Anda di halaman 1dari 23

PERAN DOKTER UMUM DALAM

PEMERIKSAAN VAGINAL SWAB


PADA KASUS PERKOSAAN
Pembimbing
dr Bendrong Moediarso, Sp.F (K)
Penyusun :
Muhammad Nurwahyudi2007.04.0.0030
Arif Cholifaurrohman
2007.04.0.0035
Rani virlia Hutahayan
2008.04.0.0059
Jessica Christina Harsoyo 2008.04.0.0065
Elia Nur Azizah 2008.04.0.0067
Yovita Likewati Harsoyo 2008.04.0.0068
Mahresya Kamajaya
2008.04.0.0070

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Referensi
mengenai
prosedur dan tata cara
mengenai pemeriksaan
vaginal swab yang lege
artis
dan
memiliki
kekuatan hukum sesuai
hukum yang berlaku di
Indonesia tidak ada
sehingga ini menjadi
alasan
kami
untuk
mengambil
tema
pembahasan mengenai
pemeriksaan terhadap
korban perkosaan yang
bisa
dilakukan
oleh
dokter
umum,
khususnya
dengan
pemeriksaan
vaginal
swab
yang
sesuai
dengan
standar
kompetensi
dokter

PENDAHULUAN

Batasan Masalah
Penulisan referat ini dibatasi pada :pemeriksaan vaginal swab pada
kasus perkosaan yang dilakukan oleh dokter umum sesuai standar
kompetensi dokter Indonesia.

Tujuan
Umum :Dapat

memahami pemeriksaan vaginal swab kasus


perkosaan dalam bidang kedokteran dilihat dari dimensi etik dan
dimensi hukum .

Khusus :

Dapat menjelaskan secara khusus berberapa hal yang


berkaitan dengan kasus diatas, baik ditinjau dari hukum dan
kedokteran, serta aspek hukum hubungan dokter dan pasien.

Manfaat :
Bagi Akademisi
Bagi Masyarakat
Bagi Aparatur Pemerintahan
Bagi Ilmu Pengetahuan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kehamilan
Definisi
Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi
sampai dari mulainya persalinan atau lahirnya janin. Lamanya
kehamilan yaitu 280 hari atau 40 minggu, dihitung dari hari
pertama haid terakhir. (Mochtar, 1998)
Usia Kehamilan
Tuanya usia dalam kehamilan disebut dalam satuan minggu
dan terbagi dalam tiga trimester, yaitu :
a. Trimester I antara 0 12 minggu
b. Trimester II antara 12 28 minggu
c. Trimester III antara 28 40 minggu (Mochtar, 1998)
Perubahan Fisiologis Yang Terjadi Pada Saat Kehamilan
Perubahan uterus, serviks uteri, vagina dan vulva, payudara atau
mammae, sirkulasi darah ibu, sistem pernafasan, traktus
digestivus, Traktus urinarius ( perkemihan ), Kulit, dan Berat
badan bertambah

Diagnosa Kehamilan
Lamanya kehamilan mulai dari konsepsi sampai
persalinan kira-kira 280 hari ( 40 minggu ) dan
tidak boleh lebih dari 300 hari ( 43 minggu ) yaitu
:
a.Kehamilan lebih dari 43 minggu disebut
kehamilan post matur.
b. Kehamilan berumur 37 42 minggu disebut
kehamilan matur atau aterm.
c. Kehamilan berumur 36 38 minggu disebut
kehamilan pre matur.
d. Kahamilan yang kurang dari 20 minggu disebut
abortus. (Wiknojosastro,2005)

Persalinan
Definisi
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang
terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir
spontan dengan presentasi belakang kepala yang berlangsung
dalam 18 jam, tanpa kompilkasi baik pada ibu maupun pada
janin (Saifuddin, 2006).

Macam-Macam Persalinan
1.Persalinan spontan
2.Persalinan buatan, misalnya ekstraksi dengan forcep, atau
dilakukan operasi sectio caesarea

. Proses Terjadinya Persalinan


Estrogen dan progesteron terdapat dalam keseimbangan
sehingga
kehamilan
dapat
dipertahankan.
Perubahan
keseimbangan progesteron dan estrogen menyebabkan
oksitosin
yang
dikeluarkan
hipofise
posterior
dapat
menimbulkan kontraksi dalam bentuk braxton hicks akan
menjadi kekuatan dominan saat mulainya persalinan

