Anda di halaman 1dari 31

REFERAT

PEMBIMBING: Nama : Mitra Aidina


dr. Adhi Pemana, Sp. PD NIM : 71 2015 052
Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat
peningkatan tekanan darah. Tekanan darah
(TD) ditentukan oleh dua faktor utama yaitu
curah jantung dan resistensi perifer
Hipertensi

Diperkenaikan kasus Di Indonesia prevalensi terbanyak berkisar


hipertensi di negara antara 6 sampai dengan 15%, tetapi angka
berkembang tahun 2025 80 prevalensi yang rendah terdapat di
% dari sejumlah 639 juta Ungaran, Jawa Tengah sebesar 1,8% dan
kasus di tahun 2000 Lembah Balim Pegunungan Jaya Wijaya,
Irian Jaya sebesar 0,6% sedangkan angka
prevalensi tertinggi di Talang Sumatera
Barat 17,8%
Penderita hipertensi yang tidak terkontrol
sewaktu - waktu bisa jatuh kedalam keadaan
gawat darurat. Diperkirakan sekitar 1-8%
penderita hipertensi berlanjut menjadi krisis
hipertensi, dan banyak terjadi pada usia
sekitar 30-70 tahun.
Hipertensi adalah penyakit yang terjadi akibat
peningkatan tekanan darah. Tekanan darah
(TD) ditentukan oleh dua faktor utama yaitu
curah jantung dan resistensi perifer
Krisis Hipertensi secara umum adalah
terjadinya peningkatan tekanan darah
diastolik (TDD) >120 mmHg. Termasuk dalam
kategori ini adalah pasien yang menderita
hipertensi emergensi, hipertensi urgensi atau
hipertensi berat.
Hipertensi darurat (Emergency Hypertension)
Keadaan dimana terjadi kenaikan tekanan darah yang
sangat tinggi disertai dengan kelainan/kerusakan
target organ yang bersifat progresif, sehingga
tekanan darah harus diturunkan dengan segera
(dalam menit sampai jam) agar dapat
mencegah/membatasi kerusakan target organ yang
terjadi
Hipertensi mendesak (Urgency Hypertension)
Keadaan dimana terjadi kenaikan tekanan darah
yang sangat tinggi tetapi tidak disertai dengan
kelainan/kerusakan target organ yang bersifat
progresif, sehingga penurunan tekanan darah
dapat dilaksanakan lebih lambat (dalam
hitungan jam sampai hari).
Sumber : Joint National Committee on prevention, detection, evaluation,
and treatment of High Blood Preassure. 2003
Akibat dari peningkatan mendadak TD yang
berat maka akan terjadi gangguan
autoregulasi disertai peningkatan mendadak
resistensi vaskuler sistemik yang
menimbulkan KOT dengan sangat cepat
Hipertensi

mengaktifkan sistem
Vasokontriksi
koagulasi bersama
endotelial pembuluh
adhesi platelet
darah
menyempitkan lumen

pelepasan zat-zat
inflamasi sitokin,
Disfungsi endotelial
endhotelial adhesion
molecule
2. Proses mediator endokrin
Peningkatan renin akan meningkatkan
vasokonstriktor kuat angiotensin II, hormon
aldosteron -> retensi air dan garam +
peningkatan resistensi perifer pembuluh
darah -> TD meningkat
Apabila TD meningkat terus -> terjadi natriuresis
sehingga seolah-olah terjadi hipovolemia dan
akan merangsang renin kembali untuk
membentuk vasokonstriktor angiotensin II ->
terjadi iskemia pembuluh darah -> hipertensi
berat atau krisis hipertensi
Gejala yang timbul umumnya adalah gejala
organ target yang terganggu,
Anamnesis
Riwayat hipertensi, lama dan beratnya.
Obat anti hipertensi yang digunakan dan
kepatuhannya.
Usia, sering pada usia 30 70 tahun.
Gejala sistem syaraf (sakit kepala, pusing, perubahan
mental, ansietas).
Gejala sistem ginjal (gross hematuri, jumlah urine
berkurang)
Gejala sistem kardiovascular (adanya payah jantung,
kongestif dan oedem paru, nyeri dada).
Riwayat penyakit glomerulonefrosis, pyelonefritis.
Riwayat kehamilan, tanda- tanda eklampsi.
Pemeriksaan Fisik
pengukuran tekanan darah dikedua lengan,
pengukuran tekanan darah yang dilakukan
minimal 2 kali tiap kunjungan oleh individu
yang sama dengan selang waktu 30 detik
setelah pengukuran pertama
Mencari kerusakan organ sasaran ( retinopati,
gangguan neurologi, payah jantung
kongestif, diseksi aorta ).
Pemeriksaan Penunjang
Darah rutin, BUN, creatirine, elektrolik, KGD.
urine : Urinelisa dan kultur urine.
EKG : 12 Lead, melihat tanda iskemi.
Foto dada : apakah ada oedema paru ( dapat
ditunggu setelah pengobatan terlaksana ).
Tujuan pengobatan pada keadaan darurat
hipertensi ialah menurunkan tekanan darah
secepat dan seaman mungkin yang
disesuaikan dengan keadaan klinis penderita

Pengobatan biasanya diberikan secara


parenteral dan memerlukan pemantauan
yang ketat terhadap penurunan tekanan
darah
Penurunan tekanan darah harus dilakukan
dengan segera namun tidak terburu-buru.
Penurunan tekanan darah yang terburu-buru
dapat menyebabkan iskemik pada otak dan
ginjal. Tekanan darah harus dikurangi 25%
dalam waktu 1 menit sampai 2 jam dan
diturunkan lagi ke 160/100 dalam 2 sampai 6
jam.
Medikasi yang diberikan sebaiknya per
parenteral (Infus drip, bukan injeksi). Obat
yang cukup sering digunakan adalah
Nitroprusid IV dengan dosis 0,25 ug/kg/menit.
Krisis hipertensi dibagi menjadi dua: hipertensi emergensi dan
hipertensi urgensi.

Hipertensi emergensi adalah keadaan dimana terjadi kenaikan


tekanan darah yang sangat tinggi disertai dengan
kelainan/kerusakan target organ yang bersifat progresif, sehingga
tekanan darah harus diturunkan dengan segera (dalam menit
sampai jam) agar dapat mencegah/membatasi kerusakan target
organ yang terjadi.
Gejala yang timbul umumnya adalah gejala organ target
yang terganggu, diantaranya nyeri dada dan sesak nafas
pada gangguan jantung dan diseksi aorta, mata kabur
pada edema papil mata, sakit kepala hebat gangguan
kesadaran dn lateralisasi pada gangguan otak, gagal ginjal
akut pada gangguan ginjal, disamping sakit kepala dan
nyeri tengkuk pada kenaikan tekanan darah pada
umumnya
Diagnosis ditegakkan berdasarkan tingginya
tekanan darah, gejala dan tanda keterlibatan
organ target
Tujuan pengobatan pada keadaan darurat hipertensi ialah
menurunkan tekanan darah secepat dan seaman mungkin yang
disesuaikan dengan keadaan klinis penderita.

Pengobatan diberikan secara parenteral dan memerlukan


pemantauan yang ketat terhadap penurunan tekanan darah.

Tekanan darah harus dikurangi 25% dalam waktu 1 menit sampai 2


jam dan diturunkan lagi ke 160/100 dalam 2 sampai 6 jam.
Prognosis hipertensi emergensi bervariasi sesuai
organ target yang terganggu. Kematian
sebabkan oleh uremia (19%), payah jantung
kongestif (13%), cerebro vascular accident
(20%),payah jantung kongestif disertai uremia
(48%), infrak Miokard (1%), diseksi aorta (1%).
TERIMA KASIH
WASSALAMUALAIKUM WR WB

Anda mungkin juga menyukai