Anda di halaman 1dari 16

LATIHAN JASMANI /OLAHRAGA PADA

PENDERITA DIABETES MELITUS

Heri . Hendri
PENDAHULUAN

Latihan jasmani salah satu diantara pengobatan dasar DM

Anjuran olahraga bagi diabetesi sudah ada sejak berabad yang


lalu

Pada DM tipe 1, latihan jasmani tidak terbukti berpengaruh


dalam pengendalian gula darah jangka panjang

Pada DM tipe 2, latihan jasmani : memperbaiki sentivitas insulin


menurunkan KGD, menurunkan berat badan

Latihan jasmani merupakan pendekatan yang rasional dalam


terapi DM tipe 2
FISIOLOGI LATIHAN JASMANI PADA DIABETES

Perbedaan penting individu diabetes dan non diabetes dlm


adaptasi metabolisme terhadap aktifitas olahraga perilaku
insulin

Reaksi metabolik penderita DM tipe 2 thd aktifitas latihan


jasmani tdk berbeda dgn individu non DM

Pada DM tipe I terkendali baik, olahraga hiperinsulinemia


relaif
Ambilan glukosa pelepasan glukosa hati pelepasan
ALB glikogen otot banyak terpakai pembentukan As
laktat
Pada DM tipe 1 terkendali buruk, insulin plasma rendah
glikogenolisis, glukoneogenesis, lipolisis ambilan glukosa
otot , proses penggantian cadangan glikogen di otot dan
hati adekuat

Dampak mirip insulin dari aktifitas olahraga sangat berkurang


atau tak ada
Aktifitas olahraga sekresi hormon kontrainsulin
Hiperglikemia

Lipolisis tdk disertai peningkatan ambilan ALB ALB


badan - badan keton ketoasidosis
Latihan jasmani berlama - lama pd DM tipe 1 terkendali buruk
hiperglikemia dan ketoasidosis
MANFAAT OLAHRAGA PADA DM TIPE 1

Peran olahraa pd pengaturan KGD DM tipe 1 masih


kontroversial

Olahraga tdk begitu mempengaruhi kontrol gula darah,


keuntungan lain : mengurangi resiko penyakit jantung,
gangguan pembuluh darah perifer dan syaraf
MANFAAT OLAHRAGA PADA DM
TIPE 2
Pada DM tipe 2 olahraga berperan utama dlm pengaturan KGD

Masalah utama DM tipe 2 kurangnya respon reseptor


terhadap insulin (resisten insulin)

Olahraga resistensi insulin , sentivitas insulin


kebutuhan insulin

Respon ini hanya terjadi setiap berolahraga, karenanya


olahraga hrs dilakukan terus menerus dan teratur

Olahraga juga bermanfaat menurunkan berat badan


PROGRAM LATIHAN JASMANI

Pemerikasaan kesehatan (screning)


untuk mengurangi resiko latihan jasmani dilakukan
pemeriksaan kesehatan sebelum mengikuti program
latihan
pemeriksaan kesehatan dilakukan tanpa melihat umur
penderita adalah :
1. Penilaian kontrol gula darah termasuk HbAic
2. Pemeriksaan EKG istirahat dan excercise stress EKG
umur > 35 thn atau mengidap DM > 15 thn
3. Pemeriksaan neurologik dan otot rangka
4. Pemeriksaan optalmologik
5. Pemeriksaan fungsi ginjal
JENIS LATIHAN

Jenis olahraga yg baik utk penderita DM adalah olahraga yg


memperbaiki kesegaran jasmani
Agar memenuhi hal tsb, latihan olahraga sebaiknya bersifat :
1. Berkesinambungan (continous)
2. Berirama (rhytmical)
2. Interval
3. Progresif
4. Daya tahan (endurance)
TAKARAN LATIHAN JASMANI

Takaran yang perlu diperhatikan adalah :


1. Intensitas latihan
untuk mengetahui intensitas latihan secara sederhana diukur
dgn menghitung detak nadi pada saat melakkan olahraga
DNM : 220 - usia (dlm tahun)
Dalam setiap melakukan olahraga hrs mencapai 72 - 87 % utk
mendapatkan manfaat kesegaran jasmani
Takaran latihan 72 - 87 % DMN disebut zona sasaran atau zona
latihan
kalau lebih dpt membahayakan tubuh, dan kalau kurang tdk
memberikan manfaat yg dikehendaki
2. Lamanya latihan kerja
lama latihan tergantung dari umur dan tingkatan kesegaran
jasmani yg diinginkan
dianjurkan latihan paling sedikit 25 menit dlm zona
sasaran

3. Frekwensi latihan
latihan olahraga 3 x /minggu efek yg cukup
latihan olahraga 4 x / minggu efek lebih baik
kalau mungkin sebaiknya olahraga dilakukan 6 x/minggu
Tabel 1. Takaran latihan

Tingkatan Waktu / Frekwensi Lamanya Intensitas


Kesegaran Minggu (minggu) (menit/ x) (% DNM)
(menit)
Sangat 40 80 46 10 20 60
rendah 90 120 46 15 30 60 70
Rendah 120 180 35 30 45 70 80
Sedang 180 300 35 30 60 70 80
Tinggi 300 840 57 60 120 70 90
Atlit
PENCEGAHAN KHUSUS

Sebelum melakukan olahraga perlu diperhatikan hal - hal


sebagai berikut :
1. Harus menggunakan alas kaki

2. Hindari olahraga dlm lingkungan yg sangat panas atau


sangat dingin

3. Kaki harus diperiksa setiap hari dan sesudah latihan

4. Hidrasi dipertahankan terutama pd latihan yg lama dan


lingkungan yang panas
5. Pada Dm tipe 1 :
KGD < 100 mg / dl makan sedikit snack sebelum
berolahraga
KGD 100 - 250 mg /dl aman
KGD > 250 mg/dl periksa keton dlm kemih
(+) tunda olahraga dan suntik insulin
(-) boleh berolahraga
KGD > 332 mg /dl (baik DM tipe 1 maupun DM tipe 2 )
tdk boleh berolahraga
6. Pada penderita yang mendapat insulin utk menghindari
hipoglikemia perlu dilakukan :
1. Makan 1 - 3 jam sebelum berolahraga
2. Bahan tambahan (snack) saat olahraga
3. Makan lebih banyak dlm masa 24 jam setlh berolahraga
4. Suntikan insulin 1 jam sebelum olahraga
bila < 1 jam suntikan dilakukan pada kulit bagian otot yang
tdk aktif
5. Pantau KGD sebelum, selama dan sesudah berolahraga
6. KGD > 250 mg /dl dan ketonuria (+) tunda olahraga
7. Penderita DM tipe 2 :

Permasalahan dalam aktifitas berolahraga tak ada kecuali


komplikasi lanjut seperti PJK, Retinopati , nefropati dan
neuropati dapat membawa petaka

perlu screening teliti pada penderita DM usia > 35 thn dan sdh
lama menderita DM
KESIMPULAN

Latihan jasmani / olahraga termasuk salah satu pengobatan


penting bagi penderita DM

Program latihan bermanfaat dlm pengendalian KGD,


faktor resiko kardiovaskuler, BB, memberikan pengaruh
psikologik yg baik serta pencegahan penyakit

Program yang dipilih bersifat berkesinambungan, berirama


interval, progresif dan meningkatkan daya tahan (CRIPE)

Penderita perlu diberi informasi mengenai manfaat resiko


serta beberpa pertimbangan dalam melakukan latihan
jasmani

Anda mungkin juga menyukai