Anda di halaman 1dari 45

Hubungan Karies dan

Kebersihan Mulut pada Anak-


anak Usia 12 Tahun di Jakarta
Barat

Modul 11
Kesehatan Gigi dan Mulut Masyarakat

UNIVERSITAS TRISAKTI
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
JAKARTA
2017
Disusun oleh kelompok 1
(Periode November-Desember 2017)

Cintya Hapsari A. 041.215.036


Yuli Ayu Pratiwi 041.215.188
Ega Muhamad Y 041.215.051
Sarah Giovanni 041.116.007
Jessica 041.215.083
Sisilya Eva B. 041.116.008
Marcella Theodora 041.215.108
Herlina Fitri A. 041.216.074
Monica Priscilla 041.215.116
Lois Christina 041.216.106
Nicky Indri 041.215.123
Melisa Deandri S. 041.216.114
Rania 041.215.139
Muhamad Iqbal S. 041.216.118
Safira 041.215.148
Sofia 041.216.164
Stephanie R. Halim
Vera Luqyana A. 041.216.180
041.215.164
Wilson Suryajaya 041.216.188
Tiffany Dwinta 041.215.172
Veni Emiriya 041.215.179
Victoria Immanuel 041.215.180
1.
PENDAHULUAN
Karies gigi merupakan masalah utama pada rongga
mulut dan dapat ditemukan pada semua golongan
umur

Salah satu penyebab karies yaitu


kebersihan gigi dan mulut yang buruk"

Angka nasional untuk karies gigi


usia 12 tahun mencapai 76,69%
dengan indeks DMF-T rata-rata
2,21.
Menurut WHO, indeks DMF-T
menilai status kesehatan gigi dan
mulut dalam hal karies gigi pada gigi
permanen, sedang untuk gigi sulung

Berdasarkan data WHO mengunakan indeks dmf-t


tahun 2012, di seluruh dunia
60-90% anak sekolah
memilik karies

Indikator utama
pengukuran DMF-T
menurut WHO adalah
anak usia 12 tahun
acuan untuk meminimalkan Prevalensi dmft nasional umur Indonesia bebas karies 2030
penyakit mulut dengan upaya 12 tahun: 1,4
preventif Tingkat kesadaran kebersihan
mulut yang rendah

Survei Kesehatan Rumah


Tangga (2001) pada anak usia
12 tahun
-prevalensi karies : 44%
PENTINGNYA
Mengetahui nilai kebersihan gigi dan mulut anak-anak usia 12 tahun (OHI-S,
CI)

Mengetahui nilai DMF-T

Dampak negatif karies bagi anak-anak berusia 12 tahun

DIBUTUHKANYA SUATU SURVEI


Rumusan Masalah

Bagaimana hubungan antara karies dan kebersihan mulut


pada anak usia 12 tahun di Jakarta Barat?

Tujuan Masalah

Untuk mengetahui hubungan antara karies dan kebersihan


mulut pada anak usia 12 tahun di Jakarta Barat.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan manfaat


berupa edukasi kepada orang tua dan khususnya anak usia
12 tahun mengenai hubungan kebersihan mulut anak
dengan karies di Jakarta Barat.
2.
TINJAUAN PUSTAKA
WHO 60-90% anak sekolah dasar dan hampir
100% orang dewasa di dunia memiliki karies

Penduduk Indonesia yang menderita


SKRT karies sebesar 73%
Survey Kesehatan Rumah Tangga Tahun 2009

Kemenkes Sebanyaka 89% anak Indonesia di


RI bawah 12 tahun menderita karies gigi
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2009
RISKESDAS
(2013) Prevalensi nasional DMF-T adalah 4,6
Propinsi tertinggi Bangka Belitung = 8,5
Propinsi terendah Papua Barat = 2,6

Karies gigi menjadi penyakit kronis yang utama


CDC pada anak usia 6-11 tahun (25%) serta remaja usia
12-19 tahun (59%)
Central of Control Disease Prevention
Penyakit jaringan keras gigi yang
KARIES disebabkan oleh beberapa faktor

MIKRO
-
HOST ORGA
NISME

SUBST
RAT WAKTU
KLARIFIKASI KARIES
G. V. BLACK
Karies yang melibatkan permukaan oklusal, oklusal, 2/3 bukal
Klas I. dan lingual gigi posterior, atau pada pit lingual gigi anterior.

Karies yang melibatkan permukaan proksimal gigi posterior.


Klas II.
Karies yang melibatkan permukaan proksimal gigi anterior,
Klas III. namun tidak sampai ke tepi insisal.

Karies proksimal yang melibatkan tepi insisal pada gigi


Klas IV. anterior.

Karies pada bukal atau labial mendekati dentino-enamel


Klas V. junction atau cemento-enamel junction.

Karies pada ujung cusp gigi posterior, atau pada tepi insisal
Klas VI. gigi anterior.
G. J. MOUNT

Size 1

Kavitas permukaan minimal. Masih dapat


disembuhkan dengan peningkatan remineralisasi
struktur gigi.

Size 2
Site 1
Kavitas yang sedikit melibatkan dentin. Kavitas yang
Karies pada pit dan fissure di permukaan terbentuk berukuran sedang dan masih menyisakan
oklusal gigi anterior maupun posterior struktur email yang didukung dengan baik oleh dentin
dan cukup kuat untuk menyokong restorasi.

Site 2
Size 3
Karies pada permukaan aproksimal gigi
anterior maupun posterior. Kavitas yang lebih luas dari size 2. Struktur gigi yang
tersisa lemah dan cusp atau incisal edgenya telah
rusak sehingga tidak dapat beroklusi dengan baik dan
Site 3 kurang mampu menyokong restorasi.

Karies pada 1/3 mahkota dari akar


(servikal) sejajar dengan gingiva. Size 4

Karies meluas dan hampir semua struktur gigi hilang


seperti kehilangan cusp lengkap atau incisal edge.
Karies hampir atau sudah mengenai pulpa
ICDAS

Dalam keadaan gigi kering,


D1 terlihat lesi putih pada
permukaan gigi.

Dalam keadaan gigi basah,


D2 sudah terlihat adanya lesi
putih pada permukaan gigi.
D3 Lesi email
D4 Lesi dentin terbatas
D5 Lesi dentin dalam
D6 Lesi mencapai pulpa
Indeks yang digunakan untuk menilai status
DMF-T kesehatan gigi dan mulut dalam hal karies pada
gigi permanen
DMF-T (Decay Missing Filled-Teeth)

NILAI Angka yang menunjukkan jumlah gigi


dengan karies pada seseorang atau
DMF-T sekelompok orang
D (decay) = jumlah gigi yang berlubang karena karies
M (missing) = jumlah gigi yang dicabut karena karies
F (filling) = jumlah gigi yang ditumpat karena karies dan dalam
keadaan baik
RUMUS MENGHITUNG DMF-T

KATEGORI DMF-T MENURUT WHO


Skor Tingkat Keparahan

0,0-1,1 Sangat rendah


1,2-2,6 Rendah
2,7-4,4 Sedang
4,5-6,5 Tinggi
6,6 Sangat Tinggi
OHI-S (Green-vermilion)
Gigi posterior :
Gigi molar pertama jika
Debris tidak ada maka di gantikan
Index gigi 17 atau 18
Bagian bukal rahang atas
(DI) Bagian ligual rahang
bawah

Gigi anterior :
Calculus Gigi insisif pertama jika
tidak ada 11 atau 31, maka
Index dapat di ganti 21 atau 41
(CI) Bagian labial
Skor Kriteria
Debris index (DI-S)
0 tidak ada debris pada sonde setelah digoreskan ke
permukaan sepertiga servikal.
Debris material lunak yang terdapat
pada sermukaan gigi yang terdiri dari
biofilm, material alba, dan sisa makanan.
1 terdapat debris pada sepertiga permukaan gigi

Jumlah skor 2 terdapat debris lebih dari sepertiga tetapi tidak lebih dari
Debris Index = dua pertiga permukaan gigi
c
Jumlah gigi yang
diperiksa
3 terdapat debris di lebih dari dua pertiga permukaan gigi
Skor Kriteria
Calculus Index(CI-S)
0 tidak terdapat kalkulus
Kalkulus material keras dari garam
inorganik yang terdiri dari kalsium
karbonat dan posfat yang bercampur
dengan debris, mikroorganisme, dan sel 1 terdapat kalkulus supragingiva pada sepertiga
epitel yang telah terdeskuamasi . permukaan gigi

2 jika terdapat kalkulus supragingiva > 1/3 tetapi < 2/3


permukaan gigi atau terdapat titik kalkulus
Jumlah skor subgingiva pada servikal gigi
Calculus Index =
Jumlah gigi yang 3 terdapat kalkulus supragingiva > 2/3 permukaan gigi
diperiksa atau terdapat kalkulus subgingiva disepanjang
servikal gigi
Penilaian DI
dan CI
Penilaian kriteria indeks
debris dan indeks kalkulus
sama yaitu sebagai berikut
:
Baik : 0 - 0,6
Sedang : 0,7 - 1,8
Buruk : 1,9 3,0
PENILAIAN OHI-S

OHI-S adalah indeks oral


debris ditambah dengan
indeks kalkulus.
OHI-S = Nilai D.I + C.I

OHIS mempunyai kriteria


tersendiri, yaitu sebagai
berikut :
Baik : 0,0 1,2
Sedang : 1,3 3,0
Buruk : 3,1 6,0
3.
KERANGKA TEORI &
KONSEP
KERANGKA
TEORI
Akumulasi debri Akumulasi kalkulus

OHI-S

Kebersihan Mulut

Karies Gigi

Index DMF-t
KERANGKA
KONSEP

VARIABEL BEBAS VARIABEL TERIKAT

Kebersihan Mulut Karies Gigi


4.
METODOLOGI
PENELITIAN
JENIS
PENELITIAN

Penelitian
Pendekatan
observasional
Survei
analitik
Simple random sampling
POPULASI
Jakarta Barat
ANAK USIA 12 TAHUN DI
Kecamatan (n=1) JAKARTA BARAT
Kelurahan (n=2)
SD (n=6)

50 anak/SD SAMPEL:
300 anak usia
12 tahun di
Jakarta Barat
Kriteria Inklusi Eksklusi

Kriteria Inklusi Kriteria Ekslusi


1.Anak laki-laki dan 1.Anak usia kurang
perempuan usia 12 atau lebih dari 12
tahun tahun
2.Tidak memiliki 2.Tidak bersedia
penyakit sistemik mengikuti penelitian
3.Tidak memakai
piranti ortodontik
Variabel penelitian

VARIABEL KETERANGAN SKALA


KEBERSIHAN MULUT Pemeriksaan ini Ordinal
dilakukan dengan
pengukuran
menggunakan indeks
OHI-S
KARIES GIGI Pemeriksaan ini Ordinal
dilakukan dengan
pengukuran
menggunakan indeks
DMF-T
Variabel penelitian

Kebersihan Mulut

Kebersihan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan secara umum
yang perlu diperhatikan oleh masyarakat. Beberapa faktor penyebab
seseorang mengabaikan kebersihan gigi dan mulutnya yaitu diantaranya
tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, dan penghasilan.

-Indeks yang digunakan untuk menilai kebersihan mulut


-OHI-S dinilai dari Kalkulus indeks dan Debri indeks
OHI-S
Skor Kriteria

0 tidak ada debris pada sonde setelah digoreskan ke


permukaan sepertiga servikal.

Jumlah skor 1 terdapat debris pada sepertiga permukaan gigi


Debris Index =
c
Jumlah gigi yang
diperiksa
2 terdapat debris lebih dari sepertiga tetapi tidak lebih
dari dua pertiga permukaan gigi

3 terdapat debris di lebih dari dua pertiga permukaan gigi


OHI-S
Skor Kriteria

0 tidak terdapat kalkulus


Jumlah skor
Calculus Index =

Jumlah gigi yang


diperiksa 1 terdapat kalkulus supragingiva pada sepertiga
permukaan gigi

2 jika terdapat kalkulus supragingiva > 1/3 tetapi < 2/3


Hasil dari OHI-S permukaan gigi atau terdapat titik kalkulus
CI + DI subgingiva pada servikal gigi

3 terdapat kalkulus supragingiva > 2/3 permukaan gigi


dengan hasil : atau terdapat kalkulus subgingiva disepanjang
servikal gigi
0,0-1,2 = BAIK
1,3-3,0 = CUKUP
3,1-6,0 = BURUK
Variabel penelitian

Karies gigi

Karies adalah keadaan karies seseorang yang dapat diukur dengan indeks
DMF-T , Kriteria indeks DMF-T yang digunakan menurut WHO (1996, cit
Depkes, 1996), yaitu:
D (Decay)
Mi (Missing Indicated)
Me (Missing Extracted)
F (Filling)
A (Absent)
X : gigi yang direstorasi bukan karena karies,
S : gigi sehat
Tingkat DMF-T
Keparahan

Sangat Rendah 0,0-1,1


Indeks DMF-T rata-rata = skor DMF-T
Rendah 1,2-2,6 responden
Sedang 2,7-4,4
Tinggi 4,5-6,5
Sangat Tinggi 6,6 ke atas
ALAT DAN BAHAN

Formulir pemeriksaan gigi (index DMF-T dan index OHI-S)


Alat tulis
Kaca mulut
Sonde half moon
Sarung tangan
Masker
Alkohol 70%
Betadine
Bayclin
Tissue
Penentuan populasi di Jakarta Barat

Simpe; random sampling untuk memilih


kecamatan (n=1)

Simpel random sampling untuk memilih kelurahan


(n=2)

CARA Pemilihan 6 SD (3 SD/kecamatan)

KERJA Pemilihan anak sesuai dengan kriteria inklusi

Pemeriksaan OHI-S dan DMF-T pada anak

Pengumpulan data

Analisis data
Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis
kuantitatif yaitu analisis presentase dan nilai rata-rata
serta program SPSS untuk mengetahui hubungan antara
karies dan kebersihan mulut menggunakan uji kolerasi
SPEARMAN.
Persiapan Pelajari
alat dan bahan
Pelaksanaan Analisis
DMF-T survey Pengumpulan
Tempat
OHI-S
Kalibrasi data
Kuisioner data
Surveyor

ALUR
PENELITIAN
KALIBRA
Pengertian SI
Kegiatan utk menentukan kebenaran konvensional nilai
petunjuk alat ukur dan bahan dengan cara membandingkan
thdp standar ukur yg mampu ke standar nasional maupun
internasional untuk acuan tersitifikasi.
Per-MenKes No. 363 tahun 1998 dan Vocabulary of International Metrology (VIM)

Mencapai ketertelusuran pengukuran. Menentukan deviasi


(penyimpangan) kebenaran nilai konvesional penunjukan
Tujuan suatu instrumen ukur. Dan menjamin hasil-hasil pengukuran
sesuai degan standar nasional maupun internasional.

Menjaga kondisi instrumen ukur dan bahan agar tetao sesuai dengan
spesefikasinya, untuk mendukung sistem mutu yang diterapkan di
Manfaat berbagai insdustri pada peralatan laboratorium dan produksi yang
dimiliki, serta dapat mengetahui perbedaan antara harga benar dengan
harga yang ditunjukkan oleh alat ukur.
Langkah- langkah Kalibrasi

Latihan
Bandingkan
pelajari index DMF-T penilaian
hasil antar evaluasi
dan OHI-S index pada
examiner
subjek
Tabel Silang Dummy

DMF-T
Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Total
O Sangat baik
H Baik
I Sedang
S Buruk
Total
5.
DAFTAR PUSTAKA
1. Dengah PR, Mariati NW, Juliatri. Gambaran Tingkat Karies Berdasarkan Status Kebersihan Gigi Dan Mulut Pada Anak Usia 1
-13 Tahun Di Smp Katolik Santo Yohanis Penginjil Desa Laikit Minahasa Utara. Jurnal e-GiGi. 2015: hal 488-494.

2. Notohartojo IT, Magdarina DA. Penilaian indeks DMF-T anak usia 12 tahun oleh dokter gigi dan bukan dokter gigi di kabupaten
Ketapang propinsi Kalimantan Barat. Kemenkes RI. Jakarta. 2013.

3. Oral health [Internet]. World Health Prganization. 2017. Availbe from: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs318/en/

4. Departemen Kesehatan RI. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Nasional 2013. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2014

5. Gayatri R. Gambaran status karies gigi anak sekolah dasar kota Malang. Jurnal Preventia. 2016;1(1):42-50

6. Tarigan R., Karies Gigi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Ed 2. 2002: 1-2.
7. Santoso O., Wildam ASR, Dwi R. Hubungan kebersihan mulut dan gingivitis ibu hamil terhadap kejadian bayi berat
badan lahir rendah kurang bulan di RSUP Dr. Kariadi Semarang dan Jejaringnya. Semarang: Media Medika Indosiana.
2009; 43(6): 288-290.

8. Paavola M., Vartiainen, Erkki, and Haukkala, Ari. Smoking From Adolescence to Adulthood, the Effects of Parental
and Own Socioeconomic Status. Finland: European Journal of Public Health. 2004; 14(4): 417-420.

9. Putri M. H., Herijulianti E dan Nurjanah N. Ilmu pencegahan penyakit jaringan keras dan jaringan pendukung gigi.
Jakarta: EGC. 2010: 85-87.

10. Shabani l. f., begzati a., dragidella f., et al. The Correlation between DMFT and OHI-S Index among 10-15 Years
Old Children in Kosova. J dent oral health.. 2015; 1(1): 2

Anda mungkin juga menyukai