Sectio Cesarea
Seksio cesarea berasal dari bahasa latin caedo yang
berarti memotong. Seksio cesarea didefinisikan sebagai
kelahiran janin melalui insisi abdomen (laparotomi) dan
dinding uterus (histerotomi) (Leveno et al., 2003/2009).
Indikasi Medis
a. Faktor janin
Bayi terlalu besar, Kelainan letak bayi, yaitu letak
sungsang dan letak lintang, Ancaman gawat janin (fetal
distress), Bayi kembar
b. Faktor plasenta, yaitu plasenta previa dan solusio
plasenta
c. Faktor ibu
Disproporsi sefalo-pelvik, Disfungsi uterus, Ruptura
uteri, yaitu ruptura uteri spontan dan ruptura uteri
violenta, Partus tak maju, Preeklamsia dan eklamsia,
Umur dan gizi ibu (tinggi badan, status gizi dan kadar
Hb), Penyakit penyerta, Infeksi bakteri dan parasit

Trombus
Thrombus merupakan suatu unsur yang tersusun
dari unsur-unsur darah di dalam pembuluh darah
atau jantung sewaktu masih hidup. Unsur-unsur
tersebut adalah trombosit, fibrin, eritrosit, dan
leukosit. Adanya thrombus ini dapat menyebabkan
penyumbatan pada pembuluh darah. Thrombus
terbentuk melaui proses yang dinamakan dengan
thrombosis.
Macam-Macam Trombus
Occlusive thrombus
Propagating thrombus
Saddle/riding thrombus
Mural/parietal thrombus
Pedinculated thrombus

Etiologi dan Patogenesis Terjadinya Thrombus


apabila aliran darah melalui suatu pembuluh yang
berlangsung lambat, yang merupakan penyebab
mengapa sebagian besar thrombus terbentuk di
bagian vena yang bertekanan rendah, tempat di
mana trombosit dan faktor faktor pembekuan
dapat
berkumpuldan
melekat
ke
dinding
pembuluh.
Ada
3
faktor
primer
yang
mempengaruhi
pembentukan
trombus,
yang
disebut dengan trias Virchow:
1. Jejas Endotel
2. Perubahan dalam aliran darah yang normal
3. Hiperkuagulabilitas
Darah dimaksudkan untuk mengalir secara cepat;
jika ia menjadi terhambat, ada penyebab yang
membuat
darah
menjadi
lebih
cepat

Berikut adalah keadaan yang dapat menyebabkan


terbentuknya thrombus :
Operasi dan kanker,Kehamilan, termasuk 6-8 minggu
setelah partum, Kegemukan, Hypercoagulability (Pembekuan
darah lebih cepat daripada biasanya), Obat-obat (contohnya, pilpil pengontrol kelahiran, estrogen), Kecenderungan genetik,
Polycythemia (jumlah yang meningkat dari sel-sel darah merah),
Trauma pada vena, Patah tulang kaki, Komplikasi dari prosedur
yang invasif dari vena

Klasifikasi thrombus
Lokasi : thrombosis arteri (arterial thrombosis) dan
thrombosis
vena (venous thrombsis).
Komponen : white thrombus dan red thrombus

Emboli
Emboli yaitu suatu benda asing yang tersangkut
pada suatu tempat dalam sirkulasi darah yang
dapat berasal dari trombus dalam jantung,
trombus dalam vena, serta trombus dalam arteri.
Macam-macam Emboli
a. Berdasarkan Lokasinya
Embolus vena
Embolus arteri
b. Berdasarkan Zat Pembentuknya, embolus
dapat berupa:
Benda padat yang berasal dari trombus, sel
tumor (atheroma) yang lepas.
1. Embolus atheroma
2. Embolus trombosit

3. Embolus korpus alienum


4. Embolus infeksi
. Benda cair yang berasal dari zat lemak maupun
cairan amnion
1. Embolus Lemak
2. Embolus Cairan Amnion
. Benda gas, dapat berasal dari udara, nitrogen
dalam C02.
1. Embolus Benda Gas
. Etiologi dan Patogenesis Terjadinya Emboli
Emboli dalam tubuh terutama berasal dari thrombus
vena, paling sering pada vena profunda di tungkai
dan panggul. Jika fragmen trombus terlepas dan
terbawa aliran darah, maka fragmen tersebut akan
masuk ke vena cava dan kemudian ke jantung
kanan.

Fragmen ini tidak tersangkut selama dalam


perjalanan karena pembuluh dan ruangan jantung
ukurannya besar.
Darah akan meninggalkan ventrikel kanan mengalir
ke cabang utama arteri pulmonalis, kemudian ke
cabang arteri pulmonalis kanan dan kiri, selanjutnya
ke cabang-cabang pembuluh darah yang lebih kecil.
Karena keadaan anatomi ini, emboli yang berasal
dari thrombus vena biasanya berakhir sebagai emboli
arteri pulmonalis.
Jika fragmen trombus yang sangat besar menjadi
emboli, maka sebagian besar suplay arteri
pulmonalis dapat tersumbat dengan mendadak.

