Anda di halaman 1dari 34

Laporan Kasus

Carpal Tunnel Syndrome


LUTFI MALEFO
2009730028
Pembimbing : dr. Adre, Sp.S

Identitas Pasien

Nama
Umur
Alamat
Pekerjaan
Agama
Status Perkawinan
No. RM
Tanggal Masuk

: Ny. Y
: 45 Tahun
: Jl. Rawasari
: Sekretaris
: Islam
: Menikah
: 823xxx
: 12 November 2014

Anamnesa
Keluhan Utama :
Pasien mengeluh tangan kanan dan kiri nyeri dan sulit
digerakkan sejak 1 minggu yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien mengeluh tangan kanan dan kiri nyeri dan sulit
digerakkan sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri yang
dirasakan terasa seperti kesetrum dan menjalar hingga
ke bahu. Disertai rasa baal dan kesemutan bersifat
hilang timbul, dan dirasakan terutama pada malam
hari, sedikit berkurang bila tangan diistirahatkan untuk
beberapa saat.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Akhir-akhir ini pasien mengalami kelemahan
ditangan dan tidak dapat menggenggam atau
memegang benda, serta menjatuhkan barang
yang dipegang. Keluhan tangan kanan dan
kiri nyeri dan sulit digerakkan sudah ada
sejak tahun 2008, sebelumnya pasien
dianjurkan di operasi di RSCM, tapi tidak bisa
karena mempunyai maag kronis, pasien
menjalani pengobatan umum atau suntik
rutin yang bertahan sementara.

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien bekerja sebagai sekretaris dan
sering melakukan kegiatan mengetik
dan telah bekerja selama 10 tahun
yang
lalu.
Riwayat
demam
sebelumnya disangkal, riwayat jatuh
bertumpu pada tangan disangkal.
riwayat tidur bertumpu dengan
tangan disangkal. Riwayat kelemahan
anggota gerak lainnya juga disangkal.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien pernah mengalami keluhan
sebelumnya sejak tahun 2008.
Riwayat diabetes melitus disangkal.
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat alergi obat/makanan disangkal.

seperti

ini

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak ada anggota keluarga yang pernah menderita
penyakit yang sama.
Riwayat hipertensi disangkal
Riwayat diabetes melitus disangkal

Riwayat Psikososial
Pasien bekerja sebagai sekretaris dan
sering melakukan kegiatan mengetik
telah bekerja selama 10 tahun dan
rutin melakukan aktivitas rumah tangga
sehari-hari.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum/
Kesadaran

Tanda-tanda vital

Tampak sakit ringan


Compos mentis

Tekanan darah
: 120/90 mmHg
Frekuensi nadi
: 80 x/menit, Ireguler.
Frekuensi Pernafasan : 20 x/menit
Suhu
: 36,5 oC

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis

Kepala

Normochepal, rambut berwarna hitam, distribusi


merata, tidak mudah rontok

Mata

Seklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), pupil


bulat isokor, refleks cahaya +/+

Hidung

Normonasi, Sekret tidak ada, deviasi septum tidak ada.

Mulut

Bibir lembab, faring tidak hiperemis, lidah kotor (-),

Telinga
Leher

Normotia, Serumen (-)

Pembesaran KGB (-)

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis

Pulmo

Cor

Inspeksi
iga tidak ada.
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
(-/-).

: Gerakan dinding dada simetris, retraksi sela


: Fremitus suara +/+, simetris kanan dan kiri.
: Sonor kedua lapang paru.
: Suara nafas vesikuler, Ronkhi (-/-), wheezing

Inspeksi
: ictus cordis tidak terlihat.
Palpasi
: ictus cordis teraba.
Perkusi
:
Batas jantung kanan: ICS IV linea parasternalis dekstra.
Batas jantung kiri : ICS V 1 jari medio linea midclavicula
sinistra.
Auskultasi
: Bunyi jantung I & II, ireguler, gallop (-),
Murmur (-).

PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis

Abdomen

Inspeksi
: Bentuk datar, ascites tidak ada.
Auskultasi
: Bising usus positif, lemah.
Palpasi
: Tidak ada pembesaran hepar dan lien,
turgor kulit baik.
Perkusi
: Timpani.

Ekstremitas

Superior
sianosis (-).
Inferior
sianosis (-).

: Akral hangat, edema (-),


: Akral hangat, edema (-),

PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
A. Tanda Rangsang Selaput Otak:

Kaku Kuduk
Brudzinski I
Brudzinski II
Kernig Sign
Laseuge

: negatif
: negatif
: negatif
: negatif
: negatif

B. Tanda Peningkatan Tekanan intrakranial:


Pupil
Refleks cahaya

: Isokor
: +/+

C. Pemeriksaan Saraf Kranial:


N.I (N. Olfactorius)
Penciuman

Kanan

Kiri

Subyektif

Normal

Normal

Obyektif dengan bahan

Normal

Normal

C. Pemeriksaan Saraf Kranial


N.III (N. Occulomotorius)

N. V (N. Trigeminnus)
Kanan

N.
IV (N. Trochlearis)
Motorik :
N.II (N. Opticus)
Bola
Membuka
mata mulut

Kiri

Kanan

Kiri

Normal
Normal
Kanan
Normal
Kanan
Tidak
ada
Normal

Normal
Normal
Kiri
Normal
Kiri
Tidak
ada
Normal

Normal
Normal
Normal
Normal
Tidak
ada
Normal
Sulit dinilai
Tidak
ada
Normal

Normal
Normal
Normal
Normal
Tidak ada
Normal
Sulit dinilai
Tidak ada
Normal

Normal
Tidak
Tidakada
dinilai

Normalada
Tidak
Tidak dinilai

Bentuk

Normal

Normal

Refleks
cahaya
Sensibilitas

Positif
Normal

Positif
Normal

Divisi
Mandibula
Rrefleks
akomodasi

Normal

Normal

Penglihatan
Menggerakkan rahang

Ptosis
mata ke bawah
Gerakan
Menggigit
Tajam penglihatan
Gerakan
bulbus
Sikap
Mengunyah
bulbus
Strabismus
Lapang
Sensorik :pandang
Diplopia
Nistagmus
Divisi
Optalmika
Melihat
warna
Ekso/Endophtalmus
Refleks kornea

Funduskopi
Sensibilitas
Pupil :
Divisi Maksila

Refleks masseter

Sensibilitas

Refleks konvergensi

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

C. Pemeriksaan Saraf Kranial


XI(N.
(N.Abduscen)
Assesorius)
N.N.VI
N. VIII
N. (N.
IX (N.
Vestibulocochlearis)
Glossopharingeus)
Kanan
Kanan
Kanan

Kiri
Kiri
Kiri
Kiri

Menoleh
ke kanan
Sensasi
lidah
1/3
belakang Normal
Suara berbisik
Tidak
Normal
ada
Gerakan
mata
lateral
Normal
Menoleh
ke kiri
Refleks
muntah/Gag
reflek Normal
Detik bulbus
arloji
Tidak
Normal
ada
Sikap
Normal
Mengangkat
ke kanan Tidak
Renne test N.bahu
Normal
dinilai
Diplopia
X (N. Vagus) Normal
N. VII (N. Facialis)
Mengangkat
bahu
ke
kiri
Webber test
Tidak
Normal
dinilai
Kanan
N.Kanan
XII (N. Hipoglossus)
Scwabach test :
Raut
wajah
Normal
Arkus
faring
Normal
Kanan
Memanjang
Tidak
dinilai
Sekresi air mata
Normal
Uvula
Normal
Kedudukan lidah di dalam
Normal

Memendek
Tidak
Fisura palpebral
Normal dinilai
Menelan lidah dijulurkan Normal
Kedudukan
Normal
Nistagmus : dahi
Menggerakkan
Normal
Tremor
Artikulasi
Sulit
dinilai
Tidak
ada
Pendular
Tidak
ada
Menutup
mata
Normal
Fasikulasi
Suara
Afonia
Tidakada
ada
Mencibir/bersiul
Normal
Vertikal
Tidak

Tidak
Normal
ada
Normal
Normal

Atrofi
Nadi
Memperlihatkan
gigi
Siklikal

80
x/menit
Normal
Tidak
ada
Tidak
ada

80
x/menit
Normal
Tidak
ada
Tidak
ada

Sensasi lidah 2/3 depan

Normal

Normal

Tidak
Normal
ada
Normal
Normal
Tidak
Normal
dinilai
Normal
Tidak
Normal
dinilai
Kiri
Kiri
Normal
Normal

Kiri dinilai
Tidak
Normal
Normal
Normal
Tidak
Normaldinilai
Normal
Normal
Normal

Sulit
Tidakdinilai
ada
Tidak
ada
Normal
Afonia
Tidakada
ada
Normal
Tidak

E. Pemeriksaan Fungsi Motorik


F. Pemeriksaan Sensibilitas
A. Berdiri dan Berjalan
Kanan
Kiri
D.
Pemeriksaan
Koordinasi
Rasa
Gerakan
spontan
Positif
Positif
eksteroseptif
Rasa nyeri superfisial
: baik
Tremor
Tidak ada
Tidak ada
Cara
berjalan
tidak
dinilai
Disatria
Tidak ada
Rasa suhu (panas/dingin)
: tidak dilakukan
Atetosis
Tidak ada
Tidak
ada dan kiri
Rasa raba ringan
: menurun pada tangan
kanan
Romberg
test
tidak dinilai
Disgrafia
Tidak ada
Rasa
propioseptif
Mioklonik
Tidak ada
Tidak ada
Rasa getar
: tidak dilakukan
Ataksia
tidak
dinilai
Khorea
Tidak ada Supinasi-pronasi
TidakNormal
ada
Rasa tekan
: baik
Rasa nyeri tekan
: meningkat
dan kiri
Ekstremitas
Superior pada pergelangan kanan
Inferior
Rebound
Tidak ada
Tes jari-hidung
Sulit
dinilai
Rasa gerak dan posisi lengan tungkai: baik
phenomen
Kiri
Kanan
Kiri
Rasa
enteroseptifKanan
Gerakan
Abnormal
Normal
Referred painAbnormal : tidak Normal
dilakukan
Kekuatan
5
5
Tes tumit-lutut 5 Tidak dinilai5
Tes hidung-hidung
Sulit dinilai
Trofi

Normotrofi

Normotrofi

Normotrofi

Normotrofi

Tonus

Hipotonus

Normotonus

Hipotonus

Normotonus

Phallen Test

Positif (+)

Positif (+)

Negatif (-)

Negatif (-)

Tinnel test

Positif (+)

Positif (+)

Negatif (-)

Negatif (-)

G. Sistem Refleks
Fungsi Otonom
Refleks1.Fisiologis
Biseps
Triseps
APR

Patella

Kanan

Kiri

Miksi
: Normal
Defekasi
: Normal
Sekresi keringat : Normal

2. Fungsi Luhur

Refleks Patologis
Kesadaran
Lengan
Reaksi bicara
Hoffman-Tromner

Kanan

Kiri
Tanda Demensia

NegatifNegatif
Reflek glabella

Tungkai
Fungsi intelek

Negatif

Negatif

Tidak ada

Reflek snout

Tidak ada

Negatif
Normal
Reflek menghisapNegatif

Tidak ada

Negatif
Reflek memegangNegatif

Tidak ada

Gordon

Negatif
Negatif
Refleks palmomental
Negatif
Negatif

Tidak ada

Schaeffer

Negatif

Babinski
Reaksi emosi
Chaddoks
Oppenheim

Negatif

RESUME

Wanita 45 tahun datang ke RSIJ Cempaka Putih mengeluh


tangan kanan dan kiri nyeri dan sulit digerakkan sejak 1 minggu
yang lalu. Nyeri yang dirasakan terasa seperti kesetrum dan
menjalar hingga ke bahu. Disertai rasa baal dan kesemutan
bersifat hilang timbul, dan dirasakan terutama pada malam hari,
sedikit berkurang bila tangan diistirahatkan untuk beberapa
saat. Akhir-akhir ini pasien mengalami kelemahan ditangan dan
tidak dapat menggenggam atau memegang benda, serta
menjatuhkan barang yang dipegang. Keluhan tangan kanan dan
kiri nyeri dan sulit digerakkan sudah ada sejak tahun 2008,
pasien menjalani pengobatan umum atau suntik rutin yang
bertahan sementara. Pasien bekerja sebagai sekretaris dan
sering melakukan kegiatan mengetik dan telah bekerja selama
10 tahun yang lalu.

RESUME
Pemeriksaan Neurologis : Phallen test +/+, Tinnel test +/+,
Pemeriksaan Sensibilitas
Diagnosis
Rasa eksteroseptif
Diagnosis
Klinis : Parestesis
Rasa
nyeri superfisial
: baik carpal bilateral
Diagnosis
Topik : Carpal
tunnel
Rasa
suhu (panas/dingin)
: tidak
dilakukan
Diagnosis
Etiologi : Terjepitnya
nervus
medianus
di kiri
Rasa
raba ringan
: menurun pada
tangan
kanan dan
terowongan/ akibat pekerjaan
Rasa propioseptif
Rasa getar
: tidak dilakukan
Rasa tekan
: baik
Rasa nyeri tekan : meningkat pada pergelangan kanan dan kiri
Rasa gerak dan posisi lengan tungkai: baik
Rasa enteroseptif
Referred pain
: tidak dilakukan

Terapi
Umum/Suportif :
Fisioterapi
Edukasi :
Latihan pelemasan/relaksasi 5 hari setelah onset keluhan

Khusus :
Meloxicam 7,5 mg 1 x 1 anti inflamasi (NSAID)
Mecobalamin 500 mcg 3 x 1 anti neuropati perifer

PROGNOSIS
Ad vitam
Ad fungsionam
Ad sanationam

: ad bonam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam

Tinjauan Pustaka
Carpal Tunnel Syndrome

ANATOMI
N. Medianus melewati suatu terowongan pada
Tulang-tulang
karpalia
pergelangan tangan
membentuk
mempersarafidasar
kulit dan
telapak
sisi
terowongan,
atapnya
dibentuk
oleh fleksor
tangan
dan punggung
tangan
di daerah
ibu jari,
retinakulum
telunjuk, jari tengah, dan setengah sisi radial jari
manis.
Setiap
perubahan
mempersempit
Terowongan
karpal yang
terdapat
di bagian sentral dari
pergelangan tangan
tulang dan
ligamentum
terowongan
ini akandimana
menyebabkan
tekanan
membentuk
sempit
yang dilalui
pada
struktursuatu
yangterowongan
paling rentan
di dalamnya
oleh beberapa tendon dan n. Medianus.

yaitu n. Medianus.

DEFINISI
Carpal Tunnel Syndrome merupakan neuropati
tekanan atau cerutan terhadap nervus medianus di
dalam terowongan karpal pada pergelangan tangan,
tepatnya di bawah fleksor retinakulum.

Dulu, sindroma ini juga disebut dengan nama


acroparesthesia, median thenar neuritis atau partial
thenar atrophy.

ETIOLOGI
Herediter

Trauma

Pekerjaan

Infeksi

Metabolik

Endokrin

Neoplasma

Penyakit
Kolagen
vaskular

Degeneratif

Iatrogenik

Faktor Stress

Inflamasi

- Posisi tangan yang salah, - penekanan arteri dan vena suplai darah ke n.
Medianus berkurang
Penyebab lain yang menyebabkan penekanan n.
Penebalan fleksor retinakulum
medianus

Patofisiologi

Carpal Tunnel Syndrome


Tekanan berulang dan lama

Peningkatan tekanan intrafasikuler


Aliran darah melambat anoxia endotel rusak
Kebocoran protein edema epineural fibrosis epineural
Serabut saraf rusak diganti oleh jaringan ikat penurunan fungsi nervus
medianus
Gejala : nyeri, paresthesi, terbakar dan kesemutan di jari-jari dan tangan yang
terkadang menjalar ke siku

GEJALA KLINIS
Gejala awal biasanya berupa parestesia, kurang merasa
(numbness) atau rasa seperti terkena aliran listrik
(tingling)
Gejala lainnya adalah nyeri di tangan yang juga dirasakan
lebih berat pada malam hari. Berkurang bila memijat atau
menggerak-gerakkan tangannya atau dengan
mengistirahatkan tangannya.
Kelemahan pada tangan juga sering dinyatakan dengan
keluhan adanya kesulitan yang penderita sewaktu
menggenggam.
Pada tahap lanjut dapat dijumpai atrofi otot-otot thenar
(oppones pollicis dan abductor pollicis brevis), dan otototot lainya yang diinervasi oleh nervus medianus.

GEJALA KLINIS
menurut Komar dan Ford
AKUT

KRONIK

nyeri parah,
bengkak pergelangan tangan
atau tangan,
tangan dingin, atau gerak jari
menurun,
Kehilangan gerak jari
disebabkan oleh kombinasi
dari rasa sakit dan paresis.

disfungsi sensorik yang


mendominasi atau kehilangan
motorik dengan perubahan
trofik.
Nyeri proksimal mungkin ada
dalam carpal tunnel
syndrome.
Keluhan parestesia biasanya
lebih menonjol di malam hari.

DIAGNOSIS
Diagnosa CTS ditegakkan selain berdasarkan gejala klinis seperti di atas dan
perkuat dengan pemeriksaan yaitu :
Phalen's test

Penderita diminta melakukan fleksi tangan secara maksimal.


Bila dalam waktu 60 detik timbul gejala seperti CTS, tes ini
menyokong diagnosa.

Tinel's sign

Tes ini mendukung diagnosa bila timbul parestesia atau nyeri


pada daerah distribusi nervus medianus jika dilakukan perkusi
pada terowongan karpal dengan posisi tangan sedikit
dorsofleksi.

Flick's sign

Penderita diminta mengibas-ngibaskan tangan atau


menggerak-gerakkan jari-jarinya. Bila keluhan berkurang atau
menghilang akan menyokong diagnosa CTS.

Thenar wasting

Pada inspeksi dan palpasi dapat ditemukan adanya atrofi otototot thenar.

Wrist extension
test

Penderita diminta melakukan ekstensi tangan secara maksimal,


sebaiknya dilakukan serentak pada kedua tangan sehingga
dapat dibandingkan. Bila dalam 60 detik timbul gejala-gejala
seperti CTS, maka tes ini menyokong diagnosa CTS

DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis
Cervical
radiculopathy.

Gejala klinis yang ditemukan


Biasanya keluhannya berkurang bila leher diistirahatkan dan bertambah
hila leher bergerak. Distribusi gangguan sensorik sesuai dermatomnya.

Thoracic outlet
syndrome.

Dijumpai atrofi otot-otot tangan lainnya selain otot-otot thenar.


Gangguan sensorik dijumpai pada sisi ulnaris dari tangan dan lengan
bawah.

Pronator teres
syndrome.

Keluhannya lebih menonjol pada rasa nyeri di telapak tangan daripada


CTS karena cabang nervus medianus ke kulit telapak tangan tidak melalui
terowongan karpal

de Quervain's
syndrome.

Tenosinovitis dari tendon muskulus abductor pollicis longus dan


ekstensor pollicis brevis, biasanya akibat gerakan tangan yang repetitif.
Gejalanya adalah rasa nyeri dan nyeri tekan pada pergelangan tangan di
dekat ibu jari. KHS normal. Finkelstein's test : palpasi otot abduktor ibu

jari pada saat abduksi pasif ibu jari, positif bila nyeri bertambah.

Penatalaksanaan
Terapi konservatif

Terapi langsung terhadap CTS


Istirahatkan pergelangan tangan.
Obat anti inflamasi non steroid.
Pemasangan bidai pada posisi netral pergelangan tangan.
Nerve Gliding, yaitu latihan terdiri dari berbagai gerakan
(ROM) latihan dari ekstremitas atas dan leher yang
menghasilkan ketegangan dan gerakan membujur sepanjang
saraf median dan lain dari ekstremitas atas.
Injeksi steroid. Deksametason 1-4 mg 1 atau hidrokortison
10-25 mg atau metilprednisolon 20 mg atau 40 mg
diinjeksikan ke dalam terowongan karpal dengan
menggunakan jarum no.23 atau 25 pada lokasi 1 cm ke arah
proksimal lipat pergelangan tangan di sebelah medial tendon
musculus palmaris longus. suntikan dapat diulang dalam 7 10 hari untuk total tiga atau empat suntikan.
Vitamin B6 (piridoksin). salah satu penyebab CTS adalah
defisiensi piridoksin sehingga mereka menganjurkan
pemberian piridoksin 100-300 mg/hari selama 3 bulan.
Fisioterapi. Ditujukan pada perbaikan vaskularisasi
pergelangan tangan.

Penatalaksanaan
Terapi Operatif

Terapi langsung terhadap CTS


Operasi hanya dilakukan pada kasus yang tidak mengalami
perbaikan dengan terapi konservatif atau bila terjadi
gangguan sensorik yang berat atau adanya atrofi otot-otot
thenar.
Indikasi relatif tindakan operasi adalah hilangnya sensibilitas
yang persisten.
Biasanya tindakan operasi CTS dilakukan secara terbuka
dengan anestesi lokal, tetapi sekarang telah dikembangkan
teknik operasi secara endoskopik.
Operasi endoskopik memungkinkan mobilisasi penderita
secara dini dengan jaringan parut yang minimal, tetapi
karena terbatasnya lapangan operasi tindakan ini lebih sering
menimbulkan komplikasi operasi seperti cedera pada saraf.

Beberapa upaya pencegahan terjadinya CTS atau


mencegah kekambuhannya antara lain :
Mengurangi posisi kaku pada pergelangan tangan,
gerakan repetitif, getaran peralatan tangan pada saat
bekerja.
Desain peralatan kerja supaya tangan dalam posisi
natural saat kerja.
Modifikasi tata ruang kerja untuk memudahkan variasi
gerakan.
Mengubah metode kerja untuk sesekali istirahat pendek
serta mengupayakan rotasi kerja.
Meningkatkan pengetahuan pekerja tentang gejalagejala dini CTS sehingga pekerja dapat mengenali gejalagejala CTS lebih dini.

Prognosis
Pada kasus CTS ringan, dengan terapi
konservatif umumnya prognosa baik. Bila
keadaan tidak membaik dengan terapi
konservatif maka tindakan operasi harus
dilakukan.
Secara umum prognosa operasi juga baik,
tetapi karena operasi hanya dilakukan pada
penderita yang sudah lama menderita CTS
penyembuhan post operatifnya bertahap

DAFTAR PUSTAKA
Mardjono M dan Sidharta P. Neurologi klinis dasar. Jakarta: PT Dian
Rakyat. 2009.
Rambe, Aldi S. Sindroma Terowongan Karpal. Bagian Neurologi FK USU.
2004.
Kapita Selekta Kedokteran Bagian llmu Penyakit Syaraf : Media
Aesculapius; Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia 2000.
Kurniawan, Bina. et al. Faktor Risiko Kejadian Carpal Tunnel Syndrome
(CTS) pada Wanita Pemetik Melati di Desa Karangcengis, Purbalingga.
Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. 2008. Vol. 3, No. 1.

Anda mungkin juga menyukai