Anda di halaman 1dari 7

AGRIBISNIS TANAMAN PERKEBUNAN

LAPORAN KEGIATAN KULIAH LAPANGAN KE PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VIII

Disusun oleh : Wendi Irawan Dediarta 150310080137

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2011

BAB I PENDAHULUAN
Karet alam (natural rubber) yang diperoleh dari tanaman Hevea Braziliensis merupakan salah satu komoditas ekspor yang memiliki peranan penting sebagai devisa negara sub-sektor perkebunan. Selain sebagai sumber lapangan kerja bagi sekitar 1,4 juta kepala keluarga, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang signifikan sebagai salah satu sumber devisa nonmigas. Sampai tahun 1998 komoditas karet masih merupakan penghasil devisa terbesar dari subsektor perkebunan dengan nilai US$ 1,1 miliar, namun pada tahun 2003 turun menjadi nomor dua setelah kelapa sawit dengan nilai US$ 1,4 miliar. Pada tahun 2005 pendapatan devisa dari komoditas karet ini mencapai US$ 2,6 miliar atau sekitar 5% dari pendapatan devisa nonmigas (Didiek Hadjar Goenadi dkk., 2007). Sejumlah lokasi di Indonesia memiliki keadaan lahan yang cocok untuk pertanaman karet, yang sebagian besar berada di wilayah Sumatera dan Kalimantan. Jumlah luas areal perkebunan karet di seluruh Indonesia tercatat mencapai lebih dari 3,5 juta ha, diantaranya 85,03% merupakan perkebunan karet milik rakyat, 7% perkebunan besar negara dan 7,96% perkebunan besar milik swasta (Direktorat Jendral Perkebunan, 2009). PTPN VIII Cikumpay merupakan perusahaan perkebunan milik negara terletak di Provinsi Jawa Barat yang mengusahakan berbagai tanaman di lahan perkebunannya, seperti teh, kina, kakao, kelapa, dan karet. Saat ini tanaman yang paling menunjang dan sangat menguntungkan PTPN VIII Cikumpay di antara tanaman-tanaman tersebut adalah karet.

BAB II PEMBAHASAN
PTPN VIII Cikumpay merupakan perusahaan yang mengusahakan berbagai tanaman di lahan perkebunannya, seperti teh, kina, kakao, kelapa, dan karet. Saat ini tanaman yang paling menunjang dan sangat menguntungkan PTPN VIII Cikumpay di antara tanaman-tanaman tersebut adalah karet. Luas kebun karet di PTPN VIII Cikumpay mencapai 3 072 ha, luasan tersebut terdiri dari 1 800 ha tanaman menghasilkan (TM), 800 ha tanaman belum menghasilkan (TBM), dan 472 ha untuk kebun pembibitan, baik pembibitan batang atas maupun batang bawah, dan untuk pabrik pengolahan karet (empat pabrik pengolahan). 2.1 Pengolahan Karet Produk unggulan dari PTPN VIII Cikumpay Ribbed Smoke Shit (RSS) dan Thin Pale Crepe (TPC). Selain kedua produk tersebut, PTPN VIII Cikumpay juga memproduksi Crumb Rubber (CR) dan Lateks Pekat (LP). Produk-produk

tersebut diproduksi dari bahan baku berupa lateks kebun dan koagulum/lump (lateks yang telah mengalami koagulasi dan menggumpal di kebun). 2.1.1 Rubbed Smoke Shit (RSS) PTPN VIII Cikumpay memproduksi karet remah berupa SIR 10 dengan kualitas lateks low grade. SIR 10 diolah dari lump kebun yang memiliki ketebalan 6 cm dengan umur penyimpanan mencapai lebih dari empat hari. Tahapan pengolahan SIR 10 sendiri terdiri dari pemecahan awal, pencucian pecahan lump, pembuatan lembaran crepe, pengeringan awal, peremahan, pengeringan, dan pengemasan. Ribbed Smoke Shit (RSS) yang dihasilkan oleh PTPN VIII Cikumpay memiliki tiga kelas mutu, yaitu mutu A, mutu B, dan mutu C. Kelas mutu A merupakan RSS dengan kualitas terbaik, sementara kelas mutu C sebaliknya. Kelas mutu tersebut dibagi berdasarkan jumlah gelembung udaya yang terdapat di dalam RSS. Semakin banyak gelembung, semakin rendah kualitas.

2.1.2 Thin Pale Crepe (TPC) Crepe adalah produk lain yang dihasilkan dalam pengolahan karet alam. Proses pembuatan crepe berlangsung dengan urutan pengolahan beberapa urutan pengolahan, yaitu penyaringan, pencampuran dan pengenceran lateks,

pembekuan, penggilingan, pengeringan, sortasi, serta pembungkusan. 2.1.3 Crumb Rubber (CR) Crumb Rubber merupakan karet kering dengan proses pengolahan yang melalui tahap peremahan. Bahan baku Crumb Rubber berasal dari lateks cair yang kemudian diolah menjadi koagulum. Produksi Crumb Rubber juga menggunakan bahan baku dari lump. Bahan baku yang paling dominan adalah lump karena pengolahan Crumb Rubber bertujuan untuk mengangkat derajat bahan baku mutu rendah menjadi produk yang lebih bermutu. 2.1.4 Lateks Pekat (LP) Lateks pekat merupakan produk olahan lateks yang dibuat melalui prosesproses tertentu. Pemekatan lateks dilakukan dengan menggunakan empat cara, yaitu sentrifugasi, pendadihan, penguapan, dan elektrodekantasi. PTPN VIII Cikumpay menggunakan cara sentrifugasi dan pendadihan untuk memperoleh lateks pekat. Pemekatan lateks dengan cara sentrifugasi dilakukan dengan

menggunakan alat sentrifugasi yang berkecepatan 6-7 000 rpm. Lateks yang dimasukkan ke dalam alat sentrifugasi mengalami pemutaran dengan gaya sentripetal dan gaya sentrifugal sehingga terjadi pemisahan partikel karet dengan serum. Serum yang memiliki kerapatan jenis yang besar akan terlempar ke bagian luar (lateks skim) dan partikel karet akan terkumpul pada bagian pusat alat sentrifugasi. Lateks pekat tersebut mengandung karet kering 60%, sedangkan lateks skimnya masih mengandung karet kering antara 3-8% dengan kerapatan jenis sekitar 1.02 g/cm3. Sementara pemekatan lateks dengan cara pendadihan memerlukan bahan pendadih, seperti natrium atau amonium alginat, gum tragacant, methyl cellulosa, carboxy methylcellulose, dan tepung iles-iles. Pengolahan lateks pekat di PTPN VIII Cikumpay dilakukan dengan cara menambahkan diamonium fosfat pada lateks untuk menurunkan kadar kapur, protein, dan gula agar lateks tidak rusak. Amoniak 90% juga ditambahkan agar

lateks kuat dan stabil. Setelah itu, dilakukan sentrifugasi agar lateks pekat dan serum terpisah dengan ditambahkan KOH dan asam laurat untuk memberikan ketahanan pada lateks pekat. Lateks pekat kemudian dianalisa dan jika telah siap lateks pekat dapat digunakan sebagai bahan baku sarung tangan karet, balon, bola sepak, kondom, serat campuran lem dan aspal.

2.2 Sertifikasi Produk Tantangan global yang dihadapi dunia tidak dapat dihindari baik dari sektor pemerinta maupun swasta, mau tidak mau semua pihak dituntut untuk mempersiapkan diri untuk mampu bertahan (survive) dalam menghadapi kondisi tersebut. Seiring dengan globalisasi ini, standardisasi manajemen telah menjadi isu utama lebih khusus lagi standardisasi tentang standardisasi sistem manajemen mutu. Untuk itu, suatu lembaga baik pemerintah maupun swasta perlu menyiapkan kerangka sistem mutu lembaganya kearah yang diinginkan sesuai dengan sasaran atau tujuan akhir yang ditetapkan oleh lembaga tersebut, dalam pengertian bahwa tujuan atau sasaran mutu dari suatu lembaga mampu mencapai kesesuaian dengan keinginan yang diharapkan dari pelanggan atau mitra kerja lembaga tersebut. Saat ini PTPN VIII Cikumpay telah memiliki dua sertifikasi produk, yakni sertifikat ISO 9001-2000 dalam bidang sistem manajemen mutu pada tahun 2011 dan sertifikat ISO 14001-2004 dalam bidang sistem manajemen lingkungan pada tahun 2011.

2.3 Budidaya Tanaman Karet PTPN VIII Cikumpay memiliki lahan pembibitan karet sendiri. Lahan pembibitan tersebut terdiri dari tiga bagian, yaitu lahan untuk perbanyakan entres, lahan untuk perbanyakan batang bawah, dan lahan untuk bibit tanaman karet. Berbagai klon dapat digunakan untuk perbanyakan entres maupn batang bawah untuk tanaman karet. Klon karet yang dianjurkan oleh Balai Penelitian Karet Sembawa pada periode 1996-

PR 300, PR . PTPN VIII Cikumpay sendiri menggunakan klon GT1, PR300,

PR265, dan AVROS sebagai batang atas (entres), sementara perbanyakan batang bawah menggunakan klon PB260, PB255, dan LCB. Entres dan batang bawah berasal dari bahan tanam yang berbeda. Entres umumnya diperbanyak melalui perbanyakan vegetatif dari tanaman karet yang telah diketahui produktivitasnya. Sebaliknya, batang bawah diperoleh dari penanaman benih dalam polybag sehingga akan diperoleh sistem penunjang tanaman/perakaran yang kuat. Okulasi bibit karet dilakukan saat entres dan batang bawah telah siap untuk diokulasi. Okulasi mulai dapat dilakukan yang ditandai dengan ukurang lingkar batang pada batang bawah berukuran 3 cm dan tajuk tanamn menangui tanah. Tanaman karet yang telah berada di lapang memiliki waktu produksi yang cukup unik. Waktu produksi pertama suatu tanaman umumnya dapat diduga melalui umur tanaman, tetapi karet tidak bergantung pada umur. Tanaman karet baru akan disadap setelah tanaman siap, yaitu saat lingkar batang karet pada ketinggian 130 cm dari permukaan tanah berukuran 45 cm. Tanaman yang telah disadap/tanaman menghasilkan (TM) di kebun PTPN VIII Cikumpay umumnya berumur sekitar delapan tahun. Peremajaan baru akan dilakukan ketika tanaman karet berumur 28-30 tahun. Banyak cara dan rentang waktu penyadapan yang dapat dilakukan. PTPN VIII Cikumpay menerapkan sistem s d/3. Arti dari kode tersebut, penyadapan karet dilakukan sebanyak tiga kali sehari (sepuluh kali dalam sebulan) dengan penyadapan setengah lingkaran.

LAMPIRAN

Gambar 1. Koagulum/lump

Gambar 2. Ribbed Smoke Shit (RSS)

Gambar 3. Ribbed Smoke Shit (RSS)

Gambar 4. Crepe

Gambar 5. Pembibitan entres dan batang bawah karet

Gambar 6. Bibit karet yang berhasil di okulasi

Anda mungkin juga menyukai