayanan kontrasepsi saat ini adalah memberikan kemandirian
pada ibu dan pasangan untuk memilih metode yang diinginkan. Pemberi
pelayanan berperan sebagai konselor dan fasilitator, sesuai langkah-langkah
dibawah ini:
a. Jalin komunikasi yang baik dengan ibu
Beri salam kepada ibu, tersenyum perkenalkan diri anda. Gunakan
komunikasi verbal dan nonverbal sebagai awal ineteraksi dua arah Tanya
ibu tentang identitas dan keinginannya pada kunjungan ini.
18

b. Nilailah kebutuhan dan kondisi ibu


Tanyakan tujuan ibu berkontrasepsi dan jelaskan pilihan metode yang
dapat digunakan untuk tujuan terseebut. Tanyakan juga apa ibu sudah
memikirkan pilihan metode tertentu.

11. Landasan hukum kewenangan bidan


Kewenangan bidan berdasarkan peraturan yang terkait dan berlaku
serta yang utama mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia nomor 28 Tahun 2017 tentang ijin dan penyelenggaraan prakterk
bidan. Bahwa disebutkan pada pasal 18 dalam penyelenggaraan praktek
kebidanan, bidan memiliki kewenangan unutk memberikan:
a. Pelayanan Kesehatan ibu
b. Pelayanan Kesehatan anak
c. Pelayanan Kesehatan reproduksi perempuan dan
d. Keluarga berencana
Dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan
kelurga berencan sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 huruf C, bidan
berwenang memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi
perempuan dan Keluarga Berencana, pelayanan kontrasepsi oral , kondom, dan
suntikan.
Sedangkan pelayanan KB IUD dan implant diatur pasal 22,23,24 dan
25, bahwa pasal 22 selain kewenangan memberikan pelayanan berdasarkan
penugasan dari pemerintah sesuai kebetuhan, dan atau pelimpahan wewenangan
melakukan tindakan pelayanan kesehatan secara mendat dari dokter.
Disebutkan dalam pasal 23 bahwa, kewenangan memberikan
pelayanan berdasarkan penugasan dari pemerintah sesuai kebutuhan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 22 huruf A, terdiri atas:

a. Kewenangan berdasarkan program pemerintah dan


b. Kewanangan karena tidak adanya tenaga Kesehatan lain disuatu wilayah
tempat bidan bertugas.
Kewenangan sebagaimana dimaksud diperoleh bidan setelah
mendapatkan pelatihan yang diselanggarakan oleh Pemerintah Pusat atau
Pemerintah Daerah bersama organisasi profesi terkait berdasarkan modul dan
kurikulum yang terstandarisasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan bidan yang telah mengikuti pelatihan dan memperoleh sertifaksi
pelatihan.
Kewenangan berdasarkan program pemerintah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 23 ayat (1) huruf A, pemberian pelayanan kontrasepsi dalam rahim
dan alat kontrasepsi bawah kulit.
19
C. 7 langkantara lain :
I. Tahap Pengumpulan Data
a. Riwayat kesehatan.
b. Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya.
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.
II. Intrepetasi Data
Data dasar yang telah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga
dapatmerumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Standar nomenklatur
diagnosa kebidanan :
a. Diakui dan telah disahkan oleh profesi.
b. Berhubungan langsung dengan praktek kebidanan.
c. Memiliki ciri khas kebidanan.
d. Di dukung oleh Clinical Judgement dalam praktek kebidanan. e. Dapat
diselesaikan dengan pendekatan manajemen kebidanan.
III. Mengidentifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial
Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah potensial atau diagnosa
potensial berdasarkan diangnosa atau masalah yang diindentifikasi. Langkah
ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan.
IV. Mengindetifikasi Dan Menetapkan Kebutuhan Yang Memerlukan
Penanganan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter untuk di
konsultasikan atau ditanganin bersama dengan anggota tim kesehatan yang
lain sesuai kondisi klien.
V. Merencanakan Asuhan Yang Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditemukan oleh
langkah yang sebelumnya.langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhajadap masalah atau diangnosa yang telah diidentifikasi atau antisipasi.
VI. Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ini rencana suatu asuhan menyeluruh yang telah diuraikan
dalam langkah kelima dilaksanakan secara efisen dan aman, perencanaan ini
bisa dilakukan oleh bidan atau sebagainya oleh klien atau anggota kesehatan
lainnya.
VII. Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah bener-bener
terpenuhi sesuai kebutuhan sebagaimana yang telah di identifikasikan dalam
diagnosa danmasalah. Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang
benar efektif dalam pelaksanaanya.h varney
21

D. Penelitian Yang Relevan

No. Judul dan Tahun Metode Hasil

1. Asuhan Kebidanan Metode penelitian yang Berdasarkan studi kasus


pada Ny. S digunakan adalah metode pada Ny. S dengan Akseptor
Akseptor KB IUD pendekatan studi kasus KB IUD Pasca Plasenta
dengan 7 langkah verney yang
Pasca Plasenta ditemukan tidak ada
mencakup dalam beberapa
metode seperti studi kesenjangan antara teori dan
kepustakaan, studi kasus dan kasus. Setelah penulis
studi dokumentasi dan mempelajari teori dan
Tahun 2022 disimpulkan dalam bentuk pengalaman langsung di
SOAP. lahan praktek melalui studi
kasus tentang Asuhan
Kebidanan pada Ny. S
Akseptor KB IUD Pasca
Plasenta di RSIA Sitti
Khadijah I Muhammadiyah
Cabang Makassar Tahun
2022. Bidan diharapkan
berusaha dan secara antusias
memberikan perhatian serta
mengupayakan dalam
pelayanan KB IUD pasca
plasenta.

2. Asuhan Kebidanan Kajian ini merupakan Setelah dilakukan asuhan


dengan akseptor KB kebidanan pada Ny.T
kajian kualitatif
IUD di Bantul
berdasarkan pada usia 42 tahun dengan
Tahun 2022 aktivitas asuhan akseptor KB IUD
responden pengguna menerapkan asuhan
kontrasepsi IUD. Hasil kebidanan menurut
kajian ini berupa SOAP, maka penulis
penjelasan pola asuhan mengambil kesimpulan
yang spesifik pada sebagai berikut. Pada
akseptor KB IUD. pengkajian asuhan
Beberapa aspek yang kebidanan pada Ny.T
22

dikaji mencakup kajian usia 42 tahun dengan


data dasar asuhan akseptor KB IUD
kebidanan,analisis dilakukan pengumpulan
masalah dan diagnosis data dasar yaitu subyektif
asuhan kebidanan, dan obyektif. Data
tindakan asuhan subyektif meliputi Ny.T
kebidanan dan asuhan usia 42 tahun akseptor
kebidanan. Responden KB IUD yang ingin
adalah Ny.T usia 42 melakukan pelepasan KB
tahun dengan Akseptor IUD untuk . Data
KB IUD.Data diambil obyektif didapatkan
dari observasi dan keadaan umum baik,
tindakan asuhan kesadaran composmentis,
kebidanan TD 110/89 mmHg, N
86x/menit, RR 20x/menit,
S 36,2 ⁰c, Lila 26 cm ,BB
55,9 kg , siklus
menstruasi 28 hari,lama
menstruasi 7 hari dan
tidak ada keluhan selama
menstruasi seperti
keputihan berlebihan atau
nyeri saat mentruasi serta
tidak ada riwayat
penyakit penyerta. Pada
pemeriksaan fisik
didapatkan hasil normal.
Diharapkan ibu untuk
melakukan pemeriksaan
ke tempat pelayanan
kesehatan jika ibu
mengalami hal yang
tidak wajar setelah
pemasangan KB IUD
23

BAB III

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN

S DATA SUBJEKTIF
1 Biodata : Nama Ibu : Ny. A Nama Suami : Tn. I
Usia Ibu : 35 tahun Usia Suami : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : S1 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan Swasta Pekerjaan : Karyawan Swasta
Alamat : Bumi Harapan No20 Alamat : Bumi Harapan
No telp : 082xxxxxxx No telp : 082xxxxxxx

2 Keluhan : Tidak ada keluhan


Utama

3 Riwayat : Ibu : Suami:


Pernikaha
n Ini adalah pernikahan ke- : 1 Ini adalah pernikahan ke- : 1
Lama Pernikahan : 15 tahun Lama Pernikahan : 15 tahun
Usia Pertama kali menikah : 20 tahun Usia Pertama kali menikah : 20tahun
Adakah Masalah dalam Pernikahan ? Adakah Masalah dalam Pernikahan ?
Tidak Ada Tidak Ada

Riwayat : a. Usia Menarche : 14 tahun


Menstruasi b. Siklus : 28 hari
c. Lamanya : 7 hari
d. Bannyaknya : 3 kali ganti pembalut
e. Mau/ warna : amis/merah segar
f. Dismenorea : tidak ada
g. Keputihan : ada

Riwayat Kb :
a. Ibu menggunakan KB sebelumnya : ya
b. Jenis KB : IUD
c. Lama berKB : 8 tahun
24

d. Adakah keluhan selama berKB : tidak ada


e. Tindakan yang dilakukan saat ada masalah berKB : tidak ada
\

5 Riwayat : Ibu : Keluarga :


Kesehatan
a. Apakah ibu dulu pernah menderita Apakah dalam keluarga ibu ada yang
penyakit menurun seperti asma, menderita penyakit menular seperti
jantung, darah tinggi, kencing manis hepatitis, TBC, HIV AIDS maupun
maupun penyakit menular seperti penyakit menurun seperti asma, jantung,
batuk darah, hepatitis, HIV AIDS. ? darah tinggi, kencing manis. Adakah
riwayat kehamilan kembar ?
Ibu mengatakan ibu dulu tidak pernah
menderita penyakit menurun seperti Ibu mengatakan dalam keluarga ibu tidak
asma, jantung, darah tinggi, kencing ada yang menderita penyakit menular
manis maupun penyakit menular seperti hepatitis, TBC, HIV AIDS, maupun
seperti batuk darah, hepatitis, HIV penyakit menurun seperti asma, jantung,
AIDS darah tinggi, kencing manis. Dan tidak
ada riwayat kehamilan kembar

b. Apakah ibu dulu pernah operasi ? Ibu mengatakan tidak pernah melakukan
operasi

c. Apakah ibu pernah menderita Ibu mengatakan ibu belum pernah


penyakit lain yang dapat menganggu? menderita penyakit lain

6 Keadaan : a. Bagaimanakah respon pasien dan Ibu mengatakan baik


Psikologis keluarga terhadap kondisi klien saat
ini ?
Ibu mengatakan tidak ada masalah yang
b. Apakah ada masalah yang dirasa ibu dirasakan ibu yang belum terselesaikan
masih belum terselesaikan ?
7 Keadaan : a. Bagaimanakah adat istiadat di Ibu mengatakan tidak ada adat istiadat
Sosial lingkungan sekitar ibu ? yang masih melekat di lingkungannya
Budaya
b. Apakah ibu percaya atau tidak Ibu mengatakan ibu tidak mempercayai
terhadap mitos ? beserta alasannya mitos, karena itu adalah tahayul

8 Keadaan : a. Apakah arti hidup dan agama bagi Ibu mengatakan arti hidup bagi ibu
Spiritual ibu ? adalah untuk bertakwa kepada Allah dan
agama merupakan landasan aqidah bagi
25

semua umat
Ibu mengatakan kehidupan spiritual
b. Apakah kehidupan spiritual penting sangatlah penting bagi ibu
bagi ibu ?
Ibu mengatakan tidak ada pengalaman
c. Adakah pengalaman spiritual yang spiritual yang pernah dialami ibu yang
pernah dialami dan berdampak pada berdampak pada diri ibu
diri ibu ?
Ibu mengatakan peran agama dalam
d. Bagaimanakah peran agama dalam kehidupan sehari-hari ibu yaitu sebagai
kehidupan ibu sehari-hari ? landasan keimanan dan pengingat disaat
melakukan dosa

Ibu mengatakan ibu sering melaksanakan


kegiatan spiritual seperti kajian
e. Apakah ibu sering melaksanakan keagamaan yang ada di lingkungan
kegiatan spriritual seperti kajian sekitar ibu
keagamaan di lingkungan sekitar ?
Ibu mengatakan saat kegiatan ibu
berangkat sendiri
f. Saat kegiatan tersebut apakah ibu
berangkat sendiri atau berkelompok ?
Ibu mengatakan kegiatan tersebut
sangatlah penting
g. Seberapa penting kegiatan tersebut
bagi ibu ?
Ibu mengatakan dukungan dari
kelompok positif dan mendukung untuk
h. Bagaimanakah dukungan dari
kelompok terhadap kondisi penyakit kesembuhan terhadap kondisi penyakit
ibu ? ibu

Ibu mengatakan tidak ada kendala saat


i. Bagaimanakah praktik ibadah yang melakukan praktik ibadah
dilakukan ibu ?adakah kendala ?

