Identitas Pasien
Nama
Umur
Alamat
Pekerjaan
Agama
Status Perkawinan
No. RM
Tanggal Masuk
: Ny. Y
: 45 Tahun
: Jl. Rawasari
: Sekretaris
: Islam
: Menikah
: 823xxx
: 12 November 2014
Anamnesa
Keluhan Utama :
Pasien mengeluh tangan kanan dan kiri nyeri dan sulit
digerakkan sejak 1 minggu yang lalu.
seperti
ini
Riwayat Psikososial
Pasien bekerja sebagai sekretaris dan
sering melakukan kegiatan mengetik
telah bekerja selama 10 tahun dan
rutin melakukan aktivitas rumah tangga
sehari-hari.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum/
Kesadaran
Tanda-tanda vital
Tekanan darah
: 120/90 mmHg
Frekuensi nadi
: 80 x/menit, Ireguler.
Frekuensi Pernafasan : 20 x/menit
Suhu
: 36,5 oC
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Kepala
Mata
Hidung
Mulut
Telinga
Leher
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Pulmo
Cor
Inspeksi
iga tidak ada.
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
(-/-).
Inspeksi
: ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi
: ictus cordis teraba.
Perkusi
:
Batas jantung kanan: ICS IV linea parasternalis dekstra.
Batas jantung kiri : ICS V 1 jari medio linea midclavicula
sinistra.
Auskultasi
: Bunyi jantung I & II, ireguler, gallop (-),
Murmur (-).
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Abdomen
Inspeksi
: Bentuk datar, ascites tidak ada.
Auskultasi
: Bising usus positif, lemah.
Palpasi
: Tidak ada pembesaran hepar dan lien,
turgor kulit baik.
Perkusi
: Timpani.
Ekstremitas
Superior
sianosis (-).
Inferior
sianosis (-).
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
A. Tanda Rangsang Selaput Otak:
Kaku Kuduk
Brudzinski I
Brudzinski II
Kernig Sign
Laseuge
: negatif
: negatif
: negatif
: negatif
: negatif
: Isokor
: +/+
Kanan
Kiri
Subyektif
Normal
Normal
Normal
Normal
N. V (N. Trigeminnus)
Kanan
N.
IV (N. Trochlearis)
Motorik :
N.II (N. Opticus)
Bola
Membuka
mata mulut
Kiri
Kanan
Kiri
Normal
Normal
Kanan
Normal
Kanan
Tidak
ada
Normal
Normal
Normal
Kiri
Normal
Kiri
Tidak
ada
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Tidak
ada
Normal
Sulit dinilai
Tidak
ada
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Tidak ada
Normal
Sulit dinilai
Tidak ada
Normal
Normal
Tidak
Tidakada
dinilai
Normalada
Tidak
Tidak dinilai
Bentuk
Normal
Normal
Refleks
cahaya
Sensibilitas
Positif
Normal
Positif
Normal
Divisi
Mandibula
Rrefleks
akomodasi
Normal
Normal
Penglihatan
Menggerakkan rahang
Ptosis
mata ke bawah
Gerakan
Menggigit
Tajam penglihatan
Gerakan
bulbus
Sikap
Mengunyah
bulbus
Strabismus
Lapang
Sensorik :pandang
Diplopia
Nistagmus
Divisi
Optalmika
Melihat
warna
Ekso/Endophtalmus
Refleks kornea
Funduskopi
Sensibilitas
Pupil :
Divisi Maksila
Refleks masseter
Sensibilitas
Refleks konvergensi
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Kiri
Kiri
Kiri
Kiri
Menoleh
ke kanan
Sensasi
lidah
1/3
belakang Normal
Suara berbisik
Tidak
Normal
ada
Gerakan
mata
lateral
Normal
Menoleh
ke kiri
Refleks
muntah/Gag
reflek Normal
Detik bulbus
arloji
Tidak
Normal
ada
Sikap
Normal
Mengangkat
ke kanan Tidak
Renne test N.bahu
Normal
dinilai
Diplopia
X (N. Vagus) Normal
N. VII (N. Facialis)
Mengangkat
bahu
ke
kiri
Webber test
Tidak
Normal
dinilai
Kanan
N.Kanan
XII (N. Hipoglossus)
Scwabach test :
Raut
wajah
Normal
Arkus
faring
Normal
Kanan
Memanjang
Tidak
dinilai
Sekresi air mata
Normal
Uvula
Normal
Kedudukan lidah di dalam
Normal
Memendek
Tidak
Fisura palpebral
Normal dinilai
Menelan lidah dijulurkan Normal
Kedudukan
Normal
Nistagmus : dahi
Menggerakkan
Normal
Tremor
Artikulasi
Sulit
dinilai
Tidak
ada
Pendular
Tidak
ada
Menutup
mata
Normal
Fasikulasi
Suara
Afonia
Tidakada
ada
Mencibir/bersiul
Normal
Vertikal
Tidak
Tidak
Normal
ada
Normal
Normal
Atrofi
Nadi
Memperlihatkan
gigi
Siklikal
80
x/menit
Normal
Tidak
ada
Tidak
ada
80
x/menit
Normal
Tidak
ada
Tidak
ada
Normal
Normal
Tidak
Normal
ada
Normal
Normal
Tidak
Normal
dinilai
Normal
Tidak
Normal
dinilai
Kiri
Kiri
Normal
Normal
Kiri dinilai
Tidak
Normal
Normal
Normal
Tidak
Normaldinilai
Normal
Normal
Normal
Sulit
Tidakdinilai
ada
Tidak
ada
Normal
Afonia
Tidakada
ada
Normal
Tidak
Normotrofi
Normotrofi
Normotrofi
Normotrofi
Tonus
Hipotonus
Normotonus
Hipotonus
Normotonus
Phallen Test
Positif (+)
Positif (+)
Negatif (-)
Negatif (-)
Tinnel test
Positif (+)
Positif (+)
Negatif (-)
Negatif (-)
G. Sistem Refleks
Fungsi Otonom
Refleks1.Fisiologis
Biseps
Triseps
APR
Patella
Kanan
Kiri
Miksi
: Normal
Defekasi
: Normal
Sekresi keringat : Normal
2. Fungsi Luhur
Refleks Patologis
Kesadaran
Lengan
Reaksi bicara
Hoffman-Tromner
Kanan
Kiri
Tanda Demensia
NegatifNegatif
Reflek glabella
Tungkai
Fungsi intelek
Negatif
Negatif
Tidak ada
Reflek snout
Tidak ada
Negatif
Normal
Reflek menghisapNegatif
Tidak ada
Negatif
Reflek memegangNegatif
Tidak ada
Gordon
Negatif
Negatif
Refleks palmomental
Negatif
Negatif
Tidak ada
Schaeffer
Negatif
Babinski
Reaksi emosi
Chaddoks
Oppenheim
Negatif
RESUME
RESUME
Pemeriksaan Neurologis : Phallen test +/+, Tinnel test +/+,
Pemeriksaan Sensibilitas
Diagnosis
Rasa eksteroseptif
Diagnosis
Klinis : Parestesis
Rasa
nyeri superfisial
: baik carpal bilateral
Diagnosis
Topik : Carpal
tunnel
Rasa
suhu (panas/dingin)
: tidak
dilakukan
Diagnosis
Etiologi : Terjepitnya
nervus
medianus
di kiri
Rasa
raba ringan
: menurun pada
tangan
kanan dan
terowongan/ akibat pekerjaan
Rasa propioseptif
Rasa getar
: tidak dilakukan
Rasa tekan
: baik
Rasa nyeri tekan : meningkat pada pergelangan kanan dan kiri
Rasa gerak dan posisi lengan tungkai: baik
Rasa enteroseptif
Referred pain
: tidak dilakukan
Terapi
Umum/Suportif :
Fisioterapi
Edukasi :
Latihan pelemasan/relaksasi 5 hari setelah onset keluhan
Khusus :
Meloxicam 7,5 mg 1 x 1 anti inflamasi (NSAID)
Mecobalamin 500 mcg 3 x 1 anti neuropati perifer
PROGNOSIS
Ad vitam
Ad fungsionam
Ad sanationam
: ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
Tinjauan Pustaka
Carpal Tunnel Syndrome
ANATOMI
N. Medianus melewati suatu terowongan pada
Tulang-tulang
karpalia
pergelangan tangan
membentuk
mempersarafidasar
kulit dan
telapak
sisi
terowongan,
atapnya
dibentuk
oleh fleksor
tangan
dan punggung
tangan
di daerah
ibu jari,
retinakulum
telunjuk, jari tengah, dan setengah sisi radial jari
manis.
Setiap
perubahan
mempersempit
Terowongan
karpal yang
terdapat
di bagian sentral dari
pergelangan tangan
tulang dan
ligamentum
terowongan
ini akandimana
menyebabkan
tekanan
membentuk
sempit
yang dilalui
pada
struktursuatu
yangterowongan
paling rentan
di dalamnya
oleh beberapa tendon dan n. Medianus.
yaitu n. Medianus.
DEFINISI
Carpal Tunnel Syndrome merupakan neuropati
tekanan atau cerutan terhadap nervus medianus di
dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan,
tepatnya di bawah fleksor retinakulum.
ETIOLOGI
Herediter
Trauma
Pekerjaan
Infeksi
Metabolik
Endokrin
Neoplasma
Penyakit
Kolagen
vaskular
Degeneratif
Iatrogenik
Faktor Stress
Inflamasi
- Posisi tangan yang salah, - penekanan arteri dan vena suplai darah ke n.
Medianus berkurang
Penyebab lain yang menyebabkan penekanan n.
Penebalan fleksor retinakulum
medianus
Patofisiologi
GEJALA KLINIS
Gejala awal biasanya berupa parestesia, kurang merasa
(numbness) atau rasa seperti terkena aliran listrik
(tingling)
Gejala lainnya adalah nyeri di tangan yang juga dirasakan
lebih berat pada malam hari. Berkurang bila memijat atau
menggerak-gerakkan tangannya atau dengan
mengistirahatkan tangannya.
Kelemahan pada tangan juga sering dinyatakan dengan
keluhan adanya kesulitan yang penderita sewaktu
menggenggam.
Pada tahap lanjut dapat dijumpai atrofi otot-otot thenar
(oppones pollicis dan abductor pollicis brevis), dan otototot lainya yang diinervasi oleh nervus medianus.
GEJALA KLINIS
menurut Komar dan Ford
AKUT
KRONIK
nyeri parah,
bengkak pergelangan tangan
atau tangan,
tangan dingin, atau gerak jari
menurun,
Kehilangan gerak jari
disebabkan oleh kombinasi
dari rasa sakit dan paresis.
DIAGNOSIS
Diagnosa CTS ditegakkan selain berdasarkan gejala klinis seperti di atas dan
perkuat dengan pemeriksaan yaitu :
Phalen's test
Tinel's sign
Flick's sign
Thenar wasting
Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi otototot thenar.
Wrist extension
test
DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis
Cervical
radiculopathy.
Thoracic outlet
syndrome.
Pronator teres
syndrome.
de Quervain's
syndrome.
jari pada saat abduksi pasif ibu jari, positif bila nyeri bertambah.
Penatalaksanaan
Terapi konservatif
Penatalaksanaan
Terapi Operatif
Prognosis
Pada kasus CTS ringan, dengan terapi
konservatif umumnya prognosa baik. Bila
keadaan tidak membaik dengan terapi
konservatif maka tindakan operasi harus
dilakukan.
Secara umum prognosa operasi juga baik,
tetapi karena operasi hanya dilakukan pada
penderita yang sudah lama menderita CTS
penyembuhan post operatifnya bertahap
DAFTAR PUSTAKA
Mardjono M dan Sidharta P. Neurologi klinis dasar. Jakarta: PT Dian
Rakyat. 2009.
Rambe, Aldi S. Sindroma Terowongan Karpal. Bagian Neurologi FK USU.
2004.
Kapita Selekta Kedokteran Bagian llmu Penyakit Syaraf : Media
Aesculapius; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2000.
Kurniawan, Bina. et al. Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome
(CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga.
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. 2008. Vol. 3, No. 1.