Ekonomi Kelembagaan
Ekonomi Kelembagaan
Pembangunan Ekonomi
.
Mainstream Economics
• Jenis:
1. Batasan informal (informal contraints): sangsi, kebiasaan, adat,
norma, dll.
2. Batasan formal (formal constraints): konstitusi, hukum, hak
kepemilikan, peraturan, dll.
• Fungsi:
- membawa keteraturan dan meminimalkan ketidakpastian
dalam hubungan/interaksi dan pertukaran.
- meminimalkan perilaku oportunistik
- menyediakan struktur insentif bagi ekonomi.
BENTUK KELEMBAGAAN
NORMA-KONVENSI
ATURAN MAIN
(HUKUM)
PENGATUR HUBUNGAN
KEPEMILIKAN
NORMA-KONVENSI
• Axiom 2: Reflexivity
The individual can always compare (i.e. stated his/her preference),
and the similar bundle of consumption is at least as good as itself.
• Axiom 3: Transitivity
The individual preference is internally consistent. Thus, when one say A
is preferred to B, and B is preferred to C, he/she will not say that C is
preferred to A.
Axiom dalam perilaku rational choice
dalam Ekonomi Neoklasik
• Axiom 4: Non-Satiation
If a consumption bundle X consist of at least more than one good than
X’, and no less of any other consumption bundle X’, then X is always
preferred than X’ (more is better than less)
• Axiom 5: Continuity
If an individual prefers A to B, then any closed set of
consumption bundle closed to A would also be preferred to B
* Perbedaan kedua aliran pemikiran ini dapat dipelajari lebih lanjut di:
Rutherford, Malcolm. 1996. Institutions in Economics: The Old and New
Institutionalism, Cambridge University Press, Cambridge.
Focus of Research Programs
OIE NIE
1. Investigates the effects of new 1. Property rights (Demsetz, Alchian)
technology on institutional schemes and common law (Posner).
and the way in which established 2. Public choice processes, including
social conventions and vested rent seeking and the activities of
interests result such change distributive coalitions (Olson,
Thorstein Veblen, Clarence Ayres. Mueller).
2. Concentrates on law, property rights 3. Deals with organization, includes the
and organizations, their evolution and agency theory (Jensen and
impact on legal and economic power, Meckling), transaction costs (Coase,
economic transactions, and the Williamson)
distribution of income (institutions are 4. The use of game theory to model
seen as the outcome of formal and action within given institutional
informal process of conflict situations (Shubik); The evolution of
resolution) John Commons, the social institutions themselves
Warren Samuels, Allan Schmid (Schotter)
(Commons tradition has closer links 5. Economic history (Douglas North).
with the NIE, although still differs in
6. Austrian and neo-Schumpeterian
significant way).
efforts to explain various types of
institutional development in invisible-
hand or evolutionary terms (Hayek,
Methodological & Theoretical Approach
OIE NIE
1. Anti – formalist 1. Formalist
2. Holist 2. Individualist
3. Behaviorist (rule 3. Rational choice
following) 4. Collectivist
4. Evolutionary and 5. Non interventionist
invisible hand
5. Interventionist
Criticism
OIE NIE
NIE (neoclassical and Austrian) OIE criticizes NIE for its:
criticizes OIE for its:
1. lack of theory 1. theory is often too abstract and
2. tendency to argue in holistic formal
terms rather than individualistic 2. adopts an extreme, reductionist,
terms version of individualism
3. use of a behavioristic rather than 3. view individual as overly rational
rational choice framework and overly autonomous being;
4. failure to appreciate the constrained but not otherwise
importance of unintended and influenced by his institutional and
evolutionary process in social setting
institutional development as 4. use of orthodox welfare criteria
opposed to processes of are not appropriate for appraising
collective decision making in institutional change
institutional design.
2 Asumsi dasar perilaku manusia
dalam New Institutional Economics
1. Bounded rationality
Human behaviour that is “intendedly” rational, but only limitedly so
(Simon, 1961, p. xxiv)
2. Opportunism
Economic agents are guided by considerations of self-interest to
make allowance for strategic behavior
Bounded Rationality
Perilaku rational choice tidak realistis karena:
• Kompleksitas
– Agen ekonomi tidak dapat memprediksi segala kemungkinan
pilihan yang ada
• Uncertainty
– Ketidakpastian lingkungan tidak dapat diperhitungkan
• Language
– Keterbatasan agen ekonomi dalam mengartikulasikan
pengetahuan dan perasaannya melalui kata, angka atau grafis
membatasinya untuk dapat dimengerti sepenuhnya oleh orang
lain
BOUNDED/LIMITED RATIONALITY
(Herbert Simon)
• Seorang individu tidak selalu tahu segala biaya (pay-off) dari seluruh
alternatif pilihan yang ada, dan tidak memiliki kemampuan untuk
membandingkan berbagai variasi pay-off yang ada.
• Isu:
– bagaimana seseorang bertindak rasional dalam situasi ini?
– Perilaku yang “intendedly” rasional
BOUNDED RATIONALITY…
• Agen ekonomi yang “rasional tapi terbatas” (bounded rationality):
– Akses terhadap informasi yang terbatas
– Kapasitas komputasi yang terbatas
Kesimpulan:
• Bounded/procedural/adaptive rationality:
– Ada situasi yang berulang (recurring situation)
– Ada perilaku yang teratur (behavioral regularities)
– Pilihan berdasarkan pengalaman di masa lalu
– Keterbatasan informasi dan kapasitas reasoning membuat agen
ekonomi memilih untuk mengikuti kebiasaan (follow rules)
• Cakupannya:
– Prinsip-prinsip pengujian teori
– Struktur eksplanasi
– Fundamental
Metodologi yang umum dipakai
dalam ilmu ekonomi mainstream:
• Pengujian epistemologi:
– Peran kritis dari bukti empiris negatif dalam pengujian
teori untuk dapat menerima atau menolak suatu teori
ekonomi (rational acceptance)
• Inductive inference
– “the theory of prediction based on observation”
– Penjelasan melalui generalisasi berdasarkan contoh
spesifik/individual
• Contoh: seluruh angsa yang di observasi putih semua
angsa putih
Poperian Dominance dalam Ekonomi
– Refutable implication
Lakatosian mainstream
Methodology of Scientific Research Program:
– Hard core
(a set of irrefutable proposition)
– Protective belt
(successive auxiliary and refutable hypotheses)
– Heuristics
(a set of suggestion on how to develop the program)
• Veblen:
An institution is of the nature of a usage which has become axiomatic
and indispensable by habituation and general acceptance.
• Commons:
Institution as collective action – from unorganized custom to the many
organized Going Concern.
• Vanberg:
Institution is systems of interrelated and mutually stabilizing routines.
• Modern game theory:
A social institution is a regularity in social behaviour that is agreed to
by all members of society, specified behavior in specific recurrent
situations (self policed or policed by external authority).
Definisi Institusi:
1. Berkaitan dengan kebiasaan dan tradisi (perilaku yang reguler)
2. Berkaitan dengan aturan normatif yang mengatur perilaku tersebut
2. Storytelling (holistic)
Dalam membangun teori tentang suatu fenomena, fakta, teori dan
nilai-nilai tercampur menjadi satu dalam analisa.
2. Teknologi
– Peran dari perubahan teknologi terhadap kompetisi, gaya
hidup dan pemerintahan
3. Pemerintah
– Pengaruh pemerintah terhadap industri
– Pendekatan pilihan publik
PENERAPAN ANALISIS KELEMBAGAAN PADA
SEKTOR PERTANIAN DI INDONESIA
KEBIJAKAN NEGARA MAJU
• Tahun 2003, subsidi yang diberikan pemerintah AS kepada
petaninya sebesar US$ 1,7 Milyar atau rata-rata US$
232/hektar.
55
BLM-PUAP
• Bantuan Langsung Masyarakat –
Pengembangan Usaha Agribisnis
Pedesaan (BLM-PUAP) merupakan upaya
untuk mengatasi keterbatasan permodalan
dan kapasitas petani.
1 unit Gapoktan dapat menerima 100
juta
DLM LUEP ???
Dana Penguatan Modal Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan
(DLM LUEP) Memberikan "dana talangan" kepada LUEP utk
meningkatkan kemampuannya dalam membeli gabah/beras
petani sesuai harga pembelian pemerintah (HPP) dan sebagai
imbalannya LUEP tidak perlu membayar bunga untuk DPM
dana tersebut.
Tujuan :
Menjaga stabilitas harga gabah/beras yang
diterima petani pada tingkat wajar
Meningkatkan pendapatan petani padi di wilayah
sentra produksi melalui pengamanan penerapan
HDPP
Menumbuh-kembangkan kelembagaan usaha ekon
di pedesaan, yg dpt mendorong pertumbuhan dan
menggerakkan perekonomian di pedesaan
• Sasaran utama :
Tercapainya stabilitas harga gabah di tingkat
petani pada tingkat yang wajar.
• Target :
LUEP yang bergerak di bidang perdagangan
gabah petani yang tergabung dalam kelompok
tani yang bermitra dengan LUEP.
• Sasaran Wilayah :
124 kabupaten sentra produksi padi di 15
provinsi (NAD, Sumut, Sumbar, Sumsel,
Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DI. Yogya,
Jatim, Bali, NTB, Sulsel, Kalbar dan Kalsel).
LM3
• Lembaga Mandiri Mengakar pada Masyarakat
• LM3 merupakan program yang menggunakan
pendekatan sistem agribisnis dan prinsip2 agribisnis dg
melibatkan peran masy pedesaaan, shg masy pedesaan
dapat berperan sebagai agen pembangunan di
pedesaan.
• Peran LM3 pada pembangunan pertanian di Indonesia
adalah peningkatan pemberdayaan masyarakat,
peningkatan pemberdayaan sumber daya manusia,
peningkatan pendapatan dan kesejahteraan.
Lembaga Pembiayaan Pertanian Renstra (hal 80)
Tujuan : untuk memberikan layanan dan mempermudah
aksesibilitas petani untuk memperoleh subsidi investasi /
pembiayaan dalam usahatani mereka.
Adapun program yang tercakup dalam kebijakan ini
antara lain KPEN-RP, BLM-KIP dan KKPE
KPEN-RP
KPEN RP : (Kredit Pengembangan Energi Nabati Revitalisasi
Perkebunan),
Upaya percepatan pengembangan perkebunan rakyat melalui
perluasan, peremajaan dan rehabilitasi tanaman perkebunan yang
didukung kredit investasi perbankan dan subsidi bunga oleh
pemerintah dengan melibatkan perusahaan di bidang usaha
perkebunan sebagai mitra pengembangan dalam pembagunan
kebun, pengolahan dan pemasaran hasil.
Fitur Kredit :
Komoditi yang dibiayai Kelapa Sawit dan Karet
Luas lahan minimal 2 ha, maksimal 4 ha per petani
Limit kredit sebesar luas lahan dikalikan satuan biaya per hektar
Dana sendiri 0%
Jenis kredit adalah Kredit Investasi
Suku bunga, setinggi2nya LPS + 5%, suku bunga kepada petani 10%
Agunan adalah kebun petani plasma yang dibiayai
Pengelolaan kebun plasma 'single management' dengan kebun inti
Provisi kredit 0%
BLM – KIP
(Bantuan Langsung Masy utk Keringanan Investasi Pert)
• Fasilitas bantuan investasi yang diberikan bagi
kelompok sasaran yang telah mendapatkan kredit dari
perbankan dan dinilai layak diberi bntuan.
• Maksud dari program ini adalah untuk membantu
kelompok sasaran dengan pemberian tunai untuk
meringankan cicilan kredit dari perbankan atau
lembaga keuangan lainnya.