Anda di halaman 1dari 29

PENATALAKSANAAN TRAUMA KIMIA PADA MATA

CSS (CLINICAL SCIENCE SESSION)


Fara Stannia Damayanti Perseptor : Maryono Soemarmo, dr., Sp.M.

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH AL-IHSAN BANDUNG 2009

ANATOMI MATA
Mata memiliki 3 lapisan: Tunika fibrosa (lapisan paling luar) 1. Sklera 2. Kornea Tunika vaskulosa (lapisan tengah) 1. Koroid 2. Badan Siliaris Tunika nervosa (lapisan dalam) 1. Retina

HISTOLOGI MATA
Sklera Berwarna putih, mengandung serabut kolagen, fibroblas, zat-zat utama Kornea Transparan, tidak berwarna, mengandung 5 lapisan: 1. Epitel 2. Membran Bowman 3. Lamina propria 4. Membran Descemet 5. Endotel

HISTOLOGI MATA
Koroid Dibagi menjadi 4 lapisan: 1. Suprakoroid Mengandung lamella(merupakan membran tipis) 2. Pembuluh darah (stratum vasculosa) Lapisan luar: pembuluh darah besar Lapisan dalam: pembuluh darah sedang 3. Lamina koriokapiler Mendistribusikan nutrisi untuk bagian terluar retina 4. Lamina vitrea, lamina elastika/basalis/membran Bruch Merupakan membran non-selular, ada 2 lapisan: Lamella elastika eksterna (sangat tipis) Lamella kutikula interna (lebih tebal)

HISTOLOGI MATA
Badan Siliaris Dibagi atas 2 zona: 1. Orbikulus Silliaris (Pars Plana) 2. Korona Silliaris (Pars Plicata) Iris yang membagi 2 bilik (anterior dan posterior) Bilik anterior : didepan iris Bilik posterior : dobelakang iris. Badan vitreous : bahan berbentuk agar-agar transparan yang dibatasi oleh : lensa, membran bagian dalam retina. membran posterior zonula.

HISTOLOGI MATA
Lensa Lensa merupakan suatu organ transparan, dengan bentuk bikonveks. Lensa memiliki 3 komponen struktur: 1. Kapsul lensa : berisi serat-serat lensa yang terbentuk oleh sel-sel epitel, sepitel selapis kuboid hanya ada pada permukaan lensa. 2. Korteks : Terdiri dari korteks anterior (depan nukelus) dan korteks posterior (belakang nukleus). 3. Nukleus : Terletak pada bagian sentral.

HISTOLOGI MATA
Retina Memiliki 10 lapisan, kecuali pada fovea centralis, diskus optikus. 10 lapisan tersebut, yaitu: 1. Epitel pigmen 2. Lapisan batang dan kerucut 3. Membran limitan luar 4. Lapisan nukleus luar/lapisan granular 5. Lapisan fleksiformis luar/lapisan molekular 6. Lapisan nukleus dalam/lapisan granular 7. Lapisan fleksiformis dalam/lapisan molekular 8. Lapisan sel ganglion 9. Lapisan serabut saraf 10. Membran limitan dalam

TRAUMA KIMIA PADA MATA dan PENATALAKSANAANYA

DEFINISI
Trauma mata adalah tindakan sengaja maupun tidak yang menimbulkan perlukaan mata. Trauma mata merupakan kasus gawat darurat mata. Bentuk-bentuk : trauma tumpul, trauma tembus bola mata, trauma kimia, dan trauma radiasi. Trauma kimia pada mata merupakan trauma yang mengenai bola mata akibat terpaparnya bahan kimia baik yang bersifat asam atau basa yang dapat merusak struktur bola mata tersebut.

EPIDEMIOLOGI
Di Amerika Serikat, trauma pada mata merupakan 3-4% dari seluruh kecelakaan kerja. Sebagian besar (84%) merupakan trauma kimia. Rasio frekuensi bervariasi trauma asam:basa antara 1:1 sampai 1:4 Secara international, 80% dari trauma kimiawi dikarenakan oleh pajanan pada dan atau karena pekerjaan. Empedu ikan telah terbukti menyebabkan 14% dari trauma kimiawi pada mata di Norwegia

TRAUMA ASAM
Trauma asam merupakan salah satu jenis trauma kimia mata dan termasuk kegawatdaruratan mata yang disebabkan zat kimia bersifat asam dengan pH < 7.

Etiologi
Trauma kimiawi biasanya disebabkan akibat bahan-bahan yang tersemprot atau terpercik pada wajah. Bahan kimia asam Asam sulfat, sulfurous acid, asam hidroklorida, asam nitrat, asam asetat, asam kromat, dan asam hidroflorida. Ledakan Baterai mobil, yang menyebabkan luka bakar asam sulfat, mungkin merupakan penyebab tersering dari luka bakar kimiawi pada mata. Asam Hidroflorida dapat ditemukan dirumah pada cairan penghilang karat, pengkilap aluminum, dan cairan pembersih yang kuat. Industri (pembersih dinding, glass etching (pengukiran pada kaca dengan cairan kimia), electropolishing, dan penyamakan kulit., fermentasi pada pengolahan bir). Cairan atau gas.

Patofisiologi
Bahan kimia asam Asam cenderung berikatan dengan protein Menyebabkan koagulasi protein plasma Koagulasi protein ini, sebagai barrier yang membatasi penetrasi dan kerusakan lebih lanjut Luka hanya terbatas pada permukaan luar saja. Pengecualian terjadi pada asam hidroflorida. Bahan ini merupakan suatu asam lemah yang dengan cepat menembus membran sel .

Penatalaksanaan
Irigasi jaringan yang terkena secepat-cepatnya, selama mungkin untuk menghilangkan dan melarutkan bahan yang mengakibatkan trauma. Irigasi dapat dilakukan dengan garam fisiologi atau air bersih lainnya paling sedikit 15-30 menit. Anestesi topikal (blefarospasme berat) Penetralisir natrium bikarbonat 3%. Antibiotik bila perlu Biasanya trauma akibat asam akan normal kembali, sehingga tajam penglihatan tidak banyak terganggu.

TRAUMA BASA
Trauma akibat bahan kimia basa akan memberikan akibat yang sangat gawat pada mata. Alkali akan menembus dengan cepat kornea, bilik mata depan, dan sampai pada jaringan retina.

Etiologi
Semen Soda kuat Amonia NaOH CaOH Cairan pembersih dalam rumah tangga

Patofisiologi
Bahan kimia alkali Pecah atau rusaknya sel jaringan dan Persabunan disertai disosiasi asam lemak membran sel penetrasi lebih lanjut Mukopolisakarida jaringan menghilang & terjadi penggumpalan sel kornea Serat kolagen kornea akan membengkak & kornea akan mati Edema terdapat serbukan sel polimorfonuklear ke dalam stroma, cenderung disertai masuknya pemb.darah (Neovaskularisasi) Dilepaskan plasminogen aktivator & kolagenase (merusak kolagen kornea) Terjadi gangguan penyembuhan epitel Berkelanjutan menjadi ulkus kornea atau perforasi ke lapisan yang lebih dalam

Klasifikasi
Klasifikasi Huges
1. Ringan :

Klasifikasi Thoft
Derajat 1 : hiperemi konjungtiva disertai dengan keratitis pungtata. Derajat 2 : hiperemi konjungtiva disertai dengan hilang epitel kornea. Derajat 3 : hiperemi disertai dengan nekrosis konjungtiva dan lepasnya epitel kornea. Derajat 4 : konjungtiva perilimal nekrosis sebanyak 50%.

Prognosis baik Terdapat erosi epitel kornea Pada kornea terdapat kekeruhan yang ringan Tidak ada iskemia dan nekrosis kornea ataupun konjungtiva
Prognosis baik Kekeruhan kornea sehingga sulit melihat iris & pupil secara jelas Terdapat iskemia & nekrosis ringan kornea dan konjungtiva Prognosis buruk Kekeruhan kornea pupil tidak dapat dilihat Konjungtiva dan sclera pucat

2. Sedang :

3. Sangat berat :

Diagnosa Banding
Konjugtivitis Konjugtivitis hemoragik akut Keratokunjugtivitis sicca Ulkus kornea Dan lain-lain

Penatalaksanaan
1. Irigasi dengan garam fisiologik selama mngkn (2000 ml selama 30 menit) 2. Pemeriksaan kertas lakmus. 3. Bila penyebab CaOH diberi EDTA (bereaksi dengan basa pada jaringan) 4. Antibiotik mencegah infeksi. 5. Siklopegi mengistirahatkan irir, mengatasi iritis. 6. Anti glaukoma mencegah glaukoma sekunder. 7. Steroid (7 hari pertama) anti inflmasi. 8. Kolagenase inhibitor (sistein, 1 minggu) menghilangi efek kolagenase. 9. Vitamin C membentuk jaringan kolagen. 10. Bebat (perban) pada mata, lensa kontak lembek dan tetes air mata buatan. 11. Operasi keratoplasti bila kekeruhan kornea sangat mengganggu penglihatan.

Komplikasi
1. Simblefaron, perlengketan antara konjungtiva palpebra dan kornea. 2. Kornea keruh, edema, neovaskuler 3. Katarak traumatik, merupakan katarak yang muncul sebagai akibat cedera pada mata yang dapat merupakan trauma perforasi ataupun tumpul yang terlihat sesudah beberapa hari ataupun beberapa tahun. Katarak traumatik ini dapat muncul akut, subakut, atau pun gejala sisa dari trauma mata. Trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan katarak, selain menyebabkan kerusakan kornea, konjungtiva, dan iris. 4. Phtisis bulbi, bola mata mengecil.

DIAGNOSIS
ANAMNESA Tersiram cairan atau tersemprot gas. Penurunan visus? Onset? Nyeri, lakrimasi, pandangankabur? PEMERIKSAAN FISIK Dilakukan setelah irigasi atau bisa juga diberikan obat anestesi. Kekeruhan kornea, konjungtivalisasi pada kornea, neovaskularisasi, peradangan kronik dan defek epitel yang menetap dan berulang serta perforasi kornea, tanda komplikasi ? PEMERIKSAAN PENUNJANG PH bola mata secara berkala. Tonometri

PENATALAKSANAAN UMUM TRAUMA KIMIA PADA MATA


4 tujuan utama dalam mengatasi trauma pada mata : 1. Memperbaiki penglihatan. 2. Mencegah terjadinya infeksi. 3. Mempertahankan arsitektur mata. 4. Mencegah sekuele jangka panjang.

PENATALAKSANAAN UMUM TRAUMA KIMIA PADA MATA


1. Irigasi (30 menit) & periksa PH dengan kertas lakmus. 2. Diberi pembilas : idealnya dengan larutan steril dengan osmolaritas tinggi seperti larutan amphoter (Diphoterine) atau larutan buffer (BSS atau Ringer Laktat) . Larutan garam isotonis 3. Irigasi sampai 30 menit atau PH normal. Bila bahan mengandung CaOH berikan EDTA. 4. Pemeriksaan oftalmologi menyeluruh. 5. Cederanya ringan, pasien dapat dipulangkan dengan diberikan antibiotik tetes mata, analgesic oral, dan perban mata 6. Luka sedang diberi siklopegi. 7. Steroid topikal untuk mencegah infiltrasi sel radang. 8. Vitamin C oral

PROGNOSIS
Derajat iskemia konjungtiva dan pembuluh darah daerah limbus adalah indikator tingkat keparahan cedera dan prognosis penyembuhannya. Makin besar iskemia dari konjungtiva dan pembuluh darah limbus, luka yang terjadi akan makin parah. Trauma basa prognosisnya biasanya lebih buruk dari trauma asam.

SARAN
1. Menghindari perkelahian 2. Memakai alat pelindung saat bekerja 3. Setiap pekerja yang berhubungan dengan bahan kimia, mengerti bahan apa yang ada di tempat kerjanya. 4. Pada pekerja las, memakai kaca mata 5. Awasi anak yang sedang bermain.

TERIMA KASIH...

Anda mungkin juga menyukai