Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan Negara yang memiliki jumlah penduduk yang banyak.
Jumlah penduduk di dunia pada bulan Juli tahun 2020 adalah 7.684.292.383 jiwa.
Indonesia adalah negara ke-4 dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu mencapai
267,026,366 jiwa (CIA World Factbook, 2020). Dengan pertumbuhan penduduk yang
sedemikian cepat dapat menyebabkan berbagai masalah pada masyarakat. Dalam
upaya menanggulangi pertumbuhan penduduk yang cukup cepat, pemerintah
menggalakan program Keluarga Berencana (KB). Keluarga Berencana (KB) adalah
upaya untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas melalui promosi, perlindungan,
dan bantuan dalam mewujudkan hakhak reproduksi serta penyelenggaraan pelayanan,
pengaturan dan dukungan yang diperlukan untuk membentuk keluarga dengan usia
kawin yang ideal, mengatur jumlah, jarak, dan usia ideal melahirkan anak, mengatur
kehamilan dan membina ketahanan serta kesejahteraan anak. (Puji Ati dkk., 2019).
IUD atau Spiral adalah salah satu alat kontrasepsi yang direkomendasikan
pada program Keluarga Berencana di Indonesia, merupakan salah satu jenis alat
kontrasepsi jangka panjang yang ideal dalam upaya mencegah kehamilan, terbuat dari
plastik yang lentur, mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan
dimasukan ke dalam rahim melalui vagina, mempunyai beberapa jenis dan lama
pemakaian. Alat kontrasepsi IUD sangat efektif untuk menekan angka kematian ibu
dan mengendalikan laju pertumbuhan penduduk karena tingkat efektifitas penggunaan
sampai 99,4% dan IUD dapat digunakan untuk jangka waktu 3-5 tahun (jenis hormon)
dan 5-10 tahun (jenis tembaga).
Banyak Faktor yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi IUD antara lain
adalah usia wanita yang kurang dari 20 tahun dianjurkan untuk menunda kehamilan
dengan memakai pil, usia 20-35 tahun merupakan usia ideal untuk hamil dan
melahirkan, pada tahap ini dianjurkan agar pasangan usia subur yang mempunyai satu
anak untuk memakai cara yang efektif baik hormonal maupun non hormonal, dan usia
diatas 35 tahun mempunyai resiko kehamilan dan persalinan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kurun waktu reproduksi muda sehingga dianjurkan untuk
memakai alat kontrasepsi yang efektif seperti IUD.
1.2 Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu memberikan asuhan secara menyeluruh terhadap kasus
kebidanan pada akseptor KB IUD (Intra Uterine Device)
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui data subjektif dan objektif
b. Mengetahui interpretasi data
c. Mengetahui diagnosa dan masala potensial
d. Mengetahui kebutuhan segera
e. Mengetahui interfensi
f. Mengetahui implementasi
g. Mengetahui evaluasi
1.3 Manfaat
a. Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini dapat pengetahuan dan wawasan dalam menerapkan ilmu yang
pernah diterima selama di perkuliahan
b. Manfaat aplikatif
a. Bagi tenaga kesehatan
Penelitian ini dapat menjadi masukan dalam mengembangkan pelayanan
kesehatan asuhan kebidanan pada KB IUD (Intra Uterine Device)
b. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam memberi
pelayanan KB IUD (Intra Uterine Device)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan umum tentang kontrasepsi


2.1.1 Pengertian kontrasepsi
KB adalah tindakan yang membantu individu atau pemasangan suami
istri untuk mendapatkan obyek tertentu, menghindari kelahiran yang tidak
diinginkan,mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat
kelahiran dalam hubungan dengan suami istri dan menentukan jumlah anak
dalam keluarga. (WHO, 2020)
Kontrasepsi adalah usaha – usaha untuk mencegah kehamilan, usaha –
usaha itu dapat bersifat sementara, dapat juga bersifat permanen.
(Wiknjosastro, 2019)
2.1.2 Tujuan KB
1) Tujuan umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka mewujudkan
Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) yang menjadi dasar
terwujudnya masyarakat yang sejahtera dan mengendalikan kelahiran
sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
2) Tujuan khusus
Meningkatkan pengguanaan alat kontrasepsi dan kesehatan keluarga
berencana dengan cara pengaturan jarak kelahiran. (Purwoastuti &
Walyani 2020).
2.1.3 Syarat syarat Kontrasepsi
Untuk Tindakan pemakaian atau pemasangan KB ada beberapa syarat menurut
(Firdayanti, 2020).
 Aman pemakaiannya dan dapat dipercaya
 Lama kerja dapat diatur menurut keinginan
 Efek samping yang merugikan tidak ada atau minimal
 Harganya dapat dijangkau masyarakat
 Cara penggunaannya sederhana
 Tidak mengganggu hubungan suami istri
 Tidak memerlukan kontrol yang ketat selama pemakaian
2.2 Tinjauan tentang Kontrasepsi IUD (Intra Uterine Device)
2.2.1 Pengertian Kontrasepsi IUD
IUD (Intra Uterine Device) adalah suatu alat atau benda yang
dimasukkan kedalam rahim yang sangat efektif, reversible, dan berjangka
panjang dapat di pakai oleh semua perempuan berusia reproduktif. IUD
merupakan alat kecil berbentuk seperti huruf T yang lentur dan diletakkan
dalam rahim untuk mencegah kehamilan, efek kontrasepsi didapatkan dari
lilitan tembaga yang ada di badan IUD (Handayani, 2019).
2.2.2 Efektifitas IUD
Efektifitas IUD Menurut Sujiyatini (2019), efektifitas IUD sangat
efektif, yaitu 0,5-1 kehamilan per 100 perempuan selama satu tahun pertama
penggunaan. Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi dan sangat efektif yaitu
0,6-0,8 kehamilan/ 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam
125- 170 kehamilan) (Affandi, B, dkk, 2019).
2.2.3 Cara Kerja IUD
Cara kerja kontrasepsi IUD menurut Proverawati (2020) adalah
sebagai berikut:
 Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
 Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
 Kerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi sperma untuk fertilisasi.
2.2.4 Efek Samping dan Penanganan IUD
a. Perdarahan
Umumnya setelah pemasangan IUD, terjadi perdarahan sedikitsedikit yang
cepat berhenti. Jika pemasangan dilakukan sewaktu haid, perdarahan yang
sedikit-sedikit ini tidak akan diketahui oleh akseptor. Keluhan yang sering
terdapat pada pemakai IUD ialah menoragia, spotting, metroragia. Jika terjadi
perdarahan banyak yang tidak dapat di atasi, sebaiknya IUD dikeluarkan dan
di ganti dengan IUD yang mempunyai ukuran kecil. Jika perdarahan sedikit-
sedikit, dapat diusahakan mengatasinya dengan pengobatan konservatif. Pada
perdarahan yang tidak berhenti dengan tindaka-tindakan tersebut, sebaiknya
IUD di angkat dan gunakan kontrasepsi lain
b. Rasa nyeri di perut
Rasa nyeri di perut dapat terjadi segera setelah pemasangan IUD; biasanya
rasa nyeri ini berangsur-angsur hilang dengan sendirinya. Rasa nyeri dapat di
kurangi atau dihilangkan dengan jalan memberi analgetika. Jika keluhan
berlangsung terus, sebaiknya IUD dikeluarkan dan di ganti dengan IUD yang
mempunyai ukuran yang lebih kecil.
c. Gangguan pada suami
Kadang-kadang suami dapat merasakan adanya benang IUD sewaktu
bersenggama. Ini disebabkan oleh benang IUD yang keluar dari portio uteri
terlalu pendek atau terlalu panjang. Untuk mengurangi atau menghilangkan
keluhan ini, benang IUD yang terlalu panjang di potong sampai kira-kira 2-8
cm dari porsio, sedang jika benang terlalu pendek, sebaiknya IUDnya di ganti.
Biasanya dengan cara ini keluhan suami akan hilang
d. Keputihan
Keputihan yang berlebihan disebabkan oleh reaksi organ genitalia terhadap
benda asing yang biasanya terjadi dalam beberapa bulan pertama setelah
insersi
e. Translokasi
Translokasi adalah pindahnya IUD dari tempat seharusnya. Translokasi IUD
sebagian atau seluruhnya ke dalam rongga perut umumnya terjadi karena
adanya perforasi uterus. Hal ini disertai gejala maupun tidak. Dapat disertai
perdarahan maupun tidak, sehingga gejala keluhannya bermacam-macam.
Dalam pemeriksaan dalam benang IUD tidak teraba dan pada pemeriksaan
sonde IUD tidak terasa atau tersentuh untuk mengetahui lebih jelas posisi IUD
dilakukan rotgen atau Ultrasonografi (USG)
2.2.5 Kontraindikasi IUD
Kontraindikasi penggunaan IUD diantaranya : hamil/diduga hamil, infeksi
leher rahim / radang panggul, penderita penyakit kelamin, penderita radang rongga
panggul, penderita pendarahan pervaniginam, riwayat kehamilan ektopik, penderita
kanker kelamin. Kontraindikasi lain: alergi terhadap tembaga, ukuran rongga rahim
kurang dari 5 cm.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “L” USIA 22 TAHUN P2A0 DENGAN AKSEPTOR


KB IUD DI PMB KRISTIN PADA TANGGAL 15 MEI 2024

Tanggal Pengkajian : 15 Mei 2024


Jam : 09.30 WIB
Tempat : PMB Kristin

I. Identifikasi Data Dasar


A. Data Subjektif
1. Biodata
- Ibu
Nama : Ny. L
Umur : 22 tahun
Pekerjaan : IRT
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Kasin 20/07
- Suami
Nama : Tn. D
Umur : 35 tahun
Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : 20/07
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memasang akseptor KB IUD untuk menjarangkan
kehamilannya
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan ingin memasang akseptor KB IUD
4. Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Penyakit Dulu
Ibu mengatakan tidak pernah memiliki riwayat penyakit terdahulu seperti
tidak ada riwayat penyakit jantung, hepatitis, hipertensi dan tidak ada riwayat
penyakit TBC
Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak pernah memiliki riwayat penyakit seperti tidak
ada riwayat penyakit jantung, hepatitis, hipertensi dan tidak ada riwayat
penyakit TBC
5. Riwayat KB Sebelumnya
Riwayat 1 tahun terakhir memakai alat kontrasepsi :

No. Metode KB Ada/tidak


1. PIL Tidak
2. IUD Tidak
3. SUNTIK Tidak
4. KONDOM Tidak

6. Riwayat Ginekologi
a. Sakit kuning : Tidak
b. Pendarahan pervaginam yang tidak diketahui sebelumnya : Tidak
c. Keputihan yang lama : Tidak
d. Tumor (Payudara, Rahim, Indung telur) : Tidak
7. Riwayat Menstruasi
Menarce : 13 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 5 hari
Banyaknya : 3x ganti pembalut
Sifat darah : khas menstruasi
Warna : merah
8. Riwayat Pernikahan
Kawin ke - : I (pertama)
Lama perkawinan : 1 tahun
9. Riwayat Persalinan dan Nifas
Tanggal persalinan : 24 maret 2024
Jenis persalinan : spontan
Apakah sedang menyusui : saat ini ibu sedang dalam masa menyusui

10. Riwayat Kebutuhan Dasar


- Pola Nutrisi : Makan : 2-3x/hari, jenis : nasi, sayur, lauk pauk, dengan
porsi 1 piring
Minum : 6-8 gelas/hari, jenis : air putih dan teh
- Pola Istirahat : Tidur 6-7 jam
Jam Siang : 1-2 jam
Jam Malam : 4-5 jam
- Pola Eliminasi : - BAB : 2x/hari dengan konsistensi tekstur padat tapi lunak
dan warnanya coklat/kuning kecoklatan
- BAK : 6-8x/hari dengan warna kuning jernih
- Pola Personal Hygine : Mandi 2x/hari pagi dan sore hari, dan mengganti baju
sebanyak 2-3 kali/hari

