Anda di halaman 1dari 22

PEMBIMBING

Dr. HANRIZAL SATRIA Sp.OT K(spine)


Sir Pervical Pott 1768 fraktur fibula dengan gangguan deltoid.

Fraktur bimalleolar olrj Dupuytren pada tahun 1819 supinasi jenis eversi dari
fraktur ankle.

Maisonneuve 1840 fraktur spiral di bagian fibula proksimal, yang disebabkan


oleh rotasi eksternal.

Tillaux1872 menjelaskan fraktur avulsi dari insersi ligament tibialis anterior.


Ankle sendi weight- bearing yang dapat menahan
kekuatan hingga lima kali berat badan selama berjalan
dan lari.

cedera ankle daerah kontak tibiotalar kontak


tekanan, nyeri sendi dan degenerasi

Cedera ligamen ankle sering terjadi (sebagian besar


pada ligamen anterior talofibular) dan terkait dengan
waktu penyembuhan yang lama.

Proses cedera ankle (secara radiografi sulit terlihat)


dianjurkan MRI
SE- supinasi eversi
SA- supinasi adduksi
PAB- pronasi abduksi
PE- pronasi eversi
PD- pronasi dorsofleksi

Epidemiologi

Fraktur eksternal- rotasi (eversi) merupakan yang paling


sering terjadi, sementara fraktur pronasi-dorsofleksi
(pilon) jarang terjadi
1. Fraktur perelangan kaki paling sering terjadi
pada trauma akut, seperti jatuh, salah
langkah, cedera saat olah raga
2. Lesi patologis namun jarang menyebabkan
fraktur pergelangan kaki
Pada fraktur pergelangan kaki penderita akan
mengeluh sakit sekali dan tdk dapat berjalan.
Ditemukan adanya pembengkakan pada
pergelangan kaki, kebiruan atau deformitas.
Yang penting diperhatikan adalah lokalisasi dari
nyeri tekan apakah pada daerah tulang atau pada
ligamen.
Nyeri pada pergelangan kaki dan ketidakmampuan
menahan berat tubuh. Deformitas dapat timbul
bersama dengan fraktur/dislokasi. Sering juga
ditemukan pembengkakan dan ekimosis.
Anamnesis

Pemeriksaan Fisis

Pemeriksaan Radiologi
Parameter radiografi
1) Ruang sendi Medial <4 mm, dengan kemiringan
talar <2mm (pada tampilan mortice).
2) Ruang interoseus <5mm (ruang chaput jelas).
3) Overlap antara tuberculus tibialis anterior dan
fibula setidaknya 10 mm.
4) Sudut talocrural (normal 83040).
5) Kemiringan talar (00, dengan toleransi 50
perbedaan antara dua sendi ankle).
6) Garis tibiotalar pada foto AP dan lateral harus
melewati pusat tibia dan pusat talus.
7) Setelah reduksi dievaluasi dengan foto kontrol
Pengobatan fraktur ankle bisa
konservatif atau operasi dan
tergantung pada jenis fraktur,
keadaan kondisi sirkulasi dan kulit,
kondisi umum pasien dan
kemungkinan komplikasi yang
terjadi.
a) Fraktur dan fraktur/ dislokasi sebaiknya direduksi
sesegera mungkin, pada kecelakaan, karena
perpindahan yang kasar gangguan sirkulasi
perifer, neurapraksia dan iskemik kulit.
b) Semua permukaan artikular direkonstruksi secara
anatomis
c) Reduksi fraktur harus dipertahankan selama masa
penyembuhan tetapi imobilisasi cast eksternal
secara berlebihan dapat mengganggu efek pada
tulang rawan.
d) Gerakan pergelangan kaki harus dilakukan awal
untuk mencegah dan meminimalkan efek imobilisasi
yang tidak diinginkan, misalnya atrofi, kontraktur,
adhesi sinovial, degenerasi tulang rawan, perubahan
vaskular dengan edema.
Pada reduksi tertutup fraktur ankle, reduksi
diperoleh dengan membalikkan mekanisme
cedera.
Untuk melihat pembengkakan dan
kemungkinan redisplacement X- ray diambil
pada 48 jam, 7dan 14 hari dan kemudian pada
interval dua mingguan.
Plester lutut dipasangkan pada saat fleksi lutut
15o.
Setelah 3- 4 minggu di bawah plester lutut
dipasang cast.
Fraktur biasanya menyatu pada 12- 16
minggu.
Indikasi untuk reduksi terbuka dan fiksasi
internal fraktur tidak stabil displace, terutama
jika ada subluksasi talar, bahkan pada usia tua.
Kontraindikasi reduksi terbuka dan fiksasi
internal infeksi, paraplegia (pasien
imobilitas), orang tua dan pasien yang tidak
berpindah- pindah dan pasien dengan beberapa
cedera yang membahayakan hidup.

Waktu operasi disarankan awal.


Pada fraktur jenis supinasi-
eversi (tipe Weber A) tidak
ada perbedaan besar antara
pengobatan operatif dan
non- operatif, tetapi pada
fraktur jenis pronasi (tipe C)
hasilnya lebih baik pada
kelompok operatif.
Hasil pengobatan fraktur
ankle menunjukkan bahwa
hasil terburuk, setelah
pengobatan non-operatif,
ditemukan pada kelompok
C ( cedera pronasi- eversi
dan pronasi-abduksi).
Hasil setelah pengobatan
operasi atau non-operatif
(menurut Pugh)
Pada penelitian kami sebagian besar fraktur jenis pronasi dioperasi
sedangkan tipe A (SE) dapat dilakukan oleh reduksi tertutup dan
imobilisasi cast.
Klasifikasi fraktur terbuka berdasarkan Gustillo dan
Anderson (1976)
Tipe I - Luka bersih- laserasi kurang dari 1 cm.
Tipe II - Laserasi >1 cm tetapi tanpa kerusakan
jaringan lunak ekstensif, flap kulit atau avulsi.
Tipe IIIa - Laserasi jaringan lunak ekstensif atau
flaps tetapi jaringan lunak menutupi tulang secara
adekuat.
Tipe III b- kerusakan jaringan lunak ekstensif
dengan paparan tulang.
Tipe IIIc- Fraktur terbuka dengan cedera vaskular
memerlukan perbaikan.
Pengobatan operasi fraktur ankle terbuka
dilakukan dalam tiga tahapan.
I. Irigasi dan debridement luka.
II. Internal atau eksternal fiksasi fraktur.
III. Evaluasi jaringan lunak dan penutupan atau
cakupan defek kulit.
Gambar 1. Fraktur ankle terbuka Gambar 2. Fraktur malleolar
(a) didebridement dan fiksasi lateral ditangani dengan
eksternal (b) sepertiga tubular plate dan
sekrup intrafragment
Gambar 3. Fraktur bimalleolar
ditangani dengan peralatan fiksasi
minimal: lateral dengan rush pin Gambar 4. Fraktur maleolar
dan medial dengan tension band; medial terisolasi dengan dua
sekarang merupakan metode yang sekrup malleolar
sudah ditinggalkan
Gambar 5. Fraktur
trimalleolar sebelum (a &
b) dan setelah reduksi
terbuka dan fiksasi
internal (c & d).
Gambar 6. Transfixion
diastasis tibiofibular Gambar 7. Computed
dengan sekrup melalui tomography (a & b) dan CT
plat semitubular tiga dimensi (c & d) dari
fraktur pilon
Gambar 8. Artikulasi dinamis
fiksasi eksternal untuk fraktur Gambar 9. Fraktur pilon (a)
pilon, yang memungkinkan menyebabkan artrosis (b)
pergerakan sendi ankle dan ditangani dengan arthrodesis
regenerasi kartilago. ankle (c & d).
Malunion Deep venous
Non- union thrombosis dan
Atritis pasca- emboli paru
trauma Sindroma
Sinostosis Distal kompartemen
tibial Algodistrofi
Malunion Komplikasi lain
sindesmosis PTSD (post-
Infeksi traumatic stress
Luka terbuka disorders)
Kaki diabetik

Anda mungkin juga menyukai