Anda di halaman 1dari 74

SISTEM PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN

KORBAN KEKERASAN TERHADAP ANAK MELALUI


PPT DI JAWA TENGAH

DISAMPAIKAN PADA ACARA :


KEGIATAN PENINGKATAN KEMAMPUAN
TENAGA KESEHATAN DI PUSKESMAS DAN
RUMAH SAKIT DALAM PENANGANAN AUS
REMAJA DAN KEKERASAN TERHADAP ANAK .

BP3AKB PROVINSI JAWA TENGAH


Apa yang menjadi mimpi setiap Keluarga?

Anak yang Sehat, Tumbuh


dan berkembang, Cerdas,
Ceria dan Berahklak Mulia
serta aktif berpartisipasi

Keluarga Yang Perempuan Yang


Berkualitas Berdaya dan
berkualitas
ANAK
INDONESIA
Jumlah anak = 1/3 jumlah penduduk
Harus berkualitas
Agar tidak menjadi beban pembangunan

TERDAPAT 31 HAK ANAK


Amanat UU No. 23/2002 tentang
Perlindungan Anak

3
HAK HIDUP DAN TUMBUH KEMBANG
UU NO. 23/2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK
Bertahan hidup: standar hidup
yang layak; papan, sandang,
makanan bergizi, pelayanan
kesehatan, penghidupan
yang layak,

LAHIR DENGAN HIDUP, AKTA


DAPAT MAKAN BERGIZI,
TIDAK SAKIT,
IMMUNISASI, SEKOLAH,
BERMAIN
Tumbuh kembang: segala hal yang
memungkinkan anak tumbuh dan
berkembang secara penuh sesuai
dengan potensinya -> pendidikan,
bermain dan memanfaatkan waktu
luang, aktivitas sosial budaya,
akses thd informasi, dll
HAK PERLINDUNGAN
DILINDUNGI DARI:
KEKERASAN (KDRT,
PERKOSAAN, EKS-
PLOITASI SEKSUAL
KOMERSIAL, TRAFICKING,
DISKRIMINASI, DARI
SITUASI KONFLIK DAN
BENCANA, DAN
KEKERASAN LAINNYA
HAK BERPARTISIPASI

HAK DIDENGAR PENDAPATNYA, MENERIMA


DAN MENCARI INFORMASI, BERISTIRAHAT
BERGAUL DG ANAK SEBAYA, BERKREASI,
ANAK MEMPUNYAI HAK (31)
UNTUK:
1.Bermain
2.Berkreasi
3.Berpartisipasi
4.Berhubungan dengan orang tua bila terpisahkan
5.Bebas beragama
6.Bebas berkumpul
7.Bebas berserikat
8.Hidup dengan orang tua
9.Kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang
UNTUK MENDAPATKAN
10. Nama
11. Identitas
12. Kewarganegaraan
13. Pendidikan
14. Informasi
15. Standar kesehatan paling tinggi
16. Standar hidup yang layak

8
ANAK MEMPUNYAI HAK (31)
UNTUK MENDAPATKAN PERLINDUNGAN
17.Pribadi
18.Dari tindakan penangkapan sewenang-wenang
19.Dari perampasan kebebasan
20.Dari perlakuan kejam, hukuman dan perlakuan tidak manusiawi
21.Dari siksaan fisik dan non fisik
22.Dari penculikan, penjualan dan perdagangan atau trafiking
23.Dari eksploitasi seksual dan kegunaan seksual
24.Dari eksploitasi /penyalahgunaan obat-obatan
25.Dari eksploitasi sebagai pekerja anak
26.Dari eksploitasi sebagai kelompok minoritas/kelompok adat terpencil
27.Dari pemandangan atau keadaan yg menurut sifatnya belum layak
untuk dilihat anak
28.Khusus, dalam situasi genting/darurat
29.Khusus, sebagai pengungsi/orang yg terusir/tergusur
30.Khusus, jika mengalami konflik hukum
31.Khusus, dalam konflik bersenjata atau konflik sosial

(disarikan dari UU nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak)

9
Definisi
Kekerasan terhadap
Anak (KtA)

Setiap bentuk pembatasan, pembedaan, pengucilan dan


seluruh bentuk perlakuan yang dilakukan terhadap anak,
yang akibatnya berupa dan tidak terbatas pada kekerasan
fisik, seksual, psikologis dan ekonomi (bisa dalam bentuk
diskriminasi, perlakuan salah, penelantaran, dll).
Sumber : Pasal 1 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah
Nomor 7 tahun 2013.
BENTUK-BENTUK KEKERASAN THD ANAK MENURUT UU NO 23
TAHUN 2002:
Kekerasan Seksual, adalah keterlibatan
anak dalam kegiatan seksual yang tidak
dipahaminya. Kekerasan Seksual dapat
juga berupa:
Perlakuan tidak senonoh dari orang
lain
Kegiatan yang menjurus pada
pornografi
Perkataan-perkataan porno dan
tindakan pelecehan organ seksual
anak
Perbuatan cabul dan persetubuhan
pada anak-anak yang dilakukan oleh
orang lain dengan tanpa tanggung
jawab
Tindakan mendorong atau memaksa
anak terlibat dalam kegiatan seksual
yang melanggar hukum seperti
dilibatkannya pada kegiatan prostitusi
Kekerasan Fisik, tindakan yang
menyebabkan rasa sakit atau
potensi menyebabkan sakit yang
dilakukan oleh orang lain, dapat
terjadi sekali atau berulang kali,
berupa :
Di pukul / tempeleng
Di tendang
Dijewer, dicubit
Di lempar dengan benda-benda
keras
Dijemur di bawah terik sinar
matahari
Kekerasan Emosional, adalah
segala sesuatu yang dapat
menyebabkan terhambatnya
perkembangan emosional anak.
Kata-kata yang mengancam
Menakut-nakuti
Berkata-kata kasar
Mengolok-olok anak
Perlakuan diskriminatif dari
orang tua, keluarga, pendidik
dan masyarakat
Membatasi kegiatan sosial dan
kreasi anak dan lingkungannya
Kekerasan Ekonomi (Ekploitasi
Komersial), penggunaan tenaga
anak untuk bekerja dan kegiatan
lain demi keuntungan orangtua
atau orang lain, spt:
menyuruh anak bekerja secara
berlebihan
menjerumuskan anak pada
dunia prostitusi untuk
kepentingan ekonomi
Tindak Pengabaian dan Penelantaran,
adalah ketidakpedulian orangtua, atau
orang yang bertanggung jawab atas anak
pada kebutuhan mereka, seperti:
Pengabaian pada kesehatan anak
Pengabaian dan penelantaran pada
pendidikan anak
Pengabaian pada pengembangan emosi
(terlalu dikekang)
Penelantaran pada pemenuhan gizi
Penelantaran dan pengabaian pada
penyediaan perumahan
Pengabaian pada kondisi keamanan dan
kenyamanan
A p a ka h I b u ya n g Ti d a k
m e m b e r i ka n A S I E k s k l u s i f =
M e l a ku ka n Ke ke ra s a n ?

KEMUNGKINAN
DAMPAK
BURUK BAYI
YANG TIDAK
DIBERI ASI
EKSKLUSIF
Dampak, jika tidak melindungi anak
(korban)
Kematian
Menghambat pertumbuhan dan
perkembangan anak
Mempengaruhi kesehatan anak
Mempengaruhi kemampuan untuk
belajar dan kemauannya untuk
bersekolah.
Mengakibatkan anak lari dari rumah.
Hal tersebut menjadikan anak lebih
rentan terhadap pada resiko-resiko
lain a.l. trafiking
Menghancurkan rasa percaya diri
anak
Dapat mengganggu kemampuannya
untuk menjadi orang tua yang baik di
kemudian hari, dll
Pedoman Pelatihan SPA Modul
17
1.2
Dampak Kekerasan bagi Masyarakat

Dilanggengkannya rantai lingkaran setan kekerasan


korban menjadi korban lagi di rumah dan masyarakat
korban menjadi pelaku (sebagai orangtua, sebagai pasangan)
Korban menjadi pelaku kekerasan di masyarakat (kadang antisosial)

Dari mengalami atau mengamati, Anak belajar:


Kekerasan adalah solusi bila menemui kesulitan dalam
mempengaruhi orang lain
BAGAIMANA KONDISI Kekerasan Terhadap
Anak DI JATENG ?
KEKERASAN sbg FENOMENA GUNUNG ES

MEMPEROLEH KEADILAN (HUKUM)

------------------------------------
PROSES PENGADILAN YG LAPOR DIPROSES POLISI
---------------------------------------------------------------------------
PROSES DI KEPOLISIAN
------------------------------------------------------------------------
LAPOR OTORITAS NEGARA
------------------------------------------------------------------
MEMINTA PERTOLONGAN PST KRISIS
-------------------------------------------------------------------------------

TIDAK TERUNGKAP
KORBAN KEKERASAN
TAHUN
2009 2010 2011 2012 2013 2014
A. A Jumlah Korban Kekerasan
. 2.512 2.215 2.737 2.883 2.184 2.086
Korban Kekerasan Menurut Jenis
Kelamin :
Laki laki 261 423 324 264 263 304
Perempuan 2.251 2.792 2.413 2.619 1.921 1.782

B Korban Kekerasan Menurut


. Kelompok Umur :
Anak 928 1.194 1.084 1.352 1.035 1.114
Dewasa 1.553 2.021 1.550 1.531 1.149 972

C Pelaku Kekerasan
. Laki laki 2.220 1.183 2.316 2.657 1.817 1.848
Perempuan 684 98 285 224 149 151

D Jenis Kekerasan yang Dialami


. Korban : 952 254 1.153 1.107 739 686
Fisik 557 801 491 460 537 577
Psikis 812 658 854 990 742 799
Seksual 191 270 393 243 236 293
Penelantaran - 19 - 23 24 16
Trafficking 90 - 158 171 82 88
Eksploitasi - 1.242 - 871 1.018
KDRT 122 - 174 48 8821 83
TAHUN
JENIS DATA KORBAN & PELAKU
KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN 2012 2013 2014
ANAK

D1 Jenis Kekerasan yang Dialami Korban Anak :


Fisik 312 209 506
Psikis 184 163 340
Seksual 771 636 100
Penelantaran 54 67 207
Trafficking 13 17 11
Eksploitasi 78 58 42
KDRT 212 731
Lainnya 36 24 47

D2 Jenis Kekerasan yang Dialami Korban


Perempuan :
Fisik 795 530 181
Psikis 276 374 237
Seksual 219 106 699
Penelantaran 189 169 86
Trafficking 10 7 5
Eksploitasi 93 24 46
KDRT 659 331
Lainnya 12 64 39
JUMLAH ABH
TA H U N 2 011 A DA
84 9 , TA H U N 2 012
A DA 1. 2 2 3 A N A K ,
T h a n 2 013 a d a
2 . 24 3 a n a k ,
Ta h u n 2 014 : 18 57

23
Hasil Kajian :
UNICEF kerjasama
Bappeda dan
PSW/PSG UNES
Penyebab Kekerasan Fisik :

Dari 1286 kasus yang terungkap terdapat 313 variasi


penyebab terjadinya kekerasan fisik dirumah menurut
jawaban anak:

29,4% anak tidak menuruti perintah (misalnya: disuruh


sembahyang, mandi, makan, belajar, tidur dll).
21,7% anak merasa dirinya nakal/bandel.
10,87% anak membantah/ngeyel.
5,4% anak merasa mendapat kekerasan fisik yang
disebabkan karena pelaku sedang marah/tertekan/emosi/
jengkel/sebel tetapi mereka tidak tahu harus
melampiaskan kepada siapa sehingga cenderung
melampiaskan pada orang terdekat dirumah.
Penyebab Kekerasan Emosional/Verbal/ Psikis:

Dari 795 kasus yang terungkap terdapat 371 variasi


penyebab terjadinya kekerasan verbal/emosional dirumah
menurut jawaban anak:

25,61% tidak menuruti perintah (misalnya: tidak mau


belajar, tidak mau membelikan mie instan/rokok, mencuci
piring, dll).
18,33% merasa dirinya bandel/nakal.
14,29% anak merasa dirinya suka membantah/mengeyel.
Penyebab lain menurut anak antara lain: karena pelaku
membenci dirinya, ingin melihat dirinya terhina, karena
kalah lomba, anak mendapatkan nilai jelek, merasa iri
dengan diri si anak tersebut, bahkan juga ada yang tertekan
oleh keadaan.
Penyebab Kekerasan Seksual:
Dari 244 kasus yang terungkap terdapat 115 variasi penyebab
terjadinya kekerasan seksual dirumah menurut jawaban anak:

26,96% iseng/mainan/jail/becanda.
9,57% diajak teman/orang lain.
6,96% ingin tau/agar tidak galau/penasaran/coba-coba.
3,48% karena nafsu.
Selain hal ini ada juga beberapa penyebab lain yang dituliskan
oleh anak-anak misalnya: karena pelaku genit, karena anak
akrab dengan orang tersebut, ingin berbagi, kurang kasih
sayang, agar merasa senang, gangguan jiwa, untuk lucu-
lucuan, pengaruh globalisasi/lingkungan, dan diajak oleh
teman.
Permasalahan tingginya
kasus kekerasan
terhadap anak
Masalah Tingginya Angka Kekerasan Pada Anak
Tingginya Angka
Kekerasan pada Anak

Kuatnya Tidak Kebijakan Pengaruh Media


budaya Berkembangnya Perlindungan Hiburan yang
patriarki Budaya Assertive tidak mendidik
Anak yang
pada Anak
masih sektoral
Anak dianggap
sebagai komoditas Pola asuh keluarga Kebijakan Kebijakan sensor
oleh orang tua tidak memberikan perlindungan anak tayangan TV yang
ruang partisipasi yang belum masih longgar
Ada diskriminasi pada anak mengakomodasi 5
antara anak laki- kluster hak anak Kurangnya kontrol
laki dan /pengawasan dari
perempuan Metode pendidik-an ortu/keluarga
yang masih Penegakan hukum
konvensional perlindungan anak Maraknya toko
Anak dianggap
belum berjalan baik VCD/warnet/game
menjadi beban
online yang bisa
keluarga/Ortu
diakses anak-anak
Isu/program
Masih dipahami, perlindungan anak
kekerasan untuk belum dianggap
kepatuhan/ penting
kedisiplinan

Kurangnya promosi, kebijakan dan kepedulian para pengambil


kebijakan terhadap kerentanan anak
Masalah Anak Berhadapan dengan Hukum dengan Upaya-upaya
Pengadilan Restorasi Masih Rendah
ABH dengan Upaya-upaya Pengadilan
Restorasi Masih Rendah

Goodwill APH dalam Tuntutan Pihak


Peran Keluarga dan
Penanganan Pengadilan Keluarga Korban
Lingkungan Terdekat
Restorasi Rendah
Anak Rendah

Kurang memahami Untuk memberikan


Orangtua cuek efek jera pada anak
hak-hak anak
terhadap Anak pelaku pelaku

Belum mendapat-kan
Orang tua/keluarga pelatihan KHA Tuntutan rasa keadilan
merasa tidak mampu
mengendali-kan anak
belum adanya
perangkat/fasilitas Pengetahuan keluarga
Orang tua/keluarga pembinaan yang korban tentang KHA
khawatir akan sesuai untuk anak Rendah
keselamatan anak

cap negatif dari


lingkungan sosial anak

Kebijakan Perlindungan Anak yang Belum Berpihak


APA YANG HARUS
DILAKUKAN?

32
Untuk mengatasi masalah kkrs thd anak
harus terjadi perubahan
Paradigma Penanganan Di masa
datang

Holistik ,
Selama Integratif,
ini Berkelanjutan
Parsial,
Segmentatif,
Sektoral
DASAR HUKUM
1. UNDANG-UNDANG NO 23/2004 ttg PKDRT
2. UNDANG-UNDANG NO 21/2007 ttg TPPO
3. PERATURAN PEMERINTAH NO. 4/2006 ttg
Penyelenggaraan dan kerjasama pemulihan korban kekerasan
dalam rumah tangga
4. PERATURAN PEMERINTAH NO. 9/2008 ttg Tata cara dan
mekanisme pelayanan terpadu bagi saksi dan atau korban
TPPO
5. Peraturan Menneg PP dan PA No. 1/2010 ttg SPM Layanan
Terpadu bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
6. PERDA No. 3 th 2009 ttg Penyelenggaraan Perlindungan thd
korban kekerasan berbasis Gender dan anak
LANJUTAN

6. PERDA No. 3 th 2009 ttg Penyelenggaraan


Perlindungan thd korban kekerasan berbasis
Gender dan anak
7. PERDA No. 7 th 2013 ttg Penyelenggaraan
Pelindungan Anak
8. PERGUB No.45 th 2009 ttg Tata cara dan
persyaratan pembentukan PPT dan KPK2BGA
9. PERGUB No. 106 th 2008 ttg SOP dan
mekanisme kerja PPT bagi Korban Kekerasan
berbasis Gender dan Anak di JATENG
LANJUTAN

10. PERGUB No. 47 th 2009 ttg Pembentukan


Gugus Tugas Pencegahan dan penanganan
TPPO di JATENG
11. PERGUB No.91 Th 2009 ttg Pembentukan
PPT Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis
Gender dan Anak Jawa Tengah
12. PERGUB No. 74 th 2014 ttg pelaksanaan
PERDA No. 7 th 2013 Penyelenggaraan
Perlindungan Anak
PERATURAN DAERAH PROVINSI
JAWA TENGAH
NOMOR 3 TAHUN 2009
TENTANG
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN
KORBAN KEKERASAN BERBASIS
GENDER DAN ANAK
PELAYANAN
KPK2BGA
TERPADU

1. PENCEGAHAN KEKERASAN
2. PEMULIHAN, PEMULANGAN
DAN REINTEGRASI SOSIAL 1. ADVOKASI KEBIJAKAN
3. PERLINDUNGAN HUKUM 2. PENGAWASAN
4. KOORD DAN KERJASAMA 3. MEDIASI
5. PENINGK PARTISIPASI 4. MONEV
6. MONEV
PRINSIP LAYANAN TERPADU
Non diskriminasi;
Kepentingan terbaik bagi korban;
Keadilan dan kesetaraan gender;
Perlindungan korban;
Kelangsungan hidup ibu;
Kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang anak;
Penghargaan terhadap pendapat anak;
Keterbukaan;
Keterpaduan;
Tidak menyalahkan korban;
Memberdayakan;
Kerahasiaan korban;
Pengambilan keputusan di tangan
korban.
HAK / Kebutuhan KORBAN
Setiap korban berhak mendapatkan pelayanan:
Pendampingan
Visum et Repertum dan Visum et Psikiatrikum
Pengobatan juga harus dipikirkan masalah
kehamilan, kelahiran dan pemeliharaan anak hasil
perkosaan / unwanted pregnancy lainnya
Layanan psikologis
Bantuan Hukum
Rehabilitasi (psikologis, ekonomi, sosial termasuk
melanjutkan sekolah); hak kompensasi bagi korban
Informasi; tentang segala hal yang terkait dengan
masalah maupun akibat KTA yang dialami
Perlindungan (sementara / agak permanen)
IMPLEMENTASI LIMA KERANGKA KERJA PPT
LIMA KERANGKA KERJA
PPT DI JAWA TENGAH

KOORDINASI DAN UPAYA PEMULIHAN DAN PEMULANGAN PARTISIPASI


KERJASAMA PENCEGAHAN PERLINDUNGAN DAN MASYARAKAT
HUKUM REINTEGRASI
1. Membentuk dan 1. Pengembangan 1. Kembangkan SOSIAL 1. Partisipasi
mengembangkan model pendidikan layanan masyarakat
kelembagaan sebaya melalui pemulihan di 1. Fasilitasi dalam
PPT di Kab/Kota pendidikan formal Kab/Kota pemulangan pelaporan
2. Bangun dan (SMP dan SMA) 2. Kembangkan korban 2. Kembangkan
kembangkan 2. Integrasi materi layanan rujukan 2. Fasilitasi model
kerjasama antar hapus kekerasan di RSUD dan reintegrasi penanganan
lembaga dan dalam kurikulum RSJD prov korban ke kekerasan
antar daerah Pengembangan 3. Pendampingan rumah, berbasis
3. Kembangkan Potensi pd psikologis masyarakat komunitas dll
mekanisme mapel BK 4. Pelatihan dan sekolah
monitoring dan 3. Sosialisasi Per rohaniwan dan 3. Pemberdayaa
pelaporan UU PSM dari n ekonomi
kekerasan 4. Kampanye media Kab/Kota korban
5. Pendampingan
hukum
6. Penyediaan
shelter
PERATURAN DAERAH
PROVINSI JAWA TENGAH
NOMOR 7 TAHUN 2013
TENTANG
PENYELENGGARAAN
PERLINDUNGAN ANAK
PERATURAN DAERAH JAWA TENGAH NOMOR 7 TAHUN 2013
TENTANG
PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN ANAK

PENDEKATAN
BERBASIS SISTEM

PENGURANGAN RISIKO PENANGANAN KORBAN:


PENCEGAHAN: (SESUAI SPM):
KERENTANAN:
1. PERUMUSAN KEBIJAK 1. PENGADUAN SISTEM DATA
1. FAS. RISIKO
2. PENGUATAN PEM 2. REHAB MEDIS DAN
KERENTANAN
KAB/KOTA 3. REHAB SOSIAL INFORMASI
2. FAS. KEADILAN
3. PENINGK KESADARAN 4. BANTUAN HUKUM
RESTORATIF
ORTU, LEMBAGA, KLG, 5. PEMULANGAN DAN
3. PENGUATAN
LEMB. PROFESI REINTEGRASI
KAPASITAS MASY
4. PAND THD LEMB MASY

ANAK DI KELUARGA ANAK KORBAN


MISKIN, ANAK KORBAN KEKERASAN, EKSPLOITASI,
BENCANA, ANAK BERADA PENELANTARAN, DAN
SEMUA ANAK DI KLG LAIN, ANAK DI PERLAKUAN SALAH
PANTI,DLL

PELAYANAN TERPADU
ORTU, KELUARGA, ORTU, KELUARGA,
MASYARAKAT, LEMBAGA PENDIDIKAN,
LEMBAGA PENDIDIKAN, PEMERINTAH, PANTI LEMBAGA KESEJAHTERAAN
PEM KAB/KOTA, DLL SOSIAL, MASY, DLL SOSIAL ANAK
STANDAR PELAYANAN
STANDAR PELAYANAN
STANDAR
STANDAR STANDAR PELAYANAN
OPERASIONAL
PELAYANAN MINIMAL
PROSEDUR
1. UU NO 32/2004 TTG
1. PERMENPAN NO.
PEMERINTAHAN DAERAH
PER/21/M.PAN/11/2008 TTG
2. PP NO. 65/2005 TTG PEDOMAN
DASAR HUKUM: PEDOMAN PENYUSUNAN
PENYUSUNAN SPM
UNDANG-UNDANG NOMOR SOP ADM PEMERINTAHAN
3. PERMENDAGRI NO. 79/2007 TTG
25/2009 TENTANG 2. PERPRES NO. 81/2010 TTG
PEDOMAN PENYUSUNAN
PELAYANAN PUBLIK GRAND DESIGN REFORMASI
RENCANA PENCAPAIAN SPM
BIROKRASI
4. PERMEN PP DAN PA NO. 5/2008
TTG SPM BID. LAYANAN TPPO
SOP: SERANGKAIAN
SP: TOLOK UKUR YANG
INSTRUKSI TERTULIS YG
YG DIGUNAKAN SBG
DIBAKUKAN MENGENAI
PENYELENGGARAAN
SPM: KETENTUAN TENTANG JENIS BERBAGAI PROSES
PELAYANAN DAN ACUAN
DAN MUTU PELAYANAN DASAR PENYELENGGARAAN
PENILAIAN KUALITAS
YANG MERUPAKAN URUSAN ADMINISTRASI
PELAYANAN SBG JANJI
WAJIB DAERAH YANG BERHAK PEMERINTAHAN, BAGAIMANA,
PENYELENGGARA
DIPEROLEH SETIAP WARGA KAPAN HARUS DILAKUKAN,
LAYANAN KPD MASY, DLM
NEGARA SECARA MINIMAL. DIMANA DAN OLEH SIAPA.
RANGKA LAYANAN
SOP: DISUSUN DALAM
BERKUALITAS, CEPAT,
RANGKA PELAKSANAAN
MUDAH DIJANGKAU
TUPOKSI SKPD
LANGKAH LANGKAH STANDAR DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN
BAGI KORBAN KEKERASAN (UU NO. 25 TAHUN 2009 TENTANG
PELAYANAN PUBLIK PERATURAN GUBERNUR N0. 6/2014)

-JENIS LAYANAN
- DASAR HUKUM
LAYANAN - PERSYARATAN
TERPADU - PROSEDUR PELAYANAN
PENANGANAN - WAKTU PENYELESAIAN
KORBAN - BIAYA
KEKERASAN
- OUTPUT
- SARANA DAN PRASARANA
- KOMPETENSI PETUGAS
- SANKSI PETUGAS
-TEMPAT
LANGKAH LANGKAH STANDAR DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN
BAGI KORBAN KEKERASAN (PERMEN PP NO. 1/2010 TTG SPM BIDANG
LAYANAN TERPADU BAGI PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN
KEKERASAN PERGUB NO. 60/2012 TTG RENCANA CAPAIAN SPM)

- LAYANAN PENGADUAN
LAYANAN
- LAYANAN MEDIS
TERPADU
PENANGANAN - LAYANAN REHABSOS
KORBAN - LAYANAN BANTUAN DAN
KEKERASAN PENEGAKAN HUKUM
- LAYANAN REINTEGRASI
SOSIAL DAN PEMULANGAN
PENGANGGARAN
APBD APBD APBD APBD
BP3AKB DINAS SOSIAL DINAS TENAGA KAB/KOTA
KERJA
PEMULANGAN PEMULANGAN TKI KORBAN TPPO PENJEMPUTAN
KORBAN TPPO: BERMASALAH DARI KATEGORI TENAGA KORBAN TPPO DARI
PERDAGANGAN LUAR NEGERI KERJ A ANTAR PROVINSI KE
ANAK, ORG YG DAERAH ATAU RUMAH KORBAN
DIPERDAGANGKAN NEGARA TETAPI
SBG PSK, PRT, KDRT, BELUM SAMPAI KE
DLL LUAR NEGERI
PENJEMPUTAN/PEM PENJEMPUTAN/PEM PENYIAPAN
ULANGAN SAMPAI ULANGAN SAMPAI KELUARGA DAN
DI PROVINSI DI PROVINSI MASYARAKAT
PENYIAPAN PEMBERDAYAAN
KELUARGA DAN EKONOMI DAN
MASYARAKAT KEMBALI KE
REINTEGRASI SEKOLAH (TETAPI
PENDIDIKAN BELUM SEMUA
KAB/KOTA)
LANJUTAN

PENGANGGARAN
APBD APBD POLISI, JAKSA, PERADI, LSM
RSUD DINAS KESEHATAN HUKUM
PENANGANAN PENYIAPAN PENANGANAN PENDAMPINGAN
MEDIS, PUSKESMAS PROSES HUKUM
PSIKOLOG UNTUK KORBAN
KEKERASAN
ALUR PENANGANAN KEKERASAN BERBASIS GENDER DAN ANAK
DI PROVINSI JAWA TENGAH

REHABILITASI MEDIS

- PENYEMBUHAN
KORBAN
FISIK
- MEDICOLEGAL
- TEST DNA
- PENYEMBUHAN
DATANG PSIKIS
PENGADUAN/
SENDIRI
IDENTIFIKASI PEMULANGAN REINTEGRASI
REHABILITASI SOSIAL SOSIAL
- SCREENING - FASILITASI
- ASSESSMENT PENJEMPUTAN - PENYIAPAN
RUJUKAN - KONSELING
- RENCANA KORBAN ANTAR KELUARGA
DARI - TERAPI
KAB/KOT INTERVENSI KAB/KOTA ANTAR - PENYATUAN
PSIKOSOSIAL
A ATAU - BIMBINGAN MENTAL PROV KELUARGA
PROV SPIRITUAL - PEMULANGAN TKI - PEMBERDAYA
LAIN - HOME VISIT BERMASALAH AN EKONOMI
- PEMBERDAYAAN - REINTEGRASI
EKONOMI PENDIDIKAN
- HOME VISIT
PENJANGKAUAN

- MONITORING
BANTUAN HUKUM

- PERLINDUNGAN
SAKSI/KORBAN
- PENYELIDIKAN &
PENYIDIKAN
- PENUNTUTAN
- PUTUSAN
- RESTITUSI
ALUR REHAB MEDIS
KORBAN

IGD/POLIKLINIK

RS NON TDK DARURAT DARURAT


PKT/PPT Di
Dlm
RS
PKT/PPT ICU/HCU/
- Pemeriksaan fisik dan RUANG RAWAT
psikis, medikolegal INAP
- Konseling psikososial
- Pemeriksaan penunjang Dirujuk ke Meninggal
RS lain (Ruang
Otopsi)

PKT/PPT RS LAIN
Rumah
LBH/ Kembali ke
aman/
POLISI keluarhga
shelter
ALUR REHABILITASI SOSIAL
PENERIMAAN
KORBAN

KONSELING TIDAK
AWAL BERSEDIA

RUMAH AMAN KONSELING LANJUTAN


- Konseling lanjutan TAPI TIDAK TINGGAL
- Perlindungan DALAM RUMAH AMAN

BIMBINGAN ROHANI RUJUKAN/LAYANAN


LANJUTAN

PENGADMINISTRASIAN DAN TERMINASI

PEMULANGAN
DAN
PENCATATAN DAN REINTEGRASI
PELAPORAN SOSIAL
PROSES PENGAJUAN PERMOHONAN ANALISIS DNA

DiILAMPIRI SURAT
PPT KAB/KOTA PERMOHONAN DARI
KEPOLISIAN RESORT TKP
MENGHADIRKAN
1 PROSES
KORBAN DAN 3 5
PERMOHONAN
PELAKU
YANG AKAN
DIPROSES DNA PPT
3 PROVINSI/ 4. PROSES KIRIM
BP3AKB HASIL
3. PROSES PENGAMBILAN
PENGAMBILAN 5. KIRIM HASIL SAMPEL

3 SAMPEL ANALISIS DNA


1 2. ACC
RSUD YANG
DITUNJUK

LEMBAGA
BIOLOGI
MEMPERSIAPKAN
ADMINISTRASI
MOLEKULER
PENDUKUNG : EIJKMAN
1. INFORMED CONSENT
2. BERITA ACARA SERAH
TERIMA MATERI
BIOLOGI
BAGAIMANA
PENANGANAN UNTUK
ANAK BERKONFLIK
DENGAN HUKUM (ABH
ATAU AKH) :
ALUR MEKANISME
PENANGANANNYA ?
4 PRINSIP DALAM HAK ANAK

KEPENTINGAN YANG TERBAIK UNTUK ANAK

HAK UNTUK HIDUP,


KELANGSUNGAN
HIDUP DAN
PERKEMBANGAN

NON DISKRIMINASI PARTISIPASI /


PENGHARGAAN TERHADAP
PENDAPAT ANAK
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI :
Masih adanya kesulitan pengkoordinasian
penanganan kasus lintas skpd dan lintas daerah
Tim pelayanan terpadu memiliki SOP sendiri,
sehingga menghambat percepatan pelayanan.
Belum semua ppt kab/kota memiliki standar pelayanan
publik, sehingga masih banyak kasus yg dirujuk ke
provinsi
Terbatasnya anggaran kab/kota dlm
penanganan kasus dan korban kekerasan
Penganggaran yang minim di instansi vertikal
Terbatasnya juml tenaga pelayanan yg terlatih . (33,
3%)
Alur mekanisme penanganan ABH blm ada
LPKS belm ada sbg Tinjut UU No.11 Thn 2012
59
UPAYA

MELAKUKAN KERJA SAMA DENGAN APH


DAN 16 PROVINSI SBG DAERAH TRANSIT
DAN TUJUAN TENAGA KERJA
RAPAT KOORDINASI PPT SECARA RUTIN
SETIAP SEMESTER DAN INSIDENTIL
PENANGANAN KASUS
ADVOKASI, FASILITASI DAN PEMBINAAN
PENCAPAIAN SPM LAYANAN KORBAN
KEKERASAN.
EVALUASI CAPAIAN SPM SETIAP TAHUN.
PELATIHAN TENAGA PELAYANAN PPT.
A. MELAKUKAN KERJASAMA ANTAR PROVINSI

UNTUK MEMUDAHKAN PROSES PEMULANGAN,


MAKA PEMERINTAH PROV. BEKERJASAMA
DENGAN PROV. LAIN, YAITU:
PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
PROVINSI KEPULAUAN RIAU
PROVINSI BANGKA BELITUNG
PROVINSI SUMATERA UTARA
10 PROVINSI MITRA PRAJA UTAMA (JATENG, DIY,
JATIM, JABAR, BALI, NTT, NTB, LAMPUNG, DAN
BANTEN)
ISI PERJANJIAN ANTAR PROVINSI

I. PERTUKARAN DATA DAN INFORMASI :


A. FOTO KORBAN
B. DOKUMEN IDENTITAS KORBAN (FC KTP, PASPOR, SIM)
C. FC CATATAN/DOKUMEN HASIL IDENTIFIKASI KASUS DR
PIHAK BERWENANG
D. CATATAN REKAMAN HASIL IDENTIFIKASI KASUS
E. REKAM MEDIS
II. KEWAJIBAN MASING-MASING PIHAK:
A. MEMBERIKAN PERTOLONGAN DAN PERLINDUNGAN THD
PRP DAN ANAK KORBAN
B. MENGKOORDINASIKAN UPAYA PENANGANAN DAN
PERLINDUNGAN
C. MENYAMPAIKAN DOKUMEN BERKAITAN DG KASUS YG
TERJADI
D. MENGGANTI BIAYA PENANGANAN
LANJUTAN

III. PENGGANTIAN BIAYA


A. BIAYA MAKAN DAN MINUM KORBAN
SELAMA DALAM PELAYANAN
B. BIAYA LAYANAN PEMERIKSAAN KESEHATAN
(AWAL DAN LANJUTAN)
C. BIAYA LAYANAN KONSELING (REHAB
SOSIAL/PSIKOLOGIS)
D. BIAYA LAYANAN BANTUAN HUKUM
E. BIAYA TRANSPORTASI LOKAL
F. BIAYA TRANSPORTASI PEMULANGAN
TENTANG
AKSES KEADILAN BAGI PEREMPUAN DAN ANAK KORBAN
KEKERASAN
TERHADAP SISTEM PERADILAN PIDANA TERPADU (SPPT) DI
PROVINSI JAWA TENGAH
LANJUTAN

Ruang lingkup kesepakatan bersama ini adalah :


a. Perencanaan penyediaan akses keadilan bagi
perempuan dan anak korban kekerasan thdp
sistem peradilan pidana terpadu di Prov.Jateng
b. Fasilitas ketersediaan SDM, Sarpras yang memadai
c. Fasilitas kebijakan dan program peningkatan
kapasitas SDM berspektif HAM, gender dan anak
bagi APH, advokat dan lembaga-lembaga yg
terlibat
d. Koordinasi dan penyusunan prosedur standar
operasional antar lembaga penegak hukum,
advokat, PPT dan lembaga pendamping korban
e. Monitoring, evaluasi dan pelaporan
C. KERJASAMA DNG LEMBAGA BIOLOGI
MOLEKULER EIJKMAN

BIAYA GRATIS UNTUK TEST DNA


BAGI KORBAN :
1. PERKOSAAN ANAK
2. TRAFICKING ANAK
3. ADOPSI ILEGAL
4. PENCULIKAN ANAK

BIAYA 60% UNTUK KASUS LAIN.


D. MELAKUKAN PEMBERDAYAAN EKONOMI
JIKA KORBANNYA ANAK, MAKA ORANG TUA YANG
DILAKUKAN PEMBERDAYAAN EKONOMI
JIKA KORBAN DI ATAS 18 TAHUN ATAU DIBAWAH 18
TAHUN TETAPI TIDAK INGIN SEKOLAH LAGI, MAKA
PEMBERDAYAAN EKONOMI DILAKUKAN KEPADA
KORBAN (BEKERJASAMA DENGAN DINAS SOSIAL PROV
JATENG DAN KEMENTERIAN SOSIAL UNTUK
PELATIHAN DI JAKARTA, PELATIHAN DAN BANTUAN
MODAL DARI APBD)

DALAM BEBERAPA KASUS KORBAN INGIN KEMBALI KE


SEKOLAH, MAKA
PPT PROVINSI DENGAN PPT KAB/KOTA :
1. MENGKOORDINASIKAN PENGEMBALIAN ANAK KE SEKOLAH
2. JIKA KELUARGA TIDAK MAMPU MAKA
MENGKOORDINASIKAN DNG BEBERAPA PONDOK PESANTREN
F. EVALUASI CAPAIAN SPM KAB/KOTA

1. TAHUN 2014, BP3AKIB PROVINSI JAWA


TENGAH MELAKUKAN EVALUASI CAPAIAN
TARGET SPM DI KABUPATEN/KOTA,
2. HASIL YANG DIPEROLEH :
MASIH BANYAK KABUPATEN/KOTA YANG
BELUM DAPAT MENCAPAI TARGET CAPAIAN
SPM MENGINGAT PERMASALAHAN
PENGANGGARAN, KOORDINASI, KOMITMEN
BLM OPTIMAL DI KAB/KOTA
G. MONITORING

MONITORING DILAKUKAN OLEH PPT


PROVINSI DAN KPK2BGA..UNTUK
MEMASTIKAN BAHWA PROSES
REINTEGRASI BERJALAN BAIK,
MONITORING SECARA RUTIN DAN
INSIDENTIL
H. PELAPORAN
1. PELAPORAN DATA KEKERASAN DARI
KABUPATEN/KOTA DAN LEMBAGA LAYANAN
MELALUI WEB SITE SISTEM PENCATATAN
KEKERASAN.
2. PENGEMBANGAN (UJI COBA) DATA LAYANAN
YANG SUDAH DIBERIKAN DI LEMBAGA
LAYANAN UNTUK DITERUSKAN PD LAYANAN
BERIKUTNYA, SHG KORBAN TDK ADA
PERTANYAAN YG SAMA .TINGGAL LIHAT DARI
FORMULIR LAYANAN.
I. PENANGANAN ABH
1. MELAKUKAN ASSESMENT LKSA UNTUK
MENJADI LPKS
2. MEMBUAT SISTEM MONEV UNTUK ABH.
3. ALUR DAN MEKANISME PENANGANAN ABH
AKAN DISINKRONKAN DENGAN PENANGANAN
KORBAN DI PPT.
HARAPAN ANAK-2 KITA
Anak yang Sehat, Tumbuh dan berkembang, Cerdas,
Ceria dan Berahklak Mulia serta aktif berpartisipasi
Ketupat argopuro menawi lepat nyuwun ngapuro

Anda mungkin juga menyukai