Anda di halaman 1dari 308

DEPARTEMEN BIOKIMIA

Biokimia: mempelajari unsur-unsur kimia beserta


proses-proses yang berlangsung terhadap unsur-
unsur tersebut di dalam tubuh makhluk hidup
meliputi
pemecahan molekul menjadi bentuk yang sederhana
(katabolisme)
pembentukan senyawa-senyawa penting yang berperan
untuk perkembangan sel/ pertumbuhan (anabolisme)
Proses-proses tersebut berlangsung sangat lambat
sehingga tidak bisa menopang kehidupan jika tidak
dikatalisis oleh enzim.
Enzim: biokatalisator yang dibentuk dari
makromolekul protein dengan BM bervariasi
memiliki karakter sama dengan protein
Protein terdiri dari Asam amino
H

+H N C COOH
3

R
Ikatan Peptida Polypeptida
STRUKTUR PROTEIN

Struktur Primer : Susunan asam amino


Struktur Sekunder : -helix, lipatan
Struktur Tertier : satu sub-unit protein
Struktur Kwaterner : keseluruhan protein
(gabungan 2 atau lebih tertier)
Proteins are composed of subunits called amino acids
Denaturasi protein :

Rusaknya struktur Protein ke 4, 3 dan 2


Bahan-bahan yang membuat denaturasi :
- panas
- pelarut organik
- basa atau asam kuat
- detergents
- logam berat (Pb,Hg)
Sifat-sifat enzim :

1. Merobah substrat menjadi produk


2. Tidak turut dalam reaksi, hanya mempercepat
reaksi (katalisator)

3. Mempunyai Active site (catalytic site)


4. Catalytic efficiency tinggi : 103 - 108
Sifat-sifat enzim :

5. Specificity tinggi : hanya untuk 1 jenis reaksi

6. Mempunyai Cofactor (ion) /Coenzyme (vitamin)


7. Dapat diregulasi : distimulasi atau diinhibisi.

8. Lokasi didalam sel : tertentu


Berdasarkan tipe dan mekanisme reaksi
Nama enzim dikenal dengan menambahkan
akhiran ase pada substrat yang dihidrolisis
Lipase : menghidrolisis lipid
Amilase : menghidrolisis amilum
Protease : menghidrolisis protein
Gugus enzim mengkatalisis reaksi yang sama diberi nama sesuai
jenis reaksi yang dikatalisisnya
dehidrogenase : mengkatalisis reaksi dehidrogenasi
transferase : mengkatalisis reaksi pemindahan
gugus
Sistem IUB : dengan garis besar sistem:
1. Reaksi dan enzim yang mengkatalisis terdiri dari 6
kelas utama,masing masing mempunyai 4-13
sub kelas
2. Nama enzim terdiri dari 2 bagian, nama pertama
menunjukkan substrat,nama kedua berakhiran
ase,menyatakan reaksi yang dikatalisis
3. Keterangan tambahan untuk menerangkan reaksi.
Bila diperlukan dapat ditulis dalam tanda kurung
pada bagian akhir
4. Setiap enzim punya kode sistemik yang mencirikan
tipe reaksi kedalam kelas (digit pertama), sub kelas
(digit kedua) dan sub kelas (digit ketiga)
1. Oxidoreductase : mengkatalisir reaksi
oksidasi reduksi .

CH3 CH COO - + NAD+

OH
(Lactate)
CH3 C COO - + NADH + H+

O
(Pyruvate)
Enzim : Lactate dehydrogenase
2. Transferase : mengkatalisir transfer dari
gugus yang mengandung C, N, P.
CH2 CH COO + THF
OH NH3+
(Serine)
CH2 COO + THFCH2
NH3+
(Glycine)
Enzim : Serine hydroxymethyl transferase.
3. Hydrolase : mengkatalisir pemecahan
ikatan dengan penambahan air.

NH2 C NH2 + H2O CO2 + 2 NH3


O
(Urea)

Enzim : Urease
(Kebanyakan enzim pencernaan adalah
golongan Hydroxylase)
4. Lyase : addisi dari suatu gugus pada suatu
ikatan rangkap atau sebaliknya tanpa
menggunakan air
H

CH3 C COO - CH3 - CH + CO2

O O
(Pyruvate) (Acetaldehyde)

Enzim : Pyruvate decarboxylase


5. Isomerase : mengkatalisis interkonversi isomer-
isomer optik, geometri atau posisi
(keseimbangan antara dua
isomer)

L ALANIN alanin rasemerase D ALANIN


6. Ligase : penggabungan senyawa-senyawa diikuti
pembelahan ATP
CH3 C COO - + CO2
O
(Pyruvate) ATP ADP + Pi

HOOC - CH2 - C-COO


O
(Oxaloacetate)
Enzyme : Pyruvate carboxylase
Selain komponen protein, banyak enzim
memerlukan penyusun non proteinguna
berfungsi sebagai katalis
Beberapa enzim membutuhkan kofaktor
(contohnya ion Cl) agar aktifitasnya tidak menurun
Koenzim merupakan molekul organik yang terikat
pada bagian protein enzim tertentu, diperlukan
untuk aktifitas enzim tertentu
Kadang-kadang berfungsi juga sebagai
Co-Substrat
Terikat secara kovalent (grup Prosthetic) atau
nonkovalent dengan Apoenzim
Reaksi Lysis termasuk Hydrolisa, tidak membutuhkan
Coenzim
Coenzim dibagi atas fungsinya untuk mentransfer :
transfer Hidrogen :
NAD+, NADP+
FMN, FAD
Lipoic acid
Coenzyme Q
Transfer grup selain Hidrogen :
CoA.SH
Thiamin pyrophosphate
Pyridoxal phosphate
Folate coenzym
Cobamide (B12) coenzym
Lipoic Acid
Merupakan derivat vitamin yang larut dalam air
(B kompleks) setelah dimodifikasi.
Kompleks fungsional protein ditambah dengan
faktor
pelengkap koenzim disebut holoenzim
Bagian protein yang bebas dari kofaktor disebut
apoenzim
Jenis enzim yang membutuhkan ko-enzim
mencakup enzim yang mengkatalisis reaksi:
- Oksidasi reduksi
- Pemindahan gugus
- Isomerisasi
- Reaksi pembentukan ikatan kovalen
Enzim bisa terdapat di intraseluler dan ekstraselluler
Lokasi enzim intaselluler berdasarkan fungsi
organella di intaselluler tersebut
Enzim yang berhubungan dengan nukleus berperan
dalam pemeliharaan, pembaharuan dan pengunaan
aparatus genetik
Enzim mitokhondria berhubungan dengan reaksi
pengumpul energi atau reaksi oksidatif
Enzim yang berhubungan dengan ribosom
memperkembangkan biosintesis protein
Lisosom mengandung enzim-enzim yang
mengkatalitis hidrolisis bahan-bahan yang
diperlukan sel
Enzim sitoplasma mengkatalisis jenis metabolisme
KH(glikolisis) biosintesis asam lemak
Kompartmentasi enzim ini memudahkan pengaturan
proses metabolik
Enzim dengan aktifitas katalitik yang sama,tapi
dalam bentuk fisik yang berbeda,kompartment
berbeda Isozim
A. Collision Theory
Untuk bereaksi molekul-molekul harus saling
membentur
Untuk satu benturan yang berhasil (menghasilkan reaksi)
molekul-molekul harus punya cukup energi untuk mengatasi
sawar/barrier energi
Faktor-faktor yang meningkatkan kecepatan reaksi harus :
- menaikkan energi kinetika pada pada molekul yang
bereaksi
- menurunkan rintangan energi untuk menaikkan reaksi
-meningkatkan frekwensi benturan
B. Lock and Key Theory
Sifat enzim dalam mengkatalisis berbagai reaksi kimia
karena kemampuannya berikatan dengan berbagai macam
molekul
Menurut Emil Fischer lewat teori Lock and Key enzim
harus berikatan dengan substrat pada tempat yang tepat
sehingga menghasilkan reaksi
Tempat pada enzim berikatan dengan substratnya untuk
melakukan proses katalitik disebut Tempat
Katalitik/Tempat Aktif
Tempat aktif berupa celah atau retakan berupa kesatuan
tiga dimensi terbentuk oleh gugus yang berasal dari
berbagai bagian urutan asam amino
Bagian lain dari protein pembentuk enzim diluar tempat
aktif disebut sebagai Tempat Allosterik
Ciri yang kurang menguntungkan dari model lock and key
ini adalah kekakuan tempat aktif
Model ini masih dipakai untuk memahami tempat sifat
tertentu enzim mis;pengikatan secara berurutan dua atau
lebih substrat
C. Induced Fit Theory
Model yang lebih umum dari Daniel
Koshland:Induced Fit (kesesuaian terinduksi)
Substrat menimbulkan/menginduksi perubahan
bentuk dalam enzim
Kecepatan reaksi enzimatis dipengaruhi oleh
faktor:
Keasaman atau pH
Suhu
Konsentrasi enzim
Konsentrasi substrat
Ada tidaknya senyawa inhibitor
pH optimal setiap enzim berbeda
Kebanyakan enzim punya pH optimal antara 4-8
Beberapa enzim punya keluwesan terhadap perubahan pH,
yang lain bekerja pada daerah pH yang sempit
Jika suatu enzim diberi pH ekstrim tinggi atau rendah maka
akan terdenaturasi
Kepekaan terhadap pHfaktor pengaturan pH tubuh
dilakukan sangat hati-hati
Penyimpangan pH akan membawa akibat buruk
PEPSIN TRIPSIN ALKALI
PHOSPHATASE

3 5 7 9 11
pH
Pengaruh pH terhadap kecepatan reaksi enzim
Suhu

Faktor yang menyebabkan peningkatan laju proses


biologik untuk kenaikan suhu 10C disebut Koefisien
suhu atau Q10
Kenaikan suhu sampai dicapai suhu optimum enzim yang
bersangkutan akanmenyebabkan aktifitas katalisis
optimal
Jika dipanaskan 50C kebanyakan (tapi tidak semua)
enzim akan terdenaturasi
Ini menyebabkan terjadinya kerusakan pada struktur
sekunder, tertier dan kuaterner dari molekul enzim
enzim kehilangan kemampuan katalitik
Suhu
Beberapa protease dan fosfolipase dapat bertahan
pada suhu mendididih tanpa atau hanya sedikit
kehilangan aktifitasnya
Enzim jenis tertentu jika diisolasi dari berbagai
jaringan yang berbeda meski mengkatalisis reaksi
yang sama, berbeda kapasitasnya bertahan
terhadap denaturasi panas
Contohnya enzim dehidrogenase laktat dari
jantung, hati, paru-paru, ginjal
Ini bermanfaat terhadap diagnosa penyakit dari
organ tertentu seperti sterilisasi pangan, alat
bedah, pasteurisasi susu
memanfatkan denaturasi enzim m.o kontaminan
100
SUHU
OPTIMUM

% aktifitas enzim
maksimum

0 suhu 70C

Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi enzim


Konsentrasi enzim

Kecepatan awal suatu reaksi yang di katalisasi


oleh enzim dengan konsentrasi enzim
hanya berlaku pada kecepatan awal atau inisial reaksi
laju
reaksi

konsentrasi enzim
Konsentrasi substrat

Jika konsentrasi substrat meningkat, kondisi lain


konstan, kecepatan reaksi akan meningkat hingga
mencapai keadaan dimana enzim dikatakan jenuh
oleh substrat
Enzyme Kinetics

Enzyme activity
Increase the substrate
concentration,
observe the change of
enzyme activity
0 1 2 3 4
Substrate concentration

Juang RH (2004) BCbasics


Inhibitor

Inhibisi aktifitas enzim dapat berupa molekul kecil spesifik


atau ion, obat dan bahan beracun
Inhibisi enzim dapat berlangsung secara reversibel atau
irreversibel, kompetitif dan non kompetitif
Inhibitor kompetitif membentuk molekul yang mirip dengan
substrat untuk enzim tersebut, akibatnya enzim mengikat
inhibitor membentuk kompleks EnzI
Inhibitor kompetitif ditandai dengan ikatan yang sangat erat
dengan enzim sasaran
Suatu enzim dapat dihambat secara kompetitif oleh
produknya sendiri
Inhibitor

Enzim bisfosfogliserat Sintase, enzim yang mengkatalisis


isomerisasi 1,3 bisfosfogliserat menjadi 2,3 Bisfosfogliserat
Enzim ini akan diinhibisi secara kompetitif oleh
2,3 bisfosfogliserat (produknya) walau konsentrasi rendah
Pada inhibisi non kompetitif, enzim dapat mengikat substrat
dan inhibitor secara serentak
Tidak terdapat persaingan antara substrat dan inhibitor
Tempat pengikatan keduanya berbeda
Ikatan ESI dapat terurai membentuk produk dengan
kecepatan yang lebih lama dari penguraian EnzS
Competitive Inhibition
Product Substrate Competitive Inhibitor

Succinate Glutarate Malonate Oxalate

C-OO- C-OO- C-OO- C-OO- C-OO-


C-H H-C-H H-C-H H-C-H C-OO-
C-H H-C-H H-C-H C-OO-
C-OO- C-OO- H-C-H
C-OO-

Succinate Dehydrogenase
Enzyme Inhibition (Mechanism)

I Competitive I Non-competitive I Uncompetitive


Substrate E
Cartoon Guide

S S E I
S

E S I I
I
Compete for S I
Inhibitor active site Different site

E + S
ES E + P E + S ES E + P E + S
ES E + P
Equation and Description

+ + + +
I I I I

EI EI + S EIS EIS
[I] binds to free [E] only, [I] binds to free [E] or [ES] [I] binds to [ES] complex
and competes with [S]; complex; Increasing [S] can only, increasing [S] favors
increasing [S] overcomes
not overcome [I] inhibition. the inhibition by [I].
Inhibition by [I].
dr. OK.MHD.SYAHPUTRA,M.Kes
PENGERTIAN FUNGSI DAN SIFAT UMUM

Biokimia : ilmu yang mempelajari unsur-unsur kimia beserta


proses-proses yang berlangsung terhadap unsur-unsur
tesebut di dalam tubuh makhluk hidup
Proses-proses yang berlangsung didalam tubuh makhluk
hidup meliputi
- pemecahan molekul menjadi bentuk yang sederhana
(katabolisme)menghasilkan sejumlah energi
- pembentukan senyawa-senyawa penting yang berperan
untuk perkembangan sel/pertumbuhan (anabolisme)
Proses-proses tersebut berlangsung sangat lambat sehingga
tidak bisa menopang kehidupan jika tidak dikatalisis oleh
enzim
Enzim: biokatalisator yang dibentuk dari makromolekul
protein dengan BM bervariasi
memiliki karakter sama dengan protein
Dalam merobah substrat menjadi produk enzim terlebih
dahulu berikatan dengan substrat membentuk EnzS
Mengalami perubahan fisik selama reaksi berlangsung,
kembali kedudukan asal setelah reaksi selesai (tidak
terlibat dengan produk reaksi)
Kerja enzim sangat spesifik baik terhadap reaksi yang
dikatalisis maupun terhadap substratnya (memiliki
spesifitas tinggi )
suatu substrat yang sama tetapi berbeda
konfigurasinya tidak dapat saling bertukar
menjadi substrat bagi suatu enzim tertentu
Dapat mempercepat reaksi paling sedikit 103 ( efisiensi
katalitik tinggi : 103 108
Memiliki kofaktor (ion)/koenzim
Dapat diregulasi
Lokasi di dalam sel tertentu
TATA NAMA ENZIM

Berdasarkan tipe dan mekanisme reaksi


Nama enzim dikenal dengan menambahkan
akhiran ase pada substrat yang dihidrolisis
Lipase : menghidrolisis lemak(lipid)
Amilase : menghidrolisis amilum
Protease : menghidrolisis protein
Gugus enzim mengkatalisis reaksi yang sama diberi nama
sesuai jenis reaksi yang dikatalisisnya
dehi-drogenase :mengkatalisis reaksi dehidrogenasi
transferase :mengkatalisis reaksi pemindahan
gugus
Sistem IUB : dengan garis besar sistem:
1. Reaksi dan enzim yang mengkatalisis terdiri dari 6
kelas utama
2. Nama enzim terdiri dari 2 bagian
3. Keterangan tambahan untuk menerangkan reaksi
4. Setiap enzim punya kode sistemik

Enam kelas enzim menurut sistem IUB

1. OKSIDOREDUKTASE
- mengkatalisis reaksi oksidasi reduksi
- sering menggunakan koenzim seperti: NAD, NADP,
FAD atau lipoat sebagai aseptor hidrogen
- Aseptor lainnya : koenzim Q atau molekul Oksigen
- Nama umum : dehidrogenase,oksidase,peroksidase

CH3-CH2-OH + NAD alkohol dehidrogenase CH3=CHO+NADH+H+

-Diantara subkelas yang mewakili:


1.1 Enzim yang bekerja pada gugus CH-OH
1.4 Enzim yang bekerja pada gugus CH-NH2
2.TRANSFERASE
- mengkatalisis pemindahan suatu gugus (lain dari
hidrogen) antara sepasang substrat

ATP+D HEKSOSA D Heksosa 6 P transferase ATP+D HEKSOSA 6P

- Diantara sub kelas yang mewakili:


2.3 mengkatalisis pemindahan gugus asil
2.7 mengkatalisis pemindahan gugus fosfat

3. HIDROLASE
- mengkatalisis reaksi hidrolisa

ASILKOLIN + H20 asilkolin asil hidrolase KOLIN +ASAM


4. LIASE
- addisi dari suatu gugus pada suatu ikatan rangkap
atau sebaliknya tanpa menggunakan air

H
|
CH3CCOO Piruvat dekarboksilase CH3-CH + CO2
|| ||
O O
PIRUVAT ASETALDEHID

5. ISOMERASE
- mengkatalisis interkonversi isomer-isomer optik,
geometri atau posisi (keseimbangan antara dua
isomer)

L ALANIN alanin rasemerase D ALANIN


6. Ligase
- penggabungan senyawa-senyawa diikuti
pembelahan ATP

D ALANIN+D ALANIN+ATP D alanil alanin sintase

D ALANIL ALANIN+ADP+HPO42+
MOLEKUL NON PROTEIN PENDUKUNG ENZIM

Selain komponen protein, banyak enzim memerlukan


penyusun non proteinguna berfungsi sebagai katalis
Beberapa enzim membutuhkan kofaktor (contohnya ion Cl)
agar aktifitasnya tidak menurun
Koenzim merupakan molekul organik yang terikat pada
bagian protein enzim tertentu, diperlukan untuk aktifitas
enzim tertentu
KOENZIM

Molekul non protein pendukung enzim


Diturunkan dari Vitamin B Kompleks
(Nikotinamida,Tiamin, Riboflavin) dan senyawa derivat AMP
(NAD, FAD)
Terikat secara kovalen dan non kovalen dengan enzim
Bersifat stabil terhadap panas dengan BM rendah
Kompleks fungsional protein ditambah dengan faktor
pelengkap koenzim disebut holoenzim
Bagian protein yang bebas dari kofaktor disebut
apoenzim
Jenis enzim yang membutuhkan ko-enzim mencakup enzim
yang mengkatalisis reaksi:
- Oksidasi reduksi
- Pemindahan gugus
- Isomerisasi
- Reaksi pembentukan ikatan kovalen
Koenzim dikelompokkan dalam 2 kelas yaitu :

1. Untuk pemindahan gugus bukan hidrogen : Piridoksal


fosfat, Tiamin firofosfat, dll
amino
H transferase H
R1 C COO- + R2 C COO- R1 C COO- + R2 C COO-
NH3 O B6P O NH3
O NH3
2. Untuk pemindahan gugus hidrogen: NAD,NADP,FMN,
dll

NAD

H3CCH2OH alkohol dehidrogenase H3CCOH


NADH + H+
DISTRIBUSI ENZIM
Enzim bisa terdapat di intraseluler dan ekstraselluler
Lokasi enzim intaselluler berdasarkan fungsi organella di
intaselluler tersebut
Enzim yang berhubungan dengan nukleus berperan dalam
pemeliharaan, pembaharuan dan pengunaan aparatus
genetik
Enzim mitokhondria berhubungan dengan reaksi pengumpul
energi atau reaksi oksidatif
Enzim yang berhubungan dengan ribosom
memperkembangkan biosintesis protein
Lisosom mengandung enzim-enzim yang mengkatalitis
hidrolisis bahan-bahan yang diperlukan sel
Enzim sitoplasma mengkatalisis jenis metabolisme
KH(glikolisis) biosintesis asam lemak
Kompartmentasi enzim ini memudahkan pengaturan
proses metabolik
Enzim dengan aktifitas katalitik yang sama,tapi dalam
bentuk fisik yang berbeda,kompartment berbeda
Isozim
ENZIM DALAM DIAGNOSA KLINIK
Enzim dalam plasma darah
1. Enzim fungsional
- Melakukan fungsi fisiologis dalam darah
- Terdapat dalam darah dalam konsentrasi sama atau
lebih tinggi dari dalam jaringan
C/Enzim pembekuan darahTrombin

2. Enzim non fungsional


- Tidak melakukan fungsi fisiologis dalam darah
- Kadar dalam darah sampai sejuta kali lipat lebih rendah
dari di jaringan
- Kadar tinggi diatas normal di darah diduga suatu
peningkatan kerusakan jaringan
sel mati ,degenerasi,isi sel termasuk enzim yang
terdapat dalam organella ikut terbuang dalam
darah/isozim
- Dapat dipakai sebagai nilai diagnostik

Enzim Endonuklease Restriksi


-mempermudah penegakan diagnosa penyakit genetik
Teori Kerja Enzim
A. Collision Theory
Untuk bereaksi molekul-molekul harus saling
membentur
Untuk satu benturan yang berhasil (menghasilkan reaksi)
molekul-molekul harus punya cukup energi untuk mengatasi
sawar/barrier energi
Faktor-faktor yang meningkatkan kecepatan reaksi harus :
- menaikkan energi kinetika pada pada molekul yang
bereaksi
- menurunkan rintangan energi untuk menaikkan reaksi
-meningkatkan frekwensi benturan
B. Lock and Key Theory
Sifat enzim dalam mengkatalisis berbagai reaksi kimia
karena kemampuannya berikatan dengan berbagai macam
molekul
Menurut Emil Fischer lewat teori Lock and Key enzim
harus berikatan dengan substrat pada tempat yang tepat
sehingga menghasilkan reaksi
Tempat pada enzim berikatan dengan substratnya untuk
melakukan proses katalitik disebut Tempat
Katalitik/Tempat Aktif
Tempat aktif berupa celah atau retakan berupa kesatuan
tiga dimensi terbentuk oleh gugus yang berasal dari
berbagai bagian urutan asam amino
Bagian lain dari protein pembentuk enzim diluar tempat
aktif disebut sebagai Tempat Allosterik
Ciri yang kurang menguntungkan dari model lock and key
ini adalah kekakuan tempat aktif
Model ini masih dipakai untuk memahami tempat sifat
tertentu enzim mis;pengikatan secara berurutan dua atau
lebih substrat
C. Induced Fit Theory

Model yang lebih umum dari Daniel Koshland:Induced Fit


(kesesuaianterinduksi)
Substrat menimbulkan/menginduksi perubahan bentuk
dalam enzim
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIFITAS ENZIM

Kecepatan reaksi enzimatis dipengaruhi oleh


faktor:
Keasaman atau pH
Suhu
Konsentrasi enzim
Konsentrasi substrat
Ada tidaknya senyawa inhibitor
Pengaruh Keasaman atau pH

pH optimal setiap enzim berbeda


Kebanyakan enzim punya pH optimal antara 4-8
Beberapa enzim punya keluwesan terhadap perubahan pH,
yang lain bekerja pada daerah pH yang sempit
Jika suatu enzim diberi pH ekstrim tinggi atau rendah maka
akan terdenaturasi
Kepekaan terhadap pHfaktor pengaturan pH tubuh
dilakukan sangat hati-hati
Penyimpangan pH akan membawa akibat buruk
V

PEPSIN TRIPSIN ALKALI


PHOSPHATASE

3 5 7 9 11
pH
Pengaruh pH terhadap kecepatan reaksi enzim
Suhu

Faktor yang menyebabkan peningkatan laju proses biologik


untuk kenaikan suhu 10C disebut Koefisien suhu atau Q1
Kenaikan suhu sampai dicapai suhu optimum enzim yang
bersangkutan akanmenyebabkan aktifitas katalisis optimal
Jika dipanaskan 50C kebanyakan (tapi tidak semua) enzim
akan terdenaturasi
Ini menyebabkan terjadinya kerusakan pada struktur
sekunder, tertier dan kuaterner dari molekul enzim
enzim kehilangan kemampuan katalitik
Beberapa protease dan fosfolipase dapat bertahan pada
suhu mendididih tanpa atau hanya sedikit kehilangan
aktifitasnya
Enzim jenis tertentu jika diisolasi dari berbagai jaringan
yang berbeda meski mengkatalisis reaksi yang sama,
berbeda kapasitasnya bertahan terhadap denaturasi panas
Contohnya enzim dehidrogenase laktat dari jantung, hati,
paru-paru, ginjal
Ini bermanfaat terhadap diagnosa penyakit dari organ
tertentu seperti sterilisasi pangan, alat bedah, pasteurisasi
susu
memanfatkan denaturasi enzim m.o kontaminan
100
SUHU
OPTIMUM

% aktifitas enzim
maksimum

0 suhu 70C

Pengaruh suhu terhadap kecepatan reaksi enzim


Konsentrasi enzim
Kecepatan awal suatu reaksi yang di katalisasi
oleh enzim dengankonsentrasi enzim
hanya berlaku pada kecepatan awal atau inisial reaksi

laju
reaksi

konsentrasi enzim
Konsentrasi substrat
jika konsentrasi substrat meningkat, kondisi lain konstan,
percepatan reaksi akan meningkat hingga mencapai
keadaan dimana enzim dikatakan jenuh oleh substrat
Vmaks

C
Vmaks/2
V B
A Vmaks/2
Km (S)

Pengaruh konsentrasi substrat terhadap kecepatan reaksi enzim


Inhibitor

Inhibisi aktifitas enzim dapat berupa molekul kecil spesifik


atau ion, obat dan bahan beracun
Inhibisi enzim dapat berlangsung secara reversibel atau
irreversibel, kompetitif dan non kompetitif
Inhibitor kompetitif membentuk molekul yang mirip dengan
substrat untuk enzim tersebut, akibatnya enzim mengikat
inhibitor membentuk kompleks EnzI
Inhibitor kompetitif ditandai dengan ikatan yang sangat erat
dengan enzim sasaran
Suatu enzim dapat dihambat secara kompetitif oleh
produknya sendiri
Enzim bisfosfogliserat Sintase, enzim yang mengkatalisis
isomerisasi 1,3 bisfosfogliserat menjadi 2,3 Bisfosfogliserat
Enzim ini akan diinhibisi secara kompetitif oleh
2,3 bisfosfogliserat (produknya) walau konsentrasi rendah
Pada inhibisi non kompetitif, enzim dapat mengikat
substrat dan inhibitor secara serentak
Tidak terdapat persaingan antara substrat dan inhibitor
Tempat pengikatan keduanya berbeda
Ikatan EnzI dapat terurai membentuk produk dengan
kecepatan yang lebih lama dari penguraian EnzS
KINETIKA ENZIM

Tahun 1913, Leonor Michaeles dan Maud Menten mengajukan


model sederhana untuk menjelaskan kinetika enzim
Dalam model ini enzim akan mengikat substrat membentuk
kompleks EnzS, selanjutnya diolah menjadi P atau terurai
kembali menjadi E dan S
k1 k3
E+S ES E+P
k2
V, kecepatan pembentukan produk dapat di hitung oleh
persamaan Michaeles Menten
V=Vmaks . (S)
(E)+(Km)
Vmaks adalah kecepatan reaksi bila semua enzim jenuh dengan
substrat
Km adalah ketetapan Michaeles Menten yi konsentrasi substrat
yang menyebabkan kecepatan reaksi tepat dari kecepatan
maksimum
Nilai Km berbagai enzim sangat beragam,sebagian besar antara
10 10M
Nilai Km enzim tergantung pada jenis substrat,juga keadaan
lingkungan seperti pH, suhu dan kekutan ion
Vmaks dapat ditentukan dengan mengubah konsentrasi
substrat
Ketetapan ini lebih mudah lagi dihitung dengan mengubah
persamaan Michaeles Menten menjadi suatu persamaan garis
lurus
1 1 Km 1
V Vmaks Vmaks . (S)

Garis yang diperoleh dari 1/V lawan 1/(S) dinamai


Persamaan Lineweaver Burk dengan titik potong pada
sumbu tegak sebesar 1/Vmaks dan lereng sebesar Km/Vmaks
Km
1 slope= Vmaks
V

1 1
Km Vmaks
0 1
(S)

Grafik Lineweaver Burk


Analisis Kinetik Mengenai Penghambatan Enzim

Inhibisi kompetitif dapat dibedakan secara kinetika dari


inhibisi non kompetitif
Inhibisi kompetitif menaikkan Km tanpa mengubahVmaks
Vmaks tidak berubah dengan adanya inhibisi kompetitif
Inhibisi kompetitif yang reversibel dapat diatasi dengan
meninggikan konsentrasi substrat
1
V

+inhibitor
1
Km tanpa inhibitor

1 1
Km Vmaks
0 1
(S)
Grafik Inhibitor kompetitif Lineweaver Burk
Dalam inhibisi non kompetitif Vmaks berkurang menjadi
Vmaks sehingga titik potong sumbu bergeser ke atas
Km tidak berubah dengan penghambatan
Inbisi kompetitif tidak bisa diatasi dengan penambahan
konsentrasi substrat
1
V

+inhibitor
1
Vmaks tanpa inhibitor
1
Km 1
Vmaks

0 1
(S)

Grafik Inhibisi non kompetitif Lineweaver Burk


REGULASI ENZIM
Pengaturan enzim dengan cara mengaktifkan atau menyetop kerja enzim
Pengaturan enzim dapat dengan cara:
A.Pengendalian oleh protein pengatur
- Aktifitas banyak enzim diatur oleh protein
kalmodulin
- Kalmodulin bertindak sebagai pengindra Ca
- Pengikatan Ca pada molekul Kalmodulin
mengubah protein ini menjadi bentuk aktif
- Kalmodulin aktif mengikatkan diri ke bagian
enzim dan mengubah aktifitas enzim
B.Modifikasi kovalen
- Pengikatan gugus fosfat secara reversibel ke residu
tironin atau serin tertentu
- Aktifitas enzim yang membentuk atau memecah
glikogen diatur dengan cara ini
- Enzim Kinase mengkatalisis pemindahan gugus
fosfat
- Enzim fosfatase mengkatalisis hidrolisis ikatan fosfat

C.Pengaktifan enzim pada saat dan tempat enzim diperlukan


- Sejumlah enzim diproduksi dalam bentuk belum
aktif(zimogen)
- Cara pengaktifan dilakukan oleh enzim proteolitik
- Hal sama terjadi pada serangkaian reaksi
pembekuan darah
D.Hambatan umpan balik
- Enzim yang mengkatalisis reaksi langkah pertama
suatu jalur biosintesis biasanya dihambat oleh produk
akhirnya
inhibisi enzim
oleh Z

A B C D Z

- Produk akhir Z bertindak sebagai effektor allosterik


negatif/inhibisi umpan balik (feedback inhibitor)
- Produk Z berikatan dengan enzim pada tempat
allosterik jauhdari tempat aktif
- Sifat kinetik inhibisi umpan balik:bersifat
kompetitif, nonkompetitif, kompetitif sebagian,
tak terangkai atau bercampur
- Biosintesis isoleusin dari tironin dalam 5 langkah
reaksi dapat melukiskan hambatan umpan balik
- Enzim tironin deaminase mengkatalisis reaksi
pertama dihambat oleh isoleusin bila asam
amino ini mencapai konsentrasi yang cukup
- Hambatan ini terjadi melalui interaksi allosterik
yang reversibel
ENZIM ALLOSTERIK

Enzim yang aktifitasnya diatur oleh effektor


allosterik(inhibitor umpan balik) akan mengikat effektor pada
tempat allosterik yang berbeda dengan tempat aktif enzim
allosterik
Jika kecepatan reaksi enzim allosterik digambarkan sbg fungsi
substrat akan didapat kurva sigmoid
Kurva pengikatan O2 pada mioglobin berbentuk hiperbola
tapi pada haemoglobin berbentuk sigmoid
Kinetika Kimia
Besi berkarat secara perlahan-lahan diaudara, akan tetapi kayu
terbakar dengan cepat. Reaksi-reaksi yang berbeda akan
berlangsung pada kecepatan berbeda.
Kecepatan/ Laju suatu reaksi bergantung pada kondisi reaksi,
sebagai contoh :

Gula teroksidasi cepat pada nyala (pembakaran langsung)


Gula teroksidasi lambat dalam sel hidup
Gula tidak teroksidasi dalam stoples
Kita juga dapat mengontrol laju reaksi . Misalnya, Kita
menyimpan makanan dalam kulkas untuk mencegah
pertumbuhan jamur atau pembusukan.
Kecepatan perubahan per satuan waktu
Kecepatan kenderaan = jarak yang ditempuh/satuan

Waktu = km/jam, m/det, dsb


= 50km/jam
Laju reaksi kimia = perubahan konsentrasi
reaktan/produk per satuan waktu. Misalnya Mol/L.s
Waktu = detik, menit, jam, hari
atau tahun, bergantung pada kecepatan reaksi
Konsentrasi = mol/L
MENGUKUR LAJU REAKSI

Untuk menentukan laju reaksi, kita harus mengukur


perubahan jumlah reaktan atau produk. Bermacam
teknik dapat digunakan untuk menghitung
perubahan zat, bergantung pada zat yang sedang di
ukur.
1. Mengukur perubahan volume gas yang dibebaskan
dalam reaksi dapat di ukur dengan buret.
2.Mengukur perubahan konsentrasi zat yang
bereaksi. Perubahan ini dapat ditentukan dengan
menganalisis sedikit sampel yang diambil dari
campuran reaksi pada interval waktu tertentu.
Dilakukan dengan cara titrasi dsb.
3.Mengukur perubahan warna spektrofotometer
4. Mengukur perubahan ion ( daya hantar) dengan
konduktometri
Contoh :
Dekomposisi NO2 menjadi O2 dan NO
Reaksi : 2NO2(g) 2NO(g) + O2(g)
Coklat tidak bewarna

Laju reaksi dapat diperoleh dengan mengukur :


kecepatan pembentukan O2
kecepatan pembentukan NO
kecepatan penguraian NO2
contoh : kecepatan pembentukan NO adalah
d ( NO) ( NO)

dt t

[NO]= konsentrasi NO akhir konsentrasi NO awal


t = waktu akhir waktu awal
Harga adalah positif, karena harga (NO) dan t adalah
positif ( konsentarsi NO bertambah)
=

Untuk laju hilangnya NO2


d ( NO2 ) ( NO2 )

dt t

harga (NO2) adalah negative


Kecepatan reaksi pada dasarnya adalah (+), sehingga kita menulis laju reaksi hilangnya NO2 adalah

- (NO2 )/dt

Jadi Laju reaksi = - laju hilangnya NO2 = - (NO2 )/dt

Laju reaksi yang dinyatakan dalam produk selalu bertanda (+) dan laju yang dinyatakan dalam
reaktan diberi tanda (-)
Koefisien Reaksi
Koefisien dalam persamaan menunjukkan : untuk
setiap pembentukan 1 mol O2, 2 mol NO dikonsumsi
2 mol NO2
2NO2 2NO + O2
Laju pembentukan NO = 2 x laju pembentukan O2
Laju pembentukan NO = - laju pengurangan NO2
dan dapat ditulis

( NO) 2(O2 ) ( NO2 )



t t t
Contoh : Sintesis HNO3
3(NO2)g + H2O(l) 2HNO3(g) + NO(g)
Laju konsumsi NO2 adalah 0,30 mol/L.s
Jawab :
Koefisien menunjukkan = 2 mol HNO3 yang terbentuk
untuk setiap 3 mol NO2 yang dikonsumsi.
Laju reaksi :
( HNO3 ) 2 ( HNO3 )

t 3 t

= x 0,3 mol/L.s = 0,2 mol/L.s


LAJU RATA-RATA DAN LAJU SESAAT

Eksperimen kinetika menghasilkan sederetan data


konsentrasi dan waktu yang harus diubah menjadi
laju

Contoh :

2NO2(g) 2NO(g) + O2
Laju rata-rata suatu interval waktu adalah sama
dengan perubahan konsentrasi dibagi dengan
perubahan waktu.
Contoh : Pada interval waktu 20 s dan 40 s
perubahan konsentrasi (NO) adalah dari 0,0116
menjadi 0,0882 mol/L.
(NO2)= 0,0882 mol/L 0,0116 mol/L
= - 0,0034 mol/L
t = 40 s 20 s = 20 s
Data percobaan reaksi dekomposisi NO2

Waktu (s) NO2) (mol/L)


0,0 0,0200
10,0 0,0147
20,0 0,0116
30,0 0,0096
40,0 0,0082
50,0 0,0071
60,0 0,0063
70,0 0,0057
Laju rata-rata =

( NO2 ) ( 0,0034 mol / l )



t 20 s

= 1,7 x 10 -4 mol/L.s

Tahun 1913, Leonor Michaeles dan Maud Menten


mengajukan model sederhana untuk menjelaskan
kinetika enzim
Dalam model ini enzim akan mengikat substrat
membentuk kompleks EnzS, selanjutnya diolah menjadi
P atau terurai kembali menjadi E dan S
k1 k3
E+S ES E+P
k2
Essential of Enzyme Kinetics

E + S E S E +P
In steady state, the production and consumption of
the transition state proceed at the same rate. So the
concentration of transition state keeps a constant.
Constant ES Concentration at Steady State

S
P
Concentration

ES
E

Reaction Time
Juang RH (2004) BCbasics
V, kecepatan pembentukan produk dapat di hitung oleh
persamaan Michaeles Menten
V= Vmaks (S)
(E)+(Km)
Vmaks adalah kecepatan reaksi bila semua enzim jenuh
dengan substrat
Km adalah ketetapan Michaeles Menten yi konsentrasi
substrat yang menyebabkan kecepatan reaksi tepat dari
kecepatan maksimum
Nilai Km berbagai enzim sangat beragam,sebagian besar
antara 10 10M
Nilai Km enzim tergantung pada jenis substrat,juga
keadaan lingkungan seperti pH, suhu dan kekutan ion
Vmaks dapat ditentukan dengan mengubah konsentrasi substrat
Ketetapan ini lebih mudah lagi dihitung dengan mengubah persamaan
Michaeles Menten menjadi suatu persamaan garis lurus

1 1 Km 1
V Vmaks Vmaks . (S)

Garis yang diperoleh dari 1/V lawan 1/(S) dinamai


Persamaan Lineweaver Burk dengan titik potong pada sumbu tegak
sebesar 1/Vmaks dan lereng sebesar Km/Vmaks
An Example for Enzyme Kinetics (Invertase)
1) Use predefined amount of Enzyme E
2) Add substrate in various concentrations S (x)
3) Measure Product in fixed Time (P/t) vo (y )
4) (x, y) plot get hyperbolic curve, estimate Vmax
5) When y = 1/2 Vmax calculate x ([S]) Km
Vmax
1
vo vo
1/2

Juang RH (2004) BCbasics


-1
Km 1
Vmax
Double reciprocal 1/S Km Direct plot S
Enzyme Kinetics
Direct plot Significance
kcat /Km Vmax [S] zero order
vo=
Km + [S] 1st order
kcat Observe vo change
E3
Turn over under various [S],
E2
number resulted plots
E1
yield Vmax and Km

k3 [Et] Vmax & Km


Competitive
Activity Unit Maximum Affinity with Double reciprocal
1 mmole velocity substrate

Inhibition
min
Non-competitive
Specific Activity
unit Activity
mg
Uncompetitive
Inhibisi kompetitif dapat dibedakan secara kinetika
dari inhibisi non kompetitif
Inhibisi kompetitif menaikkan Km tanpa
mengubahVmaks
Vmaks tidak berubah dengan adanya inhibisi
kompetitif
Inhibisi kompetitif yang reversibel dapat diatasi
dengan meninggikan konsentrasi substrat
1
V

+inhibitor
1
Km tanpa inhibitor

1 1
Km Vmaks
0 1
(S)
Grafik Inhibitor kompetitif Lineweaver Burk
Dalam inhibisi non kompetitif Vmaks berkurang
menjadi Vmaks sehingga titik potong sumbu
bergeser ke atas
Km tidak berubah dengan penghambatan non
kompetitif.
Inhibisi non kompetitif tidak bisa diatasi dengan
penambahan konsentrasi substrat
1
V

+inhibitor
1
Vmaks tanpa inhibitor
1
Km 1
Vmaks

0 1
(S)

Grafik Inhibisi non kompetitif Lineweaver Burk


Enzyme Inhibition (Plots)

I Competitive I Non-competitive I Uncompetitive


Vmax Vmax Vmax
vo vo
Direct Plots

Vmax Vmax
I I I

Km Km [S], mM Km = Km [S], mM Km Km [S], mM


Vmax unchanged Vmax decreased
Km increased Km unchanged Both Vmax & Km decreased
Double Reciprocal

1/vo I 1/vo I 1/vo


I
Two parallel
Intersect lines
at Y axis 1/ Vmax Intersect 1/ Vmax 1/ Vmax
at X axis

1/Km 1/[S] 1/Km 1/[S] 1/Km 1/[S]

Juang RH (2004) BCbasics


Pengaturan enzim dengan cara mengaktifkan atau
menyetop kerja enzim
Pengaturan enzim dapat dengan cara:
A.Pengendalian oleh protein pengatur
- Aktifitas banyak enzim diatur oleh protein
kalmodulin
- Kalmodulin bertindak sebagai pengindra Ca
- Pengikatan Ca pada molekul Kalmodulin
mengubah protein ini menjadi bentuk aktif
- Kalmodulin aktif mengikatkan diri ke bagian
enzim dan mengubah aktifitas enzim
B.Modifikasi kovalen
- Pengikatan gugus fosfat secara reversibel ke
residu tironin atau serin tertentu
- Aktifitas enzim yang membentuk atau
memecah glikogen diatur dengan cara ini
- Enzim Kinase mengkatalisis pemindahan
gugus fosfat
- Enzim fosfatase mengkatalisis hidrolisis ikatan
fosfat
Activity Regulation of Glycogen Phosphorylase

Covalent modification

A A

T T
P
GP kinase P
P

P
A GP phosphatase 1 P
P
A

Garrett & Grisham (1999) Biochemistry (2e) p.679


spontaneously
ATP
A
Glc-6-P Glucose
AMP Glucose Non-covalent Caffeine
Caffeine

AA A
P
R R
P P

P
P
P

A
A A
C.Pengaktifan enzim pada saat dan tempat enzim
diperlukan
- Sejumlah enzim diproduksi dalam bentuk
belum aktif (zimogen)
- Cara pengaktifan dilakukan oleh enzim
proteolitik
- Hal sama terjadi pada serangkaian reaksi
pembekuan darah
D. Hambatan umpan balik
- Enzim yang mengkatalisis reaksi langkah pertama suatu jalur
biosintesis biasanya dihambat oleh produk akhirnya
inhibisi enzim
oleh Z
A B C D Z

- Produk akhir Z bertindak sebagai effektor allosterik


negatif/inhibisi umpan balik (feedback inhibitor
- Produk Z berikatan dengan enzim pada tempat allosterik jauhdari
tempat aktif
- Sifat kinetik inhibisi umpan balik:bersifat
kompetitif, nonkompetitif, kompetitif sebagian,
tak terangkai atau bercampur
- Biosintesis isoleusin dari tironin dalam 5
langkah reaksi dapat melukiskan hambatan
umpan balik
- Enzim tironin deaminase mengkatalisis reaksi
pertama dihambat oleh isoleusin bila asam
amino ini mencapai konsentrasi yang cukup
- Hambatan ini terjadi melalui interaksi allosterik
yang reversibel
Allosteric Enzyme ATCase
Active relaxed form

Carbamoyl Aspartate Carbamoyl aspartate


phosphate
COO- COO-

- - -

- - -
O CH2 O CH2
+

=
=

H2N-C-O-PO32- HN-C-COO- H2N-C- N-C-COO-


ATCase
-

-
HH HH
Quaternary structure ATP

Feedback
CCC Catalytic subunits inhibition
CTP CTP CTP
R R R
CTP
Regulatory subunits CTP CTP CTP
R R R
CCC Catalytic subunits Nucleic acid
Inactive tense form
Juang RH (2004) BCbasics
metabolism
Regulation of Enzyme Activity
Inhibitor Proteolysis
or proteolysis
o I I x x o
S I I S

inhibitor

Feedback regulation Phosophorylation


R P o
o x x
S R S P
(+)
regulator
effector phosphorylation
Signal transduction

Juang RH (2004) BCbasics


A or A

+
x o cAMP or
Regulatory S
subunit calmodulin
(-)
Enzim yang aktifitasnya diatur oleh effektor
allosterik(inhibitor umpan balik) akan mengikat
effektor pada tempat allosterik yang berbeda dengan
tempat aktif enzim allosterik
Jika kecepatan reaksi enzim allosterik digambarkan sbg
fungsi substrat akan didapat kurva sigmoid
Kurva pengikatan O2 pada mioglobin berbentuk
hiperbola tapi pada haemoglobin berbentuk sigmoid
Enzim dalam plasma darah
1. Enzim fungsional
- Melakukan fungsi fisiologis dalam darah
- Terdapat dalam darah dalam konsentrasi sama atau
lebih tinggi dari dalam jaringan
C/Enzim pembekuan darahTrombin

2. Enzim non fungsional


- Tidak melakukan fungsi fisiologis dalam darah
- Kadar dalam darah sampai sejuta kali lipat lebih rendah
dari di jaringan
THERMODINAMIKA

DR. ZAIRUL ARIFIN, SpA, DAFK


DEPARTEMEN FISIKA KEDOKTERAN
FK-USU
MEDAN
THERMODINAMIKA
Definisi : Perubahan energi oleh karena perubahan suhu atau panas
Jadi secara umum, mempelajari tingkah laku panas, hakekat
panas,penyebab panas, penggunaan panas dll.
Panas : salah satu bentuk energi dalam keadaan transit
Energi : sesuatu yang dapat memindahkan materi dari suatu tempat
ketempat lain, bisa berbentuk panas, mekanik, listrik, cahaya, kimia,
gerak, tenaga nuklir dsb.
Di bidang medis untuk terapi, diagnostik dan kelangsungan hidup
Thermodinamika alam :
Sistem dan sekitarnya
Sistem terbuka : zat dan energi bisa bertukar antara sistem
dan sekitarnya
Sistem tertutup : hanya energi yang bisa bertukar dengan
sekitarnya
Kerja : perpindahan / pergerakan objek karena gaya
Energi mentransfer panas bila ada perbedaan temperatur
Perubahan energi antara sistem dan sekeliling
menimbulkan panas dan kerja
I. HUKUM THERMODINAMIKA
Thermodinamika : pengetahuan transformasi energi ke
dalam usaha
a. Hukum ke Nol Thermodinamika Keseimbangan Thermal,
Basis Thermometer
Dua substansi dengan dua sistem berbeda mencapai titik
keseimbangan bila kedua sistem tersebut dihubungkan
dengan sistem yang lain ( R.H.Flower). Termometer kontak
dengan ruang A (27oC), kemudian dengan ruang B (210C)
yang terisolasi dari A. Kedua ruang mencapai
kesetimbangan pada suhu 24oC bila dibuat interkoneksi
b. Hukum pertama Thermodinamika (Azas
Kekekalan Energi)

Perubahan dari keadaan pertama ke keadaan kedua diperlukan


panas, akibat panas --> kerja. Jika panas diberikan pada suatu sistem
yang melakukan kerja mekanik--> energi dalam = fungsi dari keadaan
sistem,mis. Tek., vol., suhu (Joule Thomson)
Di bidang medis : Keadaan pertama sakit, keadaan kedua sembuh,
panas yang diberikan = obat/vitamin/energi. Keadaan pertama ibu
hamil a term, keadaan kedua ibu melahirkan, panas = pengaruh kerja
hormon
Jumlah energi tetap
Tidak bisa dibuat/dimusnahkan
Bisa dirubah ke bentuk lain
E = q +w q: panas diabsorsi dari sekitar
w:kerja pada sistem oleh sekitar
H (enthalpy, internal energy) = E + PV
Pada manusia V dapat diabaikan
Pada tekanan tetap H : aliran energi panas
H = E
H (-) exothermic : panas keluar
H (-) endothermic : panas diabsorbsi
H 0 tak ada pertukaran panas
c. Hukum Kedua Thermodinamika

Efisiensi suatu mesin: kerja efektif 70%, panas terbuang 30%


(Carnot)
Input tidak sama dengan output, input 100%, output tidak mungkin
100% tidak mungkin semua energi panas energi mekanik

Di bidang medis : kita makan / minum, normal 70% diserap dan


diolah tubuh, 30 % keluar dari tubuh berupa kotoran
Pada tingkat sel :
Bila perubahan fisis/kimia terjadi dengan melepaskan energi
: proses spontan
Bila masukan energi tetap yang dibutuhkan untuk
menyokong perubahan : proses non spontan
Semua proses terjadi dengan arah kenaikkan total
disorders/ketidakteraturan sistem dan
sekitarnya/lingkungannya
Tingkat disorders diukur dengan Entropy (S),
suatu keadaan termodinamik :
S = Ssistem + Ssekitarnya
Molekul sel dan sekitar dalam keadaan tidak teratur
Panas dikeluarkan dari sel sebagai akibat reaksi yang terjadi
diantara molekul dalam sel. Energi ini meningkatkan
gerakan
Kesimpulan: Entropy dapat menempati dimana saja. Pada
proses organisme hidup, kenaikan entropy berada
disekitarnya
Energi bebas adalah fungsi termodinamik untuk menduga
proses yang spontan
Reaksi spontan exergonik
Reaksi non spontan endorgonik
.
d. Hukum Ketiga Thermodinamika

Suatu benda yang suhunya diturunkan secara bertahap


sampai temperatur absolut, gerakan molekulnya berangsur
melemah sampai berhenti (Nernzt). Suhu nol absolut tak
mungkin tercapai, 0 K ( - 273 C )
Semua panas jenis akan mendekati nol bila temperaturnya
mendekati nol absolut
Medis: penyimpanan : obat, organ tubuh, donor darah,
sperma. Kuman gerakannya terhenti. Bila suhu dinaikkan
kuman aktif kembali
Perubahan energi dalam tubuh terutama
untuk :
pertumbuhan & perkembangan (anak),
pembentukan panas, kerja otot,
perbaikan jaringan rusak,
mempertahankan fungsi fisiologis
Sumber energi dari :
metabolisme tubuh
JENIS ENERGI
Energi dapat berubah-ubah bentuk, misalnya :
- Energi Panas. Air menjadi uap, uap panas menggerakkan
turbin-->
- Energi Mekanik. Gerakan mekanik memutar dinamo
menghasilkan -->
- Energi Listrik. Memijarkan bola lampu listrik -->
- Energi Cahaya. Listrik searah ke dalam zat kimia,
pembuatan Kalium Klorat-->
- Energi Kimia. Batere ke bola lampu --> energi cahaya,
atau ledakan / petasan:
--> energi panas dan cahaya. Ada banyak bentuk energi
lainnya.
II. SATUAN ENERGI

Satuan energi panas yang lazim dipakai di bidang


medis adalah :
- gram kalori = gkal atau kalori Kecil
Kilogram kalori = Kkal atau Kalori besar = C
Satuan energi lain :
- British Thermal Unit = BTU
- 1 BTU = 252 gkal = 778,26 ft.lb
- 1 Kkal = 4186,05 Joule = 1/860 kwh
- 1 met = 50 Kkal/m/hr = satuan konsumsi energi = 58
W/m
- 1 Kkal/min = 69,7 W (J/sec) = 0,094 hp =
- 100 W = 1,43 Kkal/min
- 1 hp = 642 Kkal/hr = 746 W
- 1 Kkal/hr = 1,162 W
III. PENGGUNAAN ENERGI UNTUK PENGOBATAN
Sifat energi untuk pengobatan :
- mematikan
- menghambat pertumbuhan
- merubah sifat genetika
- memberikan panas/dingin

IIIA. ENERGI PANAS :


Pada suatu bagian tubuh menaikkan suhu daerah
itu :
a. Fisika: suhu pemuaian ke segala arah
b. Kimia: suhu oksidasi reaksi kimia
permeabilitas sel metabolisme jaringan
c. Biologis: suhu gabungan fisika-kimia, lekosit ,
vasodilatasi sirkulasi darah
A. METODE KONDUKSI
bergantung pada :
- Luas daerah kontak
- Perbedaan temperatur
- Lama melakukan kontak
- Material konduksi panas
a. Kantong / botol berisi air panas efisien untuk
pengobatan nyeri (mis. abdomen)
b. Handuk panas efisien untuk sakit otot (mis. spasme,
poliomyelitis akut )
c. Turkish bath (mandi uap) efisien untuk relaksasi otot,
penyegaran
d. Lumpur panas ( muds packs) mengkonduksi
panas ke jaringan mencegah kehilangan panas
e. Wax bath ( parafin bath ) efisien untuk transfer
panas pada tungkai bawah terutama orang tua
(115 -120F selama 30 - 60 menit )
f. Electric pads dilingkari kawat elemen panas yang
dibungkus asbes/plastik, pakai thermostat
a s/d f dipakai untuk terapi neuritis,
contussio, sinusitis, low back pain
B. METODE RADIASI pemanasan permukaan tubuh
secara radiasi /pancaran seperti sinar matahari, nyala
api :
a. Electric fire
- old type fire : 750 W, range radiasi :
merah infra red, < 150 nm, home
treatment
- pencil bar type : menggunakan reflektor rektangular
dan Shape Like Acoustic Type
b. Infra merah lampu pijar 250-1000 W dengan filter
merah infra red 800-4000 nm, penetrasi kulit 3 mm.
Sama dengan metode konduksi panas, tapi lebih efektif
karena penetrasi lebih dalam
C. METODE ELEKTROMAGNETIS

1. Short wave diathermy

a. Condensor technique : bagian tubuh sebelah


menyebelah diletakkan 2 metal plate,
permukaannya dibasahi elektrolit arus AC,
molekul tubuh agitasikenaikkan suhu di bagian
tubuh
b..Inductothermy : bagian tubuh yang akan
dipanasi dililiti kabel listrik jaringan tidak dalam
sirkuit, tapi dalam medan magnit koil, arus AC di
dalam koil medan magnit bolak balik dalam
jaringan panas didaerah itu Frekwensi : 1MHz,
untuk : muscle spasm, nyeri intervertebral disc,
degeneratif sendi, bursitis
CONDUCTOR TECHNIQUE
CONDUCTOR TECHNIQUE
INDUCTOTHERMY
2. Micro Wave Diathermy
Lebih mudah, banyak dipakai, yaitu gelombang radio
dengan osilasi pada frekwensi sangat tinggi, antara short
wave diathermy dan infra merah
1940:2450 MHz, sekarang 900 MHz, lebih efektif dengan
memakai magnetron. Pemakaian : fractura, sprain,
arthritis, bursitis, tendonitis

D. ULTRASONIC WAVE METHODE


Gelombang ultrasonik panas, frekwensi 1 MHz
Piezoelectric transducer diletakkan pada daerah yang akan
diobati
Intensitas : 5W/cm, lebih efektif pada tulang dari soft tissue
karena penyerapan panasnya lebih baik
Gelombang ultrasonik juga untuk diagnostik USG (Ultra
Sono Graphy)
IIIB. ENERGI DINGIN:
Dingin : 25 C s/d - 10 C, Krio : < - 10C Kriogenik :
suhu sangat rendah
Sehari-hari : peningkatan produktivitas dan
menghambat proses pembusukan
Medis: kompres demam dewasa, kesegaran tubuh,
penyimpanan : darah, sperma, sumsum tulang,
jaringan tubuh, obat-obatan, pengobatan : oedem
trauma, sakit kepala, nyeri/bengkak lokal

Kriobiologi:
Efek Patologis: Krio adhesia, krio nekrosis,
efek hemostasis, efek anastesia. Bahan yang
dipakai : - cairan N2 : - 196C
CO2 padat : - 79C, N2O cair : - 89,5C
Freon 22 : - 41C
CONTOH :

Penyimpanan sperma pada suhu 1960 C


Memakai nitrogen sebagai zat alir yang
didinginkan

Penyimpanan darah pada suhu 1000 C


Memakai Freon 13, dengan sistem 2 stage, artinya
kondensor dari Freon 13 didinginkan pada evaporator
Freon 12
IV. PENGGUNAAN ENERGI UNTUK
DIAGNOSTIK

Termografi
Alat diagnostik yang menggunakan
energi panas (mendeteksi suhu
permukaan kulit) yang memberikan
gambaran thermogram
Kulit : radiator infra merah yang efisien,
dipengaruhi : proses panas dibawahnya,
peradangan, gangguan sirkulasi darah,
tumor aktif
Termografi dengan keseimbangan panas
Lempeng tipis nitrat selulosa yang
dilapisi minyak tipis pengabsorbsi
panas
Kulit normal : warna hijau, suhu -->
perubahan warna film selulosa dari
coklat --> kemerahan
Termogafi dengan fotokonduktivitas

Kamera infra merah menangkap pancaran infra merah dari


kulit --> susunan optis --> detektor infra merah, menjadi
diskontinu
transduser infra merah --> filter --> pulsa
listrik --> amplifier -->CRT (monitor)
Sebelum termografi : pakaian dibuka dan berada pada
ruangan 21C selama 15 menit untuk adaptasi
SKEMA DASAR TERMOGRAFI
THERMOGRAPHIC CAMERA
Gambaran termografi fotokonduktivitas infra merah
Normal :simetris, berwarna / hitam putih
Panas : putih. Dingin: hitam
Berwarna : ada batang petunjuk suhu referens
dibagian bawah CRT
Warna dingin : ungu pucat, hijau, biru
muda
Warna panas: merah, coklat, kuning,
putih
Biru pada 30C : suhu normal maksimum,
sebagai petunjuk kalibrasi pada suhu
lingkungan 21C
Hubungan gambaran rekaman dengan daerah
pancaran panas dalam tubuh
Pada gambaran termogram bila pancaran panas lebih dari
sekitarnya --> diagnostik
Mis. Pada Ca mammae suhu lebih 1C
Kulit sekitar sendi meradang, suhu lebih 5C
Amputasi : untuk melihat bagian tubuh yang masih punya
sirkulasi darah yang baik
Termogram seri --> kemajuan / kemunduran
pengobatan tertentu
UNIT TERMOGRAFIK KLINIK
Reaksi Redoks
(Reaksi Oksidasi Reduksi)
Dr. Darwin Yunus Nasution, MS
Disekitar kita banyak terdapat proses
kimia berdasarkan reaksi Oksidasi Reduksi
( Redoks) :
Sebagai contohnya :
1. RESPIRASI.
Oksidasi karbohidrat menjadi CO2 dan H2O

Reaksi :

C6H12O6 (s) + 6 O2 (g) 6 CO2(g) + 6 H2O (l)

Reaksi ini menghasilkan energi. Reaksi ini merupakan

reaksi oksidasi dengan oksigen sebagai oksidator


2. Fotosintesis
Reaksi pembentukan karbohidrat dari air dan
karbondioksida dengan bantuan sinar matahari dan
klorofil.
Reaksi :
6 CO2(g) + 6 H2O(l) C6H12O6 (s) + O2(g)
Reaksi ini merupakan kebalikan dari respirasi
3. Reaksi-reaksi pada sel Volta dan elektrolisis
Konsep Redoks:
1.Pada abad 19 :
Oksidasi adalah : Reaksi antara suatu zat/unsur
dengan oksigen.
Reduksi berasal dari kata reduco yang artinya
mengembalikan. Pada awalnya istilah reduksi
digunakan dalam metalurgi dalam
mendapatkan logam dari bijihnya. Reaksi reaksi
yang melepaskan oksigen disebut reduksi.
Reaksi reaksi yang menyangkut peruraian
zat dengan melepaskan oksigen disebut
reduksi

2HgO (s) 2Hg (l) + O2 (g)

Sejalan dengan perkembangan ilmu


kimia, konsep oksidasi reduksi yang
semula hanya menyangkut perpindahan
oksigen kini dierluas menyangkut reaksi
tanpa keterlibatan oksigen.
Jadi oksidasi adalah :
1. Jika suatu zat memberikan atau melepaskan
elektron
2. Jika suatu unsur mengalami pertambahan
bilangan oksidasi
3. Reaksi yang terjadi pada anoda suatu sel
elektrokimia
Reduksi adalah :
1. Jika suatu zat menerima atau menangkap elektro
2. Jika suatu unsur mengalami pengurangan bilangan
oksidasi
3. Reaksi yang terjadi pada katoda suatu sel
elektrokimia
Oksidator dan Reduktor

Oksidator adalah zat yang mengoksidasi atau zat


pengoksidasi. Pada redoks zat oksidator mengalami
reduksi ( direduksi).
Reduktor adalah zat yang mereduksi atau zat
pereduksi. Pada redoks zat reduktor mengalami
oksidasi (dioksidasi)
Hubungan antara oksidator, reduktor dan perubahan
bilangan oksidasi serta perubahan elektron

Oksidasi Bertambah Melepaskan Elekton


Reduksi Berkurang Menerima Elektron
Oksidator Berkurang Menerima Elektron
Reduktor Bertambah Melepaskan Elektron
Zat yang dioksidasi Bertambah Melepaskan Elektron
Zat yang direduksi Berkurang Menerima Elektron
Oksidator dan Hasil Reduksi
Oksidator Hasil Reduksi
F2 F-
Cl2 Cl-
O2 O2-
H2O2 H2O
MnO4- (suasana asam) Mn2+
MnO4- (suasana basa ) MnO2
Cl2O72- Cr 3+
H+ H2
H2SO4 Pekat SO2
Reduktor dan Hasil Oksidasi
Reduktor Hasil Oksidasi
Zn Zn2+
C CO atau CO2
CO CO2
Al Al3+
SO2 SO4=
SO3= SO4=
Fe 2+ Fe 3+
H2 CO2
C2O4= CO2
Oksidator dan Reduktor Umum
1. Oksigen (O2)
2. Klor (Cl2 ) : Digunakan sebagai disinfektan pada
air minum, zat pemutih
3. Kalium Permanganat ( KMnO4 )
Merupakan oksodator kuat, digunakan sebagai
disinfektan
4. Kalium Bikoromat ( K2Cr2O7)
Dalam larutan asam direduksi menjadi Cr3+
Jumlah ion Cr2O72= yang berubah menjadi
Cr 3+ dapat digunakan untuk menentukan jumlah
zat pereduksi. Prinsip ini digunakan alat dalam uji
alkohol dalam nafas. Minuman beralkohol
mengandung etanol C2H5OH.
Pada alat uji alkohol terdapat kristal K2Cr2O7
Peminum alkohol mengeluarkan nafas. Alkohol dalam nafas
mereduksi ion bikromat yang berwarna jingga menjadi
berwarna hijau. Perbahan warna pada alat menunjukkan jumlah
uap alkohol di paru-paru seseorang
5. Sulfur dioksida
Digunakan sebagai pengawet karena dapat
Memperlambat oksidasi. Jadi sulfur dioksida adalah
reduktor
6. Hidrogen
Digunakan sebagai reduktor untuk mengkasilkanenergi.
Roket ruang angkasa menggunakan hidrogen sebagai bahan
bakar
Deret Aktivitas Kimia
Kecenderungan logam melepas elektronnya diurutkan
dalam deret aktivitas kimia

Kekuatan sifat mereduksi berkurang


K Ba Sr Ca Na Mg Al Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Ag Hg Pd Pt Au

Bereaksi dengan Bereaksi Bereaksi dengan


air dingin Tidak membebaskan
dengan uap asam
membebaskan hidrogen
menghasilkan membebaskan
hidrogen hidrogen hidrogen
Salah satu cara untuk menentukan kekuatan
mereduksi logam adalah kemampuan suatu logam
untuk membebaskan H2 dari larutan.
Logam-logam yang sangat aktif seperti K dan Na
dapat membebaskan hidrogen dari air dingin.
2`Na (s) + 2 H2O(l) H2(g) + 2 NaOH (aq)
Bilangan Oksidasi
1) Bilangan oksidasi unsur adalah nol.
2) Bilangan oksidasi ion sama dengan muatan ion tersebut.
3) Jumlah bilangan oksidasi molekul netral adalah nol.
4) Dalam persenyawaanya atom fluorine mempunyai bilangan
oksidasi 1.
5) Dalam persenyawaanya atom hidrogen mempunyai bilangan
oksidasi +1, kecuali dalam hidrida = -1
6) Dalam persenyawaanya , atom oxygen mempunyai bilangan
oksidasi 2. kecuali dalam peroksida -1
Penyetaraan Reaksi Redoks

Ada dua cara untuk penyetaraan reaksi :


a. Cara setengah reaksi
b. Cara perubahan bilangan oksidasi
Penyetaraan dengan cara setengah reaksi

Reaksi yang berlangsung dalam suasana asam


1. Menuliskan kedua kerangka setengah reaksi
2. Menyeimbangkan setiap setengah reaksi
a. Menambahkan H2O untuk menyeimbangkan
O
b. Menambahkan H+ untuk menyeimbangkan H
c. Menambahkan elektron untuk
menyeimbangkan muatan
3. Menjumlahkan kedua setengah reaksi
Contoh :

Setarakan reaksi dalam suasana asam

H2SO3 + HNO2 NO + SO4=

Penyelesaian :

1. Menulis kedua kerangka setengah reaksi

H2SO3 SO4=

HNO2 NO

2. Menyeimbangkan setiap setengah reaksi

a. Menambah H2O untuk menyeimbangkan O

H2SO3 + H2O SO4=

HNO2 NO + H2O
b. Menambahkan H+ untuk menyeimbangkan H
H2SO3 + H2O 4 H+ + SO4=
HNO2 + H + NO + H2O
c. Menambahkan elektron untuk menyeimbangkan
muatan
H2SO3 + H2O 4 H+ + SO4= + 2e
HNO2 + H + + e NO + H2O
3. Menjumlahkan kedua setengah reaksi
H2SO3 + H2O 4 H+ + SO4= + 2e
(HNO2 + H + + e NO + H2O) x 2

H2SO3 +2HNO2 SO4= + 2NO + 2H+ + H2O


Reaksi dalam suasana basa
1. Menuliskan kedua kerangka setengah reaksi
2. Menyeimbangkan setiap setengah reaksi
a. Menambahkan H2O untuk menyeimbangkan O
b. Menambahkan H+ untuk menyeimbangkan H
c. Menghilangkan H+ dengan menambahkan jumlah
ion OH- yang sama banyak pada kedua ruas
d. Menambahkan elektron untuk
menyeimbangkan muatan
3. Menjumlahkan kedua setengah reaksi
Contoh dalam suasana basa
Setarakan reaksi dalam suasana basa berikut:
HPO32- + OBr- Br- + PO43-
Jawab :
1. Menulis kedua kerangka setengah reaksi
HPO32- PO43-
OBr- Br-
2. Menyeimbangkan setiap setengah reaksi
a. Menambah H2O untuk menyeimbangkan O

HPO32- + H2O PO43-


OBr- Br- + H2O
b. Menambahkan H+ untuk menyeimbangkan H
HPO32- + H2O PO43- + 3 H+
OBr- + 2H + 2-
Br- + H2O
3- +
HPO
3 + HO2 PO + 3 H
4
c. Menambahkan elektron untuk
menyeimbangkan muatan
HPO32- + H2O PO43- + 3 H+
3 OH- 3 OH-

HPO32- + 3OH PO43- + 2H2O


OBr- + 2H + Br- + H2O
2OH- 2OH-
OBr- + H2O Br- + 2 OH-
d. Menambah elektron untuk menyeimbangkan muatan
HPO32- + 3OH - PO43- + 2H2O + 2e
OBr- + H2O + 2e Br- + 2 OH-

HPO32- + OBr- + OH- PO43- + Br- + H2O


Cara perubahan bilangan oksidasi
Tuliskan pereaksi dan hasil reaksi
Tandai unsur-unsur yang mengalami perubahan bilangan
oksidasi
Setarakan jumlah unsur yang mengalami perubahan
bilangan oksidasi di ruas kiri dan kanan persamaan reaksi
Hitung berkurang dan bertambahnya bilangan oksidasi
Samakan jumlah berkurang dan bertambahnya bil.
oksidasi
Samakan jumlah muatan di ruas kiri dan kanan dengan
menambahkan H+ bila larutan bersifat asam atau OH - bila
larutan bersifat basa
Tambahkan H2O untuk menyamakan jumlah atom H diruas
kiri dan kanan
Contoh : Setarakan reaksi berikut dalam suasana
asam
Fe2+ + MnO4- Fe3+ + Mn2+
Jawab :
Tahap 1. Fe2+ + MnO4- Fe3+ + Mn2+
Tahap 2. 3
Fe2+ + MnO4- Fe3+ + Mn2+
+2 +7 +3 +2
Tahap 4. -5
+1

Fe2+ + MnO4- Fe3+ + Mn2+


+2 +7 +3 +2

Tahap 5.
5Fe2+ + MnO4- 5 Fe3+ + Mn2+
Tahap 6
5Fe2+ + MnO4- + 8H+ 5Fe3+ + Mn2+
Tahap 7
5Fe2+ + MnO4- + 8H+ 5 Fe3+ + Mn2+ + 4H 2O
Dalam Suasana Basa
Contoh :
Al + NO3- AlO2- + NH3
Tahap 1 :
Al + NO3- AlO2- + NH3
Tahap 2,3
Al + NO3- AlO2- + NH3
0 +5 +3 -3
Tahap 4 -8
+3

Al + NO3- AlO2- + NH3


0 +5 +3 -3

Tahap 5
8Al + 3 NO3- 8AlO2- + 3NH3
Tahap 6
8 Al + 3 NO3- + 5OH- 8AlO2- + 3NH3
Tahap 7
8Al + 3 NO3- + 5OH- + 2H2O 8AlO2- + 3NH3
Ekivalen Redoks
Suatu ekivalen oksidator adalah sejumlah oksidator
yang dapat menerima satu mol elektron
Suatu ekivalen reduktor adalah sejumlah reduktor
yang dapat menerima satu mol elektron
Contoh : KMnO4 berubah jadi Mn2+

Satu ekivalen KMnO4 = 158/5 = 31,6 g


Bilangan oksidasi dari 7 menjadi 2 = 5
Potensial oksidasi reduksi standar untuk
reaksi-reaksi biokimia
Potensial Redoks
Sistem Oksidasi Reduksi Standar ( G0 )
Asetat + 2H+ + 2e Asetaldehid -0,60
Asetoasetat + 2 H+ + 2 e hidroksibutirat -0,42
NAD+ + 2H+ +2e NADH + H + -0,35
Asetaldehid + 2H+ + 2e Etanol -0,32
Pyrupat + 2 H+ +2e Asam laktat -0,20
Oksalaseta 2 H+ +2e Malate -0,19
O2 + 2H+ 2e H2O + 0,82
Persamaan Nernst

2,3 RT (Oksidasi )
EE 0
log
nF ( reduksi)

E = Potensial yang diamati dengan seluruh


konsentrasi 1 M
E0 = Potensial standar
R = Tetapan gas
n = Jumalah elektron yang ditaransfer
F = Bilangan Faraday
T = Suhu
Perubahan Energi Bebas dalam
Redoks
G 0
nFE 0
BIOENERGETIKA
OKSIDASI BIOLOGI
RANTAI PERNAPASAN
FOSFORILASI OKSIDATIF
SIKLUS ASAM SITRAT
Oleh:
Dr. T. Helvi Mardiani, M.Kes
BIOENERGETIKA
Thermodinamika biokimia / perubahan energi yang
menyertai reaksi-reaksi biokimia
Energi bebas :bagian energi total yang tersedia untuk
kerja bermanfaat
Gangguan keseimbangan energi:
Malnutrisi marasmus
Starvasi cadangan energi jaringan habis
- Obesitas penyimpanan energi berlebihan
BIOENERGETIKA
Sumber energi bebas pada organisme hidup adalah
reaksi oksidatif
Reaksi oksidatif menghasilkan energi yang disimpan
dalam bentuk senyawa phospat berenergi dan
sedikit dalam bentuk panas

Hukum dasar aliran energi:


1. Total energi sebuah sistem adalah konstan
2. Entropi total sebuah sistem meningkat pada proses
yang berlansung spontan
BIOENERGETIKA

Pada suhu dan tekanan yang konstan : hubungan


perubahan energi bebas dan perubahan entropi dalam
reaksi biokimia : G = E - T S dimana
G : prubahan energi bebas
E : perubahan total energi internal reaksi
T : suhu absolut
S : entropi
BIOENERGETIKA
Bila G negative : reaksi spontan / eksergonik dan
irreversible
G positive : reaksi endergonik (berlangsung bila
ada energi bebas )
G nol : sistem dalam kesetimbangan
Proses endergonik harus menjadi komponen dari
sistem eksergonik-endergonik
Dalam sistem biologi , rangkaian proses eksergonik-
endergonik butuh zat antara senyawa phosfat
berenergi
A

E
D

B C

Transfer of free energy from an exergonic to an endergonic


reaction via a high-energy intermediate coumpound
A

Chemical
energy

C B

A + C B + D + Heat

Coupling of an exergonic to an endergonic reaction


Senyawa-senyawa berenergi tinggi
1. Ikatan anhidrida : ATP , ADP
1,3biphosfogliserat
2. Ikatan enolphosfat : phosfoenolpiruvat
3. Ikatan phosfoguanidin : kreatinphosfat ,
argininphosfat
4. Lainnya : thiol ester (ko-A-SH) , ACP , UDPG,
metionin aktif, PRPP
ATP merupakan senyawa pembawa energi tinggi
utama pada sel hidup (transducer energi pada
sistem eksergonik- endergonik)
Endergonic
processes

1 Syntheses

2
Muscular
contraksion
Exergonic
reactions E

Nervous
3 excitation

Active
transport
4
BIOENERGETIKA
ATP nukleotida , mengandung adenin , ribosa dan
tiga gugus phosfat
Dua dari tiga phosphatnya adalah an hidrida phosfat
Berfungsi seb agai kompleks dengan Mg
Depot ATP /ADP kecildikonsumsi terus menerus
dibentuk dengan kecepatan tinggi
Sumber utama gugus phosfat energi tinggi :
1. Fosforilasi oksidatif
2. Glikolisis
3. Siklus krebs
Table. Standard free energy of hydrolysis of some
organophospates of biocemical importance.
GO
COMPOUND
kJ/mol Kcal/mol
Phosphoenolpyruvate -61.9 -14.8
Carbomoyl phosphate -51.4 -12.3
1,3-Bisphophoglycerate -49.3 -11.8
(to 3-phosphoglycerate) -43.1 -10.3
Creatine phosphate
ATP ADP + Pi -30.5 -7.3
ADP AMP + Pi -27.6 -6.6
Pyrophosphate -27.6 -6.6
Glucose 1-phosphate -20.9 -5.0
Fructose 6-phosphate -15.9 -3.8
AMP -14.2 -3.4
Glucose 6-phosphate -13.8 -3.3
Glycerol 3-phosphate -9.2 -2.2
OKSIDASI BIOLOGI

Reaksi oksidasi :pelepasan elektron


Reaksi reduksi :penerimaan elektron
Potensial oksidasi reduksi ( Eo ) : perubahan
energi bebas pada reaksi oks-red yang sebanding
dengan kecendrungan tiap reaktan melepas atau
menerima elektron
Pada sistem biologi Eo diukur pada PH 7 dan
potensial elektroda ion H 0,42 volt tabel Eo
pada beberapa sistem oksidasi
System EO volts
H+/H2 -0.42
NAD+/ NADH -0.32
Lipoate; ox / red -0.29
Acetoacetate/ 3 hydroxybutyrate -0.27
Pyruvate/ lactate -0.19
Oxaloacetate/ malate -0.17
Fumarate/ succcinate +0.03
Cytochrome b; Fe3+/Fe2+ +0.08
Ubiquinone; ox/red +0.10
Cytocrome c1; Fe3+/Fe2+ +0.22
Cytocrome a; Fe3+/Fe2+ +0.29
Oxygen/ water +0.82
Enzymdalam
Enzym dan redoks
ko-enzym yang
terlibat dalam reaksi oks-red
adalah enzym kelas I
(oksidoreduktase ) dengan 4
sub kelas :
oksidase
dehidrogenase
hidroperoksidase
oksigenase
Enzym oksidase
Mengkatalisa pelepasan ion H dari substrat dan O2
sebagai akseptor
Membentuk H2O atau H2O2
Dibedakan mengandung tembaga dan
flavoprotein
Sitokrome oksidase ( sit.a.a3 ) adalah :
Hem protein mengandung tembaga
dua heme mengikat Cu (gugus prostetik)
Komponen akhir rantai respirasi
Enzym oksidase

Oksidase berupa flavoprotein FMN atau FAD


(dibentuk dari riboflavin)
Ko-enzym terikat kuat, non kovalen dengan
apoenzymnya tidak bebas berdissosiasi
Antara lain : asam L amino oksidase (ginjal) , xantin
oksidase (ileum, ginjal, hati ) , aldehide oksidase
(hati) dan glukosa oksidase (jamur)
AH2 1/
2
AH O2
(Re O2 2
d)

OXIDA OXIDA
SE SE

A H2O A H2O2
(OX A B
)

Oxidation of a metabolite catalyzed by an oxidase


(A) forming H2O, (B) forming H2O2
Dehidrogenase

Tidak menggunakan O2
Punya 2 fungsi utama :
1. Pemindah ion H dalam reaksi oks-red
spesifik untuk substratnya, tapi menggunakan
ko-enzym bersama reversibel
pada reaksi oksidasi fase an-aerob
2. Komponen rantai respirasi
Dehidrogenase
Dehidrogenase dengan ko-enzym NAD
-enzym spesifik dengan ko-enzym NAD atau
NADP (dibentuk dari niacin)
-ko-enzym dapat berdissosiasi bebas dari
apoenzym
-umumnya mengkatalisa reaksi oks-red dalam
metabolisme oksidatif ( glikolisis , TCA cycle , rantai
respirasi )
-enzym-NADP untuk sintesa reduktif (
sintesa asam lemak dan steroid ) dan PMP-
shunt
Dehidrogenase

Dehidrogenase dengan riboflavin


-sebagian besar adalah enzym
pengangkut elektron dalam rantai respirasi
-NADH dehidrogenase: pengangkut
elektron dari NADH atau komponen dengan E0 lebih
tinggi lainnya
-suksinat Dase , asil ko-A Dase , gliserol
3 p Dase (mt) membawa elektron dari substrat ke
rantai respirasi
Dehidrogenase

Sitokrome sebagai dehidrogenase


-sitokrome adalah dehidrogenase
kecuali sit.oksidase
-carrier elektron dari flavoprotein ke
sitokrome oksidase pada rantai respirasi
-sitokrome adalah hem-protein
(porfirin-Fe++)
-atl: sit b , c1 , c , a , a3 (rantai respirasi)
dan sitP450 , sit b5 (retikulum endoplasma)
AH2 Carrier BH2
(Red (OX) (Red
) )

A Carrier-H2 B
(OX) (Red (OX)
)
DEHYDROGENASE DEHYDROGENASE
SPECIFIC FOR A SPECIFIC FOR B

Oxidation of a metabolite catalyzed by coupled


dehydrogenases
Hidroperoksidase
H2O2 atau peroksida an-organik sebagai substrat
Ada 2 jenis : -Peroksidase dan
-Katalase
Melindungi tubuh dari senyawa peroksida
membentuk radikal bebas merusak membran
sel dan organella sel menyebabkan
atherosclerosis dan cancer
Hidroperoksidase

Peroksidase
Mereduksi peroksida menjadi air butuh akseptor
elektron lain (vit c, quinon, sit c):
H2O2 + AH2 2H2O + A
Terdapat pada tumbuhan, susu, eritrosit leukosit,
trombosit dan jaringan yang aktif dalam
metabolisme eikosanoid
Glutathion peroksidase dengan Se
menghancurkan H2O2 dan hidroperoksida lipid
melindungi membran dan Hb
Katalase
Menggunakan H2O2 sebagai donor dan
akseptor elektron:
2 H2O2 2H2O + O2
Selain sebagai peroksidase, Katalase dapat
menggunakan satu molekul H2O2 sebagai donor
elektron dan satunya lagi sebagai akseptor
elektron
Menetralisir produk oksidase (terdapat bersama di
banyak jaringan: darah, sst, mukosa, ginjal, liver)
AH2 A

AH2
A

O2 H2O2 CATALASE 2H2


OXIDASE
O

H2O2 O2

Role of catalase in the destruction of hydrogen peroxie


Oksigenase
Membawa dan menyatukan O2 ke substrat
Ada 2 sub kelompok :
1. Di-oksigenase / oksigen transferase
Menyatukan dua atom oksigen ke substrat:
A + O2 AO2
2. Mono oksigenase
Berfungsi campuran oksidase dan hidroksilase
menyatukan 1 atom oksigen ke substrat dan 1
atom lagi direduksi menjadi air
Mono oksigenase

Membutuhkan donor elektron tambahan (ko-


substrat):
A-H + O2 + ZH2 A-OH + H2O + Z
Sitokrome P450 dan sitokrome b5 sebagai ko-substrat:
NADH dan NADPH sumber ekivalen pereduksi
untuk mereduksi sitokrome
- Pada mikrosom sel hati detoksifikasi: hidroksilasi
benzpyren, aminopyrin, aniline, morfin dan
benzphetamin larut ekskresi
Sitokrom P450 mt pada kortek adrenal, testis,
ovarium dan plasenta biosintesa hormon
steroid (hidroksilasi kolesterol pada C22 dan C20)
Sitokrom pada kortek adrenal enam kali lebih
banyak dari sitokrom pada rantai respirasi
Sitokrome P450 mt pada ginjal metabolisme vit
D (hidroksilasi 2,5 hidroksikolekalsiferol)
Sitokrom P450 mt pada liver biosintesa asam
empedu (hidroksilasi kolesterol)
Reactive Oxygen Species
Oksigen ada di mana saja dan terdistribusi dalam
berbagai organ
Oksigen yang menerima elektron tunggal
molekul tak stabil (ROS)
Radikal superoksid, hidrogen peroksida, radikal
hidroksil, singlet oksigen
ROS oksidatif stress inaktifasi enzym,
depolimerisasi polisaccarida, merubah DNA, auto-
oksidasi fosfolipid membran dsb
Radikal bebas super oksid (O2-)
Dibentuk dari hasil reduksi O2 oleh elektron
tunggal / univalen
Superoksid dismutase melindungi organisme
aerob menghilangkan O2- :
O2- + O2- + 2H+ H2O2 + O2
Superoksid dismutase terdapat pada sitosol (mgdg
Cu dan Zn ) serta mitokondria (mgdg- Mn) dalam
semua jaringan aerob
Pemaparan terhadap O2 atmosfir yang meningkat
peningkatan kadar enzym tsb
Rantai pernapasan
Kompleks enzym dalam mitokondria untuk re-
oksidasi ko-enzym dehidrogenase yang tereduksi
Transport ekivalen pereduksi dari komponen
dengan E0 lebih negatif ke positif diakhiri
dengan pengikatannya ke O2 molekuler
membentuk air
4 kompleks enzym:
NADH-Q reductase / I
Succinate-Q reductase / II
Cytochromes reductase / III
Cytochrome oxidase / IV
DEHYDROGENASE DEHYDROGENASE DEHYDROGENASE OXIDASE

Carrier Carrier Carrier


AH2 1 2 3 H2O
(Red) (Ox) (Red) (Ox)

Carrier-H2 Carrier Carrier-H2


A 2 3 1/ O2
1 2
(Ox) (Ox) (Red)
(Red)

Oxidation of a metabolite by dehydrogenases and finally


by an oxidase in a respiratory chain
AH2 NAD+ FpH2 2Fe3 H2O
+

Substrate Flavoprotein Cytochrome


s
A NADH Fp 2Fe2 1/
2
+ O2
H+ H+ 2H+ 2H+

Transport of reducing equivalents through the respiratory


chain
Mitokondria

Mitokondria membran luar, ruang antarmembran,


membran dalam dan matriks
Membran luar: permeabel, terdapat enzym monoamin
oksidase , asil ko-A sintetase , gliserol-p asil transferase
dan phosfolipase A
Membran dalam: permeabel selektif , berupa krista ,
terdapat enzym gliserol 3-p Dase dan suksinat Dase
Ruang antar membran: komposisi sama dengan
sitoplasma, terdapat enzym adenilat kinase dan
kreatinin kinase
Matriks: terdapat enzym siklus krebs dan
enzym -oksidase
A B MATRIX
F1 subunits
OUTER F0 subunits
Phosphorylating MEMBRANE
B complexes
INNER
MEMBRANE

MATRIX

Sonication
Cristae

INNER
MEMBRANE
OUTER
MEMBRANE
Submitochondrial particel
Formed from fragments of
the inner membrance
Rantai pernapasan

Substrat masuk dalam rantai respirasi melalui


kompleks I atau II karena E0
Co-Q (ubiquinon) carrier tambahan yang
menghubungkan flavoprotein dengan sit.b
Carrier lain: protein Fe-S (non-hem) pada Fp dan sit b
Sit c dan co-Q merupakan komponen yang mobile
penghubung ke kompleks lain yang terfiksasi
Sitokrom oksidase memakai 2/3 O2 sel
(irreversibel)
Transport elektron di rantai respirasi energi
yang diubah menjadi ATP oleh ATP sintetase
(kompleks fosforilasi)
Proline Succin
3-Hydroxyacyl- ate
CoA Cholin
3- e
Pyruvat Hydroxybutyrate Fp
e Glutamate (FAD)
Malate FeS
Isocitrate
Fp Fp Cyt aa3
Lipoate Cyt b Cyt c1 Cyt O2
(FAD) NAD (FMN) Q
FeS Cu
FeS c
FeS
- ETF
Fp FeS : Iron-sulfur
Ketoglutarate (FAD)
(FAD) protein
FeS ETF : Electron-
Fp transferring
(FAD) flavoprotein
Fp : Flavoprotein
Acyl-CoA Q : Ubiquinone
Sarcosine Cyt : Cytochrome
Glycerol 3-phosphate Dimethylglycin
Fosforilasi oksidatif

Fosforilasi ADP oleh Pi yang terangkai dengan rantai


respirasi dan menghasilkan ATP
Oksidasi substrat melalui NADH-dehidrogenase di
rantai respirasi 3 mol ATP / mol O2
Oksidasi substrat melalui flavoprotein-dehidrogenase di
rantai pernapasan 2 mol ATP / mol O2
Fosforilasi di tingkat substrat (luar rantai respirasi)
menghasilkan energi lebih kecil (GTP/ATP pada
siklus krebs, ATP pada glikolisis di sitoplasma)
Laju rantai pernapasan

Dikontrol oleh [ADP]


Oksidasi di rantai respirasi tdk berlangsung bila tidak
disertai fosforilasi ADP
Status pengendalian respirasi (Chance & William):
1. Tersedia ADP dan substrat cepat
2. Hanya tersedia substrat
3. Substrat dan komponen lainnya cukup
kapasitas maksimal
4. Hanya tersedia ADP sel istirahat
5. Hanya tersedia O2 kapasitas jenuh
Inhibitor rantai pernapasan
Inhibitor rantai respirasi
Bekerja di 3 tempat :
1. Menghalangi transport elektron dari Fe-S ke co-Q
(barbiturat, pierisidin-A, rotenon, karboksin, TTFA)
Inhibitor kompetitif suksinat Dase (malonat)
2. Menghalangi transport elektron dari sit b ke sit c
(dimerkaprol, anti mycin A)
3. Inhibitor sitokrom oksidase (H2S, CO, CN)
Inhibitor phosforilasi oksidatif

Inhibitor phosforilasi
contoh : oligomycin , atraktilosida
Un-couplers ( pemutus rangkaian oksidasi dan
phosforilasi )
contoh : dinitrophenol , dinitrokressol ,
pentachlorophenol , chloro carbonil cianida
phenilhidrazon ( cccp )
FAD
Succinate
FeS
H2S
BAL CO
Antimycin A CN -

Complex I Complex III Complex IV

NADH FMN, FeS Cyt b, FeS, Cyt c Cyt a Cyt a3 O2


Q
Cyt C1 Cu Cu

Piericidin A
Amobarbital
Rotenone Uncouplers
Uncouplers

Oligomycin
Oligomycin

ADP + P1 ATP ADP + P1 ATP ADP + P1 ATP


Mekanisme phosforilasi oksidatif
Teori kimia osmotik ( Peter Mitchell )
- Rantai pernapasan merupakan pompa proton
ion H+ diejeksikan keruang antar membran
mitokondria perbedaan potensial elektrokimia
mengaktifkan ATP sintetase
ATP sintetase / kompleks fosforilasi diaktifkan bila
ada aliran balik 3 H+ melalui Fo (unit kompleks
fosforilasi)
Transport ATP dari matrik mt ke ruang
antar membran 1 H+
Mekanisme phosforilasi oksidatif

Kompleks phosforilasi tersebar dalam permukaan


membran dalam mt terdiri dari subunit protein
(F1) yang menjulur ke matriks dan melekat pada
protein membran (F0)
F1 berlangsungnya mekanisme fosforilasi
F0 kanal proton
Kompleks I translokasi 4 H+ , kompleks III
translokasi 2H+, kompleks IV translokasi
4H+ / pasangan elektron
Transport metabolite di mitokondria

-Anion antiport OH- dan kation antiport H+ transport


metabolite terionisasi
-Permeabel bebas untuk molekul kecil tidak bermuatan
O2 , H2O , CO2 , NH3 dan asam-asam monokarboksilat
(3 hidroksi butirat, asetoasetat )
-Asam lemak rantai panjang carnitin, asam piruvat
symport H-
-Anion dikarboksilat / trikarboksilat carrier khusus
yang terhubung Pi penetrasi sebagai H2PO4-
yang antiport OH-
Transport metabolite di mitokondria

contoh : malat HPO42-


sitrat malat / Pi
ketoglutarat malat / Pi
- Transporter nukleotida adenin ADP antiport ATP
-Transport oksaloasetat transaminasi dgn glutamat:
OA + Glutamat ketoglutarat + Aspartat
keluar dari mitokondria transaminasi kembali di
sitosol
NADH ekstramitokondria

- NADH impermeabel pada membran mt


- NADH sitosol kerja 3-phosfogliserat
dehidrogenase (glikolisis)
- Kondisi aerob, tidak berakumulasi teroksidasi
di rantai respirasi
- Masuk ke mitokondria dgn mekanisme pasangan
substrat:
1. Gliserofosfat shutlle
2. Malat shutlle.
Oksidasi NADH ekstramitokondria
Glycerophosphat shuttle hanya menghasilkan 2
ATP / O2 (otak, otot, adipose, liver, sedikit pada
jantung) dapat melawan gradien konsentrasi
NADH mt-sitosol, merugi 1 ATP
Malate shuttle lebih umum, lebih kompleks
karena oksaloasetat impermeabel di membran mt
(utama pada jantung dan liver)
berlangsung bila ratio NADH/NAD sitosol > mt
OUTER INNER
MEMBRANE MEMBRANE

MITOCHONDRION
CYTOSOL

NAD+
Glycerol 3- Glycerol 3-
phosphate phosphate
FAD
GLYCEROL-3- GLYCEROL-3-
PHOSPHATE PHOSPHATE
DEHYDROGENASE DEHYDROGENASE
(CYTOSOLIC) (MITHOCONDRIAL)

Dehydroxyacetone Dehydroxyacetone
NADH + phosphate FDH2
phosphate
H+

Respiratory Chain

Glycerophosphate shuttle for transfer of reducing equivalents from the cytosol


into the mitochondrion
INNER
MAMBRAN
CYTOSOL E MITHOCOND
RION
1
NAD Malat Malate NAD
+ e +

MALATE MALATE
DEHYDROGENASE DEHYDROGENASE
NADH NADH
+H+ Oxaloacetat -KG -KG Oxaloacetat +H+
e e
TRANSAMI TRANSAMI
NASE NASE
Glutamate Asp Asp Glutamate

H+ H+

Malate shuttle for transfer of reducing equivalents from the cytosol


into the mitocondrion. 1. Ketoglutarate transporter, 2. glutamate-
aspartate transporter (note the proton symport with glutamate)
Creatin fosfat

Gerakan bolak balik creatin phosfat


- Creatin-p sebagai distributor energi
yang dinamis membawa ~ P dari ATP mitokondria
di jaringan aktif
-Isoenzym creatin kinase (CKm) di
ruang antar membran mitokondria, mengkatalisa:
~ P(ATP) + creatin creatin-P , sitosol
melalui pori membran menjadi sumber
ATP ekstramitokondria
H

P N CREATINE H2N
KINASE

C NH C NH

N H3C N

GO = 12.6
COO- kJ/mol COO-

Creatine
Creatine
phosphate
Siklus asam sitrat
Siklus krebs atau siklus asam trikarboksilat
Rangkaian reaksi di mitokondria mengoksidasi
asetil ko-A ko-enzym tereduksi substrat bagi
rantai respirasi
Berfungsi: lintasan akhir oksidasi aerobik untuk
karbohidrat, lipid dan protein
Berperan penting: glukoneogenesis, lipogenesis
dan transaminasi asam amino
Berlangsung di semua jaringan (fungsi
oksidasi), paling sempurna pada liver
Siklus asam sitrat
Melalui 8 tahapan reaksi: Asetil ko-A dan
oksaloasetat sitrat, pembentukan kembali
oksaloasetat pada akhir reaksi
Oksaloasetat berperan sebagai katalitik
Enzym: citrat synthase, aconitase, isocitrat d-ase,
ketoglutarate d-ase, succinate thiokinase,
succinate d-ase, fumarase, malat d-ase
Enzym siklus krebs juga ada di sitosol, kecuali:
ketoglutarate d-ase dan succinate d-ase
(membran dalam mt)
Citric acid cycle
Siklus asam sitrat
1. Asetil ko-A + OA + H2O sitrat + co-A + H+
(citrate synthase, irreversibel)
2. Sitrat cis aconitat + H2O isositrat
(aconitase)
3. Isositrat + NAD+ ketoglutarat + CO2 + NADH
(isositrat d-ase, Mg, Mn)
4. ketoglutarat + NAD+ + co-A succinyl co-A +
NADH + CO2 ( ketoglutarat d-ase)
5. Succinyl co-A + Pi + GDP succinate + co-A +
GTP (succinate thiokinase)
Siklus asam sitrat
6. Succinate + FAD fumarate + FADH2 (succinate
d-ase)
7. Fumarate + H2O malate (fumarate hidratase /
fumarase)
8. Malate + NAD oksaloasetat + H+ + NADH
(malat d-ase)
Dua CO2 dibebaskan
Terbentuk 3 NADH dan 1 FADH2 11 ATP
Satu ATP / GTP dihasilkan dari fosforilasi tingkat
substrat
Siklus asam sitrat
Diregulasi: O2, NAD, FAD, ADP, Ca++
Peran vitamin B:
riboflavin: FAD ketoglutarat d-ase, succinate d-
ase
Niacin: NAD isositrat d-ase, ketoglutarat d-ase,
malate d-ase
thiamin: thiamin difosfat ketoglutarat d-ase
asam pantotenat: struktur co-A
Peran dalam metabolisme
Amfibolik oksidatif (katabolik) dan sintesa
(anabolik)
Glukoneogenesis: senyawa antara siklus berpotensi
glukogenik (dari oksaloasetat glukosa)
fosfoenolpiruvat karboksikinase
Substrat glukoneogenesis:
Laktat
Glycerol
Asam amino glukogenik
propionat
Peran dalam metabolisme
Transaminasi oleh aminotransferase:
- Senyawa antara siklus sumber rangka karbon
sintesa asam amino non essensial (reversible
membentuk senyawa antara siklus)
Piruvat alanin, Oksaloasetat aspartat,
ketoglutarat glutamat
Transaminasi melibatkan 2 asam amino
dan 2 asam karboksilat :
aspartat + piruvat OA + alanin
glutamat + piruvat ketoglutarat + alanin
Peran dalam metabolisme
Asetil ko-A bahan baku utama sintesa asam
lemak rantai panjang (lipogenesis)
Berlangsung diluar mitokondria lebih dulu
membentuk sitrat di sitosol kembali menjadi
asetil ko-A oleh ATP citrate lyase
Enzym kunci siklus krebs:
Citrate synthase
Isocitrate d-ase
ketoglutarat d-ase
General Principles of
Pharmacology

Dep. Farmakologi & Terapeutik,


Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara

16 Februari 2010, FKG USU, Medan


How to use this powerpoint
presentation
This supplements the other course material
You can view it on line or download it to your
computer and view it without being connected to
the internet.
Work through the presentation at the start of the
course and note any issue which are not clear.
Read up on areas that you are not familiar with and
revisit the presentation from time to time.
Try the powerpoint based exercises
What is clinical pharmacokinetics ?
Study of the time course of a drugs movement
through the body.

Understanding of what the body does to (or


with) the drug.

Application of Therapeutic Drug Monitoring


(TDM) and individualisation of drug therapy.
Outline
Review of Concepts
Clearance, K, Half-Life, Volume of Distribution
Therapeutic drug Monitoring

Pharmacokinetic Drug Interactions

Cases

Discussion/Questions
Pharmacokinetics (PK) &
pharmacodynamics (PD)

PK - What the body does to the drug?


Absorption; distribution, metabolism, excretion (ADME)

PD - What the drug does to the body?


Drug concentration at the site of action or in the
plasma is related to a magnitude of effect
Pharmacokinetics (PK) and
pharmacodynamics (PD)

Plasma Site
Dose Concen- of Effects
tration Action

PK PD
Pharmacokinetics vs
Pharmacodynamicsconcept
Fluoxetine increases plasma concentrations of
amitriptyline. This is a pharmacokinetic drug
interaction.

Fluoxetine inhibits the metabolism of amitriptyline


and increases the plasma concentration of
amitriptytline.
Pharmacokinetics vs
Pharmacodynamicsconcept
If fluoxetine is given with tramadol serotonin
syndrom can result. This is a pharmacodynamic
drug interaction.

Fluoxetine and tramadol both increase availability


of serotonin leading to the possibility of serotonin
overload This happens without a change in the
concentration of either drug.
Basic Parameters
In the next few slides the basic concepts and
paramaters will be described and explained.

In pharmacokinetics the body is represented as a


single or multiple compartments in to which the
drug is distributed.

Some of the parameters are therefore a little


abstract as we know the body is much more
complicated !
Volume of Distribution, Clearance and
Elimination Rate Constant
V

Volume 100 L

Clearance
10 L/hr
Volume of Distribution, Clearance and
Elimination Rate Constant
V
V2
Cardiac and
Skeletal Muscle

Volume 100 L (Vi)

Clearance
10 L/hr
V2
Cardiac and
Skeletal Muscle
V
Volume 100 L (Vi)

Clearance
10 L/hr

Volume of Distribution =

Dose_______
Plasma Concentration
V2
Cardiac and
Skeletal Muscle
V
Volume 100 L (Vi)

Clearance
10 L/hr

Clearance =
Volume of blood cleared of drug per unit time
V2
Cardiac and
Skeletal Muscle
V
Volume 100 L (Vi)

Clearance
10 L/hr

Clearance = 10 L/hr
Volume of Distribution = 100 L
What is the Elimination Rate Constant (k) ?
CL = kV
k = 10 Lhr -1 = 0.1 hr -1
100 L

10 % of the Volume is cleared (of drug) per hour


k = Fraction of drug in the body removed per hour
CL = kV
If V increases then k must decrease as
CL is constant
Important Concepts
VD is a theoretical Volume and determines the
loading dose
Clearance is a constant and determines the
maintenance dose
CL = kVD
CL and VD are independent variables
k is a dependent variable
Volume of Distribution
Apparent volume of distribution is the
theoretical volume that would have to be
available for drug to disperse in if the
concentration everywhere in the body
were the same as that in the plasma or
serum, the place where drug
concentration sampling generally occurs.
Volume of Distribution
An abstract concept

Gives information on HOW the drug is distributed


in the body

Used to calculate a loading dose


Loading Dose

Dose = Cp(Target) x VD
Question
What Is the is the loading dose required fro drug A
if;
Target concentration is 10 mg/L
VD is 0.75 L/kg
Patients weight is 75 kg

Answer is on the next slide


Answer: Loading Dose of Drug A

Dose = Target Concentration x VD


VD = 0.75 L/kg x 75 kg = 56.25 L
Target Conc. = 10 mg/L
Dose = 10 mg/L x 56.25 L
= 565 mg
This would probably be rounded to 560 or even 500
mg.
Clearance
Ability of organs of elimination (e.g. kidney, liver to
clear drug from the bloodstream
Volume of fluid which is completely cleared of drug
per unit time
Units are in L/hr or L/hr/kg
Pharmacokinetic term used in determination of
maintenance doses
Maintenance Dose
Calculation

Maintenance Dose = CL x CpSSav

CpSSav is the target average steady state drug


concentration

The units of CL are in L/hr or L/hr/kg

Maintenance dose will be in mg/hr so for total daily


dose will need multiplying by 24
Question
What maintenance dose is required for drug A if;
Target average SS concentration is 10 mg/L
CL of drug A is 0.015 L/kg/hr
Patient weighs 75 kg

Answer on next slide.


Answer
Maintenance Dose = CL x CpSSav

CL = 0.015 L/hr/kg x 75 = 1.125 L/hr

Dose = 1.125 L/hr x 10 mg/L


= 11.25 mg/hr

So will need 11.25 x 24 mg per day


= 270 mg
Half-Life and k
Half-life is the time taken for the drug
concentration to fall to half its original value
The elimination rate constant (k) is the fraction of
drug in the body which is removed per unit time.
Drug Concentration
C1

Exponential decay
dC/dt C
= -k.C
C2

Time
Log Concn.
C0

C0/2
t1/2

t1/2

t1/2

Time
Time to eliminate ~ 4 t1/2
Integrating:
Cp2 = Cp1.e-kt

Logarithmic transform:
lnC2= lnC1 - kt
logC2 = logC1 - kt/2.303
Elimination Half-Life:
t1/2 = ln2/k

t1/2 = 0.693/k
Steady-State
Steady-state occurs after a drug has been given for
approximately five elimination half-lives.
At steady-state the rate of drug administration
equals the rate of elimination and plasma
concentration - time curves found after each dose
should be approximately superimposable.
Accumulation to Steady State
100 mg given every half-life

194 200
187.5
175
150

100

97 100
87.5 94
75
50
C
Cpav

Four half lives to reach steady state


What is Steady State (SS) ?
Why is it important ?
Rate in = Rate Out

Reached in 4 5 half-lives (linear kinetics)

Important when interpreting drug concentrations in


TDM or assessing clinical response
Therapeutic Drug
Monitoring
Some Principles
Therapeutic Index

Therapeutic index = toxic dose/effective dose

This is a measure of a drugs safety


A large number = a wide margin of safety
A small number = a small margin of safety
Drug Concentrations May Be
Useful When There Is:

l An established relationship between


concentration and response or toxicity
l A sensitive and specific assay
l An assay that is relatively easy to perform
l A narrow therapeutic range
l A need to enhance response/prevent
toxicity
Why Measure
Drug Concentrations?

Lack of therapeutic response


Toxic effects evident
Potential for non-compliance
Variability in relationship of dose and
concentration
Therapeutic/toxic actions not easily
quantified by clinical endpoints
Potential for Error When
Using TDM
Assuming patient is at steady-state

Assuming patient is actually taking the drug


as prescribed

Assuming patient is receiving drug as prescribed

Not knowing when the drug concentration was measured in


relation to dose administration

Assuming the patient is static and that changes in


condition dont affect clearance

Not considering drug interactions

Anda mungkin juga menyukai