Anda di halaman 1dari 17

PEMERIKSAAN GLUKOSA

URINE

NABILA KARSAN (18144360A)


GALUH KIRANA (19133712A)
YASRI LUKITA N (19133741A)
JANYARSI TAMBULI (19133761A)
MEILINA ANDRIYANI (19133896A)
ETIK PUJI HASTUTI (20144166A)
FERONIKA ROCHYANI (20144091A)
Latar Belakang
Urin atau air seni adalah cairan yang
diekskresikan oleh ginjal yang kemudian akan
dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses
urinasi.
Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat
dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita
diabetes akan mengandung gula yang tidak akan
ditemukan dalam urin orang sehat.
Untuk mengetahui cara pemeriksaan
glukosa urin

Untuk mengetahui kegunaan pemeriksaan


glukosa urin
Cara Pemeriksaan
Pemeriksaan glukosa urin dapat dilakukan
dengan menggunakan reaksi reduksi, dikerjakan
dengan menggunakan Fehling, Benedict, dan
Clinitest.
Cara Kerja Fehling :
1. Memasukkan reagen fehling A dan B sama
banyak, masing-masing 2 ml
2. Menambahkan 1 ml urine
3. Dipanaskan dengan api kecil sampai
mendidih
4. Biarkan dingin dan dibaca hasilnya.
Penilaian hasil cara Fehling :
Negatif - : Tetap biru
Positif + atau 1 + : Hijau dengan sedikit endapan
kuning (kadar gula 100-500 mg/dl)
Positif ++ atau 2 +: Hijau dengan endapan kuning (kadar
gula 500-1400 mg/dl)
Positif +++ atau 3 + : Jernih dengan endapan kuning
kemerahan atau orange (kadar gula 1400-2000 mg/dl)
Positif ++++ atau 4 + : Jernih dengan endapan merah
bata (kadar gula >2000 mg/dl)
Cara Kerja pemeriksaan benedict:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukkan 5 ml reagen Benedict ke dalam
tabung reaksi
3. Teteskan sebanyak 5-8 tetes urine ke dalam
tabung tersebut
4. Masukkan tabung tadi ke dalam air mendidih
(water bath) selama 5 menit atau langsung
dipanaskan di atas lampu spiritus selama 3
menit mendidih
5. Angkat tabung, kocok isinya dan bacalah hasil
reduksi.
Penilaian hasil cara benedict :
Negatif : Tetap biru jernih atau
sedikit kehijauan dan agak keruh
Positif + atau 1 + : Hijau kekuningan dan
keruh ( sesuai dengan 0,5 - 1% glukosa)
Positif ++ atau 2 + : Kuning kehijauan atau
kuning keruh (1 - 1,5% glukosa)
Positif +++ atau 3 + : Jingga atau warna
lumpur keruh (2 - 3,5% glukosa)
Positif ++++ atau 4 + : Merah bata atau merah
keruh ( > 3,5% glukosa)
Cara Kerja Pemeriksaan Clinictes :
1. Satu tablet clinictes dalam tabung reaksi
2. ditambahkan 5 tete urine
3. Tungggu 15 detik sampai gelembung udara
yang terjadi habis
4. Lihat hasilnya sambil dikock perlahan-lahan
5. Bandingkan warna yang terjadi dengan
warna standar.
KASUS
Kasus yang kami dapat adalah Hubungan
pemeriksaan glukosa urin dan protein urin
pada penderita diabetes mellitus tipe 2 .
Judul jurnal KORELASI PEMERIKSAAN
GLUKOSA URIN DENGAN PROTEIN URIN PADA
PENDERITA DIABETES MELLITUS TIPE II DI
RSUD dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI
LAMPUNG
DIAGNOSA
Metode yang digunakan adalah metode
analitik dengan studi potong lintang (cross
sectional)
Penelitian ini menggunakan urin glukosuria,
glukosa urin positif 3 dan glukosa urin positif 4
pada penderita Diabetes Melitus tipe II
sebanyak 51 pasien.
Variabel terikat pada penelitian ini adalah
kadar protein urin sedangkan variabel bebas
adalah kadar glukosa urin.
Hasil penelitian yang didapat:
subyek penelitian dengan kadar glukosa urin
antara 250 mg/dL s/d <500 mg/dL sebanyak 23
orang. Sedangkan kadar glukosa urin antara 500
mg/dL s/d 1000 mg/dL sebanyak 28 orang,
sedangkan subyek penelitian dengan kadar
protein urin antara negatif s/d 30 mg/dL
sebanyak 0 orang. Kadar protein urin antara >30
mg/dL s/d 100 mg/dL sebanyak 20 orang.
Sedangkan kadar protein urin antara >100 mg/dL
s/d 500 mg/dL sebanyak 31 orang.
Kekuatan korelasi atau hubungan yang
diperoleh yaitu: r= 1.000 dengan persamaan
Y= 416, 77-236 X dapat digunakan untuk
memprediksi besarnya pengaruh kadar
glukosa urin dalam meningkatkan kadar
protein urin, dimana X adalah kadar glukosa
urin dan Y adalah kadar protein urin.
Data analisis bivariat menunjukkan bahwa antara
pembahasan kadar glukosa urin dengan protein urin terdapat
korelasi/hubungan dengan p= 0,003 ( p< 0,05 )
dengan kekuatan korelasi yaitu: r= 1.000 berarti
terdapat hubungan linier positif sempurna. Hal
ini berarti kenaikan kadar glukosa urin diiikuti
kenaikan kadar protein urin. Sedangkan pada
regresi linier didapatkan persamaan Y= 416,77-
236 X dapat digunakan untuk memprediksi
besarnya pengaruh kadar glukosa urin dalam
meningkatkan kadar protein urin, dimana X
adalah kadar glukosa urin dan Y adalah kadar
protein urin.
Sehingga Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Ritz E, et al (2000) yang
menyatakan bahwa pada penderita diabetes
mellitus yang menahun terjadi kerusakan pada
pembuluh darah halus di ginjal. Kerusakan
pembuluh darah menimbulkan kerusakan
glomerulus yang berfungsi sebagai penyaring
darah. Tingginya kadar glukosa akan membuat
struktur ginjal berubah sehingga fungsinya
terganggu yang mengakibatkan protein/ albumin
dapat melewati glomerulus sehingga protein/
albumin dapat ditemukan di dalam urin.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa terdapat korelasi antara
kadar glukosa urin dengan kadar protein urin
pada penderita diabetes mellitus tipe II
dengan kekuatan korelasi adalah linier positif
sempurna .
Hal ini berarti kenaikan kadar glukosa urin
diikuti juga dengan kenaikan kadar protein
urin.

Anda mungkin juga menyukai