Anda di halaman 1dari 30

EPIDEMIOLOGI

PENYAKIT TIDAK
MENULAR
“LANSIA”
DOSEN PEMBIMBING
Dr.Nur Ulmy Mahmud,S.K.M.,M.Kes

DISUSUN OLEH
Fernanda Ardelia Lailani Reissa (14120220025)
Ega (14120220029)
Salsabila (14120220045)
OUTLINE
1 definisi lanjut usia 5 Penyakit Pada Lansia

2 klasifikasi lansia 6 Pelayanan kesehatan pada lansia

karakteristik pada masa


3 usia lanjut 7
Upaya-Upaya Peningkatan Kesejahteraan
Lanjut Usia

4 perubahan-perubahan yang
terjadi pada lansia
8 teori proses penuaan lansia
1
Definisi Lanjut Usia
DEFINISI
Menurut World Health Organization (WHO), lansia itu adalah
seseorang yang telah memasuki usia 60 tahun keatas. Lansia
merupakan kelompok pada manusia yang telah masuk ke tahap akhir
dari fase kehidupanya. Kelompok yang dikategorikan lansia ini akan
terjadi suatu proses yang disebut dengan Anging Process atau biasa
disebut itu dengan sebutan penuaan

Paende, E. (2019) ‘Pelayanan Terhadap Jemaat Lanjut Usia Sebagai Pengembanggan Pelayanan
Kategorial’, Missio Ecclesiae, 8(2), pp. 93–115. Available at: https://doi.org/10.52157/me.v8i2.99.
SEBARAN LAMSIA DI SULSEL
Menurut hasil Susenas Maret 2020, penduduk lansia di Sulawesi Selatan pada
tahun 2020 didominasi oleh penduduk lansia perempuan yaitu sebesar 56,14
persen dan sisanya 43,86 persen merupakan penduduk lansia laki-laki.

Ayub Parlin Ampulembang (2020) PROFIL PENDUDUK LANJUT USIA SULAWESI SELATAN 2020. Edited
by A.M. Yan Hirmawan. Makassar: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan
2
Klasifikasi Lanjut Usia
KLASIFIKASI
Batasan umur pada usia lanjut dari waktu ke waktu berbeda.
Menurut World Health Organitation (WHO) lansia meliputi :
-Usia pertengahan (middle age) antara usia 45 sampai 59 tahun
-Lanjut usia (elderly) antara usia 60 sampai 74 tahun
-Lanjut usia tua (old) antara usia 75 sampai 90 tahun 4) Usia sangat
tua (very old) diatas usia 90 tahun

Afriansyah, A. and Santoso, M.B. (2020) ‘Pelayanan Panti Werdha Terhadap Adaptasi
Lansia’, Responsive, 2(3), p. 139. Available at:
https://doi.org/10.24198/responsive.v2i3.22925.
KLASIFIKASI
Berbeda dengan WHO, menurut Departemen Kesehatan RI
(2006) pengelompokkan lansia menjadi :
-Virilitas (prasenium) yaitu masa persiapan usia lanjut yang
menampakkan kematangan jiwa (usia 55-59 tahun)
-Usia lanjut dini (senescen) yaitu kelompok yang mulai
memasuki masa usia lanjut dini (usia 60-64 tahun)
-Lansia berisiko tinggi untuk menderita berbagai penyakit
degeneratif (usia >65 tahun)

Afriansyah, A. and Santoso, M.B. (2020) ‘Pelayanan Panti Werdha Terhadap Adaptasi
Lansia’, Responsive, 2(3), p. 139. Available at:
https://doi.org/10.24198/responsive.v2i3.22925.
3
Karakteristik
Pada Lansia
KARAKTERISTIK LANSIA
Karakteristik lansia menurut (Kemenkes.RI, 2017) yaitu :
a. Seseorang dikatakan lansia ketika telah mencapai usia 60 tahun keatas
b. Status pernikahan Berdasarkan Badan Pusat Statistik RI SUPAS 2015, penduduk lansia ditilik
dari status perkawinannya sebagian besar berstatus kawin (60 %) dan cerai mati (37 %). Adapun
perinciannya yaitu lansia perempuan yang berstatus cerai mati sekitar 56,04 % dari keseluruhan
yang cerai mati, dan lansia laki-laki yang 13 berstatus kawin ada 82,84 %. Hal ini disebabkan usia
harapan hidup perempuan lebih tinggi dibandingkan dengan usia harapan hidup laki-laki,
sehingga presentase lansia perempuan yang berstatus cerai mati lebih banyak dan lansia laki-laki
yang bercerai umumnya kawin lagi.
c. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, kebutuhan
biopsikososial dan spiritual, kondisi adaptif hingga kondisi maladaptive.
d. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi

Ii, B.A.B. and Lansia, A.K. (2020) .‘(Mawaddah, 2020).’


4
Perubahan-Perubahan
Pada Lansia
PERUBAHAN PADA LANSIA

1. Perubahan fisik
2. Perubahan psikososial Perubahan psikososial
menyebabkan rasa tidak aman, takut, merasa penyakit
selalu mengancam, sering bingung, panik dan depresi.
3. Perubahan emosi dan kepribadian Setiap ada
kesempatan lanjut usia selalu melakukan instropeksi diri.
Afriansyah, A. and Santoso, M.B. (2020) ‘Pelayanan Panti Werdha Terhadap
Adaptasi Lansia’, Responsive, 2(3), p. 139. Available at:
https://doi.org/10.24198/responsive.v2i3.22925
5
Penyakit
Pada
Lansia
PENYAKIT PADA LANSIA

Menurut Stieglitz,1 ada empat penyakit yang sangat erat hubungannya dengan
proses menua yaitu: gangguan sirkulasi darah, misalnya hipertensi, kelainan
pembuluh darah, gangguan pembuluh darah di otak (koroner), ginjal, dan lainnya,
gangguan metabolisme hormonal, misalnya diabetes melitus, klimakterium, dan
ketidakseimbangan tiroid, gangguan
pada persendian, misalnya osteoartritis, gout artritis, maupun penyakit kolagen
lainnya, serta berbagai macam neoplasma. Timbulnya penyakit tersebut dapat
dipercepat atau diperberat oleh faktor luar, misalnya makanan, kebiasaan hidup
yang salah, infeksi dan trauma. Sifat penyakit dapat mulai secara perlahan, sering
kali tanpa gejala dan baru diketahui sesudah keadaannya parah.

Rohmah, A.I.N., Purwaningsih and Bariyah, K. (2017) ‘Kualitas hidup


lanjut usia’, Jurnal Keperawatan, 3(2), pp. 120–132.
PENYAKIT PADA LANSIA

1. Hipertensi
Menurut kemenkes (2019), Hipertensi adalah tekanan yang terjadi pada pembuluh darah
seseorang tidak lebih dari 130/85 mmHg. Penyakit pada jantung dan pembuluh darah
termasuk trend isu kesehatan di Negara seperti Indonesia yang menjadikan seseorang
mengalami berhentinya nafas yang pertama di dunia. Hipertensi merupakan salah satu
penyakit dengan gangguan pada pembuluh darah yang banyak di alami masyarakat.
Tingkatan hipertensi orang dewasa :
o Hipertensi ringan, apabila tekanan darah sistolik 140-160 dan diastolik 95-104.
o Hipertensi sedang, apabila tekanan darah sistolik 140-180 dan diastolik 105-114.
o Hipertensi berat, apabila tekanan darah sistolik lebih dari 160 dan diastolik lebih dari 115.

Wulandari, S.R., Winarsih, W. and Istichomah, I. (2023) ‘Peningkatan


Derajat Kesehatan Lansia Melalui Penyuluhan Dan Pemeriksaan
Kesehatan Lansia Di Dusun Mrisi
PENYAKIT PADA LANSIA

2. Gula Darah
Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang
disebabkan karena organ Pankreas dalam tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dalam
menghasilkan Insulin yang cukup bagi tubuh, atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan
Insulin secara efektif sebagaimana seharusnya (WHO, 2016). Studi juga menunjukkan bahwa
Diabetes dapat mengurangi usia harapan hidup 5-10 tahun. Berdasarkan data yang diperoleh
pada tahun 2018 penderita DM paling banyak berada pada kelompok rentang usia 55-64
tahun dan antara 65-74 tahun (Riskesdas, 2018). Dampak DM dan komplikasinya sangat
terasa baik bagi
individu, keluarga, maupun negara. Kerugian ekonomi dapat dirasakan baik secara langsung
melalui biaya medis yang mahal, kehilangan penghasilan karena diberhentikan dari pekerjaan
akibat penyakitnya sehingga menyebabkan individu menjadi kurang produktif.

Wulandari, S.R., Winarsih, W. and Istichomah, I. (2023) ‘Peningkatan


Derajat Kesehatan Lansia Melalui Penyuluhan Dan Pemeriksaan
Kesehatan Lansia Di Dusun Mrisi
6
Pelayanan
kesehatan
pada lansia
PELAYANAN KESEHATAN LANSIA

Asfriyati (2003) menjelaskan bahwa pelayanan


kesehatan pada lansia yang bersifat holistik meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.

Halimsetiono, E. (2021) ‘Pelayanan Kesehatan pada Warga Lanjut Usia’, KELUWIH: Jurnal Kesehatan dan
Kedokteran, 3(1), pp. 64–70. Available at: https://doi.org/10.24123/kesdok.v3i1.4067
PELAYANAN KESEHATAN LANSIA

Upaya promotif, merupakan upaya dalam meningkatkan semangat hidup warga


lansia agar mereka merasa tetap dihargai serta bermanfaat bagi diri mereka
sendiri, keluarga, dan masyarakat

Upaya preventif, merupakan upaya dalam mencegah kemungkinan timbulnya


penyakit dan komplikasi yang diakibatkan oleh proses menua. Upaya ini dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan seperti: melakukan deteksi dini terhadap
penyakit lansia dengan secara berkala dan teratur

Halimsetiono, E. (2021) ‘Pelayanan Kesehatan pada Warga Lanjut Usia’, KELUWIH: Jurnal Kesehatan dan
Kedokteran, 3(1), pp. 64–70. Available at: https://doi.org/10.24123/kesdok.v3i1.4067
PELAYANAN KESEHATAN LANSIA

Upaya kuratif, merupakan upaya dalam mengobati lansia yang sakit. Upaya ini
dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan seperti: pemberian layanan kesehatan
tingkat dasar; dan pemberian layanan kesehatan spesifikasi lewat mekanisme
rujukan.

Upaya rehabilitatif, merupakan upaya dalam memulihkan penurunan fungsi organ pada lansia.
Upaya ini dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan seperti: pemberian informasi, peningkatan
pengetahuan, serta pelayanan dalam menggunakan bermacam alat bantu seperti alat bantu dengar,
kacamata, dan sebagainya, sehingga lansia dapat terus berkarya serta merasa dirinya tetap berguna
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan; memperkuat mental lansia dan pengembalian rasa
percaya diri; pembinaan lansia agar mampu memenuhi kebutuhan pribadinya, serta melakukan
kegiatan di dalam dan di luar rumah; pemberian nasihat mengenai cara hidup yang disesuaikan
dengan penyakit lansia; dan perawatan dengan fisioterapi.

Halimsetiono, E. (2021) ‘Pelayanan Kesehatan pada Warga Lanjut Usia’, KELUWIH: Jurnal Kesehatan
dan Kedokteran, 3(1), pp. 64–70. Available at: https://doi.org/10.24123/kesdok.v3i1.4067
7
Upaya-Upaya
Peningkatan Kesejahteraan
Lanjut Usia
Beberapa upaya Pemerintah dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial
para lansia ini, seperti yang tertulis dalam PP Nomor 43 tahun 2004 yaitu:

1. Pelayanan keagamaan dan mental spiritual.


2. Pelayanan kesehatan.
3. Pelayanan kesempatan kerja.
4. Pelayanan pendidikan dan pelatihan.
5. Kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum.
6. Kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum.
7. Perlindungan sosial.
8. Bantuan sosial

Misnaniarti, M. (2017) ‘Situation Analysis of Elderly People and Efforts To Improve Social Welfare
in Indonesia’, Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 8(2), pp. 67–73. Available at:
https://doi.org/10.26553/jikm.2017.8.2.67-73.
8
Teori Proses Menua
TEORI PROSES MENUA
TEORI BIOLOGI

Dalam teori biologi proses menua dilihat sebagai suatu kejadian dimulai dari
molekul, sel bahkan sistem. Menurut Hayflick (1996, dalam Meiner & Lueckenotte,
2006) perubahan biologis ini akan menurunkan fungsi suatu organisme yang
mengarah pada kegagalan yang komplit termasuk kegagalan organ atau sistem
organ. Perubahan sistem organ mengakibatkan penurunan fungsi tubuh dan
dapat mengganggu kehidupan lansia.

主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康
Almeida, C.S. de et al. (2016) ‘No
関連指標に関する共分散構造分析 Title’, Revista Brasileira de Linguística Aplicada,
5(1), pp. 1689–1699
TEORI PROSES MENUA
TEORI STOCHASTIC
Teori Stochastic mencakup Error teori, teori radikal bebas, teori rantai silang dan
teori pemakaian dan rusak.
• Error teori Dalam error teori ini, sel yang tua akan mengalami perubahan secara
alami pada Asam Deoksiribonukleat (DNA) dan Asam Ribonukleat (RNA). Pada DNA
terjadi kesalahan transkrip yang mengakibatkan kesalahan dalam reproduksi
enzim atau protein dan bersifat menetap. Akibatnya terjadi kerusakan pada
aktivitas sel sehingga sistem tidak dapat berfungsi secara optimal.

主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康
Almeida, C.S. de et al. (2016) ‘No
関連指標に関する共分散構造分析 Title’, Revista Brasileira de Linguística Aplicada,
5(1), pp. 1689–1699
TEORI PROSES MENUA
Teori radikal bebas

Teori radikal bebas memformulasikan bahwa oksidasi lemak, protein dan


karbohidrat akan menghasilkan radikal bebas yang akan menyerang dan merusak
molekul lain. Radikal bebas merupakan produk dasar dari aktivitas metabolisme
dalam tubuh dan dapat meningkat akibat polusi lingkungan seperti ozon, pestisida
dan radiasi.

主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康
Almeida, C.S. de et al. (2016) ‘No
関連指標に関する共分散構造分析 Title’, Revista Brasileira de Linguística Aplicada,
5(1), pp. 1689–1699
TEORI PROSES MENUA

Teori rantai silang (Cross-Linkage theory)

Teori rantai silang ini memberikan hipotesa bahwa beberapa protein dalam proses
menua mengalami peningkatan penyilangan (pertautan) atau saling mengikat dan
akan menghambat proses metabolisme yang akan mengganggu sirkulasi nutrisi
dan produk sisa di antara kompartemen intra sel dan ekstra sel. Akibat proses
rantai silang ini, molekul kolagen semakin kuat tetapi kemampuan transportasi
nutrisi dan pengeluaran produk sisa metabolisme dari sel menurun, sehingga
menurunkan fungsi strukturnya.

主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康
Almeida, C.S. de et al. (2016) ‘No
関連指標に関する共分散構造分析 Title’, Revista Brasileira de Linguística Aplicada,
5(1), pp. 1689–1699
TEORI PROSES MENUA

Teori pemakaian dan rusak (Wear and Tear theory) )

Teori ini menyatakan bahwa sel yang dipakai dalam waktu lama secara terus-
menerus akan mengakibatkan kerusakan jaringan karena kelelahan dan tidak
dapat mengalami peremajaan. Teori ini merefleksikan bahwa jaringan dan organ
telah diprogram dengan kemampuan energi dan mengalami kelelahan ketika
energi tersebut dipakai yang pada akhirnya mengarahkan pada kematian
organisme.

主観的健康感を中心とした在宅高齢者における 健康
Almeida, C.S. de et al. (2016) ‘No
関連指標に関する共分散構造分析 Title’, Revista Brasileira de Linguística Aplicada,
5(1), pp. 1689–1699
Thanks!

Anda mungkin juga menyukai