Patient safety
Definisi
Menurut penjelasan Pasal 43 UU Kesehatan No.
36 tahun 2009 yang dimaksud dengan
keselamatan pasien (patient safety) adalah
proses dalam suatu rumah sakit yang
memberikan pelayanan pasien yang lebih
aman.
Tanggung jawab hukum keselamatan pasien
diatur dalam Pasal 58 UU Kesehatan No. 36
tahun 2009
Menurut Institute of Medicine (IOM),
Keselamatan Pasien (Patient Safety)
didefinisikan sebagai freedom from accidental

Patient Safety di Indonesia


Tujuan :
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di
Rumah Sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit
terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya KTD di Rumah Sakit.
4. Terlaksananya program-program pencegahan
sehingga tidak terjadi pengulangan KTD

Accidental Injury
akibat dari melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil (omission).
disebabkan karena kesalahan yang meliputi
kegagalan suatu perencanaan atau memakai
rencana yang salah dalam mencapai tujuan
Ada 2 macam :
kejadian tidak diinginkan/KTD (adverse event)
nyaris cedera/ NC (Near Miss).

Transaksi Terapeutik
Pengertian
Dasar Hukum
Syarat sah terjadinya transaksi
terapeutik
Berakhirnya transaksi terapeutik
Peranan informed consent dalam
transaksi terapeutik

Malpraktik medik
berarti menjalankan pekerjaan yang buruk
kualitasnya, tidak lege artis, tidak tepat.
malpraktek dapat terjadi karena tindakan yang
disengaja (intentional) seperti pada misconduct
tertentu, tindakan kelalaian (negligence), ataupun
suatu kekurang-mahiran/ketidakkompetenan yang
tidak beralasan.
kesimpulan adanya malpraktik bukanlah dilihat
dari hasil tindakan medis pada pasien melainkan
harus ditinjau dari bagaimana proses tindakan
medis tersebut dilaksanakan.

BAB III
PEMBAHASAN

Malpraktik
( masalah

hukum kesehatan dan pelayanan kesehatan


sentral)

The Advanced Learners Dictionary of Current English

wrongdoing (kesalahan) neglect of duty (kelalaian)

PEMBAHASAN
Poin penting yang masih menjadi perdebatan mengenai
malpraktek apa tidak dalam kasus dokter Ayu
1. Pemeriksaan jantung baru dilakukan setelah
operasi
2. Penyebab kematian masuknya udara ke bilik kanan
jantung. Ini karena saat pemberian obat atau infus
karena komplikasi persalinan.
3. Terdakwa tidak punya kompetensi operasi karena
hanya residence atau mahasiswa dokter spesialis
dan tak punya surat izin praktek (SIP)
4. Terjadi pembiaran pasien selama delapan jam.

BAB 4
PENUTUP

Kesimpulan

Dapat dikatakan bahwa kelalaian adalah melakukan


sesuatu yang harusnya dilakukan pada tingkatan
keilmuannya tetapi tidak dilakukan atau melakukan
tindakan dibawah standar yang telah ditentukan.
Berdasarkan pembahasan kasus, kasus diatas tidak dapat
dikategorikan sebagai kasus malpraktek karena penyebab
kematian dari pasien bukan hasil dari tindakan operasi,
melainkan adanya emboli udara yang proses terjadinya
tidak dapat diantisipasi

PENUTUP
Saran
Minimnya
pengetahuan
masyarakat tentang kesehatan
dan
kepercayaan
terhadap
dokter
ketidak
pahaman
tentang
tindakan
dan
kesalahan dokter yang dapat
dilaporkan sebagai malpraktek
medis

masyarakat perlu mendapat


sosialisasi dan pemberitahuan
mengenai hak-hak dan
kewajiban baik yang dilakukan
oleh dokter maupun rumah
sakit serta perlunya mendapat
pendampingan hukum.

Belum adanya hukum dan kajian


hukum tentang malpraktik medis
yang dapat dijadikan pedoman
dalam menentukan adanya
malpraktek medis

Disusun peraturan perundangundangan tentang malpraktek


medis yang jelas, tertata secara
sistematis,
tersusun
komprehensif
dan
aplikatif
tentang malpraktik medis guna
menjamin ketertiban hukum di
Indonesia,
yang
didalamnya
mencakup mulai dari ketentuan
umum malpraktek medis, kriteria,
hingga sanksi yang diterapkan.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai