LAPORAN KASUS Ppok
LAPORAN KASUS Ppok
PPOK
Oleh : Chicilia Windia Tanu Wijaya
Pembimbing : dr. Susanto, Sp. P
Identitas
Nama
Alamat
: Tn. T
: Rorotan
Umur
: 73 Tahun
Pekerjaan
: Petani
Jenis kelamin : Laki-Laki
Masuk RS
: 10 Maret 2015
Agama
: Islam
Tanggal Periksa: 11 Maret 2015
Keluhan utama
Sesak nafas yang memberat sejak 1 hari
SMRS
keluarga disangkal
- Riwayat Hipertensi disangkal
- Riwayat DM disangkal
- Riwayat Asma disangkal
Riwayat Alergi
Riwayat Psikososial
Pasien adalah suami dari satu istri dan ayah
dari 3 orang anak, bekerja sebagai petani .
Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak
umur 15 tahun dan berhenti merokok pada
umur 50 tahun. Pasien merokok 1
bungkus rokok perhari. Kebiasaan minum
alkohol (-).
Pemeriksaan Umum
-
Kesadaran
: Komposmentis
Keadaan Umum
:Tampak sakit
sedang
- Tekanan Darah
:160/ 100 mmHg
- Nadi
: 90 x/menit
- Pernafasan
:30 x/menit
- Suhu
: 36,8 0 C
Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan : 40 Kg
BMI : 17.7 (underweight)
Kepala
Konjungtiva
Ikterik (-/-)
Pupil
: Bulat, isokhor
3mm/3mm
Bibir
: Mukosa basah (+), pursed-lips
breathing (+) sianosis (-)
Hidung
: Nafas cuping hidung (-), darah
(-), sekret (-)
Leher
: JVP normal, KGB
membesar (-)
Thorax
Paru
Inspeksi
Thorax
Jantung
Inspeksi
: Ictus Cordis tidak
terlihat
Palpasi
: Ictus Cordis teraba
pada linea midclavicularis sinistra SIK V
Perkusi
: Batas jantung kanan
dan kiri dalam batas normal
Auskultasi
: Bunyi Jantung I dan II
intensitas normal, regular, murmur (-)
Abdomen
Inspeksi
: Datar, scar (-)
Auskultasi
: Bising usus dalam
batas normal
Palpasi
: Supel, nyeri tekan (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi
: Timpani
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik,
Pemeriksaan penunjang
10 Maret 2015
Laboratorium darah
Hb
Leukosit
Hematokrit
PLT
RBC
Ureum
Kreatinin
AST
ALT
Alb
15,7 gr/dl
9.500/uL
50.2%
274.000 /uL
610.000 u/L
43.1 mg/dl
1.23 mg/dl
91.6 u/l
30 u/l
3.7 mg/dl
Ro Thorax
Jantung :CTR <
50%, elongasi
aorta (+) => cor
tidak membesar
Paru :
Hiperlusen,
costae melebar
dan diafragma
mendatar,
corakan
bronkovaskuler
dbn
Resume
Laki-laki 73 tahun, datang dengan dispneu makin lama makin
memberat sejak 1 hari SMRS. Sesak memberat setelah
beraktifitas dan berkurang jika os beristirahat. Os sering
terbangun pada malam hari. Lebih nyaman tidur
menggunakan 2 bantal. Batuk berdahak. berat badan
menurun. Sesak sudah dirasakan selama 1 tahun hilang
timbul. Dalam 1 bulan ini sesak dirasakan pasien 3x kambuh.
riwayat merokok 1 bungkus/hari kurang lebih 35 tahun.
Pemeriksaan fisik :
IMT : underweight , pursed-lips breathing
thorax : barrel chest, pelebaran sela iga (+), perkusi
hipersonor kedua lapang paru, wheezing (+/+), ekspirasi
memanjang (+/+).
Hasil pemeriksaan radiologis ditemukan cor tidak membesar.
Paru : Hiperlusen, costae melebar dan diafragma mendaftar,
corakan bronkovaskuler dbn
eksaserbasi akut
Diagnosis Banding : Asma
Pneumotoraks
Penatalaksanaan Farmakologis:
Fisioterapi
Rencana Pemeriksaan :
-
Rencana Edukasi :
-
Tinjauan Pustaka
PPOK
Definisi
Penyakit
Epidemiologi
World
Health
Organization
(WHO)
menyebutkan PPOK merupakan penyebab
kematian keempat didunia.
Di Indonesia tidak ada data yang akurat
mengenai prevalensi terjadinya PPOK,
namun pada survei kesehatan rumah
tangga Depkes RI pada tahun 1992 asma,
bronkitis kronis dan emfisema menduduki
peringkat
ke-6
sebagai
penyebab
kesakitan terbanyak dari 10 penyebab
tersering kematian di Indonesia.
Faktor Risiko
Pajanan
Klasifikasi PPOK
PPOK Ringan PPOK sedang
PPOK Berat
pasien dengan
gejala sedang pada
waktu istirahat
atau gejala berat
pada saat istirahat
dan terdapat tanda
tanda
korpulmunal.
spirometri :
VEP1<30% prediksi
VEP1/KVP <75%.
Diagnosis
Dari anamnesis didapatkan riwayat penyakit yang ditandai
dengan gejala-gejala yang ada dibawah ini :
a. Sesak Nafas\
Sesak dirasakan timbul secara progresif dalam beberapa tahun,
makin lama makin menganggu aktivitas sehari-hari.
b. Batuk Kronis
Batuk berdahak dapat terjadi episodik atau bertembah berat
pada saat pagi hari. Dahak biasanya bewarna purulen pada
saat eksaserbasi akut.
c. Sesak Nafas (wheezing)
Wheezing pada PPOK terjadi biasanya pada pengerahan tenaga
(exertion) yang diakibatkan karena udara yang melewati
saluran pernafasan yang sempit oleh radang atau sikatriks.
d. Batuk darah
Bila dijumpai disaat serangan eksaserbasi, maka asal darah
diduga dari saluran yang mengalami inflamasi.
e. Anoreksia dan berat badan menurun
Pemeriksaan fisik
Pasien biasanya tampak kurus dengan Barel chest shaped
chest
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologis
Penatalaksanaan
Ringan
Sedang
Berat
edukasi
edukasi
mencegah menggunaka komplikasi
penyakit
n obat dg
bertambah
tepat
penyesuaian
mengenal
berat
aktifitas
segera
dan
berobat bila
mengatasi
penggunaan
timbul gejala eksaserbasi O2 di rumah
dini
program
latihan fisik
Anti-inflamasi
Antibiotik
diberikan
secara tunggal
atau kombinasi
dari ketiga
jenis
bronkodilator
dan
disesuaikan
dengan
klasifikasi
derajat
penyakit.
Dapat
digunakan bila
terjadi
eksaserbasi
akut dalam
bentuk oral
atau injeksi
intravena yang
berfungsi
untuk menekan
proses
inflamasi yang
terjadi. Dapat
dipilih dari
golongan
hanya
diberikan bila
terdapat
infeksi.
Antibiotik yang
digunakan :
Lini I :
Amoksisilin,
golongan
makrolid
Lini II :
Amoksisilin
dan asam
klavulanat,
golongan
Terapi Oksigen
Pemberian oksigen pada PPOK
TERIMA KASIH