Anda di halaman 1dari 38

Struktur Atom

Pendekatan Klassik: Ernest Rutherford (1911) mengusulkan suatu atom yang terdiri
Inti (bermuatan positif) yang dikelilingi oleh elektron di orbitnya. Dalam model klasik
seperti itu, elektron-elektron mengikuti hukum Newton tentang gerak, dan ternyata
usulan Rutherford cacat karena elektron akan tertarik menuju inti dan bergabung.
Orbitnya tidak dapat dipertahankan. Selain itu, penggambaran klasik ini hanya dapat
menjelaskan secara komplit akan posisi dan pergerakan intik dan elektron dalam atom
hidrogen. Bahkan untuk hidrogen, penjelasan Rutherford tidak dapat diterapkan pada
beberapa sifat-sifat spektroskopi hasil eksperimen.
Model Atom Bohr (1913): suatu model terkuanta untuk atom

Kecepatan, v, dengan arah tangensial

Arah pergerakan
elektron

Elektron
Inti

Energi dari suatu elektron di dalam orbit


tertentu tetap bertahan konstan dan hanya
energi tertentu yang diperkenankan

Max Planck: mengembangkan ide tentang energi diskrit (discrete energies) untuk radiasi
elektromagnetik yang disebut energi terkuanta
E = hv

dengan h (konstanta Planck, 6,626 x 10-34 Js)

Dualitas Gelombang-Partikel
Loius de Broglie (1924): radiasi dapat menunjukkan sifat gelombang dan partikel sekaligus.
Untuk suatu partikel (termasuk elektron) dengan momentum mv mempunyai panjang
gelombang

= h/mv
Prinsif Ketidaktentuan (The Uncertainty Principle)
Suatu elektron dapat bergerak di sepanjang jalur tertentu. Namun untuk elektron (yang
bersifat seperti gelombang), tidak mungkin untuk menentukan letak dan momentum secara
pasti pada saat waktu tertentu. Ini disebut prinsif ketidaktentuan Heisenberg.
Kemungkinan menemukan suatu elektron pada titik tertentu di dalam ruang ditentukan oleh
fungsi 2 dimana adalah fungsi gelombang. Fungsi gelombang adalah suatu fungsi
matematika yang memberikan informasi lengkap mengenai sifat dari suatu elektron-gelombang
Persamaan Gelombang Schrdinger:
= E dimana disebut operator Hamiltonian dan E disebut nilai Eigen dari operator H

Bagian Radial dan angular dari fungsi gelombang

Cartesian (x, y, z) radial (r) angular (, ) = R (r)A(, )


z

Fungsi gelombang dari suatu atom terdiri dari sebuah


radial, R(r) dan sebuah komponen angular, A(, )

Titik = 0 rad
Koordinat polar (r, , )

Komponen radial tergantung pada bilangan kuantum n dan l


Komponen angular tergantung pada l dan m l

Titik = 0 rad

Sehingga ditulis Rn,l (r) dan Al,ml (, )

Kerapatan Probabilitas
2 : sebanding dengan kerapatan peluang dari elektron pada suatu titik di dalam ruang.
2 dapat diterangkan dengan menggunakan komponen radial, R(r)2 dan angular A(, )2
Orbital atom 1s :
Berbentuk bulat (spherical); bulat simetris terhadap inti
Peluang menemukan elektron sebagai fungsi dari jarak terhadap inti: R(r)2 ,
kira-kira 95% dari total fungsi gelombang 2
*Probabilitas untuk menemukan sebuah
elektron di dalam suatu kulit bola dengan
radius r dan tebal (r + dr) adalah 4r2R(r)2

R(r)2

4r2R(r)2

1s
1s

0
0

10
Jarak dari inti atom, r

0
0

10
Jarak dari inti atom, r

Bilangan Kuantum
*Suatu orbital atom ditentukan oleh satu set yang unik dari tiga bilangan kuantum (n, l, ml)
*Suatu elektron di dalam suatu atom ditentukan oleh satu set yang unik dari empat bilangan
kuantum (n, l, ml,ms)

Bilangan kuantum utama (n): berhubungan dengan tingkat energi orbital atau kulit.
n = 1, 2, 3, 4, 5,..
Bilangan kuantum orbital (l): memberikan informasi lengkap tentang daerah dalam
ruang di mana elektron mungkin bergerak; menjelaskan bentuk dari orbital. Nilai l juga
menentukan momentum angular dari elektron di dalam orbital.
l = 0, 1, 2, 3, 4,.(n-1)
n=1 l=0
n = 2 l = 0, 1
n = 3 l = 0, 1, 2
n = 4 l = 0, 1, 2, 3
Bilangan kuantum magnetik (ml): berhubungan dengan direksionalitas
ml = integer di antara l dan +l = -l, (-l + 1),, 0,,(l - 1), l
Bilangan kuantum magnetik spin (ms): menentukan arah dari momentum spin
angular dari sebuah elektron dan mempunyai nilai +1/2 atau -1/2

Orbital Atom
Nilai l
Orbital atom

h
z

+
x

Perbedaan dari keempat jenis orbital


tersebut adalah bentuknya dan sifat
simetrisnya. Bentuk dari orbital diatur
oleh bilangan kuantum l
Suatu orbital s membentuk
bulat simetris di sekitar inti dan
y batas permukaan orbital
mempunyai fase yang konstan
x

1s

z
+

y
-

x
2p

Nodal plane (perubahan


fase) di bidang xz

Bilangan kuantum dan bentuk orbital dari suatu tipe tertentu


Orbital s, mempunyai l = 0 dan ml = 0untuk harga n tertentu, hanya ada 1 orbital s
Sehingga disebut singly degenerate.
Orbital p, mempunyai l = 1 dan ml = -1, 0, 1.
Persamaan Schrodinger memberikan
3 solusi untuk orbital p untuk harga n tertentu jika n 2 sehingga disebut triply atau
three-fold degenerate.
Orbital d, mempunyai l = 2 dan ml = -2, -1, 0, +1, +2.
Persamaan Schrodinger
memberiakan 5 solusi untuk orbital d untuk harga n tertentu dimana n > 2. sehingga
disebut five-fold degenerate.
Orbital-orbital Degenerate mempunyai energy yang sama

4r2R(r)2

Fungsi gelombang R(r) dapat


mempunyai amplitudo positip dan
negative. Tetapi karena R(r)2, grafik
tidak pernah bernilai negatif.
Pada suatu nodal radial, fungsi
distribusi radial 4r2R(r)2 = 0

1s

2s
3s

0
0

10

20
Jarak dari inti atom, r

3d
3p

4r2R(r)2

3s

Jumlah nodal radial sebagai fungsi dari tipe


orbital dan harga n
n

s (l =0)
1
2
3
4

0
0

10

20
Jarak dari inti atom, r

0
1
2
3

p(l = 1

d(l = 2)

f(l =3)

0
1
2

0
1

Penetrasi dan Shielding


Apa yang terjadi jika kita meletakkan elekton-elektron ke dalam orbital-orbital ini.
Tarikan elektrostatik antara inti dan elektron
Tolakan elektrostatik antara elektron-elektron
Di dalam atom seperti hidrogen (Hidrogen-like atom), orbitals 2s dan 2p adalah
degenerate.
Kehadiran 1 nodal radial dlm orbital 2s berarti bahwa ada
2p
4r R(r)
2s
2

suatu wilayah dari ruang yang relatif dekat dengan inti di


mana elektron 2s akan ditemukan. Artinya: elektron di
orbital 2s akan menghabiskan waktunya lebih dekat dengan
inti dibandingkan dengan sebuah elektron dalam orbital 2p.
Fenomena ini disebut penetrasi. Orbital 2s lebih
berpenetrasi dibandingkan orbital 2p

Apa yang akan terjadi jika masing-masing


orbital 2s dan 2p mempunyai elektron?
0
0

10

15
Jarak dari inti atom, r

Muatan positif (dari inti) yang


dirasakan oleh elektron di orbital 2p
dilemahkan (diluted) karena adanya
densitas elektron 2s yang ada dekat
inti.elektron 2s melindungi (shield)
elektron 2p

Orbital 2s lebih berpenetrasi dan melindungi orbital 2p. Elektron-elektron di orbital 2p


mengalami gaya tarik elektrostatik yang lebih lemah, akibatnya mempunyai energi
yang lebih tinggi (kurang terstabilkan) dibandingkan dengan orbital 2s.
Energi

etc.

3s

2s

1s

3p

2p

3d

Spektrum Atom Hidrogen dan Aturan Seleksi


v2

v2

Keadaan tereksitasi

Dasar aturan seleksi untuk spektra:


n = 0, 1, 2, 3, 4,.
l = +1 atau -1
Aturan seleksi Laporte

v1
Emisi

v1
adsorpsi

Keadaan dasar

l=2

Lyman

1, 3

1, 4

1,dst

Ultraviolet

n=5

Balmer

2, 4

2, 5

2,dst

Visible

n=4

Paschen 4

3, 5

3, 6

3,dst

Infrared

n=3

Brackett
Pfunl

l=0

l=1

Far infrared
Far infrared

Balmer
n=2

Lyman
n=1

SOAL: Tentukan energi ionisasi hidrogen dari deret Lyman


jika diperoleh spektra pada frekuensi 2,466; 2,923; 3,083;
3,157; 3,197; 3,221; dan 3,237 x 1015 Hz

Ikatan Kovalen Homonuklir

Struktur Lewis H2 :

H H

Walaupun struktur lewis menunjukkan koneksi atom H


kepada atom H yang lain, struktur ini tidak
memberikan informasi mengenai karakter
sesungguhnya dari pasangan ikatan elektron dan juga
wilayah dari ruang yang mereka isi.

Problem-problem untuk menjelaskan elektron dalam molekul:


Penyelesaian matematis exact dari persamaan Schrodinger hanya bisa diperoleh untuk Spesis seperti Hidrogen
(Hydrogen-like species).
Kita tidak dapat menemukan penyelesaian exact dari persamaan gelombang untuk lebih dari 1 inti dan lebih dari
1 elektron.

Dua metode pendekatan untuk masalah tersebut:


ikatan valensi dan teori orbital molekul
Teori Ikatan Valensi menggunakan bersama elektron-elektron ke dua pusat ikatan atau ke orbital dasar
atom
Teori Orbitas Molekul mengizinkan elektron-elektron terdelokalisasi di seluruh molekul

Teori Ikatan Valensi (VB)


HA

HB

Ketika dua atom H terpisah satu sama lain dengan baik, elektron 1 akan berasosiasi dengan H A dan
elektron 2 akan berasosiasi dengan H B. Kondisi ini dijelaskan oleh fungsi gelombang

Ketika mereka berdekatan cukup dekat, elektron 2 dapat berasosiasi dengan H A dan elektron 1 dengan HB

kovalen = 1 + 2
kovalen menentukan suatu energi. Secara perhitungan, energi minimum H A HB adalah 303 kJ/mol dengan jarak
internuklir adalah 87 pm untuk H 2.
Secara eksperimen diperoleh jarak internuklis H 2 adalah 74 pm dan energi dissosiasi ikatan adalah 436 kJ/mol
Penyempurnaan teori untuk H2. Ada 4 situasi yang dapat muncul apabila H A dan HB berdekatan.
*(inti HA dengan elektron 1) dan (inti H B dengan elektron 2)
*(inti HA dengan elektron 2) dan (inti H B dengan elektron 1)
*(inti HA dengan elektron 1 dan 2) dan (inti H B tidak dengan dua-duanya)
*(inti HA tidak dengan dua-duanya) dan (inti H B dengan elektron 1 dan 2)

molekul= kovalen + [c x ionic ]

H+

H-

Struktur Resonansi

Teori Orbital Molekul (MO)


Pendekatan yang umum dipakai dalam teori MO disebut linier combination of
atomic orbitals (LCAO); MO dibentuk dari fungsi-fungsi gelombang atom AO

amplitudo

Interaksi antara 2 orbital atom akan :


Diijinkan jika simetris dari orbital2 atom cocok satu sama lain
Effisien jika ada wilayah overlap yang cukup dari 2 orbital atom
Effisien jika orbital atom mempunyai energi yang berdekatan

In-phase
combination

MO = N x [1 + 2]
Orbital molekul bonding
Terstabilisasi

out-phase
combination

MO = N x [1 - 2]
Orbital molekul anti-bonding
destabilisasi

Meletakkan elektron-elektron dalam molekul H2: Prinsip Aufbau


Energi

MO (antibonding)

*(1s)

(1s) A

(1s) B

MO (bonding)

(1s)
H

MO (bonding)
H2

MO (anti-bonding)

Energi

MO (antibonding)

*(2s)

(2s) A

(2s) B

(2s)
Li

MO (bonding)
Li2

Li

Konfigurasi Elektronik :

(1s)2 *(1s)2 (2s)2

SOAL: Apakah molekul Be2 stabil? Jelaskan!

Overlap orbital dari orbital atom p


z

z
2pz

2pz

(2pz)

z
2pz

2pz

*(2pz)

z
x

(2px)

*(2pz)

*(2px) *(2py)

2p

(2px) (2py)

2p

(2pz)

Orde Ikatan dari suatu kovalen memberikan ukuran interaksi antara inti.
Orde ikatan = x [{jumlah elektron bonding} {jumlah elektron antibonding}]
Soal: Jelaskan dengan orbitas molekul fenomena bahwa F 2 adalah gas diamagnetik
O2 adalah gas paramagnetik

Percampuran Orbital dan Crossover


Pada permulaan barisan pertama dari unsur blok-p (B, C, N), 2s dan 2p dari AO mempunyai energi yang
relatif dekat. Sehingga MO yang dihasilkan dari penggabungan OA unsur-unsur ini adalah saling
berdekatan. Jika orbital-orbital mempunyai energi yang similar dan similar simetris, mereka dapat
bercampur.

* (2p)
* (2p)

*(2p)

Soal: *Jelaskan mengapa molekul B2 gas


paramagnetik!

* (2p)

*(2p)

*(2p)

(2p)
(2p)

(2p)
(2p)

(2p)

(2p)
* (2s)

* (2s)
* (2s)

(2s)

mixing

(2s)

* mixing

(2s)

Jelaskan mengapa C2 diamagnetik!


Jelaskan mengapa N2 stabil!
Jelaskan sifat magnetik O2, [O2]+, [O2]-,
[O2]2- dan bagaimana urutan entalpi
dissosiasi ikatannya?

Pendekatan MO Ikatan dalam Molekul Diatom HeteroNuklir


*(2s)

Zeff (muatan efektif inti) yang dialami oleh olektronelektron kulit valensi dari X dan Y tidak sama
Zeff(Y) > Zeff(X)

2s

2s
(2s)
X

XY

Zeff meningkat dari kiri ke kanan dalam barisan


tabel periodik
MO = {c1 x X} + {c2 x Y} dimana c = komposisi
MO = {c1 x X(2s)} + {c2 x Y(2s)} dengan c2 > c1

LiH
Lebih kurang 74% H
26% Li

2s

Li

LiH

1s
H

HF

LiF
*
*

2s

1s

Non-bonding
2p
Non-bonding

Non-bonding

Non-bonding
2s

HF

Li

LiF = {c1 x Li(2s)} + {c2 x F(2p)} dengan c2 >> c1

Ikatan dalam CO melalui pendekatan Lewis dan VB:


CO isoelektrik dengan N2

C-

O+
C

+
O

Ikatan dalam CO melalui pendekatan MO:


Zeff O > Zeff C
2s AO dari O terletak lebih rendah daripada 2s AO dari C
2p AO dari O terletak lebih rendah daripada 2p AO dari C
Pemisahan energy 2s 2p di O lebih besar dibandingkan di C

Energi

* (2p)
*(2p)

2p
2p
(2p)

(2p)
*(2s)
2s

2s
(2s)

CO

Efek Percampuran Orbital pada CO


Energi

* (2p)

*(2p)

2p
2p

Untuk CO: Orde ikatan ada 3, ada 1


pasangan non-bonding untuk O dan
1 pasang non-bonding untuk C,
diamagnetis.

(2p)

2s
2

CO

2s

Soal: 1. Gambarkan strukture resonansi dan tentukan orde ikatan untuk [CN]dan [NO]+. Terangkan sifat magnet dari kedua ion tersebut!

Teori Orbital Molekul Hckle:


Untuk molekul yang mengandung banyak atom
Pendekatan LCAO-MO :

= aii

= 1, 2, 3, n
i = 1, 2, 3, n

Dimana ai = koefisien untuk setiap orbital atom (i )


i = atom
n = jumlah atom dalam molekul

Misalnya: H1 H2

1 = a111 + a122
2 = a211 + a222

Perlu mencari nilai ai untuk memperoleh yang mendekati fungsi gelombang


sesungguhnya (o) dengan menggunakan Prinsip Variasi (Principle Variation): setiap
fungsi gelombang akan menghasilkan suatu nilai energi orbital yang secara numerik lebih
besar dari nilai energi sesungguhnya (Eo)
Dari pers. Schrdinger:

= E
= E

f (x) f(x) (f(x))2

tetapi karena H E maka

= E 2

Integrasi terhadap semua koordinat d:

d = E 2 d
d
E=

2 d

d
Sesuai dengan Prinsip Variansi:

E=

Eo

d
2

Untuk memperoleh mendekati o , maka parameter ai harus dipilih sehingga menghasilkan


nilai E sekecil mungkin (minimum)
E
( aii ) ( ajj)d
=0
j
i
ai
E=
( aii ) ( ajj)d
j

ai aj i j d
=

ai aj i j d
i

ai aj Hij

Untuk menyederhanakan:
Hij = i j d
Sij = i j d

E=

ai aj Sij
i

x
y

ai

x
ai

y
ai

y2

=0

0=

1
y

x
ai
x
ai

0=
x
ai
Turunan dari x dan y terhadap ai memberikan:

x
ai

_ E

= 2 aj Hij
j

y
= 2 aj Sij
ai
j
Maka

2 aj Hij
j

aj (Hij

E 2 aj Sij

=0

ESij ) = 0

Persamaan variasi

Digunakan untuk menghitung harga koefisien

_ x
y2
_ x
y
y
ai

y
ai
y
ai

=0

Sebagai contoh untuk molekul sistem dengan i dan j bervariasi dari 1 sampai 3 dan i konstan untuk
setiap persamaan individual:

a1 (H11 ES11) + a2 (H12 ES12) + a3 (H13 ES13) = 0


a2 (H21 ES21) + a2 (H22 ES22) + a3 (H23 ES23) = 0

Persamaan simultan

a3 (H31 ES31) + a2 (H32 ES32) + a3 (H33 ES33) = 0


Untuk sistem allil mempunyai 3 MO ( = 1, 2, 3) yang mempunyai energi yang berbeda. Jadi ada 3
kemungkinan nilai E.

3
2
1

E3

3 = a31 1 + a32 2 + a33 3

E2

2 = a21 1 + a22 2 + a23 3

E1

1= a11 1 + a12 2 + a13 3

= aii

Persamaan simultan tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan Determinan Sekular .


Dengan menyelesaikan determinan ini, maka harga-harga E dapat dicari.
Determinan Sekular:

Hij ESij

= 0

Hij ESij

H1n ES1n

H21 ES21

H22 ES22

. . .

H2n ES2n

. . .

Hnn ESnn

Hn1 ESn1

Hn2 ESn2

=0

...

. . .

...

H12 ES12

...

H11 ES11

Metode Hckle:
Untuk mempermudah penyelesaian determinan sekular maka integral-integral dinyatakan dalam
bentuk parameter-parameter dan energi dinyatakan dalam bentuk parameter-parameter ini.
Asumsi:
1.Hii =
2.Hij = jika i dan j berikatan; Hij = 0 jika tidak berikatan
3.Sii = 1, Sij = 0 untuk i j
4.Ikatan terlokalisasi dan dapat digunakan sebagai kerangka yang rigid untuk elektron-elektron

Untuk 1,3-butadiena

H11 ES11

H12 ES12

H13 ES13

H14 ES14

H21 ES21

H22 ES22

H23 ES23

H24 ES24

H31 ES31

H32 ES32

H33 ES33

H34 ES34

H41 ES41

H42 ES42

H43 ES43

H44 ES44

Dari asumsi Huckle:

Memberikan

=0

-E

x4 3x2 + 1 = 0

Dibagi dengan dan mensubsitusikan

=0

=0

maka x = 1,62 , 0,62

x=

-E

1,62

antibonding

0,62

non-bonding
+ 0,62
+ 1,62

bonding

Tingkat energi untuk 4 MO butadiena


Sekarang dimungkinkan untuk menentukan energi MO dari setiap hidrokarbon terkonjugasi
dengan mencari harga-harga koefisien-koefisien untuk orbital atom dalam setiap OM

= aii
koefisien-koefisien (ai) dapat ditentukan:
a1x + a2
...

...

a1

+ a2x + . . . + an = 0

...

a1

+ . . . + an = 0

+ a 2 + . . . + a nx = 0

Dengan memasukkan harga-harga x, menyelesaikan


persamaan simultan, dan menggunakan kondisi
ternormalisasi:

ai2 = 1
i

Dari pendekatan LCAO MO:


Orbital atom ternormalisasi

2 d = 1
Persyaratan bahwa OM juga ternormalisasi:
2 d = 1
( aii )2 d = 1

ai2 = 1

ai 2 i 2 d = 1

i
2

Sebagai contoh: sistem allil

x
1

1
x

0
1

atau

(kation, anion, radikal)

=0

Persamaan variansi menjadi


a1x + a2 = 0
a1 + a 2 x + a 3 = 0
a2 + a 3 x = 0
Akar dari determinan memberikan:

x = - 2 ; x = 0; x = 2

- 2 a1 + a2 = 0
a1 - 2 a2 + a3 = 0

Untuk x = - 2

a2 - 2 a3 = 0
Normalisasi:

a2 = 2 a1
a1 = a 3
a2 = 2 a3

a12 + a22 + a32 = 1


a12 + (2a1)2 + a12 = 1
4 a1 2 = 1

Maka

a3 =

a12 = 1/4
a1 = 1/2
a2 = 2 .
a2 = 1/2

Sehingga : 1 = 1 + 1/2 2 + 3
Untuk x = 0

Untuk x = 2

Dalam kasus sistem degenerate; kita harus menggunakan HMO dan mempertimbangkan
simetri dan keberadaan nodal dalam MO
Sebagai illustrasi, siklopropenil mempunyai 2 MO antibonding degenerate untuk x = 1
a2

a3

a1

II

Determinan sekular untuk sistem siklopropenil:

x
1

1
x

1
1

=0

Diperoleh x = -2, x = 1, x = - 1
Persamaan variansi:

a1 x + a 2 + a 3 = 0
a1 + a 2 x + a 3 = 0
a1 + a2 + a3x = 0

Dengan memasukkan harga x = 1


a1 + a 2 + a 3 = 0
a1 + a 2 + a 3 = 0
a1 + a 2 + a 3 = 0

Untuk menyelesaikan persamaan tersebut, diperlukan syarat tambahan.


Misalnya untuk MO I menunjukkan bahwa nodal melalui atom 2 maka a2 = 0
a1 + a3 = 0
a1 = - a 3

Normalisasi:

a1 2 + 0

Untuk MO II

a12 + a22 + a32 = 1

= 1/2 1 - 1/2 3

+ a12 = 1
a12 =
a1 = 1/2 dan a3 = 1/-2

a1 = a3 karena simetris

Untuk x = 1

a1 + a2 + a3 = 0

atau a1 + a2 + a1 = 0
a2 = -2a1

Normalisasi:

a12 + a22 + a32 = 1


a12 + (-2a1)2 + a12 = 1
a1 = 1/6

II

= 1/6 1 - 2/6 2 + 1/6 3

Keadaan simetris juga dapat diterapkan untuk menentukan koefisien bagi setiap molekul yang
cocok.
2
a1 = a4
4
Contoh: 1,3-butadiena
1
a2 = a 3
3

1
2

metilensiklopropena
3

a3 = a4

Namun untuk semua molekul kecuali molekul-molekul yang mempunyai MO degenerate, metode
yang lebih sederhana untuk memperoleh koefisien determinan adalah metode kofaktor.

ai
a1
ai
a1

= +

= -

a12 =

kofaktor i
kofaktor 1
kofaktor i
kofaktor 1
1

(ai/a1)2

jika i = ganjil

jika i = genap

Sebagai contoh; 1, 3-butadiena

a1
a1

a2
a1

a4
a1

=0

= 1

= -

= -

1
0

1
x

0
1

x
1

1
x

0
1

(x3 2x )

(x2 1 )

a3

(x3 2x )

a1

= +

(x3 2x )
=

-1
(x2 2)

x
(x3 2x )
1
(x2 2)

Untuk x = - 1,62

ai

ai

a1

a1

1,00

1,00

0,37

1,62

2,62

0,60

1,62

2,62

0,60

1,00

1,00

0,37

Dengan memasukkan harga x yang lain, maka akan diperoleh:

1 = 0,371 + 0,602 + 0,603 + 0,374


2 = 0,601 + 0,372 - 0,373 - 0,604
3 = 0,601 - 0,372 - 0,373 + 0,604
4 = 0,371 - 0,602 + 0,603 - 0,374

ai

Nilai energi HMO telah banyak digunakan untuk menyelesaikan banyak masalah:
1. Perhitungan energi relatif dari molekul-molekul siklik poliene terkonjugasi memberikan aturan (4n + 2)
(monosiklik hidrokarbon terkonjugasi mengandung elektron sebanyak (4n + 2) sangat stabil dan aromatik
2. Perhitungan energi resonsansi
3. Memprediksi oriientasi molekul dalam substitusi elektrofilik aromatik
4. Memperkirakan stabilitas kompleks bermuatan
5. Perhitungan potensial ionisasi dan potensial oksidasi polarografik

Koefisien-koefisien MO juga sangat berguna sekali untuk menghitung kerapatan elektron


dan kerapatan muatan pada atom-atom dalam molekul, orde ikatan antar atom-atom
dalam molekul, dan valensi bebas.

qi = nai2

Densitas elektron:

Densitas muatan:
Orde ikatan :

pij =

Valensi bebas (F):

i = 1 qi

Dimana n adalah jumlah elektron dalam

Densitas elelktron dan densitas muatan telah digunakan untuk


memperkirakan posisi penyerangan nukleofilik atau elektrofilik
dalam satu molekul. Orde ikatan untuk memperkirakan
panjang ikatan

nai aj

Fi = 1,732 - pij
i

Anda mungkin juga menyukai