Note : Bagi yang beragama Islam :


Seperti Sholat, Puasa, Dzakat, Doa dan
dzikir ? Mengaji ?
Ibu mengatakan dampak nya yaitu
j. Apakah dampak yang ibu rasakan bagi merasa lebih tenang tentram
diri ibu setelah menjalankan praktik
ibadah tersebut ?
Ibu mengatakn tidak ada aturan tertentu
k. Adakah aturan tertentu serta batasan serta batasan hubungan yang diatur
hubungan yang diatur dalam agama dalam agama yang ibu anut selama
yang ibu anut selama mendapatkan mendapatkan perawatan
perawatan ?
26

Ibu mengatakan tetap bersyukur karena


l. Bisa ibu berikan alasan, mengapa ibu rasa sakit nya itu menjadikan penggugur
tetap bersyukur meskipun dalam dosa
keadaan sakit ?
Ibu mengatakan dengan adanya
m. Bagaimana ibu mendapatkan dukungan dari keluarga, dapat
kenyamanan saat ketakutan atau mendapatkan kenyamanan saat
mengalami nyeri ? ketakutan atau mengalami nyeri

Ibu mengatakan akan mendegarkan


n. Apakah praktik keagamaan yang akan lantunan ayat suci al-quran dan
ibu rencana kan selama perawatan di mendengarkan shalawat nabi
rumah/ klinik/ rumah sakit ?

9 Pola : a. Pola istirahat tidur


Kebiasaan  Tidur siang normalnya 1 – 2 Tidur siang 1 jam/hari
Sehari-hari jam/hari.
 Tidur malam normalnya 8 – 10 Tidur malam 8 jam/hari
jam/hari.
 Kualitas tidur nyenyak dan tidak Kualitas tidur nyenyak dan tidak
terganggu. terganggu

b. Pola aktifitas
 Aktifitas ibu sehari – hari, adakah Tidak ada
gangguan mobilisasi atau tidak.

c. Pola eliminasi BAK normal 8x/hari, jernih,bau khas


 BAK: normalnya 6 – 8x/hari, jernih, BAB 1x/hari konsistensi lembek, warna
bau khas. kuning
 BAB: normalnya kurang lebih
1x/hari, konsistensi lembek, warna
kuning.

d. Pola nutrisi
Makan 3x/hari dengan menu seimbang
 Makan: normalnya 3x/hari dengan
menu seimbang (nasi, sayur, lauk (nasi,lauk pauk, sayur, bauh)
pauk, buah).
 Minum: normalnya sekitar 8 Minum 8 gelas /hari (air putih).
gelas/hari (teh, susu, air putih).

e. Pola personal hygiene


 Normalnya mandi 2x/hari, gosok Mandi 2x/hari, gosok gigi 3x/hari, ganti
gigi 3x/hari, ganti baju 2x/hari, baju 2x/hari, keramas 2x/minggu, ganti
keramas 2x/minggu, ganti celana celana dalam 2x/hari
dalam 2x/hari, atau jika terasa
27

basah.

f. Pola Gaya Hidup


 Normalnya ibu bukan perokok Ibu bukan perokok aktif/pasif, ibu tidak
aktif/pasif, ibu tidak mengkonsumsi jamu, alkohol, dan NAPZA
mengkonsumsi jamu, alkohol, dan
NAPZA

g. Pola seksualitas
 Berapa kali melakukan hubungan 3x dalam seminggu
seksual selama masa nifas dan
adakah keluhan

 Lain-Lain : tidak ada


Liburan jalan-jalan ketika suami libur
h. Pola rekreasi
kerja
 Hiburan yang biasanya dilakukan
oleh klien.

O DATA OBJEKTIF
1 Pemeriksaan Umum : a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Cara Berjalan : Normal

d. Postur tubuh : Tegap

e. Tanda-tandaVital :
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu : 36,50C
Respirasi : 20x/menit

BB : 58
TB : 157
Lila : 27
IMT : 23,5

2 Pemeriksaan Khusus : a. Kepala : Normal

b. Wajah : Normal
Pucat / tidak : tidak pucat
28

Cloasma gravidarum : tidak ada


Oedem pada wajah : tidak ada

c. Mata : normal
Konjunctiva : merah muda
Sklera : putih
Masalah Penglihatan : tidak ada
Oedema palpebral (oedema pada mata) : tidak ada

d. Hidung : normal
Secret / polip : tidak ada

e. Mulut : normal
Mukosamulut : tidak ada
Stomatitis : tidak ada
Caries gigi : tidak ada
Gigi palsu : tidak ada
Lidah bersih : bersih

f. Telinga : normal
Serumen : tidak ada

g. Leher : normal
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
Pembesaran kelenjar getah bening : tidak ada
Peningkatan aliran vena jugularis : tidak ada

h. Dada & Payudara : normal


Areola mammae : normal
Putting susu : normal
Benjolan : tidak ada
Bunyi nafas : normal
Denyut jantung : normal
Wheezing/ stridor : tidak ada

i. Abdomen : normal
Kandung Kemih : kosong

j. Ekstrimitas : normal
Oedem : tidak ada
Varices : tidak ada
RefleksPatella : (+)

k. Genitalia : normal
29

Vulva/ Vagina : Tak


Palpasi : tidak ada nyeritekan
Oedem/varices : tidak ada
Benjolan : tidak ada

l. Anus :
Haemoroid : tidak ada

3 PemeriksaanPenunjang : a. Pemeriksaan Dalam : tidak dilakukan

b. Pemeriksaan USG : tidak dilakukan

c. Pemeriksaan Laboratorium: tidak dilakukan

A ANALISA
1 Diagnosa : Ny. A usia 35 tahun P2A0 Akseptor KB IUD
aktual
2 Masalah : Tidak ada
Potensial

3 Kebutuhan : Tidak ada


Tindakan
Segera

P PENATALAKSANAAN
1 Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan suami bahwa secara umum kondisi ibu sehat
Evaluasi : Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan

2 Memeberikan konseling dengan ABPK


Evaluasi : Ibu mengerti dan paham akan penjelasan dari bidan dan ibu berencana akan memasang
Kembali IUD karena sudah cukup 2 anak laki-laki dan perempuan dan kesepakatan Bersama
suami.
3 Memeberikan ibu surat persetujuan yaitu berupa persetujuan bahwa ibu dilepas IUD dan dipasang
Kembali
Evaluasi : ibu mengerti dan menandatangi surat persetujuan

Mempersiapkan alat
4 Evaluasi : alat telah disiapkan
30

5
Mempersilahkan ibu untuk melakukan pembilasan vagina dan sekaligus
menganjurkan ibu mengosogkan kandung kemih.
Evaluasi : Ibu mengerti dan telah mengosongkan kadung kemih
6
Mempersiapkan alat
Evaluasi : alat telah disiapkan
7

Mempersilahkan ibu untuk naik kemeja ginekologi dan mengatur posisi


ibu pada posisi obstetric, Melakukan UP IUD dengan menggunakan speculum di lapisi gel,
memberitahukan ibu saat akan dimasukan speculum dan ibu Tarik nafas, berikan antiseptic kepada
mulut Rahim ibu, setelah itu jepit portio dan cari benang lalu jepit benang dan Tarik keluar dengan
alligator dan beritahukan ibu bahwa IUD sudah terlepas
8 Evaluasi : KB IUD sudah terlepas

Memberitahukan ibu bahwa pemasangan akan dilakukan


Evaluasi : KB IUD sudah terpasang dengan baik
9
Lakukan pemeriksaan IUD dengan USG agar terlihat jelas bahwa pemasangan KB IUD dalam
posisi benar dan menjelaskan posisi IUD
Evaluasi : ibu sudah melihat dan paham akan penjelasan bidan

Konseling setelah pemasangan KB IUD


1 Evaluasi : ibu mengerti dan paham
0

Memimpin DOA
1 Evaluasi : ibu mengikuti perkatan bidan
1
Mendokumentasikan hasil ke SOAP
1 Evaluasi : SOAP sudah terdokumentasikan
2
BAB IV

PEMBAHASAN

Asuhan kebidanan yang diberikan kepada Ny. A yang dimulai dari konseling
hingga pelepasan KB IUD yang dimana salah satu tujuannya adalah menjarakan
kelahiran anak hal ini sesuai dengan muchsin nurhayai enur (2023) IUD merupakan
salah satu alat kontrasepsi jangka panjang yang paling efektif dan aman
dibandingkan alat kontrasepsi lain seperti pil. Sampai saat ini penggunaan IUD
masih sangat rendah di kalangan wanita usia subur (WUS).
Pada Asuhan kebidanan ini, penulis telah memberikan konseling KB
penggunaan alat kontrasepsi, berdasarkan pengkajian yang dilakukan Ny. A tetap
ingin melanjutkan Kembali KB IUD dan asuhan diberikan sesuai dengan kebutuhan
dan IUD sangat efektif segera setelah pemasangan, sangat efektif karena tidak perlu
mengingat-ingat kapan harus ber KB, tidak mempengaruhi hubungan seksual,
meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil, tidak
mempengaruhi kualitas dan volume ASI, dapat dipasang segera setelah melahirkan
atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi), dapat digunakan sampai
menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir), mencegah kehamilan ektopik
dan efektif mencegah kehamilan selama 10 tahun. Pemasangan KB IUD pada 18
Maret 2024 di TPMB “S” dan memberitahu Kembali 22 untuk kontrol 4 hari
setelah pemasangan , jika ibu merasa ada keluhan sebelum kontrol diharapkan segera
dating ke TPMB untuk dibperiksakan
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Pengkajian data subjektif diperoleh tidak ada keluhan
2. Pengkajian data objektif diperoleh pemeriksaan fisik dalam batas normal.
3. Assessment/diagnose kebidanan pada pasien adalah Ny. A usia 35 tahun P2A0
Akseptor IUD.
4. Planning/penatalaksanaan yang dilakukan penulis memberikan konseling
mengenai KB IUD, menjelaskan keuntungan dan kerugian KB IUD, setelah
memberikan konseling yaitu memberikan persetujuan di pasang Kembali dan
lakukan pemasangan IUD di TPMB “S” pada tanggal 18 maret 2024.

B. Saran
1. Pelayanan yang baik telah diberikan oleh TPMB “S”, sedapat mungkin asuhan
kebidanan holistic islami dapat terus ditingkatkan untuk meningkatkan mutu
pelayanan kebidanan.
2. Diharapkan bidan dapat terus memotivasi diri sendiri untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya, khususnya pada implementasi asuhan
kebidanan holistic islami pada ikesehatan reprodukasi.
DAFTAR PUSTAKA

A BKKBN. 1999. Kependudukan, KB, dan KIA. Balitbang BKKBN, Bandung

Imelda, 2018. Nifas, Kontrasepsi Terkini dan Keluaraga Berencana. Jakarta : Gosyen
Publishing

Kementerian Kesehatan RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia.


http://www.depkes.go.id/download/profil-kesehatan-indonesia-2013.Pdf
(Diakses tanggal 12 November 2017).

Kementrian Kesehatan RI. Permenkes No. 28 tahun 2014 Tentang Pedoman


Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta 2014.

Manuaba, Ida Bagus Gede. 1998. Sinopsis Obstetry Jilid I. EGC. Jakarta.
Wiknjosastro. 2002. Ilmu Kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawiroharjo. Jakarta.

Syafrudin,dkk. 2009. Praktek Klinik Lapangan Dengan Pendekatan PKMD.

Jakarta. TIM.

Suratun, dkk. 2008. Pelayanan Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi.

Jakarta : Transinfomedia

Varney, H.dkk. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 1 Edisi 4. Jakarta:

EGC.

. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Volume 2 Edisi 4. Jakarta: EGC.


LAMPIRAN-LAMPIRAN

DOKUMENTASI KEGIATAN
35
36

JURNAL

Anda mungkin juga menyukai