Anda di halaman 1dari 19

Memilih ilmu, guru, teman dan ketabahan berilmu

Nama kelompok 2:
1. DIAH AMBARINI
2. DIAN NADIYAH
3. SITI NUR FAIDAH

ILMU KEPERAWATAN STIKES SURYA GLOBAL


YOGYAKARTA
TAHUN AJARAN 2017/2018
Memilih ilmu, guru, teman dan ketabahan berilmu

Peserta didik hendaknya memilih ilmu yang terbaik dan ilmu yang
dibutuhkan dalam kehidupan agamanya pada waktu itu, lalu yang
untuk waktu mendatang.
Dalam memilih pendidik hendaknya mengambil yang lebih wara,
alim, berlapang dada dan penyabar.
Peserta didik hendaknya memilih teman yang tekun, wara, jujur, dan
mudah memahami masalah. Karena ilmu adalah perkara yang sangat
penting, tetapi juga sulit, maka bermusyawarah di sini menjadi lebih
penting dan diharuskan pelaksanaannya.
1. Ilmu yang harus dipelajari

bagi orang yang mencari ilmu sebaiknya mendahulukan


memilih/mempelajari ilmu yang dibutuhkan dalam
urusan-urusan agamanya, seperti ilmu tauhid. Jika tidak
belajar ilmu tauhid maka sama aja dia tidak memiliki
Tuhan karena itu hukum mempelajari ilmu Tauhid
Fardhu ain yaitu wajib dipelajari setiap orang-orang
yang sudah mukallaf (balig lagi beraqal).
2. Alasan imannya muqollid, sah namun
berdosa
Seorang muqollid sudah dianggap mencukupi ia tidak
berupaya menggali atau mencari dalilnya, namun
dengan hanya ia bertaqlid akan mendapatkan dosa
walaupun keimanannya sah.
3. Meluruskan pendapat yang kurang tepat dalam
masalah memilih ilmu
Dikatakan bahwa anjuran syeikh az-Zarnuji untuk hanya
mempelajari ilmu yang ditinggalkan oleh Nabi Saw dan
penerusnya itu malah akan menafikan cabang-cabang
ilmu keagamaan yang datang setelahnya sebagaimana
ilmu mantiq dan filsafat, dan juga diklaim bertentangan
dengan hadist Nabi Saw yaitu :
Hikmah adalah perbendaharaan yang hilang dari
orang beriman, dimanapun kalian temuka, ambillah.
4. Ilmu olah kata dan perdebatan

Para ulama menjelaskan perbedaan antara perdebatan


yang buruk dan dilarang dengan perdebatan yang baik
dan dianjurkan. Perdebatan yang buruk, menurut
mereka, di antaranya adalah perdebatan yang
mengandung hal berikut :
1. Berdebat dengan sikap sombong terhadap kebenaran,
2. Berdebat untuk menolak atau meruntuhkan kebenaran
dan membela kebatilan.
3. Berdebat tanpa ilmu pengetahuan sehingga hanya akan
terjerumus pada dusta dan fitnah.
Adapun perdebatan yang baik dan sesuai dengan anjuran Allah
swt jika perdebatan itu memenuhi hal-hal berikut ini :
1. Berdebat harus diniatkan ikhlas untuk mendapatkan keridhaan
Allah swt dan mencari kebenaran. Apabila telah jelas, sebaiknya
ikut dan terimalah kebenaran itu.
2. Asas yang mendasari perdebatan itu adalah hujjah (argumentasi,
teori, dan dalil).
3. Berdebat dilakukan dengan adab sopan santun, lemah lembut, dan
tidak mencaci maki.
4. Berdebat dilakukan kedua belah pihak yang hampir sama derajat
keilmuannya, keadilan, ketakwaan, menggunakan hujjah yang
kuat untuk menentang kebatilan, sehingga perdebatan itu berjalan
dengan baik dasar, tujuan, metode dan etikanya, dan akan terjadi
pemisahan antara hak dan batil.
5. Gambaran dalam hal memilih seorang guru
Seorang Guru, selain sebagai seorang manusia yang biasa menjalani
kehidupan sosial, karena statusnya itu, Guru tentu punya kelakuan khusus,
terutama dengan para pelajarnya, alasannya sederhana, karena guru adalah
panutan dimana setiap tingkah lakunya, gerak geriknya, ucapannya akan
jadi contoh yang utama bagi murid-muridnya.
1. diantara adab dan kelakuan yang harus di punyai seorang guru
diantaranya,adalah :
2. Menerima masalah yang dibawa oleh murid dan sabar dengannya.
3. Mempunya rasa kasih sayang yang tinggi, pada segala urusan,
terutama yang menyangkut dengan muridnya.
4. Di saat mau duduk, maka harus memuliakan orang yang telah duduk
duluan, duduk dengan sifat lemah-lembut beserta menundukkan
kepala.
6. Dalil Musyawaroh Tidak Hanya Terkhusus
Dalam Masalah Perang
Al-Razi menyatakan, al-musywarah adalah al-syura, demikian
juga al-masyurah. Asal kata musyawarah berasal dari kata - -(
)yang pada mulanya berarti mengeluarkan madu dari sarang
lebah. Sedangkan kata ( )yang merupakan bentuk masdar
dari kata kerja -berarti meminta pendapat, meminta
nasihat atau petunjuk. Sedangkan al-Mahally mengartikan
mengeluarkan pendapat.
ayat Musyawarah.
Dalam al-Quran, kata dengan segala perubahannya berulang
4 kali, yaitu )( , , dan . Sedangkan kata yang
,
menunjukkan tentang musyawarah ada 3 (tiga): QS. Al-Syura: 38,
QS. Al-Baqarah: 233 dan QS. Ali Imran: 159
surat al-Syura, ayat 38 (Makkiyyah):







(bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan
Tuhannya, mendirikan shalat, sedang urusan mereka
(diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan
mereka menafkahkan sebagian dari rizki yang kami
berikan kepada mereka. (QS. Al-Syura: 38)
7. Pengaruh pergaulan dalam menunjang
suksesnya belajar
Siswa dengan lingkungan yang tidak baik, masalah
pergaulan anak kurang mendapat perhatian dari orang
tua dapat menyebabkan kemungkinan dari mereka ada
yang terjerumus dalam lingkungan pergaulan yang
kurang tepat. Siswa yang hidup dalam lingkungan
masyarakat yang tidak baik maka pengaruh jelek akan
mempengaruhinya seperti kurangnya adab dan sopan
santun, dan malas belajar.
8. Dasar dan alasan dari perkataan imam jafar ash-shodiq

Imam Ja'far bukan hanya seorang ulama Kalam, Sunnah


dan Hadis. Ia juga seorang sejarawan dan master kimia,
astronomi, matematika dan ilmu alam.
Kelengkapan dan nafas keilmuan yang ditampilkan oleh
Imam Ja'far konsisten dengan perintah Al-Quran untuk
belajar tidak hanya ilmu-ilmu jiwa tetapi juga ilmu-ilmu
alam dan sejarah karena di ketiga ilmu tersebut ada
Tanda-tanda pola Ilahi. Quran menyatakan: "Kami akan
menunjukkan kepada mereka ayat-ayat Kami di
cakrawala dan di dalam diri mereka, sampai jelas bagi
mereka bahwa itu memang kebenaran." (41, 53).
9. Bosan dengan seorang guru

Agar pendidikan dan pembelajaran dapat terlaksana


dengan efektif, pendidik perlu memperhatikan keadaan
peserta didiknya. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah
minat, perhatian, kemampuan dan kondisi jasmani
peserta didik. Sehubungan dengan ini terdapat hadis:





.]4[
Dari Ibnu Mas'ud, Nabi SAW. selalu menyelingi hari-hari belajar
untuk kami untuk menghindari kebosanan kami.
Dalam hadis ini terdapat informasi bahwa Rasulullah saw.
mengajar sahabat tidak setiap hari, tetapi ada waktu belajar dan
ada pula waktu istirahat. Hal itu dilakukannya untuk menghindari
kebosanan kepada pelajaran. Itu berarti bahwa Rasulullah saw.
memperhatikan kondisi para sahabat (peserta didik) dalam
mengajar. Peserta didik membutuhkan selingan waktu untuk
beristirahat.
10. Arti dari syair

Ada tiga macam nafsu yang sering menjerumuskan


seseorang ke lembah kehinaan yaitu nafsu dari dorongan
perut, libido seksual, dan hawa nafsu yang menyesatkan.
Rasulullah SAW sangat mengkhawatirkan umatnya
terjerembab dalam tiga macam nafsu yang
menghancurkan itu, sehingga beliau bersabda:
Sesungguhnya aku mengkhawatirkan kamu sekalian
terjerembab dalam keinginan hawa nafsu dari dorongan
perutmu, dorongan seksualmu dan hawa nafsu yang
menyesatkan. (HR. Ahmad).
11. Mengambil dalil hukum dari al-quran dan
hadits langsung
Pendapat yang mengatakan bahwa bermadzhab dengan madzhab
tertentu berarti menolak Sunnah Rasulullah adalah pendapat yang
tidak benar dan tidak berasas. Sebab seluruh ulama Mujtahid
sangat berpegang teguh dalam mengamalkan sunnah Nabi SAW,
mereka telah menjadikan al-Hadits sebagai sumber kedua setelah
al-Qur`an, dan kedudukan al-Hadits sangat tinggi dalam
pandangan mereka.
Sebagian orang salah memahami perkataan Imam-imam Mujtahid
seperti Imam Syafi`i dalam perkataan beliau :


Artinya : Apabila kamu dapati perkataanku menyalahi perkataan
Rasulullah SAW maka tinggalkanlah perkataanku dan ambillah
Hadits Rasul.
12. Guru laki-laki mengajar santri putri
Hukum seorang perempuan belajar dari guru lelaki atau seorang
lelaki belajar dari guru perempuan adalah dibolehkan dalam
syariat. Hukum yang berlaku di kalangan kaum muslimin sejak
dahulu hingga sekarang adalah bahwa keberadaan laki-laki dan
perempuan dalam satu tempat tidaklah diharamkan karena alasan
keberadaan itu sendiri. Tetapi yang membuat perbuatan tersebut
diharamkan adalah terjadinya kondisi yang bertentangan dengan
ajaran agama yang melingkupi perbuatan itu, seperti jika
perempuannya menampakkan aurat, pertemuan itu bertujuan
untuk kemungkaran, atau mereka berdua dalam keadaan khalwat.
13. . Pengajar bercanda saat mengajar
Allah mengkatagorikan orang yang bermain-main, bercanda
dalam hal agama, walaupun hanya niatannya senda gurau,
akan masuk pada penghinaan agama itu sendiri. Karena
tidak patut agama menjadi bahan candaan.
Diriwayatkan oleh Ibnu Umar, Muhammad Kaab, Zaid bin
Aslam dan Qotadah, saat perjalanan menuju dari perang
tabuk, didalam rombongan kaum muslimin ada yang
berkata, Kami tidak pernah melihat seperti para ahli baca
Al-Quran ini (yang dimaksudkan adalah
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan para
sahabatnya), kecuali sebagai orang yang paling buncit
perutnya, yang paling dusta ucapannya dan yang paling
pengecut tatkala bertemu dengan musuh.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai