2
PENGGUNAAN
BAHASA INDONESIA
DALAM NASKAH DINAS
3
INDIKATOR PEMANTAUAN
INDIKATOR EJAAN
PILIHAN KATA
KALIMAT
4
UNSUR YANG DIAMATI
Lambang unit kerja/pemerintah daerah
Nama kementerian/pemerintah daerah
Nama unit kerja
Alamat (dan kode pos)
KEPALA/KOP Nomor telepon
SURAT Laman (bila ada)
Nomor surat
Sifat surat
Lampiran surat
Hal (pokok surat)
PEMBUKA Tanggal surat
SURAT Alamat tujuan surat
Salam pembuka
Paragraf pembuka
Paragraf isi
Paragraf penutup
ISI SURAT Salam penutup
5
Lambang unit kerja/
pemerintah daerah
Nama kementerian/
pemerintah daerah
Nama unit kerja
KEPALA/KOP Alamat (dan kode pos)
SURAT Nomor telepon
Laman (bila ada)
6
Nomor surat
Sifat surat
Lampiran surat
PEMBUKA Hal (pokok surat)
Tanggal surat
SURAT Alamat tujuan surat
7
Salam pembuka
Paragraf pembuka
Paragraf isi
ISI SURAT Paragraf penutup
Salam penutup
9
RUJUKAN
13
BAHASA SURAT DINAS
1. Agar pesan atau informasi yang disampaikan
mudah dipahami, surat hendaknya ditulis dengan
menggunakan bahasa efektif, yaitu jelas, lugas,
dan komunikatif.
2. Bahasa surat dikatakan jelas jika isi atau informasi
yang disampaikan mudah dipahami dan unsur-
unsurnya pun dinyatakan secara tegas atau
eksplisit.
3. Bahasa surat dikatakan lugas jika kata-kata yang
digunakan langsung mengungkapkan pokok
persoalan yang akan disampaikan, tidak
berbunga-bunga atau berbasa-basi.
4. Bahasa surat dikatakan komunikatif jika mudah
dipahami dan mampu menimbulkan
pemahaman yang sama pada pikiran
pembacanya.
14
BAGIAN-BAGIAN SURAT
15
Kepala Surat/Kop Surat
Kepala surat berfungsi untuk memberikan
informasi kepada penerima surat
mengenai nama, alamat, nomor telepon,
faksimile, dan keterangan lain yang
berkaitan dengan instansi pengirim surat.
Di samping itu, kepala surat sekaligus
berfungsi pula sebagai sarana untuk
memperkenalkan atau mempromosikan
instansi pengirim surat.
16
Contoh Kepala Surat
17
Contoh Kepala Surat
18
Tanggal Surat
1. Tanggal surat perlu dicantumkan pada setiap surat dinas.
2. Fungsinya adalah untuk memberitahukan kepada penerima
surat tentang waktu penulisan surat itu.
Misalnya:
Dengan hormat,
Bapak ... yang terhormat,
Salam sejahtera,
Asalamualaikum w.w.,
24
Paragraf Pembuka
Paragraf pembuka merupakan bagian pengantar yang
berfungsi untuk mengantarkan pembaca pada permasalahan
utama yang ditulis. Dengan demikian, fungsi utama paragraf
pembuka adalah untuk menghubungkan pikiran pembaca
dengan pokok masalah yang disampaikan.
Misalnya:
(1) Sehubungan dengan surat Saudara No.
005/H3.2/BB/2012, tanggal 25 Juni 2006, kami beri
tahukan hal-hal berikut.
(2) Melalui surat ini kami beri tahukan bahwa ....
(3) Surat Saudara No. 005/H3.2/BB/2012, tanggal 25 Juni
2006, sudah kami terima dengan baik. Sehubungan
dengan hal itu, kami beri tahukan bahwa ....
25
Contoh yang Tidak Tepat
1. Menunjuk perihal pada pokok surat tersebut di
atas, dengan ini kami sampaikan hal-hal sebagai
berikut:
2. Menjawab surat Saudara Nomor .
Misalnya:
(1) Atas perhatian Bapak, kami ucapkan terima
kasih.
(2) Atas perhatian dan kesediaan Saudara, kami
ucapkan terima kasih.
(3) Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami
sampaikan terima kasih.
(4) Mudah-mudahan jawaban kami bermanfaat bagi
Saudara. 28
Contoh yang Tidak Tepat
(1) Atas perhatiannya, diucapkan terima
kasih.
(2) Demikian atas bantuan Saudara, kami
ucapkan terima kasih.
(3) Demikian harap maklum, dan atas
perhatian dan kerja samanya,
diucapkan terima kasih.
(4) Harap maklum adanya.
29
Salam Penutup
Salam penutup dicantumkan di pojok kanan bawah,
tepatnya di antara paragraf penutup dan tanda tangan
pengirim surat. Salam ini dapat diibaratkan sebagai
ucapan permisi atau pamitan setelah seseorang bertamu
atau berkomunikasi dengan orang lain.
Misalnya:
Salam kami,
Hormat kami,
Salam takzim,
Wasalam,
30
Nama Jabatan
Penanda Tangan Surat
Misalnya:
Salam kami,
a.n. Kepala Balai Bahasa Provinsi Sumatera Selatan
Kepala Subbagian Tata Usaha,
31
Tanda Tangan
Tanda tangan merupakan pelengkap surat
dinas yang bersifat wajib karena sebuah surat
belum dapat dianggap sah jika belum
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang.
Untuk surat-surat dinas di Indonesia, tanda
tangan penulis surat lazimnya juga dilengkapi
dengan cap atau stempel instansinya sebagai
penanda keresmian.
32
Nama Penanda Tangan dan NIP
Nama penanda tangan surat dinyatakan secara jelas
di bawah tanda tangan, tepatnya sejajar di bawah
salam penutup. Nama penanda tangan surat hanya
huruf awal tiap unsur nama yang ditulis kapital,
bukan kapital seluruhnya. Selain itu, nama penanda
tangan surat juga tidak perlu diapit tanda kurung
ataupun digarisbawahi. Nomor induk pegawai atau
NIP dapat pula disertakan di bawah nama penanda
tangan surat.
Misalnya:
Kepala,
ttd.
Aminulatif, S.E., M.Pd.
NIP 196709211987031002
33
Inisial
Inisial adalah tanda atau kode pengenal yang berupa
singkatan, yaitu singkatan nama pengonsep surat dan
pengetik surat. Inisial ini bermanfaat untuk mengetahui
nama pengonsep dan pengetik surat sehinggajika
terjadi kekeliruan dalam surat itupimpinan dengan
mudah dapat mengecek dan mengembalikannya kepada
yang bersangkutan untuk diperbaiki. Penempatan inisial
biasanya di pojok kiri bawah, tepatnya di bawah
tembusan (jika surat yang bersangkutan ada
tembusannya).
Misalnya:
DS/ra
34
Tembusan
Tembusan berfungsi untuk memberitahukan kepada
penerima surat bahwa surat yang sama juga dikirimkan
kepada pihak lain yang dipandang perlu mengetahui isi surat
yang bersangkutan. Jika tidak ada pihak lain yang diberi
tembusan, kata tembusan tidak perlu dicantumkan. Dalam
hubungan itu, jika pihak yang diberi tembusan lebih dari
satu, pencantumannya disertai dengan nomor urut. Namun,
jika pihak yang ditembusi hanya satu, nomor urut itu tidak
perlu dicantumkan.
Misalnya:
Tembusan:
1. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
2. Kepala Biro Hukum dan Organisasi
3. Kepala Bagian Keuangan
Contoh yang tidak tepat:
Tembusan
1. Kepada Yth. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (sebagai laporan)
2. Kepada Yth. Kepala Biro Hukum dan Organisasi
3. Kepada Yth. Kepala Bagian Keuangan
4. Arsip.
35
Ogan Ilir, 30 April 2015 dian susilastri 36
SEKIAN
SEMOGA BERMANFAAT
38