K02-Logam Besi & Campuran
K02-Logam Besi & Campuran
BIJIH - LOGAM
No KOMODITAS UNIT
SUMBERDAYA CADANGAN
1 Besi Fe Juta Ton 1.014,79 - 132,91 473,20 - 2,41
2 Ilmenit Fe/Ti Juta Ton --- ---
3 Kobalt Co Juta Ton 1.263,33 - 1,40 152,86 - 0,22
4 Krom Cr Juta Ton 7,30 - 3,15 ---
5 Kromit Cr Juta Ton --- ---
6 Magnetit Fe Juta Ton --- ---
7 Mangan Mn Juta Ton 10,62 - 5,78 0,93 - 0,59
8 Molibdenun Mo Juta Ton 685,00 - 0,21 ---
9 Nikel Ni Juta Ton 1.878,00 - 42,00 546,83 - 8,70
10 Wolfram W Juta Ton --- ---
11 Vanadium V Juta Ton --- ---
Produksi beberapa Logam Besi
2008 2009
No KOMODITAS UNIT
Volume Nilai US$ Volume Nilai US$
Co
1. BESI (Fe)
Besi merupakan logam kedua (setelah Aluminium) yang paling banyak di bumi
ini, endapan logam besi seringkali ditemukan berasosiasi dengan mineral logam
lainnya, kadang besi terdapat sebagai kandungan logam tanah (residual), namun
jarang yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Logam Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi yang paling banyak
digunakan untuk kehidupan sehari-hari, besi juga mempunyai nilai ekonomis
yang tinggi, besi telah ditemukan sejak zaman dahulu dan tidak diketahui siapa
penemu yang sebenarnya dari unsur ini.
Besi merupakan logam terpenting dalam industri, besi murni mempunyai sifat
agak lunak dan kenyal, oleh karena itu, dalam industri, besi selalu dipadukan
dengan karbom menjadi Baja.
Endapan besi yang ekonomis umumnya berupa Magnetit, Hematit, Limonit,
dan Siderit, kadang-kadang dapat berupa mineral Pyrit, Pyrhotit, Marcasit dan
Chamisite.
Diantara mineral-mineral bijih besi, Magnetit merupakan mineral dengan
kandungan Fe paling tinggi, tetapi terdapat dalam jumlah kecil. Sementara
Hematit merupakan mineral bijih utama yang dibutuhkan dalam industri besi.
Pada zaman Firaun besi dihargai lebih tinggi dari emas karena jarangnya. Pada
waktu itu bijih besi berasal dari batu-batu meteor, kini telah dikenal bijih-bijih besi
yang terdiri dari mineral-mineral Magnetit (Fe3O4), Hematit (Fe2O3), Limonit
(Fe2O3H2O), dan Siderit (FeCO3).
Besi merupakan logam yang paling beragam penggunaannya, karena,
Kelimpahan besi di kulit bumi cukup besar,
Pengolahannya relatif lebih mudah dan murah,
Besi mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan dan mudah dimodifikasi.
Mineral Komersial,
Mineral-mineral utama bijih besi antara lain,
Mineral-mineral lainnya,
Gutit (FeO(OH)),
Ilmenit (FeTiO3),
Kamosit,
Karakteristik,
Rumus Kimia : Fe,
Nomor Atom : 26
Warna : Abu-abu sampai hitam,
Kilap : Logam (Metalic),
Kekerasan : 4,5,
Berat Jenis : 7,3 sd 7,8
Titik Lebur : 1.538C
Titik Didih : 2.861C
Sifat-sifat Fisik,
Mudah ditempa,
Logam ini memiliki empat bentuk kristal yang berbeda,
Di udara yang lembab besi berpotensi mengalami korosi.
Pengolahan,
Bijih besi hasil penambangan disemprot dengan air akan menghasilkan
konsentrat besi kemudian dilakukan proses pengolahan.
Proses Pengolahan bijih besi menjadi konsentrat dilakukan
berdasarkan kadarnya, dimana bila,
Kadar tinggi (Fe > 50%) dilakukan pencucian untuk membuang
tanah dan kotoran-kotoran lainnya didalam saringan berputar atau log
washer.
Kadar rendah (Fe 40%) dilakukan konsentrasi dengan jig, humprey
spiral dan meja goyang.
Bijih magnetit dapat dikonsentrir dengan magnetic separator.
Bijih besi Laterit (berkadar rendah) belum diketahui cara
pengolahannya.
Proses Peleburan untuk mendapatkan Logam Besi (Fe) dilakukan
dengan menerapkan Prinsip Reduksi, yaitu mereaksikan dengan
reduktor seperti karbon (C) yang dapat diperoleh dari batubara atau
arang kayu, baik dalam bentuk padat maupun cair pada temperatur yang
tinggi.
Perubahan wujud dari bijih besi menjadi logam besi (Proses Peleburan)
berlangsung di dalam suatu Tanur Tinggi, yaitu sebuah tungku rongga
setinggi 20 sd 30 meter dengan diameter 8 meter dan memiliki dinding
tahan api.
Ke dalam tanur dimasukkan bijih besi dan kokas secara bergantian,
dicampur dengan bahan tambahan kapur dan lempung hingga menjadi
terak yang mudah melebur.
Pada bagian bawah Tanur dihembuskan angin panas mulai dari
temperatur 1.800C, makin ke atas temperaturnya makin berkurang
hingga mencapai 300C, sehingga dihasilkan Oksida Besi (proses
Reduksi).
Teknologi Proses Peleburan besi terus berkembang dengan semakin
meningkatnya kemampuan Tanur peleburan untuk melebur logam pada
temperatur yang semakin tinggi karena ditemukannya kokas batubara
yang memberi manfaat dengan ditemukannya baja, karena logam ini
dikenal sangat tangguh, kuat, keras, tidak mudah patah serta
mudah dibentuk, membuat logam ini dengan cepat mengisi
peradaban manusia secara luas.
Proses Peleburan (Smelting),
Sebagian besar reduksi bijh besi dilakukan dalam blast furnace
menjadi pig iron, hanya sedikit saja reduksi dilakukan dalam hearth
furnace dan electric furnace.
Untuk membuat baja dari logam besi (pig iron), besi tersebut dilebur
didalam conventer, hearth furnace atau electric furnace. Supaya baja
mempunyai sifat-sifat tertentu ditambahkan logam-logam lain sebagai
alloy.
Pabrik peleburan besi di Indonesia terdapat di Cilegon, yaitu PT
Krakatau Steel.
Manfaat,
Bijih besi yang telah dilebur menjadi logam besi dipergunakan untuk,
Industri cat,
Refractori,
Flux pada peleburan logam non-ferous, dan
Katalisator.
Panduan Baja digunakan untuk,
Industri alat-alat transportasi (mobil, kapal laut, kereta api,),
Mesin dan alat pertambangan, pertanian, bangunan, tempur dan senjata,,
Jembatan, Kontruksi dan
Rel kereta api
Endapan Pasir besi ini selain untuk,
Industri logam paduan besi,
Industri semen, dan
Jig bed.
Pada jaman kekaisaran Roma telah dicatat pemakaian besi dan baja untuk
transport air dalam jarak ratusan mil, penguat jembatan di sekeliling istana, dan
sistem pembuangan limbah untuk publik.
Di berbagai belahan dunia, logam baja dimanfaatkan untuk penguat bangunan
serta komponen alat transportasi di era modern.
Tempat Terdapat,
Endapan Bijih Besi banyak ditemukan di daerah,
Bijih Besi Lateritik terdapat di Propinsi Kalimantan Selatan, Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara,
Bijih Besi Magnetik (Hematit) terdapat di Kalimantan Tengah,
Bijih besi Titan terdapat di Cilacap (Jawa Tengah), pantai Pelabuhan
Ratu (Jabar), (Gunung Tegak) Lampung, Aceh, Sumatera Selatan,
Jambi, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara.
2. ILMENIT (FeTiO2)
Kobalt dikenal sebagai Batu Bintang, yaitu suatu endapan Kobal bersifat rapuh
dan tergolong logam keras.
Kobalt dari bahasa jerman Kobold yang artinya buruk yang ditemukan oleh
seorang keturunan swedia, bernama Georg Brandt pada tahun 1735,
Kobalt memiliki nomor atom 27, merupakan logam transisi, berbentuk padat pada
suhu kamar, memiliki 2 bilangan valensi , yaitu cobaltous (II) dan cobaltic (III),
merupakan oksidan yang kuat dan bisa menimbulkan api dan eksplosif bila
terkena panas tetapi bersifat stabil bila berada di udara.
Sumber utama cobalt disebut Speisses yang merupakan sisa dalam peleburan
bijih arsen dari Ni, Cu, dan Pb.
Kobalt biasanya hanya ditemukan dalam bentuk campuran di alam.
Mineral Komersial,
Eritrit : Co3(AsO4)2.8 H2O
Kobaltit : CoAs2
Lineit : (CoNi)3S4, disebut Kobalt Nikel,
Skuterudit : CoAs3
Smaltit : CoAsS, disebut Kobalt Glans,
Lemacite : Co3S4,
Asbolan (Kobalt Tanah),
Glaukodot.
Karakteristik,
Rumus Kimia: Co,
Warna : Abu-abu Metalic
Kekerasan : 5
Titik Lebur : 14.900C
Titik Didih : 35.200C
Massa Jenis : 8,9 gram/Cm3
Sifat Fisik Kobalt,
Kobalt relatif tidak reaktif, meskipun ia larut lambat sekali dalam asam mineral
encer,
Unsur kimia Kobalt juga merupakan suatu unsur dengan sifat rapuh agak
keras dan mengandung metal serta kaya sifat magnetis yang serupa setrika.
Tahan korosi,
Sifat Kimia Kobalt,
Dapat membentuk senyawa kompleks,
Senyawanya umumnya berwarna,
Dalam larutan air, terdapat sebagai ion Co2+ yang berwarna merah,
Senyawa Co(II) yang tak terhidrat atau tak terdisosiasi berwara biru,
Bereaksi dengan hidogen sulfida membentuk endapan hitam,
Pengolahan,
Kobalt biasanya didapatkan merupakan produk sampingan dari hasil
pengolahan Nikel dan Tembaga.
Manfaat,
Logam Panduan yang memiliki sifat-sifat yaitu,
Tahan terhadap korosi,
Tetap stabil pada suhu tinggi,
Penambahan sifat kekerasan baja,
Tahan aus serta stabil pada suhu yang tinggi,
Disebut,
o Alloy Alnico (Kobalt + Besi + Nikel + Logam lainnya) merupakan alloy
yang memiliki kekuatan magnet luar biasa untuk berbagai keperluan.
o Alloy Stellit (Kobalt + Khrom + wolfram) merupakan alloy yang
bermanfaat untuk membuat peralatan berat yang digunakan pada suhu
tinggi dan dapat digunakan dengan kecepatan tinggi seperti Turbin jet dan
generator turbin gas.
Bahan campuran pada industri baterai, alat-alat listrik dan pembuatan magnet
yang kuat.
Zat pewarna dalam industri cat, tinta, kaca, keramik, poselen, pot, email pada
gigi dan bahan kosmetik,
Tempat Terdapat,
Di dunia Endapan Kobalt ditemukan di Zaire, Moroko, Canada dan di
Lautan Pasific (merupakan daerah yang kaya endapan Kobalt).
Ketersediaan: unsur kimia kobal tersedia di dalam banyak formulasi
yang mencakup kertas perak, potongan, bedak, tangkai, dan kawat.
4. KROM (Cr)
Logam Krom adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Cr dan nomor atom 24 dandan mempunyai berat atom 51,996.
Logam Krom berasal dari bahasa Yunani (chroma) yang berarti warna, ditemukan
oleh Vaughlin pada tahun 1797, yang membuat logam khrom pada tahun
berikutnya.
Krom (Cr) merupakan salah satu unsur Logam Berat,
Krom adalah suatu logam ke 21 paling banyak dalam kerak bumi dengan
konsentrasi rata-rata 100 ppm.
Mineral Komersial,
Logam Krom diperoleh dari mineral Kromit yang merupakan satu-satunya sumber
penghasil logam kromium.
Kromit mempunyai komposisi kimia FeCr2O4.
Komposisi kimia kromit sangat bervariasi karena terdapat usur-unsur lain yang
mempengaruhinya, sehingga berdasarkan perbandingan Cr : Fe : Al, kromit
dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu
Kromit kaya krom,
Kromit kaya aluminium, dan
Kromit kaya besi.
Karakteristik,
Warna : Hitam, Kelabu baja,
Kekerasan : 5,5 (skala mohs),
Warna : Perak atau Abu-abu baja, berkilau, dan keras,
Berat jenis : 4,5 sd 4,8 (6,8 kg/Cu-dm),
Titik Lebur : 1.907C,
Titik Didih : 2.671C,
Massa atom : 51,996 g/mol,
Densitas : 7,19 g/cm3 pada 20 C,
Bentuk kristal: Massif hingga granular,
Sistem kristal: Oktahedral,
Goresan : Coklat,
Semua senyawa krom dapat dikatakan merupakan logam yang beracun dan
berbahaya,
Sifat fisik,
Sangat keras dan getas,
Sangat tahan karat (dapat digunakan sebagai bahan pelapis melalui proses
elektroplating),
Krom dapat dipoles menjadi mengkilat.
Proses pemuaian yang relatif rendah, dan
Struktur kristal yang stabil.
Sifat Kimia,
Larut dalam asam-asam mineral (HCl, H2SO4),
Pada temperatur yang terkontrol Krom dapat bereaksi dengan unsur halogen,
belerang, silikon, boron, nitrogen, karbon dan oksigen.
Ketika dipanaskan, krom membentuk oksida kromat hijau,
Logam Krom tidak stabil pada oksigen dan segera menghasilkan lapisan
oksida tipis.
Pengolahan,
Proses pengolahan bijih Kromit dari tambang dilakukan dua tahapan,
yaitu,
Preparation digunakan peralatan seperti Chrusher, Screens, dan
Grinding mills untuk mereduksi ukuran dan memisahkan dari kotoran
Concentration digunakan Hydrocyclones dan Spiral untuk
menghasilkan konsentrat Krom.
Proses pembuatan logam krom menurut proses Goldschmidt, yaitu
mereduksi Cr2O3 dengan Aluminium (Proses Aluminothermy),
reaksinya,
Cr2O3 (S) + 2 Al (S) Al2O3 (S) + 2 Cr (S)
Manfaat,
Paduan Logam, banyak digunakan dalam bidang Industri Baja yang berfungsi
sebagai, yaitu,
Bahan buku untuk memproduksi Fero-Krom (paduan besi dan krom) yang
akan menghasilkan,
o Stainless Steels,
o Baja cor, dan
o Besi Cor,
o Chrome plating (memberikan lapisan keperakan pada baja), dan
o Keramik logam.
Sebagai agen anti-korosi dan pemberi kesan mengkilap,
Sebagai pemulia baja yang penting (baja tahan karat, tahan panas dan tahan
asam), dan
Sebagai selaput galvanis.
Bidang Biologi, berfungsi membantu metabolisme glukosa,
Bidang Kimia, berfungsi sebagai katalis, yang merupakan agen oksidasi dan
digunakan dalam analisis kuantitatif.
Di Bidang Kedokteran, berfungsi untuk mengukur volume darah dan
kelangsungan hidup sel darah merah.
Di bidang Metalurgi sebagai anti korosi dan pemberi kesan mengkilap.
Di Industri lainnya digunakan pada yaitu,
industru Tekstil,
Industri Kimia (asam Kromat),
Industri Cat (sebagai zat pewarna),
Industri Penyamakan Kulit (sebagai katalis dalam pencelipan),
Industri Pembuatan pita magnetik, dan
Industri refraktori (untuk membentuk batu bata),
Perhatian,
Bekerja dengan logam ini dituntut kehati-hatian karena dapat merusak paru-paru
bila terhisap, dan menyebabkan penyakit kulit yang sulit disembuhkan bila
terkena kulit yang terluka.
Tempat Terdapat,
Di dunia logam Krom terdapat di Kazakhstan, Turkey, Canada, Brazil,
Afrika Selatan, Finlandia, Filipina, India, Rusia, Salendia Baru, Iran dan
Zimbabwe.
di Indonesia terdapat di Sumatera Barat, Sumatera Utara, Kalimantan
Barat, Kalimantan Selatan (Gunung Bobaris, Gunung Meratus, Pulau
Laut, dan Pulau Sebuku), Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah (Bungku
dan Wosu), Maluku Utara (Pulau Gebe dan Pulau Halmahera), dan
Papua (Pegunungan Siklop dan Pegunungan Maropeni).
5. KROMIT (FeCr2O4)
Mangan merupakan salah satu logam yang paling melimpah di dalam kerak bumi
yang berbentuk senyawa oksida dan hidroksida.
Mangan berkomposisi oksida lainnya namun berperan bukan sebagai mineral
utama dalam cebakan bijih adalah Bauksit, Manganit, Hausmanit dan Lithiofori,
sedangkan yang berkomposisi karbonat adalah Rhodokrosit, serta Rhodonit
yang berkomposisi silika.
Bijih Mangan yang ditambang akan menguntungkan bila kadar Mn minimumnya
40% dan kandungan P dan SiO2 harus rendah.
Mineral Komersial,
Mineral-meneral yang mengandung unsur Mangan sangat banyak, tetapi hanya
beberapa saja yang bernilai komersial, diantaranya,
Pyrolusit : MnO2,
Manganit : MnO (OH),
Psilomelan : MnO2 BaO2 H2O,
Hausmanit : Mn3O4,
Rhodochrosit : MnCO3, dan
Rhodonit: MnSiO3.
Mineral-mineral lainnya, diantaranya,
Braunit : Mn2O3,
Inesit : Ca2Mn7Si10)28 (OH)2 5 H2),
Polianit : MnO2,
Asbolan : Kobal Tanah.
Karakteristik,
Nomor atom : 25
Massa atom : 54,9380 g/mol
Warna : Abu-abu besi, merah muda,
Kilap : Metalik sampai submetalik,
Kekerasan : 2 sd 6,
berat jenis : 4 sd 8,
Titik Lebur : 1.250C
Densitas : 7.43 g/cm3 pada 20 C
Titik lebur : 1.247 C
Titik didih : 2.061 C
Ditemukan : Johann Gahn tahun 1774
Sifat Fisik,
Keras dan getas,
Mudah teroksidasi di udara terbuka
Berbentuk massif, reniform, botriodal, stalaktit,
kadang-kadang berstruktur fibrous dan radial.
Sifat Kimia,
Logam ini sulit mencair, tapi mudah teroksidasi.
Mangan murni bersifat amat reaktif dan dalam bentuk bubuk akan terbakar
dengan oksigen, serta larut dalam asam encer.
Pengolahan,
Cara konsentrasi tergantung keadaan bijih. Pada bijih yang berbentuk bongkahan
berkadar tinggi didalam tanah liat (clay) yang mudah hancur pengolahan terdiri
dari hand picking dan pencucian didalam log-washer atau wash trommel.
Bila bijih bercampur didalam batuan keras harus dihancurkan (crushing) dulu
kemudian dikerjakan dengan jig dan meja goyang.
Manfaat,
Pada Industri Paduan Besi-Baja (90%) yang digunakan pada proses peleburan
Besi-Baja (Metallurgi), sehingga didapatkan logam paduan yang memiliki sifat-
sifat, yaitu,
Tahan terhadap pengaruh belerang,
Logam paduan kuat, keras dan liat,
Meredam getaran dan suara.
Logam paduan yang dihasilkan dapat berupa, diantaranya,
Perunggu,
Besi tuang,
Welding rod (batang-batang las),
Stainless steel.
Industri Non-Metalurgi (10%) seperti pada,
Industri baterai kering,
Industri Keramik, gelas dan kaca yaitu untuk membuat warna tertentu,
Industri kimia melindi bijih uranium,
Industri Cat (bahan celup cat) & pernis,
Industri pupuk,
Industri obat-obatan,
Tempat Terdapat,
Potensi cadangan bijih mangan di Indonesia cukup besar, namun terdapat di
berbagai lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Potensi tersebut terdapat di
Pulau Sumatera, Kepulauan Riau, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, Pulau
Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua.
Tambang mangan terdapat di Kliripan (DI Yogyakarta),
Tasikmalaya (Jawa Barat).
Tambang mangan juga terdapat di Lampung, Maluku, NTB dan Sulawesi Utara.
Lebih dari 25 juta ton bijih mangan ditambang setiap tahun dengan daerah
pertambangan utama meliputi Afrika Selatan, Rusia, Ukraina, Georgia, Gabon,
dan Australia.
8. MOLIBDENUM (Mo)
Sebagian besar dari molybdenum berasal dari Molibdenit (MoS2). Hanya sedikit
saja yang berasal dari Wulfenit (PbMoO4), Powellite (CaMnO4) dan Molybdite (x
Fe2O3 2 H2O).
Di alam Molibdenit merupakan suatu unsur yang sangat penting karena dapat
membantu tumbuh-tumbuhan menyerap unsur hara didalam tanah.
Mineral Komersial,
Molibdenit : MoS2,
Wulfenit : PbMoO4,
Powellite : CaMnO4,
Molybdite : XFe2O3.2H2OO.
Karakteristik,
Molibdenum : Mo,
Nomer Atom : 42
Warna : Putih Kelabu sd perak,
Kilap : Logam,
Kekerasan : 1,0 sd 1,5,
Berat jenis : 4,6 sd 4,9,
Titik Lebur : 2.550C,
Sifat fisik,
Sangat keras,
Sifat kimia,
Molibdenit sangat stabil,
Dapat bereaksi dengan sulfat.
Pengolahan,
Bijih wulfenite mudah dikonsentrasi secara gravity concentration.
Molybdenit yang umumnya mempunyai butiran-butiran pipih sukar dikonsentrir
secara gravity concentration. Pengolahan adalah dengan flotasi. Bijih komplex
(campuran) diolah secara gravity concentration kombinasi dengan flotasi.
Manfaat,
Industri logam Paduan (80 sd 90 %) terutama digunakan dalam proses
pembuatan besi baja,
Sebagai katalisator digunakan pada industri, yaitu,
Minyak pelumas (lubricants),
Keramik & poselen,
Pigment,
Pupuk,
Insecticides,
Cat,
Reagen-reagen kimia,
industri kulit dan sutera
Merupakan pemulia baja yang penting, elektoda pada tabung rontgen, dan
kawat pijar pada lampu pijar.
Tempat Terdapat,
Amerika Serikat merupakan negara penghasil utama logam molibdenit yang
tambangnya terdapat di Colorado, Mexico Baru, dan Idaho.
9. NIKEL (Ni)
Sumber utama logam Nikel berasal dari mineral Garnierit dan Pentlandit yang
terdapat didalam kerak bumi kurang lebih 0,02 %.
Mineral Komersial,
Anabergit : Ni3 (AsO4)2.8 H2O,
Garnierit : (NiMg)6 (OH)8 Si4O10
Gersdorfit : NiAsS,
Kloantit : NiAs2,
Lineit : CoNi3S4,
Milerit : NiS,
Nikelit : NiAs,
Pentlandit : (NiFe)S,
Ulmanit : NiSbS,
Rotisit
Karakteristik,
Lambang Nikel : Ni,
Nomor Atom : 28,
Kekerasan : 5.0 -5,5
Berat Jenis : 7,2 7,7
Kilap : Logam
Warna : Merah tembaga muda, Kehitaman dan Kelabu,
Titik Lebur : 1.450C
Sifat Fisik,
Sangat keras
Dapat ditempa,
Dapat disolder,
Mudah dipoles,
Tahan Karat,
Dapat ditarik oleh magnet.
Pengolahan,
Seperti besi laterit demikian juga nikel laterit belum dikenal cara pengolahannya.
Nikel sulfida pengolahannya ialah secara flotasi. Kadang-kadang sebelumnya
dikonsentrir dulu secara magnetik separation.
Ekstraksi nikel dari bijihnya yang convensionil dilakukan secara pyrometallurgy.
Sekarang telah ditemukan proses pengolahan bijih nikel secara hydrometallurgy
yaitu ammonia-pressure leach process dan sulfuric acid pressure leach
process. Bijih laterit kadar rendah ( 1,5%) dilebur dengan menambahkan besi
dan ferrosilicon dijadikan ferronickel (feronikel).
Saat itu sudah ada peleburan bijih sulfida skala kecil di Norwegia. Kemudian
dengan penemuan dan pengembangan deposit nikel sulfida di Ontario, Kanada,
Fokus ekstraksi nikel bergeser dari bahan baku bijih nikel oksida ke bijih nikel
sulfida.
Perlu dicatat disini bahwa umumnya oksida-oksida logam berharga, terutama
kobalt dan khromium berada di dalam bijih laterit tersebut sebagai mineral yang
terpisah.
Pada umumnya proses ekstraksi nikel dilakukan untuk mengambil nikel, baik
sebagai logam maupun paduan, seperti ferronickel, tanpa pengambilan logam-
logam berharga lainnya.
Proses metalurgi bijih nikel oksida umumnya relatif lebih sulit dibanding dengan
untuk bijih sulfida.
Untuk bijih sulfida, metoda benefisiasi seperti flotasi dan magnetic separation
telah terbukti efektif. Dengan benefiasi ini memungkinkan diperolehnya mineral
berharga dengan kandungan tinggi dan memisahkan sebanyak mungkin
mineral pengganggu.
Dengan pemilihan metode pengolahan berkapasitas tinggi akan menurunkan
ongkos produksi dan membuat proses metalurgi bijih nikel oksida menjadi
ekonomis.
Teknik pirometalurgi yang komersial pada prinsipnya melibatkan peleburan
reduksi atau peleburan pengkayaan (pembentukan nikel sulfida) untuk
mendapatkan pemisahan fasa nickel matte dari fasa yang merupakan
kumpulan mineral atau logam pengganggu, atau melibatkan peleburan dan
reduksi menjadi ferro-nickel yang terpisah dari kumpulan pengotor (slag).
Umumnya bijih laterit nikel dalam kondisi basah secara alamiah, bisa
mencapai 40% air, dan unsur-unsur logam yang diekstraksi maupun slagnya
memiliki titik leleh yang tinggi, maka ekstraksi bijih nikel oksida secara
pirometalurgi seperti ini memerlukan energi yang besar. Dengan kenyataan
seperti itu, ekstraksi secara langsung dengan cara pelarutan (hidrometalurgi)
akan memberikan keuntungan, selain konsumsi energi yang rendah juga
memungkinkan diterapkannya untuk bijih dengan kadar nikel yang lebih rendah
dibanding dengan bijih untuk proses pirometalurgi.
Proses pelarutan bijih nikel oksida tidaklah sederhana, karena memerlukan
pengkondisian tertentu terhadap bijihnya serta proses pelarutannya. Biasanya
diperlukan reduksi terlebih dahulu terhadap bijih nikel oksidanya menjadi logam,
baru kemudian dilarutkan dengan larutan amoniak. Atau bisa juga dilakukan
pelarutan nikel dan kobalt secara langsung dengan asam sulfat pada tekanan
dan temperatur yang tinggi (tidak setinggi temperatur untuk proses peleburan
tentu saja).
Mata rantai produksi nikel di Indonesia dan kemungkinan peningkatan nilai
tambahnya. Terlihat bahwa dari bijih nikel laterit di Indonesia telah dapat diolah
menjadi dua jenis produk yaitu,
Ferro-nickel oleh PT. Aneka tambang,
Nickel matte oleh PT. Inco menempuh jalur Pyrometalurgi,
Produksi nikel menggunakan jalur Hidrometalurgi belum diterapkan di Indonesia.
Saat ini di beberapa lembaga penelitian sedang berlangsung penelitian untuk
mendapatkan nikel dan logam ikutannya dari bijih laterit kadar rendah
menggunakan jalur hidrometalurgi pada kondisi tekanan atmosfir. Implementasi
hasil penelitian seperti ini dalam skala industri nantinya akan memberikan
alternatif pemanfaatan bijih nikel kadar rendah.
Manfaat,
Paduan logam yang digunakan diberbagai Industri logam agar kuat dan
tahan karat
Panduan logam bukan besi (non-ferrous alloys), yang digunakan untuk
pembuatan, antara lain,
Baja tahan karat (stainless steel),
Electroplating (melapisi logam-logam),
campuran-campuran yang tahan akan listrik dan suhu tinggi,
besi tuang,
katalisator,
keramik,
magnet dan lain-lain.
Pipa tekanan tinggi yaitu pada bagian (automotif atau mesin) yang
tahan karat.
baja kualitas tinggi (high strength steels) dan superalloy berbasis Fe-
Ni (Fe-Ni based superalloys).
Dapat untuk pelat, wadah industri kimia, pemulia logam, pemadu
logam lainnya dan selaput pelindung galvanis.
Tempat Terdapat,
Maluku,
Papua.
Kalimantan Barat,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara.
10. WOLFRAM (W)
Mineral mineral wolfram yang mempunyai arti ialah wolframite (Fe,Mn) WO4),
scheelite (CaWO4), ferberite (FeWO4) dan huebrerit (MnWO4).
Mineral Komersial,
Wolframite : Fe,Mn (WO)4,
Scheelite : CaWO4,
Ferberite : FeWO4,
Huebrerit : MnWO4.
Karakteristik,
Kilap : Sublogam sampai dengan kilap damar,
Warna : Hitam kecoklatan, abu-abu keputihan,
Kekerasan : 4,0 - 4,5 (skala mohs),
Berat jenis : 7,0 7,5,
Titik Lebur : 3.300C,
Sifat fisik,
Tidak Magnetis,
Pada temperatur 3.000C dapat dibuat menjadi cetakan.
Pengolahan,
Konsentrasi dapat dilakukan dengan gravity concentration dengan alat-
alat jig, meja goyang, dan lain-lain.
Jika butiran bijih terlalu halus banyak yang hilang pada pengolahan
tersebut. Penyelidikan-penyelidikan yang lebih modern gravity
concentration dikombinasi dengan flotasi.
Manfaat,
Lebih dari 99% wolfram dipergunakan dalam industri ferrroalloys (campuran besi)
dan baja tungsten (baja wolfram). Terutama diapakai untuk membuat alat-alat
yang bergerak / berputar cepat.
Penggunaan lainnya ialah untuk magnit, campura dengan aluminium, tembaga,
seng, nikel, cobalt dan lain-lain,
Pembuatan radio dan lamp filament (kawat-kawat halus pada radio dan lampu),
alat-alat listrik, X-rays tubes, jarum suara (jarum piringan hitam) dan katalisator.
Dalam industri kimia banyak digunakan untuk membuat asam wolframat,
Dalam industri Cat, banyak digunakan untuk membuat warna cat.
Wolfram untuk industri listrik (lampu) dan barang-barang elektronik.
Biasa digunakan untuk pemuliaan baja yang penting (baja dengan daya tahan
pada suhu yang tinggi), kawat pijar pada bola lampu, dan sebagai unsur logam
keras laiinya.
11.VANADIUM (V)
Vanadium ditemukan (1830) oleh kimiawan Swedia Nils Gabriel Sefstrom, dan
menamakannya Vanadis yang artinya dewi pemuda dan kecantikan, karena
warna-warna yang indah dari senyawa vanadium dalam larutan.
Vanadium adalah unsur langka, lunak, dan berwarna abu-abu putih yang
ditemukan dalam mineral tertentu dan digunakan terutama untuk menghasilkan
paduan logam.
Dalam bidang Biologi, atom Vanadium merupakan komponen penting bersama
beberapa enzim, terutama Nitrogenase, dimana Vanadium digunakan oleh
beberapa mikroorganisme.
Mineral Komersial,
Vanadium : V 2 O5 .
Karnotit : 2 UO3V2O5K2O 3 H2O Kekuning-kuningan,
Vanadinit : Pb5Cl (VO4)3
Roskoelit : VKAl2(OHF)2AlSi3O10 Vanadium Mika
Patronit
Karakteristik,
Nomor atom : 23
Massa atom : 50,9414 g/mol
Densitas : 6,1 g/cm pada 20C
Warna : Abu-abu putih,
Titik lebur : 1.890C (3.434F)
Titik didih : 3.380C (6.116F)
Berat Jenis : 5.96 pada suhu 20C (68F)
Kekerasan : 3,0
Senyawa vanadium umumnya tidak berbahaya, namun pekerja yang
terkena debu vanadium peroksida berpotensi mengalami iritasi mata,
hidung, tenggorokan parah, paru-paru, ginjal dan dapat menyebabkan
kelumpuhan,
Sifat Fisik,
Lunak,
Tahan terhadap korosi karena memiliki lapisan pelindung oksida di
permukaannya,
Pengolahan,
Produksi komersial berasal dari abu minyak bumi dan merupakan
sumber vanadium yang sangat penting. Kemurnian yang sangat tinggi
diperoleh dengan mereduksi vanadium dengan magnesium atau dengan
campuran magnesium-natrium.
Sekarang, kebanyakan logam vanadium dihasilkan dengan mereduksi
V2O5, dengan kalsium dalam sebuah tabung bertekanan, proses yang
dikembangkan oleh McKenie dan Seybair.
Vanadium diperoleh dari bijih sebagai Vanadium Pentoksida (V 2O5)
melalui berbagai proses peleburan, pencucian, dan pemanggangan.
Pentoksida tersebut kemudian dikurangi menjadi ferrovanadium atau
bubuk vanadium. Penyusunan vanadium sangat murni sulit karena
logam vanadium yang cukup reaktif terhadap oksigen, nitrogen, dan
karbon pada suhu tinggi.
Manfaat,
Paduan Logam (sekitar 80 %) digunakan sebagai Ferro Vanadium atau sebagai
aditif baja, dimana,
Campuran Vanadium, Aluminium dan Titanium digunakan untuk membuat
mesin dan rangka pesawat,
Campuran vanadium dengan baja digunakan dalam as roda, poros engkol,
roda gigi, dan komponen penting lainnya.
Paduan Vanadium juga digunakan dalam reaktor nuklir karena logam ini memiliki
kemampuan penyerapan neutron yang rendah.
Vanadium oksida (V2O5) digunakan sebagai katalis dalam pembuatan asam
sulfat dan anhidrida maleat serta dalam pembuatan keramik.
Unsur ini juga ditambahkan ke kaca untuk menghasilkan warna hijau atau biru.
Kaca yang dilapisi dengan vanadium dioksida (VO2) dapat memblokir radiasi infra
merah pada suhu tertentu.
Tempat Terdapat,
Di dunia Vanadium ditemukan di Afrika Selatan, Rusia dan di Barat laut
China.