Berkurangnya
Pedoman diagnostik
perhatian tampak jelas dari terlalu dini dihentikannya tugas dan
ditinggalkannyasuatu kegiatan sebelum tuntas selesai. Anak-anak ini sering kali
beralih dari satu kegiatan ke kegiatan lain, rupanya kehilangan minatnya
terhadap tugas yang satu, karena perhatiannya tertarik kepada kegiatan lainnya
F90. Gangguan
( sekalipun kajian laboratorium pada umumnya tidak menunjukan adanya
derajat gangguan sensorikatau perseptual yang tidak biasa). Berkurangnya
Hiperkinetik
dalam ketekunan dan perhatian ini seharusnya hanya didiagnosis bila sifatnya
berlebihan bagi anak dengan usia atau IQ yang sama.
Hiperaktivitas dinyatakan dalam kegelisahan yang berlebihan, khususnya
dalam situasi yang menuntut keadaan relatif tenang. Hal ini, tergantung dari
situasinya, mencakup anak itu berlari-lari atau melompat-lompak sekeliling
ruangan, ataupun bangun dari duduk/kursi dalam situasi yang menghendaki
anak itu tetap duduk, terlalu banyak berbicara dan ribut, atau
kegugupan/kegelisahan dan berputar-putar ( berbelit-belit). Tolok ukur untuk
penilaiannya ialah bahwa suatu aktivitas disebut berlebihan dalam konteks
apa yang diharapkan pasa suatu situasi dan nilai IQ nya. Ciri khas prilaku ini
paling nyata didalam suatu situasi yang berstruktur dan diatur yang
menuntunt suatu tingkat sikap pengendalian diri yang tinggi
dan perhatian
antara F90.0 dan F90.1 , tetapi memenuhi keseleruhan kriteria untuk F90.
Gangguan tingkah laku berciri khas dengan adanya suatu pola tingkah laku
dissosial, agresif atau menentang, yang berulang dan menetap.
laku
diagnosis mencakup hal hal berikut :
perkelahian atau menggertak pada tingkat berlebihan; kejam
terhadap hewan atau sesama manusia; perusakan yang hebat atas
barang milik orang lain; membakar; pencurian; pendustaan
berulang- ulang membolos dari sekolah dan lari dari rumah;
sangat sering meluapkan temper tantrum yang hebat dan tidak
biasa ; prilaku provokatif yang menyimpang ; dan sikap yang
berat serta menentap. Masing- masing dari kategori ini apabila
ditemukan, adalah cukup untuk menjadi alasan bagi diagnosis
ini, namun demikian perbuatan dissosial yang terisolasi bukan
merupakan alasan yang kuat.
F91.2 Gangguan
anak yang juga terlibat dalam kegiatan kejahatan atau dissosial (tingkah laku anak yang
tidak dibenarkan masyarakat justru dibenarkan oleh kelompok sebayanyaitu dan diatur
oleh subkultur yang menyambutnya dengan baik). Namun hal ini bukan merupakan hal
tingkah laku
mutlak untuk syarat diagnosisnya; bisa saja anak itu merupakan kelompok sebaya yang
tidak terlibatdalam tindakan kejahatan sementara perilaku dissosial dilakukan diluar
lingkungan kelompok itu. Bila perilaku dissosial itu khususnya, merupakan
berkelompok
penggertakan terhadap anak lain, boleh jadi hubungan dengan korbannya atau beberapa
anak lain terganggu . Perlu ditegaskan lagi, bahwa hal ini tidak membatalkan
diagnosisnya, asal saja anak itu memang termasuk dalam kelompok sebaya dan ia
merupakan anggota yang setia dan mengadakan ikatan persahabatan yang langgeng.
F91.3 Gangguan sikap menentang (membangkang)
F93.1 Gangguan
Memenuhi kriteria:
a) Onset pada masa usia perkembangan yang sesuai;
Tic motorik multipel dengan satu atau beberapa tic vokal yang tidak harus
timbul secara serentak dan dalam riwayat nya yang hilang timbul
Onset hampir selalu pada masa kanak atau remaja. Lazimnya ada riwata tic
motorik sebelum timbulnya tic vokal; sindrom ini sering memburuk pada
usia remaja dan lazim pula menetap sampai usia dewasa
Tic vokal sering bersifat multipel dengan letupan vokalisasi yang berulang-
ulang, seperti suara mendehem, bunyi ngorok, dan ada kalanya diucapkan
kata- kata atau kalimat kaliamt cabul . Ada kalanya diiringi gerakan
isyarat, ekopraksia, yang dapat juga bersifat cabul (copropraxia). Seperti
juga pada tic motorik , tik vokal juga ditekan dengan kemauan untuk
jangka waktu singkat, bertambah parah karena stres dan berhenti saat tidur.
gerakan stereotipik
disertai kebutaan, keduanya harus diberi kode diagnosis, ulah mencolok
mata dengan kode F98.4 dan kondisi visualnya dengan kode gangguan
somatik yang sesuai.
Pedoman diagnostik
Cara berbicara yang ditandai dengan pengulangan suara atau perpanjangan
suku kata atau kata, atau sering gugup atau terhenti sehingga mengganggu
irama alur bicara.
Disritmia ringan dari gangguan ini sering ditemukan sebagai suatu fase
transisi pada usia dini anak, atau sebagai pola berbicara yang ringan namun
F98.5 Gagap
berkelanjutan pada usia selanjutnya dan pada usia dewasa. Harus digolongkan
sebagai gangguan hanya bila keparahannya sangat mengganggu kelancaran
berbicara. Mungkin kondisi ini disertai gerakan pada wajah atau bagian tubuh
(stuttering/
lainnya yang bersamaan waktu dengan pengulangan, atau hambatan alur
berbicara. Tidak ditemukan gangguan neurologis yang mendasari
Pada beberapa aksus dapat pula disertai oleh gangguan perkembangan
stammering)
berbicara atau berbahasa, dalam hal itumaka harus diberi kode secara terpisah
dibawah kode F80.
Pedoman diagnostik
Cara berbicara cepat dengan gangguan kelancaran alurnya,
namun tanpa pengulangan atau kegugupan, dengan derajat yang
cukup parah sehingga menyebabkan kurang jelasnya ucapan.
Bicaranya kurang menentu dan kurang berirama, dengan letupan
cepat cepat, tersendat sendatyang biasanya meliputi pola
F98.6 Berbicara cepat dan
pengungkapan yang keliru
Tidak ditemukan gangguan neurologis yang mendasari
tersendat ( cluttering)
F98.8 Gangguan perilaku dan emosional lainnya YDT dengan
onset biasanya pada masa kanak dan remaja