Anda di halaman 1dari 26

Kasus 2 MKK kelompok 7

Ibu Ani nyeri sendi


Anggota Kelompok 7 MKK
0302011214 NIA FEBRINA 0302012085 DINDA
PRIMANDARI PUTRI

0302011320 ZENA ANZANI 0302012102 FAUZAN HILMAN


SUCI O

0302012017 ANDI NITA A 0302012121 HARRY NUGRAHA

0302012034 ARMI SETIA 0302012135 IVAN MARDHI


KUSUMA LAKSMANA

0302012048 BERNIO 0302012180 NABATUL


YUSTINDRA P KHASAN

0302012068 DENISE SWITA


MONAHAN
SKENARIO KASUS
Ibu Ani, 50 tahun mengalami nyeri pada kedua lutut, pinggang, dan pundak. Nyeri lutut
dirasakan sejak sekitar 4 bulan yg lalu. Sebelumnya penderita terpeleset saat turun tangga
dan terkilir pada kedua lutut saat menahan jatuh. Setelah itu penderita menderita nyeri
lutut terutama saat jalan jauh, atau naik turun tangga. Terkadang disertai bengkak dan
kemerahan ringan pada kedua lutut. Pada pagi hari kedua lutut terasa kaku sekitar 15
menit. Nyeri pinggang dirasakan sejak 2 minggu yg lalu terutama saat jalan jauh, dan
berkurang saat duduk. Nyeri pinggang dirasakan pasien meluas sampai ke pundak.
Pekerjaan pasien adalah perawat, menikah dan memiliki anak usia 20 dan 18 tahun.
Pemeriksaan fisik : tanda vital dlm batas normal, BB 70 kg, TB 150 cm
Status lokalis lutut : genu valgus bilateral (kanan lebih berat dibandingkan kiri),
valgus test kedua lutut (+)
Status lokalis vertebra : skoliosis, panggul kaan lebih rendah , spasme mm. Erector
spinae.

*Kata kunci : nyeri pinggang, nyeri lutut, pasca cedera


TERMINOLOGI
Nyeri : pengalaman sensori & emosi yg tidak
menyenangkan dimana berhubungan dengan kerusakan
jaringan (menurut The International Association for The
Study of Pain IASP). (1)
Skoliosis : keadaan kelainan pada tulang belakang ke
arah lateral.
Tes valgus : tes untuk melihat kelemahan atau kestabilan
ligamen medial kolateral.
Analisis Masalah
Ibu Ani usia 50 Genu valgus
Osteoatritis &
tahun bilateral (sisi
Post trauma
Bekerja sebagai kanan lebih
lutut
perawat parah)

Skoliosis
(Panggul kanan
lebih rendah)

Nyeri
Muscle pinggang
Sprain sampai ke
pundak
MIND MAP

Osteoatrit
is Nyeri lutut
Ibu Ani
sejak 4 bulan
50 tahun Post trauma
yang lalu
BB : 70 Pada kedua lutut
Terkadang
kg saat menahan
bengka
TB : 150 jatuh
kemerahan
cm
1. Cedera ACL Kaku
2. Cedera PCL pagi
Valgus
3. Cedera LCL hari
tes (+)
sekitar
4. Cedera MCL 15
5. Cedera menit
Meniscus
Faktor Risiko Kronisitas Nyeri Lutut dan
Manajemen
Cedera MCL Analgesik
Cedera Pemasangan brace lutut, early weight-
meniskus bearing, latihan m. quadriceps
Osteoartritis Program penurunan berat badan
Obesitas
Sulit berjalan Edukasi agar selalu mengusahakan
jauh, naik turun pergerakan sendi
tangga, lebih Motivasi pasien untuk tidak selalu
suka duduk mengeluh nyeri dan yakin akan
kesembuhannya
Mendelegasikan tugas inti perawat pada
Perawat tenaga yang masih muda, mengerjakan
tugas supervisi

Mobilitas tinggi Penggunaan alat bantu jalan


ANATOMI GENU
Manajemen Nyeri
Fokus pada fungsi daripada penyakit

Fokus pada manajemen daripada menyembuhkan

Terapi spesifik yang terintegraasi

Manajemen yang multidisiplin dan terintegrasi

Menekankan metode aktif daripada pasif

Menekankan pada merawat diri sendiri secara mandiri


daripada dirawat orang lain.
TATALAKSANA OA
Pada penyakit OA terutama pada stadium awal, pemberian pengobatan
bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri, menambah luas
pergerakan/mobilisasi sendi dan mengurangi beban tubuh. (2)
Pengobatan terdiri atas :
1. Penanganan umum
-. istirahat yang teratur untuk mengurangi penggunaan beban pada sendi

-. mengurangi berat badan dengan diet


-. latihan di rumah berupa latihan statis serta memperkuat otot-otot
-. fisioterapi yang berguna untuk mengurangi rasa nyeri, menguatkan otot
dan menambah luas pergerakan sendi
2. Pemberian obat-obatan

- Pemberian obat-obatan analgetik dan anti-inflamasi untuk


mengurangi nyeri dan pembengkakan (parasetamol, NSAID,dll)
- Injeksi steroid dilakukan pada sinovitis akut (intra-artikuler)
atau bila ada nyeri pada ligamen peri-artikuler

3. Aspirasi bila ada cairan dalam sendi

4. Pemasangan bidai apabila ada nyeri pada stadium akut,


mengoreksi deformitas serta mengurangi beban tubuh
5. Tindakan operasi

dilakukan apabila :

- nyeri yang tidak dapat diatasi dengan obat-obatan atau


tindakan lokal

- sendi yang tidak stabil oleh karena subluksasi atau deformitas


pada sendi

- adanya kerusakan sendi pada tingkat lanjut


MCL
Adanya trauma atau robekan pada kolateral bagian medial khususnya dilutut

Trauma pada MCL dapat terjadi saat menekuk kaki atau perubahan area pada
kaki secara mendadak

Gejalanya adalah kaki membengkak, nyeri dan terasa hangat

Uji stress valgus

Klasifikasi :

- tingkat 1 : robekan MCL parsial, tendon tetep utuh, gejala minimal

- Tingkat 2 : robekan MCL parsial, merasa tidak stabil dan mencoba


melakukan gerakan memotong atau memutar (pivot). Nyeri dan bengkak
terlihat

- Tingkat 3 :Robekan MCL komplit. Terdapat nyeri, bengkak, sulit nekuk


lutut, instabilitas sendi
ACL
Ligamen ini berfungsi sebagai stabilisator yang mencegah pergeseran ke
depan yang berlebih dari tulang tibia terhadap tulang femur yang stabil, atau
mencegah pergeseran ke belakang

Cedera lutut tersering dengan mekanisme valgus lutut dan puntiran

Derajat ACL(6):

- Derajat 1: Robekan mikro pada ligamen yang biasanya tidak menimbulkan


gejala.

- Derajat 2: Robekan parsial dengan perdarahan. Terjadi penurunan fungsi


dan dapat menimbulkan gejala ketidakstabilan.

- Derajat 3: Robekan total dengan gejala ketidakstabilan yang sangat


bermakna.
LCL
Merupakan ligamen yang menghubungkan femur dan kepala
fibula.
LCL lebih jarang dari MCL

LCL ada 3 tingkat :

- Tingkat 1 (nyeri ringan pada sisi lateral lutut).Biasanya tidak


ada bengkak. Bila difleksikan 30 derajat dan diberi tekanan dari
arah medial akan nyeri dengan tidak ada laxity sendi.
- Tingkat 2 (nyeri dan bengkak jelas pada daerah lateral lutut,
saat diberi tekanan dari arah medial terjadi nyeri dan laxity
sendi

- Tingkat 3 (Robekan komplit dari ligamen, nyeri bervariasi,


laxity sendi jelas, lutut tidak stabil)
PCL
Berfungsi sebagai stabilitas lutut dengan mencegah tibia ke
belakang
Cedera terjadi pada tibia dari arah depan sedangkan lutut pada
posisi 90 derajat
Nyeri lutut, bengkak, dan gangguan gerakan
Diagnosis dengan tanda posterior drawer test (+)
Terapi cedera ligamen
Price (Protect, Rest, Ice, compressi, dan elevasi)

Dengan cara menjaga, membatasi atau mengisirahatkan


pergerakan pada kaki, ice diberikan agar terjadi
vasokontriksi sehingga mengurangi nyeri dan oedem.
Compresi dan elevasi untuk membatasi dan mengurangi
oedem.
Anti inflamasi

Knee brace (untuk immobilisasi dan mengurangi


nyeri), Tongkat selama 2-4 minggu, exercise ringan
Terapi ACL
Non operatif : ultrasound dan diatermi, pemakaian brace lutut,
serta program penguatan otot (jika belum ada gejala
ketidakstabilan) (6)
Operatif : metode rekonstruksi (jika robekan lebih dari 50%
dan menimbulkan gejala ketidakstabilan) (6)
TATALAKSANA CEDERA
MENISKUS
Rehabilitasi non-operatif(3)
Tahap 1, tx segera Protect, Rest, Ice, Compression,
Elevation (PRICE)

Tahap 2, analgetik jenis NSAID/kortikosteroid

Tahap 3, mobilisasi dini

Tahap 4, pergerakan pasif lalu pergerakan aktif


(fisioterapi)

Operatif (Arthroscopy)
membersihkan/menghilangkan meniskus yang robek

menjahit meniskus yang robek


TATALAKSANA SKOLIOSIS
Tujuan dilakukannya tatalaksana pada skoliosis meliputi 4 hal penting :

1. Mencegah progresifitas dan mempertahankan keseimbangan

2. Mempertahankan fungsi respirasi

3. Mengurangi nyeri

4. memperbaiki status neurologis

Pilihan terapi yang dapat dipilih, dikenal sebagai The Three Os (4) :

1. Observasi

2. Orthosis

3. Operasi
Tatalaksana LBP
Turunkan berat badan
Perbaiki gaya hidup
Istirahat
Analgetik
NSAID
Fisioterapi
Alat bantu
Pertolongan pertama muscle
strain/sprain(5)
First Degree

Cukup di istirahtkan

Second Degree

Pertolongan metode RICE

Imobilisasi

Istirahat 3-6 minggu

Third Degree

Metode RICE

Rujuk kerumah sakit untuk penanganan lebih lanjut (dijahit/disambung)


Penilaian menyeluruh kualitas hidup
sebelum pengobatan
Aktivitas sehari-
hari Persepsi
tentang
keluarga kehidupannya
Pemahaman
kenyamanan tentang OA
Pendekatan Mengatasi
holistik pasien keterbatasan
Osteoartritis pekerjaan pekerjaannya
Penyesuaian
diri
Interaksi Mengatasi depresi,
emosional stres
gg. tidur,
Interaksi
penyesuaian diri dlm
intelektual
karir, isolasi diri
Penilaian menyeluruh kualitas hidup
sebelum pengobatan
Nyeri
Nyeri
muskuloskeletal
periartikular
lain
Penyakit
Pendekatan Penyakit jantung, hati,
holistik pasien kronik ginjal
Osteoartritis penyerta
Interaksi obat
Kemampuan
pasien
mengatasi
nyeri
DAFTAR PUSTAKA

1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Idrus A, KS Marcellus, Setiati S. Buku


Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Ed V. Jakarta : Interna
Publishing;2009.pp.2538-547

2. Rasjad C. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi .Edisi ke 3. Jakarta :


Yarsif Watampone;2009.pp.200-01

3. Englund M, Guermazi A, Lohmander SL. The role of the meniscus


in knee osteoarthritis: a cause or consequence? Radiol Clin North
Am. 2009 Jul;47(4):703-12

4. Mutaqqin, Arif. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Trauma


Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: EGC;2005
5. Bahr,R.Risk factors for sports injuriesamethodological
approach."British Journal of sports medicine 2003. 37
(5):384

6. Zein MI.Cedera Anterior Cruciate Ligament (ACL) Pada


Atlet Berusia Muda. Medikora.2015;11(2)

Anda mungkin juga menyukai