Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Cara Memilih Ilmu, Guru, Teman dan Ketekunan”

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu, kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman pembaca. Terlepas dari semua itu, kami menyadari bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman pembaca.

Bandung, 23 Februari 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Rumusan Masalah 1

1.3. Tujuan Penulisan 1

1.4. Metode Penulisan........................................................................................2

1.5. Sistematika Penelitian 2

BAB II PEMBAHASAN 3
2.1. Pengertian Ilmu, Guru, Teman, dan Ketekunan 3

2.2. Cara Memilih Ilmu 4

2.3. Cara Memilih Guru .............5

2.4. Cara Untuk Tekun .............7

2.5. Cara Memilih Teman 9

BAB III PENUTUP 11


3.1. Kesimpulan 11

3.2. Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Sebagai seorang Muslim kita diwajibkan untuk menuntut ilmu,
seperti yang disabdakan Rasulullah SAW :

َ ‫فَ ِري‬ ‫ ْال ِع ْل ِم‬  ُ‫طَلَب‬ :‫وسلّم‬ ‫علَ ْي ِه‬ ‫هللا‬ ‫صلى‬ ِ‫هللا‬ ‫ َرسُو ُل‬ ‫قا َ َل‬


‫م‬ ‫ك ِل‬ ‫عل‬ ‫ضة‬
‫ومسلمة‬ ‫سلِم‬
"Menuntut ilmu wajib bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan".
Dalam menuntut ilmu, jika kita tidak ingin ada kesalahan baik itu saat
menuntut ilmu maupun setelah menuntut ilmu, kita harus mengetahui
syarat-syarat ataupun tata cara dalam menuntut ilmu dan
melaksanakannya. Diantara syarat-syarat tersebut adalah tentang memilih
ilmu yang akan dipelajari, memilih guru yang akan dijadikan sumber
pelajaran, ketabahan dalam menuntut ilmu dan cara memilih teman saat
kita sedang menuntut ilmu, yang dalam hal ini akan kami bahas.  
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan ilmu, guru, teman dan ketekunan ?
2. Bagaimana cara memilih ilmu ?
3. Bagaimana cara memilih guru ?
4. Bagaimana cara untuk tekun ?
5. Bagaimana cara memilih teman ?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud ilmu,guru, teman dan
ketekunan.
2. Untuk mengetahui cara memilih ilmu.
3. Untuk mengetahui cara memilih guru.
4. Untuk mengetahui cara untuk tekun.
5. Untuk mengetahui cara memilih teman.

1
1.4. Metode Penulisan
Metode penulisan yang kami lakukan menggunakan metode kualitatif
yaitu metode yang menekankan pada buku dan dianalisa dengan cara
mendeskripsikan secara detail mengenai cara memilih ilmu, guru, teman,
dan ketekunan.
1.5. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca, penulisan makalah ini dibagi menjadi 3
bab, yang meliputi:
1. Bab 1 membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.
2. Bab 2 membahas pengertian ilmu, guru, teman, dan ketekunan, cara
memilih ilmu, cara memilih guru, cara untuk tekun, dan cara memilih
teman.
3. Bab 3 membahas kesimpulan dan saran.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ilmu, Guru, Teman, dan Ketekunan
A. Pengertian Ilmu
Secara bahasa kata ilmu berasal dari bahasa Arab “al-‘ilm” yang
merupakan lawan kata dari “al-jahl” (kebodohan), yaitu mengetahui
sesuatu sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dengan pengetahuan
yang pasti (Al-Utsaimin, 2006 : 7).
Sedangkan secara istilah, Ahmad Tafsir (1994 : 14) mengatakan
bahwa yang dimaksud ilmu adalah sejenis pengetahuan manusia yang
diperoleh dengan riset terhadap objek-objek yang empiris.
B. Pengertian Guru
Guru berasal dari bahasa Indonesia yang berarti orang yang
pekerjaannya mengajar. Menurut J.E.C. Gericke dan T. Roorda yang
dikutip oleh Ir. Poedjawijatna, menerangkan bahwa guru berasal dari
bahasa Sansekerta, yang artinya berat, besar, penting, baik sekali,
terhormat dan juga berarti pengajar.
Dalam konteks pendidikan Islam banyak sekali kata yang mengacu
pada pengertian guru, seperti kata yang lazim dan sering digunakan
diantaranya Murabbi, Mu’allim, dan Mu’addib. 
Sedangkan Ahmad Tafsir pengertian guru menurut istilah, bahwa
pendidik dalam Islam sama dengan teori di Barat, yaitu siapa saja yang
bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik, baik potensi
kognitif, afektif, maupun potensi psikomotorik.
C. Pengertian Teman
Makna teman di KBBI adalah: kawan; sahabat. Contoh:
hanya teman dekat yang akan kuundang.
Persahabatan atau pertemanan adalah istilah yang menggambarkan
perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau lebih entitas
sosial. ... Dalam pengertian ini, istilah "persahabatan" menggambarkan

3
suatu hubungan yang melibatkan pengetahuan, penghargaan, afeksi
dan perasaan .
D. Pengertian Ketekunan
Tekun/te·kun/ adalah rajin, keras hati, dan bersungguh-sungguh: ia
belajar dengan bertekun/ber·te·kun/ berkeras hati dan sungguh-
sungguh (bekerja, belajar, berusaha, dan sebagainya)
2.2 Cara Memilih Ilmu
‫ مث ما‬،‫وينبغى لطالب العمل أن خيتار من لك عمل أحسنه وما حيتاج إليه ىف أمر دينه ىف احلال‬
‫حيتاج إليه ىف املآل‬
Para santri harus memilih ilmu pengetahuan yang baik atau paling cocok
dengan dirinya. Pertama-tama yang perlu dipelajari oleh seorang santri
adalah ilmu yang paling baik dan yang diperlukannya dalam urusan agama
pada saat itu. Kemudian baru ilmu-ilmu yang diperlukan pada masa yang
akan datang.
‫ فإن إميان املقدل ـ وإ ن اكن حصيحا عندان‬،‫ويقدم عمل التوحيد واملعرفة ويعرف هللا تعاىل ابدلليل‬
‫ـ لكن يكون آمثا برتك اإلستدالل‬
Ilmu tauihid harus didahulukan, supaya santri mengetahui sifat-sifat Allah
berdasarkan dalil yang otentik. Karena imannya orang yang taklid tanpa
mengetahui dalilnya, sekalipun sah menurut pendapat kami, tetapi ia
berdosa karena meninggalkan istidlal (mencari dalil/petunjuk).
‫ وإ ايك أن تشتغل هبذا‬،‫ عليمك ابلعتيق وإ ايمك ابحملداثت‬:‫ قالوا‬،‫وخيتار العتيق دون احملداثت‬
‫ فإنه يبعد عن الفقه ويضيع العمر ويورث‬،‫اجلدال اذلى ظهر بعد انقراض األاكبر من العلامء‬
‫كذا ورد ىف احلديث‬،‫ وهو من أرشاط الساعة وارتفاع العمل والفقه‬،‫الوحشة والعداوة‬

Para santri harus mepelajari ilmunya para ulama salaf ( baca: ilmu agama).
Para ulama berkata, tetaplah kalian pada ilmunya para nabi, ( ilmu
agama ), dan tinggalkanlah ilmu-ilmu yang baru. Tinggalkan ilmu debat

4
yang muncul setelah meninggalnya para ulama. Sebab perdebatan akan
menjauhkan seseorang dari ilmu fiqih, menyia-nyaiakan umur,
menimbulkan keresahan, dan permusuhan. Dan apabila umat Muhammad
SAW sudah suka berbantah-bantahan diantara mereka, itulah tanda akan
datangnya hari kiamat. Tanda bahwa ilmu fiqih semakin menghilang.
Demikian menurut Hadis Nabi.
2.3 Cara Memilih Guru
‫ رمح هللا‬،‫ كام اختار أبو حنيفة‬،‫ فينبغى أن خيتاراألعمل واألورع واألسن‬:‫أما اختيار األستاذ‬
‫ بعد التأمل والتفكري‬،‫ حامد بن سلامين‬،‫عليه‬،
Adapun cara memilih guru atau kiai carilah yang alim, yang bersifat wara’,
dan yang lebih tua. Sebagaimana Abu Hanifah memilih kiai Hammad bin
Abi Sulaiman, karena beliau (Hammad) mempunyai kriteria atau sifat-sifat
tersebut. Maka Abu Hanifah mengaji ilmu kepadanya.
‫ ثبت عند حامد بن سلامين فنبت‬:‫ وقال‬.‫ وجدته شيخا وقورا حلامي صبورا ىف األمور‬:‫قال‬
Abu Hanifah, “Beliau adalah seorang guru berakhlak mulia, penyantun,
dan penyabar. Aku bertahan mengaji kepadanya hingga aku seperti
sekarang itu.”
‫ إن واحدا من طلبة العمل‬:‫ مسعت حكامي من حكامء مسرقند قال‬:‫وقال أبو حنيفة رمحة هللا عليه‬
‫ واكن قد عزم عىل اذلهاب إىل خبارى لطلب العمل‬،‫شاورىن ىف طلب العمل‬
Abu Hanifah berkata pula, aku pernah mendengar seorang ahli hikmah
dari negeri Samarakan berkata, “Ada salah seorang penuntut ilmu
bermusyawarah denganku ketika hendak pergi ke Bukhara untuk
menuntut ilmu.”
‫ فإن هللا تعاىل أمر رسوهل عليه الصالة والسالم ابملشاورة‬،‫وهكذا ينبغى أن يشاور ىف لك أمر‬
‫ واكن يشاور أحصابه ىف مجيع‬،‫ ومع ذكل أمر ابملشاورة‬،‫ىف األمور ومل يكن أحد أفطن منه‬
‫ ما هكل امرؤ عن مشورة‬:‫ قال عىل كرم هللا وهجه‬.‫األمور حىت حواجئ البيت‬

5
Demikianlah hendaknya setiap pelajar seharusnya bermusyawarah dengan
orang lain ketika akan pergi menuntut ilmu atau dalam segala urusan.
Karena Allah Ta’ala menyuruh Nabi Muhammad SAW. supaya
bermusyawarah dalam segala urusan, padahal tiada seorang pun yang lebih
pandai dari Beliau. Dalam segala urusan, beliau selalu bermusyawarah
dengan para sahabat, bahkan dalam urusan rumah tangga pun, beliau
selalu bermusyawarah dengan istrinya. Sayidina Ali ra berkata, “Tak akan
binasa orang yang mau berunding”
‫ وال شئي‬،‫ [الناس] رجل [اتم] ونصف رجل‬:‫قيل‬
،‫ من هل رأي صائب لكن اليشاور‬:‫ ونصف رجل‬،‫ من هل رأي صائب ويشاور العقالء‬:‫فالرجل‬
‫ وقال جعفر الصادق لسفيان‬.‫ من ال رأي هل وال يشاور‬:‫ وال شئي‬،‫أو يشاور ولكن ال رأي هل‬
‫ شاور ىف أمرك اذلين خيشون هللا تعاىل‬:‫الثورى‬
Dikatakan bahwa manusia itu ada 3 macam :
1. Orang yang benar-benar sempurna.
2. Orang yang setengah sempurna.
3. Orang yang tidak sempurna sama sekali.
Adapun orang yang benar-benar sempurna ialah orang yang pendapat-
pendapatnya selalu benar dan mau bermusyawarah. Sedangkan orang yang
setengah sempurna ialah orang yang pendapatnya benar, tapi tidak mau
bermusyawarah. Dan orang yang tidak sempurna sama sekali, ialah orang
yang pendapatnya salah dan tidak mau bermusyawarah. Imam Ja’far
Shidik berkata kepada Sufyan Tsauri, “Musyaarahkan urusanmu kepada
orang yang takut kepada Allah. “
‫ فاكنت املشاورة فيه أمه وأوجب‬،‫فطلب العمل من أعىل األمور وأصعهبا‬
Mencari ilmu adalah perbuatan yang luhur, dan perkara yang sulit, maka
bermusyawarah atau minta nasihat kepada orang alim penting, dan suatu
keharusan.

6
‫ إذا ذهبت إىل خبارى فال تعجل ىف اإلختالف إىل األمئة وامكث‬:‫قال احلكمي رمحة هللا عليه‬
‫ فإنك إن ذهبت إىل عامل وبدأت ابلسبق عنده فرمبا ال‬،‫شهرين حىت تتأمل وختتارـ أستاذا‬
‫ فتأملـ ىف شهرين ىف‬   .‫ فال يبارك كل ىف التعمل‬،‫يعجبك درسه فترتكه فتذهب إىل آخر‬
‫ وشاور حىت ال حتتاج إىل تركه والاعراض عنه فتثبت عنده حىت يكون‬،‫اختيار األستاذ‬
‫تعلمك مباراك وتنتفع بعلمك كثريا‬
Orang bijak (ahi hikmah dari negeri Samarkan ) tersebut berkata, “Jika
kamu pergi mengaji ke negeri Bukhara, maka jangan tergesa-gesa
memilih guru, tapi menetaplah selama dua bulan hingga kamu berpikir
untuk memilih guru. Karena bila kamu langsung belajar kepada seorang
alim, maka kadang-kadang cara mengajarnya kurang enak menurutmu,
kemudian kamu tinggalkan dan pindah kepada orang alim yang lain,
maka belajarmu tidak akan diberkati. Oleh karena itu, selama dua bulan
itu kamu harus memilih guru, supaya kamu tidak meninggalkan seorang
guru, dan supaya betah bersamanya hingga selesai. Dengan demikian
belajar dan ilmumu diberkati.”
2.4 Cara Untuk Tekun

:‫ كام قيل‬،‫واعمل أن الصرب والثبات أصل كبري ىف مجيع األمور ولكنه عزيز‬
Ketahuilah, bahwa kesabaran dan ketabahan atau ketekunan adalah pokok
dari segala urusan. Tapi jarang sekali orang yang mempunyai sifat-sifat
tersebut, sebagaimana kata sebuah syair
‫ ولكن عزيز ىف الرجال ثبات‬   ‫للك إىل شأو العال حراكت‬
yang artinya, “Setiap orang pasti mempunyai hasrat memperoleh
kedudukan atau martabat yang mulia, namun jarang sekali orang yang
mempunyai sifat sabar, tabah, tekun, dan ulet.”

[‫]قيل‬: ‫ فينبغى أن يثبت ويصري عىل أستاذ وعىل كتاب حىت ال يرتكه‬.‫الشجاعة صرب ساعة‬
‫ وعىل بدل حىت ال ينتقل إىل بدل‬،‫ وعىل فن حىت ال يشتغل بفن آخر قبل أن يتقن األول‬،‫أبرت‬

7
‫ فإن ذكل لكه يفرق األمور ويشغل القلوب ويضيع األوقات ويؤذى‬،‫آخر من غري رضورة‬
‫املعمل‬
Ada yang berkata, bahwa keberanian adalah kesabaran menghadapi
kesulitan dan penderitaan. Oleh karena itu, seorang santri harus berani
bertahan dan bersabar dalam mengaji kepada seorang guru dan dalam
membaca sebuah kitab. Tidak meninggalkannya sebelum tamat atau
selesai. Tidak pindah-pindah dari satu guru ke guru yang lain. Dari satu
ilmu ke ilmu yang lain. Padahal ilmu yang dipelajari belum ia kuasai, juga
tidak pindah-pindah dari satu daerah ke daerah lain, supaya waktunya
tidak terbuang sia-sia dan tidak menyakiti hati guru.
. ‫وينبغى أن يصرب عام تريده نفسه وهواه‬.   
Seorang santri tidak boleh menuruti keinginan hawa nafsunya.
Seperti sebuah kata sya’ir :

‫ ورصيع لك هوى رصيع هوان‬   ‫إن الهوى لهو الهوان بعينه‬

“Sungguh hawa nafsu itu rendah nilainya, barangsiapa terkalahkan oleh


hawa nafsunya berarti ia terkalahkan oleh kehinaan.”

‫ولقد أنشدت‬ .‫ عىل قناطري احملن‬،‫ خزائن املنن‬:‫ـ قيل‬.‫ويصري عىل احملن والبليات‬
Seorang santri harus tabah menghadapi ujian dan cobaan. Sebab ada yang
mengatakan bahwa gudang ilmu itu selalu diliputi dengan cobaan dan
ujian.

:‫ وقيل إنه لعىل بن أىب طالب كرم هللا وهجه شعرا‬،


‫ سأنبيك عن مجموعها ببيان‬    ‫أال لـن تنــال الــعـمل إال بســتة‬
‫ وإ رشاد أستاذ وطـول زمان‬    ‫ذاكء وحرص واصطباروبلغة‬
Ali bin Abi Thalib ra, berkata, ”Ketahuilah, kau tidak akan memperoleh
ilmu kecuali dengan bekal enam perkara, yaitu: cerdas, semangat,

8
bersabar, memiliki bekal, petunjuk atau bimbingan guru, dan waktu yang
lama.”
2.5 Cara Memilih Teman
‫ ويفر من‬،‫ فينبغى أن خيتار اجملد والوراع وصاحب الطبع املستقمي املتفهم‬،‫وأما اختيار الرشيك‬
‫الكسالن واملعطل واملكثارواملفسد والفتان‬. 
Seorang santri harus memilih berteman dengan orang yang tekun belajar
bersifat Wara’, dan berwatak istiqomah. Dan orang yang suka memahami
ayat-ayat al-qur’an dan hadits-hadits Nabi. Dan ia harus menjauhi orang-
orang yang malas, banyak bicara, suka merusak, dan suka memfitnah.

‫ فـإن الـقرين ابملـقارن يقــتـدى‬  ‫عن املرء ال تسل وأبرص قرينه‬


‫ وإ ن اكن ذا خري فقارنه هتـتدى‬  ‫فـإن كـان ذا رش فــجـنبه رسعـة‬
Seorang penyair berkata, “Jangan bertanya tentang kelakuan seeorang, tapi
lihatlah siapa temannya. Kalau temanmu berbudi buruk, maka menjauhlah
segera. Dan bila berlaku baik maka bertemanlah dengannya, tentu kau
akan mendapat petunjuk.”

:‫وأنشدت شعرا آخر‬


‫ كـم صـالــح بفـسـاد آخــر يفسـد‬           ‫ال تصحـب الكسالن ىف حـالته‬
‫ اكمجلر يوضع ىف الرماد فيخمد‬           ‫عدوى البليد إىل اجلليد رسيعة‬
“Jangan sekali-kali kamu bersahabat dengan pemalas dalam segala tingkal
lakunya. Karena banyak orang yang baik menjadi rusak karena kerusakan
temannya. Karena penularan orang bodoh kepada orang pintar sangat
cepat, seperti bara api yang diletakan didalam abu, maka ia akan padam.
(begitupula orang pintar, kalau ia bergaul dengan orang bodoh, lama-lama
akan menjadi bodoh. Penjelasan syaarih ).”
‫ إال أن أبواه هيودانه‬،‫ لك مولود يودل عىل فطرة اإلسالم‬:‫قال النىب صىل هللا عليه وسمل‬
‫ احلديث‬.‫وينرصانه وميجسانه‬

9
Nabi Muhammad SAW bersabda, setiap anak yang dilahirkan itu dalam
keadaan Fitrah (suci). Kedua orangtuanyalah yang menyebabkan ia
yahudi, nasrani, atau majusi.

:‫ىف احلمكة ابلفارسية‬


‫ حبـق ذات بـاك هللا الصـمـد‬           ‫ابربد بدتـر بود ازمـاربد‬
‫ ابر نـيكــوكــري انبـى نعــمي‬           ‫ابربد ازدترا سوى جحمي‬
Ada kata-kata hikmah yang berbahasa Parsi yang artinya, teman yang jahat
itu lebih berbahaya dari pada ular berbisa. Karena teman yang jahat itu
akan menjerumuskan Anda kedalam neraka Jahim. Oleh karena itu,
bertemanlah dengan orang-orang yang baik, karena ia dapat menyebabkan
Anda masuk surga.

:‫وقيل‬
‫ أو شـاهدا خيـبـر عن غائب‬        ‫إن كنت تبغى العمل وأههل‬
‫ واعترب الصاحب ابلصاحب‬        ‫فاعترب األرض بأسـامهئا‬
Seorang penyair berkata, “Jika kamu belajar ilmu kepada orang yang
berilmu, atau mencari saksi yang akan memberitahu apa-apa yang belum
kamu ketahui, maka ambillah pelajaran dari bumi beserta nama-
namanya, dan perhatikan orang yang akan kamu jadikan sahabat, dengan
siapa ia bergaul.”

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ilmu adalah sejenis pengetahuan manusia yang diperoleh dengan riset
terhadap objek-objek yang empiris.
Guru berasal dari bahasa Indonesia yang berarti orang yang
pekerjaannya mengajar. Dalam konteks pendidikan Islam banyak sekali kata
yang mengacu pada pengertian guru, seperti kata yang lazim dan sering
digunakan diantaranya Murabbi, Mu’allim, dan Mu’addib. 
Makna teman di KBBI adalah: kawan; sahabat. Contoh:
hanya teman dekat yang akan kuundang.
Tekun/te·kun/ adalah rajin, keras hati, dan bersungguh-sungguh: ia
belajar dengan bertekun/ber·te·kun/ berkeras hati dan sungguh-sungguh
(bekerja, belajar, berusaha, dan sebagainya.
Para santri harus memilih ilmu pengetahuan yang baik atau paling cocok
dengan dirinya. Pertama-tama yang perlu dipelajari oleh seorang santri
adalah ilmu yang paling baik dan yang diperlukannya dalam urusan agama
pada saat itu. Kemudian baru ilmu-ilmu yang diperlukan pada masa yang
akan datang.
Adapun cara memilih guru atau kiai carilah yang alim, yang bersifat
wara’, dan yang lebih tua. Sebagaimana Abu Hanifah memilih kiai Hammad
bin Abi Sulaiman, karena beliau (Hammad) mempunyai kriteria atau sifat-
sifat tersebut. Maka Abu Hanifah mengaji ilmu kepadanya.
Kesabaran dan ketabahan atau ketekunan adalah pokok dari segala
urusan. Tapi jarang sekali orang yang mempunyai sifat-sifat tersebut
Seorang santri harus memilih berteman dengan orang yang tekun belajar
bersifat Wara’, dan berwatak istiqomah. Dan orang yang suka memahami
ayat-ayat al-qur’an dan hadits-hadits Nabi. Dan ia harus menjauhi orang-
orang yang malas, banyak bicara, suka merusak, dan suka memfitnah.

11
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis harapkan kepada pembaca untuk
mengkaji ulang terkait dengan tema ini yang belum kami bahas, untuk itu
lebih dikaji dari referensi yang lain.

12
DAFTAR PUSTAKA
Az-Zarnuji, Syekh. 2016. Ta’lim Muta’lim. Surabaya : Mutiara Ilmu.
Budiyanto, Mangun. 2013. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta : Penerbit
Ombak.
https://www.referensimakalah.com/2012/11/pengertian-guru-menurut-
bahasa-dan-istilah.html
https://kbbi.web.id/teman
https://jagokata.com/arti-kata/ketekunan.html

13

Anda mungkin juga menyukai