Anda di halaman 1dari 18

Benny Sihombing

Pembimbing:
Dr. dr. Juliandi Harahap, MA

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2016
BAB 1 PENDAHULUAN
Andropause merupakan masalah kesehatan reproduksi
pada usia lanjut
Testosteron menurun 1% setiap tahunnya setelah usia 30
tahun
Defisiensi androgen
20% laki-laki pada usia 60-69 tahun
50% pada usia 80 tahun atau lebih
Hasil penelitian di Yogyakarta prevalensi andropause pada
120 responden pria usia 30 tahun ke atas pada tahun 2005
adalah sebesar 55,84%.
Andropause kualitas hidup
Tujuan
Untuk lebih mengerti dan memahami mengenai andropause
sebagai salah satu masalah kesehatan reproduksi pada
usia lanjut dan untuk memenuhi persyaratan dalam
mengikuti kegiatan KKS di Departemen Ilmu Kesehatan
Masyarakat, FK USU
Manfaat
Untuk menambah pengetahuan, terutama dalam dalam hal
studi literatur, baik bagi penulis maupun pembaca dan
masyarakat luas.
Untuk memberi edukasi kepada masyarakat.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Suatu istilah yang menggambarkan gejala-gejala klinis
yang kompleks pada laki-laki yang sudah mengalami
penuaan yang disebabkan oleh rendahnya kadar
testosteron akibat penurunan sekresi secara gradual
male climacteric
male menopause
defisiensi androgen pada pria tua
Penopause
Viropause
age dependent decrease in plasma testosterone, dan
low testosterone syndrome.
EPIDEMIOLOGI
Onset: 51-60 tahun, akan tetapi kejadian pada usia
35 tahun juga pernah dilaporkan
Sekitar 50% laki-laki sehat dengan usia >60 tahun
mempunyai kadar testosteron yang rendah
dibandingkan dengan kadar normal pada laki-laki
usia 20-40 tahun
Nilai incidence rate andropause adalah 12,3 per 1.000
orang per tahun
FAKTOR RISIKO
Faktor Lingkungan
Faktor Organik perubahan hormonal

Faktor Psikogenik
MANIFESTASI KLINIS
Fisik : Kurangnya daya tahan terhadap aktivitas fisik,
peningkatan berat badan yang berlebihan, sering terjatuh,
kecenderungan mengalami fraktur, kulit yang kering dan
kasar, anemia, dan infeksi berulang.
Psikologis : Mudah marah, kesulitan dalam menarik
kesimpulan, depresi, kurang percaya diri, pelupa, dan
insomnia.
Seksual : Penurunan libido, penurunan minat seks,
membutuhkan waktu yang lebih lama untuk ereksi, ereksi
penuh tidak sebaik ereksi yang sebelumnya, ejakulasi
melemah, dan penyusutan testis
PATOFISIOLOGI
testosteron pada proses penuaan berhubungan dengan penurunan
fungsi hipotalamus dan testikular.

GnRH

produksi LH oleh kelenjar pituitari (hipofisis)

Jumlah sel Leydig

Testosteron

Penurunan kadar testosteron serum menyebabkan peningkatan


gonadotropin serum, FSH, dan LH. Hal ini terjadi akibat umpan balik
negatif terhadap hipotalamus
DIAGNOSIS
Penelitian EMAS
3 gejala seksual (penurunan libido, ereksi pagi hari, an
disfungsi ereksi) + total testosteron <11 nmol/L dan kadar
testosteron bebas <220 pmol/L kriteria minimum untuk
diagnosis andropause
Kuesioner ADAM
Positif ya pada pertanyaan nomor 1 dan/atau nomor
7, atau 3 jawaban ya selain nomor tersebut.
Kuesioner ADAM
No Pertanyaan Y T
1 Apakah Anda mengalami penurunan libido?
2 Apakah Anda mengalami kekurangan energi?
3 Apakah Anda mengalami penurunan kekuatan atau daya tahan?
4 Apakah Anda kehilangan tinggi badan?
5 Apakah Anda merasa megalami penurunan kebahagiaan hidup?
6 Apakah Anda sedih dan/atau mudah marah?
7 Apakah ereksi Anda kurang kuat?
Apakah Anda akhir-akhir ini merasa mengalami penurunan kemampuan
8
berolahraga?
9 Apakah Anda tertidur setelah makan malam?
10 Apakah Anda merasa mengalami kemerosotan dalam bekerja?
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Penilaian Hormonal
Kadar testosteron, FSH, LH, estradiol, prolaktin, DHEA-S, dan
kortisol urin
Penilaian Umum
Pemeriksaan LFT, fungsi adrenal, dan fungsi tiroid
FBC, besi, vitamin B12, asam folat, dan gula darah
PSA
TATALAKSANA
TUJUAN UTAMA: untuk meningkatkan dan/atau
mempertahankan kadar normal testosteron
Perubahan gaya hidup
Menurunkan kadar estrogen
Meningkatkan produksi testosteron oleh testis
Suplementasi testosteron
EDUKASI
Kesehatan Reproduksi Lansia (KRL) adalah kondisi sehat
yang menyangkut sistem, fungsi, dan proses reproduksi
yang dimiliki oleh lansia

ANDROPAUSE BUKANLAH SUATU PENYAKIT !!!


EDUKASI
Proses
penuaan memperbesar terjadinya berbagai
gangguan: infeksi dan penyakit degeneratif
Upaya menyikapi krisis andropause
Menikmati kegiatan yang dikerjakan
Mengikuti kursus-kursus atau meneruskan kuliah lagi;
Melakukan kegiatan sosial dan seni budaya;
Menjalani karier baru
Saling memahami, memberi dan menerima dukungan dalam
keluarga;
Meningkatkan kekhusyukan dalam kehidupan spiritual.
EDUKASI
Upaya menyikapi krisis penuaan pada lansia
Polamakan yang baik dan benar, mengkonsumsi vitamin
dan zat penting lainnya, mempertahankan aktivitas fisik,
meningkatkan ketahanan mental spiritual
Andropause berpengaruh buruk kepada keluarga
BAB 3 KESIMPULAN & SARAN
KESIMPULAN
Andropause gejala-gejala klinis yang kompleks
pada laki-laki yang sudah mengalami penuaan
disebabkan oleh rendahnya kadar testosteron akibat
penurunan sekresi secara gradual
Andropause merupakan proses alami (natural process)
yang terjadi seiring dengan semakin bertambah tua
seseorang perlunya pengetahuan yang cukup
tentang Kesehatan Reproduksi Lansia
SARAN
Edukasi dari sarana pelayanan kesehatan mengenai
Kesehatan Reproduksi Lansia sebaiknya semakin
diperluas, khususnya mengenai andropause
Masyarakat sebaiknya berpartisipasi dalam upaya
penyebaran infromasi mengenai masalah-masalah
kesehatan reproduksi pada lansia dan mendukung
lansia dalam menyikapi krisis penuaan dan
andropause.

Anda mungkin juga menyukai