B. Data Objektif
1. Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70
Nadi : 83x/menit
Suhu : 36,5`C
RR : 22x/menit
BB : 66 kg
TB : 155 cm
Lila : 26 cm
2. Pemeriksaan Fisik
- Kepala : Inspeksi : normal, simetris, rambut hitam bersih
Palpasi : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
- Muka : Inspeksi : tidak pucat
Palpasi : tidak ada oedema/bengkak
- Mata : Inspeksi : simetris kanan kiri, sklera putih, pergerakan
normal
Palpasi : konjungtiva merah muda
- Hidung : Inspeksi : simetris, tidak ada secret
- Mulut : Inspeksi : bibir lembab, tidak pucat, tidak ada
labiopalatoschizis
- Telinga : Inspeksi : bersih, tidak ada serumen, pendengaran normal
- Leher : Inspeksi : simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
oedema
Palpasi : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,limfe,
bendungan vena jugularis
- Dada : Inspeksi : tidak ada retraksi dada/kekurangan oksigen
Auskultasi : tidak terdengar ronchi, wheezing
- Payudara : Inspeksi : simetris, tidak ada pembengkakan/oedema,
putting susu menonjol
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
- Abdomen : Inspeksi : tidak ada bekas luka operasi, tidak ada
benjolan abnormal
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembengkakan,
tidak kembung
Auskultasi : terdengar bising usus sebanyak 20x/menit
- Ekstremitas : Inspeksi : ekstremitas atas : simetris
ekstremitas bawah : simestris

Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada oedema

- Genetelia : Inspeksi : tidak ada kelainan


- Anus : Inspeksi : ada lubang, tidak ada kelainan
II. Interpretasi Data Dasar
- Diagnosa : Ny .L usia 22 tahun P1A0 dengan akseptor KB IUD
- Data Subjektif : Ibu mengatakan ingin memasang akseptor KB IUD untuk
menjarangkan kehamilannya
- Data Objektif : Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmhg
Nadi : 83x/menit
Suhu : 36,5`C
RR : 22x/menit
BB : 66 kg
TB : 155 cm
Lila : 26 cm
- Masalah : Tidak Ada
- Kebutuhan : Tidak Ada
III. Identifikasi diagnosa Potensial
Tidak Ada
IV. Identifikasi Perlunya Tindakan Segera/Kolaborasi
Tidak Ada
V. Intervensi / Rencana Tindakan

1. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu bahwa keadaan umum dan fisik ibu
dalam keadaan baik sehingga bisa dilakukan pemasangan KB IUD
2. Menjelaskan ibu mengenai efek samping setelah dilakukan pemasangan KB IUD
yaitu rasa nyeri, keputihan, translokasi.
3. Melakukan pemasangan KB IUD
4. Menjelaskan kepada ibu mengenai prosedur pemasangan yaitu dimasukkan ke
dalam rahim
5. Menyiapkan alat untuk pemasangan KB IUD
6. Menjaga privasi ibu dengan menutup ruangan sebelum dilakukan tindakan
7. Melakukan pemasangan IUD
8. Mendekontaminasi alat-alat yang telah digunakan dengan larutan klorin 0.5%
9. Memberikan penjelasan pasca pemeriksaan yaitu cara memeriksa IUD dengan
cara jongkok kemudian meraba benang IUD, menjelaskan bahwa masa pemakaian
IUD hingga 10 tahun
10. Mencatat pada buku KB dan jadwalkan kunjungan ulang pada 1 minggu dari
pemasangan untuk memeriksa keluhan setelah pemasangan IUD, lalu setiap 6
bulan sekali atau jika ada keluhan klien bisa datang sewaktu-waktu ke bidan

VI. Implementasi / Pelaksanaan


Pada Tanggal : 15 – 05 – 2024 Jam : 09.30
1) Menginformasikan hasil pemeriksaan
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 110/70 mmhg
Nadi : 83x/menit
Suhu : 36,5`C
RR : 22x/menit
BBS : 66 kg
BBL : 65
TB : 155 cm
Lila : 26 cm
2) Menjelaskan kepada ibu mengenai efek samping setelah dilakukan pemasangan
KB IUD yaitu terjadi pendarahan, terdapat rasa nyeri pada bagian perut,
keputihan, dan translokasi
3) Menyiapkan alat
 APD
 Bak instrumen steril
 Sarung tangan steril
 Spekulum cocor bebek
 Tenacullum
 Sonde uterus
 Gunting panjang
 Klem panjang
 Kom bethadine
 Kassa
 Bengkok
4) Melakukan tindakan sesuai prosedur pemasangan IUD
- Memastikan ibu telah mengosongkan kandung kemih dan membersihkan
area vagina
- Menjaga privasi ibu dengan menutup ruangan sebelum dilakukan tindakan
- Mempersilahkan Ibu untuk naik ke tempat tidur dan mengatur posisi tidur
ibu dengan posisi litotomi
- Menjelaskan kepada ibu mengenai prosedur pemasangan yaitu
dimasukkan ke dalam rahim
- Menggunakan sarung tangan steril untuk melakukan pemeriksaan
genetalia eksterna untuk melihat adanya ulkus, pembengkakan kelenjar
bartolini dan kelenjar skene.
- Melakukan pemeriksaan panggul untuk menentukan besar, posisi,
konsistensi dan mobilitas uterus, adanya nyeri goyang servik dan tumor
pada adneksa atau kavum doublasi.
- Memasukkan lengan IUD dalam kemasan steril IUD siap untuk digunakan.
- Memasukkan speculum dan mengusap vagina dan servik dengan larutan
antiseptic sebanyak 2 kali/lebih
- Memasang tenakulum untuk menjepit servik secara hati-hati pada posisi
vertical jam 11 atau jam 1, jepit dengan pelan hanya pada satu tempat
untuk mengurangi sakit.
- Memasukkan sonde uterus sekali masuk untuk mengurangi risiko infeksi
dan untuk mengukur posisi uterus serta panjang uterus (tidak menyentuh
dinding vagina)
- Memasukkan IUD kekanalis servikalis dengan mempertahankan posisi
leher biru dalam arah horizontal, menarik tenakulum sehingga kavumuteri,
kanalis serviks dan vagina berada dalam satu garis lurus, kemudian
mendorong tabung inserter sampai terasa ada tahanan dari fundus uteri.
- Mengeluarkan sebagian tabung inserter dari kanalis servikalis, pada waktu
benang tampak tersembul keluar dari lubang kanalis servikalis sepanjang
3-4 cm, potong benang tersebut dengan menggunakan gunting untuk
mengurangi risiko IUD tercabut keluar. Kemudian, tarik tabung pendorong
dengan hati-hati. Melepas tenakulum, bila ada perdarahan banyak dari
tempat bekas jepitan tenakulum, tekan dengan kasa sampai pendarahan
berhenti.
-
- Merendam alat – alat pemasangan IUD dengan cara merendam di larutan
klorin 0,5% dan mencuci tangan dengan 6 langkah
5) Memberikan konseling pasca pemasangan
- Mengajarkan ibu cara mengontrol benang. Memasukkan jari tengah atau
jari telunjuk ke dalam vagina, dan mencari benang apakah masih ada/tidak.
- Haid : terjadi perubahan siklus haid (umumnya bulan pertama dan akan
berkurang setelah 3 bulan), haid akan lebih lama dan banyak, saat haid
terasa lebih sakit.
6) Memberikan obat terapi yang sudah dikolaborasi dengan tim medis lainnya
7) Menganjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu atau bila ada keluhan
8) Melakukan pendokumentasian di kartu ibu, RM, dan buku register
VII. Evaluasi
Tanggal : 15-05-2024 Jam : 10.00 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu
Keadaan umum : baik
TD : 110/70 mmhg
Nadi : 83x/menit
Suhu : 36,5`C
RR : 22x/menit
BBS : 66 kg
BBL : 65 kg
TB : 155 cm
Lila : 26 cm
2. Ibu sudah mengerti mengenai akseptor KB IUD dan ibu merasa lega karena sudah
melakukan pemasangan KB IUD
3. Pemasangan akseptor KB IUD sudah diberikan pada pasien
4. Ibu sudah mengerti mengenai efek samping yang akan terjadi setelah pemasangan
IUD
5. Ibu sudah mengerti cara mengecek benang dibagian area tertentu
6. Ibu sudah mengerti mengenai obat terapi yang sudah diberikan
7. Ibu sudah mengerti bahwa pemasangan akseptor KB IUD sudah dilakukan
8. Ibu bersedia untuk datang kontrol kembali 1 minggu setelah pemasangan KB IUD
atau jika ada keluhan.
9. Melakukan pendokumentasian di kartu ibu, RM, dan buku register
BAB IV
PEMBAHASAN

Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan pada Ny.L usia 22 tahun dengan
Akseptor KB IUD dengan menerapkan manajemen kebidanan, maka penulis akan
membahas serta membandingkan antara teori dan pelaksanaan teori dengan kenyataan
yang terjadi saat memberikan asuhan.Pada pengkajian asuhan kebidanan pada Ny.L usia 22
tahun dengan akseptor KB IUD dilakukan pengumpulan data dasar yaitu subyektif dan
obyektif. Data subyektif meliputi tahun akseptor KB IUD yang ingin melakukan
pemasangan KB IUD. Data obyektif didapatkan keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, TD 110/70 mmHg, N 83x/menit, RR 22x/menit, S 36,5 ⁰c, Lila 26 cm ,BB 66
kg , siklus menstruasi 28 hari ,lama menstruasi 5 hari dan tidak ada keluhan selama
menstruasi seperti keputihan berlebihan atau nyeri saat mentruasi serta tidak ada riwayat
penyakit penyerta.

Diagnosispotensial tidak muncul karena tidak ditemukan masalah yang mengarah ke


diagnosis potensial yang menyebabkan ibu tidak dapat dilakukan pemasangan KB IUD
Pada kasus Ny.L usia 22 tahun akseptor KB IUD yang akan melakukan pemasangan KB
IUD dilakukan perencanaan sebagai berikut: memberitahu hasil pemeriksaan yang telah
dilakukan sebelum di lakukannya pemasangan KB IUD, efek samping dalam pemasangan
KB IUD, melakukan informed consent, diberikan terapi obat : Amoxicilin 3x1 dan asam
mefenamat 3x1.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kontrasepsi IUD adalah benda atau alat yang dimasukkan kedalam uterus
dengan tujuan mencegah terjadinya kehamilan yang terbuat dari plastik lentur, dengan
sebagian memiliki lilitan tembaga yang dimasukkan kedalam rahim melalui vagina
dan mempunyai benang. Mekanisme AKDR dimasukkan ke dalam uterus. AKDR
menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii, mempengaruhi
fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri, mencegah sperma dan ovum bertemu,
mencegah implantasi telur dalam uterus. Efektivitas Pada umumnya, risiko kehamilan
kurang dari 1 diantara 100 ibu dalam 1 tahun. Efektivitas dapat bertahan lama, hingga
10 tahun. Berdasarkan hasil pembahasan tentang Asuhan Kebidanan Pada Ny.L, Dari
asuhan yang diberikan, tidak ditemukan kesenjangan, baik pada pengkajian sampai
dengan evaluasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa asuhan terhadap tindakan
pemasangan IUD dianggap telah tepat dan benar.
5.2 Saran
1. Bagi Ibu dan Keluarga
a. Perlu peningkatan pemahaman tentang pentingnya penggunaan KB
2. Bagi Bidan
a. Diharapkan bidan dapat meningkatkan mutu pelayanan dalam memberikan
asuhan kebidanan pada akseptor KB , khususnya KB IUD
b. Meningkatkan asuhan kebidanan pada ibu dengan akseptor KB IUD
3. Untuk Instituti
a. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan teori dan
prosedur, karena teori dan prosedur yang mendasari setiap praktek sehingga
menghindari kesalahan.
b. Pendidikan
Diharapkan dapat untuk menambah referensi dan memberi masukan secara
konseptual tentang asuhan kebidanan pada akseptor KB IUD
DAFTAR PUSTAKA

Aprillia, Y. T., Adawiyah, A. R., & Agustina, S. (2020). Analisis penggunaan alat
kontrasepsi sebelum dan saat pandemi COVID-19.Jurnal Untuk Masyarakat Sehat
(JUKMAS),4(2), 190-200.
Herawati, D., Rosyada, D. F., Pratiwi, R. D., & Wigati, E. N. (2020). Family
Planning Services by Midwifery of Private Midwifery Practice in Yogyakarta
During the Pandemic Period Of Covid-19.Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat,11(2), 123-135
Putri, R. P., & Oktaria, D. (2016). Efektivitas Intra Uterine Devices (IUD)
Sebagai Alat Kontrasepsi.Jurnal Majority,5(

Anda mungkin juga menyukai