Rahayu Mustafa
2012730080
Fe
CO
Bilirubin+albu
min
Siklus
Enterohepatik
Bilirubin
monoglukoronida
Ligadin
(protein Y)
Urobilinogen
Bilirubin
diglukoronida
Diagnosa
Anamnesis
Riwayat kehamilan dengan komplikasi(obat-
obatan, ibu DM, gawat janin, malnutrisi
intrauterine, infeksi intranatal)
Riwayat persalinan tindakan/komplikasi
Riwayat ikterus/terapi sinar/transfusi tukar
pada bayi sebelumnya
Riwayat inkompatibilitas darah
Riwayat keluarga yang menderita anemia,
pembesaran hepar dan limpa
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN
PEMERIKSAAN FISIK LABORATORIUM
Pucat Bilirubin Total dan direct
Petekie Golongan darah (ABO,
Ekstravasasi darah Rh)
Memar kulit
Test Antibody direct
Hepatosplenomegali
(coombs)
BB menurun
Adanya dehidrasi Serum Albumin
Pemeriksaan darah tepi
lengkap dengan hitung
jenis dan morfologi
Urinalisis
DIAGNOSIS
PERKIRAAN KADAR
DERAJAT
BILIRUBIN RATA-RATA
DAERAH IKTERUS
ATERM PREMATURE
IKTERUS
(gr/dl) (gr/dl)
1 Kepala sampai leher 5,4
2 Kepala, badan, sampai umbilikus 8,9 9,4
3 Kepala, badan, paha, sampai umbilikus 11,8 11,4
Kepala badan ekstremitas sampai dengan
4 15,8 13,3
pergelangan tangan dan kaki
Kepala, badan semua ekstremitas sampai
5 - -
ujung jari
DIAGNOSIS
TERAPI
Bilirubin <24 jam 24-48 jam 49-72 jam >72 jam
serum
(mg/dl) <2500 >2500 <2500 >2500 <2500 >2500 <2500 >2500
Volume Ganda
Transfusi Tukar
2 X 85 mL/ kg
Partially packed
Red Blood Cells Produk sisa
FARMAKOTERAPI
Imunoglobulin intravena
Fenobarbital
Metalloprotoprophyrin dan protoporphyrin
Tin-protoporphyrin (Sn-PP)
Inhibitor -glukoronidase
PENCEGAHAN
PRIMER SEKUNDER
Menganjurkan ibu untuk Wanita hamil harus
menyusui bayinya paling
sedikit 8 12 kali/ hari diperiksa golongan
untuk beberapa hari darah ABO dan
pertama. rhesus
Tidak memberikan cairan
tambahan rutin seperti Memastikan bahwa
dekstrose atau air pada semua bayi secara
bayi yang mendapat ASI rutin di monitor
dan tidak mengalami
dehidrasi. terhadap timbulnya
ikterus.
Komplikasi
Kern Ikterus atau ensefalopati bilirubin
Bentuk akut :
Fase 1(hari 1-2): menetek tidak kuat, stupor, hipotonia,
kejang.
Fase 2 (pertengahan minggu I): hipertoni otot
ekstensor, opistotonus, retrocollis, demam.
Fase 3 (setelah minggu I): hipertoni.
Bentuk kronis :
Tahun pertama : hipotoni, active deep tendon reflexes,
obligatory tonic neck reflexes, keterampilan motorik yang
terlambat.
Setelah tahun pertama : gangguan gerakan
(choreoathetosis, ballismus, tremor), gangguan
pendengaran.
Kepustakaan
Nelson. Ilmu Kesehatan Anak Volume 1 edisi 15. EGC. Jakarta:
2000