Anda di halaman 1dari 45

KEHAMILAN

A-14
Ketua : Destia Ananda 1102015056
Sekretaris : Ika Tri Rahayu 1102014124
Anggota : Giri Mahesa Putra Zatnika 1102012100
Gigih Usahawan 1102014116
Adelin Luthfiana Fajri 1102015004
Alika Rizki Pratami 1102015017
Andi Aulia Ari Nurdewi 1102015021
Anggieta Kumala Dewi 1102015024
Fahira Adipramesti Lubis 1102015068
Faradila Niaoctaviani 1102015071
Skenario
KEHAMILAN

Seorang pasien 27 tahun, G1P0A0H0 datang ke


RSUD pada tanggal 12 September 2014 dengan keluhan
keluar air-air yang banyak dari kemaluan sejak 8 jam yang
lalu tanpa disertai mules. Pasien mengaku HPHT 15
Desember 2013. Pasien belum pernah memeriksakan
kehamilannya. Dari pemeriksaan fisik didapatkan status
generalis dalam batas normal, hanya konjungtiva yang
ditemukan anemis. Pad apalpasi abdomen didapatkan
tinggi fundus uteri 32cm, his masih hilang timbul. Dilakukan
pemeriksaan dalam didapatkan portio lunak, medial
pembukaan 1-2 cm, selaput ketuban (-), sisa jernih, kepala
H1-2. Pada pemeriksaan laboratorium darah rutin
didapatkan Hb 9,2 gr%. Direncanakan dilakukan induksi
persalinan. Pasien mengaku saat ini sedang berpuasa
Ramadhan dan bertanya apakah puasanya boleh
diteruskan atau tidak.
Kata Sulit
1. HIS : Kontraksi rahim secara bertahap
mendorong janin melalui Rahim bagian bawah.
2. Selaput Ketuban : Lapisan yang membungkus amnion
dalam rahim Ibu.
3. HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir.
4. Induksi Persalinan : Stimulasi untuk memulai proses
persalinan.
5. Kepala H1-2 : Keadaan janin dimana posisi kepala
janin telah memasuki pintu atas panggul sebanyak 1/5-2/5
bagian.
Pertanyaan
1. Apa yang menyebabkan hid hilang timbul?
2. Apa saja yang mnyebabkan selaput ketuban pecah?
3. Jika HPHT 15 Desember 2013, tanggal berapakah taksiran kelahiran?
4. Berapa kadar Hb normal pada ibu hamil?
5. Mengapa ditemukan konjungtiva anemis?
6. Mengapa perlu dilakukan induksi persalinan?
7. Adkah pengaruh anemia pada Ibu hamil?
8. Apa yang dimaksud dengan fundus uteri 32 cm?
9. Apa yang diberikan pada induksi persalinan?
10. Mengapa portio pasien lunak?
11. Apa indikasi persalinan normal?
12. Apakah orang hamil boleh berpuasa?
13. Mengapa didapatkan selaput ketuban negative?
14. Bagaimana proses persalinan normal dan pemimpinannya?
15. Apa efek pecah ketuban pada janin?
16. Bagaimana tatalaksana anemia pada Ibu hamil?
17. Bagaimana tanda fisiologi kehamilan pada Ibu dan janin?
18. Apa penyebab anemia pada ibu hamil?
19. Bagaiman proses terjadinya kehamilan?
Jawaban
1. Karena belum saatnya untuk keluar dari rahim ibu
2. Peningkatan prostaglandin, kontraksi, peningkatan oksitosin,
peningkatan CRH, kepala janin sudah masuk pintu atas panggul,
infeksi, trauma.
3. Hari +7 (15+7) Bulan -3 (12-3) Tahun disesuaikan (2013+1)
22 Desember 2013 22 September 2014
4. Hb trimester 1 dan 3(>11 gr %), trimester 2 (>10,5 gr %)
5. Karena Ibu mengalami anemia, Hb rendah
6. Karena ketuban pecah, mencegah bayi keracunan
7. Ibunya infeksi peningkatan prostaglandin kontraksi uterus
8. Menggambarkan usia kehamilan, 1 cm = 1 pekan maka 32 cm sekitar
31-33 pekan usia kehamilan
9. Diberi oksitosin dan preparat prostaglandin
10. Peningkatan prostaglandin dan peningkatan oksitosin
11. Aterm (cukup bulan), tidak kelilit tali pusat dan tidak ada kontraindikasi
persalinan normal seperti DM gestasional, preeklamsi, eklamsi,
makrosomia, polihidroamnion.
12. Boleh, selama tidak membahayakan Ibu dan janin
13. Karena ketuban sudah pecah
14. 4 kala persalinan :
kala 1 : persiapan pembukaan terdiri dari 2 fase yaitu fase laten (8 jam)
dan fase aktif yang dibagi menjadi fse akselerasi, dilatasi maksimal dan
deselerasi.
Kala 2 : pengeluaran bayi
Kala 3 : pengeluaran plasenta
Kala 4 : observasi 1 jam setelah persalinan
Pimpinan persalinan masuk dalam kala 2
15. Janin tertelan air ketuban
16. Perbaikan gizi, cek laboraorium untuk mengetahui etiologinya
17. Striae gravidarum, kloasma gravidarum, hiperpigmentasi areola
mammae, linea nigrae, volume darah meningkat, sering berkemih.
18. Ketidakseimbangan plasma dan jumlah eritrosit, kekurangan gizi
19. Fertilisasi, nidasi/implantasi, plasentasi
Hipotesis
Kehamilan adalah hasil dari proses fertilisasi, nidasi/implantasi
dan plasentasi. Kehamilan ditandai oleh volume darah yang
meningkat, striae gravidarum, kloasma gravidarum, hiperpigmentasi
pada areola mammae, linea alba yang berubah menjadi linea nigrae
dan juga seringnya berkemih. Pada kehamilan ditemukan anemia dan
defisiensi nutrisi karena ketidakseimbangan plasma dengan jumlah
eritrosit. Hal ini dapat ditangani dengan perbaikan gizi yang seimbang.
Apabila usia kehamilan telah cukup bulan dengan tidak ada
kontraindikasi maka dilakukan persalinan normal. Akan tetapi, apabila
terjadi pecah ketuban dini maka dilakukan induksi persalinan dengan
cara diberikan oksitosin dan preparat prostaglandin agar janin tidak
tertelan air ketuban. Pada ibu hamil diperbolehkan berpuasa apabila
tidak membahayakn ibu dan janin.
Sasaran Belajar
1. Memahami dan Menjelaskan Proses Kehamilan
2. Memahami dan Menjelaskan fisiologi Kehamilan
1. Ibu
2. Janin
3. Memahami dan Menjelaskan Persalinan Normal
1. Mekanisme Persalinan Normal
2. Pimpinan Persalinan Normal
4. Memahami dan Menjelaskan Anemia pada Kehamilan
1. Etiologi dan Klasifikasi
2. Pengaruh Anemi Terhadap Ibu Hamil
3. Tatalaksana dan Komplikasi
5. Memahami dan Menjelaskan Hukum Berpuasa Ramadhan pada
Kehamilan
Fisiologis Kehamilan
Pada saat terjadi nidasi sel-sel endometrium telah berubah menjadi sel-
sel desidua. Pertumbuhan dan perkembangan desidua sejak terjadi
konsepsi karena pengaruh hormon terus tumbuh sehingga makin lama
menjadi tebal. Desidua adalah mukosa rahim pada kehamilan yang
terbagi atas:
Desidua basalis
Terletak diantara hasil konsepsi dan dinding rahim,
disini plasentater bentuk
Desidua kapsularis
Meliputi hasil konsepsi ke arah rongga rahim yang
lama kelamaan bersatu dengan desidua vera
kosena obliterasi.
Desidua vera (parietalis)
Meliputi lapisan dalam dinding rahim lainnya.
Darah berkadar oksigen tinggi yang berasal dari plasenta
dibawa oleh vena umbilicalis kiri.
Sebagian besar darah dari plasenta melewati jaringan hati
secara langsung by pass menuju vena cava caudalis
melalui vena cava caudalis.
Sebagian besar darah plasenta yang masuk ke atrium
kanan masuk ke atrium kiri melalui foramen ovale
Darah ventrikel kanan dipompa menuju paru-paru, dan
sebagian besar sisanya dipompa langsung menuju aorta
melalui ductus arteriosus.
Darah dari aorta dibawa kembali ke plasenta oleh
sepasang arteri umbilicalis.
Perubahan Fisiologi pada Ibu Hamil
Uterus
Cervix uteri
Ovarium
Vagina dan vulva
Mammae
Kulit
Sistem reproduksi
Hematologi
Sistem respitorius
Sistem urinarius
Sistem digestivus
Perkembangan Janin
Fase Germinal
Berlangsung pada waktu 10 -14 harisetelah pembuahan. Zigot (hasil
pembuahan) berkembang cepat 72 jam setelah pembuahan,
membelah diri menjadi 32 sel dan sehari kemudian sudah 72 sel.
Pembelahan ini berlangsung terus sampai menjadi 800 milyar sel
ataulebih, dan dari sinilah manusia tumbuh berkembang.
Fase Embrional
Berkembang mulai pada 2 8 minggu setelah pembuahan. Selama
fase ini system pernafasan, pencernaan, system syaraf dan tubuh
tumbuh dan berkembang cepat. Pada periode pertumbuhan
embrional ini sangatlah peka terhadap pengaruh lingkungannya.
Keadaan tidak normal atau cacat pada waktu lahir dapat terjadi
karena adanya gangguan pada masa kandungan tiga bulan
pertama.
Fase Fetus (Janin)
Berkembang delapan minggu setelah pembuahan. Sel tulang
pertama mulai tumbuh dan embrio menjadi janin. Dari periode ini
sampai saat kelahiran bentuk tubuh makin sempurna, bagian-bagian
tubuh tumbuh dengan laju yang berbeda-beda dan janin sendiri
tumbuh memanjang sampai kira-kira 20 kalinya.
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :
Kala I (kala pembukaan)
Waktu untuk pembukaan serviks sampai pembukaan lengkap 10 cm ditandai
dengan keluarnya lendir bercampur darah, karena serviks mulai membuka dan
mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis
servikalis. Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :

Fase laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan 3


cm berlangsung 7-8 jam.
Fase aktif :berlangsungselama 6 jam dandibagiatas 3 subfase.
Periode akselerasi :berlangsung 2 jam, pembukaan 4 cm.
Periode dilatasi maksimal :selama 2 jam, pembukaan berlangsung cepat
menjadi 9 cm.
Periode deselerasi :berlangsung lambat, dalamwaktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm atau lengkap.

Kala II (kala pengeluaran janin)


Pada kala II, his terkoordinir, cepat, dan lebih lama, kira-kira 2-3 menit sekali,
kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan
pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa
mengedan, karena tekanan pada rektum, ibu merasa seperti mau BAB,
dengan tanda anus terbuka.
Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka perineum
merenggang, dengan his mengedan terpimpinakan lahirkan kepala, diikuti
oleh seluruh badan janin, kala II pada primi 1 -2 jam, pada multi -1 jam.
Kala III (kala pengeluaran uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebenar, uterus teraba keras
dengan fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi
tebal 2 x sebelumnya. Beberapa saat kemudian timbul his pelepasan dan
pengeluaran uri, dalam waktu 1-5 menit seluruh plasenta terlepas,
terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit
dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri, seluruh proses biasanya
berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir, pengeluaran plasenta disertai
dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

Ada 3 tanda lepasnya plasenta :


Perubahan ukurandan bentuk uterus.
Tali pusat memanjang.
Semburan darah.
Perasat-perasat untuk mengetahui lepasnya uri :

Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan di atas symphisis talipusat
ditegangkan, jika tali pusat masuk berarti belum lepas, jika diam/maju berarti sudah
lepas.
Strassman
Tegangkan talipusat dan ketok pada fundus, bila talipusat bergetar berarti belum
lepas, bila diam/turun berarti sudah lepas.
Klein
Sewaktu ada his, rahim kita dorong sedikit, bila bergetar kembali berarti belum
lepas, bila diam/turun berarti sudah lepas.

Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi lahir dan uri lahir untuk
mengamati keadaan ibu terutama terhadap bahaya perdarahan post partum.
Tanda Persalinan Normal
Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.
Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
Perasaan sering atau susah kencing (polikisuria) karena
kandun kemih tertekan oleh bagian terbawah janin.
Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya
kontraksi-kontraksi lemah uterus, kadang disebut false labor
pains.
Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya
bertambah bisa bercampur darah (bloody show).
Pimpinan Persalinan Normal
Rekomendasi Pimpinan Persalinan Kala I dan II Normal pada
Wanita tanpa Faktor Risiko Anestetik, Medis atau Obstetris

Tanda vital ibu diperiksa sekurang-kurangnya setiap 4 jam.


Pemeriksaan vagina periodik menggunakan pelumas larut-
air dan steril; hindari antiseptik povidon-iodin dan
heksaklorofen.
Diizinkan untuk minim cairan jernih, kadang-kadang
potongan es batu, sedikit demi sedikit dan memakai
pelembab bibir. Hidrasi intravena diindikasikan bila
persalinan memanjang.
Si ibu harus mempunyai pilihan untuk dapat berjalan-jalan
selama persalinan kala I.
Pereda nyeri harus bergantung pada kebutuhan dan
keinginan si ibu.
Penanganan
Periksa fundus setiap 15 menit pada jam pertama dan setiap 20- 30 menit selama
jam kedua. Jika kontraksi tidak kuat, masase uterus sampai menjadi keras. Apabila
uterus berkontraksi, otot uterus akan menjepit pembuluh darah untuk menghentikan
perdarahan. Hal ini dapat mengurangi kehilangan darah dan mencegah
perdarahan pasca persalinan.
Periksa tekanan darah, nadi kantung kemih, dan perdarahan setiap 15 menit pada
jam pertama dan setiap 30 menit selama jam kedua.
Anjurkan ibu untuk minum demi mencegah dehidrasi. Tawarkan ibu makanan dan
minuman yang disukainya.
Bersihkan perineum ibu dan kenakan pakaian ibu yang bersih dan kering.
Biarkan ibu beristirahat ia telah bekerja keras melahirkan bayinya. Bantu ibu pada
posisi yang nyaman.
Biarkan bayi berada pada ibu untuk meningkatkan hubungan ibu dan bayi, sebagai
permulaan dengan menyusui bayinya.
Bayi sangat siap segera setelah kelahiran. Hal ini sangat tepat untuk memulai
memberikan ASI. Menyusui juga membantu uterus berkontraksi.
Jika ibu perlu ke kamar mandi, ibu boleh bangun, pastikan ibu dibantu karena masih
dalam keadaan lemah atau pusing setelah persalinan. Pastikan ibu sudah buang air
kecil dalam 3 jam
pascapersalinan.
Ajari ibu atau anggota keluarga tentang :
Bagaimana memeriksa fundus dan menimbulkan kontraksi.
Tanda-tanda bahaya bagi ibu dan bayi.
Mekanisme Persalinan Normal
Engagement
Apabila diameter biparietal kepala melewati pintu atas panggul, kepala dikatakan
telah menancap (engaged) pada pintu atas panggul.
Penurunan (decent)
Penurunan adalah gerakan bagian presentasi melewati panggul.
Fleksi
Segera setelah kepala yang turun tertahan oleh serviks, dinding panggul, atau
dasar panggul, dalam keadaan normal fleksi terjadi dan dagu didekatkan ke arah
dada janin.
Putaran Paksi Dalam
Putaran paksi dalam dimulai pada bidang setinggi spina iskiadika, tetapi putaran ini
belum selesai sampai bagian presentasi mencapai panggul bagian bawah.
Ekstensi
Saat kepala janin mencapai perineum, kepala akan defleksi ke arah anterior oleh
perineum.
Restitusi dan putaran paksi luar
Setelah kepala lahir, bayi berputar hingga mencapai posisi yang sama dengan
saat ia memasuki pintu atas, gerakan ini dikenal sebagai restitusi.
Ekspulsi
Setelah bahu keluar, kepala dan bahu diangkat ke atas tulang pubis ibu dan
badan bayi dikeluarkan dengan gerakan fleksi lateral ke arah simfisis pubis.
Anemia pada Kehamilan
Anemia adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin (Hb) dalam
darahnya kurang dari 12 gr%, sedangkan anemia dalam kehamilan
adalah kondisi ibu dengan kadar haemoglobin dibawah 11 gr%
pada trimester I dan III atau kadar <10,5 gr% pada trimester II. Anemia
dalam kehamilan yang disebabkan karena kekurangan zat besi, jenis
pengobatannya relatif mudah, bahkan murah.
Menurut Mochtar (1998) penyebab anemia pada umumnya adalah
sebagai berikut:
Kurang gizi (malnutrisi)
Kurang zat besi dalam diit
Malabsorpsi
Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-lain
Penyakit-penyakit kronik seperti TBC paru, cacing usus, malaria dan lain-lain
Etiologi dan Klasifikasi Anemia
Anemia defisiensi besi
Merupakan anemia yang paling sering ditemukan. Dapat disebabkan karena
kurang asupan besi dalam makanan, gangguan resorpsi, gangguan
penggunaan, atau karena pengeluaran besi terlalu banyak dari tubuh misalnya
pada perdarahan.
Anemia megaloblastik
Disebabkan karena defisiensi asam folat, jarang sekali karena defisiensi vitamin
B12. Diagnosis dibuat bila ditemukan megaloblas atau promegaloblas dalam
darah atau sumsum tulang.
Anemia hipoplastik
Disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah baru.
Sumsum tulang bersifat normoblastik dengan hipoplasia eritropoesis yang nyata.
Anemia hemolitik
Pada anemia ini terjadi penghancuran sel darah merah berlangsung lebih
cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar menjadi
hamil, apabila hamil maka anemia menjadi lebih berat.
Manifestasi Klinis
Gejala anemia pada kehamilan yaitu:
Ibu mengeluh cepat lelah,
sering pusing,
mata berkunang-kunang,
malaise,
lidah luka,
nafsu makan turun (anoreksia),
konsentrasi hilang,
nafas pendek (pada anemia parah) dan
keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda.
Pengaruh Anemia pada Kehamilan
Bahaya Pada Trimester I
Pada trimester I, anemia dapat menyebabkan terjadinya missed
abortion, kelainan congenital, abortus / keguguran.

Bahaya Pada Trimester II


Pada trimester II, anemia dapat menyebabkan terjadinya partus
premature, perdarahan ante partum, gangguan pertumbuhan janin
dalam rahim, asfiksia intrapartum sampai kematian, gestosis dan
mudah terkena infeksi, dan dekompensasi kordis hingga kematian
ibu.

Bahaya Saat Persalinan


Pada saat persalinan anemia dapat menyebabkan gangguan his
primer, sekunder, janin lahir dengan anemia, persalinan dengan
tindakan-tindakan tinggi karena ibu cepat lelah dan gangguan
perjalanan persalinan perlu tindakan operatif.
Bahaya terhadap janin
Abortus
Terjadi kematian intra uteri
Persalinan prematur tinggi
Berat badan lahir rendah
Kelahiran dengan anemia
Dapat terjadi cacat bawaan
Bayi mudah terkena infeks
Ancaman decompensasi cordes (Hb<6gr%)
Mola hidatidosa
Hiperemesis gravidarum
Perdarahan antepartum
Ketuban pecah dini

Tatalaksana
Kebutuhan tablet besi pada kehamilan menurut Jordan (2003),
dijelaskan bahwa : Pada kehamilan dengan janin tunggal
kebutuhan zat besi terdiri dari : 200-600 mg untuk memenuhi
peningkatan massa sel darah merah, 200-370 mg untuk janin yang
bergantung pada berat lahirnya, 150-200 mg untuk kehilangan
eksternal, 30-170 mg untuk tali pusat dan plasenta, 90-310 mg
untuk menggantikan darah yang hilang saat melahirkan.
Kebutuhan total zat besi pada kehamilan berkisar antara 440-1050
mg dan 580-1340 mg dimana kebutuhan tersebut akan hilang 200
mg (Walsh V, 2007) melalui ekskresi kulit, usus, urinarius.
Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil memerlukan rata-rata
30,00-40,00 mg zat besi per hari. Kebutuhan ini akan meningkat
secara signifikan pada trimester terakhir, yaitu rata-rata 50,00 mg /
hari pada akhir kehamilan menjadi 60,00 mg / hari. Zat besi yang
tersedia dalam makanan berkisar 6,00 sampai 9,00 mg / hari,
Peran Zat Gizi Ibu Hamil
Indeks Massa Tubuh (IMT) pada Ibu Hamil
Pertambahan berat selama kehamilan adalah salah satu indikator
ekspansi volume plasma dan keseimbangan positif kalori dan
menggambarkan secara kasar kecukupan diet.

Kenaikan Berat Badan


Kenaikan berat badan ibu hamil yang normal berkisar antara 10-12,5
kg.

Pertambahan berat badan yang dianjurkan


Sebelum dekade tujuh puluhan, banyak paramedis (termasuk dokter)
yang menganut semi kelaparan, yaitu pembatasan pertambahan berat
badan untuk membantu mencegah toksemia. Mereka menganjurkan
agar pertambahan berat badan hingga kehamilan berakhir tidak lebih
dari 8,2 kg dan menganjurkan pertambahan berat sekitar 9 11,3 kg.
Pada tahun 1983 usulan ini diubah menjadi 10 12,2 kg, dan pada
tahun 1990 bersama Institute of Medical angka tersebut diperbaiki
menjadi 11,3 15,9 kg untuk wanita yang berat terhadap tingginya
normal.
Selama trimester I kisaran pertambahan berat badan sebaiknya 1-
2 kg (350-400 g/mg), sementara trimester II dan III sekitar 0,34-0,5
kg tiap minggu. Berat badan ibu hamil akan bertambah sampai
12,5 kg, bergantung berat badan sebelum hamil. Sesuai dengan
angka kecukupan gizi bagi orang Indonesia pada tahun 2004,
maka didapat kebutuhan energi wanita dewasa usia 30-39 tahun
adalah 1900 kkal. Kebutuhan energi tambahan bila dalam
keadaan hamil pada trimester I sebesar 180 kkal, trimester II dan
trimester III sebesar 300 kkal (antara 2080 kkal sampai 2200 kkal).
Status Gizi pada Ibu Hamil
Kekurangan Gizi pada Ibu Hamil
Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah keadaan bayi lahir dengan
berat badan <2500 gram. Keadaan gizi ibu yang kurang baik
sebelum hamil dan pada waktu hamil cenderung melahirkan
BBLR, bahkan kemungkinan bayi meninggal dunia.
Kurang zat besi pada wanita hamil meningkatkan risiko kematian
wanita pada saat melahirkan, dan meningkatkan risiko kematian
risiko bayi yang dilahirkan kurang zat besi. Bayi yang kurang besi
dapat berdampak pada gangguan pertumbuhan sel-sel otak
yang dikemudian hari dapat mengurangi IQ anak
Kurang vitamin A selain berdampak pada risiko kebutaan juga
risiko kematian balita karena infeksi. Kurang vitamin A ikut
berperan pada tingginya angka kematian balita di Indonesia dan
berpotensi terhadap rendahnya produktivitas kerja.
Kekurangan Yodium dapat menyebabkan kerusakan mental.
Pada ibu yang kekurangan yodium menyebabkan bayi lahir mati,
cacat fisik atau kerusakan berat pada otak.
Pencegahan
Zat besi dapat diperoleh dengan cara mengonsumsi daging
(terutama daging merah) seperti sapi. Zat besi juga dapat
ditemukan pada sayuran berwarna hijau gelap seperti bayam
dan kangkung, buncis, kacang polong, serta kacang-kacangan.
Perlu diperhatikan bahwa zat besi yang terdapat pada daging
lebih mudah diserap tubuh daripada zat besi pada sayuran atau
pada makanan olahan seperti sereal yang diperkuat dengan zat
besi.
Anemia juga bisa dicegah dengan mengatur jarak kehamilan
atau kelahiran bayi. Makin sering seorang wanita mengalami
kehamilan dan melahirkan, akan makin banyak kehilangan zat
besi dan menjadi makin anemis. minimal lebih dari 2 tahun.
Prognosis
Prognosis anemia defisiensi besi baik apabila penyebab anemia
hanya karena kekurangan besi saja dan diketahui penyebabnya
serta kemudian dilakukan penanganan yang adekuat.
Jika terjadi kegagalan dalam pengobatan, perlu dipertimbangkan
beberapa kemungkinan sebagai berikut :
Diagnosis salah
Dosis obat tidak adekuat
Preparat Fe tidak tepat atau kadaluarsa
Perdarahan yang tidak teratasi atau perdarahan yang tidak
tampak berlangsung menetap
Disertai penyakit yang mempengaruhi absorpsi dan
pemakaian besi (infeksi, keganasan,penyakit hati, penyakit
ginjal,penyakit tiroid,penyakit defisiensi vitamin B12, asam
folat ).
Gangguan absorpsi saluran cerna
Hukum Puasa pada Ibu Hamil
Menurut Islam
Maka jika di antara kamu ada yang sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka wajib baginya berpuasa)
sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.
(Qs. Al Baqarah (2): 184)
Ibnu Abbas dan Ibnu Umar ra. serta Syaikh Salim dan Syaikh
Ali Hasan berpendapat bahwa wanita hamil atau menyusui
yang khawatir akan bayinya, wajib membayar fidyah saja.
Dalil yang digunakan adalah sama sebagaimana dalil para
ulama yang mewajibkan qadha dan fidyah, yaitu perkataan,
Wanita hamil dan menyusui, jika takut terhadap anak-
anaknya, maka mereka berbuka dan memberi makan
seorang miskin. (HR. Abu Dawud)
Daftar Pustaka
Cunningham, et. al. 2006. Obstetri Williams. Jakarta: EGC.
Francin, P. 2005. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Guyton, A.C., Hall, John E. 2006. Guyton Textbook of Medical Physiology
11th edition. USA: Elsevier Saunders
Kristiyanasari, W. 2010. Gizi Ibu Hamil. Yogyakarta: Nuha Medika
Mocthar, R. 2011. Sinopsis Obstetri, Obstetri Fisiologi dan Patologi ed.3.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta. PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohadjo.
Sadler T.W. 2010. Embriologi kedokteran Langman ed.10. Jakarta: Buku
kedokteran EGC.
Sherwood. 2011. Fisiologi manusia dari sel ke sistem ed.6. Jakarta: Buku
kedokteran EGC
https://islamqa.info/id/3434
http://www.kesehatanibuhamil.com/2015/03/hukum-islam-tentang-ibu-
mengandung.html
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai