Anda di halaman 1dari 26

CLINICAL SCIENCE SESSION

FRAKTUR
DISUSUN OLEH :
R A H M AT A R I F
FA U Z I A H

PEMBIMBING :
D R . J U L I A K V E TA W U R A R A H , S P O T
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI (P3D) FK UNISBA
SMF ILMU BEDAH
RSUD AL-IHSAN
BANDUNG
2016
DEFINISI

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas


tulang dan ditentukan sesuai jenis dan
luasnya, fraktur terjadi jika tulang
dikenai stress yang lebih besar dari
yang dapat diabsorbsinya.
ETIOLOGI

Fraktur dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :


1) injury
1) Direct force
2) Indirect force
2) repetitive stress
3) abnormal weakening of the bone (a patholog- ical fracture).
TANDA DAN GEJALA

a) Look
Deformitas
) Penonjolan yang abnormal misalnya fraktur condylus lateralis humerus
) Angulasi
) Rotasi
) Pemendekan
) Odema
) Echymosis
) Laserasi
) Fungsi laesa : Hilangnya fungsi misalnya pada fraktur cruris tidak dapat berjalan dan pada
fraktur antebrachi tidak dapat menggunakan lengan.
b) Feel
Terdapat nyeri tekan dan nyeri sumbu
Kejang otot
Hilang sensasi
c) Move
Krepitasi
Krepitasi timbul oleh pergeseran / beradunya
ujung-ujung tulang kortikal. Pada tulang spongiosa
atau tulang rawan epifisis tidak terasa krepitasi.
Nyeri
Nyeri bila digerakkan, baik pada gerakan aktif
maupun pasif.
Gangguan Fungsi
Gerakan yang tidak normal
KLASIFIKASI

a) Menurut jumlah garis fraktur


simple fraktur : hanya terdapat satu garis fraktur
Multiple fraktur : terdapat lebih dari satu garis.
Camminute fraktur : terjadi banyak garis fraktur atau banyak fragmen
kecil yang terlepas.
b) Menurut garis fraktur
Fraktur inkomplit : tulang tidak terpotong secara total (hairline fracture,
buckle fracture, greenstick fracture)
Fraktur komplit : tulang terpotong secara total.
c) Berdasarkan ada tidaknya pergeseran
)Fraktur undisplaced
)Fraktur displaced
Translation, angulasi, shortening, dan rotasi
d) Terbuka-tertutup
)Fraktur tertutup
)Fraktur terbuka
Menurut R. Gustillo, fraktur terbuka terbagi atas tiga derajat yaitu :
Derajat I
Luka < 2 cm
Kerusakan jaringan lunak sedikit, tak ada tanda luka remuk
Fraktur sederhana, transversal, oblik atau kominutif ringan
Kontaminasi minimal
Derajat II
Laserasi > 2 cm
Kerusakan jaringan lunak, tidak luas, flap/avulsi
Fraktur kominutif sedang
Kontaminasi sedang
Derajat III
Terjadi kerusakan jaringan lunak yang luas, meliputi struktur kulit, otot, dan Neurovaskuler
kontaminasi derajat tinggi.
Fraktur derajat III terbagi atas :
Jaringan lunak yang menutupi fraktur tulang adekuat, meskipun terdapat laserasi
luas/flap/avulsi atau fraktur segmental/sangat kominutif yang disebabkan oleh trauma
berenergi tinggi tanpa melihat besarnya ukuran luka.
Kehilangan jaringan lunak dengan fraktur tulang yang terpapar atau kontaminasi masif.
Luka pada pembuluh arteri/saraf perifer yang harus diperbaiki tanpa melihat kerusakan
jaringan lunak.
Fraktur tertutup : fragmen tulang tak berhubungan dengan dunia luar.
PENYEMBUHAN TULANG

a. Haematom : dari pembuluh darah yang pecah.


Dalam 24 jam mulai pembekuan darah dan terjadi hematoma di sekitar
fraktur. Setelah 24 jam suplai darah ke ujung fraktur meningkat, hematoma ini
mengelilingi fraktur dan tidak diabsorbsi selama penyembuhan tapi berubah dan
berkembang menjadi granulasi.
b. Proliferasi sel.
Sel sel dari lapisan dalam periosteum berproliferasi pada sekitar fraktur, di
mana sel sel ini menjadi precusor dari osteoblast, osteogenesis ini berlangsung
terus, lapisan fibrosa periosteum melebihi tulang. Setelah beberapa hari
kombinasi dari periosteum yang meningkat dengan fase granulasi membentuk
collar di ujung fraktur.
c. Pembentukan callus
Enam sampai sepuluh hari setelah fraktur jaringan granulasi berubah dan
membentuk callus. Sementara pembentukan cartilago dan matrik tulang diawali dari
jaringan callus yang lunak. Callus ini bertambah banyak, callus sementara meluas,
menganyam massa tulang dan cartilago sehingga diameter tulang melebihi normal. Hal
ini melindungi fragmen tulang tapi tidak memberikan kekuatan callus sementara ini
meluas melebihi garis fraktur.
d. Ossification
Callus yang menetap / apermanen menjadikan tulang kaku karena adanya
penumpukan garam garam calcium dan bersatu bersama ujung ujung tulang. Proses
ossifikasi ini mulai dari callus bagian luar kemudian bagian dalam dan terakhir bagian
tengah. Proses ini terjadi selama 3 10 minggu.
e. Konsolidasi dan Remodelling.
Pada waktu yang sama pembentukan tulang yang sebenarnya callus
dibentuk dari aktivitas osteoblast dan osteoklast. Kelebihan kelebihan tulang
seperti dipahat dan diabsorbsi dari callus. Proses pembentukan lagi
ditentukan oleh beban tekanan dari otot.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

a. Rontgen
Menunjukkan lokasi / luasnya fraktur / trauma
Rule of two : Two views,two joints, two limbs,two injuries,two occasions
b. Scan tulang, tonogram, CT scan / MRI
Memperlihatkan fraktur, juga dapat digunakan untuk mengidentifikasikan kerusakan
jaringan lunak.
c. Arteriogram
Bila dicurigai adanya kerusakan vaskuler
d. Hitung darah lengkap
Hematokrit mungkin meningkat atau menurun. Peningkatan jumlah sel darah putih
adalah respon stress normal terhadap trauma.
e. Kreatinin
Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal
f. Profil koagulasi
Perubahan dapat terjadi pad kehilangan darah, transfusi, multipel / cedera
hati.
Pada semua tipe fraktur, proses penyembuhan fraktur berhubungan
dengan proses penyembuhan tulang. Sedangkan pada dislokasi dilakukan
pemeriksaan radiologi untuk memastikan arah dislokasi dan apakah disertai
dengan fraktur.
PRINSIP PENANGANAN FRAKTUR

1) Recognize
Anamnesa, Status Generalis, Status Lokalis
2) Reduction
Close reduction and open reduction
3) Retaining
Continious traction, cast splintage, functional bracing, fiksasi internal,
fiksasi eksternal.
4) Rehabilitation
TERAPI

Terapi konservatif
a. Proteksi saja
Misalnya mitella untuk fraktur collum chirurgicum humeri dengan kedudukan baik
b. Immobilisasi saja tanpa reposisi
Misalnya pemasangan gips atau bidai pada fraktur inkomplit dan fraktur dengan
kedudukan baik
c. Reposisi tertutup dan fiksasi dengan gips
Misalnya fraktur distal radius, immobilisasi dalam pronasi penuh dan fleksi pergelangan
d. Traksi
Traksi dapat untuk reposisi secara perlahan dan fiksasi hingga penuh / dipasang gips
setelah tidak sakit lagi.
Terapi operatif
Terapi operatif dengan reposisi secara tetrtutup dengan bimbingan radiologis.
a. Reposisi tertutup Fiksasi externa
Setelah reposisi baik berdasarkan kontrol radiologis intraoperatif maka
dipasang alat fiksasi externa.
b. Reposisi tertutup dengan kontrol radiologis diikuti fiksasi interna
misalnya reposisi tertutup fraktur condylair humerus pada anak diikuti
dengan pemasangan paralel pins. Reposisi tertutup fraktur colum pada anak
diikuti pinning dan immobilisasi gips.
Terapi operatif dengan membuka frakturnya
1. Reposisi terbuka dan fiksasi interna
ORIF (Open reduction and internal fixation)
Keuntungan cara ini adalah : reposisi anatomis dan mobilisasi dini tanpa fiksasi
luar.
Indikasi ORIF :
a. Fraktur yang tidak bisa sembuh atau bahaya avanculair tinggi , misalnya :
fraktur talus dan fraktur collum femur
b. Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup, misalnya : fraktur avulsi dan
fraktur dislokasi.
c. Fraktur yang dapat direposisi tetapi sulit dipertahankan, misalnya ; fraktur
monteggia, fraktur galeazzi, fraktur antebrachi, dan fraktur pergelangan kaki.
d. Fraktur yang berdasarkan pengalaman memberi hasil yan glabih baik dengan
operasi, misalnya : fraktur femur
2. Excisional Arthrplasty
Membuang fragmen yang patah yang memnentuk sendi, misalnya :
fraktur caput radii pada orang dewasa, dan fraktur collum femur yang
dilakukan operasi.
3. Excisi fragmen dan pemasangan endoprosthesis
Dilakukan excisi caput femur dan pemasangan endoprosthesis / yang
lainnya. Sesuai tujuan pengobatan fraktur yaitu untuk mengembalikan fungsi
maka sejak awal harus dipertimbangkan latihan-latihan untuk menceegah
atropi otot dan keakuansendi, disertai mobilisasi dini.
Pengobatan Fraktur Terbuka
Fraktur terbuka aadalah suatu keadaan darurat yang memerlukan
penanganan dengan segera. Tindakan sugah harus dimulai dari fase pra -
Rumah sakit :
a. Pembidaian
b. Menghentikan perdarahan dengan verban tekan
Tiba di UGD rumah sakit harus segera periksa menyeluruh oleh karena
40% dari fraktur terbuka merupakan kasus polytrauma. Tindakan life-saving
harus segera didahulukan dalam rangka kerja terpadu (Team work).
KOMPLIKASI
Komplikasi Fraktur
Komplikasi dini
1. Lokal :
a. Vaskuler :
Compartemen syndrome (Volkmann`s Ischemia),
Trauma vaskular
b. Neurologis :
Lesi medula spinalis atau staraf perifer
Komplikasi lanjut.
1. Kekakuan sendi / kontraktur
2. Disuse atropi otot-otot
3. Malunion
Tulang patah telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.
4. Delayed union
Proses penyembuhan yang terus berjalan tetapi dengan kecepatan yang
lebih lambat dari keadaan normal.
5. Nonunion / Infected nonunion
Tulang tidak menyambung kembali.
6. Gangguan pertumbuhan (fraktur epifisis)
7. Osteoporosis post trauma
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai