Anda di halaman 1dari 18

ASPEK HUKUM PRAKTEK

KEPERAWATAN
PROFESIONAL
Oleh :
Ns. Lili Fajria, S.Kep,
M.Biomed

Fungsi Hukum Dalam Praktek


Keperawatan :
UU No.8 tahun 2004 bahwa negara RI merupakan
negara hukum berdasarkan Pancasila dan UUD 45.
Tujuan : Memberikan kepastian bahwa keputusan
maupun tindakan perawat telah konsisten dengan
prinsip hukum sehingga dapat melindungi perawat
dari pertanggung
jawaban/gugatan.
Perlindungan hukum diberikan pada perawat jika telah
melakukan tindakan sesuai dengan kewenangan dan
standar profesi.

Standar Praktek
Keperawatan :
Standar Praktek keperawatan
memberikan harapan minimal bagi
perawat profesional dalam
memberikan Askep yang Aman,
Efektif dan Etis.
Penyusunan standar praktek
merupakan kewenangan Organisasi
Profesi ( PPNI )

Komponen Standar Praktek


Keperawatan ( college of Nurses
of Ontorio, 1990 )
Pernyataan ttg pengetahuan perawat :
- Konsep Dasar keperawatan
- Peran perawat dan hub. Interpersonal
- Proses Keperawatan
- Metodologi penelitian
- Kepemimpinan dan Manajemen
- Sistem Kesehatan

Akuntabilitas profesional baik


independen maupun interdependen.
Tahap demi tahap proses keperawatan.
Dalam standar Praktek Keperawatan
harus dibedakan tanggung jawab
perawat profesional dengan asisten
perawat.

Standar Praktek Keperawatan di Indonesia


diterbitkan pertama kali tahun 1986
Perawat punya kewajiban untuk mengikuti
standar Praktek keperawatan.
Hingga saat ini perawat belum mempunyai
standar profesi yang berfungsi sebagai
sarana perlindungan hukum.

Tolok Ukur Standar Pelaksanaan


Profesi Keperawatan ( Leenen ) :
Terapi harus dilakukan dengan teliti
Harus sesuai dengan ukuran ilmu
pengetahuan keperawatan
Sesuai dengan kemampuan rata-rata yang
dimiliki oleh perawat dg kategori perawatan
yang sama.
Dengan sarana dan upaya yang wajar dan
sesuai dg tujuan konkret upaya pelayanan
kesehatan yang dilakukan.

UU Praktek Keperawatan :
UU No.9 tahun 1960 ttg pokok-pokok
kes
UU No.6 tahun 1963 ttg tenaga kes.
Didlmnya terdapat perbedaan tenaga
sarjana dan bukan sarjana,shg
terdapat pembatasan kewenangan.
UU No.18 tahun 1964 ttg wajib kerja
paramedis sbg PNS ( perawat disebut
sebagai pembantu medis )

Lanjutan..
SK Menkes No. 262/per/VII/1979
Membedakan paramedis menjadi 2
golongan : Paramedis keperawatan
( termasuk bidan ) dan paramedis nonkeperawatan.
Permenkes No.363/Menkes/Per/XX/1980
Pemerintah membuat suatu pernyataan
yang jelas perbedaan tenaga keperawatan
dengan bidan.
Bidan seperti halnya dokter diizinkan
melaksanakan praktek swasta sedangkan
perawat tidak diizinkan.

Lanjutan
SK Menpan No.94/Menpan/1986
Menjelaskan jabatan fungsional tenaga
keperawatan dan sistem kredit point.
UU Kesehatan No.23 tahun 1992
Memberikan kesempatan untuk
perkembangan keperawatan karena
memuat standar praktek, hak-hak pasien,
kewenangan maupun perlindungan hukum
bagi tenaga kesehatan termasuk
keperawatan.

UU Kesehatan No.23 tahun


1992 :
1. Pasal 53 ayat 1 : bahwa ketentuan standar
profesi dan hak pasien ditetapkan dengan
peraturan pemerintah.
2. Pasal 50 ayat 1 : bahwa tenaga kesehatn
bertugas menyelenggarakan kegiatan
sesuai dengan bidang keahliannya.
3. Pasal 53 ayat 4 : hak untuk mendapatkan
perlindungan hukum bagi tenaga
kesehatan.

Beberapa Masalah Hukum dalam


Praktek Keperawatan :
Format Persetujuan ( Consent )
- Persetujuan awal masuk.
- Persetujuan dilakukan tindakan
(operasi)

Perawat dalam hal ini bertindak sebagai


saksi dan sebelumnya perawat yakin
bahwa pasien telah benar-benar dapat
informasi yang jelas.

Lanjutan..
Pengawasan penggunaan obat
Telah diatur oleh BPOM :
- Obat bebas
- Obat dengan resep dokter
- Obat tertentu, seperti narkotika.
Perawat harus memperhatikan
prosedur dan pencatatan yang benar.

Lanjutan
Incident Report
Setiap kali menemukan kecelakaan baik
mengenai pasien, pengunjung maupun
petugas sendiri Perawat harus segera
membuat laporan tertulis.
Contoh : Pasien jatuh dikamar mandi
Salah dalam pemberian obat
Tulis : kejadian, saksi, tindakan yang
dilakukan,
nama dan tanda tangan.

Lanjutan..
Pencatatan dan pelaporan
setiap selesai melakukan tindakan
wajib dilakukan pencatatan sesuai
dengan prinsip dokumentasi.
- tindakan yang dilakukan
- respon pasien
- waktu dilakukan
- nama dan tandatangan

Prinsip Dokumentasi dan Standar


Praktek Keperawatan ( Kelly,1987)
Catat secara objektif : apa yang dilihat,
didengar, bau dan rasa.
Catat secara lengkap : untuk, apa, dimana dan
bagaimana.
Harus akurat : bila keliru, tulis kembali atau
silang tanpa hilangkan tulisan yang salah.
Harus spesifik
Catat perkembangan dan perubahan
Catat prilaku abnormal

Lanjutan.
Tulis dengan cara yang dibenarkan
hukum ( menggunakan tinta hitam/tdk
dg pensil )
Gunakan hanya singkatan standar/baku
Hati-hati menulis pernyatan
Catat tingkat pendidikan pasien
Catat waktu dan tanggal
Cantumkan tanda tangan

TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai