Anda di halaman 1dari 25

GAGAL GINJAL KRONIK

KELOMPOK 9
WAHYUNI HAPSARY OHORELLA
CINDY YUNITA SUMULE
ISMI INDRAYANI ASIS
NURWAHYUNI
HABRIKA MANGETA
MARTHINI BUA
RIRIN MUNJAYANAH
DEFENISI

• Gagal Ginjal Kronik merupakan keadaan


gangguan fungsi ginjal yang bersifat menahun
berlangsung progresif dan irrefersible (tidak
dapat kembali ke keadaan semula).
• Ginjal tidak mampu mempertahankan
metabolisme dan keseimbangan cairan
elektrolit menyebabkan uremia (retensi urea
dan sampah nitrogen lain dalam darah).
EPIDEMIOLOGI
• Di amerika serikat tahun 1999 terdapat 340.000
gagal ginjal kronik dan meningkat menjadi
651.000 dalam tahun 2010.
• Malaysia terdapat 1800 kasus baru gagal ginjal
per tahunnya.
• Survei yang dilakukan oleh PERNEFRI Prevalensi
gagal ginjal kronik di Indonesia sekitar 12.5 %.
ETIOLOGI
• Penyebab gagal ginjal kronik yang paling sering :
– Diabetes
– Hipertensi
– Glomerulonefritis kronik
• Penyebab gagal ginjal kronik yang tergolong
jarang :
– Obstruksi saluran kemih
– Infeksi
– Penyakit ginjal polikistik
PATOFISIOLOGI
Dm Hipertensi tidak Glomeluronefriitis
terkontrol kronik

Radang
Nefropati
Vasokontriksi pada ginjal
pembuluh
Kerusakan darah di ginjal
glomerulus

Secara
progresif

Kerusakan
nefron

Penurunan jumlah nefron fungsional


progresif dan irreversible

Kerusakan nefron ≥ Gagal Ginjal


90% Kronik
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
STADIUM DESKRIPSI LFG(ML/MENIT/1,73m2
I Kerusakan ginjal dengan LFG ≥90
normal / meningkat
II Kerusakan ginjal dengan 60-89
penurunan LFG ringan
III Penurunan LFG sedang 30-59
IV Penurunan LFG berat 15-29
V Gagal ginjal <15
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• HEMATOLOGI:
- Darah rutin
• KIMIA KLINIK
- Urine rutin -Ureum
- Kreatinin -Asam urat
- Kreatinin klirens - Elektrolit
- Albumin - AGD
• IMMUNOSEROLOGI
-Cystatin-C
Pemeriksaan urea / BUN
• Tujuan : untuk menetapkan kadar ureum pada
serum/plasma
• Prinsip : urea dihidrolisis oleh adanya air dan urease
menghasilkan amoniak dan karbondioksida. Reaksi
modifikasi barthelot ion ammonium bereaksi dengan
hypodorite dan salisilat untuk membentuk zat warna
hijau. Kenaikan absorbance pada 578 nm sebanding
dengan konsentrasi urea dalam sample.
Ureum + H2O + 2H-  urease 2NH4 + CO2
• Nilai rujukan : 10-50 mg/dl
KREATININ
• Tujuan : untuk menetapkan kadar kreatinin
pada serum/ plasma
• Prinsip : kreatinin dengan asam pikrat
membentuk kompleks orange merah dalam
larutan alkali. Absorbansi warna kompleks
ini sebanding dengan konsentrasi kreatinin
dalam darah.
• Nilai rujukan : laki “ = 0,6-1,1 mg/dl .
wanita = 0,5-0,9 mg/dl
CYSTATIN-C
• Tujuan : untuk
• Prinsip : cystatin-c manusia beraglutinasi
dengan partikel latex yang dilapisi/ dicoated
dengan anti cystatin-c antibodi. Agregat diukur
secara turbidimetri pada 546 nm.
• Nilai rujukan :
NATRIUM
• Tujuan : untuk mengetahui kadar natrium
dalam serum / plasma
• Prinsip : natrium di endapkan dengan mg-urasil
asetat uranilium yang tersisa dalam suspense
membentuk kompleks kuning coklat dengan
asam hioglikolotik. Absorbansi ini sebanding
dengan konsentrasi natrium dalam sampel.
• Nilai rujukan : 135-155 mmol/l
KALIUM

• Tujuan : untuk mengetahui kadar kalium dalam serum


/ plasma
• Prinsip : ion kalium dalam media protein bebas basa
bereaksi dengan protein natrium tetra phenilboron
untuk produk suspense keruh terdispersi halus
menjadi kalium tetraphenilboron. Kekeruhan yang
dihasilkan sebanding dengan konsentrasi potassium
dan dibaca secara fotometrical.
• Nilai rujukan : serum = 3,6-5,5 mmol/l
plasma = 4,0-4,8 mmol/l
KALSIUM

• Tujuan : untuk mengetahui kadar kalsium


dalam serum / plasma
• Prinsip : ion kalsium bereaksi dengan O-
chresolthphtein – complex dalam media
basa dari kompleks ungu. Absorbance
kompleks ini sebanding dengan konsentrasi
kalsium dalam sampel.
• Nilai rujukan : serum/plasma = 8,1-10,4
mg/dl atau 2,02 – 2,60 mmol/l
ALBUMIN

• Tujuan : untuk mengetahui kadar albumin


dalam serum / plasma
• Prinsip : globulin diendapkan dengan natrium
sulfit,dan albumin dalam fitrat ditentukan
dengan metode biuret pada penentuan
protein total.
• Nilai rujukan: 3,5-5,6 mg/dl
ASAM URAT

• Tujuan : untuk mengetahui kadar asam urat


dalam serum / plasma
• Prinsip : asam urat dioksdasi enzim uricase
membentuk alantoin CO2, dan peroksida dengan
bantuan enzim peroksidase, peroksida yang
terbentuk akan bereaksi dengan 4-
aminoantipyrine dan 3,5 diclorosulfonate
membentuk senyawa berwarna merah muda.
• Nilai rujukan : Pria 4,0-7,7 mg/dl
Wanita 2,5-5,5 mg/dl
KLIRENS KREATININ
• Tujuan : untuk mengukur faal filtrasi oleh glomeruli ginjal.
Rumus : Kl = U (mg/dl) x V (ml/24 jam)
P(mg/dl) x 1440 menit
Ket :
kl=klirens
V= jumlah urine yang dikemihkan dalam 24 jam selama tes
berlangsung
U= kadar zat kreatinin dalam urine
P= kadar zat kreatinin dalam plasma
• Nilai rujukan : sampai umur 45 tahun : 90-180 ml/menit.
• Rumus Kockcroft-Gault :
Pria
LFG(ml/menit/1,73 m2) = (140-umur)x berat badan
72 x kreatinin plasma (mg/dl)

Wanita
LFG(ml/menit/1,73 m2) = (140-umur)x berat badan x 0,85
72 x kreatinin plasma (mg/dl)
URINE RUTIN
• Tujuan : untuk mengetahui fungsi ginjal dan
mengetahui adanya infeksi pada ginjal/ saluran
kemih.
• Prinsip: strip dicelupkan kedalam urine, warna
strip untuk setiap kategori akan berubah sesuai
kandungan zat yang ada dalam urine dan
menunjukan keberadaan zat yang diperiksa atau
tinggi rendahnya zat dalam urine tsb.
• Nilai rujukan :
Leukosit,eritrosit,protein, pH (negative)
Bj= 1000-1030
MIKROSKOPIK URINE

• Tujuan : untuk mengetahui sedimen urine


secara mikroskopis
• Prinsip : untuk melihat adanya
elemen(sel,kristal dan sebagainya) dalam
urine,dilakukan pemeriksaan di bawah
mikroskop. Tindakan ini dilakukan dengan
pemusingan pada kecepatan tertentu dan
waktu tertentu sehingga elemen tersebut
terpisah dari supernatannya.
AGD
• Tujuan : untuk mengetahui atau mengevaluasi pertukaran oksigen,
karbondioksida dan status asam-basa dalam darah arteri.
• Prinsip : gas sampel yang diambil melalui probe akan masuk ke
setiap sel secara bergiliran dimana gas sampel akan dibandingkan
dengan gas standar melalui pemencaran sistem infra merah dan
menghasilkan perbedaan panjang gelombang yang dikonversi
receiver menjadi signal analog.
• Nilai rujukan:
pH= 7,35-7,45
PCO2 : 35-45 mmHg
PO2: 83-100 mmHg
HCO3- : 21-24 mmol/L
Hb: laki-laki=13,2-17,3 g/dl perempuan=11,7-155,5 g/dl
SO2 : 95-98%
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI HASIL
• Faktor diet
• Obat-obatan
• Merokok
• Alkohol
• Aktifitas fisik
• Umur
• Jenis kelamin.
PROBLEM SOLVING
Tahap pra analitik :
Persiapan alat,persiapan pasien, kelengkapan data
pasien, pengambilan sampel, penampungan
sampel, pemilihan jenis sampel dsb.
Tahap analitik :
Prosedur pemeriksaan,, pembacaan hasil,
penggunaan reagen yang tepat dsb.
Tahap pasca analitik :
Meliputi pencatatan hasil dan dokumentasi.
KESIMPULAN
• Gagal Ginjal Kronik merupakan keadaan
gangguan fungsi ginjal yang bersifat menahun
berlangsung progresif dan irrefersible (tidak
dapat kembali ke keadaan semula).
• Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk
mendiagnosa yakni : pemeriksaan
laboratorium diantaranya (Darah rutin, Urine
rutin, Ureum, Kreatinin, Asam urat, Cystatin C,
Kreatinin klirens, Elektrolit, Albumin, Analisa
Gas Darah.
DAFTAR PUSTAKA
• Robbins dkk volume 2 buku ajar patologi edisi
7
• mcPhee.stephen t
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai