Anda di halaman 1dari 19

ANTASIDA

Golongan

obat yang digunakan utk terapi


keluhan yang ditimbulkan oleh asam
(klorida) lambung.
Umumnya antasida berupa basa lemah,
terdiri dari zat aktif yang mengandung,
alumunium hidroksida/karbonat, magnesium
hidroksida/karbonat, dan kalsium. Terkadang
antasida dikombinasikan juga dengan
simetikon untuk mengurangi kelebihan gas.
Antasida bekerja dengan cara : menetralkan
kondisi yang terlalu asam.

Jenis

antasida memiliki perbedaan terutama


dalam efek menetralkan asam lambung, istilah
yang dipake untuk menjelaskan hal ini adalah
ANC (antacid neutralizing capacity).
ANC disajikan dalam bentuk perbandingan mEq,
dan FDA mengklasifikasikan per dosis antasida
harus punya efek menetralkan asam sebesar 5
mEq per dosisnya.
Antasida yang baik harus punya kemampuan
penetralan yang baik dan juga cepat. Natrium
bikarbonat dan kalsium karbonat memiliki
kemampuan menetralkan yang terbesar tapi
penggunaan jangka panjang sebaiknya dihindari
karena efek samping yang mungkin dapat terjadi.

Kemampuan

melarut antasida dalam asam lambung


berbeda-beda. Natrium bikarbonat dan magnesium
oksida mempunyai kemampuan melarut yang cepat
dan menghasilkan efek buffer yang relative cepat,
sedangkan aluminium hidroksida dan kalsium
karbonat memiliki kemampuan melarut yang agak
lambat.
Perbedaan lain di antara antasida adalah lama
kerjanya (berapa lama antasida menghasilkan efek
menetralkan asam lambung). Natrium bikarbonat dan
magnesium oksida memiliki lama kerja yang pendek,
sedangkan aluminium hidroksida dan kalsium
karbonat memiliki lama kerja yang lebih panjang.
Kombinasi antara aluminium dan magnesium memiliki
kemampuan penetralan dalam skala menengah.

Antasida yang mengandung kalsium dapat mengontrol


keasaman di lambung sekaligus sebagai suplemen kalsium.
Suplemen kalsium sangat penting utk wanita
postmenopause
Efek samping yang utama antasida dengan zat aktif
alumunium hidroksida adalah konstipasi (sembelit).
Sedangkan antasida dengan zat aktif magnesium
hidroksida dapat menyebabkan diare dan dapat
meningkatkan kadar magnesium dalam darah pada pasien
gagal ginjal.
Kedua zat aktif (Al + Mg) ini sering dikombinasikan agar
efek samping dapat diminimalisir
Antasida dalam bentuk sediaan suspensi umumnya
mempunyai kemampuan melarut yang lebih cepat
dibandingkan bentuk tablet maupun serbuk/puyer shg
untuk tablet antasida sangat penting untuk dikunyah
terlebih dahulu ketika dikonsumsi.

Penderita

gangguan ginjal harus berhati-hati


dalam menggunakan antasida yang mengandung
magnesium, aluminium dan magnesium
mempengaruhi penyerapan antibiotika
tetrasilikat. Sebaiknya diminum secara terpisah
1-2 jam.
Sediaan :

A. Aluminium Hidroksida (Al(OH)3)


B. Natrium bikarbonat (NaHCO3)
C. Magnesium Hidroksida (Mg(OH)2)
D. Magnesium Trisiklat (Mg2Si3O8nH20)
E. Kalsium karbonat

Saluran Pernafasan
Saluran

pernapasan dibagi dalam 2 golongan

utama:
1. Saluran pernapasan atas, terdiri dari lobang
hidung, rongga hidung, faring, laring
2. Saluran pernafasan bawah terdiri dari
trachea, bronchus, broncheoles, alveoli
Jenis-jenis

infeksi saluran pernafasan atas : batuk


pilek, faringitis, sinusitis, dan tonsilitis.
Jenis infeksi saluran pernafasan bawah : asma,
bronchitis kronik, emfizema.

Obat

obat saluran pernafasan :

1. Antihistamin (Difenhidramin,
Klorfenilamen maleat)
2. Mukolitik (ambroxol, bromheksin)
3. Inhalasi (Metaproterenol, isoproterenol
)
4. Kortikosteroid (deksamethason,
budesonid)
5. Antiasma dan Bronkodilator (teofilin)
6. Obat-obat batuk

Asma dan penyebab asma


Asma bronkhial atau asma adalah
penyakit yang timbul karena terjadinya
penyempitan saluran napas bagian atas
disebabkan oleh kejangnya otot
bronkhus dengan gejala antara lain
sesak napas, napas berbunyi (mengi)
yang menjadi gejala khas asma
Penyebab :
penyempitan saluran napas
Peradangan pada saluran napas
Pembengkakan selaput lendir saluran napas
Dahak/lendir yang berlebihan

Bentuk

sediaan : tablet / kapsul,tablet lepas lambat,


sirup dan drop, balsam, inhaler, tetes
hidung,nebulizer.
Contoh penyakit saluran pernafasan :
1. Asma bronkhial adalah penyakit jalan nafas
obstruktif intermitten, reversible,dimana
trakeabronkial berespon secara hiperaktif terhadap
stimuli tertentu
2. Bronkhitis kronis adalah peradangan saluran
napas kronis ditandai dengan batuk berdahak
minimal tiga bulan dalam setahun, sekurangkurangnya dua tahun berturut-turut dan bukan
disebabkan oleh penyakit lain.
3. Emfisema adalah pelebaran gelembunggelembung paru disertai kerusakan dinding paru

Jenis-jenis

obat-obat respiratorik.
Dapat dibedakan berdasarkan :
1. tujuan pemberian :
- Anti asma dan PPOK (Penyakit Paru Obstruksi
Kronis)
- Obat anti batuk dan pilek
- Golongan dekongestan dan obat hidung lain
2.efek

terhadap organ saluran pernafasan


Bronkodilator
Anti inflamasi
Penekan sekresi dan edema

Pada

penderita asma bronkial, saluran napas sangat


peka (hipersensitif) terhadap partikel udara , sebelum
partikel tersebut dikeluarkan dari tubuh, jalan napas
(bronkus) bereaksi berlebihan (hiperreaktif), maka
terjadilah keadaan dimana:
Otot polos yang menghubungkan cincin tulang
rawan akan berkontraksi/memendek/mengkerut
Produksi kelenjar lendir yang berlebihan
Bila ada infeksi, misal batuk pilek akan terjadi reaksi
sembab/pembengkakan dalam saluran napas
Hasil akhir dari semua itu adalah penyempitan rongga
saluran napas. Akibatnya muncul sesak napas, tjd
batuk bila paru mulai berusaha untuk membersihkan
diri, keluar dahak yang kental bersama batuk,
terdengar suara napas yang berbunyi yang timbul
apabila udara dipaksakan melalui saluran napas yang
sempit. Suara napas tersebut dapat sampai terdengar
keras terutama saat mengeluarkan napas.

Serangan

asma bronkial ini dapat berlangsung dari


beberapa jam sampai berhari-hari dengan gejala
klinis yang bervariasi dari yang ringan (merasa berat
di dada, batuk-batuk) dan masih dapat bekerja
ringan yang akhirnya dapat hilang sendiri tanpa
diobati.

Gejala

yang berat dapat berupa napas sangat sesak,


otot-otot daerah dada berkontraksi sehingga selasela iganya menjadi cekung, berkeringat banyak
seperti orang yang bekerja keras, kesulitan berbicara
karena tenaga hanya untuk berusaha bernapas,
posisi duduk lebih melegakan napas dari pada tidur
walaupun dengan bantal yang tinggi, bila hal ini
berlangsung lama maka akan timbul komplikasi yang
serius.

Serangan

asma/bengek ada 2 macam, yaitu:


1.Serangan asma bronkial karena otot polos
saluran napas yang berkerut (Asma Episodik)
Serangan asma bronkial/bengek hanya sekalisekali, ada periode bebas sesak napas, serangan
mengi mungkin terjadi misalnya sewaktu
jogging, makan suatu makanan yang kebetulan
memicu alergi, mencium binatang piaraan, dsb.
Jenis ini memberikan respon yang baik terhadap
pemberian obat pelonggar nafas hirup (inhaler),
merupakan obat yang paling aman dengan sedikit
efek samping yang minimal. Dapat juga diberikan
obat pelonggar napas dalam bentuk tablet
maupun sirup.

2.

Serangan asma bronkial karena proses


peradangan saluran pernapasan
(Continiuing Asma/Asma Berkelanjutan)
Penderita asma bronkial/bengek ini tidak pernah
merasakan benar-benar bebas sesak, jadi hampir
setiap hari menderita mengi. Saluran
pernapasannya mengalami keradangan sehingga
mempunyai resiko untuk terjadi serangan lebih
sering, walaupun telah diberikan obat pelonggar
napas.
Penderita

memerlukan obat tambahan berupa

anti keradangan (biasanya keluarga steroid).

Pengobatan

Penyakit Asma
. Asma tidak bisa disembuhkan, namun bisa
dikendalikan, sehingga penderita asma
dapat mencegah terjadinya sesak napas
akibat serangan asma
Kurangnya pengertian mengenai cara-cara
pengobatan yang benar akan mengakibatkan
asma selalu kambuh. Jika pengobatannya
dilakukan secara dini, benar dan teratur maka
serangan asma akan dapat ditekan seminimal
mungkin.
Pada prinsipnya tata cara pengobatan asma dibagi
atas:
1. Pengobatan Asma Jangka Pendek
2. Pengobatan Asma Jagka Panjang

Pengobatan

Asma Jangka Pendek


Pengobatan diberikan pada saat terjadi
serangan asma yang hebat, dan terus
diberikan sampai serangan mereda,
biasanya memakai obat-obatan untuk
melebarkan saluran pernapasan yang
menyempit.
Tujuan pengobatannya untuk mengatasi
penyempitan jalan napas, mengatasi
sembab selaput lendir jalan napas, dan
mengatasi produksi dahak yang
berlebihan.

Jenis

obat untuk pengobatan asma jangka pendek

:
A. Obat untuk mengatasi penyempitan jalan
napas
Berkhasiat untuk melemaskan otot polos pada saluran
napas dan dikenal sebagai obat bronkodilator.

seperti golongan xantin, misalnya Ephedrine HCl


(zat aktif dalam Neo Napacin)
Secara legal hanya Ephedrine HCl saja yang dapat
diperoleh penderita tanpa resep dokter (takaran < 25
mg), namun tidak tertutup kemungkinannya penderita
memperoleh obat anti asma yang lain.

B.

Obat untuk mengatasi sembab selaput lendir


jalan napas.
Obat jenis ini termasuk kelompok
kortikosteroid. Meskipun efek sampingnya
cukup berbahaya (bila pemakaiannya tak
terkontrol), namun cukup potensial untuk
mengatasi sembab pada bagian tubuh manusia
termasuk pada saluran napas.

C. Obat untuk mengatasi produksi dahak yang

berlebihan.
seperti Ambroxol dan Carbo Cystein

Pengobatan

Asma Jangka Panjang


Pengobatan diberikan setelah serangan asma
mereda, karena tujuan pengobatan ini untuk
pencegahan serangan asma selanjutnya.
Pengobatan asma diberikan dalam jangka waktu yang
lama, bisa berbulan-bulan sampai bertahun-tahun,
dan harus diberikan secara teratur. Penghentian
pemakaian obat ditentukan oleh dokter .
Pengobatan ini lazimnya disebut sebagai
immunoterapi, adalah suatu sistem pengobatan
yang diterapkan pada penderita asma/pilek alergi
dengan cara menyuntikkan bahan alergi terhadap
penderita alergi yang dosisnya dinaikkan makin tinggi
secara bertahap dan diharapkan dapat
menghilangkan kepekaannya terhadap bahan
tersebut (desentisasi) atau mengurangi
kepekaannya (hiposentisisasi).

Anda mungkin juga menyukai