Carcinoma Tiroid
Carcinoma Tiroid
Pembimbing:
dr. Bintang Abadi Siregar, Sp.B(K)Onk
Oleh:
Ajeng Defrianty Pusparini
Alexander Dicky Kurnia Narendra
Berta Yolanda Selviana
Rana Raydian Mufidah
IDENTIFIKASI KASUS
Identitas Pasien
Nama lengkap : Ny. S
Umur : 43 Tahun
Status perkawinan : Menikah
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Bandar Lampung
Jenis kelamin : Perempuan
Suku bangsa : Indonesia
Agama : Islam
No. MR : 00.09.54.53
Anamnesis
Keluhan Utama:
Benjolan pada leher sebelah kanan yang
semakin membesar sejak 8 bulan SMRS.
Keluhan Tambahan
Perasaan panas dingin yang tidak berkurang,
terkadang os merasa menggigil, demam, lemas,
terkadang os juga merasa sakit saat menelan
makanan ataupun minuman, perasaan suka
berkeringat, terkadang berdebar-debar, nafsu
makan menurun, dan berat badan yang
menurun.
Riwayat Penyakit Sekarang
Os datang ke rumah sakit Abdul Muluk dengan keluhan benjolan pada leher
sebelah kanan yang sudah dirasakan sejak 8 bulan SMRS. Keluhan yang
dirasakan tidak berhubungan dengan aktifitas maupun waktu.
Keluhan lainnya yang dirasakan adalah perasaan panas dingin yang tidak
berkurang dirasakan sejak 8 bulan SMRS. Keluhan ini dirasakan semakin
memberat pula, di mana keluhan ini dirasakan bersamaan dengan benjolan di
leher. Os mengaku bahwa, seiring dengan gejala panas dingin yang muncul,
benjolan di leher juga dirasakan semakin membesar. Os tidak langsung pergi
berobat ke dokter untuk mengatasi gejala ini, namun os menggunakan terapi-
terapi alternatif, berupa meminum ramuan-ramuan yang dipercayainya bisa
mengurangi keluahan panas dinginnya itu, namun justru keluhan tidak
berkurang, sehingga pada bulan desember lalu, os memutuskan untuk berobat
ke dokter hingga saat ini.
Selain itu, juga mengeluhkan bahwa terkadang dirinya sulit
untuk menelan makanan, dan karena itu nafsu makannya
menjadi berkurang. Hal ini berdampak bahwa dirinya
mengalami penurunan berat badan dan selalu merasa lemas,
terutama sejak 8 bulan terakhir ini. Os juga mengeluhkan
bahwa dirinya kerap kali merasa demam yang diikuti dengan
perasaan selalu berkeringat. Os juga mengaku, bahwa dirinya
kerap kali berdebar-debar dan merasa jauh lebih nyaman
berada di tempat yang dingin dibanding tempat yang panas.
Saat ini pasien datang ke rumah sakit untuk mendapatkan
terapi operatif pengangkatan benjolan di lehernya.
Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang
mengalami keluhan yang sama
dengan os.
Riwayat Penyakit dahulu
Os pernah mengalami operasi
pengangkatan benjolan pada lehernya,
kurang lebih 5 tahun yang lalu.
STATUS PRESENT
A. STATUS UMUM
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Keadaan gizi : Normal (IMT = 20; BB = 49, TB = 155)
Kulit: sawo matang
B. PEMERIKSAAN FISIK
TANDA VITAL
Tekanan darah : 120/ 90 mmHg
Nadi : 68x/ menit
Pernafasan: 24x/ menit
Suhu : 36,5o C
Pemeriksaan Fisik
KEPALA
Thoraks : Bentuk dan gerak simetris.
Mata: Dalam Batas Normal Paru : Vesikuler +/+ Rh -/-; Wh -/-.
Telinga: Dalam Batas Normal Jantung : BJ murni reguler, murmur (-),
Hidung : Dalam Batas Normal gallop (-).
Tenggorokan: Dalam Batas Abdomen : datar , lemas, NT (-) ,BU (+)
Normal ,timpani.
Mulut : Dalam Batas Normal Ekstremitas : Akral hangat; CRT <2
JVP
5+0 cmH2O (tidak terjadi peningkatan)
KGB
Tidak Ada pembesaran
Kelenjar
Teraba benjolan pada leher bagian kanan, di mana benjolan teraba hangat, intak, tiroid
keras, batas jelas dan tidak mobile saat digerakan. Nyeri tekan pada benjolan (-)
dan benjolan ikut bergerak saat os menelan.
Inspek
Terlihat adanya benjolan pada leher kanan, serta terlihat adanya bekas luka jahitan si
(operasi) pada leher.
Pemeriksaan Fisik leher
Pemeriksaan Penunjang
Darah Rutin KIMIA DARAH
Hb = 14,1 g/dl
SGOT : 15 U/L
Ht = 39 %
LED = 10 mm/jam SGPT : 17 U/L
Leukosit = 9.620 g/L GDS : 97 mg/dL
Trombosit = 317.000 g/L Ureum : 25 mg/dL
Eritrosit = 5,2 g/L
Creatinine : 0,70 mg/dL
CT/BT = 9/3
Hitung jenis :
Basofil : 0 Imunologi dan Serologi
Eosinofil : 2 T3 : 1,27 nmol/L
Batang : 1
T4 : 88,18 nmol/L
Segmen : 66
Limfosit : 28 TSH : 3,47 UI/mL
Monosit : 3
HISTOPATOLOGI
Makroskopis :
Dilakukan 2 kali pucture nodul regio colli anterior
diameter 3 cm agak solid, keluar bahan kemerahan,
mobilitas cukup, batas jelas.
Mikroskopis :
Hapusan hiperseluler terdiri darai proliferasi sel-sel
berinti bulat-oval polygonal, pleomorfik, bersusun
dalam kelompok dan struktur papil, latar belakang
sedikit darah.
Kesan : Ca thyroid residif
c/w. Papilary ca thyroid
DD. Medullary ca thyroid
DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING
Ca thyroid residif
Papilary ca thyroid
Medullary ca thyroid
DIAGNOSIS KERJA
Ca Thyroid residif
Penatalaksanaan
Non Medikamentosa
Pemasangan threeway kateter, diet
lunak, tirah baring, observasi KU, GDS
pasien dan TTV, selain itu puasa untuk
persiapan operasi tiroidektomi.
Medikamentosa:
IVFD RL gtt xx/menit
Ceftriaxon 1 gr/12 jam
Ranitidin amp/ 12 jam
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
FISIOLOGI
CA TIROID
Karsinoma tiroid adalah suatu
keganasan (pertumbuhan tidak
terkontrol dari sel) yang terjadi pada
kelenjar tiroid. Karsinoma tiroid
jarang menyebabkan pembesaran
kelenjar, lebih sering menyebabkan
pertumbuhan kecil (nodul) dalam
kelenjar.
ETIOLOGI
Karsinoma Karsinoma
medular anaplastik
Staging Klinis AJCC 2002
Stage I : T1 , N0 , M0
Stage II : T2 , N0 , M0
Stage III : T3 , N0 , M0 atau T1-3 , N1a , M0
Stage Iva : T1-3 , N1b, M0 atau T4a ,N0-1 , M0
Stage Ivb : T4b , any N , M0
Stage Ivc : any T, any N , M1
Anaplastik
T-Tumor Primer
M Metastasis jauh
Mx Metastasis jauh tidak dapat dinilai
M0 Tidak terdapat metastasis jauh
M1 Terdapat metastasis jauh
27
DIAGNOSI
S
FN AB - Memperlihatkan nodul
soliter/nodul multipel
- Lesi ganas - Memperlihatkan struma retrosternal
- Mencari occult neoplasma tiroid
- Lesi jinak - Mencari daerah metastasis setelah
total tiroidektomi
- Curiga - Ektopik tiroid
Total Tiroidektomi
Keuntungan :
- Scaning tiroid lebih baik
- Serum tyroglobulin
- Resiko anaplastik 1,9 %
- Multisentris hingga 85
%
- Resiko komplikasi
- Resiko rekurensi
Follow Up
34
35
Pembagian Prognosis
Otolaryngology, Volume Two, Fourth Editon, Lippincott Williams & Wilkins, 2006, 1632-4.
Cumming Charles W, Flint Paul W, Thyroid/Parathyroid in Cummings Otolaryngology Head and Neck Surgery, Fourth
Hermans Robert, MD, Thyroid Gland in Head and Neck Cancer Imaging, Springer, 2006, p 283-4
Kumar Vinay Md, Ramzi S Cotran, Stanley L Robbins,Robbins Buku Ajar Patologi, Volume Two, Seventh Edition, 2002,
EGC, pp 820-23
Lalwani, Anil K, Mallignant Thyroid Neoplasms in Current Diagnosis and Treatment Otolaryngology Head and Neck Surgery,
Lore, Medina, An atlas of Head and Neck Surgery, Fourth Edition, 2005, Elsevier, p 919
Putz, R, R.Pabst, Atlas Anatomi Manusia Sobotta, Volume 1, 22st Edition, 2006, EGC, pp 134-5
Randolph, Gregory W,M.D., Surgery of the Thyroid and Parathyroid Glands, Elsevier Science, 2003, pp 179,265-8,284-5
Sabiston, David C, Textbook of Surgery : The Biological Basis of Modern Surgical Practice, 1991, Saunders, p 556
Sherwood, Lauralee, Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, Second Edition,2001, EGC, p 645
Manuaba,TW. 2010.Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid Paraboi 2010. Jakarta. Sagung Seto.