Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS

PPOK
Oleh : Chicilia Windia Tanu Wijaya
Pembimbing : dr. Susanto, Sp. P

Identitas
Nama
Alamat

: Tn. T
: Rorotan
Umur
: 73 Tahun
Pekerjaan
: Petani
Jenis kelamin : Laki-Laki
Masuk RS
: 10 Maret 2015
Agama
: Islam
Tanggal Periksa: 11 Maret 2015

Keluhan utama
Sesak nafas yang memberat sejak 1 hari
SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang


Sejak 1 hari SMRS pasien merasakan sesak
nafas yang dirasakan makin lama makin
memberat. Sesak yang dirasakan makin
hebat terutama setelah beraktivitas dan
sedikit berkurang bila pasien beristirahat.
Selain itu juga pasien sering terbangun
pada malam hari karena sesak sehingga
lebih nyaman tidur dengan 2 bantal. Bunyi
ngik saat sesak (-), nyeri dada (-) demam
(-) keringat malam (-) berdebar-debar (-).
Sesak nafas diikuti dengan keluhan batuk
dengan dahak sulit dikeluarkan, berat
badan menurun namun nafsu makan masih

Keluhan sesak seperti ini telah pasien


rasakan selama 1 tahun dan selalu hilang
timbul. Dalam 1 bulan ini, sesak dirasakan
oleh pasien sudah 3 kali kumat dan keluhan
dirasakan mereda setelah diberikan obat
dari puskesmas. Pada awalnya sesak kali ini
hanya diberikan obat sesak, namun
keluhan tidak mereda sehingga pasien
dirujuk ke RS.

Riwayat Penyakit Dahulu


-Riwayat Hipertensi (+) sejak 1 tahun yang

lalu, jarang kontrol


- Riwayat DM disangkal
- Riwayat minum obat selama 6 bulan
sebelumnya disangkal

Riwayat Penyakit Keluarga


- Riwayat keluhan yang sama pada anggota

keluarga disangkal
- Riwayat Hipertensi disangkal
- Riwayat DM disangkal
- Riwayat Asma disangkal

Riwayat Alergi

Alergi obat, makanan dan cuaca disangkal

Riwayat Psikososial
Pasien adalah suami dari satu istri dan ayah
dari 3 orang anak, bekerja sebagai petani .
Pasien memiliki kebiasaan merokok sejak
umur 15 tahun dan berhenti merokok pada
umur 50 tahun. Pasien merokok 1
bungkus rokok perhari. Kebiasaan minum
alkohol (-).

Pemeriksaan Umum
-

Kesadaran
: Komposmentis
Keadaan Umum
:Tampak sakit
sedang
- Tekanan Darah
:160/ 100 mmHg
- Nadi
: 90 x/menit
- Pernafasan
:30 x/menit
- Suhu
: 36,8 0 C
Tinggi Badan : 155 cm
Berat Badan : 40 Kg
BMI : 17.7 (underweight)

Kepala
Konjungtiva

: Anemis (-/-) Sklera :

Ikterik (-/-)
Pupil
: Bulat, isokhor
3mm/3mm
Bibir
: Mukosa basah (+), pursed-lips
breathing (+) sianosis (-)
Hidung
: Nafas cuping hidung (-), darah
(-), sekret (-)
Leher
: JVP normal, KGB
membesar (-)

Thorax
Paru
Inspeksi

: Bentuk dada barrel chest,


Gerakan dada kiri dan kanan simetris,
Pelebaran sela iga (+), penggunaan otot
bantu pernafasan (-)
Palpasi
: Vokal fremitus dada
kiri dan kanan sama
Perkusi
: Hipersonor pada
kedua lapang paru
Auskultasi
: Vesikuler (+/+),
Wheezing (+/+), Ekspirasi memanjang (+)

Thorax
Jantung
Inspeksi
: Ictus Cordis tidak
terlihat
Palpasi
: Ictus Cordis teraba
pada linea midclavicularis sinistra SIK V
Perkusi
: Batas jantung kanan
dan kiri dalam batas normal
Auskultasi
: Bunyi Jantung I dan II
intensitas normal, regular, murmur (-)

Abdomen
Inspeksi
: Datar, scar (-)
Auskultasi
: Bising usus dalam
batas normal
Palpasi
: Supel, nyeri tekan (-),
hepatomegali (-), splenomegali (-)
Perkusi
: Timpani
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik,

edema tungkai (-/-)

Pemeriksaan penunjang
10 Maret 2015
Laboratorium darah
Hb
Leukosit
Hematokrit
PLT
RBC
Ureum
Kreatinin
AST
ALT
Alb

15,7 gr/dl
9.500/uL
50.2%
274.000 /uL
610.000 u/L
43.1 mg/dl
1.23 mg/dl
91.6 u/l
30 u/l
3.7 mg/dl

Ro Thorax
Jantung :CTR <

50%, elongasi
aorta (+) => cor
tidak membesar
Paru :
Hiperlusen,
costae melebar
dan diafragma
mendatar,
corakan
bronkovaskuler
dbn

Resume
Laki-laki 73 tahun, datang dengan dispneu makin lama makin
memberat sejak 1 hari SMRS. Sesak memberat setelah
beraktifitas dan berkurang jika os beristirahat. Os sering
terbangun pada malam hari. Lebih nyaman tidur
menggunakan 2 bantal. Batuk berdahak. berat badan
menurun. Sesak sudah dirasakan selama 1 tahun hilang
timbul. Dalam 1 bulan ini sesak dirasakan pasien 3x kambuh.
riwayat merokok 1 bungkus/hari kurang lebih 35 tahun.
Pemeriksaan fisik :
IMT : underweight , pursed-lips breathing
thorax : barrel chest, pelebaran sela iga (+), perkusi
hipersonor kedua lapang paru, wheezing (+/+), ekspirasi
memanjang (+/+).
Hasil pemeriksaan radiologis ditemukan cor tidak membesar.
Paru : Hiperlusen, costae melebar dan diafragma mendaftar,
corakan bronkovaskuler dbn

Diagnosis Kerja Utama : Penyakit Paru Obstrukstif Kronis (PPOK)

eksaserbasi akut
Diagnosis Banding : Asma
Pneumotoraks
Penatalaksanaan Farmakologis:

IVFD NaCl 0.9% 20tpm


O2 3 L
Nebulizer Ipratropium bromide 20 gr/6 jam
Salbutamol 2gram 2 x 1
Aminofilin drip 1 ampul 14 tpm
Inj. Dexametasone 2 x 1 ampul/24 jam
OBH Syrup 3 x CI
Penatalaksanaan Non Farmakologis :
-

Fisioterapi

Rencana Pemeriksaan :
-

Spirometri (Setelah pasien stabil)

Rencana Edukasi :
-

Penjelasan penyakit dan komplikasi yang dapat terjadi

Penjelasan tujuan pemeriksaan dan tindakan yang dilakukan

Tinjauan Pustaka
PPOK

Definisi
Penyakit

Paru Kronik Obstruktif (PPOK)


adalah penyakit yang ditandai dengan oleh
hambatan aliran udara di saluran nafas
yang bersifat progresif non reversibel atau
reversibel parsial. PPOK terdiri dari bronkitis
kronik dan emfisema atau gabungan
keduanya.

Epidemiologi
World

Health
Organization
(WHO)
menyebutkan PPOK merupakan penyebab
kematian keempat didunia.
Di Indonesia tidak ada data yang akurat
mengenai prevalensi terjadinya PPOK,
namun pada survei kesehatan rumah
tangga Depkes RI pada tahun 1992 asma,
bronkitis kronis dan emfisema menduduki
peringkat
ke-6
sebagai
penyebab
kesakitan terbanyak dari 10 penyebab
tersering kematian di Indonesia.

Faktor Risiko
Pajanan

Klasifikasi PPOK
PPOK Ringan PPOK sedang

PPOK Berat

tidak ada gejala


dengan ada gejala
waktu istirahat
ringan waktu
namun pasien
istirahat namun
dengan gejala
pasien mulai terasa
ringan pada latihan
gejala pada
sedang (seperti
latihan/kerja ringan
berjalan cepat,
(seperti
naik tangga) serta
berpakaian) serta
didapatkan pada
pemeriksaan
pemeriksaan
spirometri VEP > spirometri VEP 30
80% prediksi
80% prediksi
VEP/KVP <75 %
VEP/KVP 75%.

pasien dengan
gejala sedang pada
waktu istirahat
atau gejala berat
pada saat istirahat
dan terdapat tanda
tanda
korpulmunal.
spirometri :
VEP1<30% prediksi
VEP1/KVP <75%.

Diagnosis
Dari anamnesis didapatkan riwayat penyakit yang ditandai
dengan gejala-gejala yang ada dibawah ini :
a. Sesak Nafas\
Sesak dirasakan timbul secara progresif dalam beberapa tahun,
makin lama makin menganggu aktivitas sehari-hari.
b. Batuk Kronis
Batuk berdahak dapat terjadi episodik atau bertembah berat
pada saat pagi hari. Dahak biasanya bewarna purulen pada
saat eksaserbasi akut.
c. Sesak Nafas (wheezing)
Wheezing pada PPOK terjadi biasanya pada pengerahan tenaga
(exertion) yang diakibatkan karena udara yang melewati
saluran pernafasan yang sempit oleh radang atau sikatriks.
d. Batuk darah
Bila dijumpai disaat serangan eksaserbasi, maka asal darah
diduga dari saluran yang mengalami inflamasi.
e. Anoreksia dan berat badan menurun

Pemeriksaan fisik
Pasien biasanya tampak kurus dengan Barel chest shaped
chest

o Fremitus taktil dada berkurang atau tidak ada

o Perkusi dada hipersonor, batas paru dan hati lebih


rendah

o Suara nafas terdengar berkurang, ekspirasi


memanjang,terdapat adanya suara tambahan seperti
ronkhi atau wheezing.

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologis

Pada bronkitis kronis, foto thoraks akan memperlihatkan tubular


shadow berupa bayangan garis-garis yang paralel keluar dari
hilus menuju apeks paru dan corakan paru bertambah.
Pada emfisema, foto thoraks akan memperlihatkan adanya
hiperinflasi dengan gambaran diafragma yang rendah dan
datar. Penciutan pembuluh darah pulmonal dan penambahan
corakan paru ke medial.
o Pemeriksaan fungsi paru (Spirometri)

o Pemeriksaan analisa gas darah


o Pemeriksaan elektrokardiografi
o Pemeriksaan laboratorium

Penatalaksanaan
Ringan
Sedang
Berat
edukasi

edukasi
mencegah menggunaka komplikasi

penyakit
n obat dg
bertambah
tepat
penyesuaian
mengenal
berat
aktifitas
segera
dan

berobat bila
mengatasi
penggunaan
timbul gejala eksaserbasi O2 di rumah
dini
program
latihan fisik

Terapi eksaserbasi akut


Bronkodilator

Anti-inflamasi

Antibiotik

diberikan
secara tunggal
atau kombinasi
dari ketiga
jenis
bronkodilator
dan
disesuaikan
dengan
klasifikasi
derajat
penyakit.

Dapat
digunakan bila
terjadi
eksaserbasi
akut dalam
bentuk oral
atau injeksi
intravena yang
berfungsi
untuk menekan
proses
inflamasi yang
terjadi. Dapat
dipilih dari
golongan

hanya
diberikan bila
terdapat
infeksi.
Antibiotik yang
digunakan :
Lini I :
Amoksisilin,
golongan
makrolid
Lini II :
Amoksisilin
dan asam
klavulanat,
golongan

Terapi Oksigen
Pemberian oksigen pada PPOK

dilakukan untuk mempertahankan


oksigenasi seluler dan mencegah
kerusakan sel baik di otot maupun
di organ-organ lainnya.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai